PENYAKIT INFEKSI
(VIRUS, BAKTERI, DAN JAMUR)
Disusun oleh:
Nabilah Nur Almas Raharja
20190311056
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..................2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Penyakit yang Disebabkan oleh Virus............................................................................3
Penyakit Demam Kuning………………………………………………………………3
1) Pengertian Penyakit Demam Kuning……………………………………………..3
2) Penyebab Penyakit Demam Kuning………………………………………………3
3) Cara Penularan Demam Kuning (Virus Yellow Fever) Pada Manusia…………...4
4) Gejala Penyakit Demam Kuning………………………………………………….4
5) Penyebaran Penyakit Demam Kuning…………………………………………….5
6) Pengobatan Penyakit Demam Kuning…………………………………………….5
7) Pencegahan Penyakit Demam Kuning…………………………………………….6
2.2 Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri..........................................................................7
Penyakit Disentri………………………………………………………………………7
1) Pengertian Penyakit Disentri……………………………………………………..7
2) Penyebab Penyakit Disentri……………………………………………………8
3) Gejala Penyakit Disentri………………………………………………………….9
4) Diagnosis Penyakit Disentri……………………………………………………...10
5) Pengobatan Penyakit Disentri…………………………………………………….10
6) Pencegahan Penyakit Disentri…………………………………………………….10
2.3 Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur……………………………………………….11
Keputihan ………………………………………………………………………………..11
1) Pengertian Keputihan………………………………………………………………11
2) Penyebab Keputihan………………………………………………………………..12
3) Gejala Keputihan…………………………………………………………………...13
4) Diagnosis Keputihan ………………………………………………………………...13
5) Pengobatan Keputihan……………………………………………………………...14
6) Pencegahan Keputihan……………………………………………………………...14
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................17
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur dan virus?
2. Apa penyebab dari penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur dan virus?
3. Bagaimana cara penularan penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur dan
virus?
4. Bagaimana cara penanganan penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur dan
virus?
5. Pengobatan apa saja yg dapat diberikan untuk penyakit infeksi yg disebabkan oleh
Bakteri, jamur, dan virus?
6. Apa saja gejala yg ditimbulkan penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur dan
virus?
7. Bagaimana mendiagnosa penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur dan virus?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bakteri, jamur dan
virus.
2. Dapat mengetahui penyebab dari penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur
dan virus.
3. Dapat mengetahui cara penularan penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur
dan virus.
4. Dapat mengetahui cara penanganan penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri,
jamur dan virus.
5. Dapat mengetahui pengobatan dari penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur
dan virus.
6. Dapat mengetahui gejala dari penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur dan
virus.
7. Dapat mengetahui diagnosa penyakit infeksi yg disebabkan oleh Bakteri, jamur dan
virus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sebaliknya akan mulai sembuh. Laju kematiannya kira-kira 5 persen dari
keseluruhan kasus. Sembuh dari penyakit ini memberikan kekebalan seumur hidup.
Klasifikasi
Divisio : Protiphyta
Kelas : Mikrotatobiotes
Ordo : Virales
Famili : Togaviridae
Genus : Flavivirus
4
Namun, kira-kira 15% pasien kemudian akan mengalami pendarahan (dari mulut,
hidung dan mata dan/atau perut), sakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning),
sakit perut dengan muntah dan masalah fungsi ginjal. Separuh dari pasien ini
sembuh tetapi separuh lagi meninggal dalam waktu 10-14 hari setelah gejala-gejala
ini timbul.
5
25 gr daun serut, dan 20 gr akar alang-alang direbus dengan 500cc air hingga
tersisa 200 cc, Airnya diminum jika sudah hangat-hangat kuku.
6
b. Pengendalian nyamuk
Dalam beberapa situasi, pengendalian nyamuk adalah vital disamping
pemberian vaksinasi . Risiko penularan demam kuning di daerah perkotaan
dapat dikurangi dengan menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk
potensial dan menerapkan insektisida ke air di mana
merupakan perkembangan nyamuk tahap awal . Aplikasi insektisida semprot
untuk membunuh nyamuk dewasa selama epidemi perkotaan, dikombinasikan
dengan kampanye vaksinasi darurat, dapat mengurangi atau menghentikan
penularan demam kuning.
Secara historis, kampanye pengendalian nyamuk Aedes aegypti berhasil
dieliminasi, vektor demam kuning perkotaan, dari negara-negara daratan
sebagian besar Amerika Tengah dan Selatan. Sasaran program pengendalian
nyamuk nyamuk liar di kawasan hutan tidak praktis untuk mencegah hutan
(atau sylvatic) penularan demam kuning.
c. Epidemi kesiapsiagaan dan respon
Deteksi Prompt demam kuning dan respon yang cepat melalui kampanye
vaksinasi darurat sangat penting untuk mengendalikan wabah. WHO
merekomendasikan bahwa setiap negara berisiko memiliki setidaknya satu
laboratorium nasional dimana tes dasar demam kuning dari darah dapat
dilakukan. Satu dikonfirmasi kasus demam kuning pada populasi tidak
divaksinasi harus dipertimbangkan wabah, dan kasus dikonfirmasi dalam
konteks apapun harus benar-benar diselidiki, khususnya di setiap wilayah
dimana sebagian besar penduduk telah divaksinasi. Tim Investigasi harus
menilai dan merespon terhadap wabah dengan kedua langkah darurat dan
rencana jangka panjang imunisasi.
7
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman
penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya.
Penyakit ini seringkali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,baik karena
kebersihan diri atau individu maupun kebersihan masyarakat dan lingkungan.
8
Bakteri Shigella,
Klasifikasi
Kingdom : Bakteri
Phylum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella dysenteria
Shigella merupakan bakteri batang gram negatif yang tipis, bentuk
coccobacilli terjadi pada perbenihan muda. Koloni Shigella cembung, bundar,
transparan dengan diameter sampai kira-kira 2 µm dalam 24 jam. Infeksi
Shigella hampir selalu terbatas pada system gastrointestinal, penyebaran dalam
aliran darah sangat jarang (Jawetz, 2005). Terdapat 4 spesies Shigella, meliputi
Shigella dysenteriae (Grup A), Shigella flexneri (Grup B), Shigella boydii (Grup C),
dan Shigella sonnei (Grup D).
9
Kram dan nyeri perut.
Sakit perut hebat (kolik)
10
tangan. Mencuci tangan sering dianggap sebagai hal biasa di masyarakat. Ada yang
tidak mencuci tangan sebelum makan,ada yang mencuci tangan hanya sekedar
dengan air. Padahal mencuci tangan merupakan pencegahan terjadinya penyakit
yang paling penting. Cara mencuci tangan yang paling benar yaitu dengan cara
memakai air bersih dan sabun atau antiseptik. Sabun dan antiseptik berguna untuk
membersihkan kuman atau bakteri yang ada di tangan. Mencuci tangan hingga
steril menggunakan sembilan langkah yang diterapkan dan dianjurkan oleh rumah
sakit adalah cara mencuci tangan yang paling benar. Mencuci tangan dilakukan
setelah buang air besar,sebelum memasak atau menjamah makanan,sebelum dan
sesudah makan.
Langkah selanjutnya yaitu menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan.
Ini bertujuan agar makanan tidak berisi bakteri dan makanan menjadi makanan
yang bersih dan sehat untuk dikonsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari,ada
masyarakat yang kurang menjaga kebersihan. Sehingga tidak jarang di dalam rumah
atau ruangan mereka banyak terdapat serangga atau binatang lain yang dapat
menimbulkan penyakit seperti lalat, kecoak, tikus, nyamuk, dan lainnya. Kebersihan
alat-alat rumah tangga yang digunakan untuk membuat makanan juga harus
diperhatikan. Kita juga harus melindungi sumber air agar tetap bersih dan terhindar
dari kontaminasi tinja. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab
dan ada sinar matahari yang masuk ,karena bakteri dapat hidup di daerah yang
lembab. Tinja dibuang secara saniter dan teratur. Dalam menjalankan langkah-
langkah pencegahan, sebaiknya masyarakat saling bergotong-royong, sehingga
setiap orang akan tahu bahaya dari penyakit ini. Dari pengetahuan tersebut akan
tercipta masyarakat yang harmonis, memiliki perilaku sehat,dan pola hidup sehat
teratur.
11
Keputihan normal terjadi pada wanita yang masih mengalami menstruasi. Ibu
hamil mungkin akan lebih sering mengalami keputihan akibat perubahan hormon.
Ketika wanita mulai memasuki masa menopause, barulah keputihan akan berkurang.
2) Penyebab Keputihan
Keputihan yang dialami setiap wanita berbeda-beda, mulai dari jumlah cairan yang keluar
hingga warna dan tekstur cairan. Keputihan normal terjadi setidaknya 6 bulan sebelum seorang
wanita mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan
hormon di dalam tubuh.
Selain karena perubahan hormon, keputihan juga akan normal keluar saat wanita
mendapatkan rangsangan seksual, sedang menyusui, atau stres.
Sementara itu, keputihan yang tergolong tidak normal disebabkan oleh infeksi, baik
karena jamur, bakteri (vaginosis bakterialis, gonore, chlamydia), atau parasit (trikomoniasis).
Selain infeksi, keputihan juga dapat menjadi tanda dari kanker rahim atau leher rahim.
Bila keputihan yang dialami merupakan petanda dari kanker rahim, maka mungkin dokter
akan menganjurkan Anda untuk melakukan histerektomi atau bedah pengangkatan rahim.
Sebelum mengambil langkah ini, ada baiknya Anda tanyakan terlebih dahulu apa
kelebihan dan kekurangan prosedur tersebut dengan dokter. Saat ini, terdapat asuransi
kesehatan yang menyediakan layanan chat gratis bersama dokter spesialis.
Ada beberapa faktor yang membuat seorang wanita rentan mengalami infeksi vagina dan
menimbulkan keputihan, antara lain:
3) Gejala Keputihan
12
a. Keputihan yang tergolong normal akan terlihat dari cairan yang keluar dengan
tanda sebagai berikut:
Tidak berwarna atau berwarna putih.
Tidak berbau atau tidak mengeluarkan bau menyengat.
Meninggalkan bercak kekuningan di celana dalam.
Tesktur cairan keputihan dapat berubah tergantung siklus menstruasi.
Untuk keputihan yang tidak normal dapat ditandai dengan:
Cairan keputihan berbeda warna, bau, atau tekstur dari biasanya.
Cairan keputihan keluar lebih banyak dari biasanya.
Keluar darah setelah berhubungan seksual atau di luar jadwal haid.
b. Keputihan yang abnormal ini dapat disertai dengan keluhan:
Gatal pada area kewanitaan.
Nyeri di panggul atau ketika buang air kecil.
Rasa terbakar di sekitar vagina.
4) Diagnosis Keputihan
Untuk menentukan apakah keputihan bersifat normal atau tidak normal, dokter akan
menanyakan gejala yang dialami, siklus menstruasi, dan mengenai hubungan seksual.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan, terutama pemeriksaan panggul untuk
memeriksa kondisi organ reproduksi wanita, seperti vagina, serviks, dan rahim.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap cairan dari keputihan itu sendiri.
Perubahan warna pada cairan keputihan ini dapat menjadi petunjuk bagi dokter untuk
menentukan penyebabnya. Berikut penjelasannya:
Cairan berwarna coklat atau disertai bercak darah. Keputihan ini disebabkan oleh siklus
menstruasi yang tidak teratur. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini bisa juga merupakan tanda
dari kanker rahim atau leher rahim.
Cairan berwarna hijau atau kuning dan berbuih. Keputihan ini disebabkan oleh penyakit
trikomoniasis.
Cairan berwarna kelabu atau kuning. Keputihan ini dapat disebabkan oleh penyakit gonore.
Cairan berwarna putih dan kental. Keputihan ini disebabkan oleh infeksi jamur pada vagina.
Cairan berwarna putih, abu-abu, atau kuning, disertai bau amis. Keputihan ini disebabkan oleh
penyakit vaginosis bakterialis.
Cairan berwarna merah muda. Keputihan yang terjadi setelah melahirkan.
Tanda keputihan yang tidak normal umumnya sudah dapat terdeteksi pada pemeriksaan awal.
Namun, dokter dapat menganjurkan pasien untuk menjalani pemeriksaan tambahan agar lebih
pasti, seperti:
13
Tes pH, untuk memeriksa tingkat keasaman lendir atau cairan dan mendeteksi tanda-tanda
infeksi pada vagina.
Tes sampel cairan vagina, yaitu pemeriksaan laboratorium terhadap sampel cairan atau lendir
keputihan untuk mendeteksi keberadaan jamur, bakteri, atau parasit yang menyebabkan
keputihan.
Tes infeksi menular seksual, untuk mendeteksi tanda atau gejala dari infeksi menular seksual,
seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis.
Pap smear, yaitu pemeriksaan terhadap sampel jaringan serviks untuk mendeteksi kelainan yang
terjadi pada jaringan serviks.
5) Pengobatan Keputihan
Keputihan yang tergolong normal tidak memerlukan penanganan medis secara khusus. Kondisi
ini dapat ditangani dengan membersihkan area kewanitaan secara rutin untuk menghilangkan
lendir atau cairan.
Selain dengan obat-obatan dari dokter, keputihan juga bisa diatasi dengan obat keputihan
tradisional.
6) Pencegahan Keputihan
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyakit Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dari waktu ke
waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu
orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme : bakteri, virus, riketsia, jamur, dan protozoa. Penyebaran dapat tidak dapat
dikontrol, namun pencegahan dapat dilakukan serta pengembangan obat-obatan serta perilaku
hidup sehat juga dapat pula dilakukan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, 1996, Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta Pelczar, M., 1988, Dasar-Dasar
Mikrobiologi, UI Press, Jakarta.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III . Fakultaskedokteran UI : Jakarta. Davis K., 2007.
Robbins dan Cotrans. 2002. Dasar Patologis Penyakit. Buku EGC Kedokteran : Jakarta.
Buku Ajar Penyakit Dalam.FKUI:Jakarta.Hembing, 2006. Jangan Anggap Remeh Disentri
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.
https://www.alodokter.com/keputihan
http://eprints.ums.ac.id/15160/2/bab_1.pdf
Djuanda, A . 2000. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . FKUI : Jakarta
17