IBM asmi
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi S1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Disusun Oleh:
Niken Rahmadianti
3160031
Skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan diketahui Dekan
Fakultas Ekonomi karena sudah sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah dan ketentuan
yang berlaku di IBM asmi serta layak untuk diujikan.
i
KATA PENGANTAR
ii
5. Dr. Rudianto, SE, MM, selaku Wakil Rektor II Bidang Pengelolaan Sumber
Daya dan Keuangan Institut Bisnis dan Multimedia Asmi
6. Khairul Anwar, SE, MM, selaku Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama dan
Penelitian Institut Bisnis dan Multimedia Asmi
7. Dra. Mintarsih, MM, selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi Institut
Bisnis dan Multimedia Asmi
8. Marisi, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing selama menyelesaikan skripsi
9. Seluruh Dosen Pengajar Institut Bisnis dan Multimedia Asmi
10. Hariyanto S.H. Selaku HRD PT. Bimaruna Jaya yang telah memberikan izin
saya untuk melakukan Penelitian
11. Seluruh karyawan PT. Bimaruna Jaya
12. Abi Kamal dan Mommy Santi yang selalu memberi dukungan dan motivasi
13. Rina, Novita, Okta, Friska, Cellin, Nura, Fyrda, Dwita, Caca dan teman-teman
di kampus lainnya yang telah berjuang bersama selama masa perkuliahan
14. Fanni, Dinda, Elma, Kadir, April, Dihya, Tebe dan teman-teman lainnya yang
selama ini menemani dan memberi semangat
Jakarta, Desember2019
Penyusun
iii
Niken Rahmadianti
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL..................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
vii
3.3. Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................... 34
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 51
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Karyawan merupakan aset utama perusahaan yang menjadi pelaku aktif dari
setiap organisasi. Hal yang paling utama dalam perusahaan adalah peranan
sumber daya manusia (karyawan). Dengan tidak adanya sumber daya manusia
(karyawan) maka perusahaan tidak dapat menjalankan semua tugasnya.
Dalam suatu sistem operasi perusahaan, potensi Sumber Daya Manusia pada
hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yang paling
penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu
mengelola Sumber Daya Manusia sebaik mungkin. Sebab kunci sukses suatu
perusahaan bukan hanya pada keunggulan teknologi dan tersedianya dana saja.
Tapi faktor manusia merupakan faktor yang terpenting pula. (J.Ravianto, 1986)
Saat ini sangat disadari bahwa karyawan (sumber daya manusia) merupakan
masalah perusahaan yang sangat penting, karena dengan adanya karyawan akan
menyebabkan sumberdaya yang lain dalam perusahaan dapat berfungsi atau
dijalankan dengan baik. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan,
permasalahan yang dihadapi perusahaan bukan hanya terletak pada alat-alat keja,
1
serta mesinnya saja tetapi menyangkut pada karyawan (sumber daya manusia)
yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya. Terlepas dari semua itu kita sadar
bahwa setiap sumberdaya manusia (karyawan) mempunyai batas-batas
kemampuan dalam kinerja mereka. Sering terjadinya penurunan kualitas SDM
bisa disebabkan karena banyaknya tantangan yang mereka hadapi didalam atau
diluar perusahaan. Salah satu masalah pokok dalam manajemen sumber daya
manusia adalah bagaimana mencari cara yang terbaik untuk meningkatkan kinerja
para karyawan. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang motivasi dan lingkungan kerja.
Jika motivasi baik dan lingkungan kerja baik maka kinerja yang dihasilkan juga
akan baik. Sedarmayanti (2009: 233), motivasi adalah kekuatan kecenderungan
seorang individu melibatkan diri dalam kegiatan yang berarahkan sasaran dalam
pekerjaan. Ini bukan perasaan senang yang relatif terhadap hasil berbagai
pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan perasaan
sedia/rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan. Jadi pada dasarnya apabila
perusahaan ingin meraih kinerja yang optimal sesuai dengan target yang telah di
tentukan maka perusahaan haruslah memberikan motivasi pada karyawan agar
karyawan mau dan rela mencurahkan tenaga dan pikiran yang dimiliki demi
pekerjaan. Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat
antara orang-orang yang ada didalam lingkungannya. Oleh karena itu, hendaknya
diusahakan agar lingkungan kerja harus baik dan kondusif karena lingkungan
kerja yang baik dan kondusif menjadikan karyawan merasa betah berada di
ruangan dan merasa senang serta bersemangat untuk melaksanakan tugas-
tugasnya sehingga kepuasan kerja akan terbentuk dan dari kepuasan kerja
karyawan tersebut maka kinerja karyawan juga akan meningkat
2
Peran motivasi akan dapat berpengaruh bagi karyawan untuk meningkatkan
setiap kinerja mereka masing-masing. Motivasi ini sangat berkaitan dengan
kebutuhan, sehingga manjemen perusahan harus menaruh perhatian lebih kepada
setiap kebutuhan karyawan agar bisa memotivasi karyawan dengan baik. Selain
itu, dengan menciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan harapan setiap
karyawan baik itu lingkungan fisik maupun non fisik, akan membuat mereka
merasa nyaman dan aman dalam melakukan setiap pekerjaannya. Oleh karena itu,
faktor motivasi dan lingkungan kerja tersebut dapat menjadikan karyawan untuk
mencapai kepuasan dalam bekerja sehingga dapat menigkatkan kinerja yang
berarti bagi perusahaan.
3
Tabel 1.1
Data Keterlambatan Karyawan bulan Mei 2019 sampai Maret 2020
Jumlah Karyawan
Bulan Terlambat Rata-rata Perhari
Perbulan
Mei 2019 187 6
Juni 2019 338 11
Juli 2019 389 12
Agustus 2019 305 10
September 2019 209 6
Oktober 2019 223 7
November 2019 241 8
Desember 2019 327 10
Januari 2020 324 10
Februari 2020 380 12
Maret 2020 208 6
Sumber : Bagian Personalia PT Bimaruna Jaya
Pada data diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus keterlambatan karyawan PT
Bimaruna Jaya masih terlalu tinggi dan absensi karyawan dirasa masih cukup
banyak. Terdapat fluktuasi kenaikan dan penurunan presentase keterlambatan di
setiap bulannya. Dilihat dari tabel tersebut rata-rata perhari jumlah karyawan yang
terlambat berjumlah 6 hingga 12 karyawan. Hal ini apabila di biarkan terus
menerus nantinya akan memberikan permasalahan yang serius bagi organisasi
secara keseluruhan. Padahal karyawan telah di motivasi dengan berbagai hal
seperti: pemberian gaji dan tunjangan yang di sesuaikan dengan pekerjaan,
adanya jamianan kesehatan, kegiatan pariwisata atau family gathering yang
diadakan setiap tahun untuk lebih mengakrabkan hubungan interpersonal maupun
kerjasama, dan sering dilakukan pelatihan oleh perusahaan.
4
Adapun masalah lain yang dihadapi yaitu berkaitan dengan lingkungan kerja.
Berdasarkan observasi di lapangan ternyata masih cukup banyak terjadi kenyataan
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dibuktikan dengan
melalui wawancara seorang karyawan bagian bengkel, masih belum terdapat
pendingin ruangan pada ruang bengkel tempat pekerja bagian bengkel beristirahat
dan terdapat beberapa pendingin ruangan yang rusak di beberapa ruangan lainnya.
Selain itu, dalam kondisi keamanan perusahaan sangat memberikan perhatian
khusus dengan adanya sepeda untuk setiap karyawan melakukan aktifitas
dilapangan. Akan tetapi, saat ini sepeda-sepeda tersebut banyak yang tidak
berfungsi remnya, hal ini bisa membahayakan karna setiap harinya banyak
kontainer yang memasuki lapangan. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat
akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan kerja yang
kurang baik dapat menuntuttenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak
mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien (Sedarmayanti
2006:12).
5
Penelitian terdahulu akan digunakan sebagai dasar penelitian dimana
penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai acuan. Penelitian ini memiliki
tujuan untuk membandingkan kenyataan yang ada di lapangan dengan teori yang
relevan. Tinjauan pustaka mencakup cuplikan isi bahasan pustaka yang berkaitan
dengan masalah penelitian, berupa sajian hasil atau bahasan ringkas dari hasil
temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian (Supriyono,
2010:72). Berikut ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu:
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
6
bjm.ac.id/index.php/alkala
m/article/view/830)
4 Heri Pengaruh Motivasi Kerja Dan Jurnal Administrasi
Supriyanto Lingkungan Kerja Terhadap Bisnis (JAB)|Vol. 58
dan M. Kinerja Karyawan (Studi pada No. 1 Mei 2018
Djudi Karyawan LPP Radio Republik (http://administrasibisnis.st
Mukzam Indonesia Stasiun Malang) udentjournal.ub.ac.id/inde
(2018) x.php/jab/article/download
/2415/2810)
5 Vivi Pengaruh Motivasi Dan Jurnal Ilmu Administrasi
Amanah Lingkungan Kerja Terhadap Bisnis, vol. 5, no. 3, pp.
Harahap Kinerja Melalui Kepuasan 236-246, Apr. 2016
dan Wahyu Kerja Sebagai Variabel (https://ejournal3.undip.ac
Hidayat Intervening (Studi Pada Pt. .id/index.php/jiab/article/v
(2016) Taspen (Persero) Kantor iew/12278)
7
1. Apakah Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan?
2. Apakah Lingkungan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan?
3. Apakah Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap
Karyawan?
2. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain adalah:
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan langkah yang diambil
dalam meningkatkan kinerja para karyawan
8
c. Bagi Peneliti
Sebagai alat untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh
selama perkuliahan sehingga penulis dapat menambah pengetahuan
secara praktis mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan.
Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menerapkan ilmu yang
diperoleh, menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Kinerja
Pengertian Kinerja
Kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The
Scribner-Bantam English Distionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada
(1979), berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu: (1)
melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute); (2)
memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge of
fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to
execute or complete an understaking); dan (4) melakukan sesuatu yang
diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person
machine)
10
Istilah kinerja juga dapat digunakan untuk menunjukkan keluaran
perusahaan, alat, fungsi-fungsi manajemen atau keluaran seorang karyawan.
Kinerja juga merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Kinerja
adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakan
Penilaian Kinerja
Penilaian prestasi pegawai atau kinerja adalah suatu proses penilaian prestasi
kerja pegawai yang dilakukan pimpinan peruasahaan secara sistematik
berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. (Mangkunegara, 2008:69)
11
b. Kualitas pekerjaan. Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi
persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas
yang dituntut suatu pekerjaan tertentu.
Indikator kualitas :
Melakukan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan
12
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sutrisno (2010) mengemukakan ada beberapa faktor yang memengaruhi
kinerja karyawan antara lain:
1. Efektivitas dan efesiensi
Di dalam hubungannya dengan organisasi, maka hubungan baik buruknya
kinerja ditentukan oleh efektivitas dan efesiensi. Masalahya adalah
bagaimana proses terjadinya efektivitas dan efesiensi organisasi. Dikatakan
efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efesien bila hal tersebut menjadi
pendorong untuk mencapai tujuan.
2. Otoritas (wewenang)
Sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang
dimiliki (diterima) oleh seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain
untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya
(sumbangan tenaganya). Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut
3. Disiplin
Taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin
pegawai/karyawan adalah kegiatan yang bersangkutan dalam menghormati
perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja
4. Inisiatif
Berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas dalam bentuk ide untuk
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi,
inisiatif adalah daya dorong kemajuan yang bertujuan untuk memengaruhi
kinerja organisasi.
13
5. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Hal tersebut sejalan dengan definisi yang diberikan oleh Anoraga
(2005) menyatakan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang menimbukan
semangat atau dorongan kerja.
Efek Kinerja
Efek kinerja, Menurut Umam (2010), beberapa efek dari adanya kinerja
adalah:
1. Pencapaian target
Pada saat pegawai dan pimpinan bertindak efektif dengan energi positif,
untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab masing-masingsesuai
dengan arahan dari target. Maka pada saat itu, energi positif setiap orang
akan berkolaborasi dan berkontribusi untuk menghasilkan karya dan kinerja
terbaik
2. Loyalitas pegawai
Loyalitas memiliki beberapa unsur, yaitu adanya sikap kesetiaan, kesadaran
melaksanakan tanggung jawab, serta berusaha menjaga nama baik
perusahaan. semakin tinggi tingkat loyalitasnya, maka akan semakin baik
kinerja pegawai tersebut.
14
3. Pelatihan dan Pengembangan
Semakin baik kinerja pegawai, semakin mudah dalam pelatihan dan
pengembangan. Sebaliknya, bila semakin buruk kinerja pegawai tersebut,
akan semakin tinggi kebutuhan pegawai tersebut untuk mendapatkan
pelatihan dan pengembangan
4. Promosi
Kinerja dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk promosi
pegawai
5. Berperilaku Positif
Mendorong orang lain agar berperilaku positif atau memperbaiki tingkatan
mereka yang berada di bawah standar kinerja
6. Peningkatan Organisasi
Memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan kebijakan untuk peningkatan
organisasi
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya
manusia pada umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja
15
sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan. Hasibuan, (2011: 141).
16
Tujuan Motivasi
Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian motivasi menurut
Hasibuan (2012: 146) yaitu:
Teori Motivasi
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Kebutuhan merupakan keinginan
psikologis atau keinginan psikologis yang tidak terpenuhi dalam diri seorang
individu. Menurut Maslow dalam Wukir (2013: 120) Hierarki kebutuhan
manusia adalah:
17
dan keamanan pekerjaan. Asuransi hidup dan kesehatan merupakan contoh
kebutuhan yang masuk ke dalam kategori ini.
18
Jenis-Jenis Motivasi
Ada dua jenis motivasi menurut Malayu Hasibuan (2013: 150) adalah sebagai
berikut:
19
3) Keinginan untuk mendapatkan pujian
Metode Motivasi
20
Hasibuan mengatakan bahwa metode motivasi terdiri atas motivasi langsung
dan motivasi tidak langsung Hasibuan, (2011: 149).
1. Faktor pendukung
Faktor ini disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation yang berarti
bersumber dari dalam diri seseorang. Faktor ini juga sebagai pendorong
seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang
tersebut (kondisi intrinsik) antara lain seperti:
1) Prestasi yang diraih (Achievement)
21
Merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang,
karena ini akan mendorong seseorang untuk serta energi yang
dimilikinya demi memengembangkan kreativitas dan mengarahkan
semua kemampuan sncapai prestasi tinggi, asalkan diberikan
kesempatan
2. Faktor Penghambat
Faktor ini disebut dengan disastisfier atau extrinsic motivation. Faktor ini
juga disebut dengan hygene faktor merupakan faktor-faktor yang sifatnya
eksintrik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang. Misalnya dari
organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan
kekaryaannya, faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk
memelihara keberadaaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan
ketentraman dan kesehatan
22
Keamanan dan keselamatan kerja adalah suatu perlindungan yang
diberikan organisasi terhadap jaminan keamanan akan keselamatan
dirinya dalam bekerja. Dengan demikian, apabila karyawan tidak
mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan kerja akan menjadi
penghambat motivasinya dalam bekerja.
23
Sedangkan menurut Sutrisno (2016:118) lingkungan kerja adalah keseluruhan
sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Menurut
(Nitisemito dalam Nuraini 2013:97) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang
diembankan kepadanya misalnya dengan adanya air conditioner (AC),
penerangan yang memadai dan sebagainya.
24
Dimensi dan indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2010:31)
yaitu:
a. Lingkungan Fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat
disekitar tempat kerja dimana dapat mempengaruhi kerja karyawan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Indikator lingkungan fisik :
1) Penerangan
2) Suhu udara
3) Suara bising
4) Penggunaan warna
5) Ruang gerak
6) Keamanan
25
Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat
lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara.
3. Penerangan dalam hal ini bukan terbatas pada penerangan listrik saja, tetapi
juga penerangan sinar matahari. Dalam melaksanakan tugas karyawan
membutuhkan penerangan yang cukup, apabila pekerjaan yang dilakukan
tersebut menuntut ketelitian
26
7. Tata ruang merupakan penataan yang ada di dalam ruang kerja yang biasa
mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam bekerja. Menurut
RobbinsCoulter (2010) lingkungan dirumuskan menjadi dua, meliputi
lingkungan umum dan lingkungan khusus
27
2.4. Penelitian-Penelitian Terkait
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan
mereferensi dari penelitian – penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar
belakang masalah pada skripsi ini. Adapun penelitian yang berhubungan dengan
skripsi ini antara lain yaitu :
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Hasna Rofifah (2017) yang berjudul,
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Fajar Mas Murni Bekasi. Kesimpulan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja fisik dan motivasi kerja secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan hasil koefisien
determinasi (R2) sebesar 13,9%, selain itu terdapat 86,1% variabel lain yang
turut mempengaruhi kinerja karyawan yang tidak terdapat dalam penelitian ini
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Bayu Dwilaksono Hanafi dan Corry
Yohana (2017) yang berjudul, Pengaruh Motivasi, Dan Lingkungan Kerja,
Terhadap Kinerja Karyawan, Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi
Pada PT BNI lifeinsurance. Hasil penelitian menunjukan variabel motivasi
terhadap kinerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan karena memiliki
nilai t-value2.97 >t-tabel 1.96. Begitupun motivasi terhadap kepuasan kerja
memiliki nilai t value 2,31>t-tabel 1.96 yang berarti motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Motivasi terhadap kinerja karyawan
yang dimediasi oleh kepuasan kerja juga berpengaruh signifikan dengan nilai t-
value-2.32 >t-tabel 1.96. Namun pada variabel lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan menunjukan tidak berpengaruh dan signifikan karena nilai t-value0.00
<t-tabel 1.96. Pada variabel lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja memiliki
pengaruh positif dan signifikan dengan nilai t-value sebesar 2.97 >t-tabel 1.96.
Begitupun pada variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dengan
28
kepuasan kerja sebagai variabel mediasi mempunyai nilai t-value3.36 >t-tabel
1.96 yang berarti bahwa kepuasan kerja positif memediasi hubungan antara
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
Dan penelitian yang kelima dilakukan oleh Vivi Amanah Harahap dan
Wahyu Hidayat (2016) yang berjudul, Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Kerja
29
Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi
Pada Pt. Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Semarang). Hasil analisis
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini memiliki
pengaruh terhadap variabel dependennya, baik secara parsial maupun simultan,
sedangkan variabel motivasi yang mempengaruhi kinerja melalui kepuasan kerja
tidak memiliki hubungan mediasi, dan lingkungan kerja yang mempengaruhi
kinerja melalui kepuasan kerja memiliki hubungan mediasi parsial
30
Sehingga hubungan faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
31
32
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
33
3.2.2. Sampel
N
n= 2
1+ N (e)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Presentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih ditolelir (ketidaktelitian)
34
Maka :
170
n= 2 =62,96
1+170(0,1)
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Sesuai dengan
judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh Motivasi Kerja dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan maka penulis mengelompokan
variabel yang digunakan dalam penelitian ini menjadi variabel independen (X)
dan variabel dependen (Y). Adapun penjelasannya sebagai berikut :
35
Tabel 3.1
36
(need for 8. Jalinan
affliation) keakraban dan
keramahan
dengan orang
lain
9. Sikap
kooperatif dan
persahabatan
dengan pihak
lain
2 Lingkungan Kerja (X2) Lingkungan 1. Penerangan Ordinal
Sedarmayanti (2010:31) kerja fisik 2. Suhu udara
secara garis besar, jenis 3. Suara bising
lingkungan kerja 4. Penggunaan
terbagi menjadi 2 warna
yakni: 5. Ruang gerak
Lingkungan kerja fisik, 6. Keamanan
dan lingkungan kerja
Lingkungan 7. Hubungan Ordinal
non fisik
kerja non- karyawan
fisik dengan atasan
8. Hubungan
karyawan
sesame rekan
kerja
9. Hubungan
karyawan
dengan bawahan
37
3 Kinerja (Y) Kuantitas 1. Melakukan Ordinal
Wilson Bangun Pekerjaan pekerjaan sesuai
(2012:34) dengan target
Wilson Bangun 2. Melakukan
mengatakan suatu pekerjaan sesuai
pekerjaan dapat diukur dengan jumlah
dengan melalui siklus aktifitas
kuantitas, kualitas,
Kualitas 3. Melakukan Ordinal
ketepatan waktu,
pekerjaan pekerjaan sesuai
kehadiran, dan
dengan standar
kemampuan bekerja
yang ditetapkan
sama.
Ketepatan 4. Ordinal
waktu Menyelesaikan
pekerjaan sesuai
dengan deadline
5.
Memanfaatkan
waktu
pengerjaan
secara optimal
38
Kemampuan 8. Membantu Ordinal
Kerjasama atasan dengan
memberikan
saran
9. Menghargai
rekan kerja satu
sama lain
10. Bekerja
sama dengan
rekan kerja
secara baik
39
Gambar 3.1
Motivasi Kerja
(X1) H1
Kinerja
Karyawan (Y)
Lingkungan
Kerja (X2) H2
H3
40
3.5. Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) Metode pengumpulan data adalah langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.
Metode pengumpulan data merupakan metode atau cara yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
1. Angket (kuesioner)
Menurut sugiyono (2015:142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat tertutup diukur dengan menggunakan skala interval
1-5, dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju.
2. Observasi
Observasi merupakan tekhnik analisis yang memiliki ciri-ciri
pengumpulan data spesifik dibandingkan dengan teknik analisis yang
lainnya yaitu wawancara dan kuisioner. Menurut Sugiyono (2015:145)
teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik ini merupakan metode
penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada
objek penelitian.
3. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab
yang dapat dilakukan secara langsung antar penulis dan pihak yang
berhubungan dengan objek yang sedang diteliti penulis. Menurut P. Joko
41
Subagyo (2011:39) wawancara adalah “Suatu kegiatan dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaanpertanyaan pada para responden. wawancara bermakna
berhadapan langsung antara interview dengan responden, dan kegiatannya
dilakukan secara lisan.”
Metode analisis data merupakan kegitan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis reponden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,
2017: 207).
Y =α +b 1 X 1+b 2 X 2+ ε
42
Keterangan:
Y = Kinerja Karyawan
α = Koefisien konstanta
b 1, b2, b3.. = Koefisien regresi
X1 = Motivasi Kerja
X2 = Lingkungan Kerja
ε = Error, variabel gangguan
43
n ∑ XY −∑ X ∑Y
r xy
√ {n ∑ Xi −( ∑ Xi ) ² } {√ n ∑ yi −( n ∑Y ) ² }
2 2
(Sugiyono 2017:228)
Keterangan :
rxy = Koefisien kolerasi pearson
Xi = Variabel Independen (Motivasi dan Lingkungan Kerja)
Yi = Variabel Dependen (Kinerja Karyawan)
n = banyak sampel yang diteliti
44
Untuk dapat memberikan penafsiran besar kecilnya koefisien
korelasi, menurut Sugiyono (2017:231) ada beberapa pedoman
untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi diantaranya
adalah :
Tabel 3.2
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien
Korelasi
45
Keterangan:
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan suatu ha yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya
46
Uji signifikasi pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara stimultan menggunakan uji F dan secara parsial
menggunakan uji t. Untuk mengetahui terdapat pengaruh motivasi kerja
dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, beberapa tahap pengujian
hipotesis sebagai berikut:
a. Menentukan Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berhubungan
dengan ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel
bebas independen yaitu motivasi kerja dan lingkungan kerja
terhadap variabel yang tidak bebas atau dependen yaitu kinerja
karyawan. Apabila hipotesis penelitian tersebut dinyatakan ke
dalam hipotesis adalah:
1) Motivasi Kerja
Ho : β1 = 0 : tidak terdapat pengaruh dari motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan
Ha : β1 ≠ 0 : terdapat pengaruh dari motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan
2) Lingkungan Kerja
Ho : β1 = 0 : tidak terdapat pengaruh dari lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan.
47
Ha : β1 ≠ 0 : terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadaop
kinerja karyawan
Sugiyono (2017:231)
Keterangan :
t = nilai uji t
n = jumlah sampel
r = Koefisien korelasi hasil r hitung
r2 = Koefisien Determinasi
48
1) Ho ditolak: jika thitung> ttabel, atau jika -thitung < -ttabel atau jika
α <5%.
2) Ho diterima: jika t_(hitung )< t_tabel, atau jika -thitung>-
ttabel,atau jika α>5%.
a. Menentukan Hipotesis
Ho : β1. β2. = 0 : Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
Ha : β1. β2. ≠ 0 : Terdapat pengaruh motivasi kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
c. Nilai Fhitung
bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
menyeluruh memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
49
Maka dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
R2 /( k−1)
F=
( 1−R2 ) ( n−k−1 )
Sugiyono (2017:235)
Keterangan:
R² = Nilai koefisien ganda
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas
50
Tabel 3.3
Kegiatan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
51
Abraham, H. Maslow. “Motivasi dan Kepribadian (Teori Motivasi dengan
Pendekatan Hierarki Kebutuhan Manusia)”, PT. PBP, Jakarta, 2013
Anwar Prabu Mangkunegara. “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan”,
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008
Anwar Prabu Mangkunegara. “Sumber Daya Manusia Perusahaan”, Cetakan
Kedua belas, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2015
Bangun, Wilson. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Erlangga, Jakarta, 2012
Arikunto. “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”, Rineka Cipta,
Jakarta, 2010
Harpitasari, Dhina Rista. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Rineka Cipta,
Jakarta, 2010
Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bumi Aksara,
Jakarta, 2011
Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi Revisi,
Cetakan Ketiga belas, Bumi Aksara, Jakarta, 2012
Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi Revisi,
PT.Bumi Aksara, Jakarta, 2013
Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi Revisi, Bumi
Aksara, Jakarta, 2017
Nuraini, T. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Yayasan Aini Syam, Pekanbaru,
2013
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. “Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik”, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2011
Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary. “Manajemen”, Edisi Kesepuluh,
Erlangga Jakarta, 2010
Sedarmayanti. “Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja”, Mandar Maju,
Bandung, 2006
Sedarmayanti. “Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja”, Mandar Maju,
Bandung, 2009
Sedarmayanti. “Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja”, Cetakan Kedua,
Mandar Maju, Bandung, 2010
Sedarmayanti. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Refika Aditama, Bandung,
2017
52
Sedarmayanti. “Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja”, CV Mandar
Maju, Bandung, 2017
Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D”, Alfabeta, Bandung, 2010
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2011
Sugiyono. “Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2013
Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D”, Alfabeta, Bandung, 2014
Sugiyono. “Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods)”, Alfabeta, Bandung,
2015
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed
Methods”, Alfabeta, Bandung, 2016
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2017
Sutrisno, Edy. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Kencana, Jakarta, 2011
Sutrisno, Edy. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Cetakan Kedelapan, Prenada
Media Group, Jakarta, 2016
P.Joko Subagyo. “Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktek”, Aneka Cipta
Jakarta, 2011
53