PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil pembuatan asuhan kebidanan ini penulis mendapatkan masukan
pengetahuan tentang penanganan kasus asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan KPD
1.3.2 Manfaat Praktis
Ibu bersalin dengan KPD mendapatkan asuhan dengan perawatan yang
baik
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.2.2 Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas, maka preventif tidak dapat
dilakukan kecuali dalam usaha penekanan infeksi. Menurut Manuaba (1998),
penyebab ketuban pecah dini adalah :
1. Serviks inkompeten
2. Ketegangan rahim berlebihan
3. Polihidramnion
4. Gemeli
5. Kelainan letak janin dalam rahim
6. Riwayat KPD sebelumnya
7. Kelainan bawaan dari selaput ketuban
8. Infeksi vagina
2.2.5 Komplikasi
2.2.5.1 Bagi janin
1. Prematuritas
2. Infeksi
3. Semakin lama periode laten, semakin lama kala satu persalinan, maka
semakin besar insiden infeksi
4. Prolaps tali pusat
5. Mortalitas perinatal
2.2.5.2 Bagi ibu
1. Partus lama
Adanya inkoordinasi kontraksi otot rahim akibat dari induksi persalinan
dengan oksitosis sehingga menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim
untuk meningkatkan pembukaan serviks
2. Perdarahan post partum
3. Atonia uteri
Bila pada saat ketuban percah serviks belum matang atau belum
membuka, maka akan memperlama proses persalinan dan menyebabkan
kelelahan pada ibu yang berakibat pada lemahnya kontraksi uterus
4. Infeksi nifas
Adanya infeksi intra partum akibat ketuban pecah lebih dari 6 jam
(Arif Mansjoer, 2001)
2.2.6 Diagnosis
Tentukan pecahnya selaput ketuban. Ditentukan dengan adanya cairan
ketuban di vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian
terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan
ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (Nitrazin test) merah menjadi biru,
membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, kelainan
janin.
Tentukan usia kehamilan bila perlu dengan pemeriksaan USG. Tentukan
ada tidaknya infeksi, tanda-tanda infeksi bila suhu ibu 38o C, air ketuban yang
keruh dan berbau. Pemeriksaan air ketuban dengan tes LEA (leukosit estrase).
Leukosit darah > 15.000/mm3. Janin yang mengalami tekhikardi, mungkin
mengalami infeksi intrauterin.
Tentukan tanda-tanda inpartu. Tentukan adanya kontraksi yang teratur,
periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi
kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvik (Sarwono P,. 2009).
2.2.7 Penatalaksanaan
2.2.7.1 Konservatif
1. Rawat di rumah sakit
2. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau entromisin bila tak tahan
ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes
basa negatif beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24
jam.
6. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan
lakukan induksi.
7. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intrauteri)
8. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar
lesitinm dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari
dosis tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam
sebanyak 4 kali.
2.2.7.2 Aktif
1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprosto 25 µg - 50 µg intravaginal
tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan
persalinan diakhiri.
1). Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian
induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio
sesarea.
2). Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dengan KPD
2.3.1 Pengumpulan Data
Pada tanggal : Pukul :
Oleh : Tempat :
2.3.2 Assessment
Diagnosa aktual : G....P.... ........minggu tunggal, hidup, intauteri, letak
kepala, keadaan/kesan jalan lahir ............, keadaan
ibu........., keadaan bayi dengan KPD
Masalah aktual : cemas
Kebutuhan : istirahat, dukungan psikologis
3.1 Pengkajian
Tanggal : 04 Januari 2021 Jam : 21.00 WIB
2. H A M I L I N I
3.2 Assessment
Diagnosa : GIIPI00I UK 38/39 minggu, tunggal, hidup, intra uterin,
keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik
dengan KPD
Masalah : Ibu cemas karena ketubannya sudah pecah tapi bayinya
belum juga lahir
3.3 Planning
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
R/ informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang diberikan
2. Jelaskan pada ibu bahwa janinnya harus segera dilahirkan
R/ mengurangi kecemasan ibu dan menginformasikan tindakan yang
akan dilakukan
3. Anjurkan ibu untuk :
- Tidak berjalan-jalan kecuali jika ingin ke kamar mandi
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
- Memenuhi kebutuhan eliminasi
- Miring ke kiri
R/ memperlancar pemberian asuhan
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian :
- Amoxicillin 4 x 500 mg P.O
- Rippening misoprostol 4 x 25 mg s.d. PS ≥ 5
- Bila PS ≥ 5, lakukan OD
R/ Terminasi kehamilan
5. Observasi CHPB tiap 30 menit
R/ mengetahui keadaan janin dan kemajuan persalinan
6. Observasi TTV, khususnya TD tiap 4 jam dan suhu rektal tiap 3
jam R/ mengetahui keadaan klien
3.4 Implementasi
Tanggal Pukul Implementasi Paraf
4 15.30 1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang
Januari hasil pemeriksaan.
2021 15.40 2. Melakukan NST
15.50 3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa
kehamilannya harus diakhiri
15.55 4. Memberikan informed consent pada suami
16.00 5. Memberikan terapi antibiotik, amoxicillin 500
mg P.O. a/p dokter
18.00 6. Berkolaborasi dengan dokter SpOG
dalam pemberian misoprostol I 25 mg /
vag
evaluasi 6 jam
4 21.00 7. Menganjurkan ibu untuk :
Januari - tidak berjalan – jalan kecuali ke KM
2021 - memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
- memenuhi kebutuhan eliminasi
- miring ke kiri
21.10 8. Memberikan dukungan pada ibu untuk
mengurangi kecemasan
21.30 9. Mengobservasi TTV (TD tiap 4 jam), CHPB
tiap jam, dan suhu rektal tiap 3 jam
22.00 10. Memberikan terapi antibiotik, amoxicillin
500 mg P.O. a/p dokter
5 00.00 11. Melakukan evaluasi kemajuan persalinan.
Januari Hasil : VT 3 cm, effacement 75%,
2021 konsistensi lunak, presentasi kepala,
denominator UUK kiri depan, Hodge II,
ketubah (-), UPD ~ N
12. Mengobservasi CHPB
3.5 Evaluasi
Tanggal 5 Januari 2021 Pukul 03.45
S : Ibu mengatakan ingin meneran
O : Palpasi 0/5
VT 10 cm, effacement 100%,presentasi kepala, denominator UUK kiri
depan, Hodge IV, ketubah (-), UPD ~ N
A : Inpartu Kala II
P : - Mempersiapkan diri dan mengecek kelengkapan peralatan (partus pack
dan obat-obatan)
- Menganjurkan ibu untuk memilih posisi senyaman mungkin
- Mengajarkan ibu cara meneran yang benar
- Memimpin persalinan
KALA II
Tgl/Jam Kegiatan
5 Jan 21 Pembukaan lengkap dan melihat adanya tanda-tanda persalinan
03.45 (dora, teknus, perjol, vulka). Memasang handuk bersih di atas perut
WIB ibu dan underpad di bawah bokong ibu. Setelah kepala bayi tampak
dengan diameter 5-6 cm, membuka partus set dan memakai sarung
tangan steril pada kedua tangan. Saat oksiput tampak di bawah
simfisi, tangan kanan melindungi perineum dengan dialasi duk steril
yang dilipat 1/3 bagian. Sementara tangan kiri menahan puncak
kepala agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat. Setelah kepala lahir,
mengusap muka bayi dengan kasa steril. Menunggu kepala bayi
melakukan putar paksi luar. Setelah kepala menghadap salah satu
paha ibu, memegang kepala bayi secara biparietal, menarik dengan
lembut ke arah bawah dan distal untuk melahirkan bahu depan, dan
menarik lembut ke atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Setelah dada lahir, menggeser tangan kanan untuk menyangga leher
dan dada sementara tangan kiri menelusuri punggung, bokong,
hingga tungkai bawah bayi dan menyelipkan jari telunjuk tangan kiri
diantara tungkai bayi.
Setelah bayi lahir seluruhnya, melihat dan menilai keadaan bayi,
meletakkan bayi di atas perut ibu dengan kepala lebih rendah,
kemudian mengeringkan bayi dan membungkus bayi dengan kain
kering kecuali tali pusat.
KALA III
Tgl/Jam Kegiatan
5 Jan 21 - Memeriksa fundus untuk memastikan tidak adnya bayi kedua
03.59 - Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha luar
WIB - Mengekle tali pusat 3 cm dari imbilikus dan 2 cm dari klem
pertama, lalu memotong tali pusat dan tangan kiri melindungi
gunting
- Mengganti handuk basah dengan handuk kering lalu
menengkurapkan bayi diantara payudara ibu untuk dilakukan
IMD
- Memindahkan klem 5-10 cm didepan vulva
- Melakukan pengecekan tanda-tanda plasenta lepas
- Tangan kanan melakukan menegangkan tali pusat ke arah
bawah,lalu ke atas, lalu lurus hingga plasenta tampak pada
vulva. Kemudian menangkap plasenta dengan kedua tangan dan
melakukan putaran searah jarum jam sampai plasenta lahir
seluruhnya.
- Masase fundus untuk merangsang kontraksi,kemudian mengecek
kelengkapan plasenta mulai dari sisi fetal maupun maternal
04.10 Plasenta lahir lengkap dengan :
WIB Berat : 500 gram
Panjang tali pusat : 50 cm
Insersi : lateralis
KALA IV
Tgl/Jam Kegiatan
5 Jan 21 -Mengajarkan ibu cara melakukan masase fundus uteri
04.16 -Memeriksa adanya laserasi di vagina dan perineum dan ditemukan
WIB robekan perineum derajat II
-Melakukan anastesi dengan lidocain 1% kemudian melakukan
heacting perineum
-Mengevaluasi jumlah kehilangan darah
-Membersihkan tubuh ibu dari darah dan lendir
-Mengganti baju ibu dengan baju bersih
-Merendam alat dalam klorin
-Membersihkan tempat persalinan
-Melengkapi partograf
LEMBAR OBSERVASI KALA IV
Jam Suhu Kandungan Perda-
Waktu TD N TFU UC
ke (0C) Kemih rahan
2 jari di bawah
04.25 110/70 84 36’7 Baik Kosong 50 cc
pusat
2 jari di bawah
04.40 110/70 84 Baik Kosong 30 cc
pusat
I
2 jari di bawah
05.55 120/80 84 Baik Kosong 30 cc
pusat
2 jari di bawah
05.25 120/80 80 Baik Kosong 10 cc
pusat
2 jari di bawah
06.55 120/80 80 36,5 Baik Kosong 10 cc
pusat
II
2 jari di bawah
07.25 120/80 80 Baik Kosong 5 cc
pusat
Memberikankonselingpadaibutentang:
1. Nutrisi (tidak boleh tarak)
2. Personal Hygiene (terutama daerah kewanitaan)
3. Mobilisasi Dini
4. Istirahat
5. ASI Eksklusif
BAB 4
PEMBAHASA
N
Pada pembahasan ini disajikan tentang analisa data yang diperoleh dari hasil
pengkajian pada ibu bersalin pada tanggal 04 Januari 2021 di VK RSUD
Kabupaten Sorong.
1. Bagus Gde Manuaba, Ida. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta. EGC.
2. Geri Morgan & Carole Hamilton. 2009. Obstetri dan ginekologi Panduan praktis.
Jakarta. EGC.
3. Graber, Mark A, dkk. 2006. Buku saku Dokter Keluarga University OfLowa, Edisi 3.
Jakarta. EGC.
4. Green, Carol J. 2012. Maternal Newborn NURSING CARE PLANS. United States of
America : Jones & Bartlett Learning, LLC.
5. Ida Ayu Chandranita dan Manuaba, SpOG, dkk.2009. Buku Ajar Patologi Obstetri.
Jakarta. EGC.
6. Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas Ed. 21. Jakarta : EGC
7. Nugroho, T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
Dalam.Yogyakarta: Nuha Medika.
8. Manuaba, Candranita Manuaba, Fajar Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta : EGC.
9. Morgan, Geri dan Carole Hamilton. 2009. Obstetri Dan Ginekologi Panduan Praktis.
Jakarta : EGC.
10. Suhartono, Agus.2002.Perbandingan kadar CRP serum ibu pada kehamilan aterm
ketuban pecah dini dan normal. Universitas Diponegoro.
11. Varney, Helen. Dkk. 2004. VARNEY’S MIDWIFERY : FOURTH EDITION. United
States of America : Jones and Bartlett Publishers, Inc.