Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan limpahanNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas “Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga Tn “A” di Dusun Babana Pantai Desa
Bambu Kec.,Mamuju Kab. Mamujutanggal 01 s.d 8 juli 2021”.

Terwujudnya asuhan kebidanan ini tidak terlepas dari bantuan serta


bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih banyak kepada yang terhormat dosen
poltekkes kemenkes mamuju dan keluarga binaan saya yang memberikan
kesempatan kepada Kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyelesaian asuhan kebidanan ini


begitu banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna,, oleh karena itu
apabila dalam proses penyusunan asuhan kebidanan Ini masih terdapat
banyak kesalahan, saya mengharapkan saran dan kritik dari pada
pembaca untuk menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.

Mamuju,8 Juli 2021

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia, maka
harus dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
Salah satu cara mengatasi masalah dalam keluarga adalah dengan
memberikan Asuhan Kebidanan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan pada keluarga secara optimal. Asuhan Kebidanan
Keluarga sangat erat hubungannya dengan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) .Salah satu sasaran KIA adalah Kehamilan .
Kehamilan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
janin intrauterine sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Pada
masa ini, perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala untuk
mengetahui keadaan ibu dan janin, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpanan yang ditemukan. Hal ini penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu maupun perinatal, Selain itu ibu
hamul juga memerlukan dukungan keluarga, salh satunya dengan
menciptakan lingkungan sehat seperti bebas dari rokok.
Bagi perokok aktif, yaitu sesorang yang merokok secara langsung
atau menghisap rokok akan berdampak pada kesehatan jantung dan
paru2 Bagi perokok aktif, yaitu sesorang yang merokok secara
langsung atau menghisap rokok . Adapun untuk perokok pasif didapat
dari Asap sampingan (sidestream smoke) hasil dari ujung rokok yang
terbakar ternyata lebih berbahaya dibandingkan asap utama
(mainstream smoke) yang dihisap dan dikeluarkan oleh perokok,
karena mengandung 2 kali lebih banyak nikotin, 3 kali kandungan tar
dan kandungan karbon monoksida 5 kali lebih banyak. Perokok
pasif yang berada disekitar perokok aktif akan menghirup dua jenis
rokok ini sekaligus, sehingga mengalami risiko gangguan kesehatan
seperti mata perih, bersin dan batuk-batuk, sakit kerongkongan, sakit.

1
Berdasarkan rumusan diatas dan kasus dilahan yang cukup tinggi
maka kami tertarik untuk melakukan pengkajian tentang “ pentingnya
ASI dan Imunisasi lengkap untuk tumbuh kembang baduta dan bahaya
rokok

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang tepat untuk
menangani masalah kesehatan keluarga, terutama mengenai
masalah KIA
2. Tujuan khusus
a. Melakukan identifikasi masalah kesehatan keluarga
b. Melakukan pengkajian masalah kesehatan keluarga
c. Melakukan perumusanmasalah kesehatan keluarga
d. Melakukan penentuan prioritas masalah kesehatan keluarga
e. Melakukan intervensi kebidanan pada keluarga.
f. Melakukan evaluasi dan pendokumentasian

C. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data di lakukan dengan cara wawancara, pengamatan


secara langsung, dan pemeriksaan kesehatan pada keluarga serta
studi dokumentasi

2
5) Persiapan masa tua/pension.
a. Keluarga lanjut usia
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan merubah cara
hidup
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan live review masa lalu.

B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga

Tinjauan teori tentang manajemen asuhan keluarga mengacu pada


langkah-langkah proses pemberian asuhan yang meliputi:
1. Pengkajian (Assesment)
a. Pengumpulan Data
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan
data berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara
langsung di masyarakat (data subjektif) dan secara tidak
langsung (data objektif).
Data subjektif di dapat dari informasi yang langsung diterima
di masyarakat melalui wawancara.Data objektif adalah data
yang diperoleh dari hasil observasi pemeriksaan dan penelaan
catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
b. Analisis data
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang tekumpul
dan mencari kaitan satu dengan yang lain sehingga ditemukan
berbagai masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban
tentang hubungan penyakit atau kasus kesehatan dengan
lingkungan keadaan sosial, budaya (perilaku). Pelayanan
kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap
kesehatan.

14
c. Perumusan Masalah
Perumusan msalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil
analisis.Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama
dan penyebabnya serta masalah potensial.
d. Prioritas Masalah
Menentukan prioritas masalah keluarga sangat perlu
dilakukan, karena masalah kesehatan keluarga memerlukan
penanganan berkelanjutan tidak memungkinkan untuk
diselesaikan dalam waktu bersamaan, dapat dipertimbangkan,
membutuhkan sumber daya keluarga, pengetahuan dan
norma/nilai-nilai budaya yang tertanam dalam keluarga.
Skala prioritas disusun dengan memperhatikan: sfat
permasalahan, apakah masalah tersebut dapat mengancam
kesehatan keluarga, merupakan keadaan kesakitan, ataukah
merupakan maslaah kegawatdaruratan, kemungkinan
melakukan pencegahan, mengurangi, atau menuntaskan
permasalahan, berat ringannya masalah untuk dilakukan
pencegahan dan dikurangi, masalah yang memerlukan
penanganann segera.
Skala prioritas masalah kesehatan keluarga
No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah:
 Tidak/kurang sehat 3 1
 Ancaman kesehatan 2
 Krisis 1
2 Kemungkinan masih
dapat diubah: 2
 Dengan mudah 2
 Hanya sebagaian 1
 Tidak dapat 0

15
3 Potensi masalah untuk
dicegah: 1
 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah:
 Masalah berat harus 2 1
segera ditangani
 Ada masalah tetapi 1
tidak segera ditangani
 Masalah tidak 0
dirasakan

e. Diagnosis permasalahan
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah
berdasarkan interprestasi yang benar atas data yang telah
dikumpulkan.
2. Perencanaan
Rencana untuk memecah maslah kesehatan lingkungan di
komuitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan
evaluasi.Untuk mecapai tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran,
maka disusun rencana pelaksaan.
3. Pelaksaan (Implementasi)
Didalam pelaksanaan kegiatan bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,
maka perlu dilkukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan
dalam meaksanakan tindakan dan evaluasi.
4. Evaluasi
Tujuan Evaluasi adalah mengetahui ketetapan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu

16
pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukkan data
yang sesuai dengn tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak
tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya.Bila kegiatan
behasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam.

C. Konsep Permasalahan Keluarga

1. Pengertian Permasalahan Keluarga


Masalah keluarga artinya kacau, tak teratur dan terarah, orang tua
kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan anak-anak terutama
remaja, mereka melawan orang tua, dan terjadi pertengkaran terus
menerus antara ibu dengan bapak terutama mengenai soal
mendidik anak-anak.Bahkan masalah keluarga bisa membawa
kepada perceraian suami istri. Dengan kata lain permasalahan
keluarga adalah kondisi yang sangat labil dikeluarga, dimana
komunikasi dua arah dalam kondisi demokratis sudah tidak ada.
Jika terjadi perceraian sebagai puncak dari masalah yang
berkepanjangan, maka yang paling menderita adalah anak-anak.
Sering perkara perceraian di pengadilan agama, yang paling rumit
adalah siapakah yang akan mengurus anak-anak. Sering
pengadilan memenangkan hak asuh kepada pihak laki-laki atau
bapak. Dalam hal ini pengadilan agama hanya berdasarkan fakta
hokum belaka
2. Jenis-jenis Masalah, Faktor-faktor dan Upaya Mengatasi Masalah
Keluarga
Ada sejumlah masalah di dalam sebuah keluarga. Maslaah
tersebut bisa berdiri sendiri tetapi kecenderungannya saling
berkaitan satu sama lain. Beragam masalah keluarga diantaranya:
a. Masalah perekonomian
Keluarga miskin masih besar jumlahnya di negeri ini.
Berbagai cara diusahakan pemerintah untuk mengentaskan
kemiskinan.

17
b. Masalah Kesehatan
Kesehatan sangatlah penting bagi diri kita karena jika
diantara anggota keluarga kita sering sakit-sakitan maka
pengeluaran untuk dokter, obat-obatan dan rumah sakit akan
bertambah. Apalagi jika salah satu anggota keluarga terjangkit
penyakit menular itu akan membutuhkan pengeluaran yang
lebih banyak lagi. Masalah gizi buruk menghantui banyak
keluarga miskin di Indonesia dan Kurang kesadaran
masyarakat akan kesehatan semakin menambah parahnya
masalah kesehatan keluarga. Contohnya dalam sebuah
keluarga ada yang mudah sakit karena mungkin kekurangan
gizi yang tidak baik.
1) Faktor-faktor penyebab dari problem kesehatan adalah:
a) Biaya kesehatan semakin mahal tidak sebanding dengan
pendapatan per capita
b) Beragam penyakit semakin bermunculan bersamaan
dengan makin majunya ilmu kedokteran
2) Upaya Mengatasi problem kesehatan:
a) Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi dengan
baik
Ajarkan anak hidup sehat dimulai dari “diri sendiri”. Dapat
dikatakan bahwa kesehatan yang kita miliki adalah karena
“upaya” kita sendiri.
b) Makan makanan sehat
Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja bagi
penyediaan energi untuk tubuh,tetapi juga merupakan
kebutuhan penting untuk kesehatan dan kelangsungan
hidup.
c) Memelihara Kesehatan Lingkungan
Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan
yang sehat.karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-

20
benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan.
Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung
kesehatan keluarga dan setiap orang yang hidup di
sekitarnya.Memelihara berarti menjaga
kebersihannya.Lingkungan kotor dapat menjadi sumber
penyakit.
c. Masalah Seksual
Hubungan seksual yang tidak harmonis menjadi salah satu
pemicu konflik dalam kehidupan rumah tangga, Banyak
pasangan tidak menyadari pentingnya hubungan seksual
ini.Bahkan banyak diantara pasangan menjalani hubungan
seksual sebagai hal rutinitas semata.Sekedar menjalankan
kewajiban, tidak ada nuansa keindahan di dalamnya. Sering
kita baca di surat kabar bahwa suatu masalah yang rumit untuk
di kaji adalah masalah perselingkuhan yang di lakukan oleh
suami atau isteri karena masalah seksual.
1) Faktor-faktor penyebab problem seksual adalah:
a) Kurang puas terhadap pelayanan dari pasangan.
b) Hubungan seks tidak dapat dikendalikan mengakibatkan
pertambahan anggota keluarga.
2) Upaya mengatasi problem seksual:
a) Komunikasi, Hilangkan rasa sungkan dan malu. Bicarakan
semua masalah seks yang Anda rasakan bersama
pasangan, biar pasangan tahu problem seks yang sedang
Anda alami.
b) Menahan emosi seks. Salah satu penyebab ejakulasi dini
adalah tidak bisa menahan emosi seks ketika bersetubuh.
Kebanyakan pria selalu ingin cepat ejakulasi.
c) Menghalangi semua permasalahan terbawa ke tempat
tidur. Hindari berhubungan seks bila amarah dan
kejengkelan masih bersemayam di hati.

21
d) Luangkan waktu untuk berduaan dengan istri. Kesibukan
seringkali menghalangi suami-istri untuk bersama, hingga
tidak bisa menikmati kehidupan secara pribadi.
e) Peliharalah kesehatan dengan mengatur pola makan dan
tetap berolahraga. Selain itu hindarilah minuman
beralkohol secara berlebihan
d. Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan sering merupakan penyebab terjadinya
problem di dalam keluarga.Jika pendidikan agak lumayan pada
suami-isteri, maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat
dipahami oleh mereka.Sebaliknya pada suami-isteri yang
pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami liku-liku
keluarga.Akibatnya terjadi selalu pertengkaran yang mungkin
menjadi perceraian. Jika pendidikan agama ada atau lumayan,
mungkin sekali kelemahan dibidang pendidikan akan diatasi.
Artinya suami-isteri akan dapat mngekang nafsu masing-
masing sehingga pertengkaran dapat dihindari. Mengapa
demikian karena agama islam mengajarkan agar orang
bersabar dan shalat di dalam menghadapi gejolak hidup rumah
tangga.
1) Faktor-faktor penyebab problem pendidikan adalah:
a) Pendidikan yang tidak seimbang antara suami dan istri.
b) Berpengaruh pula segala keputusan yang akan diambil
dalam keluarga.
c) Pasangan yang sama-sama memiliki pendidikan yang
rendah.
2) Upaya mengatasi problem pendidikan:
Untuk masalah pendidikan dalam keluarga memiliki arti yang
sangat komplek, karena pada dasarnya pendidikan di
indonesia tergantung pda latar belakang masing-masing

22
keluarga, tetapi tinggal bagaimana masing-masing keluarga
menerapkanya diantaranya:
a) mengikuti wajib belajar 9 tahun
b) memprogram dan merencanakan pendidikan dengan baik
untuk keluarga.
c) memberikan kebebasan memilih pendidikan yang akan
ditempuh anggota keluarga.
d) menyiapkan dana atau tabungan pendidikan sedini
mungkin untuk merealisasikan pendidikan yang akan
ditempuh.
e) menyiapkan solusi jika mungkin pilihan pendidikan yang
kita inginkan tidak tercapai.
e. Masalah Pekerjaan
Peluang kerja semakin terbatas tidak sebanding dengan
jumlah pencari kerja. Persaingan dalam dunia kerja dan dunia
usaha juga semakin tajam menambah makin beratnya beban
keluarga adakalanya pasangan suami-isteri terpaksa bekerja
serabutan atau bekerja di luar kompetensinya demi
memperoleh penghasilan, Persoalan pekerjaan di kantor sering
berimbas pada rumah tangga. Kesibukannya terfokus pada
pekerjaan pencarian materi yaitu harta dan uang.Makna
kesuksesan hidup tidaklah semata-mata berorientasi materi.
1) Faktor-faktor penyebab problem pekerjaan adalah:
a) Orang tua sibuk dengan pekerjaannya
b) Tidak punya pekerjaan atau baru di PHK.
2) Upaya mengatasi problem pekerjaan:
a) Adanya komunikasi dan interaksi hubungan yang baik
antar keluarga masalah pekerjaan agar salah satu di
antara suami atau isteri dapat mengerti dan memahami
beban pekerjaan masing-masing yang sedang di
jalankan sehingga tidak ada kesalah pahaman.

23
b) Sebelum kita memutuskan untuk menikahi pasangan
kita,pasti kita sudah melihat dari segi pekerjaan, jadi saat
kita sudah memutuskan untuk menikah pun berarti kita
sudah menerima pekerjaan pasangan dan berjalan
bersama memelihara dan mencintai pekerjaan pasangan
kita.
f. Masalah Agama
Agama sangat penting peranannya dalam membangun
keluarga bahagia. Termasuk dalam hal menentukan arah
keluarga, pernikahan yang di bangun atas dasar kesamaan
agama terkadang sering bermasalah apa lagi dengan
pernikahan yang beda agama pasti mempunyai masalah. Dari
perbedaan agama inilah muncul permasalahan dalam sebuah
rumah tangga.
1) Faktor-faktor penyebab problem agama adalah:
a) Perbedaan agama antara suami dan isteri.
b) Jauh dari agama hanya mementingkan materi dan duniawi
semata maka tinggal menunggu kehancuran keluarga
tersebut saja.
2) Upaya mengatasi problem agama:
a) Luangkan waktu untuk selalu berintropeksi diri.
b) Lebih memahami agama masing-masing pasangan
sehingga tidak muncul permasalahan diantara pasangan.
c) Berusaha selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta.
g. Masalah Komunikasi
Masalah komunikasi merupakan masalah fundamental yang
menentukan kebahagiaan keluarga, kesenjangan komunikasi
sering memicu timbulnya permasalahan lain yang lebih
kompleks dan perlu disadari bahwa apapun permasalahan
dalam keluarga (suami-isteri dan anak) solusinya melalui
proses komunikasi yang baik. Komunikasi interpersonal yang

24
dilandasi sikap keterbukaan, pemahaman, penerimaan
membuka peluang sukses bagi pemecahan masalah keluarga.
Setiap anggota keluarga harus menyadari setiap kata dan
tindakannya betapa berpengaruh pada orang lain. Semuanya
perlu belajar berkomunikasi yang baik demi keutuhan
keluarga.Contohnya seperti diantara salah satu orangtua
mereka pulang hampir malam, karena jalan macet. Badan
capek, sampai dirumah mata sudah mengantuk dan tertidur.
Tentu orangtua tidak punya kesempatan untuk berdiskusi atau
berkomunikasi dengan suami atau istri dan anak-anaknya.
1) Faktor-faktor penyebab problem komunikasi:
a) Anak yang takut kepada orang tua
b) Orang tua sering cekcok
c) Kakak adik tidak cocok
d) Orang tua tidak adil
e) Tidak cocok antara mertua dan menantu
f) Masalah dengan para tetangga
2) Upaya mengatasi problem komunikasi:
a) Luangkan waktu untuk mendengarkan
b) Berusaha untuk komunikasi intens dengan anggota
keluarga yang lain
c) Buat tradisi keluarga
d) Pergi berlibur bersama

D. Tinjauan Teori tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah periode yang dihitung dari hari pertama haid


terakhir (HPHT) hingga mulainya persalinan sejati, ini yang menandai
awal periode antepartum. Periode antepartum dibagi menjadi tiga
trimester yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan

25
menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari
ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan
diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan, atau 9 bulan
sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) (Varney, 2006: 492).
Jadi kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai lahirnya
janin, yang lama kehamilannya selama 280 hari yaitu 40 minggu atau
9 bulan lebih.
2. Perubahan fisiologis pada kehamilan

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan


melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai
persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih. kembali
seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan
(Prawirohardjo, 2010: 175).
b. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah kebiru-
kebiruan (tanda chadwicks) (Manuaba, 2010: 92).
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-
7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal
(Prawirohardjo, 2010: 178).
d. Payudara
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran,

26
Muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahta, dan di
ikuti keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda
anemia, gagal jantung, atau preeklamsia (Hani dkk,
2011:121)
e. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau
ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak sedikitnya 3 kali dalam waktu 3 jam. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Rukiyah,
Manfaat menggunakanjamban2009: 127).

E. Tinjauan Prilaku Merokok

1. Pengertian Rokok

Rokok adalah salah satu hasil olahan tembakau dengan


menggunakan bahan ataupun tanpa bahan tambahan. Rokok berbentuk
silinder dari kertas berukuran sekitar 120 milimeter dengan diameter
sekitar 10 milimeter yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah (Nururahman, 2014:77). Konsumsi rokok di sebut sebagai
merokok. Sedangkan Ikhsan (2012) merokok adalah menghisap asap
tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya
kembali keluar. Definisi perokok menurut WHO untuk sekarang
adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6
bulan selama hidupnya.
2. Bahaya Rokok

Menurut Husaini (2006:62) ada berbagai macam gangguan yang


ditumbulkan oleh rokok yaitu :

32
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada tanggal 2 Juli 2021 di lakukan inform consent dengan keluarga


binaan, setelah calon keluarga binaan maka di lakukanlah pangkajian dan
analisa data serta penentuan masalah . Di dapatkan hasil bahwa Ny.”I”dalam
kondisi hamil dengan usia kehamilan sudah masuk 7 bulan dengan keluhan
sering BAK dan belum mengetahui tanda bahaya kehamilan serta suami
perokok aktif.Dari hasil tersebut maka maka di dapatkan diagnosa yaitu
ketidaknyamanan kehamilna trimester II, Kurangnya pengetahuan tanda
bahaya kehamilan dan perokok aktif. Akhirnya di susunlah rencana tindakan
yang akan lakukan pada kunjungan kedua yaitu tanggal 4 juli 2021.
Pada tanggal 4 juli 2021 melaksanakan rencan tindakan yaitu
menjelaskan penyebab ketidaknyamanan kehamilan trimester II (Nocturia),
menjelaskan cara mengatasi ketidaknyamanan kehamilan trimester II
(Nocturia), memberikan pemahaman pada keluarga tentang mengetahui tanda-
tanda bahaya kehamilan, melakukan pemeriksaan lengkap ibu hamil,
memberikan penyuluhan tentang gizi ibu hamil,berikan penyuluhan tentang ASI,
menyarankan suami untuk tidak merokok didalam rumah, memberikan
penyuluhan kepada keluarga tentang bahaya merokok. Penyuluhan tersebut di
pahami keluarga binaan dan akan di lakukan evaluasi terkait penyuluhan
tersebut pada kunjungan ketiga yaitu pada tanggal 7 juli 2021.
Pada tanggal 7 juli 2021 di lakukan evaluasi terkait penyuluhan yang
telah di lakukan pada kunjungan sebelumnya yang hasilnya Ketidaknyaman
kehamilan trimester II (Nocturia) berkurang, Tn”A” kadang-kadang merokok
diluar rumah.

58
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan ketidaknyamanan
kehamilan trimester II setelah pengkajian dan penyuluhan yang sudah di
lakukan di pahami Ibu dan keluarga tanda tahaya kehamilan memiliki
kemungkinan besar untuk di cegah dan ketidaknyaman kehamilan mulai
berkurang , serta suami berusaha terbiasa merokok di luar ruangan.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan bimbingan dan


arahan kepada kami (mahasiswa) dalam menjalani praktek, terutama
mengenai hal-hal baru yang ditemui, sehingga kualitas pendidikan pun
dapat ditingkatkan khususnya jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Mamuju

2. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan


khususnya dalam KIA

59
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen 2004.Ilmu Kebidanan.Jakarta : EGC . Hal. 7,4,62,70,75

Varney, Helen 2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Volume.Jakarta : EGC .


Hal. 27,31,37,38,40,692.

Prawirohardjo,s.2008Ilmu Kebidanan.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Manuaba,IAC.,I Bagus, dan IB Gde.2010.Ilmu Kebidanan Penyakit dan


KB untuk Pendidikan Bidan.Edisi kedua.Jakrta:EGC.

Manuaba,IAC.,I Bagus, dan IB Gde.2007.Pengantar Kuliah Obsetri..


Jakrta:EGC.

Kusmiyati,Yuni.2009Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta Fitrramaya


Syafrudin.

Hani, Ummi dkk.2011.Asuhan Kebidanan Fisiologis.Jakarta:EGC.

Walyani,E.S.(2015).Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.Yogyakarta:


Pustaka BARU.

Rukiyah,Dkk.2011Asuhan Kebidanan Kehamilan.Jakarta: Trans Info


Media

60
61

Anda mungkin juga menyukai