2: 135-144
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2016
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis otot dan lama penyimpanan
terhadap nilai nutrisi daging sapi bali yang terdiri atas lima parameter yaitu kadar air, kadar abu,
kadar lemak, kadar protein dan kadar karbohidrat dari otot aktif dan otot pasif daging sapi bali.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa jenis otot berpengaruh berpengaruh nyata
terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar karbohidrat daging sapi bali. Lama
penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar lemak dan kadar karbohidrat. Kadar
abu, kadar protein dan kadar karbohidrat otot aktif lebih tinggi bila dibandingkan dengan otot pasif.
Sedangkan kadar air dan kadar lemak otot aktif, lebih rendah bila dibandingkan dengan otot pasif.
Kata kunci: daging sapi bali, jenis otot, lama penyimpanan, nilai nutrisi
ABSTRACT
The research aimed to find out the influence of muscle type and longer storage of bali beef to
the nutrition value consisting of five parameters included water, fat, protein, ash and carbohydrate
content originally from the active muscle and passive muscle of bali beef. The results showed that
the effect of muscle type was significantly against water, ash, protein and carbohydrate content of
bali beef. Moreover, longer storage significantly affect to the water, fat and carbohydrate content.
Ash, protein and carbohydrate content of active muscle were higher than the passive muscle, while
the water and fat content of active muscle were lower than the passive muscle.
Keywords: bali beef, muscle type, longer storage, nutrition value
136
Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 2: 135-144
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2016
( + )−( + ℎ )
dalam eksikator ± 15 menit, selanjutnya = 100%
ditimbang (B). Proses selanjutnya adalah Keterangan :
sampel dimasukkan ke dalam alat Soxhlet KA : Kadar air
dengan cairan pelarut lemak dimasukan BC: Berat Cawan
sebanyak ± 2,5-3 kali volume labu BS: Berat Sampel
ekstrasi. Proses ini dilakukan selama ± 6
jam. Setelah 6 jam, sampel dikeluarkan Uji Kadar Abu
dari alat dan diangin-anginkan ± 30 menit Pengujian kadar abu dilakukan
di udara terbuka, kemudian dioven ± 1 dengan metode AOAC (1995). Sampel
jam. Sampel dimasukkan ke dalam daging sapi bali seberat 3 g ditempatkan
eksikator selama 15 menit lalu ditimbang dalam cawan porselen yang berat kering
kembali (C). Bobot dianggap konstan bila totalnya sudah diketahui. Cawan porselin
selisih penimbangan tidak melebihi 0,2 dioven selama 2 jam (menstabilkan berat
mg (Untoro et al., 2012). Untuk cawan porselin) kemudian didinginkan di
mendapatkan persentase kadar lemak dalam eksikator lalu timbang berat cawan
dihitung menggunakan rumus sebagai kosong. Masukkan sampel kemudian
berikut: dibakar di atas kompor listrik sampai
−
tidak berasap kemudian dimasukkan
(%) = × 100% kedalam muffle dengan suhu 500-600⁰C
sampai terbentuk abu berwarna putih (6-8
Uji Kadar Air jam) selanjutnya didinginkan dan
Pemeriksaan kadar air digunakan
ditimbang berat abu dalam cawan. Untuk
metode pengeringan atau oven
mendapatkan kadar abu dapat digunakan
(Thermogravimetri). Menurut Legowo
rumus:
(2005), prosedur dan perhitungan kadar
air dengan metode pengeringan oven = 100%
adalah sebagai berikut : pertama-tama
disiapkan cawan porselin yang telah Kadar Karbohidrat
diberi kode sesuai kode sampel, Dalam menganalisis adanya
kemudian dipanaskan dalam oven dengan karbohidrat daging digunakan teknik
suhu 100 – 105 °C selama sekitar 1 jam. penghitungan menggunakan carbohydrat
Setelah 1 jam, cawan porselin diambil by different (AOAC, 1995).
dan dimasukkan dalam eksikator ±15 K = 100 – (kadar air + kadar protein +
menit, kemudian cawan porselin kadar lemak + kadar abu)
ditimbang. Sampel sebanyak 3 g
ditimbang dalam cawan porselin yang Keterangan:
telah diketahui beratnya. Kemudian K: Kadar Karbohidrat
dikeringkan dalam oven dengan suhu 100 Analisis Data
–105 °C selama 4 - 6 jam, setelah di oven Data hasil penelitian ini dianalisis
sampel ditimbang kembali hingga dengan sidik ragam, jika hasilnya
tercapai bobot konstan, jika belum berbeda nyata dilanjutkan dengan
konstan sampel dimasukan ke dalam menggunakan uji Duncan menggunakan
oven lagi selama 1 jam, dimasukan perangkat SPSS.
eksikator, kemudian lakukan
penimbangan hingga tercapai bobot HASIL DAN PEMBAHASAN
konstan. Pengovenan dilakukan sampai Hasil penelitian rerata nilai nutrisi
bobotnya konstan. Bobot dianggap yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar
konstan apabila selisih penimbangan protein, kadar lemak dan kadar
tidak melebihi 0,2 mg. karbohidrat selama penyimpanan,
disajikan pada Tabel 1.
138
Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 2: 135-144
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2016
Tabel 1. Rerata Nilai NutrisiDaging Sapi Bali Lokasi Otot Aktif dan Otot Pasif
Jenis Otot Kadar Kadar Kadar
Kadar Air Kadar Abu
Daging Protein Lemak Karbohidrat
Pasif 72.9913 0.9007 14.9831 6.5431 4.3230
Aktif 70.0899 0.9978 16.6092 6.3062 5.9903
Rataan 71.5406 0.9493 15.7962 6.4247 5.1566
Berdasarkan Tabel 1. diperoleh hasil (P<0,05) terhadap kadar air. Jenis otot
bahwa kadar air dan kadar lemak otot aktif memiliki kadar air yang lebih
pasif lebih tinggi bila dibandingkan rendah apabila dibandingkan dengan
dengan kadar air dan kadar lemak otot ototpasif. Hal ini dikarenakan daya
pasif. Sedangkan kadar abu, kadar protein mengikat air yang berbeda dari setiap
dan kadar karbohidrat otot pasif lebih lokasi otot, seperti yang dikemukakan
rendah bila dibandingkan dengan kadar Soeparno (2005) yang kemudian daya
abu, kadar protein dan kadar karbohidrat mengikat air ini bisa dipengaruhi oleh
otot aktif. faktor pakan, transportasi, pemasakan,
jenis otot, suhu, kelembaban,
Kadar Air
Berdasarkan Gambar 1. nilai kadar penyimpanan dan preservasi.
air pada otot aktif lebih rendah bila Selama penyimpanan terjadi
dibandingkan dengan kadar air pada otot peningkatan kadar air hal ini dapat
pasif selama penyimpanan hari ke-0, ke- disebabkan oleh daya ikat air yang
1, ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5. Faktor- dipengaruhi oleh pH daging dimana air
faktor yang mempengaruhi kadar air yang tertahan didalam otot meningkat
daging adalah spesies ternak, umur, jenis sejalan dengan naiknya pH, walaupun
kelamin, pakan serta lokasi dan fungsi kenaikannya kecil. Sebaliknya laju
bagian-bagian otot dalam tubuh. Menurut penurunan pH otot yang cepat akan
Soeparno (2005) yang menyatakan mengakibatkan daya ikat air menjadi
bahwa kadar air daging berkisar antara rendah (Soeparno, 2009). Hal ini
60-85%, kadar air daging sapi pada hasil disebabkan karena rendahnya nilai pH
penelitian ini masih memenuhi standar daging mengakibatkan struktur daging
ini. terbuka sehingga menurunkan daya ikat
air dan tingginya nilai pH daging
mengakibatkan struktur daging tertutup
sehingga daya ikat air tinggi. Daya
mengikat air (DMA) merupakan
kemampuan daging untuk
mempertahankan kandungan airnya
selama mengalami pemanasan,
penggilingan dan pengolahan (Forest et
al., 1975). Semakin besar DMA,
mengikat air yang tinggi terjadi karena
asam laktat yang dihasilkan dalam proses
Gambar 1. Kadar air daging sapi bali glikolisis (perubahan glikogen menjadi
pada lokasi otot aktif dan otot pasif pada asam laktat) menyebabkan ruang antar
penyimpanan suhu dingin selama 0-5 hari filamen dalam protein miofibril melebar
Berdasarkan hasil yang diperoleh sehingga diameter miofibril meningkat.
bahwa jenis otot berpengaruh nyata Ion OH- dari asam laktat (CH3COOH)
139
Buletin Veteriner Udayana Dewi et al.
faktor lainnya. Maka dari itu faktor- lima hari, diperoleh hasil keduanya baik
faktor ini juga turut mempengaruhi otot aktif maupun otot pasif mengalami
penimbunan lemak dari daging semasa penurunan kadar protein, akan tetapi
hidup. Kadar lemak daging secara umum lama penyimpanan tidak berpengaruh
berkisar antara 2,5 (1,5-13) % tergantung nyata (P>0,05) sehingga tidak terjadi
jenis, spesies, umur, dan aktivitas ternak penurunan yang nyata (P>0,05).
(Soeparno, 2005). Penurunan kadar protein selama masa
Hasil penelitian ini menunjukkan penyimpanan dapat dipengaruhi oleh
bahwa jenis otot tidak berpengaruh nyata terjadinya penurunan pH pada saat
(P>0,05) terhadap kadar lemak daging pembentukan asam laktat sehingga terjadi
sapi bali. Tidak berbedanya kadar lemak penurunan daya ikat air dan banyak air
daging sapi pada hasil penelitian ini yang bergabung dengan protein otot
karena kemungkinan umur sapi masih bebas keluar dari serabut otot .
muda sehingga laju penimbunan lemak Pernyataan ini diperkuat oleh Soeparno
belum maksimal. Sebagaimana (1998) bahwa penurunan pH yang cepat,
pernyataan Soeparno (2005), bahwa misalnya karena pemecahan ATP yang
lemak merupakan jaringan tubuh yang cepat, akan meningkatkan kontraksi
laju pertumbuhan berada pada urutan aktomiosin dan menurunkan daya
terakhir setelah jaringan saraf, tulang dan mengikat protein.
otot.
Dari hasil sidik ragam kadar lemak
diperoleh hasil bahwa lama penyimpanan
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
kadar lemak daging sapi bali. Selama
penyimpanan suhu dingin (4°C) kadar
lemak mengalami penurunan, hal ini
terjadi karena penyimpanan daging pada
suhu dingin dapat meningkatkan kadar air
daging, seperti yang dikemukakan Judge
et al., (1989) bahwa kadar lemak
berbanding terbalik dengan kadar air.
Kadar lemak pada kedua jenis otot ini Gambar 4. Kadar protein daging sapi bali
memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada lokasi otot aktif dan otot pasif pada
dari standar kadar lemak daging sapi bali penyimpanan suhu dingin selama 0-5 hari
yang dikemukakan oleh Eko dan Selain itu jenis otot berpengaruh
Subandriyo (2004) yaitu 2,01 -6,86. Akan nyata (P<0,05) terhadap kadar protein
tetapi kadar lemak dari hasil penelitian daging. Adanya perbedaan kadar protein
ini masih sesuai dengan standar yang pada kedua otot tersebut selain
dikemukakan Soeparno (2005)bahwa disebabkan oleh adanya perbedaan kadar
kadar lemak sapi berkisar antara (1,5- lemak, kemungkinan juga disebabkan
13%). oleh perbedaan aktivitas enzim-enzim
protein otot (Nur dkk.,2012). Faktor lain
Kadar Protein yang menyebabkan perbedaan kadar
Gambar 4. diperoleh hasil bahwa protein adalah adanya perbedaan protein
kadar protein otot aktif lebih tinggi bila jaringan ikat dari otot. Sebagaimana yang
dibandingkan dengan kadar protein pada dikemukakan oleh Lawrie (2003) bahwa
otot pasif selama masa penyimpanan. terdapat perbedaan protein jaringan ikat
Keduanya mengalami penurunan kadar antara otot yang berbeda, oleh karena itu
protein selama masa penyimpanan. kadar protein otot aktif lebih tinggi bila
Setelah dilakukan penyimpanan selama
141
Buletin Veteriner Udayana Dewi et al.
dibandingkan dengan kadar protein otot dan rusuk (campuran) serta paha depan,
pasif . Menurut Hasnudi (2005), sifat dan sehingga karbohidrat yang berbentuk
komposisi kimia daging bervariasi antara glikogen akan diubah menjadi asam
lain tergantung kepada letak dan fungsi laktat dan energi melalui proses
daging di dalam tubuh. Daging yang glikolisis, sehingga kadar karbohidrat
terdapat pada organ gerak aktif yang terukur menjadi lebih rendah
mengandung kadar protein relatif lebih (Fatriani, 2003). Hasil penelitian ini juga
tinggi dibandingkan daging yang terdapat menunjukkan penurunan selama hari
pada organ yang relatif pasifbergerak penyimpanan tertentu akan tetapi naik
seperti pada bagian leher dan rusuk atau pada hari tertentu. Kadar karbohidrat
pasif. ditentukan dari hasil pengurangan 100 %
dengan kadar air, kadar abu, kadar lemak
Kadar Karbohidrat
Gambar 5. terlihat kadar karbohidrat dan kadar protein (carbohydrat by
otot aktif lebih tinggi bila dibandingkan difference) sehingga kadar karbohidrat
dengan otot pasif akan tetapi sebaliknya sangat tergantung dari faktor
pada penyimpanan hari ke-2. Karbohidrat pengurangannya (AOAC, 1995).
pada daging terdapat dalam bentuk SIMPULAN DAN SARAN
glikogen sebanyak 0,8% dari berat
daging, glukosa 0,1% dan karbohidrat Simpulan
hasil intermediet dari metabolisme sel
(Aberle et al., 2001). Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa kadar abu, kadar
protein dan kadar karbohidrat otot aktif
berbeda nyata dengan otot pasif. Kadar
abu, kadar protein dan kadar karbohidrat
otot aktiflebih tinggi bila dibandingkan
dengan nilai kadar otot pasif. Sedangkan
kadar lemak dan kadar air otot aktif lebih
rendah bila dibandingkan dengan kadar
lemak serta kadar air otot pasif. Lebih
lanjut lama penyimpanan tidak
berpengaruh nyata menurunkan kadar
abu dan kadar protein. Akan tetapi lama
penyimpanan berpengaruh nyata
meningkatkan kadar air dan kadar
karbohidrat serta berpengaruh nyata
Gambar 5. Kadar karbohidrat daging menurunkan kadar lemak daging pada
sapi bali pada lokasi otot dan otot pasif kedua otot.
penyimpanan suhu dingin selama 0-5
hari Saran
Berdasarkan hasil penelitian Disarankan agar tidak melakukan
diperoleh jenis otot berpengaruh nyata penyimpanan daging melebihi hari ke-5
(P<0,05) terhadap kadar karbohidrat pada suhu dingin 4°C. Hal ini
daging. Kadar karbohidrat otot aktif lebih dikarenakan setelah penyimpanan hari
tinggi dibandingkan kadar karbohidrat ke-5 akan terjadi perubahan nilai nutrisi
ototpasif. Hal ini kemungkinan daging.
disebabkan oleh paha belakang dan
sengkel merupakan organ yang relatif
paling aktif bergerak dibandingkan leher
142
Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 2: 135-144
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2016
Batan IW. 2006. Sapi Bali dan Ockerman C. 1983. Chemistry of Meat
Penyakitnya. Fakultas Kedokteran Tissue. Tenth ed. Dept. of Animal
Hewan Universitas Udayana, Science The Ohio State University
Denpasar and The Agricultural Research and
Development Center. United States
Dewi SHC. 2013. Kualitas kimia daging of America.
ayam kampung dengan ransum
berbasis konsentrat broiler. J Prasetyo E, Nuhriawangsa AMP,
Agrisains, 4(1): 6-11. Swastike W. 2012. Pengaruh Lama
Perebusan terhadap Kualitas Kimia
Eko H, Subandriyo. 2004. Potensi dan dan Organoleptik Abon dari Bagian
Keragaman Sumberdaya Genetik Dada dan Paha Ayam Petelur Afkir.
Sapi Bali. Bogor Sains Peternakan, 10 (2): 108-114.
Fatriani Y. 2003. Evaluasi penambahan Rahim S. 2009. Pengaruh Jenis Otot dan
tepung tapioka dan es batu pada Lama Penyimpanan terhadap
berbagai tingkat yang berbeda Kualitas Daging Sapi. Jurnal Ilmiah
terhadap kualitas bakso sapi. Skripsi. Ilmu-Ilmu Peternakan 12:2
143
Buletin Veteriner Udayana Dewi et al.
Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Untoro NS, Kusrahayu, Setiani BE. 2012.
Daging. 5th Ed. Gadjah Mada Kadar air, Kekenyalan, Kadar
University Press. Yogyakarta. Lemak dan Citarasa Bakso Daging
Suwiti NK, Suastika P, Swacita IBN, Sapi dengan Penambahan Ikan
Piraksa IW. 2013. Proseding Bandeng Presto. J Anim Agric, 1(1):
Seminar Nasional Sapi Bali, Tingkat 567-583.
Kesukaan Wisatawan Asing di Bali Wang RR, Pan XJ, Peng ZO. 2009.
terhadap Daging Sapi Bali dan Effect of Heat Exposure on Muscle
Wagyu:.42 Oxidation and Protein
Swatland HJ.1984. Structure and Functionalities of Pectoralis Major in
Development of Meat Animals. Broiers. Poult Sci, 88: 1078-1084.
Prentice-Hall Inc.Englewood, New Widati AS. 2008. Pengaruh Lama
Jersey Pelayuan Temperatur Pembekuan
Schweigert P. 1991. Meat Science and dan Bahan Pengemas terhadap
Technology. The Science of Meat Kualitas Kimia Daging Sapi Beku. J
and Meat Product.WH Freemen Co, Ilmu Teknologi Hasil Ternak, 3(2):
San Fransisc 39-49.
144