Anda di halaman 1dari 2

Nama : ananda raditya

Nim : 21103040215

Kelas: IH D

Matkul: Fikih & Ushul fiqih

ARAB SEBELUM ISLAM HADIR (ARAB PRA ISLAM)

Orang Arab pra-Islam sekarang atau orang Arab pra-Islam sering disebut sebagai orang Arab
yang bodoh. Kemanusiaan semakin menyimpang dari ajaran yang diterima. Mereka
mengadopsi ajaran yang ada dan mengubah isi Kitab Suci. Bangsa yang tidak beradab, bodoh
dan bodoh.
Namun, ini tidak berarti bahwa tidak ada penduduk Arab yang tidak bisa membaca atau
menulis, karena diketahui bahwa beberapa sahabat Nabi tahu membaca dan menulis sebelum
masuk Islam. Awalnya, orang-orang keturunan Arab dibagi menjadi dua kelompok besar.
Pertama, dari keturunan Qathan, yaitu golongan Qathaniyun yang berada di bagian bangsa
Arab sebelum Islam datang, atau orang Arab pra-Islam umumnya dikenal sebagai orang Arab
bodoh. Semakin banyak orang yang menyimpang dari ajaran yang diterima.
Mereka menggabungkan ajaran yang ada dan mengubah isi Kitab Suci. Bangsa yang tidak
beradab, bodoh, dan tidak berkarakter. Namun, ini tidak berarti bahwa tidak ada penduduk
Arab yang tidak bisa membaca atau menulis, karena beberapa sahabat Nabi diketahui
membaca dan menulis sebelum masuk Islam.

FIKIH MASA KENABIAN DAN SAHABAT

Jika wahyu tidak datang, Rauslullah menetapkan hukum kejatuhan melalui perkataannya, yang kemudian
dikenal dengan hadits atau sunnah. Hadits tentang pengiriman Mu'az bin Jabal sebagai Qadi ke Yaman
menunjukkan izin yang luas untuk melakukan ijtihad yang sah di masa Nabi. Dalam pernyataan asbab al-
Nuzul mengandung pengertian bahwa Rasulullah SAW selalu mendasarkan jawaban atas permasalahan
yang timbul pada wahyu Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepadanya, yaitu dengan Rasulullah mengambil
Memperhatikan Aspek Hukum Firman Allah SWT yang mengandung makna dan memberikan solusi
hukum atas permasalahan yang timbul. menjadi dasar bagi sebagian besar ulama untuk mengatakan bahwa
«hadits identik dengan Sunnah», bagi umat Islam ia adalah yang kedua setelah Al-Qur’an sebagai sumber
hukum

Islam, sebagai sumber hukum Islam atau sebagai dasar hukum kedua setelah Al-Qur’an.
Menurut al-Kamal Ibn Humam, hadits adalah sesuatu yang diriwayatkan oleh Nabi dan terbatas pada
perkataannya, sedangkan Sunnah memiliki jangkauan yang lebih luas yang meliputi perbuatan dan
perkataan Nabi SAW. Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah, ia memahami hadits sebagai sesuatu yang
berasal dari Nabi SAW, dalam perkataan, perbuatan dan pengakuannya, serta menekankan Sunnah sebagai
tradisi yang telah berulang kali dipraktikkan oleh masyarakat. Dalam literatur lain disebutkan bahwa
Fazlur Rahman mengungkapkan bahwa hadits hanyalah refleksi , karena dialah yang menciptakan otoritas
Sunnah dan otentisitas hadits. Akan tetapi, ditinjau dari subjek yang menjadi Sumbernya, makna Sunnah
dan Hadits adalah sama, yaitu keduanya berasal dari Nabi.

Islam pernah memenangkan perang dan memiliki tawanan perang yang bisa membaca dengan baik. Ada
berbagai pendapat para sahabat saat itu, yaitu ada kelompok yang mengatakan lebih baik dibunuh saja
karena mereka adalah tawanan perang dan kafir. Namun, ada juga kelompok yang mengatakan tidak boleh
dibunuh karena tawanan perang pandai membaca , mereka harus dihukum karena mengajari umat Islam
membaca. Saat itu banyak umat Islam yang belum bisa membaca dengan baik.

Tentang ayat yang mengatakan bahwa narapidana yang bisa membaca dengan baik tidak boleh dibunuh,
tetapi harus dihukum karena mengajari umat Islam membaca sampai semua Muslim di daerah itu bisa
membaca dengan baik, setelah itu para narapidana bisa dibebaskan. Karena jumlah Muslim yang buta
huruf begitu banyak, butuh waktu lama bagi para tahanan untuk dibebaskan. Misalnya, ketika menjawab
pertanyaan Umar bin Khattab, apakah seseorang yang mencium istrinya membatalkan puasa atau tidak.
Dengan pengamatan yang cermat, para sahabat membacakan Hukum, pertama-tama mengamati teks Al-
Qur'an dan kemudian Sunnah. Memang, sejak zaman para sahabat, muncul masalah baru yang menuntut
aturan hukum mereka. Pada masa para sahabat yang lebih dekat dengan tradisi kehidupan Nabi,
penyelesaian masalah hukum lebih mengandalkan Al-Qur'an dan hadits yang dibawa oleh Nabi, dan
mereka saling bertukar informasi tentang hadits Nabi.

Anda mungkin juga menyukai