Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL KARYA ILMIAH

“PENGARUH MEDIA SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PENYEBARAN


BERITA HOAX DI INTERNET”

Dibuat oleh: Martina Jiu


Email: tinajiu2@gmail.com

PROGRAM STUDI S1-ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS TERBUKA BALIKPAPAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat kasih dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Ilmiah berjudul “Pengaruh
Media Sosial Facebook Terhadap Penyebaran Berita Hoax di Internet”.

Pertama-tama penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis menyusun Porposal Karya Ilmiah ini. Mulai dari Orang Tua, Dosen
Pembimbing, serta teman-teman yang senantiasa menemani di kala sedih dan senang.

Penulis berharap Proposal Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Terlebih, dapat mengharumkan nama Universitas Terbuka, serta mengedukasikan
tentang penggunaan sosial media Facebook agar tidak menjadi sumber berita Hoax di
kalangan pengguna internet. Akhir kata, terima kasih.

Balikpapan, 28 Mei 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman, banyak hal yang dapat dilakukan
hanya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi internet. Seperti sesuatu yang
sudah sangat melekat di kehidupan manusia, internet dapat dijadikan sebagai
sarana memperluas ruang pertemanan, sebagai media hiburan semua kalangan,
sebagai strategi yang sangat efektif untuk mensukseskan bisnis atau usaha,
sebagai penunjang proses pelaksanaan sistem akademik, dan sumber beragam
wawasan ilmu dan pengetahuan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.tekno.kompas.com
menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2021 telah
mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika
dibandingkan dengan awal tahun 2020 lalu. Sedangkan total jumlah penduduk
Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Dengan demikian, artinya
penetrasi internet di Indonesia pada awal tahun 2021 mencapai 73,7 persen.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan pengguna internet dari tahun ke
tahun selalu meningkat cukup signifikan. Sayangnya, pertumbuhan pengguna
internet juga diiringi dengan meningkatnya peristiwa penyebaran berita palsu atau
yang disebut hoax. Pihak penyebar hoax memiliki tujuan yang salah satunya
untuk menggiring opini masyarakat, kemudian membentuk pola pikir dan
pandangan yang salah terhadap suatu informasi yang sebenarnya. Setidaknya
terdapat empat bahaya yang akan ditimbulkan dari berita hoax yaitu hoax
membuang waktu dan uang, hoax menjadi pengalih isu, hoax sebagai sarana
penipuan publik, dan hoax sebagai pemicu kepanikan publik (Bramy Biantoro,
2016).
Salah satu penyebaran hoax di internet yaitu melalui media sosial.
Pengertian dari media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan
pengguna untuk mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama,
berbagi, berkomunikasi dengan penggunya lain, dan membentuk ikatan sosial
virtual (Nasrullah dan Primbada. 2015). Beberapa contoh media sosial yang saat
ini banyak digunakan masyarakat Indonesia diantaranya Instagram, LINE,
Facebook, dan Twitter. Berdasarkan hasil survey tentang wabah hoax Nasional
yang dilakukan oleh Mastel (2017), didapatkan hasil bahwa channel atau saluran
penyebaran berita atau informasi yang berisi konten hoax tertinggi adalah dari
media sosial berupa Facebook dengan persentase sebesar 92,40%, aplikasi
chatting 62,8%, dan situs web 34,9%.
Hasil penelitian yang mengatakan Facebook sebagai media sosial paling
tinggi dalam penyebaran berita hoax semakin diyakini benar adanya, hal ini
didukung oleh informasi yang disampaikan Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemenkominfo) melalui CNN Indonesia pada 8 April 2020, Johnny
G. Plate selaku Menteri Kominfo menyatakan bahwa dari total 1096 isu hoax
tentang wabah Covid-19 di media sosial, Facebook menempati penyebaran hoax
terbanyak pertama dengan 759 isu, disusul Twitter dengan 321 isu, Instagram
dengan 10 isu, dan Youtube dengan 6 isu. Hal ini seharusnya tidak perlu
dilakukan, mengingat Covid-19 merupakan wabah dunia dan seharusnya
masyarakat cukup mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan imbauan
Pemerintah.
Eksistensi Facebook sebagai media sosial yang paling tinggi tingkat
penyebaran hoax tidak hanya berlaku di Indonesia. Berdasarkan berita yang
dipublikasikan oleh www.liputan6.com pada 14 Oktober 2020, International
Center for Journalists (ICFJ) dan Tow Center for Digital Journalism di Colombia
University menyimpulkan bahwa hoax paling banyak menyebar di Facebook.
Sebanyak 88 persen jurnalis melaporkan bahwa mereka banyak menemukan hoax
dan disinformasi di Facebook. Disusul Whatsapp, Instagram, Twitter, dan
Youtube.
Akhirnya dengan berlandaskan penjelasan latar belakang masalah di atas,
kemudian penulis memunculkan ide untuk membuat suatu Karya Ilmiah Non
Penelitian dengan judul “Pengaruh Media Sosial Facebook Terhadap Penyebaran
Berita Hoax di Internet”. Karya ini berlandaskan beberapa sumber terpercaya
dengan diiringi oleh gagasan penulis sehingga mencapai kesimpulan yang dapat
memecahkan masalah. Karya ini selanjutnya akan penulis publikasikan pada
Jurnal Online Universitas Terbuka dan menjadi salah satu persyaratan kelulusan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menentukan perumusan masalah
dalam Proposal Karya Ilmiah ini, yaitu:
1.2.1. Bagaimana cara agar facebook tidak menjadi wadah untuk menyebarkan
berita hoax di internet?
1.2.2. Bagaimana cara membedakan berita hoax dan asli yang ada di internet?
1.2.3. Bagaimana etika menggunakan internet yang baik?

1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis menentukan tujuan dalam
Proposal Karya Ilmiah ini, yaitu:
1.3.1. Mengetahui cara agar facebook tidak menjadi wadah untuk menyebarkan
berita hoax di internet
1.3.2. Mengetahui cara membedakan berita hoax dan asli yang ada di internet
1.3.3. Mengetahui etika menggunakan internet yang baik

1.4. Metode Penelitian


Karya Ilmiah ini tidak memiliki metode penelitian, dikarenakan masuk ke dalam
lingkup non penelitian. Sehingga dalam penyajiannya Karya Ilmiah ini hasil dari
analisis atau gagasan penulis yang disertai oleh beberapa sumber terpercaya.

1.5. Sistematika Penulisan


Penulisan proposal karya ilmiah ini akan disusun secara sistematik. Dimulai dari
pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan, metode dan sistematika penulisan. Pada bab selanjutnya, penulis akan
melakukan pembahasan berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang
disebutkan pada bab awal. Terakhir adalah penutup, yang berisi kesimpulan dan
saran.

Anda mungkin juga menyukai