Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau
konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang
membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang
merupakan suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi
karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada
genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter
fenotip atau karakter dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu
sel atau organisme, karakter fenotip seperti warna mata pada manusia atau
resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati pada
tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotif atau perubahan
urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.
Evolusi (evolution) sebagai penurunan dengan modifikasi, suatu
frasa yang digunakan oleh Darwin dalam mengajukan gagasan bahwa
spesies di Bumi merupakan turunan dari spesies nenek moyang yang
berbeda dari spesies yang ada saat ini. Evolusi juga dapat didefinisikan
secara sempit sebagai perubahan komposisi genetik suatu populasi dari
generasi ke generasi. Baik didefinisikan secara luas maupun sempit,kita
dapat memandang evolusi dari dua cara yang berkaitan namun berbeda:
sebagai suatu pola dan sebagai suatu proses. Pola dari perubahan
evolusioner diungkapkan data dari berbagai disiplin sains, termasuk
biologi,geologi,fisika, dan kimia. Data-data ini adalah hasil pengamatan
alam. Proses dari evolusi terdiri atas berbagai mekanisme yang
menghasilkan pola perubahan yang teramati. Memang kekuatan evolusi
sebagai teori pemersatu adalah kemampuanya untuk menjelaskan dan
menghubungkan sedemikian banyak hasil pengamatan tentang dunia
kehidupan.
2. RUMUSAN MASALAH1.

a. Hipotesis dan percobaan apa saja yang di lakukan Mendel untuk


mengetahui Genetika?
b. Bagaimana asal-usul kehidupan?
c. Apa saja bahan-bahan genetik?
3. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui ilmu genetika pada manusia
b. Untuk mengetahui asal-usul kehidupan
c. Untuk mengetahui bahan-bahan genetik

BAB II
PEMBAHASAN

A. BEBERAPA

PENDAPAT

YANG

MENGAWALI

HUKUM

KETURUNAN
1. Ovisma, yaitu memiliki sifat keturunan adalah sel telur yang dihasilkan
induk betina.
2. Animalkulisma. Setelah alat mikroskop ditemukan dapat dibuktikan
bahwa dalam cairan yang di hasilkan oleh individu jantan terdapat
hewan-hewan kecil, yang pada waktu itu disebut animalkulus dan kini
dikenal dengan spematozoa. Ditegaskan bahwa di dalam spermatozoa
inialah terdapat sifat-sifat keturunan,sedangkan sel telur hanyalah
tempat berkembangnya spermatozoa.
3. Teori preformasi. Antoni van

Leeuwenhoek

(1632-173),

Swamerdam(1637-1680) dan Bonnet (1720-1793) melalui mikroskop


yang masih amat sederhana merasa seolah-olah ada makhluk hidup
berbentuk manusia kecil hidup di dalam spermatozoa. Anggapan ini
juga di dukung oleh para ahli lainya, dengan demikian teori preformasi
memiliki anggapan bahwa calon manusia itu sudah terdapat
sebelumnya, yaitu di dalam gamet-gamet.
4. Teori epigenis yang diakui oleh Wolff (1733-1794) dan Von
Baer(1792-1876). Teori ini mengatakan bahwa spermatozoa maupun
sel telur tidak memiliki susunan seperti yang dikemukakan teori
preformasi, melainkan sel telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa
akan mengadakan pertumbuhansedikit demi sedikit.
5. Teori pangenesis yang dikemukakan oleh Charles Darwin (18091882). Dia mengatakan bahwa di dalam kelamin terdapatlah tunastunas, yang akhirya akan tumbuh menjadi makhluk baru setelah sel
6.

telur dibuahi oleh spermatzoa.


Teori plasma benih yang dikemukakan oleh August Weismann (18341914). Dikatakan bahwa gamet itu tidak dibentuk oleh jaringan tubuh,
meliakan jaringan khusus. Berhubungan dengan itu kerusakan pada
salah satu jaringan tidak akan mempengaruhi gamet sehingga
kerusakan pada jaringan tubuh itu tidak akan diwariskan kepada

keturunan.
B. TEORI TENTANG PEWARISAN SIFAT PEROLEHAN

Teori hanya mengatakan bahwa sifat-sifat yang diperoleh induknya


selama masa hidupnya dapat diturunkan kepada keturunanya. Teori ini
digabungkan

dengan

Lamarck,seorang

biologiwan

Perancis

yang

menggunakanya dalam upaya menerangkan banyak penyesuaian yang


mencolok pada alam sekitarnya yang diperlihatkan tumbuhan dan hewan.
Ilustrasinya yang paling terkenal adalah jerapah. Ia memastikan bahwa
leher panjang jerapah itu berkembang perlahan-lahan sebagai akibat
generasi jerapah mengulurkan lehernya untuk mencari daun-daun di
pohon.
Walau dilakukan usaha berulang-ulang untuk membuktikan bahwa
perubahan dalam tubuh yang diperoleh suatu individu dapat diturunkan
kepada keturunanya,namun belum ditemukan bukti untuk hal itu.
Percobaan yang paling awal untuk mencoba pertanyaan itu dengan
memotong ekor tikus. Meski setelah bergenerasi pemotongan ekor
tersebut, tikus muda dilahirkan dengan ekor yang sama panjangnya seperti
biasanya. Sebenarnya, para pelaksana percobaan dapat melihat sekeliling
untuk melihat pembenaran temuan-temuanya. Para pemelihara domba
telah lama menghilangkan ekor domba dari generasi ke generasi,tetapi
proses masih harus dilakukan dengan setiap generasi baru. Bahkan ketika
dilakukan usaha-usaha yang lebih canggih untuk mengubah sifat turuntemurun dengan mengubah lingkungan,hal itu tidak dapat dilakukan.
Biologiwan Jerman yang bernama Weismann menyatakan
pemikiran ini dalam bentuk teorinya tentang kesinambungan plasma
nutfah. Organisme multiseluler,menurut teori ini, terdiri dari sel-sel
penghasil gamet atau germplasma atau plasma nutfah dan sel-sel sisa
tubuh itu dapat disebut somoplasma atau plasma tubuh. Weismann
menganggap plasma nutfah itu abadi,suatu rantai yang tidak putus dari
gamet dan embrio langsung kembali ke asal kehidupan. Pada setiap
generasi, embrio yag berkembang dari zigot itu tidak saja menyisihkan
sedikit plasma nutfah untuk generasi selanjutnya, tetapi juga akan
membentuk sel-sel yang akan berkembang menjadi tubuh,plasma
nutfah,menjaga bahwa plasma nutfah terlindungi, terjamin makananya,
dan tersedia bagi plasma nutfah lawan jenisnya agar dapat membentuk

generasi berikutnya. Misteri lama tentang mana yang pertama kali muncul,
ayam atau telurnya,tidaklah menjadi persoalan bagi Weismann. Menurut
pendapatnya ayam hanyalah perantara bagi satu telur untuk menghasilkan
telur yang lain.

Gambar: hipotesis Weismann yang benar bagi kebanyakan hewan, namun


tidak demikian bagi tumbuhan
Inti kebenaran Weismann dipraktikan pada 1909 oleh W.Ecastle
dan John C.Philips, mereka berasal dari Amerika. Mereka mengeluarkan
ovarium dari marmot albino dan ditukarkan dengan marmot hitam.
Kemudian marmot albino dikawinkan dengan jantan albino. Bukanya
mendapat marmot albino sebagaimana diharapkan, melaikan anak-anaknya
itu hitam. (mengawinkan marmot albino dengan marmot hitam selalu
menghasilkan marmot hitam). Denah perkawinan telur-telur belum diubah
karena pematangan didalam tubuh hewan berlainan.
C. TEORI MENDEL: LATAR BELAKANG
Teori mengenai pewarisan sifat pertama kali dikemukakan oleh
pendeta Austria yang bernama Gregor Mendel. Dari tahun 1858 sampai

1866, Mendel bekerja di kebun gerejanya di kota Brunn(kini Brno),


bertanam ercis dan memeriksa keturunan-keturunanya.
Keputusan Mendel menggunakan tanaman ercis sangat tepat.
Tanaman itu dapat tumbuh cepat. Sebagaimana umumnya tanaman polong,
daun dan bunganya menutupi seluruh organ-organ seksnya. Benang sari
menghasilkan serbuk sari (gamet jantan ) dan putik menghasilkan telur
(gamet betina). Serangga dapat masuk kedalam organ-organ seks, dan
terjadi penyerbukan sendiri. Mendel membuka kuncup-kuncupnya dan
membuang benang sari sebelum menjadi masak. Kemudian dengan
menaburkan serbuk sari dari tanaman lain pada putik,maka dapat
berlangsung penyerbukan silang.

Gambar: Gregor Mendel (1822-1884)


Pilihanya tanaman ercis tepat karena terdapat banyak varietas yang
berlainan secara nyata. Beberapa menghasilkan (setelah kering) biji-biji
keriput. Yang lain menghasilkan biji mulus, bulat. Beberapa lagi bijinya
memebentuk kotiledon kuning. Beberapa membentuk polong hijau; yang
lain polongnya kuning. Ciri-ciri berpasangan ini (tiga lainya) dipilih
Mendel untuk ditelaah karena mudah dibedakan dari generasi-kegenerasi
tanaman itu. Artinya,selama dipelihara secara penyerbukan sendiri
varietas-varietas ini terus mengasilkan keturunan yang identik dengan
induknya dalam sifat-sifat yang sedang ditelaah.

Ada ciri-ciri lain yang berbeda pada varietas ercis Mendel yakni
ukuran daun dan ukuran bunga. Sifat-sifat ini dapat ditelaahnya karena
menyulitkan pilihan dalam klasifikasi. Ukuran daun bunga sangat
beragam. Tidak hanya dua kategori yang berbeda. Jadi keputusan Mendel
untuk membatasi jangkauan percobaanya tentu saja merupakan faktor
penting dalam keberhasilanya.
D. PERCOBAAN MENDEL
Dalam salah satu percobaanya, Mendel menyilangkan varietas biji
bulat dengan varietas biji keriput. Generasi parental ini disebut generasi P.
Serbuk sari varietas biji bulat diserbuk pada putik varietas biji keriput.
Disilang berlawanan : serbuk dari benang sari varietas biji keriput
dioleskan pada putik varietas biji bulat. Dalam kedua kasus ini setiap biji
yang dihasilkan oleh bunga yang diserbuk silang ini bulat. Tidak ada bijibiji yang bentuknya pertengahan. (bentuk biji dan warna kotiledon
merupakan cici-ciri yang penting dan memberi kepuasan untuk ditelaah.
Bentuknya dapat ditentukan dalam musim yang sama dengan musim
ketika dilakukan penyerbukan. Bijinya merupakan generasi-generasi
berikutnya. Bentuk polong, panjang batang, dan warna bunga pada
generasi kedua baru dapat ditentukan pada musim berikutnya, ketika
bijinya berkecambah dan berkembang menjadi tumbuhan dewasa. Mendel
menamakan generasi kedua dengan generasi hibrid karena terjadi oleh
tumbuhan induk yang berlainan. Juga disebut generasi F1.
Mendel menanam semua biji bulat F1-nya; sebanyak 253 tanaman
F1 menjadi tumbuhan dewasa. Bunga-bunga F1 dibiarkan menyerbuk
sendiri. Sebenarnya, Mendel sedang menggunggulkan generasi F 1 (hibrid)
secara bersama-sama. Dari polong tumbuhan F1 ini, Mendel memperoleh
kembali 7324 biji, yaitu generasi F2. Dari sini diperoleh 5474 bulat dan
1850 keriput, sehingga menghasilkan nisbah 2,96:1.
Kemudian Mendel menanam sebagian dari kedua macam biji F 2.
Dari

bij

keriput,

ia

memelihara

tumbuhan

yang

menghasilkan

(penyerbukan sendiri) panen biji (F3). Keseluruhanya adalah tipe keriput.


Dari biji bulat,ia menanam 565 biji dan menghasilkan panen F 3 dengan
penyerbukan sendiri. Dalam hal ini,193 tanaman menghasilkan bji bulat
7

saja. Yang lainya, 372 tumbuhan, menghasilkan biji bulat dan biji keriput
dengan nisbah 3:1.
Apa arti penting fakta-fakta ini? Jelas, bila ercis biji bulat
disilangkan dengan ercis biji keriput, maka biji bulat meneruskan suatu
faktor pengendali kepada keturunnya (F1). Selanjutnya tidak peduli apakah
faktor biji bulat disediakan gamet jantan atau oleh telurnya. Pada kasus
masing-masing hasilnya sama saja.
Munculnya kembali ercis keriput pada generasi F 2 berarti bahwa
setidaknya beberapa dari tumbuhan F1,juga mengandung suatu faktor bagi
keadaan biji keriput. Akan tetapi, generasi F 1 keberadaanya itu tidak jelas.
Ciri-ciri yang diteruskan tanpa perubahan kepada generasi F 1 (misalnya
biji bulat) disebut Mendel dominan. Ciri-ciri yang tersembunyi dalam
F1,tetapi muncul kembali pada F2 (misalnya biji keriput) disebut resesif.

Gambar: Ercis biji bulat yang disilangakan dengan ercis biji keriput

E. HIPOTESIS MENDEL
Dalam usaha untuk menjelaskan fakta-fakta ini, Mendel membuat
asumsi. Asumsi ini kita namakan hipotesis,bukan merupakan observasi,
bukan pula fakta. Merupakan pernyataan yang jika benar akan
memberikan keterangan bagi hasil-hasil yang diamati.
Aumsi-asumsi itu ialah :
1. Pada setiap organisme ada sepasang faktor yang mengendalikan
munculnya sifat tertenru ( gen)
8

2. Organisme tersebut mendapat faktor-faktor ini dari induknya, satu


dari masing-masing.
3. Setiap faktor ini diteruskan sebagai unit tersendiri lagitidak
berubah. (biji keriput pada generasi F2 tidak kurang keriputnya
daripada yang dihasilkan generasi P, kendatipun faktor-faktor yang
mengendalikan sifat ini telah dilakukan pada generasi F1 biji bulat)
4. Bilamana sel-sel reproduksi (sperma atau telur) dipersiapkan, maka
faktor-faktor itu berpisah dan disebarkan sebagai unit-unit pada
setiap gamet. Pernyataan ini sering disebut hukum Mendel yang
5.

pertama, hukum segregasi.


Jika suatu organisme mempunyai dua faktor berbeda untuk ciri
tertentu,satu mungkin dinyatakan untuk peniadaan sama ssekali
yang lainya. Kini istilah yang dipakai ialah alela untuk mempertela
bentuk alternatif suatu gen yang mengendalikan sifat tertentu. Jadi,
dalam hal ynag dibahas, ada dua alela (biji bulat dan biji keriput)
dari gen yangmengendalikan bentuk biji.
Seberapa jauh hipotesis ini menerangkan fakta-fakta yang
diamati? Menurut skema Mendel,tanaman generasi P biji bulat
tangkar murni mengandung dua gen identik untuk biji bulat. Kita
tentukan RR. Tanaman biji keriput tangkar-murni mengandung dua
dari biji gen keriput, yaitu rr. Kita katakan bahwa tumbuhan P
masing-masing itu homozigot bagi sifatnya masing-masing. Dalam
pembentukan gamet-gamet, maka gen-gen itu berpisah. Karean
gengen itu sama pada tanamn masing-masing. Dalam pembentukan
gamet-gamet, maka gen-gen itu berpisah. Karena gen-gen itu sama
pada tanaman masing-masing, maka semua gamet pada suatu
tanaman itu sama. Nukleus sperma atau telur yang manapun dari
tanaman biji bulat akan membawa alel R. Sama halnya, gamet dari
tanaman biji keriput manapun akan membawa alel r.Zigot satusatunya yang dapat terbentuk apabila kedua varietas ini disilangkan
akan mengandung kedua-duanya Rr. Jadi membawa salah satu dari
kedua alel. Kita katakan tanaman F1 adalah heterozigot. Semua biji

F1 bulat menurut Mendel.


F. PERKAWINAN MONOHIBRID

Orang

pertama

yang

mengadakan

percobaan

perkawinan silang ialah GREGOR MENDEL, seorang rahib


Austria yang hidup pada tahun 1822 1884 di sebuah
biara laki laki di kota kecil Brunn. Dia datang di biara itu
pada tahun 1843 sebagai anak miskin. Dalam tahun 1851
ia

dikirim

ke

Universitas

Wina

untuk

belajar

ilmu

pengetahuan alam, tetapi ia tidak mendapatkan nilaibaik


untuk fisika dan matematika. Ketika ia kembali ke kota
Brunn

mulailah

ia

pada

tahun

1857

mengumpulkan

beberapa jenis ercis ( Pisum sativum)untuk di pelajari


perbedaanya

satu

dengan

lainnya

dan

melakukan

percoban perkawinan silang pada tamanan ercis itu.


Setelah untuk kurang lebih tujuh tahun lamanya, setelah
tujuh tahun kuliah mengadakan pengamatan secara teliti
dan seksama, maka pada tahun 1865 ia membawa hasil
percobaanya pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan
oleh Pengetahuan Alam di Brunn. Pada tahun 1866 karya
ilmiah Mendel itu dicetak oleh perhimpunan tersebut, yang
kemudian menyebarluaskannya ke berbagai perpustakaan
di

Eropa

dan

Amerika.Akan

tetapisetelah

para

ahli

mendengar dan membaca karya ilmiah tersebut, tak


seorangpun di antara mereka pada abad ke -19 itu yang
dapat

menghargai

dan

menganggap

penting

hasil

percobaan Mendel.Baru kira-kira 40 tahun kemudian, yaitu


pada permulaan abad ke -20, publikasi Mendel itu diakui
kebenarannya oleh para biologiwan De Vries (Belanda,
1900), Correns (Jerman, 1900) dan Tschermak (Austria,
1900), yang bekerja sendiri-sendiri di negaranya masingmasing.Sejak itulah Mendel dinyatakan sebagai pencipta
atau Bapak Genetika.
1. Dominansi

10

Mendel telah memilih tanaman ercis untuk percobaanya


karena :
a. Tanaman ini hidupnya tidak lama (merupakan
tanaman setahun), mudah tumbuh dan mudah
disilangkan.
b. Memiliki bunga sempurna, artinya pada bunga itu
terdapat benang sari (alat jantan) dan putik (alat
betina), sehingga biasanya terjadi penyerbukan
sendiri. Perkawinan silang dapat berlangsung asal
dengan pertolongan orang. Penyerbukan sendiri
yang

berlangsung

beberapa

generasi

terus

menerus akan menghasilkan alur murni, yaitu


keturunan pemisahan dengan perbandingan kirakira 3/4yang selalu memiliki sifat keturunan yang
sama dengan induknya.
c. Tanaman ini memiliki tujuh sifat perbedaan yang
mencolok, seperti batang tinggi lawan kerdil, buah
polongan berwarna hijau lawan kuning, bunga
berwarna ungu lawan putih, bunganya terletak
aksial (sepanjang batang) lawan terminal (pada
ujung batang), biji yang masak berwarna hijau
lawan kuning, permukaan biji licin lawan berkerut,
warna kulit biji abu-abu lawan putih.
Diwaktu Mendel hidup belum diketahui tentang bentuk
dan susunan sifat keturunan. Mendel menyebut bahan
keturunnan itu

faktor penentu. tetapi kini faktor

penentu itu lebih dikenal dengan istilah gen. Dengan


ditemukannya kromosom (yaitu benda-benda halus
berbentuk batang lurus atau bengkok di dalam sel),
maka Wilhem Roux (1883) berpendapat bahwa kromoso
adalah faktor pembawa keturunan.

11

Mendel

mengawinkan

tanaman

ercis

berbatang

tinggi dengan yang berbatang kerdil, maka semua


tanaman

keturunnan

pertama

seragam

berbatang

tinggi.Suatu tanda bahwa sifat tinggi mengalahkan sifat


kerdil.Sifat demikian disebut sifat dominnan, sifat yang
dikalahkan disebut resesif.Ketika tanaman-tanaman
keturunan pertama tadi dibiarkan menyerbuk sendiri
didapatkan

tanam-tanaman

keturunan

kedua

yang

memperlihatkan pemisahan dengan perbandingan kirakira batang tinggi: batang kerdil.


Untuk
secara

menerangkanhasil
genetik

perlu

percobaan

dikenal

Mendel

terlebih

itu

dahulu

penggunaan beberapa simbol (tanda), seperti:


P = induk/ orangtua (asal dari bahasa Latin parens
= orangtua).
F = keturunan (asal dari bahasa latin fillus).
Maka F1 = keturunanpertama; F2 keturunan ke
dua
= tanda kelamin jantan
= tanda kelamin betina
Gen biasanya diberi simbol dengan huruf pertama
dari suatu sifat. Gen dominan dinyatakan dengan huruf
besar, sedang resesif oleh huruf kecil. Misalnya:
T = simbol untuk gen yang menentukan batang
tinggi.
t = simbol untuk gen yang menentukan batang kerdil.

12

Oleh karena tanaman itu merupakan individu yang


diploid, maka simbol tanaman ditulis dengan huruf
dobel. Misalnya:
TT = simbol untuk tanaman berbatang tinggi.
Tt = simbol untuk tanaman berbatang kerdil.
Percobaan Mendel tersebut

di atas dapat diikuti

secara genetik seperti diagram pada gambar.


P

tt

TT

Kerdil

tinggi

gamet : tt
F1

gamet : TT
Tt
Tinggi

F1 x F1

Tt x

tinggi

Tt

tinggi

gamet : T

gamet : T

F2
TT

Tt

tinggi

tinggi

1
Tt

2
Tt

tinggi

kerdil

3
4
Sifat keturunan yang dapat kita amati/lihat (warna, bentuk,
ukuran)dinamakan fenotip. Sifat dasar yang tak tampak dan

13

tetap. (artinya tidak berubah-ubah karena lingkungan) pada


suatu individu dinamakan genotip. (misalnya TT, tt).
Anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh
berlawanan disebut alel. Misalnya T menentukan sifat tinggi
pada batang, sedangkan t menentukan batang kerdil.Maka T dan
t

merupakan

alel.

Tetapi

andaikan

adalah

gen

yang

menentukan warna merah pada bunga, maka T dan R bukan alel.


Homozigot ialah individu yang genotipnya terdiri dari alel
yang sama (misalnya TT , tt), sedangakan heterozigot adalah
individu yang genotipnya terdiri dari pasangan alel yang tidak
sama (misalnya Tt). Homozigot dapat dibedakan atas homozigot
dominan (TT) dan homozigot resesip (tt).
Beberapa

kesimpulan

penting

dapat

diambil

dari

perkawinan dua individu dengan suatu sifat beda. Yaitu :


1. Semua individu F1 adalah seragam
2. Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka individu F1
memiliki fenotip seperti induknya yang dominan.
3. Pada waktu individu F1yang heterozigot itu membentuk
gamet terjadilah pemisahan alel, sehingga gamet hanya
memiliki satu alel saja.
4. Jika dominasi ampak sepenuhnya, maka perkawinan
monohibrid (Tt x Tt) menghasilkan keturunan yang
memperlihatkan perbandingan fenotip 3:1 (yaitu
tinggi : kerdil), tetapi memperlihatkan perbandingan
genotip 1:2:3 (yaitu TT : 2/4 Tt tt).
2. Perkawinan monohibrid pada hewan
Contohnya pada marmot. Rambut marmot (seperti
juga pada manusia, tikus, dll) ada hitam dan ada yang
putih Marmot yang normal adalah yang berrambut hitam,
disebabkan karena memiliki dominan A. Jika anak-anaknya
ini kawin sesamanya didapatkan keturunan F2 yang

14

memperlihatkan perbandingan fenotip hitam : 1 albino.


Perbandingan genotipnya adalah 1 AA : 2 Aa : 1 a
P

aa

albino
F1

AA

hitam
Aa

Hitam
AA

Aa

hitam

hitam

1
Aa

2
Aa

hitam

putih

3. Perkawinan monohibrid pada manusia


Pada manusia telah diketahui cukup banyak sifat
herediter (turun temurun), misalnya albino/bulai.
Berikut ini diberikan beberapa contoh:
a. Jari lebih (polydactyli) ditentukan oleh gen dominan P,
sedang alelnya resesip p menentukan jari normal.
b. Suatu bahan kimia sintetis Phenyl thiocarbamida
P

(disingkat PTC).

Pp
x

pp

polydactyli

normal

15

F1
Pp

Pp

Polydactyli

Normal

Dapat digunakan untuk menyelidiki apakah orang dapat


merasakan rasa pahit atau tidak.Orang yang dapat mengecap
rasa pahit (taster), sedangyang tidak mersa apa-apa (tawar
saja) disebut buta kecap (nontaster). Kemampuan untuk
merasakan rasa pahit ditemukan oleh gen dominan T, sehingga
seorang pengecap dapat mempunyai genotip TT atau Tt. Alelnya
resesip t menyebabkan orang tidak dapat merasakan pahit dan
karena itulah orang buta kecap memiliki tt.

Tt

Pengecap
gamet: T
t

Tt
pengecap

gamet : T

TT

Tt

Pengecap

Pengecap

1
Tt

2
Tt

Pengecap

buta kecap

c. Kencing manis (Diabetes mellitus), ialah suatu


penyakit

metabolisme

pada

tubuh

manusia

yang

disebabkan oleh karena pankreas kurang menghasilkan

16

insulin, sehingga kadar gula dalam darah tinggi sekali


dan sebagian dibuang melalui air kencing.
d. Thalassemia, ialah penyakit darah bawaan (keturunan)
yang menyebabkan sel darah merah (eritrosit) pecah
(hemolisis).
Thalassemia berdasarkan keparahannya dibedakan atas 2
macam:
1. Thalassemia mayor, ini sangat parah dan biasanya
menyebabkan kematian pada bayi.
2. Thalassemia minor, ini tidak begitu parah, tetapi
biasanya memerlukan berkali-kali transfusi darah.
Thalassemia ditentukan oleh gen dominan

Th,

sedangkan alelnya resesip th menentukan sifat normal.


Orang

yang

homozigot

ThTh

menderita

Thalassemia

mayor, yang heterozigot Thth menderita Thalassemia


minor, sedangkan orang sehat bergenotip thth. Penderita
Thalassemia mayor tidak

pernah dijumpai sampai umur

dewasa, sebab biasanya sudah meninggal diwaktu bayi


atau kanak-kanak,

jadi apabila dalam suatu keluarga

didapatkan penderita Thalassemia minor dapat dipastikan


bahwa kedua orangtuanya adalah penderita Thalassemia
pula.
P

Thth x

Thalassemia
minor
ThTh

Thth

Thalassemi

Thalassemia

mayor

minor

(mati)
1
Thth

2
thth

17

Thth

Thalassemia
minor

Thalassemia
minor

normal

G. PERKAWINAN DIHIBRID
Pada berbagai contoh dimuka hanya diperhatikan satu sifat beda
saja, karena itu individu F1 disebut monohibrid. Tetapi dalam praktek dua
individu dapat mempunyai sifat beda lebih dari satu, misalnya
bedamengenai warna dan beda mengenai bentuk. Hasil pesilanganya (F 1)
dinamakan dihibrid.
Contohnya dapat diikuti pada hasil percobaan Mendel dengan
tanaman ercis. Pada bijinya terdapat 2 sifat berbeda yaitu, soal bentuk biji
dan warna biji. Kedua sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda
yaitu sbb:
B
b
K
K

=
=
=
=

gen untuk biji bulat


gen untuk biji keriput
gen untuk biji kuning
gen untuk biji hijauJadi bentuk bulat dan warna
kuning adalah dominan.

Jika tanaman ercis berbiji bulat-kuning homozigotik (BBKK).


Disilangkan dengan tanaman ercis berbiji keriput-hijau (bbkk), maka
semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman-tanaman F 1 ini
dibiarkan menyerbuk sendiri, maka tanaman ini akan membemtuk 4
macam gamet baik jantan maupun betina, masing-masing dengan
kombinasi BK,Bk,bK dan bk. Akibatnya dari F2 diharapkan 4 4 = 16
kombinasi, yang terdiri atas 4 macam fenotip, yaitu tanaman berbiji
bulat-hijau (3/16 bagian), berbiji keriput-kuning (3/216 bagian) dan
berbiji keriput hijau (1/16 bagian). Dua diantara keempat fenotip itu
serupa dengan induknya semula, yaitu yang berbiji bulat-kuning dan
yang berbiji keriput-hijau. Sedang dua fenotip lainya merupakan hasil
baru, yaitu berbijji bulat hiju dan yang berbiji keriput-kuning .

18

Data sebenarnya yang didaptkan Menddel dalam percobaanya


ialah:
315 tanaman berbiji bulat-kuning (BBKK,BBKk,BbKk,BbKk)
108 tanaman berbiji bulat-hijau (BBkk,Bbkk)
101 tanaman berbiji keriput-kuning (bbKK,bbKk)
32 tanaman berbiji keriput-hijau (bbkk)
Angka-angka tersebut menunjukan suatu perbandinga yang
mendekati 9:3:3:1.
Gambar
P = Bulat-kuning (BBKK)
Keriput-hijau (bbkk)
F1 = Bulat-kuning (BbKk)
F2 = 9/16 bulat-kuning 3/16Bulat-hijau 3/16

keriput-

kuning1/16keriput-hijau
BBKK
BBkk
bbKK
bbkk
BBKk
Bbkk
bbKk
BbKK
BbKk
Jika diperhatikan dominansinya misalnya mengenai benruk
bijinya, maka didapatkan 76,08% bulat (315 + 108) dan 23,92%
keriput (101 + 32 ). Ini menunjukan perbandingan yang mendekati
3:1. Begitu pula mengenai warna bijinya didapatkan 74,82%
kuning (315 + 101) dan 25,18% hijau (108 + 32).
Apabila hasil mengenai dua sifat berbeda itu dikalikan akan
diperoleh perbandingan 9:3:3:1, yaitu sbb :
(3/4 bulat + 1/4 keriput)
(3/4 kuning + 1/4 hijau)
9/16 bulat-kuning + 3/16 bulat-hijau +
3/16 keriput-kuning + 1/16 keriput-hijau
Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil persilangan
dihibrid=hasil persilangan monohibridm 1 hasil persilangan
monohibrid II.Hasil persilangan dihibrid tersebut dapat pula
ditunjukan dengan suatu diagram persilangan.
P

BBKK

Bulat-kuning

19

bbkk
keriput-hijau

F1

gamet

BK

gamet : bk

Macam gamet yang dibentuk:


: BK,Bk,bK,bk
: BK,Bk,bK,bk
F2

BK

Bk

Bk

Bk

BK

Bk

bK

Bk

BBKK

BBKk

BbKK

BbKk

Bulat kuning

Bulat kuning

Bulat kuning

Bulat kuning

BBKk

BBkk

BbKk

Bbkk

Bulatkuning

Bulat hijau

Bulat kuning

Bulat hijau

BbKK

BbKk

bbKK

8
bbKk

bulat kuning

Bulat kuning

kriput kuning

10

11

BbKk

Bbkk

bbKk

12
Bbkk

Bulat kuning

Bulat hijau

keriput kuning

Keriput hijau

13

14

15

16

keriput
kuning

Berdasarkan data hasil percobaanya itu Mendel menyusun


hukumnya ke II. Hukum Mende II disebut hukum pengelompokangen
secara bebas(dalam bahasa Inggri; The Law og Independent Assorment of
Genes ). Hukum ini meyatakan bahwa ge0gen dari sepasang alel memisah
secara bebas ketika berlangsung pembelahan deduksi (meiosis) pada
waktu pembentukan gamet-gamet. Oleh karena itu pada contoh dihibrid itu
terjadilah 4 macam pengelompokan dari dua pasang gen yaitu :
a. Gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gmet BK

20

b. Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk


c. Gen b mengelompokan dengan gen K, terdapat dalam gamet Bk
d. Gen b mengelompokan dengan gen k, terdapat gamet bk.
1. Semidominansi dalam dihibrid
Perkawinan dihibrid menjelaskan perkawinan dengan perbandingan
fenotip 9:3:3:1. Juga telah diketahui bahwa hasil perkawinan dihhibrid = hasil
perkawinan monohibrid 1 hasil perkawinn monohibrid II. Pada
semidominansi (arti dominansi tidak nampak penuh, sehingga ada sifat
intermedier) maka hasil perkawinan monohibrid mengahsilkan keturunan
dengan perbandingan 1:2:1 1:2:1 = 1:2:1:2:4:2:1:2:1.
2. Perhitungan Matematika
Dari pelajaran di muka dapat disusunbeberapa rumus untuk diterapkan
pada berbagai kejadian seperti :
a. Meramal banyaknya macam gamet yang dapat dibentuk hibrid.Untuk ini
menggunakan rumus 2nAngka 2 menunjukan bahwa setiap pasang alel
akan terjadi dua macam gamet, sedangkan n menunjukan jumlah
pasangan alel atau banyaknya sifat beda. Jadi ;
1. Monohibrid (Aa) menghasilkan 2n = 21 = 2 macam gamet (A
dan a)
2. Dihibrid (AaBb) menghasilkan 2n = 22 = 4 macam gamet
(Ab,Ab,aB,ab)
b. Meramal banyaknya kombinasi dalam F2;
Digunakan rumus (2n)2. Jadi :
1. Perkawinan monohibrid (Aa Aa) menghasilkan (2 n)2 = (21)2 = 4
kombinasi,ia;ah AA,Aa,Aa,aa.
2. Perkawinan dihibrid (AaBb AaBb) menghasilkan (2n)2 = (22)2 =
16 kombinasi
c. Meramal banyaknya fenotip dalam F2
Digunakan rumus 2n. Jadi:
1. Perkawinan monohibrid (Aa Aa) menghasilkan 2 n = 21= 2fenotip
yang dinyatakan oleh A dan a.
2. Perkawinan dihibrid (AaBb AaBb) menghasilkan 2 n = 22 = 4
fenotip yang diramalkan oleh AB,Ab,aB dan ab.
d. Meramal banyaknya individu yang genotip dan fenotipnya persis
hibridnya, digunkan rumus 2n. Jadi:
1. Perkawinan monohibrid (Aa Aa) menghsilkan 2n = 2n = 21= 2
Individu yang persis hibridnya,ialah Aa dan Aa.
2. Perkawinan dihibrid (AaBb AaBb) menghasilkan 2n = 22= 4
21

e. Meramal banyaknya individu yang Homozigotik.


Digunakan rumus 2n ,jadi :
1. Perkawinan monohibrid (Aa Aa) menghasilkan 2n

21 = 2

individu homozigot ialah AA dan aa.


2. Perkawinan dihibrid (AaBb AaBb) menghasilkan 2 n = 22 = 4
individu homozigot.
H. KROMOSOM

Gambar: keterkaitan antara DNA, Kromosom dan Gen

Dalam sel yang sedang membelah, kromosom biasanya


dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa.Akan
tetapi unuk mempelajari strukturnya halus harus digunakan
sebuah

mikroskop

elektron,

karena

dapat

memberikan

perbesaran jauh lebih kuat.Salah satu bagian dari kromosom


dinamakan

sentromer,

yaitu

bagian

yang

membagi

kromosom menjadi dua lengan.


Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatis ( sel tubuh,
kecuali sel kelamin ) mengandung sel kromosom yang
diterimanya dari kedua induk/orangtua. Kromosom-kromosom

22

yang bersal dari induk betina bentuknya serupa dengan yang


berasal dari induk jantan.Maka sepasang kromosom itu disebut
kromosom homolog.Karena itu jumlah kromosom dalam sel
tubuh dinamakan diploid (2n).Sel kelamin (gamet) hanya
mengandung setengah dari jumlah kromosom yang terdapat di
dalam sel somatis, karena itu jumlah kromosom dalam gamet
dinamakan haploid (n).Satu sel kromosom haploid dari suatu
spesies dinamakan genom. Jumlah kromosom yang dimiliki
berbagai macam makhluk tidak sama (manusia 46, marmot
64, kucing 38, anjing 78, sapi 60, kera 48, lalat rumah 12,
ayam 78, padi 24, jagung 20, ercis 14). Tetapi jumlah
kromosom yang dimiliki tiap makhluk pada umumnya tidak
berubah selama hidupnya.
Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom tubuh)
dan kromosom kelamin (kromosom seks).Kecuali beberapa
hewan tertentu, maka kebanyakan makhluk memiliki sepasang
kromosom kelamin dan sisanya merupakan autosom.Lalat
buah (Drosophila melanogaster) yang sering digunakan
untuk penyelidikan genetika mempunyai 8 kromosom, terdiri
dari 6 autosom dan 2 kromosom kelamin.Manusia memiliki 46
kromosom,

terdiri

dari

44

autosom

dan

kromosom

kelamin.Kromosom itu tersusun atas nukleoprotein, yaitu


persenyawaan antara asam nukleat (asam organik yang
banyak terdapat didalam inti sel) dan protein seperti histon
dan/atau

protamin.Yang

membawa

keterangan

genetik

hanyalah asam nukleat saja. Asam nukleat dibedakan atas:

I. ASAM DEOKSIRIBONUKLEAT (ADN)


Asam deoksiribonukleat atau

disingkat

ADN

merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada


makhluk hidup, yang membawa keterangan genetik dari
23

sel

khususnya

atau

dari

makhluk

hidup

dalam

keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.


1. Sejarah
Molekul ADN pertama-tama diisolir oleh F.Miescher
(1869) dari sel spermatozoa dan dari nukleus sel-sel
darah merah burung. Akan tetapi ia tidak dapat
mengenal sifat kimianya yang pasti dan menamakannya
sebagai nuklein. Dalam tahun 1880 Fischer dapat
mengenal adanya zat-zat primidin dan purin didalam
asam nukleat. Kossel menemukan 2 piramidin (yaitu
sitosin dan timin) dan 2 purin (yaitu adenin dan guanin)
di dalam asam nukleat itu, sehingga mendapatkan
hadiah nobel dalam tahun 1910.
2. Terdapatnya
Semua makhluk hidup kecuali

beberapa

virus

memiliki ADN.Di dalam sel, bagian terbesar dari ADN


terdapat

didalam

kromosom.Molekul

nukleus,
ADN

juga

terutama

dalam

ditemukan

didalam

mitokondria, plastida dan sentriol.Pada paramecium,


Tetrahymena, Amoeba proteus, amphibia dan pakupakuan, molekul ADN terdapat dalam dasar sitoplasma.
3. Pengandungan ADN dari nukleus
Bayaknya ADN biasanya diukur dengan pikogram,
yaitu suatu mikrounit dari berat. Satu pklogram ( 1 pg )
10

adalah sama dengan

12

gram.Banyaknya ADN

konstan dari sel ke sel dan dari spesies ke spesis.


Sebagai contoh, banyaknya ADN dari berbagai sel
diploid

pada

ayam

ialah

2,5

pg.

Spermatozonya

ternyata hanya mengandung setengah (kira-kira 1,25


pg) dari banyaknya ADN dalam sel diploid. Banyaknya
ADN

dari sebuah sel juga berhubungan erat dengan

sifat diploid atau jumlah kromosom dari sel itu. Sebagai

24

contoh,

sel-sel

hati

yang

bersifat

tetraploid

(4n)

mengandung ADN dua kali lipat daripada banyaknya


ADN

didalam sel diploid.Diantara makhluk-maklhuk

Avertebrata, spons dan Coelenterata mengandung ADN


paling

sedikit.

Pada

umumnya

banyaknya

ADN

bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Banyaknya


variasi itu tergantung pula dari banyaknya spesies,
misalnya pada mamalia terdapat lebih sedikit variasi
dibandingkan dengan pada ikan, Amphibia dan burung.
4. Morfologi
Molekul ADN dari sel-sel dengan nukleus sejati
mempunyai bentuk sebagai benang lurus dan tak
bercabang, sedangkan pada sel-sel tanpa nukleus
sejati,

mitikondria

berbentuk

dan

plastida

lingakaran.Dalam

molekul

sel-sel

yang

ADN
berinti

sejati, beberapa orang peneliti menemukan molekul


ADN dari berbagi ukuran yaitu 50-60 u (solari,1965),
500 u (Cairus,1966) dan 1,6-1,8 mm (Huberman dan
Rggs,1966).
5. Susunan kimiawi dari ADN
ADN terdiri dari 3 macam molekul, yaitu sbb:
a.
Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribo
b.
Asam pospat
c.
Basa nitrogen, yang dapat dibedakanatas
dua tipe dasar:
1. Pirimidin , basa ini dibedakan lagi atas
sitosin (S) dan timin (T)
2. Purin, basa ini dibedakan lagi atas adenin
(A) dan guanin (G).
J. PENURUNAN DENGAN MODIFIKASI
1. Hipotesis Lamarck tentang Evolusi
Pada abad ke-18, sejumlah naturalis
Darwin,Erasmus

Darwin

)berpendapat

(termasuk

bahwa

mahluk

kakek
hidup

beerevolusi seiring perubahan lingkunan. Namun hanya satu

25

pendahulu Charles Darwin yang mengajukan mekanisme bagei mana


mahluk hidup berubah seiring waktu: ahli biologi prancis jean-babtise
de Lamarck (1744-1829). Sayangnya Lamarck kini di ingat bukan
bukan karna pikiran visionernya yang menyatakan bahwa perubahan
evolusi menjelaskan pola pada vosil dan kecocokan organisme dengan
lingkungannya,namun karna ia mengajukan mekanisme yang salah
satu menjelaskan bagaimana evolusi terjadi.Lamarck menerbitkan
hipotesisnya pada 1809, tahun ketika Darwin dilahirkan.Dengan
membandingkan spesies hidup dan bentuk fosil, Lamarck menemukan
sesuatu yang tampaknya merupakan sejumlah garis keturunan.
Masing-masing keturunan merupakan rangkaian kronologis dari fosil
yang lebih tua ke fosil yang lebih muda dan mengarah ke spesies yang
masih ada saat ini. Ia menggunakan temuannya menggunakan dua
prinsip . Prinsip pertama dalah digunakan atau di buang (use and
disuse), gagasan bahwa bagian tubuh yang sering di gunakan menjadi
lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan menjadi
lemah.Lamarck juga mengira bahwa evolusi terjadi karana organisme
memiliki dorongan bawaan untuk menjadi lebih kompleks. Darwin
menolak gagasan ini, namun ia juga menduga bahwa variasi muncul
dari proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang di peroleh.
Akan

tetapi,

pemahaman

kitasekarang

mengenai

genetika

menggugurkan mekanisme ini, tidak ada bukti bahwa karakteristik


yang di pereleh dapat di wariskan melalui cara yang di ajukan oleh
lemarck.
2. Penelitian Darwin
Charles Darwin (1809-1882) dilahirkan di sheroubury, inggris
barat. Sejak kecil ia sudah ertarik oleh alam,jika tidak sedang
membaca

buku

tenteng

alam

ia

memancing,

berburu,

dan

mengumpulkan serangga.ayah Darwin seorang dokter beranggapan


anaknya tidak punya masa depan sebagei seorang naturalis dan
mengirim Charles ke sekolah kedokteran edinbruhg namun Charles
beranggapan bahwa kedokteran membosankan, dan oprasi ketika
metode membiuskan belum ditemuka merupakan hal yang megerikan.

26

Ia berhenti dri sekolah kedokteran dan mendftar ke Cambridge


unifersiti dengan niat untuk jadi pendeta (saat itu inggris banyak ahli
sain yang merangkap sebagei pendeta.)
a. Pelayaran Beagle
Darwin bertolak dari inggeris dengan beagle pada desemberb 1831.
Misi utama perjalanan itu adalah memetakan pesisir amerika yang
kurang di ketahui .sementara awak kapal mensurvei pesisir, Darwin
menghabiskan

sebagian

waktunya

di

darat,

mengamati

dan

mengumpulkan ribuan tubuhan dan hewan amerika selatan. Ia


mengamati ciri-ciri tumbuhan dan hewan yang dapat membuat mereka
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang beraneka ragam, seperti
hutan lembab di berazil, padang rumput yang luas di argentina, dan
puncak pegunungan andes yang menjulang.
b. The origin of Spesies
Di dalam bukunya Darwin mengembangkan dua gagasan utama,
bahwa penurunan dengan modifikasi menjelaskan kesatuan dan
keanekaragaman mahluk hidup, dan bahwa seleksi alam menyebabkan
kecocokan antara organisme dengan lingkunganya
c. Penurunan dengan modifikasi
Dalam edisi pertama the origin of spesies, Darwin tidak pernah
menggunakan kata evolusi (walaupun kata terahir dalam buku tersebut
adalah evolved). Ia lebih banyak membahas penurunan modifikasi,
frasa yang merangkum pandanganya tentang kehidupan. Darwin
memandang sejarah kehidupan sebagei sebuah pohon, dengan banyak
cabang

dari

batang

termuda.ujung

yang

bersama

ranting-ranting

menuju

tersebut

ranting-ranting
mencerminkan

keanekaragaman organisme yang ada saat ini. Setiap percabangan dari


pohon mencerminkan nenek moyang dari semu garis evolusi yang
kemudian

cabang

dari

titik

tersebut.

Dalam

upaya

untuk

mengklasifikasi mahlik hidup, Linnaeus menyadari bahwa sejumlah


organisme memilikikemiripan yang lebih banyak dari pada organisme
lain, namun ia tidak mengaitkan kemiripan tersebut dengan evolusi.
Bagei

manapun

juga,

karana

ia

telah

menyadari

bahwa

keanekaragaman luar biasa dari organisme dapat di susun kedalam

27

kelompok dibawah kelompok (ungkapan Darwin), sistem Linnaeus


sangat sesuai dengan hipotesis Darwin. Bagi Darwin, hierarki
Linnaean mencerminkan sejarah percabangan dari pohon kehidupan,
dengan organisme dari tingkat yang berbeda berkerabat melalui
penurunan dari nenek moyang bersama.
K. EVOLUSI DIDUKUNG OLEH SAINTIFIK YANG MELIMPAH
Dalam the origin of spesies, Darwin mengumpulkan berbagai macam
bukti untuk mendukung konsep penurunan dengan modifikasi. Tetap saja
seperti yang ia akui sendiri ada cotoh-contoh yang tidak memiliki bukti
kkunci. Misalnya darwi menyebut asal-usul tumbuhan berbunga sebagai
misteri menyebalkan dan ia mengeluh tentang kurangnya fosil yang
menunjukan bageimana kelompok-kelompok organisme .
1. Pengamatan Langsung Perubahan Evolusioner
Para ahli biologi telah mendokumentasi perubahan evolusioner
dalam ribuan penelitian saintifik.
Predasi dan Warna pada Gupi : Penyelidikan Saintifik
Predator (organisme yang memakan spesies lain ataumangsa)
merupakan kekuatan bersar dalam pembentukan adptasi sumber
makananya. Predator kemungkinan besar memakan individu mangsa
yang kurang mampu menghindari deteksi, melrian diri atau
mempertahankan diri.Selama bertahun-tahun, jhon endler dari
unifersity of kely fornia, santa barbara, mempelajari dampak predator
pada bukti (Poecilia reticulata),ikan air twar kecil yang mungkin anda
kenali sebagei ikan peliharaan di akuarium endler mengamati bahwa di
antara populasi dua pilihan di Trinidat, pola warna gupi jantan
sedemikian bervariasi hing tidak ada duaekor jan tan dewasa yang
mirip. Warna yang amat bervariasi ini di kontrol oleh sejumlah gen
yang secara alamiah hanya di ekspresikan pada jantan dewasa. Gupi
betina tertarik pada jantan dengan warna cerah. Betina lebih sering
memilih kawin dengan jantan semacam itu daripada yang bewarna
suram.
2. Homologi
Tipe ke tiga dari bukti evolisi berasal dari analisis kesamaan antara
organisme yang berbeda. Evolusi adalah proses penurunan dengan
28

modifikasi: karakteristik yang ada pada organisme nenek moyag


berubah (melalui sleksi alam pada keturunanya seiring waktu ketika
organisme berhadapan dengan kondisi lingkuungan tyang berbedabeda. Kesamaan yang berasal dari nenek moyang bersama di kenal
sebagai homologi.
a. Homologi anatomi dan molekuler
Pandangan evolusi sebagai proses pemodelan ulang menghasilkan
perkiraan bahwa spesies yang berkerabat dekat seharusnya memiliki
ciri yang sama dan memang demikiaan adanya. Spesies yang meraka
juga memiliki banyak kesamaan ciri lain sejumlah kesamaan ciri itu
nyaris

tidak

bermakna

kecuali

dalam

konteks

evolusi.

Membandingkan tahap awal perkembangan spesies hewan yang


berbeda mengungkap homologi anatomis tambahan yang tidak terlihat
pada

organisme

dewasa.

Misalnya,

pada

suatu

titik

pada

perkembanganya, semua embrio vertebrata memiliki ekor yang terletak


posterior terhadap (di belakang) anus, juga struktur yang di sebut
kantong faringeal (tekak).Sejumlah homologi yang paling menarik
terkait dengan struktur sisa yang kurang penting, bahkan mungkin
tidak ada, bagi suatu organisme. Strukrur vestigial (vestigial
structure) tersebut merupakan sisa ciri yang berperan penting pada
nenek moyang organisme tersebut. Misalnya, pada kerangka sejumlah
ular terdapat sisa-sisa panggul dan tulang kaki dari nenek moyang
yang berjalan dengan kaki.
b. Evolusi konfergen
Walapun organisme yang berkerabat dekat memiliki kesamaan
karakteristik akibat dari garis keturunan bersama, organisme yang
berkerabat jauh juga bias mirip satu sama lain karana alasan yang
berbeda. Evolusi konvergen (convergent evolution) evolusi mandiri
dari ciri-ciri yang serupa pada garis keturuna yang berbeda.
3. Biogeografi
Tipe bukti keempat yang mendukung evolusi adalah biobiografi
(biobiography), distribusi geografis dari spesies, distribusi geografis
dari organisme di pengaruhi oleh banyak factor, temasuk hanyutan
banua (continental drift), pergerakan lambat benua seiring waktu.

29

Sekitar 250 juta tahun silam, gerakan-gerakan ini menyatukan semua


massa daratan bumu menjadi satu banua besar, disebut pangaea.
Sekitar 200 juta tahun lalu, Pangaea mulai terpecah-pecah.Pada 20 juta
yang lalu, banua-banua yang kita kenal sekarang berada beberapa
kilometer jauhnya dari posisi saat ini.Kita juga dapat menggunakan
pemahaman kita tentang evolusi untuk menjelaskan data biografis.
Misalnya, pulau-pulau biasanya memiliki banyak spesies hewan dan
tumbuhan yang endemic (endemic), yang artinya tidak di temukan
ditempat lain di dunia. Namun, seperti yang di jabarkan Darwin dalam
the origina of species, kebanyakan spesies penghuni pulau berkerabat
dekat dengan spesies yang hidup di daratan utama terdekat atau pulau
yang terdekat.Para penghuni ini pada ahirnya memunculkan spesies
baru sewaktu beradaptasi dengan lingkungan yang baru.Walaupun
teori darwi mencantumkan keanekaragaman kehidupan pada prosesproses alami, produk evolusi yang beraneka ragam tetap saja elegan
dan memberi inspirasi. Seperti yang di tulis Darwin dalam kalimat
terahir the origin of species ada kebesaran dalam pandangan tentang
kehidupan ini di mana bentu yang tak berahir yang paling indah dan
menakjubkan telah, dan sedang, berevolusi.
L. EVOLUSI POPULASI
Mutasi dan reproduksi seksual menghasilkan variasi genetik yang
memungkinakan evolusi terjadi.
Dalam the origin of species, Darwin menyediakan bukti yang
melimpah bahwa kehidupan di bumi telah berevolusi seiring waktu, dan ia
mengajukan seleksi alam sebagei mekanisme utama perubahan tersebut.
Darwin juga menekankan nilai penting dari perbedaan yang terwariskn di
antara individu-individu. Ia tahu bahwa seleksi alam tidak akan biasa
menyebabkan perubahan evolusioner kecuali jika individu memiliki
perbedaan dalam karakteristik yang di wariskan. Namun Darwin tidak
dapat menjelaskan dengan tepat tentang bageimana organisme meneruskan
sifat yang terwariskan pada keturunannya.Hanya beberapa tahun setelah
Darwin menerbitkan the origin of species, gregol mendel menulis sebuah
makalah terobasan tentang pewarisan sifat pada tumbuhan ercis. Dalam

30

makalah tersebut, mendel mengajukan model pewarisan pertikulat, yang


menyatakan bahwa organisme meneruskan unit pewarisan diskret
(sekarang di sebut gen) pada keturunanya. Walaupun Darwin tidak pernah
elajar tentang gen. makalah mendel membuka jalan tentang pemahaman
tentang perbedaan genetic yang mendasari evolusi. Disini kita akan
menkaji perbedaan-perbedaan genetic semacam itu sekaligus dua proses
penyebabnya, mutasi dan reproduksi seksusal.
1. Variasi Genetik
Setiap orang memiliki genotip yang unik, yang tercermin di dalam
variasi fenotipi individual, misalnya ciri-ciri wajah, tinggi, dan
suara.Variasi individual terjadi pada semua spesies.Selain perbedaan
yang dapat kita lihat dan dengar, spesies memiliki variasi genetic yang
luar biasayang hanya dapat termati pada tingkat molekuler.Misalnya,
anda tidak dapat mengidentifikasi golongan darah seorang (A, B, AB,
atau O) hanya dari wujud fisiknya, namun golongan darah dan banyak
karakter yang terwariskan lainya bervariasi di antara individuindividu.Fenotipe adalah produk dari genotype yang terwariskan dan
berbagei pengaruh lingkungan.Satu contohnya pada manusia, para
binaragawan merubah fenotipe mereka seca drastic, namun tidak
mewariskan otot besar mereka ke genersi berikutnya.Hanya bagian
genetik dari variasi yang dapat memiliki konsekuensi evolusioner.
Variasi dalam satu populasi
Karakter yang bervariasi dalam suatu populasi bias bersifat diskret
atau kuantitatif. Karakter diskret, misalnya warna bunga ungu atau
putih pada tumbuhan ercis Mendel.Dapat di golongkan berdasarkan
prinsip ya atau tidak (setiap tumbuhan memiliki bunga ungu saja atau
putih saja). Banyak karakter diskret di tentukan oleh satu lokus dan
gen tunggal dengan alel-alel berbeda yanga menghasilkan fenotipe
berbeda. Akan tetapi kebanyakan variasi terwarikan melibatkan
karakter kuantitatife yang bervariasi dalam sutu kontum dalam
populasi. Variasi kuantitatiife yang terwariskan biasanya merupakan
hasil dari pengaruh dua ataulebih gen dan pada satu karakter fenotip.
Dengan mempertimbangkan karakter diskret maupun
kuantitatif, para ahlimbiologi dapat mengukr variasi genetic dalam

31

suatu populasi pada tingkat ke seluruhan gen (variabilitas gen) dan


tingkat molkular DNA (variabilitas nukleotida).
2. Mutasi
Sumber pamungkas dari alel-alel baru adalah mutasi, perubahan
dalam sekuens nukleotida dari DNA suatu organisme.
Mutasi yang Mengubah Jumlah atau Sekuens Gen
Perubahan kromosoma yang melenyapkan, mengacaukan,
atau menyusun ulang banyak lokus sekaligus hamper pasti
membahayakan. Akan tetapi, suatu mutasi bersekal besar semacam
itu tidak mengubah gen, efeknya pada organisme mungkin netral.
Dalm sejumlah peristiwa langka, penyusun ulang kromosom
bahkan bias menguntungkan misalnya, trans lokasi salah satu
bagian dari suatu kromosom ke kromosom yang berbeda mungkin
mengaitkan segmen DNA dalam satu cara yang mendatangkan
evek positif.
Salah satu sumber penting dari variasi berawal ketika gengen terduplikasi akibat kesalahan dalam meiosis (misalnya, pindahsaling yang tak setara). Kesalahan replikasi DNA akibat polimirase
yang tergelincir (slippage), atau aktifitas elemen trans posabe.
Duplikasi segmen kromosom yang berukuran besar, seperti pada
penyimpanan

kromosom,

seringkali

membahayakan

namun

duplikasi potongan DNA yang lebih kecil mungkin tidak akan


membahayakan. Duplikasi gen yang tidak memiliki evek parah
dapat bertahan selama beberapa generasi, memungkinkan mutasi
untuk terakumulasi. Hasilnya adalah genom yang memanjang
dengan lokus-lokus baru yang mungkin memperoleh fungsi-fungsi
baru.
M. LUNGKANG GEN DAN FREKUENSI ALEL
Populasi adalah seklompok individu dari sepesies yang sama hidup
di wilayah yang sama dan ssaling mengawini sehingga menghasilkan
keturunan yang fertile. Populasi-populasi yang berbeda dari satu spesies
dapat terisolasi secara geografis satu sama lain. Sehingga pertukaran
materi jarang terjadi isolasi semacam itu umum pada spesies yang hidup di
pulau-pulau yang ter pisah sangat jauh atau di danaau-danau yang
berbeda.Kita dapat mencicirkan susunan genetik dari suatu populasi
32

dengan menjabarkan lungkang gen (gene pol), yang terdiri dari semua alel
untuk semua lokus pada semua individu dari semua populasi tersebut. Jika
hanya ada satu alel untuk satu lokus tertentu dalam suatu populasi, alel
tersebut di katakana tetap (sixed) dalam lungkang gen, dan semua individu
homogizot bagi alel tersebut namun jika ada dua alel atau lebih untuk
lokus tertentu dalam suatu populasi, individu dalam populasi bisa
homozigot atau heterzigot.Setiap alel memiliki frekuensi (proporsi) dalam
populasi. Sebagei contoh bayangkan populasi 500 tumbuhan bunga liar
dengan gerak alel, CR dan CW ,untuk suatu lokus tertentu yang mengode
pigmen bunga alel-alel ini menunjukan domonasi tak sempurna dengan
demikian, setiap genotype memiliki fenotipe yang berbeda. Tumbuhan yan
homozigot bagi alel CR (CR CR) menghasilkan pigmen merah danmemiliki
bunga merah, tumbuhan yang homozigot bagi alel C W (CW CW) tidak
menghasilkan pigman merah dan memiliki bunga putih. Sementara
heterozigot (CR Cw) menghasilkan beberapa pigman merah dan memiliki
bunga merah muda.
N. PRINSIP HARDY-WEINBERG
Salah satu cara mengkaji apakah seleksi alam atau factor-faktor
lain yang menyebabkan evolusi pada lokus tertentu adalah dengan
menentukan susunan genetic suatu populasi jika populasi tidak berevolusi
pada lokus tersebut. Kita kemudian dapat membandingkan sekenario itu
dengan data dari populasi sesungguhnya.Jika tidak ada perbedaan.Kita
dapat menyimpilkan bahwa populasi sunguhan tidak berevolusi, apabila
ada perubahan kita dapat menyimpulkan bahwa populasi sungguhan
berevolusi.
1. Ekuilibrium Hardy-Weinberg
Lungkan gen dari suatu populasi yang tidak berevolusi dapat
dijabarkan melalui prinsip hardy weinbreg. Yang dinamai menurut
nama oleh seorang ahli matematika dari inggris dan dokter asal jerman
yang secara terpisah merumuskanya pada 1908. Prinsip ini
menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotype dalam suatu populasi
akan tetap konstan dari generasi kegenerasi. Asalkan hanya segregasi
mendelian dan rekomindasi alel yang bekerja. Lungkang gen semacam

33

itu disebut berada dalam ekuilibrium hardy-wainbreg (hardyweinbreg equilibrium).


2. Menerapkan prinsip hardy-weinbreg
Untuk menerapkan equilibrium hardy-weinbreg kita harus berasumsi
bahwa mutasi PKU tidak diintroduksikan kedalam populasi (kondisi
1), dan bahwa orang-orang tidak memiliki pasangan berdasarkan ada
tidaknya gen PKU pada calon pasanganya atau orang umumnya tidak
kawin dengan kerabat dekatnya (kondisi 2). Kita harus mengabaikan
efek apa apapun dari perbedaan kesintasan dan keberhasilan
reproduktif di antara genotype-genotipe PKU (kondisi 3) dan
berasumsi bahwa tidak ada efek hayutan genetikbelum selesai
O. SELEKSI ALAM, HAYUTAN GENETIK, DAN ALIRAN GEN
DAPAT MENGUBAH FREKUENSI ALEL DALAM POPULASI
1. Seleksi alam
Kita sekarang mengetahui bahwa seleksi menyebabkqn alel-alel
yang di teruskan kegenerasi berikutnya dalam proporsi yang berbeda
dengan proporsi pada generasi saat ini misalnya, lalat buah drosophila
melanogaster memiliki satu alel yang menyebabkan esistansi terhadap
sejumlah insektisida, termasuk DDT. Frekuensi alel ini 0% dalam galur D.
Melano ghaster laboratorium yang berasal dari lalat yang di kumpulkan
dari alam bebas pada awal 1920 an, sebelum penggunaan DDT akan tetapi
pada galur yang berasal dari lalat yang di kumpulkan pada 1920 (setelah
20 tahun atau lebih penggunaan DDT). Frekuensi alel tersebut sebesar
37% kita dapat menyimpulkan bahwa alel ini mungkin muncul akibat
mutasi antara 1930 dan 1960, atau alel ini sudah ada pada populasi tahun
1930 namun sangat jarang. Pada khasus manapun peningkatan frekuensi
alel yang teramati kemungkinan besar terjadi karanaDDt merupakan racun
kuat yang merupakan kekuatan selektif yang hebat pada populasi lalat
yang ter papar insektisida tersebut.
2. Hanyutan genetik
Jika anda melempar koin 1000 kali hingga 700 kali hasil gambar
700 kali dan angka 300 kali muungkin menyebabkan anda curiga pada
koin tersebut. Namun jika anda hanya melempak koin 10 kali, hasil
gambar 10 kali dan angka 3 kali tidak akan mengejutkan. Semakin sedikit

34

jumlah lemparan koin,semakin besar pula kemungkinannya bahwa faktor


kebetulan merupakan satu-satunya alasan dari penyimpangan hasil yang di
perkirakan dalam khasus ini, perekdisi kita adalah hasil gambar dan angka
harusnya sama besarnya. Peristiwa kebetulan juga dapat menyebabkan
frekuensi alel ber flugtuasi secara tak terduga dari satu generasi ke
generasi berikutnya, terutama dalam populasi yang kecil-suatu proses yang
di namakan hanyutan genetik (genetic drift)
1. Efek pendiri
Ketika segelintir individu terisolasi dari populasi yang lebih benar,
kelompok yang lebih kecil ini dapat mendirikan populasi baru dengan
lungkang gen yang berbeda dari populasi sumber. Hal ini di sebut efek
pendiri (founder effec). Efek pendiri bisa terjadi, misalnya, ketika
sedilkit anggota populasitertiup badai ke sebuah pulau baru. Hanyutan
genetik saat peristiwa kebetulan mengubah frekuensi alel terjadi dalam
khasus

semacam

itu

karana

badai

tidak

membedakan

saat

memmindahkan beberapaindividu berserta alel-alel mereka, bukan


yang lain, dari populasi sumber.Efek pendiri mungkin merupakan
penyebab tingginya frekuensi kelainan turunan tertentu pada populasi
manusia yang terisolasi. Misalnya, pda 1814, 15 koloni inggris
mendirikan pemukiman di tristan da cunha, gugusan pulau kecil di
samudra atlantik, antara afrika dan amerika selatan. Tampaknya, salah
satu koloni tersebut membawa alel resesiv bagi reti nitis pigmentosa,
bentuk kebutaan progresif yang mempengaruhi individu homozigot.
Dari 240 keturunan pendiri koloni di pulau tersebut di akhir 1960-an,
4 orang menderita retinitis pigmantosa. Frekuensi alel yang
menyebabkan penyakit ini 10 kali lebih tinggi di tristan da cunha dari
pada di dalam populasi tempat asal para pendiri koloni.
2. Efek leher botol
Perubahan yang mendadak pada lingkungan, misalnya kebakaran atau
banjir, dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis. Penurunan
ukuran populasi secara besar dapat menyebabkan efek leher botol
(bottleneck effect), yang dinamakan demikian karana populasi telah
melewati leher botol pembatas ukuran hanya karna kebetulan, alel-alel
tertentu mungkin banyak terdapat pada individu yang sintas, sementara
35

alel yang lain mungkin terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, dan
beberapa di antaranya justrun tidak ada sama sekali. Hanyutan genetik
yang terus berlangsung dapat memiliki efek yang penting pada
lungkang gen hingga populasi menjadi cukup besar sehingga, peristiwa
kebetulan memberi efek lebih kecil. Meskipun sustu populasi yang
telah melewati leher botol pada ahirnya kembali ke ukuran semula,
fariasi genetiknya mungkin tetap rendah dalam waktu yang lamawarisan dari hanyutan genetik yang terjadi ketika populasi tersebut
masih berukuran kecil. Satu alasan pentingnya memahami efek leher
botol adalah bahwa tindakan manusia terkadang menciptakan leher
botol yang sangat sempit bagi spesies lain.
3. Aliran gen
Seleksi alam dan hanyutan genetik bukan sekadar fenomena yang
memengaruhi frekuensi. Frekuensi alel juga dapat berubah akibat
aliran gen (gene fllow), transfer alel ke dalam atau ke luar dari
populasi akibat pergerakan individu yang pertil atau gametnya.
Sebagei contoh, anggaplah bahwa didekat populasi awal bunga liar
hipotesis kita terdapat populasi lain yang terutama terdiri dari individu
berbunga putih. Serangga pembawa polen dari tumbuhan ini mungkin
terbang dan menyerbuki tumbuhan pqda populasi awalkita alel-alel CW
yang di introduksikan akan memodifikasi frekuensi alel populasi awal
kita pada generasi berikutnya.Karena alel di pertukarkan di antara
populasi, aliran gen cenderung mengulangi perbedaan genetik di antara
populasi. Jika ini cukup ekstensif, aliran gen dapat menyebabkan
populasi disekitarnya menyatu menjadi populasi tunggal dengan satu
lumpang gen bersama. Misalnya, manusia saat ini berpindah ke tempat
manapun di dunia dengan lebih bebas dari pada di masa lalu.
Akibatnya, perkawinan lebih umum di antara anggota populasi yang
sebelumnya cukup terisolasi. Hasil dari aliran gen tersebut telah
menjadi agen perubahan efolusioner yang semakin penting dalam
populasi manusia.

36

3. SELEKSI ALAM ADALAH SATU-SATUNYA MEKANISME


YANG SECARA KONSISTEN MENYEBABKAN EVOLUSI
ADAPTIF
Evousi akibat seleksi alam merupakan campuran antara kebetulan
dan pemilihan-kebutulan dalam kemunculan fariasi genetik baru (awalnya
karna mutasi) dan pemilhan ketika seleksi alam lebih menguntungkan
beberapa alel dari pad alel yang lain. Akibat efekpemilihan ini, hanya
seleksi alamlah yang secara konsisten meningkatkan frekuensi alel-alel
yang memberikan keuntungan repro duktif dan kemudian menyebabkan
evolusi adaptif.

BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Secara garis besar setiap spesies hasil perubahan secara turun
temurun terus mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganya, suatu
ketika akan dihasilkan turunan yang bervariasi dan mengarah pada
terbentuknya spesies baru.
Kromosom tersusun atas dua unsur, yaitu DNA dan protein histon.
B. SARAN
Tentunya makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

37

DAFTAR PUSTAKA
Suryo.2012.Genetika untuk strata 1.Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press.
Elrod,Susan.L, and William D.Stansfield.2006.GENETIKA, Edisi
Keempat.Jakarta:Penerbit Erlangga
Campbell, Neil A. 2009.Biologi (Edisi ke sembilan jilid 2). Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama
Rven,P.H dan Johnson,G.B.1999. Biology. Edisi ke-5. Boston: McGraw-Hill
https://id.wikipedia.org/wiki/Genetika diakses pada 20 Oktober 2015
https://erikarianto.wordpress.com/2008/01/01/persilangan-monohibrid di akses
pada 23 November 2015

38

39

Anda mungkin juga menyukai