Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSA GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH

Depresi Situasional

KASUS A
Nn. S (23 tahun) dirawat di RSJ X. Saat dikaji, Nn.S mengatakan bahwa dirinya adalah wanita
yang paling tidak beruntung. Sejak ditinggal pacarnya untuk menikah dengan sahabatnya setahun
yang lalu, Nn. S merasa bahwa ia tidak akan bisa mendapatkan pasangan lagi, bahkan tidak mau
menikah meskipun ada yang mengajaknya. Enam bulan yang lalu, Nn. S berhenti dari bekerja
karena merasa malu, pekerjaannya selalu tidak pernah benar dan mendapatkan peringatan dari
atasannya. Saat ini, didapatkan Nn. S sering menunduk saat berbicara, kontak mata ada tetapi
minimal, serta tampak tidak bersemangat dan malas melakukan kegiatan apapun.

PENYELESAIAN KASUS A

1. Masalah keperawatan utama dari kasus A adalah Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah
2. Data subyektif dan data obyektif Masalah keperawatan Gangguan Konsep Diri: Harga
Diri Rendah.
Data subyektif:
a. Nn.S mengatakan bahwa dirinya adalah wanita yang paling tidak beruntung.
b. Nn. S merasa bahwa ia tidak akan bisa mendapatkan pasangan lagi, bahkan tidak mau
menikah meskipun ada yang mengajaknya. Sejak ditinggal pacarnya untuk menikah
dengan sahabatnya setahun yang lalu.
c. Nn. S mengatakan berhenti bekerja sejak Enam bulan yang lalu karena merasa malu,
pekerjaannya selalu tidak pernah benar dan mendapatkan peringatan dari atasannya.
Data Obyektif:
a. Sering menunduk saat berbicara
b. Kontak mata ada tetapi minimal
c. Tampak tidak bersemangat
d. Malas melakukan kegiatan apapun
Tahap pre interaksi
1. Mengumpulkan data pasien
2. Mengeksplorasi perasaan , fantasi dan ketakutan diri
3. Mempersiapkan rencana pertemuan
4. Mempersiapkan Alat terapi

Tahap orientasi
Perawat : Assalamualaikum mba , sebelum nya perkenalkan saya perawat Mawar yang bertugas
di pagi hari ini dari jam 08.00 - 14.00 sebelum nya apa benar ini dengan mba Sinta ?
Pasien : iya betul sus saya Sinta
Perawat : apa betul alamat rumah mba Sinta di Godean ?
Pasien : iya sus
Perawat : umur mba Sinta 23th nggih ?
Pasien : iya sus
Perawat : Baik mba Sinta , disini saya akan menjelaskan tujujuan saya datang ke sini nggih , jadi
tujuan saya kesini adalah untuk mengatasi ketidakberdayaan yang di alami oleh mba Sinta ,
apakah mba Sinta mau ?
Pasien : iya mau sus
Perawat : baik mba , kalo begitu untuk waktu sekitar 10 - 15 menit bagaimana mba ?
Pasien : iya mba boleh
Perawat : baik mba , dan untuk tempat nya mba Sinta mau di sini saja atau di taman ?
Pasien : di sini saja sus
Perawat : baik mba , kalo begitu kita langsung ke tahap kerja ya mba sinta.

Tahap kerja
Perawat I : “Kenapa mba Sinta menangis ? Apakah ada yang ingin di ceritakan kepada kami?”
Pasien : “(semakin menangis)”
Perawat II : “ Ada apa mba Sinta, kenapa menangis ? Apakah mba Sinta mau bercerita kepada
kami ?”
Pasien : “(masih menangis)”
Perawat I : “mba Sinta keluarkan semua isi hati mba Sinta, mungkin kami bisa memberikan
solusi atas masalah yang menimpa mba Sinta”
Pasien : “(sambil menangis) Saya malu, saya sedih, saya merasa terhianati. Saya dan tunangan
saya sudah jauh – jauh hari merencakan pernikahan ini. Tetapi ternyata dia
mempunyai orang lain di belakang saya dan lebih memilih wanita tersebut di
bandingkan saya yang sudah lama bertunangan dengannya dan akan segera menikah”
Perawat II : “Lalu apakah mba Sinta tau apa yang menyebabkan tunangan mba Sinta lebih
memilih wanita itu ketimbang mba Sinta”
Pasien : “Saya tidak tau, dan saya sangat kecewa dengan keputusan yang dia berikan saat itu”
Perawat I : “Jadi mba Sinta merasa malu dan kecewa dengan keputusan itu?”
Pasien : “Saya sangat kecewa dan malu. Saya juga sangat malu kepada keluarga besar saya
dan teman – teman saya”
Perawat II : “Sabar ya mba Sinta Kedatangan kami kesini untuk membantu dan memberikan
solusi mengenai masalah yang sedang menimpa Ibu.”
Perawat I : “Mungkin mba Sinta harus mengintrospeksi diri apa yang menyebabkan tunangan
mba Sinta pergi begitu saja.”
Perawat II : “mba Sinta disini masih muda dan masih banyak peluang untuk mendapatkan
pasangan yang lebih baik dan setia dari yang sebelumnya”
Pasien : “Tetapi saya trauma dan masih takut untuk mencari pasangan baru”
Perawat I : “Trauma itu pasti akan terjadi, tetapi apakah mba Sinta akan terus seperti ini dan
tidak mau mencari pasangan baru?”
Pasien : “Mungkin susah melakukan hal itu, tetapi saya akan mencobanya. Mungkin bukan
sekarang, jika sekarang saya masih terlalu terluka dengan masalah ini”
Perawat II : “Mungkin dia bukan jodoh yang terbaik untuk mba Sinta , sembari mba Sinta
mencari pasangan yang baru, mungkin mba Sinta bisa melakukan hal – hal postive
yang bias membuat hati dan pikiran mba Sinta gembira kembali. Apakah mba Sinta
mempunyai hobby?”
Pasien : “Saya mempunyai hobby bermain game online”
Perawat I : “ Jika mba Sinta memang menyukai hal tersebut maka lakukanlah untuk menghibur
hati mba Sinta dan mungkin bisa melupakan masalalu yang pernah mba Sinta alami.
Dan juga siapa tau bisa mendapatkan jodoh yang benar – benar menyayangi dan
mencintai mba Sinta dengan tulus”
Ibu Sinta : “Apa yang di katakan perawat itu benar anakku, jika kamu terus seperti ini murung,
tidak mau makan, dan mengurung diri di kamar saja km tidak akan bisa melupakan
masalah tersebut”
Perawat II : “Benar apa yang dikatakan oleh Ibu mba Sinta. Selagi masih muda dan masih
mempunyai mimpi, lakukanlah kegiatan yang membuat mba Sinta gembira dan
tersenyum kembali”
Pasien : “(mulai berhenti menangis) Saya akan membuktikan bahwa saya bisa tanpa dia dan
menjalani kehidupan saya dengan baik tanpa dia”
Perawat I : “Harus semangat terus mba Sinta , perjalanan mba Sinta. masih sangat panjang. mba
Sinta. masih muda dan masih mempunyai banyak harapan yang perlu di capai. Jika
mba Sinta. terus memikirkan hal tersebut, maka semua mimpi yang mba Sinta.
inginkan tidak bisa tercapai dengan baik”
Perawat II : “Bagaimana perasaan mba Sinta. sekarang, setelah menceritakan semua masalah
mba Sinta? dan kesedihan itu muncul ibu bisa menggunakan teknik ini katakan dalam
hati bahwa ibu tidak akan sedih lagi dan semangat lagi bagaimana bu ?”
Pasien : “Saya merasa lebih baik dari sebelumnya, saya merasa memiliki semangat lagi, dan
saya berterimakasih sudah memberikan solusi dan sudah mau mendengarkan cerita
saya”
Perawat I : “Sama – sama mba Sinta , kami disini berusaha menjadi teman bercerita mba Sinta.
Semoga mba Sinta. tetap semangat dan tidak sedih lagi”
Ibu Sinta.: “Terimakasih banyak sus, sudah mau meluangkan waktunya untuk datang kemari dan
membujuk anak saya dan melupakan masalahnya”

Anda mungkin juga menyukai