KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama :Tidak terkaji
Umur :Tidak terkaji
Agama :Tidak terkaji
Jenis Kelamin :Tidak terkaji
Status Perkawinan :Tidak terkaji
Pendidikan :Tidak terkaji
Pekerjaan :Tidak terkaji
Suku Bangsa :Tidak terkaji
Alamat :Tidak terkaji
Tanggal Masuk :Tidak terkaji
Tanggal Pengkajian :Tidak terkaji
No. Register :Tidak terkaji
Diagnosa Medis :Skabies
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :Tidak terkaji
Umur :Tidak terkaji
Hub. Dengan Pasien :Tidak terkaji
Pekerjaan :Tidak terkaji
Alamat :Tidak terkaji
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Tidak terkaji
Riwayat kesehatan sekarang : Dengue Haemorrhagic Fever
P (Provokating) : Tidak terkaji
Q (Quality) : Tidak terkaji
R (Region) : Tidak terkaji
S (Severity/Skala) : Tidak terkaji
T (Time) : Tidak terkaji
1) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : tidak terkaji
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami : Tidak terkaji
2) Pernah dirawat : Tidak terkaji
3) Alergi : Tidak terkaji
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll): Tidak terkaji
c. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak terkaji
d. Diagnosa Medis dan therapy : Skabies
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan: Tidak terkaji
b. Pola Nutrisi-Metabolik
1) Sebelum sakit : Tidak terkaji
2) Saat sakit : Tidak terkaji
c. Pola Eliminasi
1) BAB
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
2) BAK
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas : Tidak terkaji
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
e. Pola kognitif dan Persepsi : Tidak terkaji
f. Pola Persepsi-Konsep diri : Tidak terkaji
g. Pola Tidur dan Istirahat
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
h. Pola Peran-Hubungan : Tidak terkaji
i. Pola Seksual-Reproduksi
1. Sebelum sakit : Tidak terkaji
2. Sebelum sakit : Tidak terkaji
j. Pola Toleransi Stress-Koping : Tidak terkaji
k. Pola Nilai-Kepercayaan : Tidak terkaji
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital :
TB/BB :Tidak terkaji
HR :Tidak terkaji
RR :Tidak terkaji
SB :Tidak terkaji
N :Tidak terkaji
TD :Tidak terkaji
b. Keadaan fisik
1) Kepala
a) Lingkar kepala : Tidak terkaji
b) Rambut : Tidak terkaji
c) Warna : Tidak terkaji
d) Tekstur : Tidak terkaji
e) Distribusi Rambut : Tidak terkaji
f) Kuat/mudah rontok : Tidak terkaji
2) Mata
a) Sklera : Tidak terkaji
b) Konjungtiva : Tidak terkaji
c) Pupil : Tidak terkaji
3) Telinga : Tidak terkaji
4) Hidung : Tidak terkaji
5) Mulut : Tidak terkaji
a) Kebersihan : Tidak terkaji
b) Warna : Tidak terkaji
c) Kelembapan : Tidak terkaji
d) Lidah : Tidak terkaji
e) Gigi : Tidak terkaji
6) Leher : Tidak terkaji
7) Dada/pernapasan
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
8) Jantung
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
9) Paru-paru
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
10) Abdomen : Tidak terkaji
11) Punggung : Tidak terkaji
12) Ekstermitas : Tidak terkaji
13) Genitalia : Tidak terkaji
14) Integumen : Tidak terkaji
a) Warna : Tidak terkaji
b) Turgor : Tidak terkaji
c) Integrasi : Tidak terkaji
d) Elastisitas : Tidak terkaji
5. Pemeriksaan penunjang
Tidak terkaji
6. Penatalaksanaan
Tidak terkaji
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (D.0077)
2. Anxietas (D.0080)
3. Gangguan pola tidur (D.0055)
4. Nausea (D.0076)
5. Isolasi sosial (D.0121)
3.3 Intervensi Keperawatan
2. Kurangnya control tidur (PPNI, 2019). 2. Batasi waktu tidur masa anak,
2. Tidur di ruangan
yang terang lebih
berisiko mengalami
depresi
dibandingkan tidur
di ruangan yang
gelap. Selain itu,
gangguan tidur juga
berkaitan erat
dengan risiko
depresi.Pencahayaa
n redup di malam
hari meningkatkan
perubahan
fisiologis yang
menyebabkan
depresi pada
manusia. Hal ini
dapat terjadi
melalui ritme
sirkadian yang
terganggu atau
penekanan
melatonin.
Edukasi :
1. Tidur yang
berkualitas dilaku
kan minimal 7-8
jam setiap malam.
Rentang ini akan
memberikan waktu
bagi tubuh untuk
merawat dan
menjaga kesehatan
Anda. Tidur 7-8
jam setiap hari juga
dapat memberikan
Anda berbagai
manfaat
2. Mengurangi makan
atau minum yang
bisa menggangu
waktu tidur
sangatlah baik,
tujuannya yakni
untuk memberikan
waktu tidur yang
optimal dan juga
baik untuk
kesehatan tubuh.
3. Obat tidur tidak
hanya bisa memicu
rasa kantuk, tapi
juga membuat
Anda tidur lebih
lama. Jika
digunakan dalam
jangka pendek dan
sesuai aturan pakai,
obat ini memang
bisa berguna.
Namun apabila
digunakan
berlebihan,
beberapa jenis obat
tidur bisa
menyebabkan
ketergantungan
latihan relaksasi
otot progresif
bermanfaat
menimbulkan
respon tenang,
nyaman, dan rileks.
4 Tingkat Nausea (L.08065) 1. Menejemen mual 1. Menejemen mual :
Terapeutik
- Buatlah materi
menggunakan
media yang
mudah dipahami
dan menarik
untuk menambah
minat dan
pemahaman
pasien.
Edukasi
- Teknik ini
bertujuan untuk
menekan
perasaan yang
emosional dan
bermanfaat untuk
merilekskan
pikiran dan
tubuhh. Sehinnga
posisi yang
nyaman dapat
menunjang
keefekitifan.
Kolaborasi
Tidak tersedia
5 Isolasi Social (D.0121) 3. terapi aktivitas (I.05186)
Kategori : relasional Definisi : menggunakan aktivitas
Subkategori : interaksi social fisik kognitif, social, dan spiritual
tertentu untuk memulihkan
Definisi : ketidak mampuan keterlibatan, frekuensi, atau durasi
untuk membina hubungan yang aktivitas atau kelompok
erat hangat, terbuka, dan
interdependen dengan orang lain. Observasi :
1. identifikasi deficit tingkat
Penyebab : aktivitas
1. keterlambatan perkembangan 2. indentifikasi kemampuan
2. ketidakmampuan menjalin berpartisipasi dalam aktivitas
hubungan yang memuaskan tertentu
3. ketidaksesuaian minat 3. identifikasi sumber daya ntuk
dengan tahap perkembangan aktivitas yang diinginkan
4. ketidaksesuaian nilai-nilai 4. identifikasi strategi
dengan norma meningkatkan partisipasi dalam
5. ketidaksesuaian perilaku aktivitas
social dengan norma 5, identifikasi makna aktivitas
6. perubahan penampilan fisik rutin dan waktu luang
7. perubahan status mental 6. monitor respon emosional fisik,
8, ketidakadekuatan sumber daya social, dan spiritual terhadapa
personal (mis. Disfungsi berduka, aktivitas
pengendalian diri buruk).
Terapeutik :
Gejala dan tanda mayor 1. fasilitasi focus pada kemampun
Subjektif : buka deficit yang dialami
1. merasa ingin sendirian 2. sepakati komitmen untuk
2. merasa tidak aman ditempat meningkatkan frekuensi dan
umum rentang aktivitas
Objektif : 3. fasilitasi memilih aktivitas dan
1. menarik diri tetapkan tujuan aktivitas yang
2. tidak berminat/menolak konsisten sesai kemampuan fisik
berinteraksi dengan orang lain psikologis, dan social
natau lingkung 4. koordinasikan pemilihan
Gejala dan tanda minor aktivitas sesuai usia
Subjektif : 5, fasilitas makna aktivitas yang
1.merasa berbeda dengan orang dipilih
lain 6. fasilitasi transportasi untuk
2. merasa asyik dengan pikiran menghadiri aktivitas.
sendiri 7. fasilitasi pasien dan keluarga
3. merasa tidak mempunyai dalam menyesuaiakan lingkungan
tujuan yang jelas untuk mengakomodasi aktivitas
Objektif : yang dipilih
1. afek datar 8. fasilitasi aktivitas fisik rutin
2. afek sedih sesuai kebutuhan
3. riwayat ditolak 9. fasilitasi aktivitas penggangti
4. menunjukkan permusuhan saatmengalami keterbatasan
5. tidak mampu memenuhi waktu energi atau gerak
harapan orang lain 10. libatkan keluarga dalam
6.kondisi difabel aktivitas
7. tindakan tidak berarti
8. tidak ad kontak mata Edukasi :
9. perkembangan terlambat 1. jelaskan metode aktivitas fisik
10. tidak bergairah/lesu sehari-hari
2. ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilig
3. anjurkan melakukan aktivitas
fisik, social, spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi dan
kesehatan
4. anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi
Kolaborasi :
1. kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas
2. rujuk pada pusat atau program
aktivitas komunitas