Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESAI

FISIOLOGI KELENJAR ENDOKRIN

Nama : Fitri Dwiyanti


Nim : 019.06.0029
Kelas : B
Modul : Sistem Endokrin & Metabolisme

Tutor: I Putu Dedy Arjita, M.Kes

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Al-Azhar

Tahun 2020
“FISIOLOGI KELENJAR ENDOKRIN”

Berdasarkan materi yang telah dipaparkan oleh I Putu Dedy Arjita, M.Kes mengenai
“Fisiologi Kelenjar Endokrin” menjelaskan materi mengenai kelenjar endokrin secara umum,
seperti klasifikasinya, sintesis dan sekresi, mekanisme kerja hormonnya, dan pengukuran kadar
hormone. Berbagai aktivitas sel,jaringan,dan organ tubuh dikoordinasikan oleh hubungan timbal
balik beberapa jenis sistem cara kimia: Neurotransmiter dilepaskan oleh ujung akson saraf ke
dalam taut sinaps dan bekerja setempat untuk mengatur fungsi sel saraf, Hormon endokrin
dilepaskan oleh sel kelenjar atau sel khusus ke dalam sirkulasi dan memengaruhi fungsi sel target
di tempat lain di tubuh, Hormon neuroendokrin disekresikan oleh sel neuron ke dalam sirkulasi
darah dan memengaruhi fungsi sel target di tempat lain di tubuh, Parakrin disekresikan oleh sel
ke dalam cairan ekstraselular dan memengaruhi sel target tetangga dengan jenis yang berbeda,
Autokrin disekresikan sel ke dalam cairan ekstraselular dan memengaruhi fungsi sel yang sama
yang menghasilkan zat tersebut, Sitokin merupakan peptida yang disekresikan sel ke dalam
cairan ekstraselular dan dapat bertindak sebagai autokrin, parakrin, atau hormon endokrin.
Contoh sitokin meliputi interleukin dan limfokin disekresi oleh sel helper dan bekerja pada sel
sistem imun yang lain . Hormon sitokin (misalnya leptin) dihasilkan adiposit kadang-kadang
disebut adipokin.

Tubuh manusia diatur oleh beragam senyawa kimia. Sistem kelenjar endokrin merupakan
salah satu sistem utama pada tubuh yang mengoordinasikan senyawa-senyawa kimia tersebut.
Kinerja sistem endokrin berdampak kepada hampir seluruh sel, organ, serta berbagai fungsi di
tubuh manusia. Sistem endokrin tersusun oleh beragam kelenjar, termasuk hormon-hormon yang
dihasilkannya. Dalam proses kerjanya, sistem endokrin banyak bekerja sama dengan sistem
saraf, yang membentuk sistem neuroendokrin. Secara umum, kelenjar endokrin bertanggung
jawab atas hampir seluruh proses dalam tubuh yang berlangsung lambat, mencakup pertumbuhan
sel, tumbuh kembang badan, proses reproduksi, serta metabolisme. Sedangkan proses tubuh yang
berlangsung lebih cepat, misalnya pernapasan dan pergerakan tubuh, diatur oleh sistem saraf. Di
dalam sistem endokrin, kelenjar dan hormon bagaikan sebagai fondasi. Hormon merupakan
senyawa kimia yang tugasnya mengirim informasi dan perintah dari sel satu ke sel yang lain.
Masing-masing hormon dirancang khusus untuk bekerja spesifik pada sel-sel tertentu.
Macam-macam kelenjar di dalam sistem endokrin, antara lain yaitu : (1) Kelenjar tiroid,
Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang bertugas
mengendalikan tingkat pembakaran energi dari makanan. Selain itu sel parafolikular di kelenjar
tiroid menghasilkan hormon kalsitonin yang berperan dalam pembentukan tulang. (2) Kelenjar
paratiroid, Kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid yang tugasnya adalah mengatur kadar
kalsium dalam darah. Tugas hormon ini dibantu oleh hormon kalsitonin yang dihasilkan tiroid.
(3) Kelenjar pituitary, Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan kelenjar terpenting dalam
sistem endokrin. Kelenjar pituitari memproduksi hormon yang fungsinya mengatur berbagai
kelenjar endokrin lainnya. Termasuk di dalamnya hormon prolaktin yang sangat penting bagi ibu
menyusui, dan hormon luteinizing yang berperan dalam mengatur estrogen pada wanita dan
testosterone pada pria. (4) Kelenjar adrenal, Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian.
Pertama, bagian korteks yang memproduksi hormon kortikostreroid. Hormon ini bertugas
mengatur keseimbangan cairan dan kadar garam di dalam tubuh. Hormon ini juga memengaruhi
metabolisme, sistem imun, respons tubuh terhadap stres, serta perkembangan dan fungsi seksual.
Kedua, bagian medulla yang memproduksi hormon epinefrin atau adrenalin. Ketika tubuh
mengalami stres, epinefrin meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. (5) Kelenjar
pancreas, memproduksi dua hormon penting, yaitu glukagon dan hormon insulin. Kedua hormon
ini bekerja sama untuk memelihara kadar gula darah dan memelihara simpanan energi di dalam
tubuh. (6) Kelenjar reproduksi, Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat di skrotum,
sedangkan kelenjar reproduksi wanita (indung telur atau ovarium) terdapat di rongga panggul.
Testis memproduksi hormon testosteron, sedangkan indung telur memproduksi hormon wanita,
yaitu estrogen dan progesteron.

Tergantung dari pandangan seseorang hormon dapat diklasifikasikan ke dalam dua


kelompok atau kelas, yaitu dari sudut susunan atau struktur kimia alamiahnya dan yang kedua
dari segi fungsi atau kerjanya. Bila dilihat dari struktur kimianya maka hormon dapat kita
katagorikan sebagai berikut : Asal asam amino tunggal (Tirosine: T3, T4 dan Triptopan:
epinefrin, norepinefrin), peptide dan protein (hormon dari hipofisis anterior dan posterior),
kolesterol membentuk steroid (Inti steroid utuh: korteks adrenal dan steroid pecah: vitamin D).
adapun mekanisme kerja protein yang dimana reseptor hormon protein bersifat spesifik dan
terdapat pada membran plasma sel target. Interaksi hormon dengan reseptornya mengakibatkan
perangsangan atau penghambatan enzim adenilsiklase yang terikat pada reseptor tersebut.
Interaksi hormon-reseptor ini mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP. Selanjutnya
siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini
berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.
Sedangkan mekanisme kerja hormon steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma
setiap sel, baik sel target hormon steroid maupun sel lain. Tetapi reseptor hormon steroid hanya
terdapat di dalam sel target di dalam sitoplasmanya. Bila hormon steroid berikatan dengan
reseptor sitoplasma maka kompleks hormon-reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan
ditransportasi ke tempat kerjanya (sites of action) di dalam inti sel yaitu pada kromatin.
Selanjutnya terjadilah beberapa hal yang berhubungan dengan peningkatan sintesis protein sesuai
dengan fungsi masing-masing sel target. Sekresi hromon dilakukan melalui mekanisme kontrol.
Ada sekresi kontinu, ada pulsasi atau intermiten. Untuk menjaga agar sekresi itu sesuai kondisi
homeostasis maka ada tiga macam kontrol internal yaitu : rangsangan hormonal dimana suatu
hormon mengontrol pelepasan hormon lain, rangsangan humoral adalah suatu zat kimia atau ion
dalam makanan mengontrol pelepasan hormone, dan rangsangan neural adalah saraf simfatis
picu pelepasan adrenalin. Adapun kontrol Umpan-Balik dapat mengatur sintesis dan sekresi
hormon melalui: umpan balik negative dan umpan balik positif.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem endokrin, dalam kaitannya
dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama
bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem endokrin memiliki
fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang
bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh
kelenjar endokrin tertentu. terdapathormon setempat dan hormon umum. Diantara kelenjar-
kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut
hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton Dan Hall. 2014. Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Elsevier. Jakarta.
Powerpoint I Putu Dedy Arjita. 2020. Endokrine. Mataram.
Sherwood, LZ. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. EEG Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai