Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


KRITIS DENGAN COVID-19

Disusun Oleh (Kelompok 5) :

1. Legia Purnama Sari 202101028


2. Linda Puspita Sari 202101029
3. Luri Anggun Pratiwi 202101030
4. Maharani Ade Putri 202101031
5. Miftahul Huda 202101032
6. Mita Anggraini Dewi 202101033
7. Muhamad Arya Fadilah 202101034

Program Studi D3 Keperawatan


Akademi Keperawatan Pasar Rebo
Jl. Tanah Merdeka No.16, RT.1/RW.5, Susukan, Ciracas, Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13750
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat, serta karunia-
Nya-lah, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul "Asuhan Keperawatan pada Pasien Kritis dengan COVID-19"
dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa


Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan agar dapat memberikan
pemahaman mengenai asuhan keperawatan bagi perawat dalam
menangani pasien kritis Covid-19. Bagi para pembaca dan juga bagi para
penulis.

Puji syukur kami ppanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah
yang akan dibahas adalah “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien
Dengan Covid-19” Semoga makalah yang tim penulis buat ini dapat
berguna bagi tim penulis sendiri dan orang lain, guna memperluas
wawasan ilmu dan meningkatkan prestasi dalam belajar. Ucapan terima
kasih juga tim penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Akhir kata tak ada gading
yang tak retak, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat tim
penulis harapkan untuk bisa jadi evaluasi yang berguna sehingga dapat
belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Jakarta, 11 November 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tanggal 8 Desember 2019, muncul suatu jenis Pneumonia baru yang
kemudian menyebar ke seluruh dunia. Pneumonia ini kemudian dikenal sebagai
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Diketahui bahwa COVID-19 ini
disebabkan oleh virus baru dari golongan Virus Corona (2019-nCoV). Corona
Virus adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit dari gejala
ringan sampai berat, Bahkan hingga kematian. Diketahui dua jenis Corona
Virus yang dapat menyebabkan gejala klinis yang berat yaitu Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). COVID-19 bahkan seringkali berkembang menjadi sebuah Pneumonia
berat dan menempatkan penderita pada keadaan kritis.

Pasien kritis didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana pasien berada dalam
kondisi kesehatan yang rentan ataupun berpotensial yang mengancam jiwa.
Pasien COVID-19 sudah disebut kritis, ketika ia mengalami gejala berupa koma,
kejang, tidak bisa bernapas sama sekali, sangat lemas, hingga mengalami
penurunan tekanan darah secara drastis (syok). Pada kondisi ini, pasien COVID-
19 yang kritis berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti gagal napas
atau henti jantung. Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa
menyebabkan kematian.
Perawat sebagai garda terdepan unit perawatan intensif, diharapkan selalu
meningkatkan pengetahuan agar mampu memberikan perawatan secara
maksimal pada para pasien COVID-19, Yaitu diantaranya, melakukan
asessmen, meminimalkan komplikasi dengan melaksanakan monitoring ketat,
melaksanakan manajemen jalan napas, melakukan perubahan posisi, melakukan
edukasi dan kolaborasi dalam pemberian obat. Perawat juga berperan
memberikan perawatan pada pasien yang berada dalam kondisi mengancam
nyawa, yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah penyakit,
memberikan penyembuhan, serta pemulihan pada penderita COVID-19. Dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama, memungkinkan setiap
penduduk dapat kembali mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif, yang
dilakukan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan.

B. Ruang Lingkup
Pada pembahasan ini ruang lingkup terfokus pada :
1. Faktor penyebab pasien COVID-19 hingga mengalami kondisi kritis
2. Gejala yang ditimbulkan oleh pasien COVID-19 dengan kondisi kritis
3. Asuhan keperawatan bagi para pasien COVID-19 dengan kondisi kritis

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari dibuatnya makalah ini ialah agar dapat memberikan pemahaman
mengenai asuhan keperawatan bagi perawat dalam menangani pasien kritis
Covid-19.
2. Tujuan Khusus

D. Metodologi Penulisan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN …….......................................................... iii
A. Latar Belakang ............................................................................... iii
B. Ruang Lingkup .............................................................................. iii
C. Tujuan ............................................................................................ iv
D. Metodologi Penulisan .....................................................................

BAB II PEMBAHASAN …………....................................................... 1

A. Biografi Myra Levine ...................................................................... 1


B. Konsep Utama Myra Levine ............................................................ 3
C. Teori Levine & Proses Keperawatan ............................................... 5
D. Teori Yang Dikemukakan Myra Levine .......................................... 7
E. Konsep Dasar Model Konservasi Myra Levine .............................. 8
F. 3 Konsep Utama dari Model Keperawatan ...................................... 9
G. Keterbatasan Teori Levine ............................................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................. 14


A. Kesimpulan ..................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 15
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Corona virus merupakan virus RNA yang memiliki ukuran partikel 120-160 nm,
memiliki kapsul dan tidak bersegmen. Corona virus merupakan etiologi dari
penyakit COVID-19 yang dimana termasuk dalam genus beta coronavirus.
Covid-19 merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
corona dan menginfeksi saluran pernafasan dengan gejala ringan hingga berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 atau corona virus diseases 19
merupakan penyakit yang menyerang sistem pernafasan dan bisa memicu
beberapa gejala mulai dari demam >38oC, sakit tenggorokan, sesak nafas, batuk,
letih dan lesu. Dengan cara penularan melalui droplet atau tetesan cairan, kontak
pribadi seperti berjabat tangan dan menyentuh barang atau permukaan yang
terdapat virus diatasnya, kemudian menyetuh area wajah sebelum mencuci
tangan. Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh coronavirus yang menyebar terutama melalui tetesan air liur
atau keluar dari hidung yang akan menyebabkan penyakit pernapasan ringan
hingga sedang namun akan menjadi serius jika orang yang lebih tua, dan mereka
yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular,
diabetes, penyakit pernapasan kronis. (medscape, 2020; WHO, 2020a)
“Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 1 TUGAS
KEPERAWATAN KRITIS “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 dan
Pneumonia” Disusun oleh: KELOMPOK 5 Lidya G. Paulus Margareta S. P. Sari Mariana D.
Tesari Saferinus Lagu Saka A. Laksono Sheilla Hattu TINGKAT: 3 A SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN STELLA MARIS TAHUN AJARAN 2020/2021 “Asuhan
Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 2 KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Adapun judul makalah yang akan dibahas adalah “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien
Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” Semoga makalah yang tim penulis buat ini dapat berguna
bagi tim penulis sendiri dan orang lain, guna memperluas wawasan ilmu dan meningkatkan
prestasi dalam belajar. Ucapan terima kasih juga tim penulis ucapkan kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Akhir kata tak ada gading yang tak
retak, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat tim penulis harapkan untuk bisa jadi
evaluasi yang berguna sehingga dapat belajar dari pengalamanpengalaman sebelumnya.
Makassar, 7 Maret 2021 Kelompok 5 “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan
Covid-19 Dan Pneumonia” 3 DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................1 KATA
PENGANTAR .......................................................................2 DAFTAR
ISI .....................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Belakang ......................................................................4 B. Rumusan
Masalah ................................................................5 C. Tujuan
Penulisan ..................................................................5 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep
Dasar Medis 1. Definisi........................................................................6 2. Anatomi
Fisiologi ........................................................7 3.
Klasifikasi ...................................................................8 4.
Etiologi........................................................................9 5. Manifestasi
Klinis........................................................11 6.
Patofisiologi ................................................................14 7.
Komplikasi ..................................................................15 8. Pemeriksaan
Diagnostik.............................................15 9. Penatalaksanaan
Medis .............................................18 10.Discharge
Planning ....................................................23 B. Konsep Dasar Keperawatan 1.
Pengkajian..................................................................25 2. Diagnosa
Keperawatan ..............................................28 3. Intervensi
Keperawatan..............................................29 BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan ...........................................................................38 B.
Saran.....................................................................................38 DAFTAR
PUSTAKA ................................................................... “Asuhan Keperawatan Kritis Pada
Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pada awal tahun 2020 seluruh dunia diguncang dengan penyakit infeksi berat dengan
penyebab yang memang belum diketahui. Yang berawal dari laporan China kepada WHO
(World Health Organization) dengan 44 pasien pneumonia yang berat tepatnya di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, China. Dugaan awal hal ini dikaitkan dengan pasar basah yang
menjual ikan, hewan laut dan berbagai hewan lainnya, dan pada tanggal 10 Januari 2020
penyebab dari penyakit ini mulai diidentifikasi dan didapatkan kode genetiknya yaitu virus
corona baru (Handayani, et. al. 2020). Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut didapatkan
adanya hubungan antara virus corona dengan penyebab SARS (Severe Acute Respitatory
Syndrome) yang mewabah di Hongkong pada tahun 2003 (Ceraolo C, Giorgi FM, 2020).
WHO (World Health Organization) telah meresmikan nama penyakit ini dengan istilah
COVID-19 sejak tanggal 11 Februari 2020 atau “the COVID-19 virus” (WHO, 2020c) yang
adalah singkatan dari Coronavirus Disease 2019. Penyakit ini merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (Severe Acute Respitatory Syndrome Coronavirus 2)
(Gorbalenya et al., 2020; Lin et al., 2020). Virus corona menyebar melalui droplet yang
keluar dari mulut atau hidung yang mengenai seseorang atau permukaan benda di sekitar dan
kemudian tersentuh oleh orang lain yang nantinya menyentuh kembali bagian tubuhnya
sepertti wajah, mata, mulut dan hidung 2-4x dalam waktu 1 jam (Fauci, Lane and Redfield,
2020). Faktor risiko penularan COVID-19 tertinggi pada rentang usia >65 tahun pada jenis
kelamin laki-laki, dengan riwat merokok dan “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien
Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 5 berbagai penyakit penyerta (komorbid) seperti
hipertensi, diabetes mellitus, serta penyakit paru obstruktif kronik. (Cen, Y; Chen, X; Shen,
Y; Zhang, XH; Lei, Y; Zhu, J; Zhang, LL Liu, YH, 2020[5] Risk Factors for Disease
Progression In Patients With Mild To Moderate Coronavirus Disease 2019 a Multi Centre
Observational Study, 2020). B. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan bagaimana definisi dari
covid-19? 2. Menjelaskan bagaimana anatomi dari covid-19? 3. Menjelaskan bagaimana
klasifikasi dari covid-19? 4. Menjelaskan bagaimana etiologi dari covid-19? 5. Menjelaskan
bagaimana manifestasi klinis dari covid-19? 6. Menjelaskan bagaimana patofisiologi dari
covid-19? 7. Menjelaskan bagaimana komplikasi dari covid-19? 8. Menjelaskan bagaimana
pemeriksaan diagnostic dari covid-19? 9. Menjelaskan bagaimana penatalaksanaan medis
dari covid-19? 10. Menjelaskan bagaimana discharge planning dari covid-19? C. Tujuan
Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui konsep dasar medis dan konsep dasar
keperawatan covid-19 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui konsep dasar medis dari covid-
19 b. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan dari covid19 “Asuhan Keperawatan Kritis
Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Medis

1. Definisi
Corona virus merupakan virus RNA yang memiliki ukuran partikel 120-160 nm, memiliki
kapsul dan tidak bersegmen. Corona virus merupakan etiologi dari penyakit COVID-19 yang
dimana termasuk dalam genus beta coronavirus. Covid-19 merupakan salah satu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus corona dan menginfeksi saluran pernafasan dengan
gejala ringan hingga berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 atau corona virus diseases 19 merupakan
penyakit yang menyerang sistem pernafasan dan bisa memicu beberapa gejala mulai dari
demam >38oC, sakit tenggorokan, sesak nafas, batuk, letih dan lesu. Dengan cara penularan
melalui droplet atau tetesan cairan, kontak pribadi seperti berjabat tangan dan menyentuh
barang atau permukaan yang terdapat virus diatasnya, kemudian menyetuh area wajah
sebelum mencuci tangan. Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh coronavirus yang menyebar terutama melalui tetesan air liur atau keluar dari
hidung yang akan menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga sedang namun akan
menjadi serius jika orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar
seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis. (medscape, 2020;
WHO, 2020a) “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia”

7 2. Anatomi Fisiologi Pada manusia paru-paru terletak dirongga dada atau thoraks manusia,
paru-paru berbentuk kerucut yang ujungnya berada diatas tulang iga pertama dan dasarnya
berada pada diagfragma. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian yaitu paru kanan dan paru
kiri, paru-paru kanan mempunyai 3 lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai 2 lobus.
Setiap paru paru terbagi lagi mejadi beberapa bagian sub bagian, terdapat seitar sepuluh unit
terecil yang disebut bronchopulmonary segment. Paru-paru bagian kiri dan kanan di pisahkan
oleh sebuah ruang yang disebut mediastinum. Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis
yang bernama pleura, dan pleura dibagi menjadi 2 yaitu, pleura viseralis (yang membungkus
paru paru) dan pleura pariental (membungkus rongga dada). Diantara kedua pleura tedapat
rongga yang disebut cavum pleura. Sistem pernafasan manusia di bagi menjadi 2 yaitu: a.
Pernafasan bagian atas yang meliputi hidung, rongga hidung, sinus paranasal, dan faring b.
Pernafasan bagian bawah meliputi laring, trakea, beronkus, bronkiolus dan alveolus paru.
“Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 8 Fungsi utama
pada paru-paru adalah untuk pertukaran gas. pertukaran gas tersebut bertujuan menyediakan
oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Fungsi pernafasan dibagi menjadi
4 mekanisme dasar yaitu: a. Ventilasi paru yang berfungsi untuk proses masuk dan keluarnya
udara antara alveoli dan atmosfer b. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli
dan darah c. Transport dari pasokan oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan
tubuh dari sel d. Pengaturan ventilasi pada system pernafasan Pada waktu menarik nafas atau
inspirasi maka otot otot pernafasan berkontraksi, tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam
proses pasif. Ketika diagfragma menutup, penarian nafas melalui isi rongga dada kembali
memperbesar paru paru dan dinding badan bergerak hingga diagfragma dan tulang dada
menutup dan berada pada posisi semula. 3. Klasifikasi Berikut ini klasifikasi menurut buku
pedoman pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disesase (COVID-19): 1. Pasien dalam
Pengawasan (PDP) a. Orang dengan Infeksi Pernafasan Akut (ISPA) yaitu demam ≥38℃
atau riwayat demam, disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti batuk/sesak
nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat. Pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di Negara/wilayah yang melaporkan
transmisi local. b. Orang dengan demam ≥38℃ atau riwayat demam atau ISPA dan pada 14
hari terakhir sebelum timbul “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan
Pneumonia” 9 gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19 c. Orang
dengan ISPA/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis. 2. Orang dalam Pemantauan (ODP) a. Orang
yang mengalami demam ≥38℃ atau riwayat demam atau gejala gangguan system pernafasan
seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di Negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang yang mengalami gejala gangguan system pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/ batuk dan 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi covid-19 3. Orang tanpa Gejala (OTG) OTG adalah seseorang yang
tidak memiliki gejala dan memiliki risiko tertular dari orang terkonfirmasi covid-19. Orang
tanpa gejala saat ini adalah demam (98%), batuk dan myalgia 4. Etiologi Infeksi COVID-19
dapat disebabkan oleh virus corona itu sendiri yang menyerang seseorang yang mengalami
penurunan sistem kekebalan tubuh. a) Umur (Anak- anak dengan usia 65 tahun) “Asuhan
Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 10 Seseorang yang
rentan terpapar virus COVID-19 yaitu pada usia lanjut seseorang mengalami proses
degenerasi yang dapat mempengaruhi sistem imunitas yang menyebabkan seseorang sangat
rentan terpapar virus covid-19. Namun tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak dapat
dengan mudahnya terkena COVID-19 dikarenakan imunitas yang belum matang sehingga
rentan terkena berbagai penyakit infeksi tetapi tanda dan yang gejala yang dialami oleh anak.
b) Jenis kelamin (pria) Dari berbagai literatur yang didapatkan bahwa pada pria di dapatkan
lebih banyak enzim konversi angiotensin 2 (ACE2) yang menjadi inang bagi SARS-CoV-2
dalam tubuh manusia. Sehingga pria lebih berisiko terkena covid dibandingkan dengan
wanita. c) Gaya hidup (life style) Dimana ketika seseorang tidak menerapkan PHBS atau
perilaku hidup bersih dan sehat maka tentunya lebih mudah terpapar berbagai penyakit. d)
Obesitas Dimana seseorang yang dengan obesitas ini berisiko mengalami resistensi insulin
yang dapat menyebabkan gangguan pada pancreas serta menyebabkan penurunan pada sistem
imunitas. e) Merokok “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan
Pneumonia” 11 Kandungan zat karsinogenik di dalam rokok seperti karbon monoksida,
nikotin serta tar dapat meningkatkan molekul ACE2 sehingga mempengaruhi kerentanan
pada paru. f) Komorbid Komorbid atau penyakit penyerta ini dari beberapa literatur yang ada
seseorang dengan penyakit kardiovaskuler juga berisiko mengalami peningkatan pada ACE2
serta tidak menutup kemungkinan untuk terkena covid-19. 5. Manifestasi Klinis Infeksi virus
Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah
memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak
bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh
bereaksi melawan virus Corona (Lancet, 2020; WHO, 2020). Infeksi COVID-19 dapat
menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam
(suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah
dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan
atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang
muncul ringan, bahkan “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan
Pneumonia” 12 tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,
dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang
dapat muncul jika terinfeksi. a) Tidak berkomplikasi (kondisi teringan). Gejala yang muncul
berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu
diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises
presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui
tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan. Dan pada klasifikasi ini pasien tidak
memiliki gejala komplikasi b) Pneumonia ringan (gejala utama) dengan tanda dan gejala
yaitu: demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak
dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau juga tampak
sesak yang disertai dengan napas cepat dan tanpa ada tanda pneumonia berat. c) Pneumonia
berat Pada pasien dewasa dengan gejala timbulnya demam atau dicurigai adanya infeksi
saluran pernapasan dan tanda yang muncul yaitu takipnea dengan RR > 30x/m serta distress
pernapasan berat atau dimana SPO2 2 mmol/L. (Buku PDPI) “Asuhan Keperawatan Kritis
Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 14 6. Patofisiologi COVID-19 diawali
dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding
genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang mambantu adaptasi severe acute
respiratory syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen,
atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di kemudian
hari (Lancet, 2020; WHO, 2020. Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-
CoV-2) menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang ditemukan
pada traktus respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk.
Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada pernukaan sel manusia. Sub
unit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding domain (RBD). Sedangkan sub
unit S2 memiliki fungsi dalam fusi membrane antara sel virus dan sel inang. Setelah terjadi
fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang. RNA virus akan
mentranslasikan poli protein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-transkripsi
(RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang
mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan. Gabungan reticulum
endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein nukleokapsid, dan glikoprotein envelope
akan membentuk badan partikel virus. Virion kemudian akan berfusi ke membran plasma dan
dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. “Asuhan Keperawatan Kritis
Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 15 Virus-virus yang dikeluarkan kemudian
akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan traktusrespiratori bawah,
yang kemudian menyebakan gejala pada pasien. 7. Komplikasi Ada kasus yang parah, infeksi
virus Corona bias menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini (medscape, 2020; WHO,
2020a): 1. Pneumonia (infeksi paru-paru) 2. Infeksi sekunder pada organ lain 3. Acute
cardiac injury 4. Acute respiratory distress syndrome 8. Pemeriksaan Diagnostik Untuk
diagnosis sendiri dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang. Tujuan utama dari pemeriksaan diagnostic covid-19 yaitu agar dapat mendeteksi
virus secara akurat dan meminimalkan penularan lebih lanjut serta isolasi dan perawatan pada
pasien yang terinfeksi tepat waktu. a. Pemeriksaan laboratorium, seperti hematologi rutin,
hitung jenis, fungsi ginjal, elektrolit, analisis gas darah, hemostasis, laktat, dan prokalsitonin
dapat dikerjakan sesuai dengan indikasi. Trombositopenia juga kadang dijumpai. b.
Pemeriksaan radiologi: foto toraks, Computed Tomography Scan (CTscan) toraks, USG
toraks. Pada foto toraks dapat ditemukan gambaran seperti opasifikasi ground-glass, infiltrat,
penebalan peribronkial, konsolidasi fokal, efusi pleura, dan “Asuhan Keperawatan Kritis
Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 16 atelectasis. Foto toraks kurang sensitif
dibandingkan CT scan, karena sekitar 40% kasus tidak ditemukan kelainan pada foto toraks.
Gambaran CT scan yang lebih jarang ditemukan yaitu efusi pleura, efusi perikardium,
limfadenopati, kavitas, CT halo sign, dan pneumotoraks. Walaupun gambaran-gambaran
tersebut bersifat jarang, namun bisa saja ditemui seiring dengan progresivitas penyakit.
Gambaran CT scan dipengaruhi oleh perjalanan klinis: 1. Pasien asimtomatis: cenderung
unilateral, multifokal, predominan gambaran ground-glass. Penebalan septum interlobularis,
efusi pleura, dan limfadenopati jarang ditemukan. 2. Satu minggu sejak onset gejala: lesi
bilateral dan difus, predominan gambaran ground-glass. Efusi pleura 5%, limfadenopati 10%.
3. Dua minggu sejak onset gejala: masih predominan gambaran ground-glass, namun mulai
terdeteksi konsolidasi 4. Tiga minggu sejak onset gejala: predominan gambaran ground-glass
dan pola retikular. Dapat ditemukan bronkiektasis, penebalan pleura, efusi pleura, dan
limfadenopati. c. Pemeriksaan antigen-antibodi Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan
skrining awal Karen perlunya perimbangan terkait dengan onset paparan dan durasi gejala
sebelum dilakukan oemeriksaan serologi. IgM dan IgA terdeteksi pada hari ke 3-6 setelah
timbul gejala dan pada IgG terdeteksi pad hari ke 20-18 setelah timbul gejala maka dari itu
WHO tidak merekomendasikan jenis tes “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan
Covid-19 Dan Pneumonia” 17 ini karena pada pasien yang terdeteksi negative pada
pemeriksaan serologi masih perlu dilakukan observasi dan diperiksa kembali. d. Pemeriksaan
virology Pemeriksaan yang dilakukan pada individu asimtomatis atau tidak memenuhi
kriteria suspek. Metode yang dianjurkan untuk deteksi virus adalah amplifikasi asam nukleat
dengan real-time reversetranscription polymerase chain reaction (rRtpcr) dan dengan
sequencing sebagian atau seluruh geno virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2. Tes cepat
moluker ini lebih mudah dikerjakan dan untuk prosesnya pun lebih cepat sehingga dapat
membantu mempercepat deteksi covid-19. Untuk hasil negative dari tes virology bisa saj
terjadi ketika kualitas pengambilan ataupun manajemen specimen buruk, sebaiknya specimen
diambil saat infeksi masih dini atau bisa saja terjadi gangguan pada teknis di laboratorium e.
Pemeriksaan specimen WHO merekomendasikan 2 lokasi pengambilan specimen yaitu pada
saluran napas atas (swab nasofaring atau orofaring) dan saluran napas bawah (sputum,
bronchoalveolar lavage/BAL) atau aspirat endotrakeal. Untuk sampel bagi PDP dan ODP
dapat diambil selama 2 hari berturut-turut dan bisa saja sewaktu-waktu diambil sampel
tambahan bila ada perburukan klinis sedangkan pada kontak erat risiko tinggi sampel diambil
pada hari 1 dan hari ke 14. “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan
Pneumonia” 18 9. Penatalaksanaan Medis a. Terapi etiologi/definitive a) IFN-alfa, 5 juta unit
atau dosis ekuivalen, 2x/hari secara inhalasi b) LPV/r, 200 mg/50 mg/kapsul, 2x 2 kapsul/hari
secara oral c) RBV 500 mg, 2-3x 500 mg/hari intravena dan dikombinasikan dengan IFN-alfa
atau LPV/r d) Klorokuin fosfat 500 mg (300 mg jika klorokuin), 2x/hari secara oral e)
Ardibol (umifenovir), 200 mg setiap minum, 3x/hari secara oral f) Lopinavir/ritonavir
(LPV/r) dari penelitian Chu, dkk didapatkan hasil bahwa kombinasi RBV dan LPV/r dpat
menurunkan angka kematian ARDS pada SARS-CoV jika dibandingkan dengan RBV pada
hari ke-21 setelah timbul gejala. Namun menurut penelitian dari Baden, dkk bahwa LPV/r
memiliki kemampuan inhibisi replikasi, bukan supresi jumlah virus. g) Remdesvir (RDV),
merupakan obat antivirus dalam spectrum luas yang sudah digunakan secara luas untuk virus
RNA, termasuk MERS/SARS-CoV, penelitian in vitro menunjukkan obat ini dapat
menghinbisi infeksi virus secara efektif. h) Klorokuin (CQ/CLQ) dan hidroksiklorokuin
(HCQ), Obat malaria dan autoimun diketahui dapat menghambat infeksi virus dengan
meningkatkan pH endosomal dan berinteraksi dengan resptor SARSCoV. Efektivitas obat
akan semakin baik karena “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan
Pneumonia” 19 memiliki aktivitas immunomodulator yang memperkuat efek antivirus i)
Favipiravir (FAVI), merupakan obat golongan baru inhibitor RNA-dependet RNA
polymerase (RdRp) yang mampu menghambat aktivitas polimerasi RNA. j) Umifenovir
(Arbidol), obat antivirus ini merupakan terapi rutin pada kasus influenza yang telah diketahui
kemampuan inhibisinya pada SARS-CoV-2 menurut penelitian in vitro. k) Interferon-α (IFN-
α), terbukti mampu menghambat produksi SARS-CoV secara in vitro. l)
Meplazumab/antibody anti-CD147. Antibody antiCD147 diketahui mampu menghambat sel
T yang dapat diinduksi CyPA dan berdampak berkurang inflamasi. Dan dapat menghambat
replikasi SARSCoV-2. m) Nitazoxanide, berdasarkan menelitian Wang, dkk dengan
dilakukannya uji in vitro agar mengetahui efektivitas dari nitazoxanide. Obat antiprotoza ini
diketahui memiliki potensi antivirus karena dapat menghambat SARS-CoV-2 dengan
kemampuan untuk meningkatkan regulasi mekanisme antivirus bawaan via amplifikasi dari
jalur IFN tipe I dan sensing sitoplasmik RNA. Dosis yang dianjurkan 600 mg, 2x sheari atau
500 mg, 3 kali sehari selama 7 hari. n) Direct-acting antiviral (DAA), Sofosbuvir diketahui
memiliki afinitas yang kuat terhadap covid-19 dan SARS-CoV karena kemampuan untuk
menempel pada tempat aktif RdRl yang mampu bersaing dengan nukleotida fisiologis.
“Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 20 o)
Immunoglobulin intravena (IVIg). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cao W, dkk
bahwa dalam serial kasus covid-19 yang menambahkan ivig (dosis 0,3-0,5 g/kgbb)
DENGAN HASIL adanya percepatan pada perbaikan klinis seperti demam, sesak napas dan
perbaikan pada hasil CT-scan. b. Manajemen simtomatik dan suportif a) Oksigen, yang
paling utama yaitu memastikan kepatenan jalan napas terlebih dahulu sebelum diberikan
terapi oksigen. Indikasi diberikan terapi oksigen yaitu adanya distress pernapasan atau syok
dengan desaturase. Dengan target kadar saturasi oksigen >94%. Oksigen yang diberikan
mulai dari 5 liter/m dan dapat ditingkatkan secara perlahan sampai mencapai target dan pada
kondisi klinis boleh diberikan nonbreathing mask. b) Antibiotic, untuk penggunaan antibiotic
sendri diberikan pada pasien yang memang dicurigai adanya infeksi bakteri dan bersifat
sedini mungkin. Dan pada keadaan sepsis antibiotic diberikan dalam waktu 1 jam. Antibiotic
yang digunakan adalah antibiotic empiric berdasarkan profil mikroba lokal. c) Deksametason,
berdasarkan pedoman di Italia bahwa deksametason dapat diberikan selama 5 hari pada kasus
covid-19 dengan ARDS. Dengan dosis deksametason 20mg/hari selama 5 hari dan
dilanjutkan 10 mg/hari selama 5 hari pada kasus pasien covid-19. Dan society of critical care
medicine merekomendasikan hidrokortison 200 mg/hari boleh dipertimbangkan pada kasus
covid-19 yang kritis “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan
Pneumonia” 21 d) Vitamin C, kadar vitamin C suboptimal umum ditemukan pada pasien
kritis. Penurunan kadar vitamin C disebabkan oleh sitokin inflamasi yang mendeplesi absorbs
vitamin C. Kondisi ini diperburuk dengan peningkatan konsumsi vitamin C pada sel somatic.
Maka dari itu dipikirkan pemberian dosis tinggi vitamin C untuk mengatasi sekuens dari
kadar suboptimal pada pasien kritis. Terdapat satu uji klinis yang melihat efektivitas vitamin
C dosis 12 gram terhadap waktu bebas ventilasi pada covid-19. e) Profilaksis trombonemboli
vena, menggunakan antikoagulan low molecular-weight heparin (LMWH) subkutan 2x sehari
dan bila ada kontraindikasi WHO menyarankan profilaksis mekanik seperti dengan
compression stocking. f) Plasma konvalesen, plasma dari pasien yang telah sembuh diduga
mempunyai efek terapeutik karena memiliki antibody terhadap SARS-CoV-2 dan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shen C, dkk telah melaoprkan bahwa sudah
terdapat 5 kasus serial dengan pasien covid-19 kritis yang telah dilakukan terapi plasma dan
hasilnya pasien mengalami perbaikan klinis. Terapi ini telah disetujui oleh FDA untuk terapi
covid-19 yang kritis dan dengan syarat donor plasma harus bebas gejala selama 14 hari
dengan tes deteksi SARS-CoV-2 negatif serta tidak ada kontraindikasi donor darah.
Manajemen pasien covid-19 yang kritis Waktu onset gejala hingga masuk ICU (Intensive
care unit) yaitu 9-10 hari dengan penyebab utama ARDS. “Asuhan Keperawatan Kritis Pada
Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 22 Tatalaksana pasien kritis dari covid-19
mempunyai prinsip penanganan yang sama dengan ARDS meliputi: a. Terapi cairan
konservatif b. Resusitasi cairan dengan kristaloid c. Norepinefrin sebagai lini pertama agen
vasoaktif pada covid-19 dengan syok d. Antibiotic spectrum luas sedini mungkin pada
dugaan koinfeksi bakteri sampai ditemukan bakteri spesifik e. Pilihan utama obat demam
adalah acetaminophen f. Penggunaan immunoglobulin intravena (IVIg) dan plasma konvalen
covid-19 telah dilaporkan, tetapi belum direkomendasikan rutin g. Mobilisasi pasien setiap 2
jam untuk mencegah ulkus decubitus h. Berikan nutrisi enternal dalam 24-48 jam pertama
Ventilasi mekanik pada covid-19 Ketika dilakukan ventilasi mekanik invasif operator wajib
waspada, mengenakan alat pelindung diri yang lengkap, dan menggunakan masker N95 saat
melakukan prosedur intubasi. Strategi ventilasi yang direkomendasikan society of critical
care medicine pada surviving sepsis campaign: a. Pertahankan b. Target plateau pressure
(Pplat) 38oC, sakit tenggorokan, sesak nafas, batuk, letih dan lesu. Dengan cara penularan
melalui droplet atau tetesan cairan, kontak pribadi seperti berjabat tangan dan menyentuh
barang atau permukaan yang terdapat virus diatasnya, kemudian menyetuh area wajah
sebelum mencuci tangan. Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh coronavirus yang menyebar terutama melalui tetesan air liur atau keluar dari
hidung yang akan menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga sedang namun akan
menjadi serius jika orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar
seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis. (medscape, 2020;
WHO, 2020a) B. Saran Sesuai dengan tujuan penyusunan makalah dengan topik asuhan
keperawatan kritis pada pasien covid-19 dan pneumonia diharapkan mahasiswa dan
mahasiswi keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan lebih banyak lagi terkait covid-19
dan mempunyai ketanggapan yang cepat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
optimal. “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” 39
DAFTAR PUSTAKA Azlan, A. A., Hamzah, M. R., Sern, T. J., Ayub, S. H., & Mohamad,
E. (2020). Public knowledge, attitudes and practices towards COVID-19: A cross-sectional
study in Malaysia. PLOS ONE, 15(5), e0233668.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0233668 Belleza, M., & R.N. (2020, March 12).
Coronavirus Disease (COVID-19) Study Guide. Nurseslabs.
https://nurseslabs.com/coronavirusdisease-covid-19/ Cavanagh, G., & Wambier, C. G.
(2020). Rational hand hygiene during the coronavirus 2019 (COVID-19) pandemic. Journal
of the American Academy of Dermatology, 82(6), e211.
https://doi.org/10.1016/j.jaad.2020.03.090 Medscape. (2020). Coronavirus Disease 2019
(COVID-19): Practice Essentials, Background, Route of Transmission.
https://emedicine.medscape.com/article/2500114-overview WHO. (2020a). Coronavirus.
https://www.who.int/westernpacific/health-topics/coronavirus WHO. (2020b). Coronavirus
disease 2019. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019 (PDPI), P.
D. P. I. (2020). PNEUMONIA COVID-19 Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W.,
Snatoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L.,
Nelwan, E. J., Chen, K. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa,
F., Jawirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan
Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10/7454/jpdi.v7i1.415. “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Pasien Dengan
Covid-19 Dan Pneumonia” 40 Hairunisa, N., & Amalia, H. (2020). Review: penyakit virus
corona baru 2019 (COVID-19). Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(2), 90-100.
https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2020.v3.90-100. Yuliana, Y. (2020). Corona virus
disease (Covid-19): Sebuah tinjauan literature. Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187-
192. https://doi.org/10.30604/well.95212020 Nurhayati, E., & Pratiwi, A. (2020).
Management Kasus Pneumonia COVID-19: A Literatue Review: Jurnal Berita Ilmu
Keperawatan, 13(2), 100-109. WHO. (2020). Tatalaksana klinis infeksi saluran pernapasan
akut berat (SARI) suspek penyakit COVID-19. World Health Organization, 4(March), 1-25.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
pengurus pusat PPNI. PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan pengurus pusat PPNI. PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai