Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
SKRIPSI
Oleh :
160902053
MEDAN
2020
SKRIPSI
Oleh :
160902053
MEDAN
2020
Abstrak
Peredaran narkoba terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Penyalahgunaan narkoba
juga mengkhawatirkan kehidupan berbangsa dan bernegara kedepannya karena
dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba itu bagi generasi
berikutnya. Provinsi Sumatera Utara menempatin posisi pertama dalam tindakan
penyalahgunaan NAPZA di Indonesia, dikarenakan tingkat peredaran narkoba di
wilayah Sumatera Utara yang relatif tinggi. Di Kelurahan Belawan I Kecamatan
Medan Belawan banyak sekali orang-orang yang menyalahgunakan narkoba, baik itu
dari anak-anak hingga orang dewasa dan juga ibu rumah tangga, bahkan dalam salah
satu keluarga pun ada yang sama-sama menjadi pencandu narkotik dan merupakan
hal yang biasa. Kelurahan Belawan I dapat dikatakan sebagai kampung narkoba
dikarenakan di Kelurahan Belawan I memiliki ciri-ciri sebagai kampung narkoba.
penyalahgunaan NAPZA yang terjadi di Kelurahan Belawan I tidak terlepas dari
beberapa faktor - faktor penyebab penyalahgunaan. Penelitian ini pun bertujuan untuk
mengetahui faktor – faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan NAPZA di
Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan ini. Informan utama dalam
penelitian ini adalah 5 orang penyalahgunaan NAPZA Kelurahan Belawan I,
informan kunci adalah kepala lurah Belawan I, serta 2 informan tambahan yaitu,
pimpinan Yayasan Eka Darma Bhakti dan ketua karang taruna Kelurahan Belawan I.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data yang diperoleh di lapangan kemudian di analisis secara kualitatif
untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa
faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya tindakan penyalahgunaan NAPZA di
Kelurahan Belawan I di pengaruhi oleh faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor
adanya NAPZA. Faktor individu terdiri atas usia, pandangan atau keyakinan yang
keliru, tingkat religiusitas yang rendah dan adanya gangguan kepribadian. Faktor
lingkungan terdiri atas lingkungan tempat tinggal (sosial), lingkungan keluarga dan
teman sebaya. Dan faktor adanya NAPZA terdiri atas zat yang terkandung didalam
Napza dan ketersediaan NAPZA tersebut.
Abstract
Drug trafficking occurs in various regions in Indonesia. Drug abuse is also a concern
for the life of the nation and state in the future because of the negative impact that
drug abuse has on the next generation. North Sumatra Province occupies the first
position in the act of drug abuse in Indonesia, due to the relatively high level of drug
trafficking in the North Sumatra region. In Belawan I Village, Medan Belawan
District, there are a lot of people who abuse drugs, both from children to adults and
also housewives, even in one of the families who are both drug addicts and it is a
common thing. . Belawan I Village can be said to be a drug village because Belawan
I Village has the characteristics of a drug village. Drug abuse that occurs in Belawan I
Village cannot be separated from several factors that cause abuse. This study also
aims to determine the factors that cause drug abuse in Belawan I Village, Medan
Belawan District. The main informants in this study were 5 people who abuse drugs
in Belawan I Village, the key informants were the head of the Belawan I village, as
well as 2 additional informants, namely, the leader of the Eka Darma Bhakti
Foundation and the head of the youth organization in Belawan I Village. , interviews
and documentation. The data obtained in the field are then analyzed qualitatively to
produce a conclusion. The results of this study also indicate that the factors that
influence the occurrence of drug abuse in Belawan I Village are influenced by
individual factors, environmental factors, and factors of the presence of drugs.
Individual factors consist of age, wrong views or beliefs, low levels of religiosity and
the presence of personality disorders. Environmental factors consist of living
environment (social), family environment and peers. And the factors in the presence
of drugs consist of substances contained in drugs and the availability of these drugs.
Keywords : Drug Abuse, Causative Factors, Individual, Environment, Presence of
Drugs
ii
Segala Puji Syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa Yesus Kristus karena berkat
bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
1. Bapak dan Mamak terbaik, tersayang, yang paling khawatir sekaligus teman di
rumah yang sering LDR, Maruli Togi Silaban dan Kia Marsini Sianipar karena
kalian saya bisa kuliah dan mengerti sedikit banyaknya tentang perjalanan hidup.
Sehat-sehat serta panjang umur buat Mamak dan Bapak. Debata Mangaramoti.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara
3. Bapak Dr. Mulyanto Amin, S,Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
4. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial
5. Kak Malida Putri, S.Sos, M.Kesos, selaku Dosen Pembimbing yang telah
6. Kak Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kesos, selaku Dosen Penguji atas saran dan
kritik yang sangat membangun dalam mengarahkan dan meyelesaikan skripsi ini,
iii
penulis yang terlalu medan kali di setiap kalimat. Terima Kasih kak atas
bimbinganya.
7. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah
memberikan banyak ilmu dan bantuan dalam hal perkuliahan kepada penulis.
8. Kepala Lurah Ibu Siti Maryam S.Sos, bang Faisal dan masyarakat Belawan I
serta informan utama dari penelitian ini, saya ucapkan terima kasih atas sambutan
Keluarahan Belawan I.
9. Yayasan Eka Darma Bhakti, Bapak Eka dan ibu, berserta staf lainnya terima kasih
PKL 2 yang memberikan pandangan serta pengalaman yang sangat berarti buat
peneliti.
10. Kepada teman-teman residen yang ada di panti, terima kasih buat wawasan yang
11. Kepada kawan-kawan kessos 16 kalian semua sangat keren, tetap sehat dan tetap
kompak.
12. Kepada teman satu perdopingan Lidia Putri terima kasih buat dukungan yang
13. Kepada kawan-kawan jalan ngecamp dan teman sepergilaan Lek Ardi, Lek
Edwin, Lek Nalsal, Lek Egi, Lek Martin, Lek Mulia, Lek Yosia, Lek Nael, Lek
Tiop, Apara Mike dan Lek Felix yang tak pernah ikut, semoga kita semua sukses
Kampung Jawa, Silau Dunia yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
15. Kepada Bou Retno dan keluarga, Bou Epi dan keluarga, Bou Eni, Opung Piter
dan Keluarga, Bang Panda, Bang Darius, Bang Miduk, Bang Hepri, Edak Ruth
dan Kak Yuk yang sudah menjadi teman-teman bagi saya, terima kasih atas
supportnya.
16. Kepada teman-teman KKN atas dukungan yang diberikan semangat buat kalian
semua.
17. Kepada Itok Yola, Itok Lidya, Itok Angel, Itok Wantina, Itok Monik, Itok Fenny
yang mau membantu saya dalam proses pengerjaan skripsi sukses selalu buat kita.
18. Kepada adik-adik satu kostan, Aldi, Ogi, Aldo, Ryan, Jamin, Yudi dan Poi
19. Kepada adik bawel from another mother Risna Sitepu dan Sinta Choirin si gelek
dan kemayu yang terkadang membuat jatuh mental tapi tetap memberi semangat.
20. Kepada abang dan kakak tercinta, Angga Kristian Pardamean Silaban dan Angelia
berikan buat adik kalian ini tetap sehat dan tetap kompak, Mauliate.
21. Kepada Esrani Novia Siregar yang telah meminjamkan saya laptop dan juga uang
print skripsi, yang selalu ngejek ketika lagi marsak, yang memberi hujatan-
hujatan berkualitas di masa kuliah juga pada waktu penulisan skripsi, dan yang
paling penting terima kasih sudah menemani di banyak waktu susah dan senang.
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa
Penulis
vi
ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 7
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian ............................................................................. 8
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis ................................................................................................. 11
2.1.1 Sejarah Perkembangan penggunaan NAPZA ............................................. 11
2.1.2 NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif ) ................... 13
2.1.2.1 Pengertian NAPZA ......................................................................... 13
2.1.2.2 Penggolongan NAPZA.................................................................... 14
2.1.2.3 Jenis – Jenis NAPZA dan Efek yang di Timbulkan........................ 16
2.1.3 Penyalahgunaan NAPZA ........................................................................... 16
2.1.3.1 Pengertian Penyalahgunaan NAPZA Fungsi Keluarga .................. 16
2.1.3.2 Dampak Penyalahgunaan NAPZA.................................................. 19
2.1.4 Bahaya Penyalahgunaan NAPZA ............................................................... 21
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA ................... 23
2.1.5.1 Faktor Individu ............................................................................... 26
2.1.5.2 Faktor Lingkungan .......................................................................... 32
2.1.5.3 Faktor Adanya NAPZA................................................................... 35
2.1.5.4 Faktor Pengaruh Media Massa dan Elektronik .............................. 36
2.2 Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 37
vii
ix
terakhir .................................................................................................... 3
xi
Lampiran 1 Taksonomi
Lampiran 7 Dokumentasi/Foto
xii
PENDAHULUAN
hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup masyarakat selain dipengaruhi oleh lingkungan
norma sosial yang cenderung menjadi lebih longgar, maka kontrol sosial kurang
begitu berjalan. Dalam kondisi demikian maka masyarakat mudah terjerumus dalam
gaya hidup tertentu, yang kadang justru bertentangan dengan norma sosial yang salah,
masalah serius yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Walaupun berbagai upaya telah
narkoba itu bagi generasi berikutnya. Peredaran narkoba terjadi di berbagai wilayah
di Indonesia. Peredaran narkoba tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan tetapi juga
serius di beberapa wilayah di Indonesia, hampir tidak ada daerah di Indonesia yang
narkoba perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak (Pusat penelitian, data, dan
Peredaran narkoba yang marak itu dapat dilihat pada keberadaan kampung-
kampung yang diindikasikan sebagai Kampung Narkoba (BNN dan PMB LIPI,2018).
Narkoba itu salah satunya adalah daerah Medan dan juga daerah-daerah lain yang ada
penyalahgunaan narkoba.
permintaan maka akan semakin banyak penawaran, begitulah yang terjadi pada
narkoba. Pasar narkoba seakan-akan tidak pernah surut karena semakin banyak orang
yang memakai narkoba dengan berbagai alasan. Alasan untuk mencoba coba sering
menjadi alasan utama seseorang pertama kali memakai narkoba. Walaupun alasan itu
contoh, namun demikianlah fakta yang banyak terungkap di lapangan ( BNN dan
PMB LI PI,2018).
Namun yang tidak mereka sadari, perilaku yang awalnya hanya untuk
mencoba itu dimanfaatkan oleh para pengedar untuk melayani mereka sehingga tanpa
disadari mereka menjadi kecanduan dalam kondisi seperti itu. Jeratan narkoba
menjadi kebutuhan yang sulit mereka tinggalkan, belum lagi mereka memiliki alasan
pengganti vitamin dan zat stimulan lainnya. Semua itu merupakan faktor yang
meningkatkan permintaan terhadap narkoba, yang direspon secara baik oleh para
bandar narkoba.
cenderung terus meningkat dan menurun. Pada tahun 2015 jumlah pengguna
narkotika di Indonesia sudah mencapai 4,2 juta jiwa, bahkan pada bulan November
2015 sudah meningkat menjadi 5,9 juta jiwa. Dan pernyataan tersebut di kuatkan oleh
pendapat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Heru Winarko yang
menyatakan bahwa penyalahgunaan narkoba yang terjadi dalam kurun waktu 3-5
secara internasional. Berdasarkan World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United
Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta
penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah
menjadi target pasar bagi produsen dan pengedar narkoba. Bahkan Indonesia sangat
narkoba telah merasuk ke semua kalangan masyarakat baik kalangan pelajar dan
mahasiswa, artis, pedagang, supir, angkot, anak jalanan, pejabat dan lain sebagainya
Tahun terakhir
yang ada di Indonesia termasuk juga provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2017
bawah DKI Jakarta yang menduduki posisi pertama dalam penyalahgunaan narkotika
dan obat-obatan terlarang. Yang dimana menurut Badan Nasional Narkotika Provinsi
Utara terpapar oleh narkoba, mulai dari yang mencoba hingga kecanduan. Dan pada
tahun 2019 berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Nasional Narkotika
Sumatera Utara (BNNP Sumut), Hasil survei ini menunjukkan bahwa angka
ditempati oleh Provinsi Sumatera Utara (Pusat penelitian, data, dan informasi Badan
diteliti. Angka Pravelensi tertinggi yang dihitung itu, baik angka prevalensi pernah
memakai narkoba maupun pemakai narkoba dalam satu tahun terakhir. Jumlah
penduduk Sumatera Utara yang pernah memakai narkoba di antara mereka masih
banyak yang tetap memakai narkoba dalam 1 tahun terakhir yaitu mencapai
1.585.941 jiwa. Angka ini merupakan potensi pasar yang menggiurkan untuk
posisi strategis daerah tersebut yang memiliki pantai yang panjang menghadap Selat
Malaka. Di bagian timur wilayah Sumatera Utara juga tidak jauh dari negara
Malaysia Selat Malaka. Di bagian Barat di Selat Malaka sering digunakan sebagai
jalur untuk memasukkan narkoba dari Malaysia ke Sumatera Utara. Dan jalur laut
merupakan jalur yang sering digunakan oleh pengedar narkoba untuk masuk ke
wilayah Sumatera Utara (Pusat penelitian, data, dan informasi Badan Narkotika
Nasional 2020).
dalam satu tahun terakhir, karena tingkat peredaran narkoba di wilayah Sumatera
Utara yang relatif tinggi. Peredaran narkoba pada saat ini sudah banyak menyasar
Medan Belawan. Dan juga menyasar kepada beberapa anak SD di Belawan, yang
dimana sudah banyak yang terpapar narkoba jenis sabu, hal itu karena harga sabu
sangat terjangkau, yaitu seharga Rp50.000 per paket dalam kemasan kecil. Dengan
harga seperti itu maka tidak tertutup kemungkinan anak-anak mudah untuk
pemulihan pecandu narkotik yang dilakukan oleh Yayasan Eka Damar Bakti. selaku
pihak Panti rehabilitasi pecandu narkotik swasta dalam membantu pemerintah untuk
yang sebagian besar dihuni oleh beberapa kepala keluarga yang bekerja sebagai
nelayan dan pembersih kapal, dan berdasarkan data yang diterima dari Yayasan Eka
narkoba, baik itu dari anak-anak hingga orang dewasa dan juga ibu rumah tangga,
bahkan dalam salah satu keluarga pun ada yang sama-sama menjadi pencandu
narkotik dan merupakan hal yang biasa. Perlu di ketahui pada dasarnya masyarakat
Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan tidak heran lagi dengan adanya
hal yang biasa bagi masyarakat Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan.
Kelurahan Belawan I kegiatan penyalahgunaan narkoba sudah menjadi hal yan biasa.
Tepatnya di lingkungan 28 atau yang biasa di sebut lorong papan Melihat dari jumlah
penyalahgunaan narkoba yang mencapai 100 residen pada saat dilakukannya program
rehabilitas rawat jalan oleh Yayasan Eka Darma Bhakti, membuktikan bahwa
kampung narkoba disebut Kampung Narkoba karena ditempat itu mereka seakan-
Berdasarkan penjelasan diatas dan juga rasa ketertarikan peneliti dengan yang
mengetahui masalah sosial penyalahgunaan narkoba yang ada di Sumatera Utara dan
Medan Belawan.
rangka :
NAPZA.
BAB I PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
4. Sistematika Penulisan
1. Landasan Teoritis
3. Kerangka Pemikiran
4. Definisi Konsep
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Informan Penelitian
A. Temuan Umum
3. Keterbatasan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
digunakan sebagai alat bagi upacara-upacara ritual keagamaan dan di samping itu
digunakan pada mulanya adalah candu atau lazimnya disebut sebagai madat atau
menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi penggunanya karena pengguna akan
harus dilakukan pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama (Adi, 2009 :
3).
tumbuh subur dan pemakaian candu secara besar-besaran dilakukan di kalangan etnis
Cina, terutama di negara-negara jajahan ketika itu, termasuk Indonesia yang berada di
narkotika semakin meningkat dan pesat dan tidak untuk tujuan pengobatan atau
11
Hague Opium Convention 1912 dan selanjutnya berturut-turut adalah the Geneva
Opium International Opium Convention 1925, the Geneva Convention Limiting the
Convention for the Suppression of the Illict Traffic in Dangerous Drugs 1936, Single
untuk diuraikan lebih jauh yaitu Konvensi Tunggal 1961 dan Konvensi Wina 1988
konvensi terdahulu dan merupakan konvensi yang cukup penting dalam sejarah
1961(Adi, 2009:4)
a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
c. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas normal dan
d. Zat Adiktif adalah zat atau bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika yang
kata lain yang dimaksud dengan zat adiktif adalah bahan atau zat yang
2006:15).
c. Gologan III : adalah narkotika yang memiliki daya aktif ringan, tetapi
turunannya.
(fenobarbital, flunitrazepam)
b. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut). Contoh : lem, tiner,
jika dikonsumsi melebihi 100 mg perhari atau lebih dari 2 cangkir kopi.
(anti cemas).
yang kompleks dan memiliki dimensi yang sangat luas, baik dari sudut medik,
psikiatrik, kesehatan jiwa, maupun psikososial. Banyak ahli yang berkompeten dalam
dan Sarason, Halonen dan Santroks (dalam Afiatin, 2008:12), adalah narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya, atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan
diantaranya:
a. Keinginan yang tak tertahankan terhadap zat tersebut, dan dengan jalan
toleransi tubuh.
gejala fisik yang disebut sebagai gejala putus obat seperti mual, suka
sebagai pemakaian obat secara terus-menerus, atau sesekali tetapi berlebihan, dan
tidak menurut petunjuk dokter atau praktek kedokteran. Ini selaras dengan rumusan
berlebihan secara terus-menerus, atau berkala, diluar maksud medis atau pengobatan
penggunaan bahan kimia, legal atau ilegal, yang menyebabkan kerusakan fisik,
mental dan sosial seseorang. Sedangkan Wicaksana (1996), Holmes (1996), dan
bersifat patologik paling sikit satu bulan lamanya, sehingga menimbulkan gangguan
fungsi sosial dan okupasional (pekerjaan dan sekolah). Pola penggunaan zat yang
tersebut, meskipun pengguna mengetahui bahwa dirinya sedang menderita sakit fisik
yang berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa ia tidak dapat berfungsi
bersenang-senang, rileks atau relaksasi, dan hidup mereka tidak berputar di sekitar
narkoba. Pengguna jenis ini disebut juga pengguna sosial rekreasional. Penyalahguna,
narkoba. Masalah tersebut bisa muncul dalam ranah fisik, mental, emosional, maupun
mental dan emosional serta fisik. Bagi pecandu, tidak ada hal yang lebih penting
hanya untuk diri sendiri, tetapi juga “menularkannya” kepada orang lain
dengan berbagai cara sehingga orang lain dapat terjebak ikut memakai
merusak kesehatan manusia, baik kesehatan jasmani maupun rohani; dari dimensi
ekonomi memerlukan biaya besar; dari dimensi sosial dan pendidikan dapat
menyebabkan perilaku ke arah asusila dan anti sosial; sedangkan dari dimensi
Dari dimensi kesehatan, Ogden (dalam Afiatin, 2008 : 10) menyatakan bahwa
sirosis hati, kanker pancreas, gangguan memori, dan meningkatkan risiko terjadinya
kapasitas untuk berfikir dan bekerja produktif, dapat mendorong tindak kriminalitas,
dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit serius bagi penyalahguna, dan bahkan
oleh majalah sabili (4 April 2002), 17,16% penyalahguna narkoba mati sia-sia dalam
usia muda. Belum lagi yang terkena penyakit paru-paru, lever, hepatitis c, dan bahkan
33% diantaranya terjangkit HIV/AIDS, yang hingga sekarang belum ditemukan obat
banyaknya penyakit akibat kerusakan fungsi organ. Selain itu, kerusakan yang
tidak kalah bahayanya adalah gangguan psikologis serta kerusakan mental dan
moral. Jika dari sudut pandang masalah psikologi, yaitu gangguan keharmonisan
rumah tangga karena munculnya rasa malu pada diri ayah, ibu, dan saudara-
yaitu banyak uang terbuang untuk berobat dalam jangka waktu lama. Banyak
uang dan barang yang hilang karena dicuri atau dijual oleh pemakai untuk
candu, menurut Hastutiningrum (1997), antara lain menekan fungsi jantung dan
merupakan salah satu derivat amfetamin yang masuk golongan psikotropika yang
dikenal pula dengan nama ekstasi atau inex, menurut Soewadi (1996), antara lain
dapat memberikan peningkatan yang luar biasa, merasa sehat secara berlebihan,
meningkatkan keberanian, rasa percaya diri bertambah, menghilangkan rasa malu dan
canggung, meningkatkan gairah, paranoid, halusinasi dan rasa melayang. Secara fisik
naiknya suhu badan,penglihatan kabur, berkeringat, perilaku tidak wajar dan kejang.
pengendalian diri sehinga dapat membuat seseorang lepas kontrol, menjadi hiperaktif,
dan meningkatnya aktivitas seksual. di samping itu seseorang bisa menjadi lebih
berani dan agresif, perilaku berubah, banyak bicara, tidak dapat menyembunyikan
rahasia hati, emosi menjadi lebih labil dan kontrol diri hilang, terjadi gangguan daya
ingat, rasa percaya diri berlebihan, kepribadian jadi sangat ekspansif disertai
meningkatnya efek yang patologik dengan letupan emosi yang berlebihan (Afiatin,
2008 : 10).
Hawari (dalam Afiatin, 2008 : 11) juga menyebut berbagai jenis narkoba dan
akibat serta bahayanya. Minuman keras adalah jenis adalah jenis minuman yang
mengandung alkohol yang termasuk zat adiktif. Artinya, zat tersebut dapat
Timbulnya GMO disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat
(otak). Karena sifat adiktif alkohol ini peminum lama-kelamaan, tanpa disadari, akan
menambah takaran/dosis samai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk. GMO
yang terjadi pada seseorang ditandai dengan gejala-gejala: (a) terdapat dampak
menilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan; (b) timbul gejala
tidak mantap, dan muka merah; (c) timbul gejala psikologik, misalnya perubahan
perasaan, mudah marah dan tersinggung, banyak bicara (melantur), dan gangguan
gangguan jiwa, yaitu adanya waham (delusi) mirip dengan waham yang terdapat pada
munculnya gangguan mental organik (GMO) pada pengisap ganja yaitu: (a) euforia,
rasa gembira tanpa sebab; (b) perasaan identifikasi subjektif, yaitu mengalami
gangguan persepsi tentang diri dan lingkungannya, halusinasi, dan ilusi (wham); (c)
perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya waktu 10 menit bisa dirasakan 1
jam; (d) apatis, sikap acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungan, tidak ada kemauan
atau inisiatif, dan masa bodoh; (e) timbul gejala fisik yaitu mata merah, nafsu makan
bertambah dan mulut kering; (f) efek dalam tingkah laku terjadi gangguan dalam
aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan menurun, malas sekolah, kuliah, bekerja,
sampai setelah terjadi masalah ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah
muncul setelahnya. Faktanya, semua zat yang masuk ke tubuh manusia akan diproses
secara fisiologis sebelum akhirnya dinilai oleh otak; enak atau tidak enak, nyaman
sikap pemakainya. Banyak penyalahguna narkoba yang tidak tahu bahwa yang
strategi marketing yang sangat jitu, sehingga tanpa sadar rakyat dijerat masuk
sebab dan akibat dari adanya penggunaan narkoba yang di salah gunakan.
Teori Anomie, teori ini tidak lepas dari konsepsi Durkheim tentang manusia,
yang menurutnya I tandai oleh tiga hal,yakni manusia merupakan mahkluk sosial,
oleh diartikan sebagai tidak ditaatinya aturan-aturan yang terdapat dalam masyarakat
dan orang tidak tahu apa yang diharapkan dari orang lain. Keadaan deregulation
2012 : 93).
Teori Labeling, teori labeling menekankan pada dua hal yaitu menjelaskan
pengaruh efek dari label tersebut sebagai suatu konsekuensi dari perbuatan yang telah
dilakukannya. Permasalahan yang muncul saat seseorang diberi label maka dia akan
merasa diawasi. Dan reaksi seseorang terhadap label yang diberikan masyarakat
kepada dirinya itu berbeda beda.Apabila seseorang tidak tahan terhadap label yang
diterimanya, ada kemungkinan orang tersebut merealisasikan label yang melekat pada
Teori Kontrol, Pada dasarnya konsep dari teori kontrol sendiri adalah personal
control dan sosial control dimana personal control adalah kemampuan seseorang
untuk menahan diri agar tidak mencapai kebutuhannya dengan cara melanggar
norma atau peraturan – peraturan yang efektif. Dari poin pertama dan poin kedua
terjadi penyimpangan – penyimpangan pada diri nya sendiri dan mengontrol dirinya
dari lingkungan sekitarnya . dan poin kedua itu berbicara tentang pengontrolan norma
– norma melalui lembaga – lembaga sosial agar strata masyarakat berfungsi secara
dengan melibatkan semua mekanisme yang terlibat dalam proses belajar lainnya.
Juga dinyatakan bahwa “kejahatan merupakan ekspresi dari nilai kebutuhan umum
karena perilaku kriminal merupakan ekspresi dari nilai dan kebutuhan yang sama”.
Jadi, seseorang dapat melakukan kejahatan karena frustasi atau keinginan akan
perilaku kriminal daripada yang berkesesuaian dengan hukum. Teori ini tertuju pada
soal konflik budaya, keberantakan sosial, serta differential association. Yang dimana
pergaulan dengan penjahat yang akan menyebabkan perilaku kriminal, akan tetapi
yang terpenting adalah proses komunikasi dari orang lain (Utari & MHum, 2012 : 90)
Menurut Siregar (2007) dijeleskan bahwa Manusia terdiri dari roh, jiwa dan
raga sudah menjadi suatu kodrat dan idealnya roh, jiwa dan raga harus berfungsi
secara seimbang. Jiwa manusia terdiri dari tiga aspek, yaitu kognisi (pikiran), afeksi
individu yang satu dengan yang lain karena tidak akan ada orang yang persis sama,
ini membuktikan bahwa peran sifat bawaan lahir juga mempunyai andil yang cukup
besar, dengan demikian tidak ada manusia yang secara mutlak sama dengan yang
lainnya walaupun ada kita temukan manusia yang mirip bahkan manusia yang
kembar sekalipun tidak memiliki kesamaan yang mutlak dan selalu ada perbedaan,
(Siregar, 2007).
dibedakan menjadi tiga aspek, yakni aspek intrapersonal, aspek interpersonal, dan
aspek kognitif. Aspek intrapersonal yang dapat diidentifikasi berperan penting dalam
penyalahgunaan narkoba pada remaja adalah harga diri yang rendah. Sedangkan
aspek interpersonal, atau kemampuan melakukan hubungan sosial dengan orang lain,
tanpa merugikan orang lain. Sementara itu aspek kognitif yang diidentifikasi berperan
penyalahguna narkoba, berikut ini adalah uraian berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis (Tina Afiatin tahun 1999) terhadap sepuluh orang penyalah
persepsi remaja penyalahguna narkoba terhadap diri dan lingkungan mereka, meliputi
aspek fisik, psikis, sosial dan agama, melalui wawancara yang mendalam dan
observasi terhadap subjek yang diteliti, dan orang-orang yang dianggap penting oleh
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) persepsi sebagian besar (80%)
subjek terhadap dirinya merasa kurang puas terhadap kondisi fisiknya, kurang
percaya diri, merasa rendah diri dalam pergaulan sosial, merasa tidak memiliki
prestasi yang patut dibanggakan,dan merasa bahwa hidupnya belum banyak memberi
manfaat kepada orang lain; (b) persepsi terhadap keluarga, sebagian besar (70%)
ketidakcocokan dan konflik serta merasa tidak dekat dengan ayahnya; (c) persepsi
terhadap lingkungan sekolah, sebagian besar (70%) subjek merasa dapat diterima
oleh teman-temannya di sekolah, dapat bergaul dan tidak sedikit yang merasa
populer, meskipun mereka menyadari bahwa kepopulerannya itu dalam hal-hal yang
sebagian besar (80%) subjek merasa akrab dengan teman-temannya karena sering
berkumpul. Temuan yang tidak terduga muncul pada penelitian ini bahwa menurut
informan (significant others) sebagian besar (80%) subjek termasuk anak-anak yang
cukup aktif dalam kegiatan sosial di kampungnya dan suka menolong teman-
tekun.Gangguan cara berpikir ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk, antara
lain pandangan atau cara berpikir yang keliru atau menyimpang dari
pandangan umum yang menjadi norma atau nilai-nilai hakiki dari apa yang
Dengan cara pandang dan cara berpikirnya yang keliru, biasanya individu
Mengabaikan norma yang ada dan membenarkan dirinya atas perilakunya yang
2007).
emosi, misalnya emosi labil, mudah marah, mudah sedih dan seringkali mudah
putus asa, ingin menuruti gejolak hati maka kemampuan pengontrolan diri atau
melalui perasaan rendah diri, tidak mencintai diri sendiri maupun orang lain,
tidak mengenal cinta kasih dan simpati, tidak dapat berempati, rasa kesepian dan
merasa terbuang.
kehilangan teman walau tahu temannya memiliki niat jahat atau berperilaku tidak
luka batin yang sangat dalam dapat menimbulkan gangguan emosi. Misalnya,
luka hati karena perlakuan orang tua yang terlalu keras, atau kurang bahkan tidak
adanya perhatian sama sekali dari orang tua, ditinggalkan orang yang dikasihinya
fisiologis fisik, juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaannya. Jadi kalau pikiran
dan emosinya sudah mengalami gangguan, maka dapat dipastikan perilaku atau
keinginannya juga akan mengalami dampak dari gangguan pikiran dan emosinya.
Sikap dan perilakunya akan terpengaruhi dan biasanya dapat terjadi hilangnya
kontrol sehingga bertindak tidak terkendali atau bertindak tidak sesuai dengan
b. Faktor usia
masa ini banyak perubahan yang terjadi. Perubahan secara fisik dapat dilihat dari
sekunder, seperti membesarnya payudara pada wanita dan timbulnya jakun pada
pria.
Diikuti oleh perubahan emosi, minat, sikap dan perilaku, yang dipengaruhi
oleh perkembangan jiwa anak itu. Pada saat-saat ini remaja mengalami
ketidakpastian, disatu sisi sudah merasa bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi juga
belum mampu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa karena memang
masih sangat muda dan kurang pengalaman. Pada masa-masa seperti ini remaja
lebih senang bergaul dengan teman sebaya, ingin jadi anak gaul yang diterima di
dalam lingkungannya dan mulai mencari jati diri/ identitas dirinya. Ingin
“ngetrend” dan dapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu sangat
besar terhadap sesuatu yang baru, suka coba-coba, kurang mengerti akan resiko
yang akan terjadi karena kurangnya pengalaman dan penalaran. Dalam keadaan
Menurut Afiatin (2008: 14) pada usia remaja yang merupakan masa peralihan
dari kanak-kanak menuju dewasa awal, sering ditandai konflik dan stres . Banyak
remaja yang menggunakan narkoba karena dorongan ingin tahu, atau karena
dirinya pasti dapat mengatasi bahaya itu, atau merasa yakin bahwa pendapatnya
kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba (Razak & Sayuti, 2006 : 22).
Menurut Razak & Sayuti (2006 : 23) Religiusitas yang rendah, anak yang
bahkan tidak pernah mendapat pengajaran dan pengertian mengenai Allah secara
demikian tidak ada patokan akan nilai-nilai yang dianutnya untuk bertindak,
sehingga berperilaku sesuka hatinya, tidak tahu masalah yang baik dan buruk dan
penyalahgunaan narkoba bagi remaja dan tidak bisa diabaikan. Setidaknya terdapat
teman sebaya.
a. Lingkungan Keluarga
tidak harmonis, tingkat pendidikan yang rendah, rasa dan praktik keagamaan
yang lemah, maka secara langsung atau tidak langsung maka akan memberikan
pengaruh bagi perilaku dan kehidupan seseorang. Dan terutama pada remaja
karena Di Saat memasuki usia remaja perkembangan emosinya masih labil dan
kecenderungan meniru gaya dan perilaku keluarga (Razak & Sayuti, 2006 : 23).
Menurut Palmer dan lindle (1996) dan Hawkins, dkk. (1997), keluarga
Keluarga dapat berperan sebagai faktor risiko dan juga faktor protektif dalam
penyalahgunaan narkoba pada remaja. Faktor resiko berarti kondisi yang dapat
faktor resiko keluarga dalam penyalahgunaan narkoba ialah, sikap orang tua
sering, atau orang tua yang terlalu otoriter. Hasil penelitian Brook, dkk. (1996)
narkoba pada orang tua dan penyesuaian diri anak. anak-anak dengan orang tua
2008 : 17)
Tempat tinggal di daerah hitam atau terlalu padat penduduk, suasana hiburan
yang menggoda, bagi anak-anak remaja awal, kebiasaan hidup orang-orang yang
Seperti halnya dengan anak-anak yang berasal dari keluarga mampu yang dapat
dengan mudah membuang uang dan mencari hiburan di night club, diskotik, atau
villa-villa mewah milik orang tuanya. Yang jelas akibatnya sama saja, yaitu
hidup lepas kendali dan terjerumus dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan
Lingkungan sosial yang tidak baik akan dapat memengaruhi remaja atau
seseorang untuk juga berkelakuan tidak baik. Jika sebuah lingkungan sosial
akan meniru perilaku yang baik tersebut ( Razak & Sayuti, 2006 : 24).
c. Keadaan Sekolah
teman sebaya yang mendorong munculnya persaingan antar sesama. Ada yang
ingin berprestasi, terlihat bergengsi, “sok” jagoan, dan sebagainya. Jika keadaan
ini tidak bisa dibenahi dan diselesaikan oleh pengelola pendidikan sekolah,
maka remaja cenderung pendiam, malas mengejar prestasi dan beraktivitas akan
perannya selama masa remaja (Afiatin 2008 : 18). Hal ini disebabkan karena
dimiliki.
kedewasaan.
Untuk memperoleh NAPZA pada masa sekarang ini sangatlah mudah bagi orang-
yang sangat penting bagi terjadinya tindak penyalahgunaan narkoba pada remaja.
Hasil penelitian Widjono Hawari menunjukan hal ini (Afiatin, 2008 : 24).
penyalahgunaan obat atau zat tersebut, sehingga memberikan rasa penasaran dan
No Nama Judul
peneliti Penelitian Metode Hasil
(Tahun)
1 Hoesna Maris Faktor Jenis penelitian Faktor penyebab santri sebagai
Elkindi, 2016 penyebab yang digunakan korban penyalahgunaan napza
dan Dampak dalam penelitian studi kasus di Pondok
penyalahgun ini yaitu Pesantren Al-Qodir Yogyakarta
aan NAPZA penelitian di pengaruhi oleh beberapa
deskriptif faktor. penyebab santri
kualitatif. menyalahgunakan napza adalah
Penelitian adanya faktor keluarga, faktor
deskriptif internal, dan faktor orang lain.
kualitatif
merupakan
penelitian yang
bermaksuduntuk
memahami
fenomena
tentang yang
dialami subjek
penelitian,
misalnya
perilaku,
persepsi,
motivasi,
tindakan dan
lain-lain secara
holistik konteks
khususnya yang
alamiah dan
dengan
memanfaatkan
berbagai metode
ilmiah.
2 M.Mari Faktor yang Penelitian ini Sikap siswa SMA di Kota
Hikma T.A, memungkink menggunakan Makassar tahun 2018
2018 an desain penelitian dinilaipositif,
penyalahgun deskriptif. Lingkungansekolah parasiswa
aan narkoba Penelitian SMA di Kota Makassar tahun
pada siswa bertujuan untuk 2018 memiliki peran yang besar
SMAN mendeskripsikan dalam mempengaruhi siswa agar
Agretitasi A beberapa bisa terhindardari
se-kota variabel yang penyalahgunaan narkoba.
Makassar memungkinkanse
seorang jatuh
pada
penyalahgunaan
narkoba. Remaja,
yang dalam hal
ini siswa-siswi
SMAN
berakreditasi A
di Kota
Makassar, dipilih
sebagai
kelompok
populasi karena
merupakan
keloompok yang
rentan
menyalahgunaka
n narkoba
3 Rosida, 2015 Faktor-faktor Penelitian ini Hasil wawancara dengan
yang merupakan responden menunjukkan bahwa
mempengaru penelitian terdapat tiga faktor dominan
hi deskriptif cross yang mempengaruhi
penyalahgun sectionaldengan penyalahgunaan NAPZA
aan NAPZA metode diantaranya karena pengertian
pada wawancara dan yang salah bahwa NAPZA tidak
masyarakat kuesioner membuat ketagihandan ingin
di kabupaten narapidana kasus mencoba kembali 100%(n=83),
jember penyalahgunaan berteman dengan kumpulan
NAPZA pengguna 87,9%(n=83)dan
suka mengikuti tren atau gaya
hidup terbaru 78,4%(n=83). Hal
ini sesuai dengan kuesioner
yang diberikan pada
responden.Menurut Sumiati
(2009), faktor internal dalam
penyalahgunaan NAPZA
biasanya berasal dari diri
sendiri yang menyebabkan
adanya perubahan perilaku,
dan faktor eksternal.
merambat ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan ada sebagian masyarakat
menganggap masalah penyalahgunaan narkoba menjadi hal yang biasa. Yang harus di
ketahui bahwa masalah penyalahgunaan ini memiliki dampak yang berpengaruh bagi
faktor media massa dan elektronik. Faktor individu yang menyebabkan seseorang
dapat dengan mudah terjerumus ke dalam dunia narkoba adalah adanya gangguan
lingkungan tempat tinggal, keadaan sekolah, pengaruh teman sebaya. Faktor adanya
narkoba itu sendiri yang tersedia dan mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari
yang bersifat adiktif yaitu dapat mengakibatkan ketagihan atau ketergantungan. Dan
faktor media massa dan elektronik yang dimana faktor ini menggiring seseorang
bisa membuat seseorang menjadi pecandu narkotik. Yang dimana beberapa faktor-
faktor tersebut kita bisa mengetahui penyebab penyalahgunan NAPZA yang terjadi
merupakan daerah yang ada di Kecamatan Medan Belawan yang dimana daerah
tersebut ada terjadi tindakan penyalahgunaan NAPZA dan dapat dikatakan juga
sebagai kampung narkoba, sebab daerah tersebut sudah terbiasa akan adanya tindakan
Penyalahgunaan NAPZA di
Kelurahan Belawan I
Kecamatan Medan Belawan
merupakan proses dan upaya penegasan makna konsep dalam suatu penelitian.
Perumusan definisi konsep juga memiliki pengertian yang terbatas dari suatu konsep
yang dianut dalam suatu penelitian. Konsep juga merupakan istilah khusus yang
digunakan para ahli dalan upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial
yang akan dikaji. Oleh karena itu, untuk mendapatkan suatu batasan – batasan jelas
dari masing – masing konsep yang diteliti, maka definisi konsep dalam penelitian ini
adalah :
dapat dengan mudah terjerumus dan menjadi pecandu narkoba adalah sebagai
berikut:
b. Faktor usia
narkoba ditengarai sebagai faktor yang sangat penting bagi terjadinya tindak
5. Faktor media massa dan elektronik adalah adanya pengaruh media massa dan
aturan/resep yang ditetapkan sesuai kebutuhan. Pemakaian obat atau zat yang
(Damanik, 2014).
a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
c. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
d. Zat Adiktif adalah zat atau bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika
Dengan kata lain yang dimaksud dengan zat adiktif adalah bahan atau zat
METODE PENELITIAN
unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan
manusia dengan terlibat langsung dan/ atau tidak langsung dalam setting yang diteliti,
konstektual, dan menyeluruh, makna yang disimpulkan selama berlangsung dari awal
sampai akhir kegiatan dilakukan dengan bersifat naratif dan holistik (Yusuf, 2013 :
328). Alasuutari (dalam Kholifah & Suyadnya, 2018 : 13) mengidentifikasi ciri
utama dari penelitian kualitatif adalah pada jenis analisis khusus yang menekankan
Penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan jenis kasus
life story. Penelitian studi kasus life story dilakukan untuk mendapatkan pengertian
yang mendalam mengenai situasi dan makna suatu objek yang diteliti. Studi kasus
life story ini mencoba mengungkap secara lengkap biografi subjek dengan tahapan
47
Maksud dari tipe penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi
mengenal secara dekat kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan
kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Peneliti memilih lokasi ini dengan alasan
menggunakan narkoba berdasarkan data yang diterima dari pihak panti rehabilitas
narkoba Yayasan Eka Darma Bakti 74 Gana, selaku pihak yang terkait dalam
penelitian ini.
memberikan informasi hak tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian
atau suatu hal kepada peneliti atau pewawancara mendalam. Sumber data dalam
penelitian ini akan diperoleh dari berbagai informan yang akan memberikan
1. Informan Kunci
Informan kunci adalah orang – orang yang mengetahui dan memiliki berbagai
Belawan.
2. Informan utama
Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dengan masalah
atau objek yang akan diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah
pecandu narkotik.
3. Informan Tambahan
Informan tambahan adalah orang yang tidak terlibat secara langsung dengan
Yayasan Eka Darma Bakti 74 Gana, dan juga ketua karang taruna yang
penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
dengan masalah yang akan diteliti dengan mempelajari buku, surat kabar,
jurnal, serta laporan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan
2. Studi Lapangan
(Afrizal, 2016 ).
2009 : 43).
Menurut Miles dan Huberman (dalam Afrizal, 2016 : 174), analisis data
kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Reduksi
data mereka artikan sebagai kegiatan pemilihan data penting atau tidak penting dari
data yang telah dikumpulkan. Penyajian data diartikan sebagai penyajian informasi
yang tersusun dan kesimpulan diartikan sebagai tafsiran terhadap data yang telah
disajikan.
Penelitian studi kasus life story, yang dilakukan untuk mendapatkan pengertian yang
mendalam mengenai situasi dan makna suatu objek yang diteliti. Studi kasus life
story ini mencoba mengungkap secara lengkap biografi subjek dengan tahapan dan
penelitian yang dilakukan berdasarkan jawaban dan informasi yang didapat dari
informan penelitian yang kemudian akan ditarik kesimpulannya sebagai hasil dari
Belawan, Medan Sumatera Utara. Kelurahan ini merupakan pusat bisnis di kecamatan
Medan Belawan. Kelurahan ini memiliki luas wilayah: 110 Ha, dengan batas-batas
Kecamatan Medan Belawan. Kelurahan ini menjadi tempat pusat bisnis dikarenakan
Kelurahan ini menjadi tempat berlabunya kapal-kapal. pada tahun 1915 di bangun
terbagi menjadi 6 kelurahan antara lain ialah, Kelurahan Bagan Deli, Kelurahan
53
Belawan II, dan Kelurahan Sicanang. Masyarakat yang mendiami Kelurahan Belawan
No Identitas Kelurahan
4. Kota Medan
6. Jumlah KK 7.563 KK
Bersih, Sehat, Aman, Rapi dan Indah serta Berwawasan Lingkungan”. Adapun misi
4. Meningkatkan penghijauan
dan kemakmuran Medan Kota Metropolitan selaras dengan motto kota medan yaitu
“Hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih cerah dari hari ini”
LURAH BELAWAN I
SITI MARYAM S.Sos
SEKRETARIS LURAH
LPM KARANG TARUNA
KAMARIAN HASIBUAN S.H
BUDIANTO S.H FAISAL
FERRIZAL M.ABDURAHMM M. B
FITRI SUDIRMAN. S M. ENDANG
KEPLI MARATIS
XXI KEPLI AN.K
XXII KEPLI XXIII KEPLI XXIV KEPLI XXV
MAMPE. S.H
Informan utama I ialah seorang janda yang sudah memilik 2 orang anak.
komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar dan informan merupakan seorang
menggunakan narkoba selama 3 tahun terakhir ini dan jenis narkoba yang biasa di
gunakan ialah jenis sabu-sabu. Informan menggunakan jenis sabu paket hemat
seharga Rp 25.000,00 dan bisa menggunakan sabu sebanyak 3 kali dalam 1 hari.
narkoba selama 8 tahun. Informan memiliki seorang suami yang bekerja sebagai
nelayan dan juga pekerja harian lepas. Informan tinggal di Kelurahan Belawan I ini
tepatnya di Lorong Papan dan belum memiliki anak. Informan merupakan anak ke 2
dari 3 bersaudara. Informan memilik interaksi sosial yang baik dengan masyakat
sekitar. Suami informan juga seorang pecandu narkotik dan mereka sering
duduk di bangku sekolah dasar dan sudah semua jenis narkoba telah digunakan.
Informan tinggal bersama kedua orang tuanya yang beralamat di Kelurahan Belawan
I tepatnya di Lorong Papan. Informan bekerja sebagai nelayan dan juga pekerja
harian lepas. Informan memilki komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar.
Jenis narkoba yang sering gunakan informan ialah sabu-sabu dan ganja dan bisa
menggunakannya sebanyak 3 kali dalam seminggu. Informan berniat untuk pulih dan
menggunakan narkoba selama 16 tahun. Jenis narkoba yang digunakan ialah ganja
dan sabu-sabu dan bisa menggunakannya sebanyak 5 kali dalam seminggu. Informan
Papan. Informan bekerja di kapal sebagai teknisi mesin dan sekarang lagi dirumahkan
karena dampak dari COVID-19. Informan memiliki komunikasi yang baik dengan
masyarakat sekitar.
sekolah menengah pertama dan sudah menjadi pecandu narkotik. Informan utama
tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya. Sekarang informan sedang berada di
Jenis narkoba yang digunakan ialah sabu-sabu dan zat adiktif lainnya (lem).
prasarana menjadi cukup memadai. Hal ini bisa dilihat dari ketersediaan beberapa
sarana pendidikan, kesehatan dan tempat ibadah yang mudah dijangkau. Adapun
Belawan selanjutnya akan diuraikan secara terperinci pada tabel-tabel berikut ini:
kesehatan baik yang dikelola pihak swasta dan secara terperinci dapat dilihat pada
tabel berikut :
sarana rumah sakit masih kurang memadai. Kebanyakan adalah berupa praktik bidan.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan yaitu
Belawan”
Belawan.
Medan Belawan.
penelitian.
2. Usia : 51 Tahun
6. Agama : Islam
7. Suku : Melayu
8. Pendidikan Terakhir : S1
a. Informan Utama 1
1. Nama : Hadizah
2. Usia : 41 Tahun
Belawan
b. Informan Utama II
2. Usia : 22 Tahun
Belawan
1. Nama : Meypiza
2. Usia : 32 Tahun
Belawan
d. Informan Utama IV
1. Nama : saiful
2. Usia : 40 Tahun
Belawan
e. Informan Utama V
2. Usia : 13 Tahun
4. Pekerjaan : pelajar
Belawan
a. Informan Tambahan I
2. Usia : 46 Tahun
6. Agama : Islam
7. Suku : Jawa
8. Pendidikan Terakhir : S1
b. Informan Tambahan II
2. Usia : 40 Tahun
4. Pekerjaan : Wiraswata
6. Agama : Islam
7. Suku : Melayu
8. Pendidikan Terakhir : S1
a. Usia
orang dewasa lebih dominan menggunakan sabu dan ganja” (Siti Maryam).
Peneliti juga bertanya hal yang sama kepada informan tambahan I dan
Kelurahan Belawan I ini, dan yang lebih dominan dalam melakukan tindakan
penyalahgunaan NAPZA ini adalah remaja lalu orang dewasa, dan posisi
terakhir disi oleh anak-anak. Dalam penyalahgunaan yang dilakukan oleh anak-
anak itu ada istilah paket hemat yaitu harga sabu-sabu tersebut RP 25.000,00
menjadi dominan pecandu narkotik kebanyakan di isi oleh para remaja dimana
remaja tersebut bekerja sebagai pembersih kapal dan ikut berlayar , hasil dari
Selanjutnya peneliti menanyakan hal yang sama kepada informan utama. Dan
peneliti bertanya kepada informan utama mengenai sejak usia berapa anda
utama I menjawab “yang menjadi pecandu narkoba kebanyakan di isi oleh remaja.
Orang dewasa dan anak-anak juga ada yang menjadi pecandu narkotik
karena mudah untuk ditemukan. saya awal mulanya menggunakan narkoba umur
saya di tinggal oleh mantan suami saya dan untuk menenangkan diri saya
dari anak-anak hingga dewasa banyak yang sudah menjadi pecandu narkoba di
karenakan saat ini narkoba mudah di peroleh. saya awal menggunakan narkoba
bang waktu saya berumur 14 tahun pas saya duduk dikela 3 SMP. Awal mula
saya menggunakan narkoba karena ajakan dari teman untuk keluar malam pada
saat itu pertemanan saya anggap sebagai suatu hal yang proiritas, sampai-sampai
saya menggunakan sabu-sabu karena ajakan teman yang tak bisa ditolak. Saya
sendiri sudah menggunakan narkoba selama 8 tahun dan yang sering saya
Informan utama III menjawab “di tempat saya yang sering menggunakan
narkoba adalah remaja dan orang dewasa yang bekerja di kapal, pekerja harian
lepas dan juga narkoba di gunakan oleh mereka untuk penambah tenaga. saya
menggunakan narkoba sejak dari SD unur 12 tahun dan sudah menjadi pecandu
narkoba selama 20 tahun bang dan semua jenis narkoba yang sudah pernah saya
gunakan” (Meypiza).
digunakan baik anak-anak sampai orang dewasa di kelurahan ini. Kalau di tanya
yang lebih dominan menurut saya diisi oleh remaja dan juga orang
mulai kenal menggunakan narkoba saat duduk kelas 2 sma, dan sekarang umur
saya sudah 40 tahun,tepatnya umur 16 tahun saya sudah gunakan narkoba bang.
Ganja lah pertama kali narkoba yang awal-awal saya pakai, karena padaa saat
itu saya menngunakan ganja agar saya bisa lebih dekat lagi bersama teman-
teman pada saat itu bang. Sampai sekarang ganja dan sabu masih sering saya
menggunakannya” (Saiful).
bang. Tempat saya tinggal anak-anak yang seumuran saya dan juga abang-
abangan merupakan pecandu narkotik. Mereka juga yang mengajarin saya untuk
menggunakan narkoba. Dan kalau orang tua juga ada yang menggunakan
narkoba, bapak saya sendiri saja seorang pecandu narkoba jenis sabu-sabu. saya
menggunakan narkoba, baru-baru ini saja. saya dulu tinggal di pesantren dan di
teman saya, dan saya di ajarin pertama-tama menggunakan lem. Dan setelah
(Damar)
kelurahan belawan I tentang pemahaman narkoba itu sendiri dan juga apakah
pihak kelurahan pernah melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba yang ada di
sebenarnya tau apa itu narkoba dan kadang keliru dalam mengartikan narkoba itu
Belawan I ini juga sering di lakukan sosialisai tentang narkoba yang dibantu oleh
Bahkan ada juga yang sudah mengikuti program rehabilitasi rawat jalan yang
telah disediakan tetapi tetap kembali menggunakan narkoba. Di samping itu juga
beberapa masyarakat pun memiliki rasa ketakutan kepada anak anak mereka akan
terhadap narkoba itu sendiri, serta pemahaman mengenai bahaya dan dampak
narkoba bisa membantu dalam menenangkan pikiran. Dulu awal mulany saya
menggunakan narkoba karena saya ditinggal suami. Di saat itu pikiran saya
kacau jadi terbesit dipikiran saya untuk menggunakan narkoba, dengan alasan
saya menganggap bahwa narkoba itu bisa membantu menenangkan pikiran saya.
Mengenai bahaya atau tidaknya, saya tidak tahu tentang hal itu dan saya pun
tidak memikirkan dampaknya. Yang penting disaat saya suntuk atau banyak
ingin terlihat nakal waktu SMP. Jadi ketika kumpul bersama teman-teman, agar
bisa tahan lama begadang saya ditawarin menggunakan sabu-sabu oleh teman
saya. Pada saat itu saya tidak tau bahwa yang ditawarin oleh teman saya itu
adalah narkoba jenis sabu-sabu. Mereka hanya menyatakan itu akan membantu
kami tahan begadang semalaman suntuk. Sekarang ini saya sudah tau dampak
dari narkoba itu tapi masih belum bisa berhenti untuk menggunakanya” (Risky).
narkoba, jadi saya ikut-ikutan karena rasa ingin tahu saya tadi bang. menurut
saya ketika saya menggunakan narkoba itu sama halnya saya menggunakan rokok
setiap hari. Saat ini alasan saya masih menggunakan narkoba karena saya
menggunakanya agar tetaap tahan dalam pekerjaan yang saya lakukan, dan juga
suntuk” (Meypiza).
tentang narkoba ini, untuk sekarang saya uda tau dampak serta bahaya narkoba
untuk diri saya. karena narkoba ini saya hancur, pertama-tama saya kenal
narkoba karena menggunakan ganja waktu sekolah STM bang. dan semenjak
kerja ikut di kapal ada teman satu kerjaan yang menawarkan sabu kepada saya,
dia berkata bahwa dengan menggunakan sabu-sabu bisa menambah tenaga saya
“kalau narkoba saya tidak terlalu paham tentang bahaya serta dampknya, cuman
tau cara makainya bang. saya dulu sering ngelem bang, gak tau juga kalau
ngelem itu bisa buat saya candu, baru dari lem lari ke sabu-sabu dan disitu juga
narkoba, mereka menganggap narkoba itu menjadi hal yang biasa karna
di balik hal itu ada juga rasa ketakutan yang dirasakan masyarakat setempat
narkoba itu digunakan untuk menambah tenaga di saat kerja, penghilang suntuk,
dan menjadi ajang eksistensi diri sendiri juga. Dan karena sudah sering
sudah terbiasa akan hal itu, dan di balik itu banyak orang tua berharap agar
narkoba ini diselesaikan, karena mereka takut akan mempengaruhi anak mereka”
(Faisal).
agama masing-masing aktif atau pasif. Dan apakah masyarakat hanya menjadikan
agama cuman sebatas identitas saja dan bukan mengamalkan ajaran agama, agar
atau tidaknya individu menjalankan ibadah semua tergantung pada diri individu
Belawan I ada rajin dan juga yang tidak. Kalau kita memang betul takut sama
Tuhan mungkin kita juga akan menerapkan ajaran agama dalam diri kita, kita
pasti akan menjauhkan narkoba dari diri kita dan juga tidak akan
menyalahgunakan narkoba karna kita tau dalam agama pun diajarkan dampak
menjawab “jujur bang kalau saya tidak rajin dalam menjalankan ibadah sholat,
mengikutinya” (Hadizah).
ibadah sholat bang, mulai dari awal-awal saya nakal waktu sekolah dulu sampai
sekarang. dan kalau ada kegiatan perwiritan di kelurahan ini saya kurang
berminat dalam mengikutinya” (Risky). Informan utama III menjawab “saya tidak
menjalankannya. Dalam kegiatan keagamaan yang ada dikelurahan ini saya tidak
kalau ada uang yang sudah terkumpul kami langsung menggunakan uang tersebut
untuk membeli narkoba. dan menurut saya lebih penting untuk bekerja karena
dapat menghasilkan uang, soal agama ini tidak terlalu saya pikirkan bang”
(Meypiza).
sholat dan malas juga dalam kegiatan perwiritan atau kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan keagamaan, karena terlalu munafik bagi saya untuk melakukan
dan kalau di pesantren saya rajin dalam menjalankan ibadah sholat, tetapi
semenjak dipulangkan dari pesantren karena korona bang, saya sudah jarang
dengan agama masing-masing aktif atau pasif. Dan apakah masyarakat hanya
menjadikan agama cuman sebatas identitas saja dan bukan mengamalkan ajaran
ibadah. Tetapi bagi pecandu narkotik yang ada di Kelurahan, berdasarkan hasil
assesment saya pada saat melakukan program rehabilitas rawat jalan, banyak
pecandu narkotik yang pasif atau dalam menjalankan ibadah. Dan mereka hanya
menjalankan ibadah, hanya saja orang yang menjadi pecandu itu jarang saya
lihat ibadah seperti sholat, saya tau itu karna saya juga termasuk teman
sepermainan mereka dan juga saya juga merupakan mantan pecandu narkoba.
Saya bisa berhenti dari narkoba itu karena saya bertekad dalam hati dan juga
masyarakat Desa Belawan I ini menjadi pecandu narkoba yang disebabkan karena
gangguan emosi yang labil, kurang percaya diri, dan terlalu percaya diri dan lain
sebagainya
menurut saya pasti ada yang menyalahgunakan narkoba dikarenakan hal tersebut,
seperti anak-anak dan juga remaja rentan akan hal itu contohnya saja disaat
seorang remaja di putusi pacarnya membuat dia patah hati lalu memilih untuk
narkoba, dan apakah gangguan kepribadian menjadi alasan diri anda untuk
narkoba dikarenakan saya ditinggal oleh suami saya. Di saat itu saya merasa
putus asa, karena dia meninggalkan saya demi wanita lain. Pada saat itu pikiran
saya lagi kacau dan datanglah teman-teman disini yang menyuruh saya untuk
benar setelah saya menggunakan sabu-sabu pikiran saya menjadi lebih tenang”
(Hadizah).
dikarenakan ajakan teman-teman waktu itu, pada jaman sekolah SMP karena
mengikuti pergaulan. Dan dalam pergaulan itu bang, mengajarkan saya untuk
sabu bisa buat kita tahan begadang” (Risky). Informan utama III menjawab
“alasan saya menggunakan narkoba karena ada rasa ingin tau saya pada saat itu.
dan saya tidak tau kalau narkoba itu suatu hal yang bisa menjadi penyakit apabila
sudah menjadi ketergantungan. dan dulu awal saya menggunakan narkoba ialah
jenis sabu-sabu terus ke ganja dan semua jenis narkoba sudah saya coba, karena
rasa ingin tau pada saat itu dan rasa penasaran saya tentang narkoba ini”
(Meypiza).
dikarenakan pergaulan bang. Dulu waktu sekolah STM saya lagi sering-sering
hanya untuk gaya hidup serta pergaulan. Dulu saya belum kenal dengan sabu-
sabu, tapi semenjak kerja di kapal disitulah tau narkoba lainya seperti sabu-sabu,
obat-obatan juga bang. Kalau yang main suntik itu saya tidak berani karena takut
narkoba karena ajakan teman-teman di tempat saya tinggal dan juga ajaran
lem lalu menggunakan sabu-sabu. Saya pernah disuruh menjadi kurir sama
abang-abang yang jadi bandar untuk mengantar narkoba dengan upah, saya
(Damar).
menjawab “berdasarkan hasil program rehabilitas rawat jalan yang saya lakukan
di Kelurahan Belawan I ini, ada juga masyarakat yang menjadi pecandu narkotik
karena ditinggal suami, ditinggal pacar yang dicintai yang membuat emosi serta
menjawab “berdasarkan apa yang saya lihat di Kelurahan Belawan I ini ada yang
a. Lingkungan Sosial
dan tindakan kriminalitas yang berkaitan dengan narkoba ini nak. Bahkan ada
warga yang memberitahu ke saya bahwa, apabila ada keributan yang terjadi di
pelabuhan, berarti barang narkoba itu lagi masuk. Dan yang saya tahu nak,
adanya campur tangan dari beberapa aparat keamanan di Belawan I ini membuat
interaksi anda kepada masyarakat umum. Dan apakah ada tindakan penyimpangan
lainya yang berkaitan dengan narkoba di kelurahan belawan I ini. Informan utama
I menjawab “Berdasarkan yang saya jalani dan yang saya lihat, di lingkungan
tempat saya tinggal mempengaruhi diri saya dan juga orang yang sudah menjadi
narkoba serta bandar narkobanya juga teman-teman saya bang. Dan bukan hanya
1 saja bandar saja yang ada di tempat saya tinggal, bahkan bisa sampai 3 bandar
narkoba yang ada. Karena di tempat saya tinggal sangat mudah sekali dalam
membeli narkoba tersebut bang. Dan saya juga bergaul dengang masyarakat
bergaul bersama pecandu narkoba lainya,saya cuman sekedar saja dan tidak
terlalu dekat dengan mereka, karena saya sudah mempunyai seorang suami bang.
Sama masyarakat umum saya bersikap biasa aja. Banyak juga begal dan
narkoba”(Risky).
Informan utama III menjawab “lingkungan ditempat saya tinggal ini juga
saya ini mudah untuk mendapatkan narkoba bang. Dan banyak juga pecandu
narkoba disini yang merupakan teman-teman saya bang. karena banyak pecandu
Informan utama IV menjawab “karena di tempat tinggal saya ini banyak yang
terpengaruh. dan jika ingin pulih sangat susah disini karena lingkungan tempat
tinggal yang tidak baik. Dalam pergaulan kalau saya termasuk mudah untuk
bergaul kepada semua orang baik sesama pecandu narkoba maupun sesama
penyimpangan seperti melakukan begal dan mencuri. Dan ada juga yang lagi
trending, sabu ditukar dengan seks, dan itu biasanya anak-anak sekolahan yang
merupakan teman-teman saya serta saya sering bergaul bersama mereka. karena
“Kelurahan Belawan I ini sudah sering bahkan tiap hari terjadi tindakan
budaya baru yang lari dari nilai-nilai dan norma yang berlaku yaitu sabu ditukar
dengan seks yang banyak diisi oleh remaja-remaja serta orang dewasa yang
menggunakan narkoba. Saya tau ini berdasarkan hasil pengamatan saya saat
tindakan penyalahgunaan narkoba dan ada juga laporan bahwa terjadi tindakan
dan juga tindakan kriminalitas lainnya. Dan yang saya tahu ,adanya kerja sama
(Faisal).
b. Lingkungan keluarga
setiap keluarga yang ada di kelurahan belawan I Ini dalam kaitannya dengan
Informan kunci menjawab “di Kelurahan Belawan I ini banyak keluarga yang
menolak tindakan penyalahgunaan, tetapi ada juga yang didalam satu keluarga
tersebut sama-sama pecandu narkoba. Karena narkoba bukan menjadi hal baru
bagi mereka, jadi didalam satu keluarga pun ada yang sama-sama menggunakan
dikarenakan kondisi keluarga yang tak baik, seperti broken home, ditinggal suami
dan ada juga kondisi keluarga yang sama-sama menggunakan narkoba” (Siti
Maryam).
sendiri,selain anda adakah anggota keluarga anda yang juga pecandu narkotik.
Setelah itu peneliti bertanya kepada informan utama apakah di keluarga anda tidak
melarang anda untuk menggunakan narkoba, atau ada larangan tetapi anda tidak
menghiraukannya, serta apakah anda memiliki komunikasi yang baik antar sesama
anggota keluarga anda dan apakah keluarga anda alasan anda menggunakan
narkoba.
bang dan mereka tau penyebabnya karena saya ditinggal mantan suami saya.
Selain saya abang saya juga mengunakan narkoba dan kami sudah sama-sama
tau. Dikeluarga uda melarang saya untuk tidak menggunakan narkoba, tetapi
karena saya suda menjadi pecandu susah untuk menjauhinya, apalagi dengan
kerjaan saya sebagai wanita panggilan menemani karokean dan disitu juga ada
menggunakan narkoba. Karena cuman kerjaan itu yang bisa saya lakukan untuk
memenuhi kebutuhan anak- anak saya. Dan untuk komunikasi dengan keluarga
besar saya tidak begitu baik dan saya juga tidak terlalu dekat dengan keluarga
saya. Jadi saya menggunakan narkoba itu berawal dari keluarga kecil saya
sendiri” (Hadizah).
selain saya abang saya juga menggunakan narkoba. Keluarga saya sebenarnya
sudah sangat melarang tetapi saya sudah sangat kecanduan dengan narkoba ini,
dan karena saya seorang pecandu saya menjadi tidak dekat lagi dengan keluarga
sebenarnya karena ada pengekangan dari keluarga, sehingga saya ingin nakal
Informan utama III menjawab “keluarga tau saya dan adik saya
ingin tau saya terhadap narkoba itu sendiri. Dan sampai sekarang komunikasi
saya dengan keluarga aman-aman saja. Dari pihak keluarga sebenarnya sudah
ada yang menyuruh untuk berhenti dan sekarang saya lagi mengurangin untuk
menggunakan narkoba dari keluarga ada juga larangan bang, tetapi karena
komunikasi saya dengan keluarga sampai saat ini baik-baik saja, jadi keluarga
bukan menjadi alasan saya untuk menggunakan narkoba lain hal dengan teman-
teman saya yang sesama pecandu mereka ada yang menggunakan narkoba karena
Informan utama V menjawab “Ayah dan ibu saya sudah bercerai dan ibu
saya suda menikah lagi, ayah saya juga menggunakan narkoba jenis sabu-sabu.
karena ayah dan ibu kandung saya sudah pisah, saya merasa kurang
mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua saya, sehingga saya mencari
lingkungan tempat saya tinggal, disitu juga saya terjerumus dalam menggunakan
narkoba karena mudah terpengaruh dengan lingkungan. Ayah kandung saya tau
saya menggunakan narkoba karena dia tau dari temanya yang merupakan bandar
narkoba, dimana saya mendapatkan narkoba tersebut dari teman ayah sendiri.
karena ayah saya sudah tau saya menggunakan narkoba saya di masukkan
setiap keluarga yang ada di kelurahan belawan I Ini dalam kaitannya dengan
yang saya dapat sewaktu melakukan program rehabilitas rawat jalan narkoba,
broken home, orang tua yang sibuk dengan kerjaan ataupun urusan pribadi
Penyimpangan yang sering terjadi akibat dampak penggunaan narkoba ini seperti
pesta seks, suami dan istri sama-sama menggunakan narkoba, juga tindakan
pencurian. Satu hal yang harus dipahami, lingkungan keluarga yang tidak baik
menjadi hal baru di masyarakat. Jadi di dalamsatu keluarga pun ada yang sama-
c. Teman sebaya
yang ada, apakah di kelurahan Belawan I ini remajanya sering melakukan kegiatan
kunci menjawab“di Kelurahan Belawan I ini, remajanya juga banyak yang sudah
itu sering melakukan penyimpangan seperti pesta minuman, ribut dengan anak
kelurahan lainya, begal dan masih banyak lagi. Dan yang saya lihat disini
pertemanan anak-anak remaja sangat erat dan saling mendukung satu sama lain”
(Siti Maryam).
Peneliti juga bertanya kepada informan utama apakah teman sebaya anda
yang mengajak anda untuk menggunakan narkoba, Bagaimana cara teman anda
dalam mengajak anda untuk menggunakan narkoba, Apakah anda sering bergaul
sesama teman sebaya anda yang pecandu narkotik. Informan utama I menjawab
bisa membantu menenangkan pikiran yang lagi kacau . karna saat itu pikiran saya
juga sedang kacau karena ditinggal suami maka saya pun tergiur untuk
menggunakannya” (Hadizah).
pertama, mereka mengajak saya menggunakan suatu barang dan saya pada saat
itu tidak tahu bahwa itu bagian dari narkoba, karena mereka mengatakan barang
tersebut bisa mebuat saya tahan begadang dan menenang kan pikiran, dan saya
pun percaya sama teman-teman saya. hingga akhirnya saya menjadi pecandu dan
buat saya berhenti untuk sekolah sekolah. Dan sampai sekarang saya juga masih
bergaul dengan mereka tapi cuman sekedar berteman saja bang” (Risky).
ingin tau dan juga ajakan dari teman-teman pada saat itu bang. Dengan cara
teman-teman saya mengajak untuk patungan uang dan uang patungan tersebut
digunakan untuk membeli narkoba. Saya juga masih bergaul dengan mereka bang
“Pertama kali saya bisa menggunakan narkoba karena pengaruh dari teman-
teman waktu saya masih sekolah dulu bang. Karena pertemanan di masa itu kuat
bang, jadi apa kata teman-teman semua diikutin, sampai bisa mengenal narkoba
ini bang. cara mereka mengajak saya untuk menggunakan narkoba pertama-tama
saya dikasih gratis bang sampai patungan dan terkadang membeli sendiri kalau
teman-teman dan abang-abangan saya dari mulai ngelem sampai mencoba sabu.
Saya ditawari sabu awalnya secara gratis sampai akhirnya saya menjadi pecandu.
laporan yang ada, apakah di kelurahan Belawan I ini remajanya sering melakukan
Informan tambahan I menjawab “di Kelurahan Belawan I ini banyak remaja yang
peyimpangan yang sering terjadi pun seperti pembegalan, pesta sex bahkan
Belawan I ini, ada beberapa remaja yang sudah menggunakan narkoba, dan
bahkan ada yang melakukan pembegalan. Karena rasa pertemanan yang kuat
d. Keadaan Sekolah
sekolah yang ada di Desa Belawan I ini mendorong seseorang anak menjadi
persaingan disekolah dulu waktu saya masih sekolah yang menunjukan siapa
yang paling pintar, saya tidak merasa putus asa, karena menurut saya itu hal yang
sekolah dulu alasan saya menggunakan narkoba bang, tetapi lebih kearah
lingkungan bermain bang, yaitu sama teman-teman saya bang, karena mereka lah
“keadan sekolah yang menimbulkan persaingan itu sudah hal biasa bang, dan
keadaan di sekolah yang ada di Desa Belawan I ini mendorong seseorang anak
satu hal lagi sekolah tidak akan mampu dalam menyelesaikan masalah
(Faisal).
Peneliti bertanya kepada informan kunci Menurut beliau, apakah zat yang
terjadi karena adanya pecandu narkoba dan zat-zat kimia yang ada di narkoba
Peneliti juga bertanya kepada informan utama mengenai apakah anda tau
bahwa zat yang terkandung dalam narkoba yang andai pakai membuat anda
menjadi ketergantungan,dan juga berbahaya bagi kesehatan fisik dan psikis anda.
belum tau tentang zat-zat yang ada di narkoba membuat ketergantungan. Setelah
menjawab “pas awal-awal menggunakan saya belum tau tentang zat-zat yang
membuat saya merasa ketergantungan. Dan dari situ saya tau kalau zat yang ada
di narkoba itu membuat saya ketergantungan dan untuk sekarang saya sulit
Informan utama III menjawab “dulu saya menggunakan narkoba karena rasa
ingin tahu saya pada masa itu. dan setelah lama saya menjadi pengguna narkoba,
zat yang ada di narkoba itu membuat saya menjadi ketergantungan bang.pada
saat bekerja saya sering menggunakan ganja dan sabu untuk membantu saya
dalam bekerja. dan selama saya menggunakan narkoba belum pernah saya jatuh
Informan utama IV menjawab “sekarang saya sudah tau kalau zat yang ada
menggunakan narkoba saya tidak tau kalau narkoba itu membuat saya
ketergantungan. yang saya tau pada saat itu saya menggunakan narkoba agar
saya bisa lebih dekat lagi bersama teman-teman saya di waktu sekolah serta saya
menggunakan narkoba jenis ganja dan sabu, itu membantu saya dalam bekerja
dan itu membantu saya bang ” (Saipul). Informan utama V menjawab “dulu pas
awal mau menggunakan narkoba saya tidak tau kalau narkoba yang saya gunakan
narkoba itu saya menjadi ketergantungan. Dan semenjak saya masuk rehabilitas
di yayasan ini. Baru saya sadar bahwa zat yang ada di narkoba itu berbahaya”
(Damar).
Peneliti bertanya kepada informan tambahan. Menurut beliau, apakah zat yang
b. Ketersediaan NAPZA
yang ada, dan juga berdasarkan pengamatan ibu sebagai kepala kelurahan belawan
I ini dalam memperoleh Narkoba, apakah mudah untuk didapatkan oleh orang
laut seperti Malaysia dan Thailand. Dan adanya permainan pihak keamanan yang
menggunakan narkoba karena merasa resah akan narkoba ini” (Siti Maryam).
memperoleh narkoba tersebut sangat mudah bagi anda dan juga pecandu narkoba
Belawan I ini dilindungi dari beberapa pihak keamanan yang ada di kelurahan
belawan I ini, dan mereka bebas menjual narkoba. Apalagi sekarang sudah ada
paket hemat yaitu harga sabu-sabu hanya seharga Rp.25.000,00 dalam setiap
paketnya, dan paket hemat itu biasanya dijual sama anak-anak sekolahan bang.
I ini mudah untuk didapatkan bang, karena bandar-bandar narkoba disini bebas
dalam berjualan, sebab dilindungi oleh pihak keamanan yang ada di belawan I
narkoba yang ada dikelurahan ini adalah teman-teman saya juga bang”
(Meypiza).
mereka bekerja sama. Dan apalagi suda mencakup penjualan besar tentang
narkoba di Belawan I ini, banyak pihak-pihak yang terkait. Di Belawan ini mudah
biasanya datang dari negara-negara tetangga dan jugaah dari daer aceh bang.
dan sekarang anak remaja dan orang dewasa kalau mereka pingin menggunakan
narkoba bisa ditukar dengan berhubungan intim seks” (Saipul). Informan utama
disini banyak bandar-bandar narkoba. Dan kalau untuk kami anak sekolahan
menurut saya, lebih mudah mencari sabu dari pada mencari roti” (Damar).
berdasarkan informasi yang ada, dan juga berdasarkan pengamatan bapak dalam
narkoba, dimana dalam 1 lingkungan itu 3-6 orang yang menjadi bandar
narkoba. Dan adanya kerja sama beberapa pihak keamanan dengan para Bandar
Belawan I ini dekat dengan pelabuhan, barang-barang yang datang dari luar
dan itu sangat miris. Ditambah lagi bandar tersebut menggunakan strategi
pemasaran yang baik, sabu-sabu saja bisa dibeli seharga Rp25.000,00 dan
sasaran penjualannya adalah anak sekolah dasar dan menengah pertama. Ada
juga paket Rp50.000,00 untuk anak remaja dan dewasa, paket Rp150.000,00
untuk pekerja. Sekarang juga ada hal baru yaitu tanpa membeli sabu kita bisa
mudah untuk didapatkan. Karena lokasi Kelurahan Belawan I ini dekat dengan
barang haram tersebut dengan melalui jalur laut. Juga adanya kerja sama antara
pihak keamanan dengan bandar membuat narkoba itu berhasil masuk dan
informasi yang masuk ke media yang banyak memberikan informasi tentang narkoba
pengaruh media massa saya rasa itu tidaklah berpengaruh karena orang-orang
banyak mengetahui narkoba itu bukan dari media masa, tapi dari orang-orang
Peneliti juga bertanya kepada informan utama mengenai apakah media masa
ini,apakah informasi-informasi yang berkaitan tentang narkoba yang anda dapat dari
narkoba. dan informasi tentang narkoba bukan dari media masa tapi melalui orang-
bang bukan karena media massa seperti abang bilang, tapi lebih ke pergaulan dan
“kalau yang abang tanyakan itu, tidak ada pengaruhnya seseorang memakai
“menurut saya bang pengaruh media masa yang abang maksud tidak mempengaruhi
apakah informasi yang masuk ke media yang banyak memberikan informasi tentang
narkoba adalah lingkungan. Dan jika dikaitkan dengan pengaruh media masa saya
rasa itu tidak ada kaitannya karena orang-orang banyak mengetahui narkoba itu
bukan dari media massa tetapi dari orang-orang pengguna narkoba itu sendiri”
(Faisal)
5.2 Observasi
sasaran penelitian (Siagian, 2011 : 211). Dengan tujuan untuk memperoleh informasi
dan data baik mengenai kondisi fisik dan non fisik berkaitan dengan faktor-faktor
a. Lokasi Penelitian
pemukiman masyarakat berjarak sangat dekat satu sama lain. Selain itu ketika
sekitar 5 sampai 7 orang. Lokasi penelitian berdekatan dengan pesisir pantai dan
b. Interaksi Masyarakat
informan utama V, kondisi fisik dan psikis dari para informan terlihat normal dan
baik.
yang baik. Informan saat ini tinggal bersama suaminya yang juga
yang baik dengan keluarga. Informan tinggal bersama ibu dan adik-adiknya
di lokasi penelitian.
sosialnya. Pada saat ini masyarakat sekitar mengetahui bahwa informan utama I
penjelasannya.
a. Usia
Pengaruh usia, dengan mencapai usia yang mendekati remaja yang merupakan
masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa awal, sering ditandai dengan
perubahan fisik dan diikuti dengan perubahan emosi, minat, yang dipengaruhi oleh
perkembangan jiwa anak itu. Pada saat-saat ini remaja mengalami ketidakpastian,
disatu sisi sudah merasa bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi juga belum mampu
menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa karena memang masih sangat
muda dan kurang pengalaman. Pada masa-masa seperti ini remaja lebih senang
bergaul dengan teman sebaya, ingin jadi anak gaul yang diterima di dalam
lingkungannya dan mulai mencari jati diri/ identitas dirinya. Ingin “ngetrend” dan
dapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu sangat besar terhadap
sesuatu yang baru, suka coba-coba, kurang mengerti akan resiko yang akan terjadi
Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan juga tambahan yang
di kelurahan belawan I ini disi oleh remaja. Dan berdasarkan hasil wawancara dari
informan utama menyatakan bahwa informan utama II dan informan IV, awal
mula menggunakan narkoba itu di saat pada masa remaja, dikarenakan pada masa
remaja informan sering bergaul dengan teman sebaya, ingin jadi anak gaul yang
diterima di dalam lingkungannya dan mulai mencari jati diri/ identitas dirinya,
ingin dapat pengakuan dari lingkungannya, dan rasa ingin tau yang besar.
yang menjadi penyalahgunaan narkoba di Kelurahan Belawan I ini diisi oleh anak-
Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan juga hasil
remaja. Karena pada masa remaja informan utama I dan IV lebih dekat dengan
lingkungan tersebut. Pada saat itu, mereka belum mengerti tentang bahaya
penyalahgunaan NAPZA.
keyakinan yang keliru dan menganggap enteng akan hal-hal yang membahayakan,
mengatasi bahaya itu, atau merasa yakin bahwa pendapatnya sendirilah yang
disaat berkerja, serta adanya rasa keingintauan yang besar membuat seseorang
menjadi penyalahguna NAPZA. Dan itu bukan hanya terjadi di kalangan remaja
saja, tetapi pada anak-anak maupun orang dewasa memiliki pendapat yang sama
Hal tersebut senada dengan hasil wawancara dengan Informan utama II, III,
informan utama II menggunakan narkoba pada saat itu, di karenakan ajakan dari
bisa membantu dirinya dalam begadang. Pada saat Informan tidak mengetahui
Informan utama III menggunakan narkoba di karenakan adanya rasa ingin tau
yang besar terhadap semua jenis narkoba. Pada informan IV, menggunakan
masa sekolah informan IV menggunakan ganja dengan alasan agar dapat mudah
NAPZA pada informan utama II, III, IV, dikarenakan adanya pandangan atau
temannya untuk tahan dalam begadang. Pada saat menggunakan narkoba informan
Informan utama III menggunakan narkoba di karenakan ada rasa ingin tau
dan pengertian mengenai Allah secara benar, maka biasanya memiliki kecerdasan
spiritual yang rendah. Dengan demikian tidak ada patokan akan nilai-nilai yang
masalah yang baik dan buruk dan tidak takut akan berbuat dosa (Razak & Sayuti,
2006 : 23)
tambahan, sebagian besar pecandu narkoba yang ada di kelurahan belawan ini
hanya menjadikan agama sebagai identitas diri saja tanpa mengikuti ajaran agama
yang diajarkan tentang baik dan tidak baiknya sesuatu hal tersebut. Berdasarkan
menyatakan bahwa dalam menjalankan ibadah sholat kelima informan jarang atau
tidak mau melakukannya, serta dalam kegiatan keagamaan yang ada lingkungan
wawancara dapat disimpulkan bahwa, tingkat religiusitas yang rendah dari kelima
NAPZA. Bagi informan utama agama hanya dijadikan sebagai indentitas diri saja.
Hal ini terlihat dari informan utama tidak melakukan ibadah sholat serta kurang
mereka.
sendiri.
tekun. gangguan cara berfikir ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk,
antara lain pandangan atau cara berfikir yang keliru atau menyimpang
dari pandangan umum yang menjadi norma atau nilai-nilai hakiki dari apa
itu selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan
dikarenakan emosi yang labil yaitu ditinggal sang suami, sehingga menggunakan
dilakukan menurut kajian teori dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa
narkoba.
I (Hadizah) - -
II (Risky -
Handayani)
III (Meypiza) - -
IV (Saipul) -
V (Damar Arya) - - -
Lorong papan dilihat dari beberapa aspek yaitu usia, pandangan dan keyakinan yang
keliru, tingkat religiutas yang rendah dan adanya gangguan kepribadian. Pada faktor
usia informan II dan informan IV, menyatakan bahwa mereka menggunakan narkoba
pada masa remaja. Faktor pandangan dan keyakinan keliru juga membuat informan
utama II, III, dan IV menjadi pecandu narkotik. Selain itu tingkat religiussitas kelima
Lingkungan sosial yang tidak baik akan dapat memengaruhi remaja atau
seseorang untuk juga berkelakuan tidak baik. Jika sebuah lingkungan sosial
Begitu juga sebaliknya jika lingkungan sosial baik, dimungkinkan seseorang akan
meniru perilaku yang baik tersebut (Razak & Sayuti, 2006 : 24). Berdasarkan hasil
wawancara dari informan kunci dan informan tambahan yang menyatakan bahwa
narkoba. Kegiatan penjualan narkoba sudah menjadi hal yang biasa di lingkungan
Kelurahan Belawan I ini yang saling bekerja sama. Pernyataan tersebut didapatkan
“Dan yang saya tahu nak, adanya campur tangan dari beberapa aparat keamanan
Dan yang saya tahu ,adanya kerja sama dari beberapa aparat keamanan dengan
informan utama. Terlihat bahwa lingkungan sosial yang tidak baik dapat
bandar narkoba yang ada di setiap sudut kelurahan dan jumlahan tidak hanya satu,
narkotik salah satu penyebabnya ialah lingkungan sosial yang tidak baik.
hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial yang tidak baik dari
b. Lingkungan Keluarga
tidak harmonis, tingkat pendidikan yang rendah, rasa dan praktik keagamaan yang
lemah, maka secara langsung atau tidak langsung maka akan memberikan
pengaruh bagi perilaku dan kehidupan seseorang. Dan terutama pada remaja
karena Di Saat memasuki usia remaja perkembangan emosinya masih labil dan
kecenderungan meniru gaya dan perilaku keluarga (Razak & Sayuti, 2006 : 23).
kurang baik, seperti hubungan yang tidak harmonis didalam keluarga, korban dari
Hal tersebut selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada
kelima informan utama, yang menyatakan bahwa beberapa dari informan utama,
seperti informan I, II, dan juga informan utama V menjadi korban penyalahgunaan
narkoba, disebabkan oleh keadaan keluarga yang kurang baik. Pernyataan tersebut
juga dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti yang
baik dikeluarganya. Informan utama I ditinggal suami demi hidup bersama wanita
lain. Informan utama II memilki komunikasi yang tidak baik terhadap keluarga
pada masa remaja dan infroman utama V korban dari keluarga broken home
dimana kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua kandung informan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan berdasarkan hasil
keluarga yang tidak baik menyebabkan informan utama I, II, dan V menjadi
Belawan.
narkoba pada remaja. kelompok teman sebaya menjadi sangat meningkat perannya
selama masa remaja (Afiatin 2008 : 18). Hal ini disebabkan karena berbagai hal,
yaitu:
yang dimiliki.
dan kedewasaan.
narkoba pasti terjadi tindakan kenakalan remaja. Dan banyak yang makai narkoba
terjadi itu seperti pembegalan, pesta sex dan lain sebagainya. Lingkungan teman
dikelurahan belawan I.
menyatakan bahwa beberapa dari informan utama, yaitu informan II, IV, dan V
awal mula menjadi pengguna narkoba disebabkan oleh adanya pergaulan teman
analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan, menyatakan bahwa pengaruh teman sebaya yang tidak baik
c. Keadaan Sekolah
sebaya yang mendorong munculnya persaingan antar sesama. Ada yang ingin
berprestasi, terlihat bergengsi, “sok” jagoan, dan sebagainya. Jika keadaan ini
tidak bisa dibenahi dan diselesaikan oleh pengelola pendidikan sekolah, maka
di kelurahan belawan I ini. Dan ini selaras dengan hasil wawancara yang
Informan Faktor
lingkungan
I (Hadizah) - -
II (Risky -
Handayani)
III (Meypiza) - - -
IV (Saipul) - -
V (Damar Arya) -
Lingkungan 28 atau Lorong papan, terlihat dari beberapa aspek yaitu, lingkungan
utama I ditinggal oleh suami, informan utama II tidak memiliki komunikasi yang
baik dengan keluarga informan pada masa remaja, dan informan utama V
merupakan korban dari keluarga broken home. Pengaruh teman sebaya yang tidak
(Afiatin, 2008 : 24). Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan
dikelurahan Belawan I ini. Dan hal tersebut selaras dengan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti kepada kelima informan utama yang merasakan bahwa, zat
hasil wawancara, menyatakan bahwa, zat yang terkandung pada NAPZA yang
Belawan.
b. Ketersediaan NAPZA
Untuk memperoleh NAPZA pada masa sekarang ini sangatlah mudah bagi
sebagai faktor yang sangat penting bagi terjadinya tindak penyalahgunaan narkoba
pada remaja. Hasil penelitian Widjono Hawari menunjukan hal ini (Afiatin, 2008 :
24).
Belawan ini, dengan beberapa variasi harga, dan harga yang paling murah yaitu
bandingkan roti. Di kelurahan belawan ini yang dekat pelabuhan membuat daerah
ini kerap dijadikan tempat peredaran narkoba yang dilakukan oleh beberapa negara
Hal tersebut selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada
dalam menjalankan aksinya. Dan juga harga narkoba yang sekarang terjangkau
dengan harga yang bervariasi, seperti harga paket hemat Rp25.000,00. Dengan
bisa dilakukan dengan berhubungan seks dengan pecandu atau bandar narkoba dan
sama-sama memakai narkoba tersebut, dan ini biasanya diperankan oleh remaja
dan orang dewasa. Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan
loakasi penelitian.
Lingkungan 28 atau Lorong papan, terlihat dari beberapa aspek yaitu zat dari
NAPZA, dan ketersediaan NAPZA. Zat dari NAPZA yang bersifat ketergantungan
penyalahgunaan obat atau zat tersebut, sehingga memberikan rasa penasaran dan
(Razak & Sayuti, 2006:25). Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan
informan tambahan menyatakan bahwa pengaruh media massa dan elektronik tidak
Belawan I ini. Dan hal tersebut senada dengan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti kepada kelima informan utama, yang menyatakan bahwa pengaruh media
massa dan elektroknik tidak ada kaitanya dengan penyebab penyalahgunaan NAPZA
I (Hadizah) -
II (Risky Handayani) -
III (Meypiza) -
IV (Saipul) -
V (Damar Arya) -
Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa faktor pengaruh media massa dan
ke teori terkait dengan penyimpangan sosial yang merupakan sebab dan akibat dari
adanya penggunaan narkoba yang di salah gunakan, peneliti disini menggunakan teori
kontrol yang dimana teori ini menjelaskan personal control dan sosial control dimana
personal control adalah kemampuan seseorang untuk menahan diri agar tidak
efektif (Utari & MHum, 2012 : 125). Dan dilihat berdasarkan hasil temuan peneliti
penyebabnya.
berikut:
peneliti menjaga dengan adanya hal-hal yang tidak diinginkan dan harus
6.1 Kesimpulan
1. Faktor individu
indikator dari faktor individu yaitu, usia, pemahaman dan keyakinan yang
papan.
2. Faktor lingkungan
121
indikator faktor adanya NAPZA yaitu, zat yang terkandung dalam NAPZA
“sabu di tukar dengan seks” dan berdasarkan informasi yang didapat, dalam
melakukan hal tersebut banyak diperankan oleh anak remaja dan juga orang
dewasa.
I mempunyai strategi penjualan, dimana sabu dengan paket anak sekolah yaitu
6.1 Saran
NAPZA.
Narkotika.
Belawan I.
Sumber buku:
Abdul Razak, & Wahyudi Sayuti. (2006). Remaja dan Bahaya Narkoba. Jakarta:
Adi, Kusno. (2009). Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak. Malang:
UMM Press
Dr. Indah Sri Utari, S., & MHum. (2012). Aliran Dan Teori Dalam Kriminologi.
Kholifah Siti & Suyadnya I Wayan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif Berbagai
Humanika.
Sumber online :
(hhtps://m.liputan6.com/news/read/412733/kepala-bnn-pengguna-narkoba-pada-
(https://regional.kompas.com/read/2019/05/21/17140411/bnn-sebut-256000-warga-
(https://nasional.kompas.com/read/2019/06/26/11421691/bnn-sebut-penyalahgunaan-
Sumber lain:
Catur Mei Wulandari, Dian Ajeng Retnowati, Kukuh Judi Handojo, & Rosida.
Utara. Medan : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik – Universitas Sumatera
Utara.
Yogyakarta.
Beralkohol
Belawan I Kecamatan c. Teman Sebaya Pengaruh dari teman sebaya yang tidak baik
mengakibatkan informan utama II,IV,V menggunakan
Medan Belawan narkoba
a. Zat dari Napza Zat yang terkandung dalam NAPZA ini membuat
penyebab terjadinya penyalahgunaan NAPZA oleh
3. Faktor Adanya Napza kelima informan utama
4. Faktor Media Massa dan Informasi yang salah Pengaruh media massa dan elektronik tidak menjadikan
Tentang Narkoba faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan NAPZA di
Elektronik lokasi Penelitian
a. Nama :
b. Umur :
c. Suku :
d. Alamat :
e. Pendidikan terakhir :
f. Pekerjaan :
a. Usia
130
d. Gangguan kepribadian
kepribadian?
a. Sosial
Menurut bapak, berdasarkan apa yang bapak lihat dan dengar, di desa
narkoba?
Belawan I ini?
NAPZA?
penyalahgunaan NAPZA?
c. Teman sebaya
d. Sekolah
b. Ketersediaan NAPZA
a. Nama :
b. Umur :
c. Suku :
d. Alamat :
e. Pendidikan terakhir :
f. Pekerjaan :
2.2.1.Faktor Individu
a. Usia
Menurut yang anda ketahui usia berapa saja yang sudah menggunakan
Apakah anda tidak tau bahwa narkoba ini sangatlah berbahanya dan
di desa?
d. Gangguan kepribadian
kepribadian?
a. Sosial
menyalahgunakan narkoba?
narkotik?
b. Keluarga
narkotik ?
keluarga anda ?
keluarga anda ?
c. Teman sebaya
narkoba ?
menggunakan narkoba ?
Apakah anda sering bergaul sesama teman sebaya anda yang pecandu
narkotik ?
d. Sekolah
narkoba?
Apakah anda tau bahwaa zat yang terkandung dalam narkoba yang
b. Ketersediaan NAPZA
narkoba ?
a. Nama :
b. Umur :
c. Suku :
d. Alamat :
e. Pendidikan terakhir :
f. Pekerjaan :
a.Usia
narkoba ini ?
d. Gangguan kepribadian
kepribadian ?
a. Sosial
Menurut bapak, berdasarkan apa yang bapak lihat dan dengar, di desa
narkoba?
Belawan I ini ?
b. Keluarga
NAPZA ?
NAPZA ?
c. Teman sebaya
Menurut bapak, berdasarkn informasi yang ada, apakah di desa belawan I ini
d. Sekolah
Menurut bapak, apakah keadaan di sekolah yang ada di Desa Belawan I ini
Menurut bapak, apakah zat yang terkandung di dalam narkoba itu sendiri
b. Ketersediaan NAPZA
142
149
183