Anda di halaman 1dari 209

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA DI

KELURAHAN BELAWAN I KECAMATAN MEDAN BELAWAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

ANGGI RIKKY SIHOMBING

160902053

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Universitas Sumatera Utara


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA DI

KELURAHAN BELAWAN I KECAMATAN MEDAN BELAWAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

ANGGI RIKKY SIHOMBING

160902053

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada

Tanggal: 5 November 2020

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Fajar Utama Ritonga, S.Sos, M.Kesos

Anggota : 1. Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kesos

2. Malida Putri, S.Sos, M.Kesos

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA DI
KELURAHAN BELAWAN I KECAMATAN MEDAN BELAWAN

Abstrak
Peredaran narkoba terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Penyalahgunaan narkoba
juga mengkhawatirkan kehidupan berbangsa dan bernegara kedepannya karena
dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba itu bagi generasi
berikutnya. Provinsi Sumatera Utara menempatin posisi pertama dalam tindakan
penyalahgunaan NAPZA di Indonesia, dikarenakan tingkat peredaran narkoba di
wilayah Sumatera Utara yang relatif tinggi. Di Kelurahan Belawan I Kecamatan
Medan Belawan banyak sekali orang-orang yang menyalahgunakan narkoba, baik itu
dari anak-anak hingga orang dewasa dan juga ibu rumah tangga, bahkan dalam salah
satu keluarga pun ada yang sama-sama menjadi pencandu narkotik dan merupakan
hal yang biasa. Kelurahan Belawan I dapat dikatakan sebagai kampung narkoba
dikarenakan di Kelurahan Belawan I memiliki ciri-ciri sebagai kampung narkoba.
penyalahgunaan NAPZA yang terjadi di Kelurahan Belawan I tidak terlepas dari
beberapa faktor - faktor penyebab penyalahgunaan. Penelitian ini pun bertujuan untuk
mengetahui faktor – faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan NAPZA di
Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan ini. Informan utama dalam
penelitian ini adalah 5 orang penyalahgunaan NAPZA Kelurahan Belawan I,
informan kunci adalah kepala lurah Belawan I, serta 2 informan tambahan yaitu,
pimpinan Yayasan Eka Darma Bhakti dan ketua karang taruna Kelurahan Belawan I.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data yang diperoleh di lapangan kemudian di analisis secara kualitatif
untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa
faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya tindakan penyalahgunaan NAPZA di
Kelurahan Belawan I di pengaruhi oleh faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor
adanya NAPZA. Faktor individu terdiri atas usia, pandangan atau keyakinan yang
keliru, tingkat religiusitas yang rendah dan adanya gangguan kepribadian. Faktor
lingkungan terdiri atas lingkungan tempat tinggal (sosial), lingkungan keluarga dan
teman sebaya. Dan faktor adanya NAPZA terdiri atas zat yang terkandung didalam
Napza dan ketersediaan NAPZA tersebut.

Kata kunci : Penyalahgunaan NAPZA, Faktor - Faktor Penyebab, Individu,


Lingkungan, Adanya NAPZA

Universitas Sumatera Utara


FACTORS CAUSEABUSE IN
OF DRUG BELAWAN I VILLAGE MEDAN BELAWAN DISTRICT

Abstract
Drug trafficking occurs in various regions in Indonesia. Drug abuse is also a concern
for the life of the nation and state in the future because of the negative impact that
drug abuse has on the next generation. North Sumatra Province occupies the first
position in the act of drug abuse in Indonesia, due to the relatively high level of drug
trafficking in the North Sumatra region. In Belawan I Village, Medan Belawan
District, there are a lot of people who abuse drugs, both from children to adults and
also housewives, even in one of the families who are both drug addicts and it is a
common thing. . Belawan I Village can be said to be a drug village because Belawan
I Village has the characteristics of a drug village. Drug abuse that occurs in Belawan I
Village cannot be separated from several factors that cause abuse. This study also
aims to determine the factors that cause drug abuse in Belawan I Village, Medan
Belawan District. The main informants in this study were 5 people who abuse drugs
in Belawan I Village, the key informants were the head of the Belawan I village, as
well as 2 additional informants, namely, the leader of the Eka Darma Bhakti
Foundation and the head of the youth organization in Belawan I Village. , interviews
and documentation. The data obtained in the field are then analyzed qualitatively to
produce a conclusion. The results of this study also indicate that the factors that
influence the occurrence of drug abuse in Belawan I Village are influenced by
individual factors, environmental factors, and factors of the presence of drugs.
Individual factors consist of age, wrong views or beliefs, low levels of religiosity and
the presence of personality disorders. Environmental factors consist of living
environment (social), family environment and peers. And the factors in the presence
of drugs consist of substances contained in drugs and the availability of these drugs.
Keywords : Drug Abuse, Causative Factors, Individual, Environment, Presence of
Drugs

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa Yesus Kristus karena berkat

dan rahmad-Nya yang melimpah, memberikan peneliti kesehatan dan kemampuan

dalam menjalankan studi dan juga menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, Penulis memperoleh

bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak dan Mamak terbaik, tersayang, yang paling khawatir sekaligus teman di

rumah yang sering LDR, Maruli Togi Silaban dan Kia Marsini Sianipar karena

kalian saya bisa kuliah dan mengerti sedikit banyaknya tentang perjalanan hidup.

Sehat-sehat serta panjang umur buat Mamak dan Bapak. Debata Mangaramoti.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara

3. Bapak Dr. Mulyanto Amin, S,Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Kak Malida Putri, S.Sos, M.Kesos, selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis serta menjadi tempat bertukar pikiran

disaat galau dengan skripsi. Terima Kasih kak atas semuanya.

6. Kak Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kesos, selaku Dosen Penguji atas saran dan

kritik yang sangat membangun dalam mengarahkan dan meyelesaikan skripsi ini,

iii

Universitas Sumatera Utara


dan juga memberi ilmu tentang penulisan yang masih banyak kurangnya dari

penulis yang terlalu medan kali di setiap kalimat. Terima Kasih kak atas

bimbinganya.

7. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah

memberikan banyak ilmu dan bantuan dalam hal perkuliahan kepada penulis.

8. Kepala Lurah Ibu Siti Maryam S.Sos, bang Faisal dan masyarakat Belawan I

serta informan utama dari penelitian ini, saya ucapkan terima kasih atas sambutan

serta ketersediaan dalam membantu peneliti untuk melakukan penelitian di

Keluarahan Belawan I.

9. Yayasan Eka Darma Bhakti, Bapak Eka dan ibu, berserta staf lainnya terima kasih

sudah membantu peneliti dalam melakukan penelitian sekaligus memberikan ijin

PKL 2 yang memberikan pandangan serta pengalaman yang sangat berarti buat

peneliti.

10. Kepada teman-teman residen yang ada di panti, terima kasih buat wawasan yang

di berikan kepada peneliti, semoga tetap semangat dalam melakukan pemulihan.

11. Kepada kawan-kawan kessos 16 kalian semua sangat keren, tetap sehat dan tetap

kompak.

12. Kepada teman satu perdopingan Lidia Putri terima kasih buat dukungan yang

diberikan dan tetap semangat buat skripsian Liput.

13. Kepada kawan-kawan jalan ngecamp dan teman sepergilaan Lek Ardi, Lek

Edwin, Lek Nalsal, Lek Egi, Lek Martin, Lek Mulia, Lek Yosia, Lek Nael, Lek

Tiop, Apara Mike dan Lek Felix yang tak pernah ikut, semoga kita semua sukses

dan tetap kompak. Kalian luar biasa.


iv

Universitas Sumatera Utara


14. Kepada kawan-kawan yang dikampung Sarang Giting Kahan, Pekan Selasa,

Kampung Jawa, Silau Dunia yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

yang selalu memberikan dukungan dan semagat, mauliate.

15. Kepada Bou Retno dan keluarga, Bou Epi dan keluarga, Bou Eni, Opung Piter

dan Keluarga, Bang Panda, Bang Darius, Bang Miduk, Bang Hepri, Edak Ruth

dan Kak Yuk yang sudah menjadi teman-teman bagi saya, terima kasih atas

supportnya.

16. Kepada teman-teman KKN atas dukungan yang diberikan semangat buat kalian

semua.

17. Kepada Itok Yola, Itok Lidya, Itok Angel, Itok Wantina, Itok Monik, Itok Fenny

yang mau membantu saya dalam proses pengerjaan skripsi sukses selalu buat kita.

18. Kepada adik-adik satu kostan, Aldi, Ogi, Aldo, Ryan, Jamin, Yudi dan Poi

banyak barang-barang kalian di kamar 10 ini, tapi makasih banyak sudah

memberikan sumbanganya, hahaha.

19. Kepada adik bawel from another mother Risna Sitepu dan Sinta Choirin si gelek

dan kemayu yang terkadang membuat jatuh mental tapi tetap memberi semangat.

20. Kepada abang dan kakak tercinta, Angga Kristian Pardamean Silaban dan Angelia

Murniati Silaban, tetap jadi PANUTAN dan terimakasih dana-dana yang di

berikan buat adik kalian ini tetap sehat dan tetap kompak, Mauliate.

21. Kepada Esrani Novia Siregar yang telah meminjamkan saya laptop dan juga uang

print skripsi, yang selalu ngejek ketika lagi marsak, yang memberi hujatan-

hujatan berkualitas di masa kuliah juga pada waktu penulisan skripsi, dan yang

paling penting terima kasih sudah menemani di banyak waktu susah dan senang.
v

Universitas Sumatera Utara


Maaf ya kamu terakhir di kata pengantar ini karena yang dilihat pada dasarnya

awal dan akhir.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan kritik dan saran yang

bersifat membangun. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa

memberkati kita semua senantiasa

Medan, November 2020

Penulis

Anggi Rikky Sihombing

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 7
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian ............................................................................. 8
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis ................................................................................................. 11
2.1.1 Sejarah Perkembangan penggunaan NAPZA ............................................. 11
2.1.2 NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif ) ................... 13
2.1.2.1 Pengertian NAPZA ......................................................................... 13
2.1.2.2 Penggolongan NAPZA.................................................................... 14
2.1.2.3 Jenis – Jenis NAPZA dan Efek yang di Timbulkan........................ 16
2.1.3 Penyalahgunaan NAPZA ........................................................................... 16
2.1.3.1 Pengertian Penyalahgunaan NAPZA Fungsi Keluarga .................. 16
2.1.3.2 Dampak Penyalahgunaan NAPZA.................................................. 19
2.1.4 Bahaya Penyalahgunaan NAPZA ............................................................... 21
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA ................... 23
2.1.5.1 Faktor Individu ............................................................................... 26
2.1.5.2 Faktor Lingkungan .......................................................................... 32
2.1.5.3 Faktor Adanya NAPZA................................................................... 35
2.1.5.4 Faktor Pengaruh Media Massa dan Elektronik .............................. 36
2.2 Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 37
vii

Universitas Sumatera Utara


2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 41
2.4 Defenisi Konsep ................................................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................... 47
3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................................. 48
3.3 Informan Penelitian .............................................................................................. 48
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 49
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 51
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian ....................................................................... 53
4.2 Sejarah lokasi Penelitian ...................................................................................... 53
4.3 Profil Kelurahan Belawan I .................................................................................. 54
4.4 Visi, Misi dan Tujuan Kelurahan Belawan I........................................................ 55
4.5 Struktur Organisasi Kelurahan Belawan I ........................................................... 56
4.6 Kondisi Umum Tentang Informan Utama ........................................................... 57
4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Kelurahan Belawan I.......................................... 59
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................................... 64
5.1.1 Data Informan .............................................................................................. 64
5.1.2 Hasil Peneltian ............................................................................................. 69
5.1.2.1 Faktor Individu ................................................................................ 69

5.1.2.2 Faktor lingkungan ........................................................................... 80

5.1.2.3 Faktor adanya NAPZA .................................................................... 92

5.1.2.4 Faktor media massa dan elektronik .............................................. …97

5.2 Observasi ........................................................................................................... …99

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... . 101

5.3.1 Faktor Individu ......................................................................................... . 101

5.3.2 Faktor Lingkungan .................................................................................. . 108


viii

Universitas Sumatera Utara


5.3.3 Faktor adanya NAPZA ............................................................................. . 115

5.3.4 Faktor Pengaruh Media Massa dan Elektronik ........................................ . 118

5.4 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... . 120

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... . 121

6.2 Saran .................................................................................................................. . 123

Daftar Pustaka ....................................................................................................... . 125

Lampiran ............................................................................................................... . 129

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia 3 Tahun

terakhir .................................................................................................... 3

Tabel 1.2 Jumlah Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Sumatera Utara 2


Tahun terakhir ......................................................................................... 4

Tabel 4.1 Identitas Kelurahan ...................................................................................54


Tabel 4.2 Pendidikan di Kelurahan Belawan I ..........................................................59
Tabel 4.3 daftar Mesjid dan Musholla Kelurahan Belawan I ....................................60
Tabel 4.4 daftar Gereja Kelurahan Belawan I ...........................................................61
Tabel 4.5 daftar Prasarana Kesehatan .......................................................................62
Tabel 5.1 Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA ....................................107
Tabel 5.2 Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA....................................114
Tabel 5.3 Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA....................................117
Tabel 5.4 Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA ...................................119

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir.................................................................................... 43

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Belawan ................................................ 56

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Taksonomi

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Transkip Wawancara

Lampiran 4 Surat Pengajuan Judul

Lampiran 5 Surat Pra Penelitian

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 Dokumentasi/Foto

xii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai masyarakat yang heterogen, penduduk Indonesia memiliki gaya

hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup masyarakat selain dipengaruhi oleh lingkungan

sosial juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Meskipun demikian, norma-

norma sosial yang cenderung menjadi lebih longgar, maka kontrol sosial kurang

begitu berjalan. Dalam kondisi demikian maka masyarakat mudah terjerumus dalam

gaya hidup tertentu, yang kadang justru bertentangan dengan norma sosial yang salah,

saat yang menghinggapi masyarakat adalah penggunaan narkoba yang menjadi

masalah serius yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Walaupun berbagai upaya telah

dilakukan untuk mengatasinya, namun penyalahgunaan narkoba selalu menjadi

momok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini.

Penyalahgunaan narkoba juga mengkhawatirkan kehidupan berbangsa dan

bernegara kedepannya karena dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan

narkoba itu bagi generasi berikutnya. Peredaran narkoba terjadi di berbagai wilayah

di Indonesia. Peredaran narkoba tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan tetapi juga

di wilayah pedesaan. Mengingat peredaran narkoba yang sudah menjadi ancaman

serius di beberapa wilayah di Indonesia, hampir tidak ada daerah di Indonesia yang

masyarakatnya tidak terpapar narkoba. Oleh karena itu permasalahan penyalahgunaan

Universitas Sumatera Utara


2

narkoba perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak (Pusat penelitian, data, dan

informasi Badan Narkotika Nasional 2020).

Peredaran narkoba yang marak itu dapat dilihat pada keberadaan kampung-

kampung yang diindikasikan sebagai Kampung Narkoba (BNN dan PMB LIPI,2018).

Disebut Kampung Narkoba karena ditempat itu mereka seakan-akan leluasa

melakukan transaksi narkoba. Kampung yang dikenal dengan sebutan Kampung

Narkoba itu salah satunya adalah daerah Medan dan juga daerah-daerah lain yang ada

di Indonesia, tidak menutup kemungkinan di pedesaan pun sering terjadi

penyalahgunaan narkoba.

Tumbuhnya Kampung Narkoba di berbagai wilayah berjalan seiring dengan

maraknya penyalahgunaan narkoba. Seperti hukum pasar, semakin banyak

permintaan maka akan semakin banyak penawaran, begitulah yang terjadi pada

narkoba. Pasar narkoba seakan-akan tidak pernah surut karena semakin banyak orang

yang memakai narkoba dengan berbagai alasan. Alasan untuk mencoba coba sering

menjadi alasan utama seseorang pertama kali memakai narkoba. Walaupun alasan itu

contoh, namun demikianlah fakta yang banyak terungkap di lapangan ( BNN dan

PMB LI PI,2018).

Namun yang tidak mereka sadari, perilaku yang awalnya hanya untuk

mencoba itu dimanfaatkan oleh para pengedar untuk melayani mereka sehingga tanpa

disadari mereka menjadi kecanduan dalam kondisi seperti itu. Jeratan narkoba

menjadi kebutuhan yang sulit mereka tinggalkan, belum lagi mereka memiliki alasan

lain seperti untuk meningkatkan stamina, sehingga narkoba diposisikan sebagai

pengganti vitamin dan zat stimulan lainnya. Semua itu merupakan faktor yang

Universitas Sumatera Utara


3

meningkatkan permintaan terhadap narkoba, yang direspon secara baik oleh para

bandar narkoba.

Tabel 1.1 Jumlah Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia 3 Tahun


terakhir

Tahun Jumlah Prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia

2015 4.2 juta jiwa

2017 3.3 juta jiwa

2019 3.6 juta jiwa

Berdasarkan tabel di atas, pada saat ini penyalahgunaan narkoba di Indonesia

cenderung terus meningkat dan menurun. Pada tahun 2015 jumlah pengguna

narkotika di Indonesia sudah mencapai 4,2 juta jiwa, bahkan pada bulan November

2015 sudah meningkat menjadi 5,9 juta jiwa. Dan pernyataan tersebut di kuatkan oleh

pendapat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Heru Winarko yang

menyatakan bahwa penyalahgunaan narkoba yang terjadi dalam kurun waktu 3-5

tahun terakhir di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan (chaniago, 2019).

Kondisi tersebut tentunya tidak terlepas dari tren penyalahgunaan narkoba

secara internasional. Berdasarkan World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United

Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta

penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah

mengonsumsi narkoba. Kecenderungan ini memperlihat kan bahwa Indonesia sudah

menjadi target pasar bagi produsen dan pengedar narkoba. Bahkan Indonesia sangat

Universitas Sumatera Utara


4

mungkin sudah menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara akibatnya penyalahgunaan

narkoba telah merasuk ke semua kalangan masyarakat baik kalangan pelajar dan

mahasiswa, artis, pedagang, supir, angkot, anak jalanan, pejabat dan lain sebagainya

(Pusat penelitian, data, dan informasi Badan Narkotika Nasional 2020).

Tabel 1.2 Jumlah Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Sumatera Utara 2

Tahun terakhir

Tahun Jumlah Prevalensi penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara

2017 2.56 Ribu jiwa

2019 1.5 Juta jiwa

Penyalahgunaan Narkoba pada dasarnya sudah merambat di seluruh provinsi

yang ada di Indonesia termasuk juga provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2017

peringkat Sumatera Utara merupakan Provinsi yang menduduki posisi kedua di

bawah DKI Jakarta yang menduduki posisi pertama dalam penyalahgunaan narkotika

dan obat-obatan terlarang. Yang dimana menurut Badan Nasional Narkotika Provinsi

Sumatera Utara (BNNP Sumut) mencatat sebanyak 256.000 masyarakat di Sumatera

Utara terpapar oleh narkoba, mulai dari yang mencoba hingga kecanduan. Dan pada

tahun 2019 berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Nasional Narkotika

Sumatera Utara (BNNP Sumut), Hasil survei ini menunjukkan bahwa angka

prevalensi tertinggi penyalahgunaan narkoba dari 34 provinsi di seluruh Indonesia

Universitas Sumatera Utara


5

ditempati oleh Provinsi Sumatera Utara (Pusat penelitian, data, dan informasi Badan

Narkotika Nasional 2020).

Naiknya satu peringkat menjadi provinsi tertinggi dari 34 provinsi

penyalahgunaan narkoba menjadi suatu fenomena yang harus diperhatikan dan

diteliti. Angka Pravelensi tertinggi yang dihitung itu, baik angka prevalensi pernah

memakai narkoba maupun pemakai narkoba dalam satu tahun terakhir. Jumlah

penduduk Sumatera Utara yang pernah memakai narkoba di antara mereka masih

banyak yang tetap memakai narkoba dalam 1 tahun terakhir yaitu mencapai

1.585.941 jiwa. Angka ini merupakan potensi pasar yang menggiurkan untuk

mengedarkan narkoba di Sumatera Utara karena pemakaian masih relatif banyak.

Tingginya tingkat peredaran narkoba di Sumatera Utara tidak terlepas dari

posisi strategis daerah tersebut yang memiliki pantai yang panjang menghadap Selat

Malaka. Di bagian timur wilayah Sumatera Utara juga tidak jauh dari negara

Malaysia Selat Malaka. Di bagian Barat di Selat Malaka sering digunakan sebagai

jalur untuk memasukkan narkoba dari Malaysia ke Sumatera Utara. Dan jalur laut

merupakan jalur yang sering digunakan oleh pengedar narkoba untuk masuk ke

wilayah Sumatera Utara (Pusat penelitian, data, dan informasi Badan Narkotika

Nasional 2020).

Tingginya angka prevalensi narkoba di Sumatera Utara yang masih memakai

dalam satu tahun terakhir, karena tingkat peredaran narkoba di wilayah Sumatera

Utara yang relatif tinggi. Peredaran narkoba pada saat ini sudah banyak menyasar

Universitas Sumatera Utara


6

masyarakat pinggiran kota termasuk masyarakat Kelurahan Belawan 1 Kecamatan

Medan Belawan. Dan juga menyasar kepada beberapa anak SD di Belawan, yang

dimana sudah banyak yang terpapar narkoba jenis sabu, hal itu karena harga sabu

sangat terjangkau, yaitu seharga Rp50.000 per paket dalam kemasan kecil. Dengan

harga seperti itu maka tidak tertutup kemungkinan anak-anak mudah untuk

membelinya dan juga mengonsumsinya (BNNP Sumut). Begitu juga dengan

Kelurahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan, yang merupakan Kelurahan yang

membuat peneliti tertarik dikarenakan desa tersebut pernah dijadikan program

pemulihan pecandu narkotik yang dilakukan oleh Yayasan Eka Damar Bakti. selaku

pihak Panti rehabilitasi pecandu narkotik swasta dalam membantu pemerintah untuk

menangani masalah sosial yaitu penyalahgunaan narkoba.

Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan terdapat kawasan slum area

yang sebagian besar dihuni oleh beberapa kepala keluarga yang bekerja sebagai

nelayan dan pembersih kapal, dan berdasarkan data yang diterima dari Yayasan Eka

Darma Bhakti, di daerah tersebut banyak sekali orang-orang yang menyalahgunakan

narkoba, baik itu dari anak-anak hingga orang dewasa dan juga ibu rumah tangga,

bahkan dalam salah satu keluarga pun ada yang sama-sama menjadi pencandu

narkotik dan merupakan hal yang biasa. Perlu di ketahui pada dasarnya masyarakat

Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan tidak heran lagi dengan adanya

penyalahgunaan narkoba di daerah mereka, karena budaya tersebut sudah menjadi

hal yang biasa bagi masyarakat Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan.

Universitas Sumatera Utara


7

Kelurahan Belawan I dapat dikatakan sebagai kampung narkoba dikarenakan

di Kelurahan Belawan I memiliki ciri-ciri sebagai kampung narkoba. Yang dimana di

Kelurahan Belawan I kegiatan penyalahgunaan narkoba sudah menjadi hal yan biasa.

Tepatnya di lingkungan 28 atau yang biasa di sebut lorong papan Melihat dari jumlah

penyalahgunaan narkoba yang mencapai 100 residen pada saat dilakukannya program

rehabilitas rawat jalan oleh Yayasan Eka Darma Bhakti, membuktikan bahwa

lingkungan 28 atau lorong papan di Kelurahan Belawan I bisa disebut dengan

kampung narkoba disebut Kampung Narkoba karena ditempat itu mereka seakan-

akan leluasa melakukan transaksi narkoba.

Berdasarkan penjelasan diatas dan juga rasa ketertarikan peneliti dengan yang

ingin di teliti yaitu mencari tau secara langsung faktor-faktor penyebab

penyalahgunaan narkoba .Oleh karena itu peneliti akan menuangkannya di dalam

proposal penelitian yang berjudul ’’faktor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA

di Kelurahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan” sebagai bahan referensi dalam

mengetahui masalah sosial penyalahgunaan narkoba yang ada di Sumatera Utara dan

juga di Kelirahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis

merumuskan masalah “Apa faktor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA di

Kelurahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan?”

Universitas Sumatera Utara


8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor

penyebab penyalahgunaan NAPZA yang ada di Kelurahan Belawan 1 Kecamatan

Medan Belawan.

1.3.2 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam

rangka :

a. Menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan faktor-faktor

penyebab penyalahgunaan NAPZA.

b. Secara akademis, bagi Departemen Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera

Utara untuk memperkaya referensi dalam rangka pengembangan konsep-

konsep, teori-teori dan ilmu pengetahuan pada umumnya dan Ilmu

Kesejahteraan Sosial pada khususnya.

c. Menambah wawasan bagi masyarakat Kelurahan Belawan I Kecamatasn

Medan Belawan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyalahgunaan

NAPZA.

Universitas Sumatera Utara


9

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penelitian maka sistematika penulisan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teoritis

2. Penelitian Yang Relevan

3. Kerangka Pemikiran

4. Definisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian

3. Informan Penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data

5. Teknik Analisis Data

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Temuan Umum

1. Letak Geografis Lokasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara


10

2. Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian

3. Profil Lokasi Penelitian

4. Visi, misi, dan tujuan Lokasi Penelitian

5. Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian

6. Kondisi Umum Tentang Klien

7. Kondisi Umum Tentang Petugas

8. Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

2. Pembahasan Hasil Penelitian

3. Keterbatasan Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Sejarah Perkembangan Penggunaan NAPZA

Berdasarkan sejarah penggunaannya, narkotika pada awalnya hanya

digunakan sebagai alat bagi upacara-upacara ritual keagamaan dan di samping itu

juga dipergunakan untuk pengobatan. Adapun jenis narkotika pertama yang

digunakan pada mulanya adalah candu atau lazimnya disebut sebagai madat atau

opium. Dalam upaya peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan,

narkotika cukup diperlukan ketersediaannya, namun apabila disalahgunakan akan

menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi penggunanya karena pengguna akan

mengalami ketergantungan yang dapat merugikan diri si pengguna sendiri, sehingga

harus dilakukan pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama (Adi, 2009 :

3).

Sejalan dengan perkembangan kolonisasi maka perdagangan candu semakin

tumbuh subur dan pemakaian candu secara besar-besaran dilakukan di kalangan etnis

Cina, terutama di negara-negara jajahan ketika itu, termasuk Indonesia yang berada di

bawah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Saat ini perkembangan penggunaan

narkotika semakin meningkat dan pesat dan tidak untuk tujuan pengobatan atau

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, melainkan dengan tujuan untuk

11

Universitas Sumatera Utara


12

memperoleh keuntungan yang sangat besar, yaitu dengan melakukan perdagangan

narkotika secara illegal ke berbagai negara (Adi, 2009:3).

Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi masyarakat internasional, mengingat

dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkotika yang sangat berbahaya

bagi kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya bagi keberlangsungan dan

perkembangan generasi muda. Atas dasar pertimbangan tersebut telah melahirkan

beberapa konvensi internasional guna menanggulangi perkembangan perdagangan

narkotika secara illegal.

Konvensi internasional pertama yang mengatur tentang narkotika adalah

Hague Opium Convention 1912 dan selanjutnya berturut-turut adalah the Geneva

Opium International Opium Convention 1925, the Geneva Convention Limiting the

Manufacture and Regulating the Distribution of Narcotic Drugs 1931, the

Convention for the Suppression of the Illict Traffic in Dangerous Drugs 1936, Single

Convention on NarcoticDrugs 1961 (konvensi tunggal narkotika 1961), sebagaimana

diubah dan ditambah dengan protokol 1972, Convention on Psycotropic Substance

1971,dan konvensi Wina 1988 (Adi, 2009 : 4).

Diantara beberapa konvensi internasional, dipandang yang cukup relevan

untuk diuraikan lebih jauh yaitu Konvensi Tunggal 1961 dan Konvensi Wina 1988

karena kedua konvensi tersebut merupakan perkembangan akhir dari beberapa

konvensi terdahulu dan merupakan konvensi yang cukup penting dalam sejarah

pengaturan internasional di bidang narkotika setelah berdirinya Perserikatan Bangsa-

Universitas Sumatera Utara


13

Bangsa. Konvensi Tunggal Narkotika 1961 merupakan hasil Konferensi Perserikatan

Bangsa-Bangsa yang diselenggarakan di New York pada tanggal 2-25 Maret

1961(Adi, 2009:4)

2.1.2 NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif)

2.1.2.1 Pengertian NAPZA

Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA)adalah:

a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menyebabkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam

golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-undang Nomor 35

Tahun 2009 tentang Narkotika.

b. Alkohol adalah jenis minuman yang mengandung etil-alkohol (etanol) yang

dapat menyebabkan muka merah, banyak bicara, jalan sempoyongan, sulit

memusatkan perhatian dan sebagainya.

c. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan

narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas normal dan

perilaku, yang digolongkan sebagaimana terlampir dalam Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

d. Zat Adiktif adalah zat atau bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika yang

bekerja pada system saraf pusat dan menimbulkan ketergantungan. Dengan

Universitas Sumatera Utara


14

kata lain yang dimaksud dengan zat adiktif adalah bahan atau zat yang

penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis (Razak & Sayuti,

2006:15).

2.1.2.2 Penggolongan NAPZA

Jenis-jenis NAPZA berdasarkan undang-undang:

1. Narkotika (UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika)

a. Golongan I : dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan,

dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam proses produksi, kecuali

dalam jumlah yang sangat terbatas untuk kepentingan pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh: ganja, morphine, putaw adalah

heroin tidak murni berupa bubuk.

b. Golongan II : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi

bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: petidin dan

turunannya, benzetidin, betametadol.

c. Gologan III : adalah narkotika yang memiliki daya aktif ringan, tetapi

dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: codein dan

turunannya.

2. Psikotropika (UU RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika)

a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan

ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi serta

Universitas Sumatera Utara


15

mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan

(ekstasi, shabu, LSD)

b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat

digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan

(amphetamine, metal fenidat/ritalin)

c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas

digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan

(fenobarbital, flunitrazepam)

d. Golongan IV :Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas

digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan

(diazepam, bromozepam, fenobarbital, clonazepam, nitrazepam, seperti

pil BK, pil koplo, rohipnol, dumolid, magadon, dll)

3. Zat Adiktif Lain

a. Minuman beralkohol (Keppres No.3 tahun 1997) tentang pengawasan dan

pengendalian minuman beralkohol.

b. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut). Contoh : lem, tiner,

penghapus cat kuku, bensin.

c. Tembakau, dosis yang dapat menyebabkan kematian adalah jika

mengonsumsi 60 mg nikotin sekali pakai.

Universitas Sumatera Utara


16

d. Kafein, merupakan zat stimulansia dapat menimbulkan ketergantungan

jika dikonsumsi melebihi 100 mg perhari atau lebih dari 2 cangkir kopi.

2.1.2.3 Jenis-jenis NAPZA dan efek yang ditimbulkan :

1. Depresan (Downer), adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas

fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang danbahkan

membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda (Morfin,

Heroin, Codein), sedative (penenang), Hipnotik (obattidur) dan Tranquilizer

(anti cemas).

2. Golongan Stimulan (Upper), adalah jenis NAPZA yang merangsang

fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat

pemakaiannya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh:

Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.

3. Golongan Halusinogen, adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek

halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan sering-kali

menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat

terganggu. Contoh: Kanabis (ganja ) (Sostrisno,Trimulya, & Riyanto, 2014).

2.1.3 Penyalahgunaan NAPZA

2.1.3.1 Pengertian Penyalahgunaan NAPZA

Menurut (Afiatin, 2008:12 ) Penyalahgunaan NAPZA merupakan masalah

yang kompleks dan memiliki dimensi yang sangat luas, baik dari sudut medik,

psikiatrik, kesehatan jiwa, maupun psikososial. Banyak ahli yang berkompeten dalam

Universitas Sumatera Utara


17

masalah NAPZA dan telah memberikan definisi, atau pengertian, tentang

penyalahgunaan NAPZA, meskipun dengan istilah yang berbeda-beda: zat, obat,

narkoba, atau napza.

Jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan, menurut Hawari, Sarason

dan Sarason, Halonen dan Santroks (dalam Afiatin, 2008:12), adalah narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya, atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan

dan ketergantungan. Zat adiktif memang dapat menimbulkan sejumlah efek,

diantaranya:

a. Keinginan yang tak tertahankan terhadap zat tersebut, dan dengan jalan

apa pun akan berupaya memperolehnya.

b. Kecenderungan untuk menambah takaran, atau dosis, sesuai dengan

toleransi tubuh.

c. Ketergantungan psikis sehingga jika pemakaian dihentikan akan

menimbulkan kecemasan, depresi dan kegelisahan.

d. Ketergantungan fisik yang jika pemakaian dihentikan akan menimbulkan

gejala fisik yang disebut sebagai gejala putus obat seperti mual, suka

tidur, diare dan demam.

Widjono (dalam Afiatin, 2008 : 13) mendefinisikan penyalahgunaan obat

sebagai pemakaian obat secara terus-menerus, atau sesekali tetapi berlebihan, dan

tidak menurut petunjuk dokter atau praktek kedokteran. Ini selaras dengan rumusan

WHO (dalam Hawari, 1991) yang mendefinisikan penyalahgunaan zat yang

Universitas Sumatera Utara


18

berlebihan secara terus-menerus, atau berkala, diluar maksud medis atau pengobatan

(Afiatin, 2008 : 13).

Sarason dan Sarason (1993) mendefinisikan penyalahgunaan zat sebagai

penggunaan bahan kimia, legal atau ilegal, yang menyebabkan kerusakan fisik,

mental dan sosial seseorang. Sedangkan Wicaksana (1996), Holmes (1996), dan

Hawari (1998) mendefinisikan penyalahgunaan zat sebagai pola penggunaan yang

bersifat patologik paling sikit satu bulan lamanya, sehingga menimbulkan gangguan

fungsi sosial dan okupasional (pekerjaan dan sekolah). Pola penggunaan zat yang

patologik dapat berupa intoksikasi sepanjang hari terus-menerus menggunakan zat

tersebut, meskipun pengguna mengetahui bahwa dirinya sedang menderita sakit fisik

yang berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa ia tidak dapat berfungsi

dengan baik tanpa menggunakan zattersebut (Afiatin, 2008 : 13).

Menurut Gordon dan Gordon (dalam Afiatin, 2008 : 13) membedakan

pengertian pengguna, penyalahguna, dan pecandu narkoba. Menurutnya, pengguna

adalah seseorang yang menggunakan narkoba hanya sekedar untuk, misalnya

bersenang-senang, rileks atau relaksasi, dan hidup mereka tidak berputar di sekitar

narkoba. Pengguna jenis ini disebut juga pengguna sosial rekreasional. Penyalahguna,

adalah seseorang yang mempunyai masalah secara langsung berhubungan dengan

narkoba. Masalah tersebut bisa muncul dalam ranah fisik, mental, emosional, maupun

spritual. Penyalahguna menolak untuk berhenti sama sekali dan selamanya.

Sedangkan pecandu adalah seseorang yang sudah mengalami hasrat/obsesi secara

mental dan emosional serta fisik. Bagi pecandu, tidak ada hal yang lebih penting

Universitas Sumatera Utara


19

selain memperoleh narkoba, sehingga jika tidak mendapatkannya, ia akan mengalami

gejala-gejala putus obat dan kesakitan (Afiatin, 2008 : 13).

Hawari 1998 menyebutkan ada 3 kelompok besar penyalahgunaan narkoba

beserta risiko yang dialaminya, yaitu:

1. Kelompok ketergantungan primer, yang ditandai dengan adanya

kepribadian yang tidak stabil, mengalami gangguan, cemas, dan depresi.

Mereka mencoba mengobati sendiri gangguan yang dialami tanpa

berkonsultasi kepada dokter sehingga terjadi penyalahgunaan sampai

pada tingkat ketergantungan.

2. Kelompok ketergantungan simtomatis, yang ditandai dengan adanya

kepribadian anti sosial (psikopatik). Mereka menggunakan narkoba tidak

hanya untuk diri sendiri, tetapi juga “menularkannya” kepada orang lain

dengan berbagai cara sehingga orang lain dapat terjebak ikut memakai

hingga mengalami ketergantungan yang serupa.

3. Kelompok ketergantungan reaktif. Kelompok ini terutama terdapat pada

remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan

kelompok teman sebaya. (Afiatin,2008: 14)

2.1.3.2 Dampak penyalahgunaan NAPZA

Rachim (dalam Afiatin, 2008 : 9) ancaman penyalahgunaan narkoba bersifat

multi dimensional; kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan, keamanan dan penegakan

hukum. Dari dimensi kesehatan, penyalahgunaan narkoba dapat menghancurkan dan

Universitas Sumatera Utara


20

merusak kesehatan manusia, baik kesehatan jasmani maupun rohani; dari dimensi

ekonomi memerlukan biaya besar; dari dimensi sosial dan pendidikan dapat

menyebabkan perilaku ke arah asusila dan anti sosial; sedangkan dari dimensi

keamanan dan penegakan hukum dapat mendorong terjadinya tindakan-tindakan yang

mengganggu masyarakat dan pelanggaran hukum lainnya.

Dari dimensi kesehatan, Ogden (dalam Afiatin, 2008 : 10) menyatakan bahwa

dampak penyalahgunaan narkoba, antara lain, meningkatkan kemungkinan terkena

sirosis hati, kanker pancreas, gangguan memori, dan meningkatkan risiko terjadinya

kecelakaan. Pendek kata, penyalahgunaan narkoba dapat menghilangkan potensi dan

kapasitas untuk berfikir dan bekerja produktif, dapat mendorong tindak kriminalitas,

dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit serius bagi penyalahguna, dan bahkan

dapat mengakibatkan kematian dini. Dalam catatan Hawari, sebagaimana dilansir

oleh majalah sabili (4 April 2002), 17,16% penyalahguna narkoba mati sia-sia dalam

usia muda. Belum lagi yang terkena penyakit paru-paru, lever, hepatitis c, dan bahkan

33% diantaranya terjangkit HIV/AIDS, yang hingga sekarang belum ditemukan obat

maupun vaksin pencegahnya (Afiatin, 2008 : 10).

Pemakai narkoba tidak hanya mengalami gangguan kesehatan fisik, dan

banyaknya penyakit akibat kerusakan fungsi organ. Selain itu, kerusakan yang

tidak kalah bahayanya adalah gangguan psikologis serta kerusakan mental dan

moral. Jika dari sudut pandang masalah psikologi, yaitu gangguan keharmonisan

rumah tangga karena munculnya rasa malu pada diri ayah, ibu, dan saudara-

saudaranya kepada tetangga dan masyarakat. Masalah ekonomi atau keuangan

yaitu banyak uang terbuang untuk berobat dalam jangka waktu lama. Banyak

Universitas Sumatera Utara


21

uang dan barang yang hilang karena dicuri atau dijual oleh pemakai untuk

membeli narkoba. Kemudian masalah kekerasan dan kriminalitas, yaitu

munculnya kekerasan dalam keluarga: perkelahian, pemaksaan, penganiayaan,

bahkan pembunuhan sesama anggota keluarga (Elkendini & Hoesna, 2016)

2.1.4 Bahaya Penyalahgunaan NAPZA

Zat Psikotropika dapat menimbulkan bahaya adiksi (ketergantungan). Jenis

candu, menurut Hastutiningrum (1997), antara lain menekan fungsi jantung dan

pernafasan, kemunduran fisik dan psikis, merusak generasi, ketergantungan dan

bahkan kematian. Sedangkan jenis koka, antara lain menyebabkan bertambah

aktifnya kerja mental, berkurangnya kelelahan, halusinasi, insomnia, euphoria, dan

ketergantungan (Afiatin, 2008 : 10).

Menurut Afiatin (2008 : 10) MDMA (Metilen Dioksi Metaamfetamin)

merupakan salah satu derivat amfetamin yang masuk golongan psikotropika yang

dikenal pula dengan nama ekstasi atau inex, menurut Soewadi (1996), antara lain

dapat memberikan peningkatan yang luar biasa, merasa sehat secara berlebihan,

meningkatkan keberanian, rasa percaya diri bertambah, menghilangkan rasa malu dan

canggung, meningkatkan gairah, paranoid, halusinasi dan rasa melayang. Secara fisik

dapat terjadi keadaan sebagai berikut: ketergantungan, meningkatnya denyut jantung,

naiknya suhu badan,penglihatan kabur, berkeringat, perilaku tidak wajar dan kejang.

Penyalahgunaan narkoba, menurutnya, juga dapat menghilangkan

pengendalian diri sehinga dapat membuat seseorang lepas kontrol, menjadi hiperaktif,

dan meningkatnya aktivitas seksual. di samping itu seseorang bisa menjadi lebih

Universitas Sumatera Utara


22

berani dan agresif, perilaku berubah, banyak bicara, tidak dapat menyembunyikan

rahasia hati, emosi menjadi lebih labil dan kontrol diri hilang, terjadi gangguan daya

ingat, rasa percaya diri berlebihan, kepribadian jadi sangat ekspansif disertai

meningkatnya efek yang patologik dengan letupan emosi yang berlebihan (Afiatin,

2008 : 10).

Hawari (dalam Afiatin, 2008 : 11) juga menyebut berbagai jenis narkoba dan

akibat serta bahayanya. Minuman keras adalah jenis adalah jenis minuman yang

mengandung alkohol yang termasuk zat adiktif. Artinya, zat tersebut dapat

menimbulkan adiksi, yaitu ketagihan dan ketergantungan. Minuman keras dapat

menimbulkan gangguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi

berfikir, perasaan dan perilaku.

Timbulnya GMO disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat

(otak). Karena sifat adiktif alkohol ini peminum lama-kelamaan, tanpa disadari, akan

menambah takaran/dosis samai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk. GMO

yang terjadi pada seseorang ditandai dengan gejala-gejala: (a) terdapat dampak

perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan tindak kekerasan, ketidakmampuan

menilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan; (b) timbul gejala

fisiologik, misalnya pembicaraan cadel, gangguan koordinasi, cara berjalan yang

tidak mantap, dan muka merah; (c) timbul gejala psikologik, misalnya perubahan

perasaan, mudah marah dan tersinggung, banyak bicara (melantur), dan gangguan

perhatian (Afiatin, 2008 : 11).

Universitas Sumatera Utara


23

Ganja yang termasuk narkotika, dapat merupakan pencetus bagi terjadinya

gangguan jiwa, yaitu adanya waham (delusi) mirip dengan waham yang terdapat pada

gangguan jiwa skizofrenia. Pemakaian ganja juga dapat menimbulkan dampak

munculnya gangguan mental organik (GMO) pada pengisap ganja yaitu: (a) euforia,

rasa gembira tanpa sebab; (b) perasaan identifikasi subjektif, yaitu mengalami

gangguan persepsi tentang diri dan lingkungannya, halusinasi, dan ilusi (wham); (c)

perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya waktu 10 menit bisa dirasakan 1

jam; (d) apatis, sikap acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungan, tidak ada kemauan

atau inisiatif, dan masa bodoh; (e) timbul gejala fisik yaitu mata merah, nafsu makan

bertambah dan mulut kering; (f) efek dalam tingkah laku terjadi gangguan dalam

perilaku, misalnya muncul kecurigaan yang berlebihan, ketakutan berlebihan,

aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan menurun, malas sekolah, kuliah, bekerja,

kehilangan kawan dan pekerjaan (Afiatin, 2008:11)

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA

Penyalahgunaan napza adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan

sampai setelah terjadi masalah ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah

dan sering dianggap sebagai penyakit. Orang menggunakan bahkan mencandu

napza karena adanya sensasi psikologis berupa perasaan menyenangkan yang

muncul setelahnya. Faktanya, semua zat yang masuk ke tubuh manusia akan diproses

secara fisiologis sebelum akhirnya dinilai oleh otak; enak atau tidak enak, nyaman

atau tidak nyaman (Reza, 2008 : 27)

Universitas Sumatera Utara


24

Ketidaktahuan tentang narkoba adalah awal pemakaian yang dapat merubah

sikap pemakainya. Banyak penyalahguna narkoba yang tidak tahu bahwa yang

dikonsumsinya adalah narkoba. Pedagang, pengedar dan bandar narkoba memiliki

strategi marketing yang sangat jitu, sehingga tanpa sadar rakyat dijerat masuk

perangkap. Mencakup permasalahan penyebab penyalahgunaan napza ini, peneliti

merujuk ke beberapa teori terkait dengan penyimpangan sosial yang merupakan

sebab dan akibat dari adanya penggunaan narkoba yang di salah gunakan.

Berikut teori-teori tersbut :

Teori Anomie, teori ini tidak lepas dari konsepsi Durkheim tentang manusia,

yang menurutnya I tandai oleh tiga hal,yakni manusia merupakan mahkluk sosial,

eksistensinya sebagai mahkluk sosial dan manusia cenderung hidup dalam

masyarakat dan keberadaannya sangat tergantung pada masyarakat. Teori Anomie

menggambarkan keadaan deregulation di dalam masyarakat. Keadaan deregulasi

oleh diartikan sebagai tidak ditaatinya aturan-aturan yang terdapat dalam masyarakat

dan orang tidak tahu apa yang diharapkan dari orang lain. Keadaan deregulation

atau normlessness atau kebijakan pemerintah inilah yang menimbulkan perilaku

deviasi (penyelewengan terhadap norma-norma dan nilai-nilai) (Utari & MHum,

2012 : 93).

Teori Labeling, teori labeling menekankan pada dua hal yaitu menjelaskan

permasalahan mengapa dan bagaimana orang-orang tertentu diberi label dan

pengaruh efek dari label tersebut sebagai suatu konsekuensi dari perbuatan yang telah

dilakukannya. Permasalahan yang muncul saat seseorang diberi label maka dia akan

merasa diawasi. Dan reaksi seseorang terhadap label yang diberikan masyarakat

Universitas Sumatera Utara


25

kepada dirinya itu berbeda beda.Apabila seseorang tidak tahan terhadap label yang

diterimanya, ada kemungkinan orang tersebut merealisasikan label yang melekat pada

dirinya (Utari & MHum, 2012 : 108).

Teori Kontrol, Pada dasarnya konsep dari teori kontrol sendiri adalah personal

control dan sosial control dimana personal control adalah kemampuan seseorang

untuk menahan diri agar tidak mencapai kebutuhannya dengan cara melanggar

norma – norma yang berlaku di masyarakat. Sedangkan control sosial adalah

kemampuan kelompok sosial atau lembaga di masyarakat melaksanakan norma –

norma atau peraturan – peraturan yang efektif. Dari poin pertama dan poin kedua

penjelasannya hampir sama yang membedakan nya adalah yang satu

membicarakankan tentang bagaimana individu itu mengontrol dirinya agar tidak

terjadi penyimpangan – penyimpangan pada diri nya sendiri dan mengontrol dirinya

dari lingkungan sekitarnya . dan poin kedua itu berbicara tentang pengontrolan norma

– norma melalui lembaga – lembaga sosial agar strata masyarakat berfungsi secara

efektif (Utari & MHum, 2012 : 125).

Teori Differential Association, menyatakan bahwa perilaku kriminal dipelajari

dengan melibatkan semua mekanisme yang terlibat dalam proses belajar lainnya.

Juga dinyatakan bahwa “kejahatan merupakan ekspresi dari nilai kebutuhan umum

karena perilaku kriminal merupakan ekspresi dari nilai dan kebutuhan yang sama”.

Jadi, seseorang dapat melakukan kejahatan karena frustasi atau keinginan akan

kebahagiaan, status, atau mengekspresikan keinginan dan kondisi jiwa dalam

perilaku kriminal daripada yang berkesesuaian dengan hukum. Teori ini tertuju pada

soal konflik budaya, keberantakan sosial, serta differential association. Yang dimana

Universitas Sumatera Utara


26

Edwin H Suterdeland mengartikan differential association sebagai bahwa hanya

pergaulan dengan penjahat yang akan menyebabkan perilaku kriminal, akan tetapi

yang terpenting adalah proses komunikasi dari orang lain (Utari & MHum, 2012 : 90)

Adapun beberapa faktor penyebab seseorang menyalahgunakan napza

menurut (Razak & Sayuti, 2006 : 22).:

2.1.5.1 Faktor Individu

Menurut Siregar (2007) dijeleskan bahwa Manusia terdiri dari roh, jiwa dan

raga sudah menjadi suatu kodrat dan idealnya roh, jiwa dan raga harus berfungsi

secara seimbang. Jiwa manusia terdiri dari tiga aspek, yaitu kognisi (pikiran), afeksi

(emosi, perasaan), konasi (kehendak, kemauan, psikomotor). Selain mengalami

pertumbuhan fisik, manusia manusia juga mengalami perkembangan kejiwaannya.

Dalam masa perkembangan kejiwaannya inilah kepribadian manusia

terbentuk, dan terbentuknya kepribadian itu sangat dipengaruhi oleh dinamika

perkembangan konsep dirinya. Perkembangan ini dialami secara berbeda antara

individu yang satu dengan yang lain karena tidak akan ada orang yang persis sama,

ini membuktikan bahwa peran sifat bawaan lahir juga mempunyai andil yang cukup

besar, dengan demikian tidak ada manusia yang secara mutlak sama dengan yang

lainnya walaupun ada kita temukan manusia yang mirip bahkan manusia yang

kembar sekalipun tidak memiliki kesamaan yang mutlak dan selalu ada perbedaan,

(Siregar, 2007).

Universitas Sumatera Utara


27

Faktor kepribadian, menurut Olson, dkk. (dalam Afiatin. 2008:24), dapat

dibedakan menjadi tiga aspek, yakni aspek intrapersonal, aspek interpersonal, dan

aspek kognitif. Aspek intrapersonal yang dapat diidentifikasi berperan penting dalam

penyalahgunaan narkoba pada remaja adalah harga diri yang rendah. Sedangkan

aspek interpersonal, atau kemampuan melakukan hubungan sosial dengan orang lain,

yang diidentifikasi berperan penting dalam penyalahgunaan narkoba pada remaja

adalah rendahnya aktivitas, yakni kemampuan mengekspresikan ide dan perasaannya

tanpa merugikan orang lain. Sementara itu aspek kognitif yang diidentifikasi berperan

penting dalam penyalahgunaan narkoba pada remaja adalah rendahnya pengetahuan

tentang narkoba itu sendiri.

Untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik kepribadian remaja

penyalahguna narkoba, berikut ini adalah uraian berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis (Tina Afiatin tahun 1999) terhadap sepuluh orang penyalah

guna narkoba. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai

persepsi remaja penyalahguna narkoba terhadap diri dan lingkungan mereka, meliputi

aspek fisik, psikis, sosial dan agama, melalui wawancara yang mendalam dan

observasi terhadap subjek yang diteliti, dan orang-orang yang dianggap penting oleh

subjek (Afiatin. 2008: 27).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) persepsi sebagian besar (80%)

subjek terhadap dirinya merasa kurang puas terhadap kondisi fisiknya, kurang

percaya diri, merasa rendah diri dalam pergaulan sosial, merasa tidak memiliki

prestasi yang patut dibanggakan,dan merasa bahwa hidupnya belum banyak memberi

manfaat kepada orang lain; (b) persepsi terhadap keluarga, sebagian besar (70%)

Universitas Sumatera Utara


28

subjek merasa kurang dapat diterima oleh keluarganya, sering mengalami

ketidakcocokan dan konflik serta merasa tidak dekat dengan ayahnya; (c) persepsi

terhadap lingkungan sekolah, sebagian besar (70%) subjek merasa dapat diterima

oleh teman-temannya di sekolah, dapat bergaul dan tidak sedikit yang merasa

populer, meskipun mereka menyadari bahwa kepopulerannya itu dalam hal-hal yang

negatif, misalnya sering membolos; (d) persepsi terhadap lingkungan sosialnya,

sebagian besar (80%) subjek merasa akrab dengan teman-temannya karena sering

berkumpul. Temuan yang tidak terduga muncul pada penelitian ini bahwa menurut

informan (significant others) sebagian besar (80%) subjek termasuk anak-anak yang

cukup aktif dalam kegiatan sosial di kampungnya dan suka menolong teman-

temannya (Afiatin 2008:27).

Menurut Siregar (2007) Dalam kaitan dengan penyalahgunaan narkoba,

faktor-faktor individu yang menyebabkan seseorang dapat dengan mudah terjerumus

dan menjadi pecandu narkoba adalah sebagai berikut:

a. Adanya gangguan kepribadian

Gangguan kepribadian ini mencakup tiga hal antara lain adalah:

1. Gangguan cara berpikirnya; distorsi kognitif, keyakinan/ cara berpikir yang

salah negative thinking/ negative outlook, penalarannya semaunya

sendiri.Gangguan emosi/ emotional disturbance; emosi labil, kurang percaya

diri, terlalu percaya diri.

2. Gangguan kehendak dan perilaku; kemalasan, motivasi rendah, tidak

tekun.Gangguan cara berpikir ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk, antara

lain pandangan atau cara berpikir yang keliru atau menyimpang dari

Universitas Sumatera Utara


29

pandangan umum yang menjadi norma atau nilai-nilai hakiki dari apa yang

dianggap benar oleh komunitasnya. Menjadikan alasan-alasan yang dianggap

benar menurut penalarannya sendiri guna membenarkan perilakunya yang

menyalahi norma-norma yang berlaku. Dapat juga berupa pandangan-

pandangan yang negatif atau selalu berpikir negatif dan pesimistis.

Dengan cara pandang dan cara berpikirnya yang keliru, biasanya individu

yang mengalami cara berpikir tradisional ini akan menghalalkan segala

tindakannya dengan mengemukakan alasan-alasan yang tidak wajar.

Mengabaikan norma yang ada dan membenarkan dirinya atas perilakunya yang

salah itu berlandaskan alasan-alasan yang dibuat-buat sekehendak hatinya,

prinsipnya asal-asalan sehingga tindakannya tidak dapat dibenarkan (Siregar,

2007).

Gangguan emosi juga sangat berpengaruh besar, dengan adanya gangguan

emosi, misalnya emosi labil, mudah marah, mudah sedih dan seringkali mudah

putus asa, ingin menuruti gejolak hati maka kemampuan pengontrolan diri atau

penguasaan dirinya akan terhambat. Gangguan emosi juga dapat terwujud

melalui perasaan rendah diri, tidak mencintai diri sendiri maupun orang lain,

tidak mengenal cinta kasih dan simpati, tidak dapat berempati, rasa kesepian dan

merasa terbuang.

Tidak jarang orang yang mengalami gangguan emosi menjadi takut

kehilangan teman walau tahu temannya memiliki niat jahat atau berperilaku tidak

sesuai dengan norma. Pengalaman yang menyakitkan hati yang berkepanjangan,

luka batin yang sangat dalam dapat menimbulkan gangguan emosi. Misalnya,

Universitas Sumatera Utara


30

luka hati karena perlakuan orang tua yang terlalu keras, atau kurang bahkan tidak

adanya perhatian sama sekali dari orang tua, ditinggalkan orang yang dikasihinya

misalnya pacarnya (Siregar, 2007).

Gangguan kehendak dan perilaku seseorang selain dipengaruhi oleh fungsi

fisiologis fisik, juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaannya. Jadi kalau pikiran

dan emosinya sudah mengalami gangguan, maka dapat dipastikan perilaku atau

keinginannya juga akan mengalami dampak dari gangguan pikiran dan emosinya.

Sikap dan perilakunya akan terpengaruhi dan biasanya dapat terjadi hilangnya

kontrol sehingga bertindak tidak terkendali atau bertindak tidak sesuai dengan

norma yang ada di dalam lingkungan.

b. Faktor usia

Menurut Siregar (2007) Pengaruh usia, dengan mencapai usia yang

mendekati masa remaja, maka kelenjar kelamin mulai menghasilkan hormon

yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seksual anak, dalam

masa ini banyak perubahan yang terjadi. Perubahan secara fisik dapat dilihat dari

bertambahnya tinggi dan berat badan, besar badan, tanda-tanda kelamin

sekunder, seperti membesarnya payudara pada wanita dan timbulnya jakun pada

pria.

Diikuti oleh perubahan emosi, minat, sikap dan perilaku, yang dipengaruhi

oleh perkembangan jiwa anak itu. Pada saat-saat ini remaja mengalami

ketidakpastian, disatu sisi sudah merasa bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi juga

belum mampu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa karena memang

masih sangat muda dan kurang pengalaman. Pada masa-masa seperti ini remaja

Universitas Sumatera Utara


31

lebih senang bergaul dengan teman sebaya, ingin jadi anak gaul yang diterima di

dalam lingkungannya dan mulai mencari jati diri/ identitas dirinya. Ingin

“ngetrend” dan dapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu sangat

besar terhadap sesuatu yang baru, suka coba-coba, kurang mengerti akan resiko

yang akan terjadi karena kurangnya pengalaman dan penalaran. Dalam keadaan

demikian, biasanya remaja mudah terjebak ke dalam kenakalan remaja ataupun

ke penyalahgunaan narkoba (Siregar, 2007).

Menurut Afiatin (2008: 14) pada usia remaja yang merupakan masa peralihan

dari kanak-kanak menuju dewasa awal, sering ditandai konflik dan stres . Banyak

remaja yang menggunakan narkoba karena dorongan ingin tahu, atau karena

diolok-olok teman sebaya sehingga ikut-ikutan meniru. Dari yang semula

hanyalah sekedar iseng kemudian menjadi kebiasaan dan akhirnya

ketergantungan/ kecanduan yang kronis.

c. Pandangan atau keyakinan yang keliru

Pandangan atau keyakinan yang keliru, banyak remaja yang mempunyai

keyakinan yang keliru dan menganggap enteng akan hal-hal yang

membahayakan, sehingga mengabaikan pendapat orang lain, menganggap

dirinya pasti dapat mengatasi bahaya itu, atau merasa yakin bahwa pendapatnya

sendirilah yang benar, akibatnya mereka dapat terjerumus ke dalam tindakan

kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba (Razak & Sayuti, 2006 : 22).

Universitas Sumatera Utara


32

d. Religiusitas yang rendah

Menurut Razak & Sayuti (2006 : 23) Religiusitas yang rendah, anak yang

bertumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang religiusitasnya rendah,

bahkan tidak pernah mendapat pengajaran dan pengertian mengenai Allah secara

benar, maka biasanya memiliki kecerdasan spiritual yang rendah. Dengan

demikian tidak ada patokan akan nilai-nilai yang dianutnya untuk bertindak,

sehingga berperilaku sesuka hatinya, tidak tahu masalah yang baik dan buruk dan

tidak takut akan berbuat dosa.

2.1.5.2 Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor penting dalam mempengaruhi tindak

penyalahgunaan narkoba bagi remaja dan tidak bisa diabaikan. Setidaknya terdapat

empat lingkungan yang mempengaruhi seseorang menyalahgunakan narkoba yaitu,

lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah dan lingkungan

teman sebaya.

a. Lingkungan Keluarga

Keluarga Dianggap sebagai lingkungan yang paling menentukan bagi

terbentuknya perilaku seseorang. Jika di dalam keluarga terdapat hubungan yang

tidak harmonis, tingkat pendidikan yang rendah, rasa dan praktik keagamaan

yang lemah, maka secara langsung atau tidak langsung maka akan memberikan

pengaruh bagi perilaku dan kehidupan seseorang. Dan terutama pada remaja

Universitas Sumatera Utara


33

karena Di Saat memasuki usia remaja perkembangan emosinya masih labil dan

kecenderungan meniru gaya dan perilaku keluarga (Razak & Sayuti, 2006 : 23).

Menurut Palmer dan lindle (1996) dan Hawkins, dkk. (1997), keluarga

Keluarga dapat berperan sebagai faktor risiko dan juga faktor protektif dalam

penyalahgunaan narkoba pada remaja. Faktor resiko berarti kondisi yang dapat

menimbulkan terjadinya penyalahgunaan narkoba, sedangkan faktor protektif

adalah kondisi yang dapat menghambat terjadinya penyalahgunaan narkoba.

faktor resiko keluarga dalam penyalahgunaan narkoba ialah, sikap orang tua

yang permisif terhadap penggunaan narkoba, kurangnya perhatian orang tua

terhadap anak-anaknya Oma penerapan hukuman terhadap anak yang terlalu

sering, atau orang tua yang terlalu otoriter. Hasil penelitian Brook, dkk. (1996)

menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara penggunaan

narkoba pada orang tua dan penyesuaian diri anak. anak-anak dengan orang tua

yang menyalahgunakan narkoba memiliki penyesuaian diri yang buruk (Afiatin,

2008 : 17)

b. Lingkungan Tempat Tinggal (Sosial)

Tempat tinggal di daerah hitam atau terlalu padat penduduk, suasana hiburan

yang menggoda, bagi anak-anak remaja awal, kebiasaan hidup orang-orang yang

mempunyai aktivitas di tempat-tempat hiburan dan gayanya yang kurang pas

bagi anak-anak, sudahlah jelas bahwa ia mempunyai dampak yang negatif.

Seperti halnya dengan anak-anak yang berasal dari keluarga mampu yang dapat

dengan mudah membuang uang dan mencari hiburan di night club, diskotik, atau

mencari tempat-tempat hiburan yang tidak sesuai dengan usianya, atau

Universitas Sumatera Utara


34

mengadakan pesta-pesta di rumah sendiri atau rumah teman, mungkin juga di

villa-villa mewah milik orang tuanya. Yang jelas akibatnya sama saja, yaitu

hidup lepas kendali dan terjerumus dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan

narkoba (Siregar, 2007).

Lingkungan sosial yang tidak baik akan dapat memengaruhi remaja atau

seseorang untuk juga berkelakuan tidak baik. Jika sebuah lingkungan sosial

“akrab” dengan penyalahgunaan narkoba, maka lingkungan seperti secara

potensial dapat “menyeret” remaja masuk kedalam penyalahgunaan narkoba.

Begitu juga sebaliknya jika lingkungan sosial baik, dimungkinkan seseorang

akan meniru perilaku yang baik tersebut ( Razak & Sayuti, 2006 : 24).

c. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan dimana remaja mendapatkan pengetahuan,

pembinaan perilaku, dan keterampilan. Di sekolah juga, remaja menemukan

teman sebaya yang mendorong munculnya persaingan antar sesama. Ada yang

ingin berprestasi, terlihat bergengsi, “sok” jagoan, dan sebagainya. Jika keadaan

ini tidak bisa dibenahi dan diselesaikan oleh pengelola pendidikan sekolah,

maka remaja cenderung pendiam, malas mengejar prestasi dan beraktivitas akan

mengalami stress dan berpotensi terjerumus kedalam tindakan penyalahgunaan

narkoba (Razak & Sayuti, 2006 : 24).

Universitas Sumatera Utara


35

d. Pengaruh teman sebaya

Teman sebaya juga merupakan faktor resiko tinggi terhadap penyalahgunaan

narkoba pada remaja. kelompok teman sebaya menjadi sangat meningkat

perannya selama masa remaja (Afiatin 2008 : 18). Hal ini disebabkan karena

berbagai hal, yaitu:

1. Terjadinya perkembangan fisik yang pesat mendorong remaja untuk

mengatasi permasalahan dan pengalaman baru dengan sedikit informasi yang

dimiliki.

2. Kelompok teman sebaya memberikan informasi konkret, meskipun kadang-

kadang tidak tepat.

3. Teman sebaya memberikan dukungan psikologis dengan memberikan teknik

dan dukungan untuk menentang otoritas orang dewasa.

4. Teman sebaya memungkinkan remaja untuk mencoba satu indentitas baru

sebagai pengalaman nyata, misalnya: merokok sebagai simbol kejantanan dan

kedewasaan.

2.1.5.3 Faktor Adanya Napza

Adanya NAPZA merupakan salah satu faktor penyalahgunaan karena NAPZA

tersebut mempunyai sifat adiktif yang menimbulkan kecanduan bagi pemakainya.

Untuk memperoleh NAPZA pada masa sekarang ini sangatlah mudah bagi orang-

orang yang menginginkannya. Mudahnya mendapat narkoba ditengarai sebagai faktor

Universitas Sumatera Utara


36

yang sangat penting bagi terjadinya tindak penyalahgunaan narkoba pada remaja.

Hasil penelitian Widjono Hawari menunjukan hal ini (Afiatin, 2008 : 24).

2.1.5.4 Fakor Pengaruh Media Massa dan Elektronik

Adanya pengaruh media massa dan elektronik yang banyak memberikan

informasi tentang narkoba/ NAPZA tanpa dibarengi penjelasan bahaya dari

penyalahgunaan obat atau zat tersebut, sehingga memberikan rasa penasaran dan

ingin mencobanya. “menggiring” seseorang untuk menyalahgunakan NAPZA

(Razak & Sayuti, 2006:25).

Universitas Sumatera Utara


37

2.2 Penelitian Yang Relevan

No Nama Judul
peneliti Penelitian Metode Hasil
(Tahun)
1 Hoesna Maris Faktor Jenis penelitian Faktor penyebab santri sebagai
Elkindi, 2016 penyebab yang digunakan korban penyalahgunaan napza
dan Dampak dalam penelitian studi kasus di Pondok
penyalahgun ini yaitu Pesantren Al-Qodir Yogyakarta
aan NAPZA penelitian di pengaruhi oleh beberapa
deskriptif faktor. penyebab santri
kualitatif. menyalahgunakan napza adalah
Penelitian adanya faktor keluarga, faktor
deskriptif internal, dan faktor orang lain.
kualitatif
merupakan
penelitian yang
bermaksuduntuk
memahami
fenomena
tentang yang
dialami subjek
penelitian,
misalnya
perilaku,
persepsi,
motivasi,
tindakan dan
lain-lain secara
holistik konteks

Universitas Sumatera Utara


38

khususnya yang
alamiah dan
dengan
memanfaatkan
berbagai metode
ilmiah.
2 M.Mari Faktor yang Penelitian ini Sikap siswa SMA di Kota
Hikma T.A, memungkink menggunakan Makassar tahun 2018
2018 an desain penelitian dinilaipositif,
penyalahgun deskriptif. Lingkungansekolah parasiswa
aan narkoba Penelitian SMA di Kota Makassar tahun
pada siswa bertujuan untuk 2018 memiliki peran yang besar
SMAN mendeskripsikan dalam mempengaruhi siswa agar
Agretitasi A beberapa bisa terhindardari
se-kota variabel yang penyalahgunaan narkoba.
Makassar memungkinkanse
seorang jatuh
pada
penyalahgunaan
narkoba. Remaja,
yang dalam hal
ini siswa-siswi
SMAN
berakreditasi A
di Kota
Makassar, dipilih
sebagai
kelompok
populasi karena

Universitas Sumatera Utara


39

merupakan
keloompok yang
rentan
menyalahgunaka
n narkoba
3 Rosida, 2015 Faktor-faktor Penelitian ini Hasil wawancara dengan
yang merupakan responden menunjukkan bahwa
mempengaru penelitian terdapat tiga faktor dominan
hi deskriptif cross yang mempengaruhi
penyalahgun sectionaldengan penyalahgunaan NAPZA
aan NAPZA metode diantaranya karena pengertian
pada wawancara dan yang salah bahwa NAPZA tidak
masyarakat kuesioner membuat ketagihandan ingin
di kabupaten narapidana kasus mencoba kembali 100%(n=83),
jember penyalahgunaan berteman dengan kumpulan
NAPZA pengguna 87,9%(n=83)dan
suka mengikuti tren atau gaya
hidup terbaru 78,4%(n=83). Hal
ini sesuai dengan kuesioner
yang diberikan pada
responden.Menurut Sumiati
(2009), faktor internal dalam
penyalahgunaan NAPZA
biasanya berasal dari diri
sendiri yang menyebabkan
adanya perubahan perilaku,
dan faktor eksternal.

Universitas Sumatera Utara


40

4 Indra Utama, Faktor-faktor Penelitian ini Faktor-faktor penyebab


2018 penyebab merupakan penyalahgunaan narkoba pada
penyalahgun penelitian remaja di desa Air Itam
aan NAPZA deskriptif cross kecamatan Penukal kabupaten
pada remaja sectionaldengan PALI yaitu:pertama, faktor
di desa air metode internalsepertidiri sendiri,
itam wawancara dan kurang paham agama, kurang
kecamatan kuesioner. kesadaran hukum. Kedua,
Penukal faktor eksternal seperti faktor
kabupaten ekonomi, faktor keluarga,
Bali faktor lingkungan, pengaruh
teman sebaya, pengaruh
pergaulan.Sedangkan jenis-jenis
narkoba yang disalahgunakan
oleh para remaja desa Air
Itam adalah shabu-shabu,
ekstasi dan ganja. Adapun
dampak penyalahgunaan
narkoba pada remaja desa Air
Itam kecamatan Penukal
kabupatenPALI yaitu
mengancam masa depan para
generasi muda desa Air Itam,
merubah ahklak para remaja
ke arah yang negatif,
berdampak pada fisik,
berdampak pada faktor ekonomi
dan kejiwaan.

Universitas Sumatera Utara


41

2.3 Kerangka Pemikiran

Masalah penyalahgunaan NAPZA bukanlah masalah sosial yang baru dikenal

di masyarakat Indonesia. Dan bahkan masalah penyalahgunaan narkoba sudah

merambat ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan ada sebagian masyarakat

menganggap masalah penyalahgunaan narkoba menjadi hal yang biasa. Yang harus di

ketahui bahwa masalah penyalahgunaan ini memiliki dampak yang berpengaruh bagi

si pecandu itu sendiri dan juga bagi orang lain

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi agar manusia bisa jatuh dan

terjerumus ke dalam dunia narkoba, secara umum adalah faktor individu,

lingkungan, adanya NAPZA (Narkotika, Alkohol, Pisikhotropikia Zat Adiktif) dan

faktor media massa dan elektronik. Faktor individu yang menyebabkan seseorang

dapat dengan mudah terjerumus ke dalam dunia narkoba adalah adanya gangguan

kepribadian, faktor usia,pandangan yang keliru, dan religiusitas. Faktor lingkungan

juga merupakan faktor-faktor penyalahgunaan narkoba, meliputi faktor keluarga,

lingkungan tempat tinggal, keadaan sekolah, pengaruh teman sebaya. Faktor adanya

narkoba itu sendiri yang tersedia dan mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari

yang bersifat adiktif yaitu dapat mengakibatkan ketagihan atau ketergantungan. Dan

faktor media massa dan elektronik yang dimana faktor ini menggiring seseorang

menjadi pecandu narkotik dikarenakan mendapat informasi yang salah tentang

narkoba tanpa adanya edukasi tentang bahaya narkoba.

Universitas Sumatera Utara


42

Berdasarkan penjelasan yang diatas di ketahui beberapa faktor-faktor yang

bisa membuat seseorang menjadi pecandu narkotik. Yang dimana beberapa faktor-

faktor tersebut kita bisa mengetahui penyebab penyalahgunan NAPZA yang terjadi

di Kelurahan Belawan I Kecamatan medan belawan. Kelurahan belawan I ini

merupakan daerah yang ada di Kecamatan Medan Belawan yang dimana daerah

tersebut ada terjadi tindakan penyalahgunaan NAPZA dan dapat dikatakan juga

sebagai kampung narkoba, sebab daerah tersebut sudah terbiasa akan adanya tindakan

penyalahgunaan narkoba dan sebagian besar masyarakatnya menganggap itu menjadi

hal yang biasa.

Universitas Sumatera Utara


43

Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir

Faktor Individu Faktor Faktor adanya Faktor


Lingkungan NAPZA Pengaruh
Media Massa
dan Elektronik
 Usia  Sosial  Zat pada
 Keluarga NAPZA  Informasi
 Pandangan
 salah tentang
yang keliru  Teman Sebaya Ketersediaan
narkoba
 Religiusitas  Sekolah NAPZA
yang rendah
 Gangguan
kepribadian

Penyalahgunaan NAPZA di
Kelurahan Belawan I
Kecamatan Medan Belawan

Sumber : penulis, 2020

Universitas Sumatera Utara


44

2.4 Defenisi Konsep

Siagian (2011 : 136) mengatakan perumusan konsep dalam suatu ilmiah

merupakan proses dan upaya penegasan makna konsep dalam suatu penelitian.

Perumusan definisi konsep juga memiliki pengertian yang terbatas dari suatu konsep

yang dianut dalam suatu penelitian. Konsep juga merupakan istilah khusus yang

digunakan para ahli dalan upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial

yang akan dikaji. Oleh karena itu, untuk mendapatkan suatu batasan – batasan jelas

dari masing – masing konsep yang diteliti, maka definisi konsep dalam penelitian ini

adalah :

1. Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan

(mempengaruhi) terjadinya sesuatu. Dalam hal ini adalah penyalahgunaan

NAPZA (Damanik, 2014).

2. Faktor Individu adalah faktor-faktor individu yang menyebabkan seseorang

dapat dengan mudah terjerumus dan menjadi pecandu narkoba adalah sebagai

berikut:

a. Adanya gangguan kepribadian

b. Faktor usia

c. Pandangan atau keyakinan yang keliru

d. Religiusitas yang rendah (Siregar, 2007)

Universitas Sumatera Utara


45

3. Faktor lingkungan adalah faktor penting dalam mempengaruhi tindak

penyalahgunaan narkoba bagi remaja dan tidak bisa diabaikan. Setidaknya

terdapat empat lingkungan yang mempengaruhi seseorang menyalahgunakan

narkoba yaitu, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan

sekolah dan lingkungan teman sebaya (Razak & Sayuti, 2006:25).

4. Faktor adanya NAPZA adalah salah satu faktor penyalahgunaan karena

NAPZA tersebut mempunyai sifat adiktif yang menimbulkan kecanduan bagi

pemakainya. Untuk memperoleh NAPZA pada masa sekarang ini sangatlah

mudah bagi orang-orang yang menginginkannya. Mudahnya mendapat

narkoba ditengarai sebagai faktor yang sangat penting bagi terjadinya tindak

penyalahgunaan narkoba pada remaja. Hasil penelitian Widjono Hawari

menunjukan hal ini (Afiatin, 2008 : 24).

5. Faktor media massa dan elektronik adalah adanya pengaruh media massa dan

elektronik yang banyak memberikan informasi tentang narkoba/NAPZA tanpa

dibarengi penjelasan bahaya dari penyalgunaan obat atau zat tersebut,

sehingga memberikan rasa penasaran dan ingin mencobanya. “menggiring”

seseorang untuk menyalahgunakan NAPZA (Razak & Sayuti, 2006:25).

6. Penyalahgunaan adalah pemakaian obat atau zat yang tidak sesuai

aturan/resep yang ditetapkan sesuai kebutuhan. Pemakaian obat atau zat yang

berlebihan atau tidak sesuai dosis/takaran maka menjadi salah guna

(Damanik, 2014).

Universitas Sumatera Utara


46

7. NAPZA adalah Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA):

a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menyebabkan ketergantungan yang

dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

b. Alkohol adalah jenis minuman yang mengandung etil-alkohol (etanol)

yang dapat menyebabkan muka merah, banyak bicara, jalan

sempoyongan, sulit memusatkan perhatian dan sebagainya.

c. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan

narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas

normal dan perilaku, yang digolongkan sebagaimana terlampir dalam

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

d. Zat Adiktif adalah zat atau bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika

yang bekerja pada sistem saraf pusat dan menimbulkan ketergantungan.

Dengan kata lain yang dimaksud dengan zat adiktif adalah bahan atau zat

yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis (Abdul

Razak & Wahyudi Sayuti, 2006:15).

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

menggambarkan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana

unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan

apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011 : 52).

Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mencari sebuah makna,

pemahaman, pengertian tentang suatu fenomena, kejadian, maupun kehidupan

manusia dengan terlibat langsung dan/ atau tidak langsung dalam setting yang diteliti,

konstektual, dan menyeluruh, makna yang disimpulkan selama berlangsung dari awal

sampai akhir kegiatan dilakukan dengan bersifat naratif dan holistik (Yusuf, 2013 :

328). Alasuutari (dalam Kholifah & Suyadnya, 2018 : 13) mengidentifikasi ciri

utama dari penelitian kualitatif adalah pada jenis analisis khusus yang menekankan

pada penggunaan penalaran dalam pencarian penjelasan atas kemunculan fenomena.

Penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan jenis kasus

life story. Penelitian studi kasus life story dilakukan untuk mendapatkan pengertian

yang mendalam mengenai situasi dan makna suatu objek yang diteliti. Studi kasus

life story ini mencoba mengungkap secara lengkap biografi subjek dengan tahapan

dan proses kehidupannya

47

Universitas Sumatera Utara


48

Maksud dari tipe penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi

dengan meneliti informan sebagai subjek penelitian dalam lingkungan hidup

kesehariannya. Peneliti sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan,

mengenal secara dekat kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan

informasi secara apa adanya. Sehingga peneliti dapat mengetahui faktor-faktor

penyebab penyalahgunaan NAPZA dan dampaknya terhadap keluarga di desa

belawan I kecamatan medan belawan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Belawan I Kecematan Medan Belawan,

kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Peneliti memilih lokasi ini dengan alasan

kelurahan ini merupakan daerah yang dimana masyarakatnya cenderung

menggunakan narkoba berdasarkan data yang diterima dari pihak panti rehabilitas

narkoba Yayasan Eka Darma Bakti 74 Gana, selaku pihak yang terkait dalam

penelitian ini.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Afrizal (2014 : 141) informan penelitian adalah orang yang

memberikan informasi hak tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian

atau suatu hal kepada peneliti atau pewawancara mendalam. Sumber data dalam

penelitian ini akan diperoleh dari berbagai informan yang akan memberikan

keterangan sebagai sumber penggalian data dan fenomena yang terjadi.

Universitas Sumatera Utara


49

Adapun informan dalam peneliti ini meliputi :

1. Informan Kunci

Informan kunci adalah orang – orang yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun informan kunci

dalam penelitian ini adalah Kepala Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan

Belawan.

2. Informan utama

Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dengan masalah

atau objek yang akan diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah

masyarakat kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan. Disini peneliti

mengambil 5 orang warga kelurahan Belawan I yang merupakan seorang

pecandu narkotik.

3. Informan Tambahan

Informan tambahan adalah orang yang tidak terlibat secara langsung dengan

objek yang akan diteliti namun dapat memberikan informasi. Informan

tambahan dalam penelitian ini adalah pimpinan Panti Rehabilitas Narkoba

Yayasan Eka Darma Bakti 74 Gana, dan juga ketua karang taruna yang

berkaitan dengan setiap program rehabilitas yang ada dikelurahan Belawan I.

Dan juga merupakan mantan pecandu narkotik.

2.4 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa

Universitas Sumatera Utara


50

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standart data dan ditetapkan (Sugiyono, 2008 : 124).

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data atau informasi terkait

dengan masalah yang akan diteliti dengan mempelajari buku, surat kabar,

jurnal, serta laporan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti (Siagian, 2011 : 206)

2. Studi Lapangan

Studi Lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan

penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta- faktayang

berkaitan dengan masalah yang diteliti (Siagian, 2011:206).

a. Observasi, yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang yang

dilakukan dengan mengamati, mendengar, dan mencatat kejadian yang

menjadi sasaran penelitian (Siagian, 2011 : 211).

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan tanya

jawab kepada informan secara langsung untuk memperoleh data – data

yang diperlukan. Wawancara yang dilakukan berupa pengajuan pertanyaan

yang sudah terstruktur dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan kepada

informan agar peneliti leluasa menggali informasi yang dibutuhkan dengan

Universitas Sumatera Utara


51

tetap berpegang pada pedoman wawancara. Data hasil wawancara pun

ditulis langsung di tempat penelitian sesuai dengan hasil wawancara

(Afrizal, 2016 ).

c. Dokumentasi, yaitu sebuah catatan peristiwa yang diperoleh langsung dari

tempat penelitian. Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari

hasil observasi dan wawancara. Dokumentasi merupakan sumber data yang

menunjukkan suatu fakta yang sedang berlangsung untuk memperjelas asal

informasi tersebut didapatkan. Dokumentasi berupa foto, sketsa atau arsip

– arsip yang berhubungan dengan fenomena dalam penelitian (Silalahi,

2009 : 43).

3.5 Teknis Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Afrizal, 2016 : 174), analisis data

kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Reduksi

data mereka artikan sebagai kegiatan pemilihan data penting atau tidak penting dari

data yang telah dikumpulkan. Penyajian data diartikan sebagai penyajian informasi

yang tersusun dan kesimpulan diartikan sebagai tafsiran terhadap data yang telah

disajikan.

Teknik analisa data melalui metode deskriptif kualitatif adalah dengan

Penelitian studi kasus life story, yang dilakukan untuk mendapatkan pengertian yang

mendalam mengenai situasi dan makna suatu objek yang diteliti. Studi kasus life

story ini mencoba mengungkap secara lengkap biografi subjek dengan tahapan dan

Universitas Sumatera Utara


52

proses kehidupannya, yang dijelaskan secara mendalam dan terperinci tentang

penelitian yang dilakukan berdasarkan jawaban dan informasi yang didapat dari

informan penelitian yang kemudian akan ditarik kesimpulannya sebagai hasil dari

penelitian (Kholifah & Suyadnya, 2018 : 13)

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian

Kelurahan Belawan I merupakan suatu kelurahan di kecamatan Medan

Belawan, Medan Sumatera Utara. Kelurahan ini merupakan pusat bisnis di kecamatan

Medan Belawan. Kelurahan ini memiliki luas wilayah: 110 Ha, dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan: Laut

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan: Kelurahan Belawan Bahagia

3. Sebelah Timur berbatasan dengan: Kelurahan Belawan II

4.2 Sejarah lokasi Penelitian

Kelurahan Belawan I merupakan bagian dari beberapa kelurahan yang di

Kecamatan Medan Belawan. Kelurahan ini menjadi tempat pusat bisnis dikarenakan

Kelurahan ini menjadi tempat berlabunya kapal-kapal. pada tahun 1915 di bangun

pelabuhan belawan yang terletak di kecamatan medan belawan yang berada di

wilayah kelurahan Belawan Bahagia dan berbatasan dengan Kelurahan Belawan I.

Adanya Kelurahan Belawan I ini dikarenakan kepadatan penduduk yang terjadi di

kecamatan medan belawan, sehingga memberikan kebijakan pembagian wilayah yang

terbagi menjadi 6 kelurahan antara lain ialah, Kelurahan Bagan Deli, Kelurahan

Belawan Bahagia, Kelurahan Belawan Bahari, Kelurahan Belawan I, kelurahan

53

Universitas Sumatera Utara


54

Belawan II, dan Kelurahan Sicanang. Masyarakat yang mendiami Kelurahan Belawan

I mayoritas dihuni oleh suku melayu.

4.3 Profil Kelurahan Belawan I

4.1 Tabel Identitas Kelurahan

No Identitas Kelurahan

1. Nama Kelurahan Belawan I

2. Alamat Kantor Jl. Deli No. 01 Belawan

3. Kecamatan Medan Belawan

4. Kota Medan

5. Jumlah lingkungan 31 lingkungan

6. Jumlah KK 7.563 KK

7. Jumlah Jiwa 24.489 Jiwa

8. Jumlah laki-laki 12.051 jiwa

9. Jumlah perempuan 12.438 jiwa

10. Jumlah Kelompok Posyandu 12 (Dua Belas) Posyandu Balita

11. Jumlah Kelompok Lansia 2 (Dua)

12. Jumlah Kelompok KB 1 (Satu)

13. Jumlah Kelompok PAUD 2 (Dua)

Sumber data: Kantor Kelurahan belawan I, 2020

Universitas Sumatera Utara


55

4.4 Visi, Misi dan Tujuan Kelurahan Belawan I

Kelurahan Belawan I memiliki Visi “Menciptakan Kelurahan Belawan I yang

Bersih, Sehat, Aman, Rapi dan Indah serta Berwawasan Lingkungan”. Adapun misi

dari Kelurahan Belawan I ialah, sebagai berikut:

1. Meningkatkan kebersihan lingkungan

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

3. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif

4. Meningkatkan penghijauan

Adapun tujuan dari Kelurahan Belawan I ialah untuk mendukung kemajuan

dan kemakmuran Medan Kota Metropolitan selaras dengan motto kota medan yaitu

“Hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih cerah dari hari ini”

Universitas Sumatera Utara


56

4.5 Struktur Organisasi Kelurahan Belawan I

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Belawan I

LURAH BELAWAN I
SITI MARYAM S.Sos

SEKRETARIS LURAH
LPM KARANG TARUNA
KAMARIAN HASIBUAN S.H
BUDIANTO S.H FAISAL

KASIE PEMERINTAHAN KASIE KASIE PEMBANGUNAN


KETERTIBAN
BINSAR OLOAN SINURAT KESLI BR. SINURAT
SUTRISNO
KEPLI I KEPLI II KEPLI III S.Sos KEPLI IV KEPLI V
ZAINUL ARIFIN
TAUFIK AHMED HANNA INDAH PERTIWI
KEPLI VI KEPLI HIDAYAT
VII KEPLI HIDAYAT
VIII KEPLI CLAUDIA
IX KEPLI X

ILZEN SINAGA Drs. SYANNAN TAUFIK MHD. HIDAYAT BUNGA


KEPLI XI KEPLI XII KEPLI SANJAYA
XIII KEPLI XIV KEPLI LARASSAR
XV
I
ABDUL RAHIM SAPARUDDIN M.BADIUN M. YUSUF. R FUAD NASUTION
KEPLI XVI KEPLI XVII KEPLI ALKHOLIO
XVIII KEPLI XIX KEPLI XX

FERRIZAL M.ABDURAHMM M. B
FITRI SUDIRMAN. S M. ENDANG
KEPLI MARATIS
XXI KEPLI AN.K
XXII KEPLI XXIII KEPLI XXIV KEPLI XXV

ARMEIN NGATIRIN EDI HARTONO AMRAN EDI SAHPUTRA


KEPLI XXVI KEPLI XXVII KEPLI XXVIII KEPLI XXIX KEPLI XXX

M. IDRIS M. THAIB SAFITRRI PITIAN HAMDI IRFAN SYAH


KEPLI XXXI NINGSIH

MAMPE. S.H

Universitas Sumatera Utara


57

4.6 Kondisi Umum Tentang Informan Utama

A. Kondisi Umum Informan Utama I

Informan utama I ialah seorang janda yang sudah memilik 2 orang anak.

Informan merupakan anak ke 6 dari 9 bersaudara. Informan tinggal di Kelurahan

Belawan I tepatnya di Lorong Papan bersama kedua anaknya. Informan memiliki

komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar dan informan merupakan seorang

pecandu narkotik yang ada di Keluarahan Belawan I. Dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya informan bekerja sebagai wanita panggilan. Informan utama I sudah

menggunakan narkoba selama 3 tahun terakhir ini dan jenis narkoba yang biasa di

gunakan ialah jenis sabu-sabu. Informan menggunakan jenis sabu paket hemat

seharga Rp 25.000,00 dan bisa menggunakan sabu sebanyak 3 kali dalam 1 hari.

B. Kondisi Umum Informan Utama II

Informan utama II merupakan seorang pecandu narkotik yang sudah memakai

narkoba selama 8 tahun. Informan memiliki seorang suami yang bekerja sebagai

nelayan dan juga pekerja harian lepas. Informan tinggal di Kelurahan Belawan I ini

tepatnya di Lorong Papan dan belum memiliki anak. Informan merupakan anak ke 2

dari 3 bersaudara. Informan memilik interaksi sosial yang baik dengan masyakat

sekitar. Suami informan juga seorang pecandu narkotik dan mereka sering

menggunakan narkoba sama-sama. Jenis narkoba yang sering digunakan informan

ialah sabu-sabu dan bisa menggunakannya sebanyak 5 kali dalam sehari.

Universitas Sumatera Utara


58

C. Kondisi Umum Informan III

Informan utama III merupakan seorang pecandu narkotik yang ada di

kelurahan Belawan I. Informan sudah menggunakan narkoba selama 20 tahun sejak

duduk di bangku sekolah dasar dan sudah semua jenis narkoba telah digunakan.

Informan tinggal bersama kedua orang tuanya yang beralamat di Kelurahan Belawan

I tepatnya di Lorong Papan. Informan bekerja sebagai nelayan dan juga pekerja

harian lepas. Informan memilki komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar.

Jenis narkoba yang sering gunakan informan ialah sabu-sabu dan ganja dan bisa

menggunakannya sebanyak 3 kali dalam seminggu. Informan berniat untuk pulih dan

mengurangi penggunaan narkoba tersebut namun terkendala dengan lingkungan

sosial yang tidak baik di sekitarnya.

D. Kondisi Umum Informan IV

Informan utama IV merupakan seorang pecandu narkotik yang sudah

menggunakan narkoba selama 16 tahun. Jenis narkoba yang digunakan ialah ganja

dan sabu-sabu dan bisa menggunakannya sebanyak 5 kali dalam seminggu. Informan

tinggal bersama ibu dan adik-adiknya di Kelurahan Belawan I tepatnya di Lorong

Papan. Informan bekerja di kapal sebagai teknisi mesin dan sekarang lagi dirumahkan

karena dampak dari COVID-19. Informan memiliki komunikasi yang baik dengan

masyarakat sekitar.

Universitas Sumatera Utara


59

E. Kondisi Umum Informan Utama V

Informan utama V merupakan seorang anak-anak yang masih duduk dibangku

sekolah menengah pertama dan sudah menjadi pecandu narkotik. Informan utama

tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya. Sekarang informan sedang berada di

panti rehabilitas narkoba melakukan program pemulihan. Informan utama

menggunakan narkoba semenjak keluar dari pesantren tempat informan bersekolah.

Jenis narkoba yang digunakan ialah sabu-sabu dan zat adiktif lainnya (lem).

4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Kelurahan Belawan I

Kelurahan Belawan I berada di pinggiran kota yang membuat sarana dan

prasarana menjadi cukup memadai. Hal ini bisa dilihat dari ketersediaan beberapa

sarana pendidikan, kesehatan dan tempat ibadah yang mudah dijangkau. Adapun

jumlah sarana dan prasarana pendukung Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan

Belawan selanjutnya akan diuraikan secara terperinci pada tabel-tabel berikut ini:

4.2 Tabel Pendidikan di Kelurahan Belawan I

No Nama Satuan Pendidikan Alamat Status

1. SDN 060962 Jl. Asahan Negeri

2. SDN 060958 Jl. Asahan Negeri

3. SDN 060962 Jl, Asahan Negeri

4. SDN 060965 Jl. Asahan Negeri

5. SDN 0608009 Kp. Nelayan XII Negeri

6. SD Swasta Hang Tuah Jl. Veteran Swasta

Universitas Sumatera Utara


60

7. SD Swasta HKBP Jl. Kampar Swasta

8. SD Swasta Methodist Jl. Medan Belawan Swasta

9. SMP HANG TUAH I Jl. Sulawesi Swasta

10. SMP HKBP Jl. Kampar Swasta

11. SMK BAHARI Jl. R. Sulian Swasta

Sumber data: Kantor Kelurahan belawan I, 2020

4.3 Tabel daftar Mesjid dan Musholla Kelurahan Belawan I

No Nama Mesjid dan Musholla Alamat mesjid dan Musholla

1. Mesjid Nurul Falah Jl. Asahan

2. Mesjid Taquwa Jl. Veteran

3. Mesjid Istiqomah Jl. TM. Pahlawan

4. Mesjid Al Ridwan Jl. Stasiun Lor Persaudaraan

5. Mesjid AL Aqobah Jl. TM. Pahlawan LK 23

6. Mesjid Muslimin Jl. Ujung Baru

7. TNI AL Belawan Jl.Serma Hanafifah

8. Musholla Nurul Hilal LOR. Melati LK 27

9. Musholla AL Ikhatul Hasanah LOR. Pancur LK 13

10. Musholla AL Hidayah Jl. TM Pahlawan L13K

11. Musholla AL Ridho Jl. Serdang Uni Kampung

12. Musholla AL Mukaromah LOR. Kesenian LK 18

13. Musholla AL Muhajirin LOR. Papan LK 18

Universitas Sumatera Utara


61

14. Musholla AL Jihad Jl. Serdang LK 8

15. Musholla Hidayahtulah LOR. Dermawan

16. Musholla Nurul Huda Jl. Delik LK 4

17. Musholla Aspolkesta Jl. Asahan Belawan

18. Musholla Imigrasi Belawan Jl. Serma Hanafiah

19. Musholla Nahdatul Islam LOR. Pemancar LK 29

Sumber data: Kantor Kelurahan belawan I, 2020

4.4 Tabel daftar Gereja Kelurahan Belawan I

No Nama Gereja Alamat Gereja

1. Gereja HKBP Jl. Stasiun LOR Persaudaraan

2. Gereja Bethel Jl. Sumatera

3. Gereja Balai Keselamatan Jl. Simalungun

4. Gereja HKBP Jl. Deli

5. Gereja BKP Jl. Karo

Sumber data: Kantor Kelurahan belawan I, 2020

Dan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan, maka di

kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan tersedia sarana dan prasaran

kesehatan baik yang dikelola pihak swasta dan secara terperinci dapat dilihat pada

tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara


62

4.5 Tabel daftar Prasarana Kesehatan

No Nama Sarana Alamat

1. Klinik Serasi Jl. Sumatera

2. Balai Pengobatan Bethel Jl. Sumatera

3. Posyandu Melati I Lingkungan 7

4. Posyandu Kemala Bhayangkari Lingkungan 4

5. Posyandu Bintang Kecil Lingkungan 11

6. Posyandu KP. Nelayan Lingkungan 12

7. Posyandu Pancur Lingkungan 13

8. Posyandu Sentosa Lingkungan 16

9. Posyandu Sekolah Lingkungan 21

10. Posyandu Dermawan Lingkungan 23

11. Posyandu Mastigor/Sedar Lingkungan 26

12. Posyandu Melati Lingkungan 27

13. Posyandu Pemancar Lingkungan 29

14. Posyandu Matahari Lingkungan 30

Sumber data: Kantor Kelurahan belawan I, 2020

Kelurahan Belawan I mempunyai sarana kesehatan yang beragam, tetapi

sarana rumah sakit masih kurang memadai. Kebanyakan adalah berupa praktik bidan.

Kesehatan balita ditangani secara intensif melalui keberadaan posyandu yang

langsung pembinaan ibu-ibu PKK dan Puskesmas.

Universitas Sumatera Utara


63

BAB V

HASIL PENELITIAN

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan yaitu

dengan melakukan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi keadaan informan,

peneliti berhasil mengumpulkan data dan informasi mengenai “Faktor-Faktor

Penyebab Penyalahgunaan NAPZA di Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan

Belawan”

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:

1. Melakukan pengamatan atau observasi ke lokasi penelitian yaitu Kelurahan

Belawan I Kecamatan Medan Belawan.

2. Melakukan wawancara dengan informan dalam proses penelitian. Informan

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Informan Kunci yaitu: Kepala kelurahan Belawan I Kecamatan Medan

Belawan.

b. Informan Utama yaitu: 5 orang pecandu narkotik di Kelurahan Belawan I

Kecamatan Medan Belawan.

c. Informan Tambahan yaitu: Kepala pimpinan Yayasan Eka Dharma Bakti

74 Gana Center dan Aparatur Kelurahan yang bertugas dalam menangani

masalah penyalahgunaan NAPZA di Kelurahan Belawan I Kecamatan

Medan Belawan.

Universitas Sumatera Utara


64

3. Mengumpulkan dokumentasi berupa gambar yang berkaitan dengan proses

penelitian.

5.1 Deskripsi Hasil Penelitian

5.1.1 Data Informan

A. Data Informan Kunci

1. Nama : Siti Mariam S.Sos

2. Usia : 51 Tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pekerjaan : Kepala Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan

5. Alamat : Jl. Pasar Lama Lingkungan 29 Kelurahan Pekan Labuhan

Kecamatan Medan Belawan

6. Agama : Islam

7. Suku : Melayu

8. Pendidikan Terakhir : S1

B. Data Informan Utama

a. Informan Utama 1

1. Nama : Hadizah

2. Usia : 41 Tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Jumlah Bersaudara : 9 orang

6. Anak ke : 6 dari 9 Bersaudara

7. Jumlah Anak yang ditanggung : 2 Orang

Universitas Sumatera Utara


65

8. Status Perkawinan : Janda

9. Alamat : Lorong Papan Kelurahan belawan I Kecamatan Medan

Belawan

10. Agama : Islam

11. Suku : Melayu

12. Pendidikan Terakhir : SMP

b. Informan Utama II

1. Nama : Riski Handayani

2. Usia : 22 Tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Jumlah Bersaudara : 3 orang

6. Anak ke : 2 dari 3 Bersaudara

7. Jumlah Anak yang ditanggung : -

8. Status Perkawinan : Menikah

9. Alamat : Lorong Papan Kelurahan belawan I Kecamatan Medan

Belawan

10. Agama : Islam

11. Suku : Melayu

12. Pendidikan Terakhir : SMP

Universitas Sumatera Utara


66

c. Informan Utama III

1. Nama : Meypiza

2. Usia : 32 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Pekerjaan : Buruh Harian Lepas

5. Jumlah Bersaudara : 3 orang

6. Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

7. Jumlah Anak yang ditanggung : -

8. Status Perkawinan : Belum Menikah

9. Alamat : Lorong Papan Kelurahan belawan I Kecamatan Medan

Belawan

10. Agama : Islam

11. Suku : Melayu

12. Pendidikan Terakhir : SD

d. Informan Utama IV

1. Nama : saiful

2. Usia : 40 Tahun

3. Jenis Kelamin : laki-laki

4. Pekerjaan : bekerja di kapal

5. Jumlah Bersaudara : 5 orang

6. Anak ke : 2 dari 5 Bersaudara

7. Jumlah Anak yang ditanggung:-

8. Status Perkawinan : Belum menikah

Universitas Sumatera Utara


67

9. Alamat : Lorong Papan Kelurahan belawan I Kecamatan Medan

Belawan

10. Agama : Islam

11. Suku : Melayu

12. Pendidikan Terakhir : SMP

e. Informan Utama V

1. Nama : Damar arya

2. Usia : 13 Tahun

3. Jenis Kelamin : laki-laki

4. Pekerjaan : pelajar

5. Jumlah Bersaudara : 2 orang

6. Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara

7. Jumlah Anak yang ditanggung:-

8. Status Perkawinan : Belum menikah

9. Alamat : Lorong Papan Kelurahan belawan I Kecamatan Medan

Belawan

10. Agama : Islam

11. Suku : Jawa

12. Pendidikan Terakhir : SMP

Universitas Sumatera Utara


68

C. Daftar Informan Tambahan

a. Informan Tambahan I

1. Nama : Eka Darmayanto S.E.

2. Usia : 46 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Pekerjaan : Kepala Pimpinan Yayasan Eka Dharma Bakti 74 Gana Center

5. Alamat : Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak

6. Agama : Islam

7. Suku : Jawa

8. Pendidikan Terakhir : S1

b. Informan Tambahan II

1. Nama : Muhammad Faisal S.E

2. Usia : 40 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Pekerjaan : Wiraswata

5. Alamat : Lorong Papan Kelurahan Medan Belawan

6. Agama : Islam

7. Suku : Melayu

8. Pendidikan Terakhir : S1

Universitas Sumatera Utara


69

5.1.2 Hasil Penelitian

5.1.2.1 Faktor Individu

a. Usia

Peneliti bertanya kepada informan kunci bagaimana pandangan beliau

mengenai berapa saja usia yang menggunakan penyalahgunaan NAPZA di

Kelurahan Belawan I ini. Informan kunci menjawab “Dalam penyalahgunaan

yang terjadi di Kelurahan Belawan I kebanyakan pengguna adalah anak-anak

usia 2 - 10 tahun dan remaja usia 11 – 19 tahun tetapi tidak menutup

kemungkinan orang dewasa pun sudah menggunakan narkoba. Anak-anak disini

sering menggunakan lem kambing sebagai tindakan penyalahgunaan sedangkan

orang dewasa lebih dominan menggunakan sabu dan ganja” (Siti Maryam).

Peneliti juga bertanya hal yang sama kepada informan tambahan I dan

informan tambahan II. Informan tambahan I menjawab “Mengenai usia, dari

anak-anak hingga orang dewasa sekalipun sudah menjadi pecandu narkotik di

Kelurahan Belawan I ini, dan yang lebih dominan dalam melakukan tindakan

penyalahgunaan NAPZA ini adalah remaja lalu orang dewasa, dan posisi

terakhir disi oleh anak-anak. Dalam penyalahgunaan yang dilakukan oleh anak-

anak itu ada istilah paket hemat yaitu harga sabu-sabu tersebut RP 25.000,00

sehingga mudah untuk didapatkan oleh anak-anak pecandu narkoba” (Eka

Darmayanto). Informan tambahan II menjawab “di Kelurahan Belawan I yang

menjadi dominan pecandu narkotik kebanyakan di isi oleh para remaja dimana

remaja tersebut bekerja sebagai pembersih kapal dan ikut berlayar , hasil dari

gaji tersebut sebagian digunakan untuk memebeli narkoba” (Faisal).

Universitas Sumatera Utara


70

Selanjutnya peneliti menanyakan hal yang sama kepada informan utama. Dan

peneliti bertanya kepada informan utama mengenai sejak usia berapa anda

menggunakan narkoba dan sudah berapa lama menggunakan narkoba. Informan

utama I menjawab “yang menjadi pecandu narkoba kebanyakan di isi oleh remaja.

Orang dewasa dan anak-anak juga ada yang menjadi pecandu narkotik

dikarenakan narkoba di Kelurahan Belawan I sudah menjadi hal yang biasa

karena mudah untuk ditemukan. saya awal mulanya menggunakan narkoba umur

38 tahun dan sudah menggunakan narkoba selama 3 tahun, yang dikarenakan

saya di tinggal oleh mantan suami saya dan untuk menenangkan diri saya

menggunakan sabu” (Hadizah)

Informan utama II menjawab “kelurahan belawan I kalau menurut saya bang

dari anak-anak hingga dewasa banyak yang sudah menjadi pecandu narkoba di

karenakan saat ini narkoba mudah di peroleh. saya awal menggunakan narkoba

bang waktu saya berumur 14 tahun pas saya duduk dikela 3 SMP. Awal mula

saya menggunakan narkoba karena ajakan dari teman untuk keluar malam pada

saat itu pertemanan saya anggap sebagai suatu hal yang proiritas, sampai-sampai

saya menggunakan sabu-sabu karena ajakan teman yang tak bisa ditolak. Saya

sendiri sudah menggunakan narkoba selama 8 tahun dan yang sering saya

gunakan ialah sabu-sabu” (Risky).

Informan utama III menjawab “di tempat saya yang sering menggunakan

narkoba adalah remaja dan orang dewasa yang bekerja di kapal, pekerja harian

lepas dan juga narkoba di gunakan oleh mereka untuk penambah tenaga. saya

menggunakan narkoba sejak dari SD unur 12 tahun dan sudah menjadi pecandu

Universitas Sumatera Utara


71

narkoba selama 20 tahun bang dan semua jenis narkoba yang sudah pernah saya

gunakan” (Meypiza).

Informan utama IV menjawab “kalau menurutku bang, narkoba ini sudah

digunakan baik anak-anak sampai orang dewasa di kelurahan ini. Kalau di tanya

yang lebih dominan menurut saya diisi oleh remaja dan juga orang

dewasa,khususnya remaja karena mereka baru menggunakan dan merasakan

ketergantungan dari narkoba jadi mereka sering menggunakanya. kalau saya

mulai kenal menggunakan narkoba saat duduk kelas 2 sma, dan sekarang umur

saya sudah 40 tahun,tepatnya umur 16 tahun saya sudah gunakan narkoba bang.

Ganja lah pertama kali narkoba yang awal-awal saya pakai, karena padaa saat

itu saya menngunakan ganja agar saya bisa lebih dekat lagi bersama teman-

teman pada saat itu bang. Sampai sekarang ganja dan sabu masih sering saya

menggunakannya” (Saiful).

Informan utama V menjawab “banyak yang menggunakan narkoba disini

bang. Tempat saya tinggal anak-anak yang seumuran saya dan juga abang-

abangan merupakan pecandu narkotik. Mereka juga yang mengajarin saya untuk

menggunakan narkoba. Dan kalau orang tua juga ada yang menggunakan

narkoba, bapak saya sendiri saja seorang pecandu narkoba jenis sabu-sabu. saya

menggunakan narkoba, baru-baru ini saja. saya dulu tinggal di pesantren dan di

pulangkan karena korona. Karena di pulangkan saya bergaul bersama-sama

teman saya, dan saya di ajarin pertama-tama menggunakan lem. Dan setelah

menggunakan lem saya ditawarkan menggunakan sabu-sabu karena teman saya

Universitas Sumatera Utara


72

juga sudah menggunakan sabu-sabu dan saya ikut-ikutan menggunakan sabu”

(Damar)

b. Pandangan yang keliru

Peneliti bertanya kepada informan kunci mengenai pandangan masyarakat

kelurahan belawan I tentang pemahaman narkoba itu sendiri dan juga apakah

pihak kelurahan pernah melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba yang ada di

kelurahan belawan I. Informan kunci menjawab “Kebanyakan masyarakat

sebenarnya tau apa itu narkoba dan kadang keliru dalam mengartikan narkoba itu

sendiri. Beberapa masyarakat menganggap bahwa narkoba hanya untuk

menenangkan pikiran dan juga untuk gaya hidup seseorang. Di Kelurahan

Belawan I ini juga sering di lakukan sosialisai tentang narkoba yang dibantu oleh

panti-panti rehabilitas yang menangani narkoba yang ada di sekitar Kelurahan

Belawan I. Tetapi meskipun sudah adanya sosialisasi tentang narkob, masyarakat

termasuk yang sudah menjadi pecandu narkoba tidak begitu menghiraukannya.

Bahkan ada juga yang sudah mengikuti program rehabilitasi rawat jalan yang

telah disediakan tetapi tetap kembali menggunakan narkoba. Di samping itu juga

beberapa masyarakat pun memiliki rasa ketakutan kepada anak anak mereka akan

penyalahgunaan narkoba” (Siti Maryam).

Peneliti juga bertanya kepada informan utama mengenai pandangan dirinya

terhadap narkoba itu sendiri, serta pemahaman mengenai bahaya dan dampak

akibat menggunakan narkoba. Informan utama I menjawab “kalau menurut saya,

narkoba bisa membantu dalam menenangkan pikiran. Dulu awal mulany saya

Universitas Sumatera Utara


73

menggunakan narkoba karena saya ditinggal suami. Di saat itu pikiran saya

kacau jadi terbesit dipikiran saya untuk menggunakan narkoba, dengan alasan

saya menganggap bahwa narkoba itu bisa membantu menenangkan pikiran saya.

Mengenai bahaya atau tidaknya, saya tidak tahu tentang hal itu dan saya pun

tidak memikirkan dampaknya. Yang penting disaat saya suntuk atau banyak

pikiran sabu-sabu lah yang membantu menenangkanya” (Hadizah).

Informan utama II menjawab “Dulu saya menggunakan narkoba karena saya

ingin terlihat nakal waktu SMP. Jadi ketika kumpul bersama teman-teman, agar

bisa tahan lama begadang saya ditawarin menggunakan sabu-sabu oleh teman

saya. Pada saat itu saya tidak tau bahwa yang ditawarin oleh teman saya itu

adalah narkoba jenis sabu-sabu. Mereka hanya menyatakan itu akan membantu

kami tahan begadang semalaman suntuk. Sekarang ini saya sudah tau dampak

dari narkoba itu tapi masih belum bisa berhenti untuk menggunakanya” (Risky).

Informan utama III menjawab “saya melihat teman-teman saya menggunakan

narkoba, jadi saya ikut-ikutan karena rasa ingin tahu saya tadi bang. menurut

saya ketika saya menggunakan narkoba itu sama halnya saya menggunakan rokok

setiap hari. Saat ini alasan saya masih menggunakan narkoba karena saya

menggunakanya agar tetaap tahan dalam pekerjaan yang saya lakukan, dan juga

saya termasuk candu terhadap narkoba untuk membantu saya menghilangkan

suntuk” (Meypiza).

Universitas Sumatera Utara


74

Informan utama IV menjawab “kalau abang tanya gimana pandangan saya

tentang narkoba ini, untuk sekarang saya uda tau dampak serta bahaya narkoba

untuk diri saya. karena narkoba ini saya hancur, pertama-tama saya kenal

narkoba karena menggunakan ganja waktu sekolah STM bang. dan semenjak

kerja ikut di kapal ada teman satu kerjaan yang menawarkan sabu kepada saya,

dia berkata bahwa dengan menggunakan sabu-sabu bisa menambah tenaga saya

dalam bekerja dan saya menggunakanya” (Saiful). Informan utama V menjawab

“kalau narkoba saya tidak terlalu paham tentang bahaya serta dampknya, cuman

tau cara makainya bang. saya dulu sering ngelem bang, gak tau juga kalau

ngelem itu bisa buat saya candu, baru dari lem lari ke sabu-sabu dan disitu juga

kenal menggunakan ganja bang” (Damar).

Peneliti juga bertanya kepada informan tambahan mengenai pandangan

masyarakat kelurahan belawan I tentang pemahaman narkoba itu sendiri. Informan

tambahan I menjawab “pandangan masyarakat Kelurahan Belawan I tentang

narkoba, mereka menganggap narkoba itu menjadi hal yang biasa karna

maraknya kegiatan penyalahgunaan narkoba di Kelurahan Belawan I ini, tetapi

di balik hal itu ada juga rasa ketakutan yang dirasakan masyarakat setempat

karena takut akan mempengaruhi anak-anak mereka” (Eka Darmanyanto).

Informan tambahan II menjawab “masyarakat Belawan I ini juga terkadang salah

mengartikan narkoba itu sendiri. Ada masyarakat yang menganggap bahwa

narkoba itu digunakan untuk menambah tenaga di saat kerja, penghilang suntuk,

dan menjadi ajang eksistensi diri sendiri juga. Dan karena sudah sering

Universitas Sumatera Utara


75

terjadinya tindakan penyalahgunaan narkoba itu sendiri membuat masyarakat

sudah terbiasa akan hal itu, dan di balik itu banyak orang tua berharap agar

narkoba ini diselesaikan, karena mereka takut akan mempengaruhi anak mereka”

(Faisal).

c. Religiliutas yang rendah

Peneliti bertanya kepada informan kunci mengenai pandangan beliau tentang

bagaimana masyarakat kelurahan dalam menjalankan ibadahnya sesuai dengan

agama masing-masing aktif atau pasif. Dan apakah masyarakat hanya menjadikan

agama cuman sebatas identitas saja dan bukan mengamalkan ajaran agama, agar

terhindar dari tindakan penyalahgunaan narkoba. Informan kunci menjawab “rajin

atau tidaknya individu menjalankan ibadah semua tergantung pada diri individu

masing-masing. Menurut yang saya lihat banyak juga masyarakat Kelurahan

Belawan I ada rajin dan juga yang tidak. Kalau kita memang betul takut sama

Tuhan mungkin kita juga akan menerapkan ajaran agama dalam diri kita, kita

pasti akan menjauhkan narkoba dari diri kita dan juga tidak akan

menyalahgunakan narkoba karna kita tau dalam agama pun diajarkan dampak

penyalahgunaan narkoba. Jadi menurut saya di Kelurahan Belawan I ini banyak

yang sudah menjadi pecandu narkoba memandang agama hanya sebagai

pelengkap identitas saja” (Siti Maryam).

Peneliti bertanya kepada informan utama mengenai bagaimana saudara dalam

menjalankan ibadah apakah saudara rajin dalam beribadah serta mengikuti

kegiatan yang berkaitan tentang agama di kelurahan ini. Informan utama I

Universitas Sumatera Utara


76

menjawab “jujur bang kalau saya tidak rajin dalam menjalankan ibadah sholat,

serta kegiatan keagamaan yang ada di keluarahan Belawan I jarang saya

mengikutinya” (Hadizah).

Informan utama II menjawab “kalau saya tidak rajin dalam menjalankan

ibadah sholat bang, mulai dari awal-awal saya nakal waktu sekolah dulu sampai

sekarang. dan kalau ada kegiatan perwiritan di kelurahan ini saya kurang

berminat dalam mengikutinya” (Risky). Informan utama III menjawab “saya tidak

pernah menjalankan ibadah sholat karena saya terlalu malas dalam

menjalankannya. Dalam kegiatan keagamaan yang ada dikelurahan ini saya tidak

terlalu berminat untuk mengikutinya seperti acara perwiritan malam, karena

menurut saya lebih nyaman untuk ngumpul bersama-sama teman-teman, dan

kalau ada uang yang sudah terkumpul kami langsung menggunakan uang tersebut

untuk membeli narkoba. dan menurut saya lebih penting untuk bekerja karena

dapat menghasilkan uang, soal agama ini tidak terlalu saya pikirkan bang”

(Meypiza).

Informan utama IV menjawab “saya tidak rajin untuk menjalankan ibadah

sholat dan malas juga dalam kegiatan perwiritan atau kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan keagamaan, karena terlalu munafik bagi saya untuk melakukan

itu semua” (Saiful). Informan utama V menjawab “saya bersekolah di pesantren

dan kalau di pesantren saya rajin dalam menjalankan ibadah sholat, tetapi

semenjak dipulangkan dari pesantren karena korona bang, saya sudah jarang

Universitas Sumatera Utara


77

menjalankan sholat. mungkin karena saya kebanyakan menggunakan narkoba

membuat saya malas dalam menjalankan ibadah sholat” (Damar).

Peneliti bertanya kepada informan tambahan mengenai pandangan beliau

tentang bagaimana masyarakat kelurahan dalam menjalankan ibadahnya sesuai

dengan agama masing-masing aktif atau pasif. Dan apakah masyarakat hanya

menjadikan agama cuman sebatas identitas saja dan bukan mengamalkan ajaran

agama, agar terhindar dari tindakan penyalahgunaan narkoba. Informan tambahan

I menjawab “menurut saya masyarakat Belawan I ini aktif dalam menjalankan

ibadah. Tetapi bagi pecandu narkotik yang ada di Kelurahan, berdasarkan hasil

assesment saya pada saat melakukan program rehabilitas rawat jalan, banyak

pecandu narkotik yang pasif atau dalam menjalankan ibadah. Dan mereka hanya

menjadikan agama sebagai identitas perlengkap KTP” (Eka Darmayanto).

Informan tambahan II menjawab “menurut saya masyarakat aktif dalam

menjalankan ibadah, hanya saja orang yang menjadi pecandu itu jarang saya

lihat ibadah seperti sholat, saya tau itu karna saya juga termasuk teman

sepermainan mereka dan juga saya juga merupakan mantan pecandu narkoba.

Saya bisa berhenti dari narkoba itu karena saya bertekad dalam hati dan juga

mendekatkan diri kepada Tuhan” (Faisal).

d. Adanya gangguan kepribadian

Peneliti bertanya kepada informan kunci mengenai pandangan beliau, adakah

masyarakat Desa Belawan I ini menjadi pecandu narkoba yang disebabkan karena

adanya gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian seperti negative thinking,

Universitas Sumatera Utara


78

gangguan emosi yang labil, kurang percaya diri, dan terlalu percaya diri dan lain

sebagainya

Informan kunci menjawab “Jika dikaitkan dengan yang pertanyaan apakah

seseorang bisa menjadi pecandu narkoba karna adanya gangguan kepribadian,

menurut saya pasti ada yang menyalahgunakan narkoba dikarenakan hal tersebut,

seperti anak-anak dan juga remaja rentan akan hal itu contohnya saja disaat

seorang remaja di putusi pacarnya membuat dia patah hati lalu memilih untuk

menggunakan narkoba. Tetapi yang paling berpengaruh dalam penyalahgunaan

ini ialah lingkungan” (Siti Maryam).

Peneliti juga bertanya kepada informan utama mengenai alasan menggunakan

narkoba, dan apakah gangguan kepribadian menjadi alasan diri anda untuk

menggunakan narkoba. Informan utama I menjawab “alasan saya menggunakan

narkoba dikarenakan saya ditinggal oleh suami saya. Di saat itu saya merasa

putus asa, karena dia meninggalkan saya demi wanita lain. Pada saat itu pikiran

saya lagi kacau dan datanglah teman-teman disini yang menyuruh saya untuk

menggunakan sabu-sabu agar bisa menghilangkan beban pikiran tersebut. Dan

benar setelah saya menggunakan sabu-sabu pikiran saya menjadi lebih tenang”

(Hadizah).

Informan utama II menjawab “alasan saya menggunakan narkoba

dikarenakan ajakan teman-teman waktu itu, pada jaman sekolah SMP karena

mengikuti pergaulan. Dan dalam pergaulan itu bang, mengajarkan saya untuk

menggunakan sabu-sabu. Yang diyakini teman-teman kalau menggunakan sabu-

sabu bisa buat kita tahan begadang” (Risky). Informan utama III menjawab

Universitas Sumatera Utara


79

“alasan saya menggunakan narkoba karena ada rasa ingin tau saya pada saat itu.

dan saya tidak tau kalau narkoba itu suatu hal yang bisa menjadi penyakit apabila

sudah menjadi ketergantungan. dan dulu awal saya menggunakan narkoba ialah

jenis sabu-sabu terus ke ganja dan semua jenis narkoba sudah saya coba, karena

rasa ingin tau pada saat itu dan rasa penasaran saya tentang narkoba ini”

(Meypiza).

Informan utama IV menjawab “pertama-tama saya menggunakan narkoba

dikarenakan pergaulan bang. Dulu waktu sekolah STM saya lagi sering-sering

menggunakan ganja bersama teman-teman bang, karena dulu ngerokok ganja

hanya untuk gaya hidup serta pergaulan. Dulu saya belum kenal dengan sabu-

sabu, tapi semenjak kerja di kapal disitulah tau narkoba lainya seperti sabu-sabu,

obat-obatan juga bang. Kalau yang main suntik itu saya tidak berani karena takut

terkena HIV” (Saiful). Informan utama V menjawab “alasan saya menggunakan

narkoba karena ajakan teman-teman di tempat saya tinggal dan juga ajaran

abang-abangan saya. Pertama saya mengenal narkoba yaitu dari menggunakan

lem lalu menggunakan sabu-sabu. Saya pernah disuruh menjadi kurir sama

abang-abang yang jadi bandar untuk mengantar narkoba dengan upah, saya

mendapatkan uang sama pahe (paket hemat) sabu-sabu untuk digunakan”

(Damar).

Peneliti bertanya kepada informan tambahan mengenai pandang beliau,

tentang adakah masyarakat Kelurahan Belawan I ini menjadi pecandu narkoba

yang disebabkan karena adanya gangguan kepribadian. Informan tambahan I

menjawab “berdasarkan hasil program rehabilitas rawat jalan yang saya lakukan

Universitas Sumatera Utara


80

di Kelurahan Belawan I ini, ada juga masyarakat yang menjadi pecandu narkotik

karena ditinggal suami, ditinggal pacar yang dicintai yang membuat emosi serta

kepribadian mereka menjadi terganggu, dan memilih untuk menenangkan pikiran

mereka dengan menggunakan narkoba” (Eka Darmayanto). Informan tambahan II

menjawab “berdasarkan apa yang saya lihat di Kelurahan Belawan I ini ada yang

menggunakan narkoba karen galau ditinggal suaminya, dan memilih

menggunakan narkoba untuk menenangkan pikiran” (Faisal).

5.1.2.2 Faktor lingkungan

a. Lingkungan Sosial

Peneliti bertanya kepada informan kunci apakah di kelurahan belawan I Ini

sering dilakukannya kegiatan penyalahgunaan narkoba dan tindakan-tindakan

penyimpangan sosial yang berkaitan dengan adanya narkoba, serta bagaimana

interaksi masyarakat di kelurahan belawan I ini. Informan kunci menjawab

“berdasarkan laporan yang masuk ke saya di Kelurahan Belawan I ini sedang

maraknya terjadi tindakan penyalahgunaan narkoba, dan ada laporan sering

terjadi tindakan penyimpangan yang lain seperti tindakan pencurian, pembegalan,

dan tindakan kriminalitas yang berkaitan dengan narkoba ini nak. Bahkan ada

warga yang memberitahu ke saya bahwa, apabila ada keributan yang terjadi di

pelabuhan, berarti barang narkoba itu lagi masuk. Dan yang saya tahu nak,

adanya campur tangan dari beberapa aparat keamanan di Belawan I ini membuat

tindakan penyalahgunaan menjadi merajalela” (Siti Maryam).

Peneliti juga bertanya kepada informan utama apakah di lingkungan anda

sekarang mempengaruhi anda dalam menyalahgunakan narkoba, dan apa anda

Universitas Sumatera Utara


81

sering bergaul dengan teman-teman sesama pecandu narkotik serta bagaimana

interaksi anda kepada masyarakat umum. Dan apakah ada tindakan penyimpangan

lainya yang berkaitan dengan narkoba di kelurahan belawan I ini. Informan utama

I menjawab “Berdasarkan yang saya jalani dan yang saya lihat, di lingkungan

tempat saya tinggal mempengaruhi diri saya dan juga orang yang sudah menjadi

pecandu lainya. Karena di Kelurahan Belawan I banyak yang menggunakan

narkoba serta bandar narkobanya juga teman-teman saya bang. Dan bukan hanya

1 saja bandar saja yang ada di tempat saya tinggal, bahkan bisa sampai 3 bandar

narkoba yang ada. Karena di tempat saya tinggal sangat mudah sekali dalam

mendapatkan narkoba. Dalam pergaulan saya juga sering bergaul bersama-sama

teman-teman yang menggunakan narkoba, karena bisa sambil patungan untuk

membeli narkoba tersebut bang. Dan saya juga bergaul dengang masyarakat

umum. Akibat banyaknya pecandu narkoba di Kelurahan Belawan I ini sering

juga terjadi tindakan begal, dan pencurian” (Hadizah).

Informan utama II menjawab “selain pergaulan bersama teman-teman saya

di sekolah dulu, lingkungan ditempat saya tinggal juga mempengaruhi saya

menggunakan narkoba, karena disini mudah untuk mendapatkan narkoba. Kalau

bergaul bersama pecandu narkoba lainya,saya cuman sekedar saja dan tidak

terlalu dekat dengan mereka, karena saya sudah mempunyai seorang suami bang.

Sama masyarakat umum saya bersikap biasa aja. Banyak juga begal dan

pencurian di Kelurahan Belawan I ini mungkin karena banyaknya pecandu

narkoba”(Risky).

Universitas Sumatera Utara


82

Informan utama III menjawab “lingkungan ditempat saya tinggal ini juga

mempengaruhi saya menggunakan narkoba. karena di lingkungan tempat tinggal

saya ini mudah untuk mendapatkan narkoba bang. Dan banyak juga pecandu

narkoba disini yang merupakan teman-teman saya bang. karena banyak pecandu

narkoba mengakibatkan banyak begal dan maling disini bang” (Meypiza).

Informan utama IV menjawab “karena di tempat tinggal saya ini banyak yang

menggunakan narkoba dan mudah untuk menemukanya, jadi membuat mudah

terpengaruh. dan jika ingin pulih sangat susah disini karena lingkungan tempat

tinggal yang tidak baik. Dalam pergaulan kalau saya termasuk mudah untuk

bergaul kepada semua orang baik sesama pecandu narkoba maupun sesama

masyrakat sekitar. Dan karena narkoba banyak juga orang melakukan

penyimpangan seperti melakukan begal dan mencuri. Dan ada juga yang lagi

trending, sabu ditukar dengan seks, dan itu biasanya anak-anak sekolahan yang

duduk dibangku SMA” (Saipul). Informan utama V menjawab “Kemarin saya di

pesantren tetapi semenjak saya tinggal di lingkungan Kelurahan Belawan I

mempengaruhi saya untuk menggunakan narkoba. karena disana mudah

mendapatkan narkoba. Dan banyak juga pecandu narkoba disana yang

merupakan teman-teman saya serta saya sering bergaul bersama mereka. karena

banyak yang menggunakan narkoba menimbulkan banyak tindakan begal dan

maling ditempat saya tinggal bang” (Damar).

Peneliti bertanya kepada informan tambahan apakah di kelurahan belawan I

Ini sering dilakukannya kegiatan penyalahgunaan narkoba dan tindakan-tindakan

Universitas Sumatera Utara


83

penyimpangan sosial yang berkaitan dengan adanya narkoba, serta bagaimana

interaksi masyarakat di kelurahan belawan I ini. Informan tambahan I menjawab

“Kelurahan Belawan I ini sudah sering bahkan tiap hari terjadi tindakan

penyalahgunaan narkoba. Bahkan dari penyalahgunaan tersebut menimbulkan

penyimpangan-penyimpangan sosial seperti pencurian, pembegalan dan adanya

budaya baru yang lari dari nilai-nilai dan norma yang berlaku yaitu sabu ditukar

dengan seks yang banyak diisi oleh remaja-remaja serta orang dewasa yang

menggunakan narkoba. Saya tau ini berdasarkan hasil pengamatan saya saat

melakukan program rehabilitas rawat jalan di Kelurahan” (Eka Darmayanto)

Informan tambahan II menjawab “Kelurahan Belawan I ini sering terjadi

tindakan penyalahgunaan narkoba dan ada juga laporan bahwa terjadi tindakan

penyimpangan–penyimpangan yang lain seperti tindakan pencurian, pembegalan,

dan juga tindakan kriminalitas lainnya. Dan yang saya tahu ,adanya kerja sama

dari beberapa aparat keamanan dengan Bandar membuat tindakan

penyalahgunaan narkoba ini sulit untuk dihilangkan di Kelurahan Belawan I ini”

(Faisal).

b. Lingkungan keluarga

Peneliti bertanya kepada informan kunci menurut beliau bagaimana peran

setiap keluarga yang ada di kelurahan belawan I Ini dalam kaitannya dengan

tindakan penyalahgunaan NAPZA, dan adakah laporan yang masuk kelurahan

tentang keluarga yang melakukan tindakan penyimpangan yang berkaitan dengan

penyalahgunaan NAPZA, serta apakah lingkungan keluarga yang tidak baik

Universitas Sumatera Utara


84

mendorong seseorang menjadi pecandu narkotik yang terjadi di Kelurahan

Belawan I kecamatan Medan Belawan.

Informan kunci menjawab “di Kelurahan Belawan I ini banyak keluarga yang

menolak tindakan penyalahgunaan, tetapi ada juga yang didalam satu keluarga

tersebut sama-sama pecandu narkoba. Karena narkoba bukan menjadi hal baru

bagi mereka, jadi didalam satu keluarga pun ada yang sama-sama menggunakan

narkoba. Berdasarkan laporan yang masuk ke kantor Kelurahan contohnya

pencurian yang dilakukan seorang anggota keluarga yang merupakan pecandu

narkoba. Di Kelurahan Belawan I ini juga ada yang menggunakan narkoba

dikarenakan kondisi keluarga yang tak baik, seperti broken home, ditinggal suami

dan ada juga kondisi keluarga yang sama-sama menggunakan narkoba” (Siti

Maryam).

Peneliti bertanya kepada informan utama apakah keluarga anda tau

bahwasanya anda adalah seorang pecandu narkotik, dan di keluarga anda

sendiri,selain anda adakah anggota keluarga anda yang juga pecandu narkotik.

Setelah itu peneliti bertanya kepada informan utama apakah di keluarga anda tidak

melarang anda untuk menggunakan narkoba, atau ada larangan tetapi anda tidak

menghiraukannya, serta apakah anda memiliki komunikasi yang baik antar sesama

anggota keluarga anda dan apakah keluarga anda alasan anda menggunakan

narkoba.

Universitas Sumatera Utara


85

Informan utama I menjawab “Keluarga saya tau saya menggunakan narkoba

bang dan mereka tau penyebabnya karena saya ditinggal mantan suami saya.

Selain saya abang saya juga mengunakan narkoba dan kami sudah sama-sama

tau. Dikeluarga uda melarang saya untuk tidak menggunakan narkoba, tetapi

karena saya suda menjadi pecandu susah untuk menjauhinya, apalagi dengan

kerjaan saya sebagai wanita panggilan menemani karokean dan disitu juga ada

menggunakan narkoba. Karena cuman kerjaan itu yang bisa saya lakukan untuk

memenuhi kebutuhan anak- anak saya. Dan untuk komunikasi dengan keluarga

besar saya tidak begitu baik dan saya juga tidak terlalu dekat dengan keluarga

saya. Jadi saya menggunakan narkoba itu berawal dari keluarga kecil saya

sendiri” (Hadizah).

Informan utama II menjawab “keluarga tau saya menggunakan narkoba, dan

selain saya abang saya juga menggunakan narkoba. Keluarga saya sebenarnya

sudah sangat melarang tetapi saya sudah sangat kecanduan dengan narkoba ini,

dan karena saya seorang pecandu saya menjadi tidak dekat lagi dengan keluarga

saya sendiri. Saya dengan suami sama-sama menggunakan narkoba dan

komunikasi kami tetap baik-baik saja. Dulunya saya menggunakan narkoba

sebenarnya karena ada pengekangan dari keluarga, sehingga saya ingin nakal

dan ikut bergaul sama teman-teman untuk begadang, minum-minum, keluar

malam sampai menggunakan narkoba” (Risky).

Informan utama III menjawab “keluarga tau saya dan adik saya

menggunakan narkoba. Tapi alasan saya menggunakan narkoba karena rasa

Universitas Sumatera Utara


86

ingin tau saya terhadap narkoba itu sendiri. Dan sampai sekarang komunikasi

saya dengan keluarga aman-aman saja. Dari pihak keluarga sebenarnya sudah

ada yang menyuruh untuk berhenti dan sekarang saya lagi mengurangin untuk

menggunakan narkoba bang.” (Meypiza).

Informan utama IV menjawab “keluarga saya tau saya menggunakan

narkoba, dan selain saya abang saya juga menggunakan narkoba.Dalam

menggunakan narkoba dari keluarga ada juga larangan bang, tetapi karena

masih dilikungan seperti membuat saya susah untuk menjauhinya. Untuk

komunikasi saya dengan keluarga sampai saat ini baik-baik saja, jadi keluarga

bukan menjadi alasan saya untuk menggunakan narkoba lain hal dengan teman-

teman saya yang sesama pecandu mereka ada yang menggunakan narkoba karena

masalah keluarga” (Saipul).

Informan utama V menjawab “Ayah dan ibu saya sudah bercerai dan ibu

saya suda menikah lagi, ayah saya juga menggunakan narkoba jenis sabu-sabu.

karena ayah dan ibu kandung saya sudah pisah, saya merasa kurang

mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua saya, sehingga saya mencari

kesenangan di luar lingkungan keluarga saya bang. saat mencari kesenangan di

lingkungan tempat saya tinggal, disitu juga saya terjerumus dalam menggunakan

narkoba karena mudah terpengaruh dengan lingkungan. Ayah kandung saya tau

saya menggunakan narkoba karena dia tau dari temanya yang merupakan bandar

narkoba, dimana saya mendapatkan narkoba tersebut dari teman ayah sendiri.

Universitas Sumatera Utara


87

karena ayah saya sudah tau saya menggunakan narkoba saya di masukkan

kepanti rehabilitas di tempat pak eka ini bang” (Damar).

Peneliti bertanya kepada informan tambahan, menurut bapak bagaimana peran

setiap keluarga yang ada di kelurahan belawan I Ini dalam kaitannya dengan

tindakan penyalahgunaan NAPZA, dan adakah laporan yang masuk tentang

keluarga yang melakukan tindakan penyimpangan yang berkaitan dengan

penyalahgunaan NAPZA, serta apakah lingkungan keluarga yang tidak baik

mendorong seseorang menjadi pecandu narkotik yang terjadi di kelurahan

Belawan I kecamatan Medan Belawan.

Informan tambahan I menjawab “di Kelurahan Belawan I ini juga banyak

yang menggunakan narkoba dengan alasan keluarga. Berdasarkan informasi

yang saya dapat sewaktu melakukan program rehabilitas rawat jalan narkoba,

beberapa orang menggunakan narkoba dengan alasan masalah keluarga seperti

broken home, orang tua yang sibuk dengan kerjaan ataupun urusan pribadi

mereka, bahkan dikeluarga juga ada yang sama-sama menggunakan narkoba.

Penyimpangan yang sering terjadi akibat dampak penggunaan narkoba ini seperti

pesta seks, suami dan istri sama-sama menggunakan narkoba, juga tindakan

pencurian. Satu hal yang harus dipahami, lingkungan keluarga yang tidak baik

berpotensi membuat anggota keluarga terpengaruh dengan penyalahgunaan

narkoba” (Eka Darmayanto)

Universitas Sumatera Utara


88

Informan tambahan II menjawab “di Kelurahan Belawan I ini banyak

keluarga menolak tindakan penyalahgunaan narkoba, tetapi ada juga yang

didalam keluarga tersebut sama-sama pecandu narkoba karena narkoba bukan

menjadi hal baru di masyarakat. Jadi di dalamsatu keluarga pun ada yang sama-

sama menggunakan narkoba bahkan juga di latar belakangi dengan kondisi

keluarga yang tidak baik” (Faisal).

c. Teman sebaya

Peneliti bertanya kepada informan kunci Menurut beliau berdasarkan laporan

yang ada, apakah di kelurahan Belawan I ini remajanya sering melakukan kegiatan

kenakalan remaja yang bersinggungan dengan penyalahgunaan narkoba.Informan

kunci menjawab“di Kelurahan Belawan I ini, remajanya juga banyak yang sudah

menggunakan narkoba, dan remaja-remaja yang biasanya menggunakan narkoba

itu sering melakukan penyimpangan seperti pesta minuman, ribut dengan anak

kelurahan lainya, begal dan masih banyak lagi. Dan yang saya lihat disini

pertemanan anak-anak remaja sangat erat dan saling mendukung satu sama lain”

(Siti Maryam).

Peneliti juga bertanya kepada informan utama apakah teman sebaya anda

yang mengajak anda untuk menggunakan narkoba, Bagaimana cara teman anda

dalam mengajak anda untuk menggunakan narkoba, Apakah anda sering bergaul

sesama teman sebaya anda yang pecandu narkotik. Informan utama I menjawab

“Saya tau menggunakan narkoba dari teman-teman saya yang sama-sama

menggunakan narkoba, karena mereka mengatakan ketika menggunakan narkoba

Universitas Sumatera Utara


89

bisa membantu menenangkan pikiran yang lagi kacau . karna saat itu pikiran saya

juga sedang kacau karena ditinggal suami maka saya pun tergiur untuk

menggunakannya” (Hadizah).

Informan utama II menjawab “Pertama kali saya menggunakan narkoba

karena pergaulan dengan teman-teman waktu masih duduk di sekolah menegah

pertama, mereka mengajak saya menggunakan suatu barang dan saya pada saat

itu tidak tahu bahwa itu bagian dari narkoba, karena mereka mengatakan barang

tersebut bisa mebuat saya tahan begadang dan menenang kan pikiran, dan saya

pun percaya sama teman-teman saya. hingga akhirnya saya menjadi pecandu dan

buat saya berhenti untuk sekolah sekolah. Dan sampai sekarang saya juga masih

bergaul dengan mereka tapi cuman sekedar berteman saja bang” (Risky).

Informan utama III menjawab “Saya menggunakan narkoba karena rasa

ingin tau dan juga ajakan dari teman-teman pada saat itu bang. Dengan cara

teman-teman saya mengajak untuk patungan uang dan uang patungan tersebut

digunakan untuk membeli narkoba. Saya juga masih bergaul dengan mereka bang

teman-teman sesama pecandu narkoba” (Meypiza). Informan utama IV menjawab

“Pertama kali saya bisa menggunakan narkoba karena pengaruh dari teman-

teman waktu saya masih sekolah dulu bang. Karena pertemanan di masa itu kuat

bang, jadi apa kata teman-teman semua diikutin, sampai bisa mengenal narkoba

ini bang. cara mereka mengajak saya untuk menggunakan narkoba pertama-tama

saya dikasih gratis bang sampai patungan dan terkadang membeli sendiri kalau

suda ingin sekali menggunakan narkoba” (Saipul).

Universitas Sumatera Utara


90

Informan utama V menjawab “saya menggunakan narkoba karena ajakan

teman-teman dan abang-abangan saya dari mulai ngelem sampai mencoba sabu.

Saya ditawari sabu awalnya secara gratis sampai akhirnya saya menjadi pecandu.

Sampai saya rela menjual barang-barang saya seperti handphone demi

mendapatkan uang untuk membeli sabu” (Damar).

Peneliti bertanya kepada Informan tambahan Menurut beliau berdasarkan

laporan yang ada, apakah di kelurahan Belawan I ini remajanya sering melakukan

kegiatan kenakalan remaja yang bersinggungan dengan penyalahgunaan narkoba.

Informan tambahan I menjawab “di Kelurahan Belawan I ini banyak remaja yang

menggunakan narkoba karena pergaulan sesama teman sebaya. Penyimpangan-

peyimpangan yang sering terjadi pun seperti pembegalan, pesta sex bahkan

tawuran” (Eka Darmayanto). Informan tambahan II menjawab “di Kelurahan

Belawan I ini, ada beberapa remaja yang sudah menggunakan narkoba, dan

remaja-remaja yang biasa menggunakan narkoba itu sering melakukan

penyimpangan seperti pesta minuman, ribut dengan anak Kelurahan lainya,

bahkan ada yang melakukan pembegalan. Karena rasa pertemanan yang kuat

terkadang membuat beberapa remaja di Kelurahan Belawan I ini terjerumus

dalam penggunaan narkoba.” (Faisal).

d. Keadaan Sekolah

Peneliti bertanya kepada informan kunci, menurut beliau apakah keadaan di

sekolah yang ada di Desa Belawan I ini mendorong seseorang anak menjadi

penyalahgunaan NAPZA. Informan kunci menjawab “Keterkaitan sekolah dalam

Universitas Sumatera Utara


91

penyalahgunaan narkoba di kelurahan belawan I ini menurut saya tidak terlalu

berpengaruh dalam penyalahgunaan yang dilakukan seorang pelajar. Yang

sangat berpengaruh dalam penyalahgunaan itu lingkungan nak” (Siti Maryam).

Peneliti juga bertanya kepada informan utama bagaimana keadaan anda di

sekolah apakah anda merasa tersingkirkan atau terkucilkan sehingga mendorong

anda menyalahgunakan narkoba. Informan utama II menjawab “jika ada pun

persaingan disekolah dulu waktu saya masih sekolah yang menunjukan siapa

yang paling pintar, saya tidak merasa putus asa, karena menurut saya itu hal yang

biasa bang” (Risky). Informan utama IV menjawab “bukan karena persaingan di

sekolah dulu alasan saya menggunakan narkoba bang, tetapi lebih kearah

lingkungan bermain bang, yaitu sama teman-teman saya bang, karena mereka lah

aku jadi menggunakan narkoba bang” (Saiful). Informan utama V menjawab

“keadan sekolah yang menimbulkan persaingan itu sudah hal biasa bang, dan

bukan karena itu saya menggunakan narkoba ” (Damar)

Peneliti bertanya kepada informan tamabahan Menurut beliau, apakah

keadaan di sekolah yang ada di Desa Belawan I ini mendorong seseorang anak

menjadi penyalahgunaan NAPZA. Informan tambahan I menjawab “sekolah

merupakan wadah pendidikan yang membentuk kepribadian siswanya dan juga

pengetahuan umum. Berdasarkan yang saya lihat di Kelurahan Belawan I ini

persaingan yang ada di sekolah bukan membuat sesorang tersebut menjadi

penyalahgunaan narkoba. Tetapi lingkungan lah yang sangat berpengaruh. Dan

satu hal lagi sekolah tidak akan mampu dalam menyelesaikan masalah

Universitas Sumatera Utara


92

penyalahgunaan narkoba yang sudah menjadi kebutuhan hidup bagi para

pecandu narkotik, yang ada di Kelurahan Belawan I ini” (Eka Darmanyanto).

Informan tambahan II menjawab “keterkaitan sekolah dalam penyalahgunaan

narkoba di Kelurahan Belawan I ini menurut saya tidak terlalu berpengaruh

karna sebenarnya lingkunganlah yang paling berpengaruh teman sebaya”

(Faisal).

5.1.2.3 Faktor adanya NAPZA

a. Zat dari NAPZA

Peneliti bertanya kepada informan kunci Menurut beliau, apakah zat yang

terkandung di dalam narkoba itu sendiri membuat seseorang menjadi

penyalahgunaan NAPZA. Informan kunci menjawab “Penyalahgunaan narkoba

terjadi karena adanya pecandu narkoba dan zat-zat kimia yang ada di narkoba

tersebut membuat si pengguna ketergantungan dan sering menggunakan narkoba

sehingga menyebabkan ketergantungan” (Siti Maryam).

Peneliti juga bertanya kepada informan utama mengenai apakah anda tau

bahwa zat yang terkandung dalam narkoba yang andai pakai membuat anda

menjadi ketergantungan,dan juga berbahaya bagi kesehatan fisik dan psikis anda.

Informan utama I menjawab “Pada saat pertama menggunakan narkoba, saya

belum tau tentang zat-zat yang ada di narkoba membuat ketergantungan. Setelah

menggunakan narkoba tersebut saya merasakan ketergantungan. dan lebih baik

membeli sabu daripada membeli beras bang” (Hadizah). Informan utama II

menjawab “pas awal-awal menggunakan saya belum tau tentang zat-zat yang

ada di narkoba membuat ketergantungan. Tetapi setelah sudah menggunakanya

Universitas Sumatera Utara


93

membuat saya merasa ketergantungan. Dan dari situ saya tau kalau zat yang ada

di narkoba itu membuat saya ketergantungan dan untuk sekarang saya sulit

untuk berhenti menggunakanya” (Risky).

Informan utama III menjawab “dulu saya menggunakan narkoba karena rasa

ingin tahu saya pada masa itu. dan setelah lama saya menjadi pengguna narkoba,

zat yang ada di narkoba itu membuat saya menjadi ketergantungan bang.pada

saat bekerja saya sering menggunakan ganja dan sabu untuk membantu saya

dalam bekerja. dan selama saya menggunakan narkoba belum pernah saya jatuh

sakit dikarenakan narkoba” (Meypiza).

Informan utama IV menjawab “sekarang saya sudah tau kalau zat yang ada

dinarkoba itu membuat saya menjadi ketergantungan, dan dulu awal

menggunakan narkoba saya tidak tau kalau narkoba itu membuat saya

ketergantungan. yang saya tau pada saat itu saya menggunakan narkoba agar

saya bisa lebih dekat lagi bersama teman-teman saya di waktu sekolah serta saya

menggunakan narkoba jenis ganja dan sabu, itu membantu saya dalam bekerja

dan itu membantu saya bang ” (Saipul). Informan utama V menjawab “dulu pas

awal mau menggunakan narkoba saya tidak tau kalau narkoba yang saya gunakan

bisa membuat saya menjadi ketergantungan. Tetapi setelah menggunakan

narkoba itu saya menjadi ketergantungan. Dan semenjak saya masuk rehabilitas

di yayasan ini. Baru saya sadar bahwa zat yang ada di narkoba itu berbahaya”

(Damar).

Peneliti bertanya kepada informan tambahan. Menurut beliau, apakah zat yang

terkandung di dalam narkoba itu sendiri membuat seseorang menjadi

Universitas Sumatera Utara


94

penyalahgunaan NAPZA. Informan tambahan I menjawab “zat-zat kimia yang ada

di narkoba tersebut membuat si pengguna ketergantungan dan sering memakai

narkoba yang berlebihan sehingga menyebabkan kecanduan dan akhirnya

menjadi penyalahgunaan narkoba” (Eka Darmayanto). Informan tambahan II

menjawab “penyalahgunaan narkoba terjadi karena adanya pecandu narkoba.

Zat-zat kimia yang ada di narkoba tersebut membuat si pengguna ketergantungan,

dan sering memakai narkoba menyebabkan penyalahgunaan NAPZA” (Faisal).

b. Ketersediaan NAPZA

Peneliti bertanya kepada informan kunci. Menurut ibu, berdasarkan laporan

yang ada, dan juga berdasarkan pengamatan ibu sebagai kepala kelurahan belawan

I ini dalam memperoleh Narkoba, apakah mudah untuk didapatkan oleh orang

yang menyalahgunakan narkoba itu sendiri. Informan kunci menjawab “narkoba

di Kelurahan Belawan I ini sangat mudah untuk didapatkan karena lokasi

Kelurahan Belawan I ini dekat dengan pelabuhan dan berdampingan dengan

negara-negara yang biasa mengantarkan barang haram tersebut melalui jalur

laut seperti Malaysia dan Thailand. Dan adanya permainan pihak keamanan yang

berhasil memasukan barang tersebut serta beberapa pihak keamanan yang

melindungi bandar-bandar narkoba, sehingga barang tersebut mudah

diperjualbelikan. Pernyataan tersebut saya terima dari masyarakat yang tidak

menggunakan narkoba karena merasa resah akan narkoba ini” (Siti Maryam).

Peneliti bertanya kepada informan utama mengenai apakah dalam

memperoleh narkoba tersebut sangat mudah bagi anda dan juga pecandu narkoba

Universitas Sumatera Utara


95

lainya. Informan utama I menjawab “narkoba dikelurahan belawan I ini mudah

sekali untuk didapatkan, karena bandar-bandar narkoba yang ada dikelurahan

Belawan I ini dilindungi dari beberapa pihak keamanan yang ada di kelurahan

belawan I ini, dan mereka bebas menjual narkoba. Apalagi sekarang sudah ada

paket hemat yaitu harga sabu-sabu hanya seharga Rp.25.000,00 dalam setiap

paketnya, dan paket hemat itu biasanya dijual sama anak-anak sekolahan bang.

dan untuk saya narkoba mudah sekali mendapatkanya karena bandar-bandarnya

juga teman-teman saya bang” (Hadizah).

Informan utama II menjawab “dalam mencari narkoba di Kelurahan Belawan

I ini mudah untuk didapatkan bang, karena bandar-bandar narkoba disini bebas

dalam berjualan, sebab dilindungi oleh pihak keamanan yang ada di belawan I

ini” (Risky). Informan utama III menjawab “dalam mencari narkoba di

Kelurahan Belawan I ini mudah untuk di dapatkan, karena bandar-bandar

narkoba yang ada dikelurahan ini adalah teman-teman saya juga bang”

(Meypiza).

Informan utama IV menjawab “narkoba bang mudah untuk dicari di

Kelurahan Belawan I ini karena bandar-bandar narkobanya teman saya. Bandar

narkoba juga mendapatkan dukungan dari beberapa pihak keamanan dimana

mereka bekerja sama. Dan apalagi suda mencakup penjualan besar tentang

narkoba di Belawan I ini, banyak pihak-pihak yang terkait. Di Belawan ini mudah

memasukan barang narkoba, dikarenakan dekat dengan pelabuhan. Narkoba ini

biasanya datang dari negara-negara tetangga dan jugaah dari daer aceh bang.

Universitas Sumatera Utara


96

dan sekarang anak remaja dan orang dewasa kalau mereka pingin menggunakan

narkoba bisa ditukar dengan berhubungan intim seks” (Saipul). Informan utama

V menjawab “narkoba di tempat saya tinggal mudah untuk ditemukan karena

disini banyak bandar-bandar narkoba. Dan kalau untuk kami anak sekolahan

biasanya kami membeli paket hemat,seharga Rp25.000,00 perpaketnya. Dan

menurut saya, lebih mudah mencari sabu dari pada mencari roti” (Damar).

Peneliti juga bertanya kepada informan tambahan mengenai Menurut bapak,

berdasarkan informasi yang ada, dan juga berdasarkan pengamatan bapak dalam

memperoleh Narkoba, apakah mudah untuk didapatkan oleh orang yang

menyalahgunakan narkoba itu sendiri.

Informan tambahan I menjawab “Di Kelurahan Belawan I ini mudah sekali

mendapatkan narkoba karena faktor lingkungan itu tadi banyaknya bandar

narkoba, dimana dalam 1 lingkungan itu 3-6 orang yang menjadi bandar

narkoba. Dan adanya kerja sama beberapa pihak keamanan dengan para Bandar

membuat bandar-bandar itu bebas melakukan penjualan narkoba, ditambah lagi

Belawan I ini dekat dengan pelabuhan, barang-barang yang datang dari luar

mudah masuk dengan permainan-permainan yang dilakukan oleh beberapa pihak

dan itu sangat miris. Ditambah lagi bandar tersebut menggunakan strategi

pemasaran yang baik, sabu-sabu saja bisa dibeli seharga Rp25.000,00 dan

sasaran penjualannya adalah anak sekolah dasar dan menengah pertama. Ada

juga paket Rp50.000,00 untuk anak remaja dan dewasa, paket Rp150.000,00

untuk pekerja. Sekarang juga ada hal baru yaitu tanpa membeli sabu kita bisa

mendapatkan sabu dengan cara berhubungan seks.” (Eka Darmanyanto).

Universitas Sumatera Utara


97

Informan tambahan II menjawab “narkoba di Kelurahan Belawan I ini sangat

mudah untuk didapatkan. Karena lokasi Kelurahan Belawan I ini dekat dengan

pelabuhan dan berdampingan dengan negara-negara yang biasa mengantarkan

barang haram tersebut dengan melalui jalur laut. Juga adanya kerja sama antara

pihak keamanan dengan bandar membuat narkoba itu berhasil masuk dan

diperjual- belikan.” (Faisal).

5.1.2.4 Faktor media massa dan elektronik

Peneliti bertanya kepada informan kunci mengenai pandangan beliau, apakah

informasi yang masuk ke media yang banyak memberikan informasi tentang narkoba

tanpa dibarengi penjelasan bahaya dari narkoba tersebut, berpengaruh terhadap

tindakan penyalahgunaan NAPZA yang ada di kelurahan Belawan I. Informan kunci

menjawab “Sebenarnya di Kelurahan Belawan I ini yang sangat mempengaruhi

seseorang menggunakan narkoba adalah lingkungan dan jika dikaitkan dengan

pengaruh media massa saya rasa itu tidaklah berpengaruh karena orang-orang

banyak mengetahui narkoba itu bukan dari media masa, tapi dari orang-orang

pemakai yang keliru mengartikan narkoba tersebut” (Siti Maryam).

Peneliti juga bertanya kepada informan utama mengenai apakah media masa

mempengaruhi anda sehingga anda menjadi pecandu narkotik di kelurahan belawan I

ini,apakah informasi-informasi yang berkaitan tentang narkoba yang anda dapat dari

media massa mendorong anda untuk menggunakan narkoba. Informan utama I

menjawab “media massa tidak mempengaruhi saya dalam menyalahgunakan

narkoba. dan informasi tentang narkoba bukan dari media masa tapi melalui orang-

Universitas Sumatera Utara


98

orang yang menggunakan narkoba itu” (Hadizah) Informan utama II menjawab

“lingkunganlah yang mempengaruhi orang-orang yang menggunakan narkoba di

Kelurahan Belawan I. media masa tidak ada bang” (Risky).

Informan utama III menjawab “banyak yang menggunakan narkoba di sini

bang bukan karena media massa seperti abang bilang, tapi lebih ke pergaulan dan

lingkungan yang sangat berpengaruh” (Meypiza). Informan utama IV menjawab

“kalau yang abang tanyakan itu, tidak ada pengaruhnya seseorang memakai

narkoba dikelurahan belawan ini bang” (Saipul). Informan utama V menjawab

“menurut saya bang pengaruh media masa yang abang maksud tidak mempengaruhi

saya dalam menggunakan narkoba” (Damar).

Peneliti bertanya kepada informan tambahan mengenai pandangan beliau,

apakah informasi yang masuk ke media yang banyak memberikan informasi tentang

narkoba tanpa dibarengi penjelasan bahaya dari narkoba tersebut, berpengaruh

terhadap tindakan penyalahgunaan NAPZA yang ada di kelurahan Belawan

I.Informan tambahan I menjawab “media masa yang tidak mempengaruhi seseorang

melakukan tindakan penyalahgunaan narkoba karena yang paling mempengaruhi

adalah faktor lingkungan.” (Eka Darmanyanto). Informan tambahan II menjawab “di

Kelurahan Belawan I ini yang sangat mempengaruhi seseorang menggunakan

narkoba adalah lingkungan. Dan jika dikaitkan dengan pengaruh media masa saya

rasa itu tidak ada kaitannya karena orang-orang banyak mengetahui narkoba itu

bukan dari media massa tetapi dari orang-orang pengguna narkoba itu sendiri”

(Faisal)

Universitas Sumatera Utara


99

5.2 Observasi

Observasi yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang yang

dilakukan dengan mengamati, mendengar, dan mencatat kejadian yang menjadi

sasaran penelitian (Siagian, 2011 : 211). Dengan tujuan untuk memperoleh informasi

dan data baik mengenai kondisi fisik dan non fisik berkaitan dengan faktor-faktor

penyebab penyalahgunaan NAPZA di Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan

Belawan. Peneliti disini melakukan observasi singkat dikarenakan peneliti dihambat

oleh adanya pandemic COVID-19, sehingga membatasi peneliti dalam melakukan

penelitian. Berikut aspek yang diamati :

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Lorong Papan Lingkungan 28 Kelurahan Belawan

I. Lorong Papan sendiri merupakan wilayah pemukiman padat penduduk dimana

pemukiman masyarakat berjarak sangat dekat satu sama lain. Selain itu ketika

peneliti melakukan observasi terlihat banyak perkumpulan di sekitar gang,

perkumpulan tersebut terlihat berada di pos-pos sedikit tertutup dan berjumlah

sekitar 5 sampai 7 orang. Lokasi penelitian berdekatan dengan pesisir pantai dan

juga berdekatan dengan pelabuhan. Mayoritas masyarakat di lokasi penelitian

bekerja sebagai nelayan, pekerja kapal, dan pekerja harian lepas.

b. Interaksi Masyarakat

Peneliti melihat bahwa masyarakat yang berada di lokasi penelitian memilki

komunikasi yang baik, tanpa perbedaan antara pengguna penyalahguna NAPZA

dan non penyalahguna NAPZA. Hal ini disebabkan penyalahgunaan narkoba

sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat di lokasi penelitian.

Universitas Sumatera Utara


100

c. Keadaan dari Informan utama (fisik dan non fisik)

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap informan utama I sampai

informan utama V, kondisi fisik dan psikis dari para informan terlihat normal dan

baik.

d. Lingkungan keluarga dari informan utama

Berdasarkan observasi peneliti terhadap hubungan informan utama dengan

lingkungan keluarganya, peneliti melihat;.

1. informan utama I, peneliti melihat bahwa informarn utama I tidak memiliki

komunikasi yang baik dengan keluarga besarnya. Informan utama I tinggal

bersama kedua anaknya.

2. informan utama II, peneliti melihat informan tidak memiliki komunikasi

yang baik. Informan saat ini tinggal bersama suaminya yang juga

merupakan serorang penyalahguna NAPZA.

3. informan utama III, peneliti melihat informan memiliki komunikasi yang

baik dengan keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga dapat menerima

keadaan informan yang merupakan seorang penyalahguna NAPZA.

4. Informan utama IV, peneliti melihat bahwa informan memiliki komunikasi

yang baik dengan keluarga. Informan tinggal bersama ibu dan adik-adiknya

di lokasi penelitian.

5. Informan utama V, informan tidak memiliki komunikasi yang baik dengan

keluarga informan. Informan merupakan korban dari keluarga broken

Universitas Sumatera Utara


101

home. Ayah kandung informan merupakan penyalahguna NAPZA.

Informan tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya.

e. Lingkungan Sosial Dari Informan Utama

Berdasarkan observasi, informan utama hidup berdampingan dengan sesama

penyalahguna NAPZA, bandar narkoba, dan masyarakat yang bukan penyalahguna

NAPZA. Informan utama memiliki komunikasi yang baik dengan lingkungan

sosialnya. Pada saat ini masyarakat sekitar mengetahui bahwa informan utama I

sampai V merupakan seorang pengguna penyalahguna NAPZA.

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Terjadinya tindakan penyalahgunaan NAPZA di pengaruhi oleh beberapa

faktor-faktor yang berkaitan dengan penyalahgunaan tersebut, dan berikut

penjelasannya.

5.3.1 Faktor Individu

a. Usia

Pengaruh usia, dengan mencapai usia yang mendekati remaja yang merupakan

masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa awal, sering ditandai dengan

perubahan fisik dan diikuti dengan perubahan emosi, minat, yang dipengaruhi oleh

perkembangan jiwa anak itu. Pada saat-saat ini remaja mengalami ketidakpastian,

disatu sisi sudah merasa bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi juga belum mampu

menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa karena memang masih sangat

muda dan kurang pengalaman. Pada masa-masa seperti ini remaja lebih senang

bergaul dengan teman sebaya, ingin jadi anak gaul yang diterima di dalam

Universitas Sumatera Utara


102

lingkungannya dan mulai mencari jati diri/ identitas dirinya. Ingin “ngetrend” dan

dapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu sangat besar terhadap

sesuatu yang baru, suka coba-coba, kurang mengerti akan resiko yang akan terjadi

karena kurangnya pengalaman dan penalaran. Dalam keadaan demikian, biasanya

remaja mudah terjebak ke dalam kenakalan remaja ataupun ke penyalahgunaan

narkoba (Siregar, 2007).

Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan juga tambahan yang

menuturkan bahwa usia dominan yang menjadi korban penyalahgunaan NAPZA

di kelurahan belawan I ini disi oleh remaja. Dan berdasarkan hasil wawancara dari

informan utama menyatakan bahwa informan utama II dan informan IV, awal

mula menggunakan narkoba itu di saat pada masa remaja, dikarenakan pada masa

remaja informan sering bergaul dengan teman sebaya, ingin jadi anak gaul yang

diterima di dalam lingkungannya dan mulai mencari jati diri/ identitas dirinya,

ingin dapat pengakuan dari lingkungannya, dan rasa ingin tau yang besar.

Sehingga terjebak kedalam penyalahgunaan narkoba. Selain remaja banyak juga

yang menjadi penyalahgunaan narkoba di Kelurahan Belawan I ini diisi oleh anak-

anak dan juga orang dewasa.

Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan juga hasil

wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa informan utama II dan

informan utama IV menjadi korban penyalahgunaan NAPZA , terjadi pada massa

remaja. Karena pada masa remaja informan utama I dan IV lebih dekat dengan

pergaulan bersama teman-teman sekolah dan ingin mendapatkan pengakuan di

Universitas Sumatera Utara


103

lingkungan tersebut. Pada saat itu, mereka belum mengerti tentang bahaya

penyalahgunaan NAPZA.

b. Pemahaman dan keyakinan yang keliru

Pandangan atau keyakinan yang keliru, banyak remaja yang mempunyai

keyakinan yang keliru dan menganggap enteng akan hal-hal yang membahayakan,

sehingga mengabaikan pendapat orang lain, menganggap dirinya pasti dapat

mengatasi bahaya itu, atau merasa yakin bahwa pendapatnya sendirilah yang

benar, akibatnya mereka dapat terjerumus ke dalam tindakan kenakalan remaja

dan penyalahgunaan narkoba ( Razak & Sayuti, 2006 : 22).

Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan tambahan dinyatakan

bahwa pandangan atau keyakinan keliru tentang narkoba membuat seseorang

menjadi penyalahguna NAPZA. Di kelurahan belawan I terdapat banyak

penyalahguna NAPZA, yang mengartikan narkoba sebagai obat penambah tenaga

disaat berkerja, serta adanya rasa keingintauan yang besar membuat seseorang

menjadi penyalahguna NAPZA. Dan itu bukan hanya terjadi di kalangan remaja

saja, tetapi pada anak-anak maupun orang dewasa memiliki pendapat yang sama

tenang penggunaan NAPZA.

Hal tersebut senada dengan hasil wawancara dengan Informan utama II, III,

dan IV dimana mereka memilki pandangan yang keliru terhadap narkoba.

informan utama II menggunakan narkoba pada saat itu, di karenakan ajakan dari

teman-temannya yang mengatakan bahwa barang yang diberikan kepada informan

Universitas Sumatera Utara


104

bisa membantu dirinya dalam begadang. Pada saat Informan tidak mengetahui

bahwa barang tersebut merupakan narkoba jenis sabu.

Informan utama III menggunakan narkoba di karenakan adanya rasa ingin tau

yang besar terhadap semua jenis narkoba. Pada informan IV, menggunakan

narkoba karena percaya akan pernyataan temannya yang mengatakan bahwa

dengan menggunakan sabu-sabu informan dapat bersemangat dalam bekerja. Pada

masa sekolah informan IV menggunakan ganja dengan alasan agar dapat mudah

diterima di lingkungan dan pergaulan teman sekolahnya pada saat itu.

Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan hasil

wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa terjadinya tindakan penyalahgunaan

NAPZA pada informan utama II, III, IV, dikarenakan adanya pandangan atau

keyakinan yang keliru terhadap narkoba. Infoman utama II awal menggunakan

narkoba di karenakan pergaulan di masa remajanya. Dimana pada saat informan

utama II di berikan sebuah narkoba untuk digunakan, informan utama II

berpandangan bahwa narkoba tersebut bisa membantu informan beserta teman-

temannya untuk tahan dalam begadang. Pada saat menggunakan narkoba informan

tidak mengetahui bahwa yang di berikan temannya tersebut merupakan narkoba.

Informan utama III menggunakan narkoba di karenakan ada rasa ingin tau

yang besar terhadap narkoba. Dan informan utama IV menggunakan narkoba,

karena meyakinin bahwa dengan menggunakan narkoba informan dapat lebih

dekat dengan teman-temanya yang merupakan penyalahguna NAPZA. Informan

utama IV juga meyakinin pernyataan teman di waktu bekerja, yang menyatakan

bahwa dengan menggunakan sabu-sabu bisa membantu informan untuk bekerja.

Universitas Sumatera Utara


105

c. Regiliutas yang rendah

Religiusitas yang rendah, anak yang bertumbuh dan berkembang di dalam

keluarga yang religiusitasnya rendah, bahkan tidak pernah mendapat pengajaran

dan pengertian mengenai Allah secara benar, maka biasanya memiliki kecerdasan

spiritual yang rendah. Dengan demikian tidak ada patokan akan nilai-nilai yang

dianutnya untuk bertindak, sehingga berperilaku sesuka hatinya, tidak tahu

masalah yang baik dan buruk dan tidak takut akan berbuat dosa (Razak & Sayuti,

2006 : 23)

Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan juga informan

tambahan, sebagian besar pecandu narkoba yang ada di kelurahan belawan ini

hanya menjadikan agama sebagai identitas diri saja tanpa mengikuti ajaran agama

yang diajarkan tentang baik dan tidak baiknya sesuatu hal tersebut. Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan utama, hasilnya

menyatakan bahwa dalam menjalankan ibadah sholat kelima informan jarang atau

tidak mau melakukannya, serta dalam kegiatan keagamaan yang ada lingkungan

tempat tinggal, Informan utama enggan untuk ikut berpartisipasi.

Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan hasil

wawancara dapat disimpulkan bahwa, tingkat religiusitas yang rendah dari kelima

informan utama mempengaruhi dalam melakukan tindakan penyalahgunaan

NAPZA. Bagi informan utama agama hanya dijadikan sebagai indentitas diri saja.

Hal ini terlihat dari informan utama tidak melakukan ibadah sholat serta kurang

berpartisipasi dalam kegiatan keagaaman yang ada di lingkungan tempat tinggal

mereka.

Universitas Sumatera Utara


106

d. Adanya gangguan kepribadian

Gangguan kepribadian ini mencakup tiga hal antara lain adalah:

1. Gangguan cara berfikir; distorsi kognitif, keyakinan/ cara berfikir yang

salah negative thingking/ negative outlook, penalarannya semaunya

sendiri.

2. Gangguan emosi/ emotional disturbance; emosi labil, kurang percaya diri,

terlalu percaya diri.

3. Gangguan kehendak dan perilaku; kemalasan, motivasi rendah, tidak

tekun. gangguan cara berfikir ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk,

antara lain pandangan atau cara berfikir yang keliru atau menyimpang

dari pandangan umum yang menjadi norma atau nilai-nilai hakiki dari apa

yang dianggap benar oleh komunitasnya. Menjadikan alasan-alasan yang

dianggap benar menurut penalarannya sendiri guna membenarkan

perilakunya yang menyalahi norma-norma yang berlaku. Dapat juga

berupa pandangan-pandangan negatif atau selalu berfikir negatif dan

pesimistis (Siregar, 2007)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan kunci dan juga

informan tambahan, di Kelurahan Belawan I ini yang beberapa yang menjadi

korban penyalahgunaan narkoba di sebabkan adanya gangguan kepribadian. dan

itu selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan

utama I, yang menyatakan bahwa informan utama I menggunakan narkoba

dikarenakan emosi yang labil yaitu ditinggal sang suami, sehingga menggunakan

narkoba dengan tujuan dapat menenangkan diri. Berdasarkan analisis yang

Universitas Sumatera Utara


107

dilakukan menurut kajian teori dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa

adanya gangguan kepribadian mendorong informan utama I untuk menggunakan

narkoba.

Tabel 5.1 Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Informan utama Faktor individu

Usia Pandangan dan Tingkat Adanya gangguan


keyakinan yang Religiusitas kepribadian
keliru yang rendah

I (Hadizah) - -  

II (Risky    -
Handayani)

III (Meypiza) -   -

IV (Saipul)    -

V (Damar Arya) - -  -

Tabel diatas menjelaskan bahwa faktor individu merupakan faktor penyebab

penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I tepatnya di Lingkungan 28 atau

Lorong papan dilihat dari beberapa aspek yaitu usia, pandangan dan keyakinan yang

keliru, tingkat religiutas yang rendah dan adanya gangguan kepribadian. Pada faktor

usia informan II dan informan IV, menyatakan bahwa mereka menggunakan narkoba

Universitas Sumatera Utara


108

pada masa remaja. Faktor pandangan dan keyakinan keliru juga membuat informan

utama II, III, dan IV menjadi pecandu narkotik. Selain itu tingkat religiussitas kelima

informan utama dalam menjalankan ibadah dan kegiatan-kegiatan keagamaan jarang

dan tidak mau berpartisipasi, menjadi faktor penyebab terjadinya tindakan

penyalahgunaan NAPZA. Dan adanya ganguan kepribadian menjadikan informan

utama I menjadi pecandu narkotik.

5.3.2 Faktor Lingkungan

a. Lingkungan Sosial (Tempat tinggal)

Lingkungan sosial yang tidak baik akan dapat memengaruhi remaja atau

seseorang untuk juga berkelakuan tidak baik. Jika sebuah lingkungan sosial

“akrab” dengan penyalahgunaan narkoba, maka lingkungan seperti secara

potensial dapat “menyeret” remaja masuk kedalam penyalahgunaan narkoba.

Begitu juga sebaliknya jika lingkungan sosial baik, dimungkinkan seseorang akan

meniru perilaku yang baik tersebut (Razak & Sayuti, 2006 : 24). Berdasarkan hasil

wawancara dari informan kunci dan informan tambahan yang menyatakan bahwa

di kelurahan belawan I ini, banyak yang sudah menjadi korban penyalahgunaan

narkoba. Kegiatan penjualan narkoba sudah menjadi hal yang biasa di lingkungan

ini sehingga di Kelurahan Belawan I bisa disebut juga sebagai “kampung

narkoba”. Di kelurahan belawan I ini bandar-bandar narkoba bebas melakukan

aksinya, dikarena adanya keterkaitan beberapa pihak-pihak keamanan di

Kelurahan Belawan I ini yang saling bekerja sama. Pernyataan tersebut didapatkan

dari informan kunci dan tambahan.

Universitas Sumatera Utara


109

“Dan yang saya tahu nak, adanya campur tangan dari beberapa aparat keamanan

di Belawan I ini membuat tindakan penyalahgunaan menjadi merajalela” (Siti

Maryam, Informan kunci)

Dan yang saya tahu ,adanya kerja sama dari beberapa aparat keamanan dengan

Bandar membuat tindakan penyalahgunaan narkoba ini sulit untuk dihilangkan di

Kelurahan Belawan I ini” (Faisal, Informan tambahan II).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap kelima

informan utama. Terlihat bahwa lingkungan sosial yang tidak baik dapat

mepengaruhi seseorang melakukan penyimpangan, seperti banyaknya masyarakat

di Kelurahan Belawan I ini yang menjadi penyalahguna NAPZA, dan banyaknya

bandar narkoba yang ada di setiap sudut kelurahan dan jumlahan tidak hanya satu,

membuat seseorang bisa terjerat dalam tindakan penyalahgunaan narkoba yang

terjadi di Kelurahan Belawan I. Dan kelima informan menjadi seseorang pecandu

narkotik salah satu penyebabnya ialah lingkungan sosial yang tidak baik.

Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan berdasarkan

hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial yang tidak baik dari

kelima informan utama, menggiring kelima informan dalam tindakan

penyalahgunaan NAPZA, sebab di Kelurahan Belawan I ini bisa dikatakan

sebagai kampung narkoba.

Universitas Sumatera Utara


110

b. Lingkungan Keluarga

Keluarga dianggap sebagai lingkungan yang paling menentukan bagi

terbentuknya perilaku seseorang. Jika di dalam keluarga terdapat hubungan yang

tidak harmonis, tingkat pendidikan yang rendah, rasa dan praktik keagamaan yang

lemah, maka secara langsung atau tidak langsung maka akan memberikan

pengaruh bagi perilaku dan kehidupan seseorang. Dan terutama pada remaja

karena Di Saat memasuki usia remaja perkembangan emosinya masih labil dan

kecenderungan meniru gaya dan perilaku keluarga (Razak & Sayuti, 2006 : 23).

Dan anak-anak dengan orang tua yang menyalahgunakan narkoba memiliki

penyesuaian diri yang buruk (Afiatin, 2008 : 17)

Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan informan tambahan

yang menyatakan bahwa salah satu penyebab sesorang menjadi korban

penyalahgunaan narkoba di kelurahan belawan I ini ialah kondisi keluarga yang

kurang baik, seperti hubungan yang tidak harmonis didalam keluarga, korban dari

broken home, dan di dalam keluarga terdapat penyalahguna NAPZA. Membuat

keluarga menjadi salah satu penyebab penyalahgunaan narkoba yang ada di

kelurahan Belawan I ini.

Hal tersebut selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada

kelima informan utama, yang menyatakan bahwa beberapa dari informan utama,

seperti informan I, II, dan juga informan utama V menjadi korban penyalahgunaan

narkoba, disebabkan oleh keadaan keluarga yang kurang baik. Pernyataan tersebut

juga dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti yang

Universitas Sumatera Utara


111

menyatakan bahwa informan utama I, II dan V, tidak memilki komunikasi yang

baik dikeluarganya. Informan utama I ditinggal suami demi hidup bersama wanita

lain. Informan utama II memilki komunikasi yang tidak baik terhadap keluarga

pada masa remaja dan infroman utama V korban dari keluarga broken home

dimana kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua kandung informan.

Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan berdasarkan hasil

wawancara serta observasi yang dilakukan, menyatakan bahwa lingkungan

keluarga yang tidak baik menyebabkan informan utama I, II, dan V menjadi

korban penyalahgunaan NAPZA di Kelurahan Belawan I kecamatan Medan

Belawan.

c. Lingkungan Teman Sebaya

Teman sebaya juga merupakan faktor resiko tinggi terhadap penyalahgunaan

narkoba pada remaja. kelompok teman sebaya menjadi sangat meningkat perannya

selama masa remaja (Afiatin 2008 : 18). Hal ini disebabkan karena berbagai hal,

yaitu:

1. Terjadinya perkembangan fisik yang pesat mendorong remaja untuk

mengatasi permasalahan dan pengalaman baru dengan sedikit informasi

yang dimiliki.

2. Kelompok teman sebaya memberikan informasi konkret, meskipun

kadang-kadang tidak tepat.

3. Teman sebaya memberikan dukungan piskologis dengan memberikan

teknik dan dukungan untuk menentang otoritas orang dewasa.

Universitas Sumatera Utara


112

4. Teman sebaya memungkinkan remaja untuk mencoba satu indentitas baru

sebagai pengalaman nyata, misalnya: merokok sebagai simbol kejantanan

dan kedewasaan.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan informan tambahan

yang menyatakan bahwa di kelurahan belawan I ini remaja yang menggunakan

narkoba pasti terjadi tindakan kenakalan remaja. Dan banyak yang makai narkoba

dikarenakan pergaulan sesama teman sebaya. Penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi itu seperti pembegalan, pesta sex dan lain sebagainya. Lingkungan teman

sebaya menjadi salah satu penyebab penyalahgunaan NAPZA yang ada

dikelurahan belawan I.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan utama,

menyatakan bahwa beberapa dari informan utama, yaitu informan II, IV, dan V

awal mula menjadi pengguna narkoba disebabkan oleh adanya pergaulan teman

sebaya, yang dimana teman sebaya mempengaruhi informan untuk menggunakan

narkoba. Dan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti

menyatakan bahwa, informan utama memiliki komunikasi yang baik dengan

sesama penyalahguna NAPZA yang ada di Kelurahan Belawan I ini. Berdasarkan

analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan, menyatakan bahwa pengaruh teman sebaya yang tidak baik

mempengaruhi informan utama II, IV, V menjadi pecandu narkotik.

Universitas Sumatera Utara


113

c. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan dimana remaja mendapatkan pengetahuan,

pembinaan perilaku, dan keterampilan. Di sekolah juga, remaja menemukan teman

sebaya yang mendorong munculnya persaingan antar sesama. Ada yang ingin

berprestasi, terlihat bergengsi, “sok” jagoan, dan sebagainya. Jika keadaan ini

tidak bisa dibenahi dan diselesaikan oleh pengelola pendidikan sekolah, maka

remaja cenderung pendiam, malas mengejar prestasi dan beraktivitas akan

mengalami stress dan berpotensi terjerumus kedalam tindakan penyalahgunaan

narkoba (Abdul Razak & Wahyudi Sayuti, 2006 : 24).

Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan tambahan menyatakan

bahwa, keadaan sekolah tidak mempengaruhi seseorang menjadi pecandu narkotik

di kelurahan belawan I ini. Dan ini selaras dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti kepada lima informan, yang menyatakan bahwa keadaan

sekolah tidak mempengaruhi informan dalam menggunakan narkoba. Di kelurahan

belawan ini keadaan sekolah bukan merupakan penyebab terjadinya

penyalahgunaan narkoba di kelurahan belawan I ini.

Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan berdasarkan

hasil wawancara, menyatakan bahwa keadaan sekolah tidak menjadi penyebab

penyalahgunaan NAPZA, dan itu selaras karena tidak ditemukanya penyebab

penyalahgunaan NAPZA di sebabkan karena keadaan sekolah menurut teori yang

digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


114

Tabel 5.2 Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Informan Faktor
lingkungan

Sosial/tempat Keluarga Teman sebaya Keadaan sekolah


tinggal

I (Hadizah)   - -

II (Risky    -
Handayani)

III (Meypiza)  - - -

IV (Saipul)  -  -

V (Damar Arya)    -

Tabel diatas menjelaskan bahwa faktor lingkungan merupakan faktor

penyebab penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I tepatnya di

Lingkungan 28 atau Lorong papan, terlihat dari beberapa aspek yaitu, lingkungan

sosial, lingkungan keluarga, teman sebaya, dan keadaan sekoloah. Lingkungan

sosial yang tidak baik dikelurahan belawan I, mempengaruhi kelima informan

utama dalam penyalahgunaan NAPZA. Dimana kelurahan belawan I sudah di

sebut sebagai kampung narkoba. Lingkungan keluarga yang tidak baik

menyebabkan informan utama I, II, dan V menyalahgunakan NAPZA. Informan

utama I ditinggal oleh suami, informan utama II tidak memiliki komunikasi yang

baik dengan keluarga informan pada masa remaja, dan informan utama V

Universitas Sumatera Utara


115

merupakan korban dari keluarga broken home. Pengaruh teman sebaya yang tidak

baik didalam pergaulan mempengaruhi informan utama II,IV, dan V dalam

meyalahgunakan NAPZA. Dan keadaan disekolah tidak mempengaruhi kelima

informan dalam meyalahgunakan NAPZA.

5.3.3 Faktor adanya NAPZA

a. Zat dari Napza

Adanya NAPZA merupakan salah satu faktor penyalahgunaan karena NAPZA

tersebut mempunyai sifat adiktif yang menimbulkan kecanduan bagi pemakainya

(Afiatin, 2008 : 24). Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan

tambahan menyatakan bahwa, zat yang terkadung di dalam NAPZA yang

memiliki sifat adiktif menjadi penyebab penyalahgunaan NAPZA yang ada

dikelurahan Belawan I ini. Dan hal tersebut selaras dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti kepada kelima informan utama yang merasakan bahwa, zat

yang terkandung didalam NAPZA tersebut bersifat adiktif berhasil membuat ke

lima informan utama ketergantungan, sehingga menjadikan hal tersebut menjadi

penyebab penyalahgunaan NAPZA yang ada dikelurahan Belawan I ini.

Berdasarkan analisi yang dilakukan menurut kajian teori dan berdasarkan

hasil wawancara, menyatakan bahwa, zat yang terkandung pada NAPZA yang

membuat ketergantungan yaitu bersifat adiktif menjadikan kelima informan utama

menjadi seoarang pecandu narkotik di Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan

Belawan.

Universitas Sumatera Utara


116

b. Ketersediaan NAPZA

Untuk memperoleh NAPZA pada masa sekarang ini sangatlah mudah bagi

orang-orang yang menginginkannya. Mudahnya mendapat narkoba ditengarai

sebagai faktor yang sangat penting bagi terjadinya tindak penyalahgunaan narkoba

pada remaja. Hasil penelitian Widjono Hawari menunjukan hal ini (Afiatin, 2008 :

24).

Hasil wawancara dari informan kunci dan informan tambahan yang

menyatakan bahwa di Kelurahan Belawan I ini tidaklah susah untuk

mendapatkannya, karena di Kelurahan Belawan I ini sudah adanya keterkaitan

beberapa pihak keamanan sehingga memudahkan para bandar narkoba dalam

menjalankan kegiatanya. Dan beberapa strategi yang dilakukan bandar dalam

menjual barang-barang tersebut kepada masyarakat yang ada di Kelurahan

Belawan ini, dengan beberapa variasi harga, dan harga yang paling murah yaitu

Rp25.000,00 atau disebut paket hemat, sehingga mudah didapatkan oleh

masyarakat, dan juga anak-anak dibangku sekolah dapat membelinya, sehingga

menimbulkan beberapa pernyataan yaitu lebih gampang nyari sabu-sabu di

bandingkan roti. Di kelurahan belawan ini yang dekat pelabuhan membuat daerah

ini kerap dijadikan tempat peredaran narkoba yang dilakukan oleh beberapa negara

tetangga dengan menggunakan jalur laut.

Universitas Sumatera Utara


117

Hal tersebut selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada

kelima informan utama yang menyatakan bahwa, mudahnya mendapatkan narkoba

di kelurahan Belawan I ini tidak terlepas dari keterkaitan beberapa pihak

keamanan yang memudahkan bandar-bandar narkoba di Kelurahan Belawan I ini

dalam menjalankan aksinya. Dan juga harga narkoba yang sekarang terjangkau

dengan harga yang bervariasi, seperti harga paket hemat Rp25.000,00. Dengan

murahnya harga narkoba tersebut membuat setiap golongan masyarakat dapat

membeliknya dan menjadikan hal ini sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA

dikelurahan Belawan I ini.

Cara mendapatkan narkoba bukan hanya dengan cara membelinya dengan

uang, tetapi peneliti mendapatkan informasi dari informan tambahan I dan

beberapa informan utama, yang menyatakan bahwa cara mendapatkan narkoba

bisa dilakukan dengan berhubungan seks dengan pecandu atau bandar narkoba dan

sama-sama memakai narkoba tersebut, dan ini biasanya diperankan oleh remaja

dan orang dewasa. Berdasarkan analisis yang dilakukan menurut kajian teori dan

berdasarkan hasil wawancara, menyatakan bahwa mudahnya dalam mendapatkan

narkoba di kelurahan Belawan I, menjadi penyebab penyalahgunaan yang ada di

loakasi penelitian.

Universitas Sumatera Utara


118

Tabel 5.3 Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Informan Utama Faktor Adanya NAPZA


Zat dari NAPZA Ketersediaan NAPZA
I (Hadizah)  
II (Risky Handayani)  
III (Meypiza)  
IV (Saipul)  
V (Damar Arya)  

Tabel diatas menjelaskan bahwa faktor adanya NAPZA merupakan faktor

penyebab penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I tepatnya di

Lingkungan 28 atau Lorong papan, terlihat dari beberapa aspek yaitu zat dari

NAPZA, dan ketersediaan NAPZA. Zat dari NAPZA yang bersifat ketergantungan

menjadikan kelima informan utama dalam menyalahgunkan NAPZA, dan

ketersediaan NAPZA yang mudah ditemukan di kelurahan Belawan I

mempengaruhi seseorang dan kelima informan dalam menyalahgunakan NAPZA.

5.3.4 Faktor Pengaruh Media Massa dan Elektronik

Adanya pengaruh media massa dan elektronik yang banyak memberikan

informasi tentang narkoba/ NAPZA tanpa dibarengi penjelasan bahaya dari

penyalahgunaan obat atau zat tersebut, sehingga memberikan rasa penasaran dan

ingin mencobanya. “menggiring” seseorang untuk menyalahgunakan NAPZA

(Razak & Sayuti, 2006:25). Berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci dan

informan tambahan menyatakan bahwa pengaruh media massa dan elektronik tidak

Universitas Sumatera Utara


119

ada kaitanya dengan penyebab penyalahgunaan NAPZA yang ada dikelurahan

Belawan I ini. Dan hal tersebut senada dengan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti kepada kelima informan utama, yang menyatakan bahwa pengaruh media

massa dan elektroknik tidak ada kaitanya dengan penyebab penyalahgunaan NAPZA

dikelurahan Belawan I ini.

Tabel 5.4 Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Informan utama Faktor pengaruh media massa dan


elektronik

I (Hadizah) -

II (Risky Handayani) -

III (Meypiza) -

IV (Saipul) -

V (Damar Arya) -

Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa faktor pengaruh media massa dan

eletronik tidak mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I

tepatnya di Lingkungan 28 atau Lorong papan. Mencakup permasalahan faktor

penyebab penyalahgunaan NAPZA yang ada di kelurahan Belawan I peneliti merujuk

ke teori terkait dengan penyimpangan sosial yang merupakan sebab dan akibat dari

adanya penggunaan narkoba yang di salah gunakan, peneliti disini menggunakan teori

kontrol yang dimana teori ini menjelaskan personal control dan sosial control dimana

Universitas Sumatera Utara


120

personal control adalah kemampuan seseorang untuk menahan diri agar tidak

mencapai kebutuhannya dengan cara melanggar norma – norma yang berlaku di

masyarakat. Sedangkan control sosial adalah kemampuan kelompok sosial atau

lembaga di masyarakat melaksanakan norma – norma atau peraturan – peraturan yang

efektif (Utari & MHum, 2012 : 125). Dan dilihat berdasarkan hasil temuan peneliti

menyatakan bahwa sudah lemahnya nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku

dikelurahan belawan I ini, sehingga kelurahan belawan I ini banyak terjadinya

tindakan penyalahgunaan narkoba, yang berkaitan dengan beberapa faktor-faktor

penyebabnya.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Peneliti tidak dapat melakukan observasi yang terlalu mendalam dikarenakan

adanya masalah pandemic COVID-19

2. Peneliti sulit menemukan informan utama yang masik duduk dibangku

sekolah, yang diinginkan oleh peneliti.

3. Peneliti tidak bisa bergerak bebas dikelurahan belawan I ini, dikarenakan

peneliti menjaga dengan adanya hal-hal yang tidak diinginkan dan harus

didampingin oleh orang yang tau tentang keadaan di tempat peneliti.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang faktor-faktor

penyebab penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I. Peneliti menyimpulkan

bahwa tindakan penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I di pengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor individu

Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bagian dari

indikator dari faktor individu yaitu, usia, pemahaman dan keyakinan yang

keliru, tingkat religiulitas yang rendah serta adanya gangguan kepribadian.

Menjadikan faktor ini sebagai penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan

NAPZA dikelurahan Belawan I tepatnya di Lingkungan 28 atau Lorong

papan.

2. Faktor lingkungan

Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bagian dari

indikator faktor lingkungan hanya, lingkungan sosial, lingkungan keluarga,

dan lingkungan teman sebaya yang mempengaruhi penyebab penyalahgunaan

NAPZA di kelurahan belawan I ini. Dan keadaan sekolah tidak

mempengaruhi tindak penyalahgunaan NAPZA di kelurah Belawan I tepatnya

di Lingkungan 28 atau Lorong papan.

121

Universitas Sumatera Utara


122

3. Faktor adanya NAPZA

Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bagian dari

indikator faktor adanya NAPZA yaitu, zat yang terkandung dalam NAPZA

yang membuat seseorang ketergantungan, serta ketersedian NAPZA yang

mudah untuk ditemukan menjadikan faktor ini sebagai penyebab

penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I tepatnya di Lingkungan 28

atau Lorong papan.

4. Faktor media massa dan elektronik

Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor media

massa dan elektronik tidak mempengaruhi penyebab penyalahgunaan NAPZA

di kelurahan Belawan I tepatnya di Lingkungan 28 atau Lorong papan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang faktor-faktor penyebab

penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I ini. Peneliti menemukan hal-hal

baru bagi peneliti sendiri, berikut penjelasannya :

a. Dalam memperoleh narkoba seseorang bisa mendapatkannya dengan istilah

“sabu di tukar dengan seks” dan berdasarkan informasi yang didapat, dalam

melakukan hal tersebut banyak diperankan oleh anak remaja dan juga orang

dewasa.

Universitas Sumatera Utara


123

b. Berdasarkan informasi yang didapatkan, bandar narkoba di kelurahan belawan

I mempunyai strategi penjualan, dimana sabu dengan paket anak sekolah yaitu

seharga Rp25.000,00 per paketnya, menjadikan narkotika jenis sabu-sabu ini

gampang untuk didapatkan.

c. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari semua informan dan juga

beberapa masyarakat sekitar kelurahan Belawan I, menyatakan bahwa

keterlibatan beberapa pihak keamanan dalam dunia narkoba yang ada di

Kelurahan Belawan I dengan membantu mengamankan para bandar-bandar

narkoba untuk menjalankan aksinya terlihat sangat jelas.

6.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan kegiatan penelitian yang

dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada pihak pemerintah kelurahan Belawan I diharapkan membuat suatu

progrmam mandiri yang berkelanjutan untuk menghentikan angka

penyalahgunaan NAPZA dan meminimalisir dampak penyalahgunaan

NAPZA.

2. Kepada Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara (BNNP SUMUT)

diharapkan mampu menekan permasalahan di bidang Narkotika yang ada di

Sumatera Utara termasuk di Kelurahan Belawan I Kecamata Medan Belawan.

Universitas Sumatera Utara


124

3. Kepada pihak Kepolisian Republik Indonesia agar bersikap tegas secara

hukum dengan pihak-pihak terkait dengan tindakan penyalahgunaan

Narkotika.

4. Kepada Panti Rehabilitas swasta yang menanganin permasalahan narkoba di

kelurahan Belawan I ini, agar tidak lelah dalam melakukan program

rehabilitas rawat serta memberikan edukasi kepada masyarakat Kelurahan

Belawan I.

5. Kepada masyarakat kelurahan Belawan I untuk menguatkan dan menuruti

kembali norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, agar

mengurangi tindakan penyalahgunaan NAPZA di kelurahan Belawan I.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Abdul Razak, & Wahyudi Sayuti. (2006). Remaja dan Bahaya Narkoba. Jakarta:

Fajar Interpratama Offest.

Adi, Kusno. (2009). Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak. Malang:

UMM Press

Afiatin, Tina. (2008). Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Dengan Program Aji.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Dr. Indah Sri Utari, S., & MHum. (2012). Aliran Dan Teori Dalam Kriminologi.

Bantul Yogyakarta: Thafa Media.

Kholifah Siti & Suyadnya I Wayan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif Berbagai

Pengalaman Dari Lapangan. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

Pusat Penelitian, D. D. (2020). Survei Prevalensi Penyalagunaan Narkoba 2019.

Jakarta Timur: PUSLITDATIN BNNRI.

Reza, I. A. (2008). Psikologi Kaum Muda Penggunaan Narkoba.Jakarta: Salemba

Humanika.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: Grasindo Monoratama

Silalahi, Uber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT.Refika Aditane.


125

Universitas Sumatera Utara


126

Siregar, Mastauli. 2007. Mata Kuliah Penyalahgunaan Zat dan Penanggulangannya.

Medan: Diktat karangan sendiri

Sugiyono. ( 2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, Muri A. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Sumber online :

(hhtps://m.liputan6.com/news/read/412733/kepala-bnn-pengguna-narkoba-pada-

2019-tembus-36-juta-orang. Di akses pada 11 maret 2020 pukul 16:58WIb).

(https://regional.kompas.com/read/2019/05/21/17140411/bnn-sebut-256000-warga-

sumatera-utara-terpapar-narkoba?page=all. di akses pada tanggal 10 maret

2020 pukul 15:20 wib)

(https://nasional.kompas.com/read/2019/06/26/11421691/bnn-sebut-penyalahgunaan-

dan-peredaran-narkotika-semakin-meningkat. Di akses pada tanggal 11 maret

2020 pukul 18:00 wib)

Sumber lain:

A, M, Mario Hikmat, 2018. Faktor Yang Memungkinkan Penyalahgunaan Narkoba

Pada Siswa SMAN Akreditasi A Se-Kota Makassar. Skripsi. Makassar :

Fakultas Kesehatan Masyrakat- Universitas Hasanuddin.

Universitas Sumatera Utara


127

Catur Mei Wulandari, Dian Ajeng Retnowati, Kukuh Judi Handojo, & Rosida.

(2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA Pada

Masyrakat Kabupaten Jember. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 1, 1-4.

Damanik Ekho Chandra, 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan

NAPZA Pada Residen Di Panti Sosial Parmadi Putra “INSYAF” Sumatera

Utara. Medan : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik – Universitas Sumatera

Utara.

Markis Hekelndi, Hoesna, 2016. Faktor Penyebab Dan Dampak Penyalahgunaan

NAPZA (Studi di Pondok Pesantren AL-Qoudir Yogyakarta). Skripsi.

Yogyakarta : Fakultas Dakwah Dan Komunikasi – UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Soestrisno, Trimulya, D. M., & Riyanto, S. (2014). Hubungan Pembelajaran

Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Pengetahuan Tentang NAPZA Siswa

SMU di Surakarta. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.1 NO.3 , 196-202.

Utama, Indra, 2018. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di

Desa Air Itam Kecamatan Penukal Kabupaten Pali. Skripsi. Palembang :

Fakultas Ilmu Kedakawaan Dan Keguruan – UIN Raden Fatah Palembang.

Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara

IPWL Yayasan Eka Darma Bakti Panti Rehabilitas 74Gana.

Kantor Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan

Universitas Sumatera Utara


128

Undang-Undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

Keppres No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman

Beralkohol

Universitas Sumatera Utara


a. usia Informan utama II,dan IV, menyatakan pada masa
remaja mereka terjerat narkoba
b. Pemahaman dan
Pemahaman dan keyakinan yang keliru menjadi faktor
LAMPIRAN I Keyakinan yang peyebab informan utama II, III dan IV dalam
TAKSONOMI PENELITIAAN Keliru penyalahgunaan NAPZA

1 .Faktor Individu c. Tingkat Religiustas


Tingkat religiutas yang rendah menjadi faktor
penyebab penyalahgunaan NAPZA oleh kelima
Yang rendah
informan utama
d. adanya Gangguan Adanya gangguan kepribadian dari informan utama I,
Kepribadian
menyebabkan terjadinya penyalahgunaan NAPZA.

Lingkungan sosial yang tidak baik dikelurahan


a. Sosial Belawan I menjadi faktor penyebab penyalahgunaan
Faktor-Faktor Penyebab
NAPZA oleh kelima informan utama
Penyalahgunaan
b. Keluarga Kondisi keluarga yang tidak baik mengakibatkan
NAPZA di Desa 2. Faktor Lingkungan informan utama I,II, dan V menggunakan narkoba.

Belawan I Kecamatan c. Teman Sebaya Pengaruh dari teman sebaya yang tidak baik
mengakibatkan informan utama II,IV,V menggunakan
Medan Belawan narkoba

d. Sekolah Keadaan sekolah tidak menjadikan faktor penyebab


terjadinya penyalahgunaan NAPZA di lokasi penelitian

a. Zat dari Napza Zat yang terkandung dalam NAPZA ini membuat
penyebab terjadinya penyalahgunaan NAPZA oleh
3. Faktor Adanya Napza kelima informan utama

Mudahnya mendapatkan narkoba di lokasi peneliti,


b. Ketersediaan Napza menjadi penyebab penyalahgunaan NAPZA oleh
kelima informan utama

4. Faktor Media Massa dan Informasi yang salah Pengaruh media massa dan elektronik tidak menjadikan
Tentang Narkoba faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan NAPZA di
Elektronik lokasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Faktor – Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA Di Desa Belawan I

Kecamatan Medan Belawan

1. Informan Kunci (Kepala Desa, Desa Belawan I Kecamatan Medan Belawan)

1.1 Indentitas informan kunci

a. Nama :

b. Umur :

c. Suku :

d. Alamat :

e. Pendidikan terakhir :

f. Pekerjaan :

1.2 Daftar Pertanyaan

1.2.1 Faktor Individu

a. Usia

Menurut pandangan bapak, usia berapa saja yang sudah menggunakan

penyalahgunaan NAPZA di Desa Belawan I ini?

b. Pandangan yang keliru

Menurut bapak, Bagaimana pandangan Masyrakat Desa belawan I

tentang pemahaman narkoba itu sendiri?

Apakah di desa pernah dilakukan pemahaman atau sosialisasi tentang bahaya

narkoba yang dilakukan desa

130

Universitas Sumatera Utara


c. Regiliulitas yang rendah

Menurut pandangan bapak, Apakah masyarakat Desa Belawan I aktif

dalam beribadah serta mengikuti kegiatan-kegiatan agama lainya ?

Menurut pandangan bapak, Apakah masyrakat Desa Belawan I

menjadikan agama hanya sebatas indetitas saja dan bukan

mengamalkan ajaran agama, agar terhindar dari perilaku menyimpang

termasuk penyalahgunaan narkoba ini ?

d. Gangguan kepribadian

Menurut pandangan bapak, Adakah masyrakat Desa Belawan I ini menjadi

pecandu narkoba yang di sebabkan karena adanya gangguan

kepribadian?

1.2.2 Faktor lingkungan

a. Sosial

Menurut bapak, berdasarkan apa yang bapak lihat dan dengar, di desa

belawan I ini apakah sering dilakukannya kegiatan penyalahgunaan

narkoba?

Menurut bapak, berdasarkan yang bapak ketahui, Apakah di desa

belawan I ini sering terjadi adanaya penyimpangan sosial yang

berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA?

Dan bagaimana interaksi sosial yang terjalin antar masyarakat di Desa

Belawan I ini?

Universitas Sumatera Utara


b. Keluarga

Menurut bapak, bagaimana peran setiap keluarga yang ada di desa

belawan I Ini dalam kaitanya dengan tindakan penyalahgunaan

NAPZA?

Menurut bapak, adakah laporan yang masuk ke desa tentang keluarga

yang melakukan tincakan penyimpangan yang berkaitan dengan

penyalahgunaan NAPZA?

Menurut bapak apakah lingkungan keluarga yang tidak baik

mendorong seseorang menjadi pecandu narkotik yang terjadi di desa

belawan I kecamatan medan belawan?

c. Teman sebaya

Menurut bapak, berdasarkan laporan yang ada, apakah di desa belawan

I ini remajanya sering melakukan kegiatan kenakalan remaja yang

bersinggungan dengan penyalahgunaan narkoba?

d. Sekolah

Menurut bapak, apakah keadaan di sekolah yang ada di Desa Belawan

I ini mendorong seseorang anak menjadi penyalahgunaan NAPZA?

1.2.3 Faktor adanya NAPZA

a. Zat dari NAPZA

Universitas Sumatera Utara


Menurut bapak, apakah zat yang terkandung di dalam narkoba itu

sendiri membuat seseorang menjadi penyalahgunaan NAPZA ?

b. Ketersediaan NAPZA

Menurut ibu, berdasarkan laporan yang ada, dan juga berdasarkan

pengamatan bapak sebagai kepala desa belawan I ini dalam

memperoleh Narkoba, apakah mudah untuk di dapatkan oleh orang

yang menyalahguanakan narkoba itu sendiri?

1.2.4 Faktor media massa dan elektronik

a. Informasi yang salah tentang narkoba

Menurut bapak, apakah media massa berpengaruh terhadap tindakan

penyalahgunaan NAPZA yang ada di desa belawan

Universitas Sumatera Utara


2. Informan Utama (5orang warga pecandu narkotik desa belawan I

kecamatan medan belawan)

2.1 Indentitas informan kunci

a. Nama :

b. Umur :

c. Suku :

d. Alamat :

e. Pendidikan terakhir :

f. Pekerjaan :

2.2 Daftar Pertanyaan

2.2.1.Faktor Individu

a. Usia

Menurut yang anda ketahui usia berapa saja yang sudah menggunakan

narkoba di desa belawan 1 ini ?

b. Pandangan yang keliru

Menurut anda, Bagaimana pandangan anda terahadap narkoba ini ?

Apakah anda tidak tau bahwa narkoba ini sangatlah berbahanya dan

berdampak buruk bagi diri anda ?

Apa alasan anda untuk menggunakan narkoba ini?

c. Regiliulitas yang rendah

Apakah anda sering menjalankan ibadah menurut ajaran agama anda?

Universitas Sumatera Utara


Apakah anda sering mengikuti kegiatan keagaaman yang dilakukan

di desa?

d. Gangguan kepribadian

Menurut pandangan anda, adakah masyarakat Desa Belawan I ini

yang menggunakan narkoba di karenakan adanya gangguan

kepribadian?

Apakah anda sendiri memiliki gangguan kepribadian?

2.2.2 Faktor lingkungan

a. Sosial

Apakah di lingkungan anda sekarang mempengaruhi anda dalam

menyalahgunakan narkoba?

Apakah anda sering bergaul dengan teman-teman sesama pecandu

narkotik?

Bagaiamana pergaulan anda dengan masyarakat sekitar, apakah anda

hanya bergaul dengan teman-teman sesama pecandu narkotik?

b. Keluarga

Apakah keluarga anda tau bahwasanya anda adalah seorang pecandu

narkotik ?

Apakah di keluarga anda sendiri,selain anda adakah anggota keluarga

anda yang juga pecandu narkotik ?

Apakah di keluarga anda tidak melarang anda untuk menggunakan

narkoba, atau ada larangan tetapi anda tidak menghiraukanya ?

Universitas Sumatera Utara


Apakah anda memiliki komunikasi yang baik antar sesama anggota

keluarga anda ?

Apakah alasan anda menggunakan narkoba di karenakan keadaan

keluarga anda ?

c. Teman sebaya

Apakah teman sebaya anda yang mengajak anda untuk menggunakan

narkoba ?

Bagaimana cara teman anda dalam mengajak anda untuk

menggunakan narkoba ?

Apakah anda sering bergaul sesama teman sebaya anda yang pecandu

narkotik ?

d. Sekolah

Bagaimana keadaan anda di sekolah apakah anda merasa tersingkirkan

atau terkucilkan sehingga mendorong anda menyalahgunakan

narkoba?

2.2.3 Faktor adanya NAPZA

a. Zat dari NAPZA

Apakah anda tau bahwaa zat yang terkandung dalam narkoba yang

andai pakai membuat anda menjadi ketergantungan,dan juga

berbahaya bagi kesehatan fisik dan psiskis anda ?

b. Ketersediaan NAPZA

Universitas Sumatera Utara


Apakah dalam memperoleh narkoba tersebut sangat mudah bagi anda

dan juga pecandu narkoba lainya ?

2.2.4 Faktor media massa dan elektronik

a. Informasi yang salah tentang narkoba

Apakah media massa mempengaruhi anda sihingga anda menjadi

pecandu narkotik di desaa belawan I ini ?

Apakah informasi-informasi yang berkaitan tentang narkoba yang

anda dapat dari media massa mendorong anda untuk menggunakan

narkoba ?

Universitas Sumatera Utara


3. Informan Tambahan ( Pimpinan Yayasan Eka Darma Bhakti 74Gana dan

Ketua Karang Taruna Kelurahan Belawan I)

3.1 Indentitas informan kunci

a. Nama :

b. Umur :

c. Suku :

d. Alamat :

e. Pendidikan terakhir :

f. Pekerjaan :

3,2 Daftar Pertanyaan

3. 2.1 Faktor Individu

a.Usia

Menurut bapak, usia berapa saja yang sudah menggunakan

penyalahgunaan NAPZA di Desa Belawan I ini ?

b. Pandangan yang keliru

Menurut bapak, Bagaimana pandangan Masyrakat Desa belawan I

tentang narkoba itu sendiri ?

c. Regiliulitas yang rendah

Menurut bapak, Apakah masyarakat Desa Belawan I aktif dalam

beribadah serta mengikuti kegiatan-kegiatan agama lainya ?

Menurut bapak, Apakah masyrakat Desa Belawan I menjadikan agama

hanya sebatas indetitas saja dan bukan mengamalkan ajaran agama,

Universitas Sumatera Utara


agar terhindar dari perilaku menyimpang termasuk penyalahgunaan

narkoba ini ?

d. Gangguan kepribadian

Menurut bapak, Adakah masyrakat Desa Belawan I ini menjadi

pecandu narkoba yang di sebabkan karena adanya gangguan

kepribadian ?

3.2.2 Faktor lingkungan

a. Sosial

Menurut bapak, berdasarkan apa yang bapak lihat dan dengar, di desa

belawan I ini apakah sering dilakukannya kegiatan penyalahgunaan

narkoba?

Menurut bapak berdasrkan yang bapak ketahuin, Apakah di desa

belawan I ini sering terjadi adanaya penyimpangan sosial yang

berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA ?

Dan bagaimana interaksi sosial yang terjalin antar masyrakat di Desa

Belawan I ini ?

b. Keluarga

Menurut bapak, bagaimana peran setiap keluarga yang ada di desa

belawan I Ini dalam kaitanya dengan tindakan penyalahgunaan

NAPZA ?

Universitas Sumatera Utara


Menurut bapak adakah informasi tentang keluarga yang melakukan

tincakan penyimpangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan

NAPZA ?

Menurut bapak apakah lingkungan keluarga yang tidak baik

mendorong seseorang menjadi pecandu narkotik yang terjadi di desa

belawan I kecamatan medan belawan ?

c. Teman sebaya

Menurut bapak, berdasarkn informasi yang ada, apakah di desa belawan I ini

remajanya sering melakukan kegiatan kenakalan remaja yang bersinggungan

dengan penyalahgunaan narkoba ?

d. Sekolah

Menurut bapak, apakah keadaan di sekolah yang ada di Desa Belawan I ini

mendorong seseorang anak menjadi penyalahgunaan NAPZA ?

3.2.3 Faktor adanya NAPZA

a. Zat dari NAPZA

Menurut bapak, apakah zat yang terkandung di dalam narkoba itu sendiri

membuat seseorang menjadi penyalahgunaan NAPZA

b. Ketersediaan NAPZA

Universitas Sumatera Utara


Menurut bapak, berdasarkan informasi yang ada, dan juga berdasarkan

pengamatan bapak dalam memperoleh Narkoba, apakah mudah untuk di

dapatkan oleh orang yang menyalahguanakan narkoba itu sendiri?

3.2.4 Faktor media massa dan elektronik

a. Informasi yang salah tentang narkoba

Menurut bapak, apakah media massa berpengaruh terhadap tindakan

penyalahgunaan NAPZA yang ada di desa belawan I ?

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3 Transkip Wawancara

Transkip Wawancara Informan Kunci

Kode Kategori Informasi Keterangan


1. Faktor individu
1.1 Usia Dalam penyalahgunaan yang terjadi di Kelurahan Belawan I Kepala kelurahan
kebanyakan pengguna adalah anak-anak usia 2 - 10 tahun dan Belawan I
remaja usia 11 – 19 tahun tetapi tidak menutup kemungkinan Kecamatan Medan
orang dewasa pun sudah menggunakan narkoba. Anak-anak belawan
disini sering menggunakan lem kambing sebagai tindakan
penyalahgunaan sedangkan orang dewasa lebih dominan
menggunakan sabu dan ganja.Kelurahan belawan I ini semua usia
sudah menggunakan narkoba bahkan orang tua dan anak juga
menjadi pecandu narkotik (Siti Maryam 02 September,2020)
1.2 Pandangan dan Pandangan dan keyakinan keliru juga bisa membuat seseorang
Keyakinan Keliru nak.menjadi pecandu narkotik. Kebanyakan masyarakat
sebenarnya tau apa itu narkoba dan kadang keliru dalam
mengartikan narkoba itu sendiri. Beberapa masyarakat
menganggap bahwa narkoba hanya untuk menenangkan

142

Universitas Sumatera Utara


pikiran dan juga untuk gaya hidup seseorang. Di Kelurahan
Belawan I ini juga sering di lakukan sosialisai tentang narkoba
yang dibantu oleh panti-panti rehabilitas yang menangani
narkoba yang ada di sekitar Kelurahan Belawan I. Tetapi
meskipun sudah adanya sosialisasi tentang narkob, masyarakat
termasuk yang sudah menjadi pecandu narkoba tidak begitu
menghiraukannya. Bahkan ada juga yang sudah mengikuti
program rehabilitasi rawat jalan yang telah disediakan tetapi
tetap kembali menggunakan narkoba. Di samping itu juga
beberapa masyarakat pun memiliki rasa ketakutan kepada
anak anak mereka akan penyalahgunaan narkoba (Siti Maryam
02 September,2020)
1.3 Tingkat regiulitas yang Kalau membahas iman seseorang nak, aku gak bisa meyimpulkan
rendah bahwa dia itu baik atau tidak baik, karena rajin atau tidaknya
individu menjalankan ibadah semua tergantung pada diri
individu masing-masing. Menurut yang saya lihat banyak juga
masyarakat Kelurahan Belawan I ada rajin dan juga yang
tidak. Kalau kita memang betul takut sama Tuhan mungkin
kita juga akan menerapkan ajaran agama dalam diri kita, kita

Universitas Sumatera Utara


pasti akan menjauhkan narkoba dari diri kita dan juga tidak
akan menyalahgunakan narkoba karna kita tau dalam agama
pun diajarkan dampak penyalahgunaan narkoba. Jadi menurut
saya di Kelurahan Belawan I ini banyak yang sudah menjadi
pecandu narkoba memandang agama hanya sebagai pelengkap
identitas saja (Siti Maryam 02 September,2020)
1.4 Adanya gangguan Kalau setauku nak memang bisa seseorang gara-gara galau, baru
kepribadian mental yang tak stabil bisa membuat seseorang jadi pecandu
narkotik...
Jika dikaitkan dengan yang pertanyaan apakah seseorang bisa
menjadi pecandu narkoba karna adanya gangguan
kepribadian, menurut saya pasti ada yang menyalahgunakan
narkoba dikarenakan hal tersebut, seperti anak-anak dan juga
remaja rentan akan hal itu contohnya saja disaat seorang
remaja di putusi pacarnya membuat dia patah hati lalu
memilih untuk menggunakan narkoba. Tetapi yang paling
berpengaruh dalam penyalahgunaan ini ialah lingkungan (Siti
Maryam 02 September,2020)
2. Faktor lingkungan

Universitas Sumatera Utara


2.1 Lingkungan Sosial berdasarkan laporan yang masuk ke saya di Kelurahan
Belawan I ini sedang maraknya terjadi tindakan
penyalahgunaan narkoba, dan ada laporan sering terjadi
tindakan penyimpangan yang lain seperti tindakan pencurian,
pembegalan, dan tindakan kriminalitas yang berkaitan dengan
narkoba ini nak. Bahkan ada warga yang memberitahu ke saya
bahwa, apabila ada keributan yang terjadi di pelabuhan,
berarti barang narkoba itu lagi masuk. Dan yang saya tahu
nak, adanya campur tangan dari beberapa aparat keamanan di
Belawan I ini membuat tindakan penyalahgunaan menjadi
merajalela.Belawan I kalau dikaitkan dengan narkoba nak, di sini
sudah parah bahkan ada juga yang ninggal gara-gara bandar sama
bandar berantam, sampai bacok-bacokan nak (Siti Maryam 02
September,2020)
2.1 Lingkungan keluarga Kelurahan belawan I ini bahkan ada keluarga yang menjadi bandar
narkoba nak, dan aku gak bisa meyebutkan nama keluarganya nak,
di Kelurahan Belawan I ini banyak keluarga yang menolak
tindakan penyalahgunaan, tetapi ada juga yang didalam satu
keluarga tersebut sama-sama pecandu narkoba. Karena

Universitas Sumatera Utara


narkoba bukan menjadi hal baru bagi mereka, jadi didalam
satu keluarga pun ada yang sama-sama menggunakan narkoba.
Berdasarkan laporan yang masuk ke kantor Kelurahan
contohnya pencurian yang dilakukan seorang anggota keluarga
yang merupakan pecandu narkoba. Di Kelurahan Belawan I
ini juga ada yang menggunakan narkoba dikarenakan kondisi
keluarga yang tak baik, seperti broken home, ditinggal suami
dan ada juga kondisi keluarga yang sama-sama menggunakan
narkoba (Siti Maryam 02 September,2020)
2.3 Teman sebaya Banyak remaja di kelurahan belawan I ini terpengaruh karena
keadaan lingkungan, karena belawan I ini bebas dalam melakukan
penyalahgunaan narkoba. di Kelurahan Belawan I ini, remajanya
juga banyak yang sudah menggunakan narkoba, dan remaja-
remaja yang biasanya menggunakan narkoba itu sering
melakukan penyimpangan seperti pesta minuman, ribut
dengan anak kelurahan lainya, begal dan masih banyak lagi.
Dan yang saya lihat disini pertemanan anak-anak remaja
sangat erat dan saling mendukung satu sama lain (Siti Maryam
02 September,2020).

Universitas Sumatera Utara


2.4 Keadaan di Sekolah keterkaitan sekolah dalam penyalahgunaan narkoba di
kelurahan belawan I ini menurut saya tidak terlalu
berpengaruh dalam penyalahgunaan yng dilakukan seorang
pelajar. Yang sangat berpengaruh dalam penyalahgunaan itu
lingkungan nak (Siti Maryam 02 September,2020).
3 Faktor adanya NAPZA
3.1 Zat yang terkandung penyalahgunaan narkoba terjadi karena adanya pecandu
dalam NAPZA narkoba. Dan zat-zat kimia yang ada di narkoba tersebut
membuat si pengguna ketergantungan, dan sering memakai
narkoba sehingga menyebabkan ketergantungan, sehingga
menjadi penyalahgunaan narkoba nak
kalau uda ketergantungan disitulah nak jadi penyalahgunaan
narkoba itu nak, karena barang narkoba ini sifatnya ketergantungan.
(Siti Maryam 02 September,2020)
3.2 Ketersediaan NAPZA narkoba dikelurahan belawan I ini gampang untuk didapatkan
karena kelurahan belawan I ini dekat dengan pelabuhan, dan
berdampingan dengan negara-negara yang biasa
mengantarkan barang haram tersebut dengan melalui jalur
laut. Dan permainan pihak keamanan yang berhasil

Universitas Sumatera Utara


memasukan barang tersebut serta beberapa pihak keamanan
yang melindungi bandar-bandar narkoba, sehingga barang
tersebut mudah diperjualbelikan. Pernyataan tersebut saya
terima dari masyarakat yang tidak menggunakan narkoba
karena merasa resah akan narkoba ini...
Pihak keamanan yang berperan sebanarya tragis kalau dibicarakan
nak, karena mereka seharusya membrantas malah mereka yang
membantu dalam peyebaran penyalahgunaan narkoba di kelurahan
ini nak (Siti Maryam 02 September,2020)
4 Pengaruh media massa sebenarnya di kelurahan belawan I ini yang sangat
dan elektronik mempengaruhi seseorang menggunakan narkoba ialah
lingkungan. Dan jika dikaitkan dengan pengaruh media massa
itu tidaklah nak, karena orang-orang banyak mengetahui
narkoba itu bukan dari media massa, tapi dari orang-orang
pemakai yang keliru mengartikan narkoba tersebut

Universitas Sumatera Utara


Transkip Wawancara Informan Utama

Kode Kategori Informasi Keterangan


1. Faktor Individu
1.1 Usia Di kelurahan belawan I ini, dalam memakai narkoba bang itu semua 5 orang warga pecandu
umur tetapi yang menjadi pecandu narkoba kebanyakan di isi narkotik Kelurahan Belawan
oleh remaja. Orang dewasa dan anak-anak juga ada yang I
menjadi pecandu narkotik dikarenakan narkoba di kelurahan
belawan I sudah menjadi hal yang biasa karena mudah untuk
ditemukan. saya awal mulanya menggunakan narkoba umur 38
tahun dan sudah menggunakan narkoba selama 3 tahun, yang
dikarenakan saya di tinggal oleh mantan suami saya dan untuk
menenangkan diri saya menggunakan sabu (Hadizah 01
september, 2020)
kelurahan belawan I kalau menurutku bang dari anak-anak
hingga dewasa banyak yang sudah menjadi pecandu narkoba
dan karena narkoba lebih muda dicari kalau untuk sekarang
bang. saya awal menggunakan narkoba bang waktu saya
berumur 14 tahun pas saya duduk dikela 3 SMP. Awal mula
saya menggunakan narkoba karena ajakan dari teman untuk

149

Universitas Sumatera Utara


keluar malam pada saat itu Di pertemanan itu aku menggap
sebagai suatu hal yang proiritas, sampai-sampai aku
menggunakan sabu-sabu karena ajakan yang tak bisa ditolak.
Saja sudah menggunakan narkoba selama 8 tahun dan yang
sering saya gunakan ialah sabu-sabu. selain memakai narkoba
bang, kami juga sering pesta minuman keras waktu masa nakal-
nakalnya bang semua di cobain.(Risky Handayani 01
september,2020)
di kelurahan belawan I ini banyak yang sudah menggunakan narkoba
bang, karena disini itu gampang kali dapatkan narkoba bang, dan di
tempat saya ini yang sering menggunakan narkoba banyak diisi
oleh remaja dan orang dewasa yang bekerja di kapal, pekerja
harian lepas dan juga nelayan yang barang tersebut di gunakan
untuk penambah tenaga. saya menggunakan narkoba sejak dari
SD unur 12 tahun dan sudah menjadi pecandu narkoba selama
20 tahun bang dan semua jenis narkoba yang saya gunakan
(Meypiza 01 September,2020)
kalau menurutku bang, narkoba ini udah digunakan baik anak-
anak samapi orang dewasa di kelurahan ini. Cuman kalau

Universitas Sumatera Utara


ditayak yang lebih dominan menurut saya diisi oleh remaja dan
juga orang dewasa, apalagi remaja-remaja yang baru
menggunakan, sering lah menggunakan narkoba tersebut
karena zat dari narkoba ini membuat ketergantungan. kalau
saya mulai kenal menggunakan narkoba satat duduk kelas 2
sma, dan sekarang umur saya uda 40 tahun,tepatnya umur 16
tahun saya uda gunakan narkoba bang. Ganja lah pertama kali
narkoba yang awal-awal saya pakai, karena padaa saat itu saya
menngunakan ganja karena teman-teman sepergaulan saja juga
menggunakanya supaya juga bisa lebih dekat lagi sama teman-
teman pada saat itu bang. hinnga sampai sekarang ganja dan
sabu masih seringg saya menggunakannya. pada masa sma bang
kalau orang makai ganja itu terlihat keren bang, dan gampang bergau
sam teman-teman lainya bang (Saipul 05 September,2020)
banyak yang menggunakan narkoba disini bang. Tempat saya
tinggal anak-anak yang seumuran saya dan juga abang-abangan
merupakan pecandu narkotik. Mereka juga yang mengajarin
saya untuk menggunakan narkoba. Dan kalau orang tua juga
ada yang menggunakan narkoba, bapak saya sendiri saja

Universitas Sumatera Utara


seorang pecandu narkoba jenis sabu-sabu. saya menggunakan
narkoba, baru-baru ini saja. saya dulu tinggal di pesantren dan
di pulangkan karena korona. Karena di pulangkan saya bergaul
bersama-sama teman saya, dan saya di ajarin pertama-tama
menggunakan lem. Dan setelah menggunakan lem saya
ditawarkan menggunakan sabu-sabu karena teman saya juga
sudah menggunakan sabu-sabu dan saya ikut-ikutan
menggunakan sabu (Damar 05 September,2020)
1.2 Pandangan dan kalau menurut saya, narkoba bisa membantu dalam menenangkan
keyakinan yang keliru pikiran. Dulu awal mulany saya menggunakan narkoba karena
saya ditinggal suami. Di saat itu pikiran saya kacau jadi terbesit
dipikiran saya untuk menggunakan narkoba, dengan alasan saya
menganggap bahwa narkoba itu bisa membantu menenangkan
pikiran saya. Mengenai bahaya atau tidaknya, saya tidak tahu
tentang hal itu dan saya pun tidak memikirkan dampaknya. Yang
penting disaat saya suntuk atau banyak pikiran sabu-sabu lah
yang membantu menenangkanya. (Hadizah 01 September, 2020)
Dulu saya menggunakan narkoba karena saya ingin terlihat nakal
waktu SMP. Jadi ketika kumpul bersama teman-teman, agar bisa

Universitas Sumatera Utara


tahan lama begadang saya ditawarin menggunakan sabu-sabu
oleh teman saya. Pada saat itu saya tidak tau bahwa yang
ditawarin oleh teman saya itu adalah narkoba jenis sabu-sabu.
Mereka hanya menyatakan itu akan membantu kami tahan
begadang semalaman suntuk. Sekarang ini saya sudah tau
dampak dari narkoba itu tapi masih belum bisa berhenti untuk
menggunakanya (Risky Handayani 01 September, 2020).
jadi bang narkoba itu aku dulu gak tau artinya karena aku gak ngerti
apa itu narkoba cuman taunya makai aja bang. saya melihat teman-
teman saya menggunakan narkoba, jadi saya ikut-ikutan karena
rasa ingin tahu saya tadi bang. menurut saya ketika saya
menggunakan narkoba itu sama halnya saya menggunakan rokok
setiap hari. Saat ini alasan saya masih menggunakan narkoba
karena saya menggunakanya agar tetaap tahan dalam pekerjaan
yang saya lakukan, dan juga saya termasuk candu terhadap
narkoba untuk membantu saya menghilangkan suntuk (Meypiza
01 September, 2020)
kalau abang tanyak gimana pandanganku tentang narkoba ini,
kalau untuk sekarang aku uda tau dampak serta bahaya narkoba

Universitas Sumatera Utara


ini untuk diriku, karena aku juga uda ikut program rehabilitas rawat
jalan kmarin itu bang jadi tambahlah pengetahuanku sikit bang tentang
narkoba ini. Tapi kalau dulu itu gak terlalu keperdulikan bang soalya
dulu lebih enjoy makainya bang sama kawan-kawan di sekolah bang.
oiya gara-gara narkoba ini aku hancur bang, awal mula-mula aku
kenal narkoba itu dari ganja waktu sekolah STM bang, tapi
semenjak kerja ikut di kapal, namaya butuh tenaga lebih tiba-tiba
ditawarkan sabu itu samaku, jadi setalah itu candulah bang, gara-
gara masuk sabu ke badanku jadi hancur kali aku bang (Saipul 05
September, 2020)
kalau narkoba saya tidak terlalu paham tentang bahaya serta
dampknya, cuman tau cara makainya bang. saya dulu sering
ngelem bang, gak tau juga kalau ngelem itu bisa buat saya candu,
baru dari lem lari ke sabu-sabu dan disitu juga kenal
menggunakan ganja bang (Damar Arya 05 September, 2020)
1.3 Tingkat regiulitas Hahahah kalau abang tanyak tentang agama sama ku bang, buruk kali
yang rendah aku orangya bang, jujur bang kalau saya tidak rajin dalam
menjalankan ibadah sholat, serta kegiatan keagamaan yang ada di
keluarahan Belawan I jarang saya mengikutinya (Hadizah 01

Universitas Sumatera Utara


September, 2020)
kalau saya tidak rajin dalam menjalankan ibadah sholat bang,
mulai dari awal-awal saya nakal waktu sekolah dulu sampai
sekarang. dan kalau ada kegiatan perwiritan di kelurahan ini saya
kurang berminat dalam mengikutinya. oiya bang aku malas
beribadah karena aku juga uda di cap gak baik bang (Risky Hadayani
01 September, 2020)
aku orangya bang gak terlalu keagamaan bang, karena itu bang, saya
tidak pernah menjalankan ibadah sholat karena saya terlalu malas
dalam menjalankannya. Dalam kegiatan keagamaan yang ada
dikelurahan ini saya tidak terlalu berminat untuk mengikutinya
seperti acara perwiritan malam, karena menurut saya lebih
nyaman untuk ngumpul bersama-sama teman-teman, dan kalau
ada uang yang sudah terkumpul kami langsung menggunakan
uang tersebut untuk membeli narkoba. dan menurut saya lebih
penting untuk bekerja karena dapat menghasilkan uang, soal
agama ini tidak terlalu saya pikirkan bang (Meypiza 01 September,
2020)
saya tidak rajin untuk menjalankan ibadah sholat dan malas juga

Universitas Sumatera Utara


dalam kegiatan perwiritan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan keagamaan, karena terlalu munafik bagi saya untuk
melakukan itu semua (Saipul 05 September, 2020)
saya bersekolah di pesantren dan kalau di pesantren saya rajin
dalam menjalankan ibadah sholat, tetapi semenjak dipulangkan
dari pesantren karena korona bang, saya sudah jarang
menjalankan sholat. mungkin karena saya kebanyakan
menggunakan narkoba membuat saya malas dalam menjalankan
ibadah sholat (Damar Arya 05 September, 2020)
1.4 Adanya Gangguan alasan saya menggunakan narkoba dikarenakan saya ditinggal
Kpribadian oleh suami saya. Di saat itu saya merasa putus asa, karena dia
meninggalkan saya demi wanita lain. Pada saat itu pikiran saya
lagi kacau dan datanglah teman-teman disini yang menyuruh saya
untuk menggunakan sabu-sabu agar bisa menghilangkan beban
pikiran tersebut. Dan benar setelah saya menggunakan sabu-sabu
pikiran saya menjadi lebih tenang. Gara-gara suami tergiur dengan
wanita lain, rela dia tinggalkan aku sama kedua anakku bang dan
membuat aku stress bang karena sikapnya itu (Hadizah 01 september,
2020)

Universitas Sumatera Utara


alasan saya menggunakan narkoba dikarenakan ajakan teman-
teman waktu itu, pada jaman sekolah SMP karena mengikuti
pergaulan. Dan dalam pergaulan itu bang, mengajarkan saya
untuk menggunakan sabu-sabu. Yang diyakini teman-teman
kalau menggunakan sabu-sabu bisa buat kita tahan begadang
(Risky Handayani 01September, 2020)
alasan saya menggunakan narkoba karena ada rasa ingin tau saya
pada saat itu. dan saya tidak tau kalau narkoba itu suatu hal yang
bisa menjadi penyakit apabila sudah menjadi ketergantungan. dan
dulu awal saya menggunakan narkoba ialah jenis sabu-sabu terus
ke ganja dan semua jenis narkoba sudah saya coba, karena rasa
ingin tau pada saat itu dan rasa penasaran saya tentang narkoba
ini (Meypiza 01 September, 2020)
pertama-tama saya menggunakan narkoba dikarenakan
pergaulan bang. Dulu waktu sekolah STM saya lagi sering-sering
menggunakan ganja bersama teman-teman bang, karena dulu
ngerokok ganja hanya untuk gaya hidup serta pergaulan. Dulu
saya belum kenal dengan sabu-sabu, tapi semenjak kerja di kapal
disitulah tau narkoba lainya seperti sabu-sabu, obat-obatan juga

Universitas Sumatera Utara


bang. Kalau yang main suntik itu saya tidak berani karena takut
terkena HIV (Saipul 01 September, 2020)
alasan saya menggunakan narkoba karena ajakan teman-teman di
tempat saya tinggal dan juga ajaran abang-abangan saya.
Pertama saya mengenal narkoba yaitu dari menggunakan lem lalu
menggunakan sabu-sabu. Saya pernah disuruh menjadi kurir
sama abang-abang yang jadi bandar untuk mengantar narkoba
dengan upah, saya mendapatkan uang sama pahe (paket hemat)
sabu-sabu untuk digunakan (Damar Arya 05 September, 2020)
2 Faktor lingkungan
2.1 Lingkungan Sosial Berdasarkan yang saya jalani dan yang saya lihat, di lingkungan
tempat saya tinggal mempengaruhi diri saya dan juga orang yang
sudah menjadi pecandu lainya. Karena di Kelurahan Belawan I
banyak yang menggunakan narkoba serta bandar narkobanya
juga teman-teman saya bang. Dan bukan hanya 1 saja bandar saja
yang ada di tempat saya tinggal, bahkan bisa sampai 3 bandar
narkoba yang ada. Karena di tempat saya tinggal sangat mudah
sekali dalam mendapatkan narkoba. Dalam pergaulan saya juga
sering bergaul bersama-sama teman-teman yang menggunakan

Universitas Sumatera Utara


narkoba, karena bisa sambil patungan untuk membeli narkoba
tersebut bang. Dan saya juga bergaul dengang masyarakat umum.
Akibat banyaknya pecandu narkoba di Kelurahan Belawan I ini
sering juga terjadi tindakan begal, dan pencurian (Hadizah 01
September, 2020)
selain pergaulan bersama teman-teman saya di sekolah dulu,
lingkungan ditempat saya tinggal juga mempengaruhi saya
menggunakan narkoba, karena disini mudah untuk mendapatkan
narkoba. Kalau bergaul bersama pecandu narkoba lainya,saya
cuman sekedar saja dan tidak terlalu dekat dengan mereka,
karena saya sudah mempunyai seorang suami bang. Sama
masyarakat umum saya bersikap biasa aja. Banyak juga begal dan
pencurian di Kelurahan Belawan I ini mungkin karena banyaknya
pecandu narkoba (Risky Handayani 01 September, 2020)
lingkungan ditempat saya tinggal ini juga mempengaruhi saya
menggunakan narkoba. karena di lingkungan tempat tinggal saya
ini mudah untuk mendapatkan narkoba bang. Dan banyak juga
pecandu narkoba disini yang merupakan teman-teman saya bang.
karena banyak pecandu narkoba mengakibatkan banyak begal

Universitas Sumatera Utara


dan maling disini bang (Meypiza 01 September, 2020)
kalau dilihat dari sisi narkobanya bang kelurahan Belawan I ini bukan
sikit ynng menjadi pecandu narkotik bang karena di tempat tinggal
saya ini banyak yang menggunakan narkoba dan mudah untuk
menemukanya, jadi membuat mudah terpengaruh. dan jika ingin
pulih sangat susah disini karena lingkungan tempat tinggal yang
tidak baik. Dalam pergaulan kalau saya termasuk mudah untuk
bergaul kepada semua orang baik sesama pecandu narkoba
maupun sesama masyrakat sekitar. Dan karena narkoba banyak
juga orang melakukan penyimpangan seperti melakukan begal
dan mencuri. Dan ada juga yang lagi trending, sabu ditukar
dengan seks, dan itu biasanya anak-anak sekolahan yang duduk
dibangku SMA (Saipul 05 September, 2020).
Kemarin saya di pesantren tetapi semenjak saya tinggal di
lingkungan Kelurahan Belawan I mempengaruhi saya untuk
menggunakan narkoba. karena disana mudah mendapatkan
narkoba. Dan banyak juga pecandu narkoba disana yang
merupakan teman-teman saya serta saya sering bergaul bersama
mereka. karena banyak yang menggunakan narkoba

Universitas Sumatera Utara


menimbulkan banyak tindakan begal dan maling ditempat saya
tinggal bang. di kelurahan belawan I ini bang sudah menjadi hal yang
biasa dalam menggunanakn NAPZA, bahkan sudah terang-terangan
dalam menggunakan NAPZA itu bang (Damar Arya 05 September,
2020)
2.2 Lingkungan keluarga Keluarga saya tau saya menggunakan narkoba bang dan mereka
tau penyebabnya karena saya ditinggal mantan suami saya. Selain
saya abang saya juga mengunakan narkoba dan kami sudah
sama-sama tau. Dikeluarga uda melarang saya untuk tidak
menggunakan narkoba, tetapi karena saya suda menjadi pecandu
susah untuk menjauhinya, apalagi dengan kerjaan saya sebagai
wanita panggilan menemani karokean dan disitu juga ada
menggunakan narkoba. Karena cuman kerjaan itu yang bisa saya
lakukan untuk memenuhi kebutuhan anak- anak saya. Dan untuk
komunikasi dengan keluarga besar saya tidak begitu baik dan
saya juga tidak terlalu dekat dengan keluarga saya. Jadi saya
menggunakan narkoba itu berawal dari keluarga kecil saya
sendiri (Hadizah 01 September, 2020)
keluarga tau saya menggunakan narkoba, dan selain saya abang

Universitas Sumatera Utara


saya juga menggunakan narkoba. Keluarga saya sebenarnya
sudah sangat melarang tetapi saya sudah sangat kecanduan
dengan narkoba ini, dan karena saya seorang pecandu saya
menjadi tidak dekat lagi dengan keluarga saya sendiri. Saya
dengan suami sama-sama menggunakan narkoba dan
komunikasi kami tetap baik-baik saja. Dulunya saya
menggunakan narkoba sebenarnya karena ada pengekangan dari
keluarga, sehingga saya ingin nakal dan ikut bergaul sama teman-
teman untuk begadang, minum-minum, keluar malam sampai
menggunakan narkoba (Risk Handayani 01 September, 2020).
keluarga tau saya dan adik saya menggunakan narkoba. Tapi
alasan saya menggunakan narkoba karena rasa ingin tau saya
terhadap narkoba itu sendiri. Dan sampai sekarang komunikasi
saya dengan keluarga aman-aman saja. Dari pihak keluarga
sebenarnya sudah ada yang menyuruh untuk berhenti dan
sekarang saya lagi mengurangin untuk menggunakan narkoba
bang. Semenjak dari program rehabilitas rawat jalan kmarin bang,
yang orang pak Eka datang, dari situ lah mulai ngurangin makai
narkoba bang (Meypiza 01 September, 2020).

Universitas Sumatera Utara


keluarga saya tau saya menggunakan narkoba, dan selain saya
abang saya juga menggunakan narkoba.Dalam menggunakan
narkoba dari keluarga ada juga larangan bang, tetapi karena
masih dilikungan seperti membuat saya susah untuk menjauhinya.
Kubilang sama mamaku bang, kalau mamak pingin aku sembuh dari
narkoba ini, kita harus pindah dari sini biar aku bisa gak terpengaruh
karena lingkungan ini. Untuk komunikasi saya dengan keluarga
sampai saat ini baik-baik saja, jadi keluarga bukan menjadi alasan
saya untuk menggunakan narkoba lain hal dengan teman-teman
saya yang sesama pecandu mereka ada yang menggunakan
narkoba karena masalah keluarga (Saipul 05 September, 2020)
Ayah dan ibu saya sudah bercerai dan ibu saya suda menikah lagi,
ayah saya juga menggunakan narkoba jenis sabu-sabu. karena
ayah dan ibu kandung saya sudah pisah, saya merasa kurang
mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua saya, sehingga
saya mencari kesenangan di luar lingkungan keluarga saya bang.
saat mencari kesenangan di lingkungan tempat saya tinggal, disitu
juga saya terjerumus dalam menggunakan narkoba karena
mudah terpengaruh dengan lingkungan. Ayah kandung saya tau

Universitas Sumatera Utara


saya menggunakan narkoba karena dia tau dari temanya yang
merupakan bandar narkoba, dimana saya mendapatkan narkoba
tersebut dari teman ayah sendiri. karena ayah saya sudah tau
saya menggunakan narkoba saya di masukkan kepanti rehabilitas
di tempat pak eka ini bang (Damar Arya 05 September, 2020)
2.3 Teman Sebaya Saya tau menggunakan narkoba dari teman-teman saya yang
sama-sama menggunakan narkoba, karena mereka mengatakan
ketika menggunakan narkoba bisa membantu menenangkan
pikiran yang lagi kacau . karna saat itu pikiran saya juga sedang
kacau karena ditinggal suami maka saya pun tergiur untuk
menggunakannya (Hadizah 01 September, 2020)
Pertama kali saya menggunakan narkoba karena pergaulan
dengan teman-teman waktu masih duduk di sekolah menegah
pertama, mereka mengajak saya menggunakan suatu barang dan
saya pada saat itu tidak tahu bahwa itu bagian dari narkoba,
karena mereka mengatakan barang tersebut bisa mebuat saya
tahan begadang dan menenang kan pikiran, dan saya pun percaya
sama teman-teman saya. hingga akhirnya saya menjadi pecandu
dan buat saya berhenti untuk sekolah sekolah. Dan sampai

Universitas Sumatera Utara


sekarang saya juga masih bergaul dengan mereka tapi cuman
sekedar berteman saja bang (Risky Handayani 01 September,
2020).
Saya menggunakan narkoba karena rasa ingin tau dan juga
ajakan dari teman-teman pada saat itu bang. Dengan cara teman-
teman saya mengajak untuk patungan uang dan uang patungan
tersebut digunakan untuk membeli narkoba. Saya juga masih
bergaul dengan mereka bang teman-teman sesama pecandu
narkoba. Kalau orang yang sudah makai narkoba ini bang, pasti juga
dia bergaul sama orang-orang yang juga makai karena sudah terikat
gitu bang, (Meypiza 01 September, 2020)
Pertama kali saya bisa menggunakan narkoba karena pengaruh
dari teman-teman waktu saya masih sekolah dulu bang. Karena
pertemanan di masa itu kuat bang, jadi apa kata teman-teman
semua diikutin, sampai bisa mengenal narkoba ini bang. cara
mereka mengajak saya untuk menggunakan narkoba pertama-
tama saya dikasih gratis bang sampai patungan dan terkadang
membeli sendiri kalau suda ingin sekali menggunakan narkoba.
Bahkan ada juga di sini bang kalau yang perempuan pecandu narkoba

Universitas Sumatera Utara


bang, rela dia berhubungan intim asal dia bisa dapat sabu-sabu, karena
yang makai sabu ini bang juga “Sangean” bawaan ya bang (Saipul 05
September, 2020)
saya menggunakan narkoba karena ajakan teman-teman dan
abang-abangan saya dari mulai ngelem sampai mencoba sabu.
Saya ditawari sabu awalnya secara gratis sampai akhirnya saya
menjadi pecandu. Sampai saya rela menjual barang-barang saya
seperti handphone demi mendapatkan uang untuk membeli sabu
(Damar Arya 05 September, 2020).
2.4 Keadaan Sekolah jika ada pun persaingan disekolah dulu waktu saya masih sekolah
yang menunjukan siapa yang paling pintar, saya tidak merasa
putus asa, karena menurut saya itu hal yang biasa bang (Risky
Handayani 01 Septemeber, 2020).
bukan karena persaingan di sekolah dulu alasan saya
menggunakan narkoba bang, tetapi lebih kearah lingkungan
bermain bang, yaitu sama teman-teman saya bang, karena mereka
lah aku jadi menggunakan narkoba bang (Saipul 05 September,
2020)
keadan sekolah yang menimbulkan persaingan itu sudah hal biasa

Universitas Sumatera Utara


bang, dan bukan karena itu saya menggunakan narkoba (Damar
Arya 05 September, 2020).
3. Faktor adanya
NAPZA
3.1 Zat yang terkandung Pada saat pertama menggunakan narkoba, saya belum tau
dalam NAPZA tentang zat-zat yang ada di narkoba membuat ketergantungan.
Setelah menggunakan narkoba tersebut saya merasakan
ketergantungan. dan lebih baik membeli sabu daripada membeli
beras bang. oiya bang dalam pemakaianya aku sering makai sabu itu
3x1 hari, dan itu paling sikit bang (Hadizah 01 Septemeber, 2020)
pas awal-awal menggunakan saya belum tau tentang zat-zat yang
ada di narkoba membuat ketergantungan. Tetapi setelah sudah
menggunakanya membuat saya merasa ketergantungan. Dan dari
situ saya tau kalau zat yang ada di narkoba itu membuat saya
ketergantungan dan untuk sekarang saya sulit untuk berhenti
menggunakanya. Sangkin sudah candunya bang aku kalau makai
sabu-sabu itu mau sampai 5x1 hari, karena disitu ikut juga suami ku
makai bang (Risky Handayani 01 September, 2020).
dulu saya menggunakan narkoba karena rasa ingin tahu saya

Universitas Sumatera Utara


pada masa itu. dan setelah lama saya menjadi pengguna narkoba,
zat yang ada di narkoba itu membuat saya menjadi
ketergantungan bang.pada saat bekerja saya sering menggunakan
ganja dan sabu untuk membantu saya dalam bekerja. dan selama
saya menggunakan narkoba belum pernah saya jatuh sakit
dikarenakan narkoba. Karena mungkin kubantai kerja aja bang
badanku ini kalau lagi makai bang. tapi buat sekarang aku uda mulai
bekurang makaiya bang 4x1 seminggu lah aku makai barang ini bang,
gak terlalu banyak lagi seperti dulu, kadang pun uda bosan bang makai
barang-barang narkoba ini, karena uda keseringan (Meypiza 01
September, 2020)
sekarang saya sudah tau kalau zat yang ada dinarkoba itu
membuat saya menjadi ketergantungan, dan dulu awal
menggunakan narkoba saya tidak tau kalau narkoba itu membuat
saya ketergantungan. yang saya tau pada saat itu saya
menggunakan narkoba agar saya bisa lebih dekat lagi bersama
teman-teman saya di waktu sekolah serta saya menggunakan
narkoba jenis ganja dan sabu, itu membantu saya dalam bekerja
dan itu membantu saya bang. Dan dalam makai narkoba ini bang

Universitas Sumatera Utara


udah kukurangin juga, 3x1 seminggu lah aku makai narkoba bang,
karena uda ada niat sikit buat ngurangin bang (saipul 05 September,
2020)
dulu pas awal mau menggunakan narkoba saya tidak tau kalau
narkoba yang saya gunakan bisa membuat saya menjadi
ketergantungan. Tetapi setelah menggunakan narkoba itu saya
menjadi ketergantungan. Dan semenjak saya masuk rehabilitas
di yayasan ini. Baru saya sadar bahwa zat yang ada di narkoba itu
berbahayaDulu pas baru-baru makai 5-6 kali dalam 1 hari aku makai
sabu itu bang, candu kali lah bawaanya bang (Damar Arya 05
September,2020)
3.2 Ketersediaan NAPZA narkoba dikelurahan belawan I ini mudah sekali untuk
didapatkan, karena bandar-bandar narkoba yang ada
dikelurahan Belawan I ini dilindungi dari beberapa pihak
keamanan yang ada di kelurahan belawan I ini, dan mereka bebas
menjual narkoba. Apalagi sekarang sudah ada paket hemat yaitu
harga sabu-sabu hanya seharga Rp.25.000,00 dalam setiap
paketnya, dan paket hemat itu biasanya dijual sama anak-anak
sekolahan bang. dan untuk saya narkoba mudah sekali

Universitas Sumatera Utara


mendapatkanya karena bandar-bandarnya juga teman-teman
saya bang (Hadizah 01 September, 2020)
sebenarya agak segan bahas-bahas gini bang, karena takut aja nnti
abang knapa-knapa kan, soalya nnti abang dikirain mata-mata BNN
sama bandar-bandar disini. Tapi ini yang kutau bang dalam mencari
narkoba di Kelurahan Belawan I ini mudah untuk didapatkan
bang, karena bandar-bandar narkoba disini bebas dalam
berjualan, sebab dilindungi oleh pihak keamanan yang ada di
belawan I ini (Risky Handayani 01 September, 2020)
dalam mencari narkoba di Kelurahan Belawan I ini mudah untuk
di dapatkan, karena bandar-bandar narkoba yang ada
dikelurahan ini adalah teman-teman saya juga bang sama bandar-
bandar di sini bakinganya ada bang polisi-polisi lah kebanyakan
bakingan orang ini, dan semua orang itu uda tau bang (Meypiza 01
September, 2020)
narkoba bang mudah untuk dicari di Kelurahan Belawan I ini
karena bandar-bandar narkobanya teman saya. Bandar narkoba
juga mendapatkan dukungan dari beberapa pihak keamanan
dimana mereka bekerja sama. Dan apalagi suda mencakup

Universitas Sumatera Utara


penjualan besar tentang narkoba di Belawan I ini, banyak pihak-
pihak yang terkait. Di Belawan ini mudah memasukan barang
narkoba, dikarenakan dekat dengan pelabuhan. Narkoba ini
biasanya datang dari negara-negara tetangga dan jugaah dari
daer aceh bang. dan sekarang anak remaja dan orang dewasa
kalau mereka pingin menggunakan narkoba bisa ditukar dengan
berhubungan intim seks (Saipul 05 September, 2020)
narkoba di tempat saya tinggal mudah untuk ditemukan karena
disini banyak bandar-bandar narkoba. Dan kalau untuk kami
anak sekolahan biasanya kami membeli paket hemat,seharga
Rp25.000,00 perpaketnya. Dan menurut saya, lebih mudah
mencari sabu dari pada mencari roti (Damar Arya 05 September,
2020)
4. Faktor media masa media massa tidak mempengaruhi saya dalam menggunakan
dan elektronik narkoba ini bang dan kalau informasi bukan media massa yang
memberikannya, tapi orang-orang yang makai narkoba itu sendiri
bang (Hadizah 01 September,2020)
lingkunganlah bang yang mempengaruhi orang-orang yang makai
narkoba di kelurahan belawan I bang. media massa tidak ada

Universitas Sumatera Utara


bang (Risky Handayani 01 September, 2020)
banyak yang menggunakan narkoba di sini bang bukan karena
media massa seperti abang bilang, tapi lebih ke pergaulan dan
lingkungan yang sangat berpengaruh (Meypiza 01 September,
2020)
kalau yang abang tanyakan itu, tidak ada pengaruhnya seseorang
memakai narkoba dikelurahan belawan ini bang (Saipul 05
September,2020)
menurutku bang pengaruh media massa yang abang maksud tidak
mempengaruhi aku memakai narkoba, dan bukan karena
pengaruh media massa aku makai narkoba bang (Damar Arya 05
September, 2020)

Transkip Wawancara Informan Tambahan

kode kategori Informasi Keterangan


1 Faktor individu
1.2 Usia Mengenai usia, dari anak-anak hingga orang dewasa sekalipun Pimpinan Yayasan Eka

Universitas Sumatera Utara


sudah menjadi pecandu narkotik di kelurahan belawan i ini, Dharma Bakti 74 Gana,
dan dalam pemabgian ya, remaja lebih dominan dilakukanya Ketua Karang Taruna
tindakan penyalahgunaan NAPZA ini, posisi selanjutnya di isi Kelurahan Belawan I
oleh orang dewasa, dan psosisi terakhir disi oleh anak-anak.dan
dalam penyalahgunaan yang dilakukan oleh anak-anak itu ada
istilah paket hemat yang harga sabu-sabu tersebut RP
25.000,00 sehingga mudah untuk didapatkan oleh anak-anak
pecandu narkoba tersebut (Eka Darmayanto 06 September, 2020)
di kelurahan belawan I yang menjadi dominan pecandu
narkotik kebanyakan diisi oleh para remaja yang dimana
remaja tersebut bekerja sebagai pemebrsih kapal dan ikut
berlayar , hasil dari gaji tersebut sebagian digunakan untuk
memebeli narkoba (Faisal 03 September, 2020)
1.2 Pandangan dan pandangan masyarakat kelurahan belawan I tentang narkoba
Keyakinan yang itu sendiri, menganggap narkoba itu menjadi hal yang biasa
Keliru karena sudah maraknya kegiatan penyalahgunaan narkoba di
kelurahan belawan I ini, tetapi di balik hal itu ada juga rasa
ketakutan yang dirasakan masyarakat setempat karena takut
mengenai anak-anak mereka (Eka Darmayanto 06 September,

Universitas Sumatera Utara


2020)
masyarakat belawan I ini juga terkadang salah mengartikan
narkoba itu sendiri ada juga masyarakat yang menganggap
bahwa narkoba itu digunakan untuk menambah tenaga di saat
kerja, penghilang suntuk, dan menjadi ajang eksistensi diri
sendiri juga. Dan karena sudah sering terjadinya tindakan
penyalahgunaan narkoba itu sendiri membuat masyarakat
sudah terbiasa akan hal itu, dan di balik itu banyak orang tua
berharap agar narkoba ini diselesaikan, karena mereka takut
akan mengenai anak mereka (Faisal 03 September, 2020)
1.3 Tingkat Religiutas menurut saya masyarakat belawan I ini aktif dalam
yang rendah menjalankan ibadah, tapi jika dikaitkan dengan pecandu
narkotik yang ada di kelurahan tersebut, berdasarkan hasil
assesment saya kemari pada saat melakukan program
rehabilitas rawat jalan kemarin. Banyak pecandu narkotik
yang pasif atau tidak rajin dalam menjalankan ibadah. Dan
mereka hanya menjadikan agama sebagai identitas perlengkap
KTP (Eka Darmayanto 06 September, 2020)
kalau menurut saya masyarakat aktif dalam menjalankan

Universitas Sumatera Utara


ibadah, cuman itu orang yang pecandu itu ki jarang aku lihat
ibadah seperti sholat, kenapa aku bisa tau karena mereka juga
kawan-kawan serpermainan dan abang juga mantan pecandu
narkoba. Dan kenapa abang berhenti yang pertama tekad
dalam hati dan juga dekat kan diri sama Allah ki (Faisal 03
September, 2020)
1.4 Adanya Gangguan berdasarkan hasil program rehabilitas rawat jalan yang saya
Kepribadian lakukan di kelurahan belawan I ini, ada juga masyarakat yang
menjadi pecandu narkotik ini dikarenakan ditinggal suami,
ditinggal pacar yang dicintai yang berkaitan dengan
kepribadian mereka menjadi terganggu, dan cara untuk
menenangi pikiran mereka, mereka lari ke narkoba untuk
menjadikannya tempat perlarian (Eka Darmayanto 06
September, 2020)
berdasarkan apa yang aku lihat di kelurahan belawan I ini ada
yang menggunakan narkoba karena dikarenakan galau
ditinggal lakinya, dan dia makai narkoba akan hal itu, dan saya
kenal dengan orang tersebut (Faisal 03 September, 2020)
2 Faktor lingkungan

Universitas Sumatera Utara


2.1 Lingkungan sosial kelurahan belawan I sudah ini sering bahkan tiap hari terjadi
tindakan penyalahgunaan narkoba. bahkan dari
penyalahgunaan tersebut menimbulkan penyimpangan-
penyimpangan sosial lainya seperti pencurian, pembegalan dan
ada budaya baru yang lari dari nilai-nilai dan norma yang
berlaku yaitu. Sabu ditukar dengan seks, yang banyak diisi oleh
remaja-remaja serta orang dewasa yang menggunakan
narkoba. perihal tersebut berdasarkan hasil pengamatan saya
saat melakukan program rehabilitas rawat jalan di kelurahan
(Eka Darmayanto 06 September, 2020)
kelurahan belawan I ini lagi sering terjadi tindakan
penyalahgunaan narkoba dan ada juga laporan bahwa ada
terjadi tindakan penyimpangan–peyimpangan yang lain seperti
tindakan pencurian, pembegalan, dan juga tindakan
kriminalitas yang berkaitan dengan narkoba ini nak. Dan yang
saya tahu ,adanya campur tangan dari beberapa aparat
keamanan di belawan I ini, membuat tindakan penyalahgunaan
menjadikan narkoba ini sulit untuk dihapuskan di kelurahan
belawan I ini (Faisal 03 September, 2020)

Universitas Sumatera Utara


2.2 Lingkungan keluarga di kelurahan belawan I ini banyak juga yang menggunakan
narkoba dikarenakan alasannya keluarga, berdasarkan
informasi yang saya dapat sewaktu melakukan program
rehabilitas rawat jalan narkoba seperti keluarga broken home,
orang tua yang sibuk dengan kerjaan/urusan pribadi mereka,
dan dikeluarga juga ada yang sama-sama makai narkoba di
kelurahan belawan I ini. Jenis penyimpangan keluarga yang
terjadi di Kelurahan Belawan I ini seperti pesta seks, suami
istri sama-sama menggunakan narkoba, tindakan pencurian
yang dilakukan. Dan 1 hal yang harus dipahami, lingkungan
keluarga yang tidak baik berpotensi membuat anggota
keluarga terpengaruh dengan penyalahgunaan narkoba (Eka
Darmayanto 06 September, 2020)
di kelurahan belawan I ini banyak keluarga menolak yang
terjadinya tindakan penyalahgunaan, tetapi ada juga yang
didalam keluarga tersebut sama-sama pecandu narkoba,
dikarenakan hal narkoba bukan menjadi hal baru di
masyarakat, jadi didalam 1 keluarga pun ada yang sama-sama
menggunakan narkoba. Dan ada beberapa yang menggunakan

Universitas Sumatera Utara


narkoba di kelurahan belawan I ini bang di latar belakangi
dengan kondisi keluarga yang tidak baik (Faisal 03 September,
2020)
2.3 Teman sebaya karena di kelurahan belawan I ini remaja yang menggunakan
narkoba pasti terjadi tindakan kenakalan remaja. Dan banyak
yang makai narkoba karena pergaulan sama-sama teman
sebaya. Penyimpangan-peyimpangan yang terjadi itu seperti
pembegalan, pesta sex ada juga disini yang dilakukan remaja
dan ada beberapa lainya, berdasarkan pengamatan saya di
kelurahan belawan I ini (Eka Darmayanto 06 September, 2020)
di Kelurahan Belawan I ini, remajanya ada beberapa yang uda
menggunakan narkoba, dan remaja-remaja yang biasanya
makai narkoba itu sering melakukan penyimpangan lainnya,
seperti pesta minuman, ribut dengan anak kelurahan lainya,
jadi begal dan lain sebagainya. Karena rasa perkawanan yang
kuat terkadang membuat beberapa remaja di kelurahan
belawan I ini terjerumus kedalam narkoba. Karena salah
mengartikan makna perkawanan itu ki (Faisal 03 September,
2020)

Universitas Sumatera Utara


2.4 Keadaan sekolah sekolah merupakan wadah pendidikan yang membentuk
kepribadian siswanya dan juga pengetahuan umum.
Berdasarkan yang saya lihat di kelurahan belawan I ini
persaingan yang ada di sekolah bukan membuat sesorang
tersebut menjadi penyalahgunaan narkoba. Tetapi lingkungan
lah yang sangat berpengaruh. Dan satu hal lagi sekolah tidak
akan mampu dalam menyelesaikan masalah penyalahgunaan
narkoba yang sudah menjadi kebutuhan hidup bagi para
pecandu narkotik, yang ada di kelurahan belawan I ini (Eka
Darmayanto 06 September, 2020)
keterkaitan sekolah dalam penyalahgunaan narkoba di
kelurahan belawan I ini menurut saya tidak terlalu
berpengaruh dalam penyalahgunaan yang dilakukan seorang
pelajar. Yang sangat berpengaruh dalam penyalahgunaan itu
lingkungan (Faisal 03 September, 2020)
3 Faktor adanya
NAPZA
3.1 Zat yang terkandung zat-zat kimia yang ada di narkoba tersebut membuat si
di dalam NAPZA penggunaan ketergantungan, dan sering memakai narkoba

Universitas Sumatera Utara


yang berlebihan sehingga menyebabkan ketergantungan, dan
akhirnya menjadi penyalahgunaan narkoba (Eka Darmayanto
06 September, 2020)
penyalahgunaan narkoba terjadi karena adanya pecandu
narkoba. Dan zat-zat kimia yang ada di narkoba tersebut
membuat si pengguna ketergantungan, dan sering memakai
narkoba menyebabkan penyalahgunaan NAPZA itu ki (Faisal
03 September, 2020)
3.2 Ketersediaan NAPZA mudah sekali dapatkan narkoba di kelurahan belawan I ini.
Karena faktor lingkungan itu tadi banyaknya bandar narkoba,
yang dimana dalam 1 lingkungan itu 3-6 0rang yang menjadi
bandar narkoba. Dan keterkaitan beberapa pihak keamanan
yang bermain dirana itu, membuat bandar-bandar itu bebas
melakukan penjualan narkoba itu, ditambah lagi belawan I ini
dekat dengan pelabuhan, barang-barang yang datang dari luar
mudah masuk dengan permainan-permainan yang dilakukan
oleh beberapa pihak, dan itu sangat miris. Dan ditambah lagi
bandar tersebut menggunakan strategi pemasaran yang baik,
sabu-sabu saja bisa dibeli seharga Rp25.000,00 dan itu sasaran

Universitas Sumatera Utara


untuk anak sekolah dasar dan menengah pertama, paket
Rp50.000,00 untuk anak remaja dan dewasa, paket
Rp150.000,00 untuk pekerja. Dan sekarang juga ada hal baru
tanpa membelik sabu kita bisa makai sabu, dengan cara diajak
berhubungan badan dan bayarannya sabu tersebut (Eka
Darmayanto 06 September, 2020)
narkoba dikelurahan belawan I ini gampang untuk didapatkan
karena kelurahan belawan I ini dekat dengan pelabuhan, dan
berdampingan dengan negara-negara yang biasa
mengantarkan barang haram tersebut dengan melalui jalur
laut. Dan permainan pihak keamanan yang berhasil
memasukan barang tersebut serta beberapa pihak keamanan
yang melindungi bandar-bandar narkoba, sehingga barang
tersebut mudah di perjualbelikan (Faisal 03 September, 2020)
4 Faktor Media Massa media massa yang dimaksud tidak mempengaruhi seseorang
dan Elektronik menjadi penyalahgunaan narkoba. Tetap lingkunganlah yang
mempengaruhi (Eka Darmayanto 06 September, 2020)
kelurahan belawan I ini yang sangat mempengaruhi seseorang
menggunakan narkoba ialah lingkungan. Dan jika dikaitkan

Universitas Sumatera Utara


dengan pengaruh media massa itu tidaklah nak, karena orang-
orang banyak mengetahui narkoba itu bukan dari media
massa, tapi dari orang-orang pemakai yang keliru mengartikan
narkoba tersebut (Faisal 03 September, 2020)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4 Surat Pengajuan Judul

183

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5 Surat Izin Pra Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6 Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7 Dokumentasi

Foto lokasi penelitian

Universitas Sumatera Utara


Foto wawancara dengan Informan utama I

Universitas Sumatera Utara


Foto wawancara dengan informan II

Foto wawancara dengan informan III

Universitas Sumatera Utara


Foto wawancara dengan Informan utama IV

Universitas Sumatera Utara


Foto wawancara bersama informan utama v

Foto bersama informan kunci kelurahan Belawan

Universitas Sumatera Utara


Foto bersama informan tambahan

Foto penyerahan plakat di kantor lurah

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai