PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau
konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang
membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang
merupakan suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi
karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada
genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter
fenotip atau karakter dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu
sel atau organisme, karakter fenotip seperti warna mata pada manusia atau
resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati pada
tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotif atau perubahan
urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.
Evolusi (evolution) sebagai penurunan dengan modifikasi, suatu
frasa yang digunakan oleh Darwin dalam mengajukan gagasan bahwa
spesies di Bumi merupakan turunan dari spesies nenek moyang yang
berbeda dari spesies yang ada saat ini. Evolusi juga dapat didefinisikan
secara sempit sebagai perubahan komposisi genetik suatu populasi dari
generasi ke generasi. Baik didefinisikan secara luas maupun sempit,kita
dapat memandang evolusi dari dua cara yang berkaitan namun berbeda:
sebagai suatu pola dan sebagai suatu proses. Pola dari perubahan
evolusioner diungkapkan data dari berbagai disiplin sains, termasuk
biologi,geologi,fisika, dan kimia. Data-data ini adalah hasil pengamatan
alam. Proses dari evolusi terdiri atas berbagai mekanisme yang
menghasilkan pola perubahan yang teramati. Memang kekuatan evolusi
sebagai teori pemersatu adalah kemampuanya untuk menjelaskan dan
menghubungkan sedemikian banyak hasil pengamatan tentang dunia
kehidupan.
2. RUMUSAN MASALAH1.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BEBERAPA
PENDAPAT
YANG
MENGAWALI
HUKUM
KETURUNAN
1. Ovisma, yaitu memiliki sifat keturunan adalah sel telur yang dihasilkan
induk betina.
2. Animalkulisma. Setelah alat mikroskop ditemukan dapat dibuktikan
bahwa dalam cairan yang di hasilkan oleh individu jantan terdapat
hewan-hewan kecil, yang pada waktu itu disebut animalkulus dan kini
dikenal dengan spematozoa. Ditegaskan bahwa di dalam spermatozoa
inialah terdapat sifat-sifat keturunan,sedangkan sel telur hanyalah
tempat berkembangnya spermatozoa.
3. Teori preformasi. Antoni van
Leeuwenhoek
(1632-173),
keturunan.
B. TEORI TENTANG PEWARISAN SIFAT PEROLEHAN
dengan
Lamarck,seorang
biologiwan
Perancis
yang
generasi berikutnya. Misteri lama tentang mana yang pertama kali muncul,
ayam atau telurnya,tidaklah menjadi persoalan bagi Weismann. Menurut
pendapatnya ayam hanyalah perantara bagi satu telur untuk menghasilkan
telur yang lain.
Ada ciri-ciri lain yang berbeda pada varietas ercis Mendel yakni
ukuran daun dan ukuran bunga. Sifat-sifat ini dapat ditelaahnya karena
menyulitkan pilihan dalam klasifikasi. Ukuran daun bunga sangat
beragam. Tidak hanya dua kategori yang berbeda. Jadi keputusan Mendel
untuk membatasi jangkauan percobaanya tentu saja merupakan faktor
penting dalam keberhasilanya.
D. PERCOBAAN MENDEL
Dalam salah satu percobaanya, Mendel menyilangkan varietas biji
bulat dengan varietas biji keriput. Generasi parental ini disebut generasi P.
Serbuk sari varietas biji bulat diserbuk pada putik varietas biji keriput.
Disilang berlawanan : serbuk dari benang sari varietas biji keriput
dioleskan pada putik varietas biji bulat. Dalam kedua kasus ini setiap biji
yang dihasilkan oleh bunga yang diserbuk silang ini bulat. Tidak ada bijibiji yang bentuknya pertengahan. (bentuk biji dan warna kotiledon
merupakan cici-ciri yang penting dan memberi kepuasan untuk ditelaah.
Bentuknya dapat ditentukan dalam musim yang sama dengan musim
ketika dilakukan penyerbukan. Bijinya merupakan generasi-generasi
berikutnya. Bentuk polong, panjang batang, dan warna bunga pada
generasi kedua baru dapat ditentukan pada musim berikutnya, ketika
bijinya berkecambah dan berkembang menjadi tumbuhan dewasa. Mendel
menamakan generasi kedua dengan generasi hibrid karena terjadi oleh
tumbuhan induk yang berlainan. Juga disebut generasi F1.
Mendel menanam semua biji bulat F1-nya; sebanyak 253 tanaman
F1 menjadi tumbuhan dewasa. Bunga-bunga F1 dibiarkan menyerbuk
sendiri. Sebenarnya, Mendel sedang menggunggulkan generasi F 1 (hibrid)
secara bersama-sama. Dari polong tumbuhan F1 ini, Mendel memperoleh
kembali 7324 biji, yaitu generasi F2. Dari sini diperoleh 5474 bulat dan
1850 keriput, sehingga menghasilkan nisbah 2,96:1.
Kemudian Mendel menanam sebagian dari kedua macam biji F 2.
Dari
bij
keriput,
ia
memelihara
tumbuhan
yang
menghasilkan
saja. Yang lainya, 372 tumbuhan, menghasilkan biji bulat dan biji keriput
dengan nisbah 3:1.
Apa arti penting fakta-fakta ini? Jelas, bila ercis biji bulat
disilangkan dengan ercis biji keriput, maka biji bulat meneruskan suatu
faktor pengendali kepada keturunnya (F1). Selanjutnya tidak peduli apakah
faktor biji bulat disediakan gamet jantan atau oleh telurnya. Pada kasus
masing-masing hasilnya sama saja.
Munculnya kembali ercis keriput pada generasi F 2 berarti bahwa
setidaknya beberapa dari tumbuhan F1,juga mengandung suatu faktor bagi
keadaan biji keriput. Akan tetapi, generasi F 1 keberadaanya itu tidak jelas.
Ciri-ciri yang diteruskan tanpa perubahan kepada generasi F 1 (misalnya
biji bulat) disebut Mendel dominan. Ciri-ciri yang tersembunyi dalam
F1,tetapi muncul kembali pada F2 (misalnya biji keriput) disebut resesif.
Gambar: Ercis biji bulat yang disilangakan dengan ercis biji keriput
E. HIPOTESIS MENDEL
Dalam usaha untuk menjelaskan fakta-fakta ini, Mendel membuat
asumsi. Asumsi ini kita namakan hipotesis,bukan merupakan observasi,
bukan pula fakta. Merupakan pernyataan yang jika benar akan
memberikan keterangan bagi hasil-hasil yang diamati.
Aumsi-asumsi itu ialah :
1. Pada setiap organisme ada sepasang faktor yang mengendalikan
munculnya sifat tertenru ( gen)
8
Orang
pertama
yang
mengadakan
percobaan
dikirim
ke
Universitas
Wina
untuk
belajar
ilmu
mulailah
ia
pada
tahun
1857
mengumpulkan
satu
dengan
lainnya
dan
melakukan
Eropa
dan
Amerika.Akan
tetapisetelah
para
ahli
menghargai
dan
menganggap
penting
hasil
10
berlangsung
beberapa
generasi
terus
11
Mendel
mengawinkan
tanaman
ercis
berbatang
keturunnan
pertama
seragam
berbatang
tanam-tanaman
keturunan
kedua
yang
menerangkanhasil
genetik
perlu
percobaan
dikenal
Mendel
terlebih
itu
dahulu
12
tt
TT
Kerdil
tinggi
gamet : tt
F1
gamet : TT
Tt
Tinggi
F1 x F1
Tt x
tinggi
Tt
tinggi
gamet : T
gamet : T
F2
TT
Tt
tinggi
tinggi
1
Tt
2
Tt
tinggi
kerdil
3
4
Sifat keturunan yang dapat kita amati/lihat (warna, bentuk,
ukuran)dinamakan fenotip. Sifat dasar yang tak tampak dan
13
merupakan
alel.
Tetapi
andaikan
adalah
gen
yang
kesimpulan
penting
dapat
diambil
dari
14
aa
albino
F1
AA
hitam
Aa
Hitam
AA
Aa
hitam
hitam
1
Aa
2
Aa
hitam
putih
(disingkat PTC).
Pp
x
pp
polydactyli
normal
15
F1
Pp
Pp
Polydactyli
Normal
Tt
Pengecap
gamet: T
t
Tt
pengecap
gamet : T
TT
Tt
Pengecap
Pengecap
1
Tt
2
Tt
Pengecap
buta kecap
metabolisme
pada
tubuh
manusia
yang
16
Th,
yang
homozigot
ThTh
menderita
Thalassemia
Thth x
Thalassemia
minor
ThTh
Thth
Thalassemi
Thalassemia
mayor
minor
(mati)
1
Thth
2
thth
17
Thth
Thalassemia
minor
Thalassemia
minor
normal
G. PERKAWINAN DIHIBRID
Pada berbagai contoh dimuka hanya diperhatikan satu sifat beda
saja, karena itu individu F1 disebut monohibrid. Tetapi dalam praktek dua
individu dapat mempunyai sifat beda lebih dari satu, misalnya
bedamengenai warna dan beda mengenai bentuk. Hasil pesilanganya (F 1)
dinamakan dihibrid.
Contohnya dapat diikuti pada hasil percobaan Mendel dengan
tanaman ercis. Pada bijinya terdapat 2 sifat berbeda yaitu, soal bentuk biji
dan warna biji. Kedua sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda
yaitu sbb:
B
b
K
K
=
=
=
=
18
keriput-
kuning1/16keriput-hijau
BBKK
BBkk
bbKK
bbkk
BBKk
Bbkk
bbKk
BbKK
BbKk
Jika diperhatikan dominansinya misalnya mengenai benruk
bijinya, maka didapatkan 76,08% bulat (315 + 108) dan 23,92%
keriput (101 + 32 ). Ini menunjukan perbandingan yang mendekati
3:1. Begitu pula mengenai warna bijinya didapatkan 74,82%
kuning (315 + 101) dan 25,18% hijau (108 + 32).
Apabila hasil mengenai dua sifat berbeda itu dikalikan akan
diperoleh perbandingan 9:3:3:1, yaitu sbb :
(3/4 bulat + 1/4 keriput)
(3/4 kuning + 1/4 hijau)
9/16 bulat-kuning + 3/16 bulat-hijau +
3/16 keriput-kuning + 1/16 keriput-hijau
Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil persilangan
dihibrid=hasil persilangan monohibridm 1 hasil persilangan
monohibrid II.Hasil persilangan dihibrid tersebut dapat pula
ditunjukan dengan suatu diagram persilangan.
P
BBKK
Bulat-kuning
19
bbkk
keriput-hijau
F1
gamet
BK
gamet : bk
BK
Bk
Bk
Bk
BK
Bk
bK
Bk
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
Bulat kuning
Bulat kuning
Bulat kuning
Bulat kuning
BBKk
BBkk
BbKk
Bbkk
Bulatkuning
Bulat hijau
Bulat kuning
Bulat hijau
BbKK
BbKk
bbKK
8
bbKk
bulat kuning
Bulat kuning
kriput kuning
10
11
BbKk
Bbkk
bbKk
12
Bbkk
Bulat kuning
Bulat hijau
keriput kuning
Keriput hijau
13
14
15
16
keriput
kuning
20
21 = 2
mikroskop
elektron,
karena
dapat
memberikan
sentromer,
yaitu
bagian
yang
membagi
22
terdiri
dari
44
autosom
dan
kromosom
protamin.Yang
membawa
keterangan
genetik
disingkat
ADN
sel
khususnya
atau
dari
makhluk
hidup
dalam
beberapa
virus
didalam
kromosom.Molekul
nukleus,
ADN
juga
terutama
dalam
ditemukan
didalam
12
gram.Banyaknya ADN
pada
ayam
ialah
2,5
pg.
Spermatozonya
24
contoh,
sel-sel
hati
yang
bersifat
tetraploid
(4n)
sedikit.
Pada
umumnya
banyaknya
ADN
mitikondria
berbentuk
dan
plastida
lingakaran.Dalam
molekul
sel-sel
yang
ADN
berinti
Darwin
)berpendapat
(termasuk
bahwa
mahluk
kakek
hidup
25
tetapi,
pemahaman
kitasekarang
mengenai
genetika
buku
tenteng
alam
ia
memancing,
berburu,
dan
26
sebagian
waktunya
di
darat,
mengamati
dan
dari
batang
termuda.ujung
yang
bersama
ranting-ranting
menuju
tersebut
ranting-ranting
mencerminkan
cabang
dari
titik
tersebut.
Dalam
upaya
untuk
manapun
juga,
karana
ia
telah
menyadari
bahwa
27
tidak
bermakna
kecuali
dalam
konteks
evolusi.
organisme
dewasa.
Misalnya,
pada
suatu
titik
pada
29
30
31
kromosom,
seringkali
membahayakan
namun
dengan menjabarkan lungkang gen (gene pol), yang terdiri dari semua alel
untuk semua lokus pada semua individu dari semua populasi tersebut. Jika
hanya ada satu alel untuk satu lokus tertentu dalam suatu populasi, alel
tersebut di katakana tetap (sixed) dalam lungkang gen, dan semua individu
homogizot bagi alel tersebut namun jika ada dua alel atau lebih untuk
lokus tertentu dalam suatu populasi, individu dalam populasi bisa
homozigot atau heterzigot.Setiap alel memiliki frekuensi (proporsi) dalam
populasi. Sebagei contoh bayangkan populasi 500 tumbuhan bunga liar
dengan gerak alel, CR dan CW ,untuk suatu lokus tertentu yang mengode
pigmen bunga alel-alel ini menunjukan domonasi tak sempurna dengan
demikian, setiap genotype memiliki fenotipe yang berbeda. Tumbuhan yan
homozigot bagi alel CR (CR CR) menghasilkan pigmen merah danmemiliki
bunga merah, tumbuhan yang homozigot bagi alel C W (CW CW) tidak
menghasilkan pigman merah dan memiliki bunga putih. Sementara
heterozigot (CR Cw) menghasilkan beberapa pigman merah dan memiliki
bunga merah muda.
N. PRINSIP HARDY-WEINBERG
Salah satu cara mengkaji apakah seleksi alam atau factor-faktor
lain yang menyebabkan evolusi pada lokus tertentu adalah dengan
menentukan susunan genetic suatu populasi jika populasi tidak berevolusi
pada lokus tersebut. Kita kemudian dapat membandingkan sekenario itu
dengan data dari populasi sesungguhnya.Jika tidak ada perbedaan.Kita
dapat menyimpilkan bahwa populasi sunguhan tidak berevolusi, apabila
ada perubahan kita dapat menyimpulkan bahwa populasi sungguhan
berevolusi.
1. Ekuilibrium Hardy-Weinberg
Lungkan gen dari suatu populasi yang tidak berevolusi dapat
dijabarkan melalui prinsip hardy weinbreg. Yang dinamai menurut
nama oleh seorang ahli matematika dari inggris dan dokter asal jerman
yang secara terpisah merumuskanya pada 1908. Prinsip ini
menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotype dalam suatu populasi
akan tetap konstan dari generasi kegenerasi. Asalkan hanya segregasi
mendelian dan rekomindasi alel yang bekerja. Lungkang gen semacam
33
34
semacam
itu
karana
badai
tidak
membedakan
saat
alel yang lain mungkin terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, dan
beberapa di antaranya justrun tidak ada sama sekali. Hanyutan genetik
yang terus berlangsung dapat memiliki efek yang penting pada
lungkang gen hingga populasi menjadi cukup besar sehingga, peristiwa
kebetulan memberi efek lebih kecil. Meskipun sustu populasi yang
telah melewati leher botol pada ahirnya kembali ke ukuran semula,
fariasi genetiknya mungkin tetap rendah dalam waktu yang lamawarisan dari hanyutan genetik yang terjadi ketika populasi tersebut
masih berukuran kecil. Satu alasan pentingnya memahami efek leher
botol adalah bahwa tindakan manusia terkadang menciptakan leher
botol yang sangat sempit bagi spesies lain.
3. Aliran gen
Seleksi alam dan hanyutan genetik bukan sekadar fenomena yang
memengaruhi frekuensi. Frekuensi alel juga dapat berubah akibat
aliran gen (gene fllow), transfer alel ke dalam atau ke luar dari
populasi akibat pergerakan individu yang pertil atau gametnya.
Sebagei contoh, anggaplah bahwa didekat populasi awal bunga liar
hipotesis kita terdapat populasi lain yang terutama terdiri dari individu
berbunga putih. Serangga pembawa polen dari tumbuhan ini mungkin
terbang dan menyerbuki tumbuhan pqda populasi awalkita alel-alel CW
yang di introduksikan akan memodifikasi frekuensi alel populasi awal
kita pada generasi berikutnya.Karena alel di pertukarkan di antara
populasi, aliran gen cenderung mengulangi perbedaan genetik di antara
populasi. Jika ini cukup ekstensif, aliran gen dapat menyebabkan
populasi disekitarnya menyatu menjadi populasi tunggal dengan satu
lumpang gen bersama. Misalnya, manusia saat ini berpindah ke tempat
manapun di dunia dengan lebih bebas dari pada di masa lalu.
Akibatnya, perkawinan lebih umum di antara anggota populasi yang
sebelumnya cukup terisolasi. Hasil dari aliran gen tersebut telah
menjadi agen perubahan efolusioner yang semakin penting dalam
populasi manusia.
36
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Secara garis besar setiap spesies hasil perubahan secara turun
temurun terus mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganya, suatu
ketika akan dihasilkan turunan yang bervariasi dan mengarah pada
terbentuknya spesies baru.
Kromosom tersusun atas dua unsur, yaitu DNA dan protein histon.
B. SARAN
Tentunya makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
37
DAFTAR PUSTAKA
Suryo.2012.Genetika untuk strata 1.Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press.
Elrod,Susan.L, and William D.Stansfield.2006.GENETIKA, Edisi
Keempat.Jakarta:Penerbit Erlangga
Campbell, Neil A. 2009.Biologi (Edisi ke sembilan jilid 2). Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama
Rven,P.H dan Johnson,G.B.1999. Biology. Edisi ke-5. Boston: McGraw-Hill
https://id.wikipedia.org/wiki/Genetika diakses pada 20 Oktober 2015
https://erikarianto.wordpress.com/2008/01/01/persilangan-monohibrid di akses
pada 23 November 2015
38
39