Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat kasih dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Ilmiah berjudul “Pengaruh
Media Sosial Facebook Terhadap Penyebaran Berita Hoax di Internet”.
Pertama-tama penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis menyusun Porposal Karya Ilmiah ini. Mulai dari Orang Tua, Dosen
Pembimbing, serta teman-teman yang senantiasa menemani di kala sedih dan senang.
Penulis berharap Proposal Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Terlebih, dapat mengharumkan nama Universitas Terbuka, serta mengedukasikan
tentang penggunaan sosial media Facebook agar tidak menjadi sumber berita Hoax di
kalangan pengguna internet. Akhir kata, terima kasih.
1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis menentukan tujuan dalam
Proposal Karya Ilmiah ini, yaitu:
1.3.1. Mengetahui penyebab Facebook menjadi sarang berita hoax
1.3.2. Mengetahui cara agar facebook tidak menjadi wadah untuk menyebarkan
berita hoax di internet
1.3.3. Mengetahui etika menggunakan internet yang baik
2.2 Upaya Agar Facebook Tidak Menjadi Wadah Penyebaran Berita Hoax
Seringnya penyebaran berita hoax di Facebook membuat media sosial
tersebut beberapa kali melakukan pembenahan. Hal ini dijelaskan melalui
halaman resmi web.facebook.com/formedia/blog, Facebook mulai berbenah sejak
januari 2015 yaitu dengan mengubah algoritma news feed khusus untuk
membendung hoax, kemudian pada april 2016 mengharamkan click-bait
bertengger di halaman news feed, semenjak november 2016 tidak diizinkannya
iklan-iklan yang berhubungan dengan konten negatif untuk ditayangkan, dan pada
november 2018 kembali mengubah algoritma guna membendung hoax. Perubahan
algoritma ditujukan untuk mengurangi jangkauan pengunaan Facebook oleh
mereka para kelompok-kelompok politis hingga penjual hoax yang memperoleh
untung dengan cara tidak pantas.
Pembenahan yang dilakukan Facebook akhirnya membuahkan hasil.
Berdasarkan penelitian oleh Hunt Allcott dan rekan dari Stanford University
(2018) dengan paper yang berjudul “Trends in the Diffusion of Misinformation on
Social Media”, dari 570 laman pemroduksi berita hoax, yang dilakukan sejak
2015 hingga juli 2018 menyebutkan bahwa laman hoax tersebut semakin menurun
di Facebook, padahal dengan konten yang sama malah tetap bertahan
diperbincangkan di Twitter.
Upaya pencegahan dan pembenahan selain dilakukan oleh Facebook selaku
penyedia media sosial, juga harus diiringi dengan perilaku penggunanya. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan oleh pengguna yaitu dengan mengenali berita-
berita yang tampil di Facebook dengan berliterasi media. Atau mudahnya yaitu
menganalisis sebuah berita agar mengetahui apakah berita tersebut benar atau
hoax. Berikut merupakan beberapa hal yang setidaknya harus diperhatikan dalam
melihat isi konten yang tersebar di Facebook:
a. Perhatikan isi konten yang dicantumkan di dalamnya baik berupa teks,
gambar, maupun video. Hal ini berkaitan dengan isi konten yang bersifat
memprovokasi, ujaran kebencian, pornografi, penipuan, dan sebagainya.
Dalam teori James Potter (2009), kemampuan menganalisis sangat diperlukan
dalam melihat isi konten berita
b. Telusuri siapakah yang pertama kali membagikan berita tersebut sehingga
kita dapat melihat apakah berita tersebut berasal dari sumber terpercaya
c. Mengevaluasi seberapa banyak berita tersebut sudah disebarkan, baik dari
berapa orang yang sama menyebarkan hingga waktu dan tanggalnya
d. Mengelompokkan berita yang sama sehingga dapat menyimpulkan dan
memperkuat keputusan tentang sebuah berita yang berada di Facebook dapat
dipercayai atau tidak
e. Mengecek di situs resmi hukum, jika berita tersebut berkaitan dengan hal-hal
yang dapat diperiksa di website resmi Kementerian hukum yang biasanya
setiap wilayah memiliki cyber crime kepolisian masing-masing
f. Jika menemui berita hoax, gunakan fitur report status dan kategorikan
informasi hoax sebagai hatespeech/harassment/rude/threatening, atau kategori
lain yang sesuai. Kemudian ajak orang-orang terdekat untuk ikut melakukan
report. Jika ada banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan
menghapus status tersebut.
g. Ikut serta di grup diskusi anti-hoax guna menambah relasi dan teman untuk
bertukar pikiran terhadap berita yang kita temui apakah bersifat asli atau hoax