Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan limpahanNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas “Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga Tn “A” di Dusun Babana Pantai Desa
Bambu Kec.,Mamuju Kab. Mamujutanggal 01 s.d 8 juli 2021”.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia, maka
harus dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
Salah satu cara mengatasi masalah dalam keluarga adalah dengan
memberikan Asuhan Kebidanan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan pada keluarga secara optimal. Asuhan Kebidanan
Keluarga sangat erat hubungannya dengan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) .Salah satu sasaran KIA adalah Kehamilan .
Kehamilan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
janin intrauterine sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Pada
masa ini, perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala untuk
mengetahui keadaan ibu dan janin, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpanan yang ditemukan. Hal ini penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu maupun perinatal, Selain itu ibu
hamul juga memerlukan dukungan keluarga, salh satunya dengan
menciptakan lingkungan sehat seperti bebas dari rokok.
Bagi perokok aktif, yaitu sesorang yang merokok secara langsung
atau menghisap rokok akan berdampak pada kesehatan jantung dan
paru2 Bagi perokok aktif, yaitu sesorang yang merokok secara
langsung atau menghisap rokok . Adapun untuk perokok pasif didapat
dari Asap sampingan (sidestream smoke) hasil dari ujung rokok yang
terbakar ternyata lebih berbahaya dibandingkan asap utama
(mainstream smoke) yang dihisap dan dikeluarkan oleh perokok,
karena mengandung 2 kali lebih banyak nikotin, 3 kali kandungan tar
dan kandungan karbon monoksida 5 kali lebih banyak. Perokok
pasif yang berada disekitar perokok aktif akan menghirup dua jenis
rokok ini sekaligus, sehingga mengalami risiko gangguan kesehatan
seperti mata perih, bersin dan batuk-batuk, sakit kerongkongan, sakit.
1
Berdasarkan rumusan diatas dan kasus dilahan yang cukup tinggi
maka kami tertarik untuk melakukan pengkajian tentang “ pentingnya
ASI dan Imunisasi lengkap untuk tumbuh kembang baduta dan bahaya
rokok
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang tepat untuk
menangani masalah kesehatan keluarga, terutama mengenai
masalah KIA
2. Tujuan khusus
a. Melakukan identifikasi masalah kesehatan keluarga
b. Melakukan pengkajian masalah kesehatan keluarga
c. Melakukan perumusanmasalah kesehatan keluarga
d. Melakukan penentuan prioritas masalah kesehatan keluarga
e. Melakukan intervensi kebidanan pada keluarga.
f. Melakukan evaluasi dan pendokumentasian
2
5) Persiapan masa tua/pension.
a. Keluarga lanjut usia
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan merubah cara
hidup
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan live review masa lalu.
14
c. Perumusan Masalah
Perumusan msalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil
analisis.Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama
dan penyebabnya serta masalah potensial.
d. Prioritas Masalah
Menentukan prioritas masalah keluarga sangat perlu
dilakukan, karena masalah kesehatan keluarga memerlukan
penanganan berkelanjutan tidak memungkinkan untuk
diselesaikan dalam waktu bersamaan, dapat dipertimbangkan,
membutuhkan sumber daya keluarga, pengetahuan dan
norma/nilai-nilai budaya yang tertanam dalam keluarga.
Skala prioritas disusun dengan memperhatikan: sfat
permasalahan, apakah masalah tersebut dapat mengancam
kesehatan keluarga, merupakan keadaan kesakitan, ataukah
merupakan maslaah kegawatdaruratan, kemungkinan
melakukan pencegahan, mengurangi, atau menuntaskan
permasalahan, berat ringannya masalah untuk dilakukan
pencegahan dan dikurangi, masalah yang memerlukan
penanganann segera.
Skala prioritas masalah kesehatan keluarga
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah:
Tidak/kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
Krisis 1
2 Kemungkinan masih
dapat diubah: 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagaian 1
Tidak dapat 0
15
3 Potensi masalah untuk
dicegah: 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah:
Masalah berat harus 2 1
segera ditangani
Ada masalah tetapi 1
tidak segera ditangani
Masalah tidak 0
dirasakan
e. Diagnosis permasalahan
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah
berdasarkan interprestasi yang benar atas data yang telah
dikumpulkan.
2. Perencanaan
Rencana untuk memecah maslah kesehatan lingkungan di
komuitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan
evaluasi.Untuk mecapai tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran,
maka disusun rencana pelaksaan.
3. Pelaksaan (Implementasi)
Didalam pelaksanaan kegiatan bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,
maka perlu dilkukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan
dalam meaksanakan tindakan dan evaluasi.
4. Evaluasi
Tujuan Evaluasi adalah mengetahui ketetapan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu
16
pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukkan data
yang sesuai dengn tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak
tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya.Bila kegiatan
behasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam.
17
b. Masalah Kesehatan
Kesehatan sangatlah penting bagi diri kita karena jika
diantara anggota keluarga kita sering sakit-sakitan maka
pengeluaran untuk dokter, obat-obatan dan rumah sakit akan
bertambah. Apalagi jika salah satu anggota keluarga terjangkit
penyakit menular itu akan membutuhkan pengeluaran yang
lebih banyak lagi. Masalah gizi buruk menghantui banyak
keluarga miskin di Indonesia dan Kurang kesadaran
masyarakat akan kesehatan semakin menambah parahnya
masalah kesehatan keluarga. Contohnya dalam sebuah
keluarga ada yang mudah sakit karena mungkin kekurangan
gizi yang tidak baik.
1) Faktor-faktor penyebab dari problem kesehatan adalah:
a) Biaya kesehatan semakin mahal tidak sebanding dengan
pendapatan per capita
b) Beragam penyakit semakin bermunculan bersamaan
dengan makin majunya ilmu kedokteran
2) Upaya Mengatasi problem kesehatan:
a) Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi dengan
baik
Ajarkan anak hidup sehat dimulai dari “diri sendiri”. Dapat
dikatakan bahwa kesehatan yang kita miliki adalah karena
“upaya” kita sendiri.
b) Makan makanan sehat
Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja bagi
penyediaan energi untuk tubuh,tetapi juga merupakan
kebutuhan penting untuk kesehatan dan kelangsungan
hidup.
c) Memelihara Kesehatan Lingkungan
Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan
yang sehat.karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-
20
benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan.
Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung
kesehatan keluarga dan setiap orang yang hidup di
sekitarnya.Memelihara berarti menjaga
kebersihannya.Lingkungan kotor dapat menjadi sumber
penyakit.
c. Masalah Seksual
Hubungan seksual yang tidak harmonis menjadi salah satu
pemicu konflik dalam kehidupan rumah tangga, Banyak
pasangan tidak menyadari pentingnya hubungan seksual
ini.Bahkan banyak diantara pasangan menjalani hubungan
seksual sebagai hal rutinitas semata.Sekedar menjalankan
kewajiban, tidak ada nuansa keindahan di dalamnya. Sering
kita baca di surat kabar bahwa suatu masalah yang rumit untuk
di kaji adalah masalah perselingkuhan yang di lakukan oleh
suami atau isteri karena masalah seksual.
1) Faktor-faktor penyebab problem seksual adalah:
a) Kurang puas terhadap pelayanan dari pasangan.
b) Hubungan seks tidak dapat dikendalikan mengakibatkan
pertambahan anggota keluarga.
2) Upaya mengatasi problem seksual:
a) Komunikasi, Hilangkan rasa sungkan dan malu. Bicarakan
semua masalah seks yang Anda rasakan bersama
pasangan, biar pasangan tahu problem seks yang sedang
Anda alami.
b) Menahan emosi seks. Salah satu penyebab ejakulasi dini
adalah tidak bisa menahan emosi seks ketika bersetubuh.
Kebanyakan pria selalu ingin cepat ejakulasi.
c) Menghalangi semua permasalahan terbawa ke tempat
tidur. Hindari berhubungan seks bila amarah dan
kejengkelan masih bersemayam di hati.
21
d) Luangkan waktu untuk berduaan dengan istri. Kesibukan
seringkali menghalangi suami-istri untuk bersama, hingga
tidak bisa menikmati kehidupan secara pribadi.
e) Peliharalah kesehatan dengan mengatur pola makan dan
tetap berolahraga. Selain itu hindarilah minuman
beralkohol secara berlebihan
d. Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan sering merupakan penyebab terjadinya
problem di dalam keluarga.Jika pendidikan agak lumayan pada
suami-isteri, maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat
dipahami oleh mereka.Sebaliknya pada suami-isteri yang
pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami liku-liku
keluarga.Akibatnya terjadi selalu pertengkaran yang mungkin
menjadi perceraian. Jika pendidikan agama ada atau lumayan,
mungkin sekali kelemahan dibidang pendidikan akan diatasi.
Artinya suami-isteri akan dapat mngekang nafsu masing-
masing sehingga pertengkaran dapat dihindari. Mengapa
demikian karena agama islam mengajarkan agar orang
bersabar dan shalat di dalam menghadapi gejolak hidup rumah
tangga.
1) Faktor-faktor penyebab problem pendidikan adalah:
a) Pendidikan yang tidak seimbang antara suami dan istri.
b) Berpengaruh pula segala keputusan yang akan diambil
dalam keluarga.
c) Pasangan yang sama-sama memiliki pendidikan yang
rendah.
2) Upaya mengatasi problem pendidikan:
Untuk masalah pendidikan dalam keluarga memiliki arti yang
sangat komplek, karena pada dasarnya pendidikan di
indonesia tergantung pda latar belakang masing-masing
22
keluarga, tetapi tinggal bagaimana masing-masing keluarga
menerapkanya diantaranya:
a) mengikuti wajib belajar 9 tahun
b) memprogram dan merencanakan pendidikan dengan baik
untuk keluarga.
c) memberikan kebebasan memilih pendidikan yang akan
ditempuh anggota keluarga.
d) menyiapkan dana atau tabungan pendidikan sedini
mungkin untuk merealisasikan pendidikan yang akan
ditempuh.
e) menyiapkan solusi jika mungkin pilihan pendidikan yang
kita inginkan tidak tercapai.
e. Masalah Pekerjaan
Peluang kerja semakin terbatas tidak sebanding dengan
jumlah pencari kerja. Persaingan dalam dunia kerja dan dunia
usaha juga semakin tajam menambah makin beratnya beban
keluarga adakalanya pasangan suami-isteri terpaksa bekerja
serabutan atau bekerja di luar kompetensinya demi
memperoleh penghasilan, Persoalan pekerjaan di kantor sering
berimbas pada rumah tangga. Kesibukannya terfokus pada
pekerjaan pencarian materi yaitu harta dan uang.Makna
kesuksesan hidup tidaklah semata-mata berorientasi materi.
1) Faktor-faktor penyebab problem pekerjaan adalah:
a) Orang tua sibuk dengan pekerjaannya
b) Tidak punya pekerjaan atau baru di PHK.
2) Upaya mengatasi problem pekerjaan:
a) Adanya komunikasi dan interaksi hubungan yang baik
antar keluarga masalah pekerjaan agar salah satu di
antara suami atau isteri dapat mengerti dan memahami
beban pekerjaan masing-masing yang sedang di
jalankan sehingga tidak ada kesalah pahaman.
23
b) Sebelum kita memutuskan untuk menikahi pasangan
kita,pasti kita sudah melihat dari segi pekerjaan, jadi saat
kita sudah memutuskan untuk menikah pun berarti kita
sudah menerima pekerjaan pasangan dan berjalan
bersama memelihara dan mencintai pekerjaan pasangan
kita.
f. Masalah Agama
Agama sangat penting peranannya dalam membangun
keluarga bahagia. Termasuk dalam hal menentukan arah
keluarga, pernikahan yang di bangun atas dasar kesamaan
agama terkadang sering bermasalah apa lagi dengan
pernikahan yang beda agama pasti mempunyai masalah. Dari
perbedaan agama inilah muncul permasalahan dalam sebuah
rumah tangga.
1) Faktor-faktor penyebab problem agama adalah:
a) Perbedaan agama antara suami dan isteri.
b) Jauh dari agama hanya mementingkan materi dan duniawi
semata maka tinggal menunggu kehancuran keluarga
tersebut saja.
2) Upaya mengatasi problem agama:
a) Luangkan waktu untuk selalu berintropeksi diri.
b) Lebih memahami agama masing-masing pasangan
sehingga tidak muncul permasalahan diantara pasangan.
c) Berusaha selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta.
g. Masalah Komunikasi
Masalah komunikasi merupakan masalah fundamental yang
menentukan kebahagiaan keluarga, kesenjangan komunikasi
sering memicu timbulnya permasalahan lain yang lebih
kompleks dan perlu disadari bahwa apapun permasalahan
dalam keluarga (suami-isteri dan anak) solusinya melalui
proses komunikasi yang baik. Komunikasi interpersonal yang
24
dilandasi sikap keterbukaan, pemahaman, penerimaan
membuka peluang sukses bagi pemecahan masalah keluarga.
Setiap anggota keluarga harus menyadari setiap kata dan
tindakannya betapa berpengaruh pada orang lain. Semuanya
perlu belajar berkomunikasi yang baik demi keutuhan
keluarga.Contohnya seperti diantara salah satu orangtua
mereka pulang hampir malam, karena jalan macet. Badan
capek, sampai dirumah mata sudah mengantuk dan tertidur.
Tentu orangtua tidak punya kesempatan untuk berdiskusi atau
berkomunikasi dengan suami atau istri dan anak-anaknya.
1) Faktor-faktor penyebab problem komunikasi:
a) Anak yang takut kepada orang tua
b) Orang tua sering cekcok
c) Kakak adik tidak cocok
d) Orang tua tidak adil
e) Tidak cocok antara mertua dan menantu
f) Masalah dengan para tetangga
2) Upaya mengatasi problem komunikasi:
a) Luangkan waktu untuk mendengarkan
b) Berusaha untuk komunikasi intens dengan anggota
keluarga yang lain
c) Buat tradisi keluarga
d) Pergi berlibur bersama
1. Pengertian Kehamilan
25
menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari
ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan
diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan, atau 9 bulan
sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) (Varney, 2006: 492).
Jadi kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai lahirnya
janin, yang lama kehamilannya selama 280 hari yaitu 40 minggu atau
9 bulan lebih.
2. Perubahan fisiologis pada kehamilan
a. Uterus
26
Muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahta, dan di
ikuti keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda
anemia, gagal jantung, atau preeklamsia (Hani dkk,
2011:121)
e. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau
ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak sedikitnya 3 kali dalam waktu 3 jam. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Rukiyah,
Manfaat menggunakanjamban2009: 127).
1. Pengertian Rokok
32
BAB IV
PEMBAHASAN
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan ketidaknyamanan
kehamilan trimester II setelah pengkajian dan penyuluhan yang sudah di
lakukan di pahami Ibu dan keluarga tanda tahaya kehamilan memiliki
kemungkinan besar untuk di cegah dan ketidaknyaman kehamilan mulai
berkurang , serta suami berusaha terbiasa merokok di luar ruangan.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
2. Bagi Mahasiswa
59
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen 2004.Ilmu Kebidanan.Jakarta : EGC . Hal. 7,4,62,70,75
60
61