Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

            Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami


carakerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.
(Walton.1998). 

Steril merupakan keadaan dimana alat-alat yang digunakan sudah terbebas


dari bakteri yang mengkontaminasi. Sedangkan sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme
(protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi
tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam
nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2006)

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai


diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Autoklaf
diisi dengan air secukupnya dan semua alat-alat yang akan disterilkan seperti
tabung reaksi, spoid, labu erlemeyer, ose, dimasukkan kedalamnya. Sebelum
ditutup, semua alat perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat gelas
pecah sewaktu proses sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari
uap air. Proses berikutnya adalah menutup autoklaf dengan memutar setiap sekrup
dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya
uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Langkah terakhir adalah
memanaskan autoklaf tersebut dengan nyala api hingga menghasilkan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit. Setelah selesai autoklaf
didiamkan terlebih dahulu beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup
dan baut pengunci dapat dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat
4

dikeluarkan satu persatu. Adapun untuk sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik


terlebih dahulu air dengan takaran yang telah ditentukan dimasukkan kedalamnya
kemudian alat-alat yang akan disterilkan seperti labu Erlemeyer dan gelas ukur.
Suhu, tekanan, dan waktu yang dibutuhkan disetting sesuai kebutuhan. Biasanya
proses sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik berlangsung sekitar 15 menit
dengan suhu 1210C. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan
apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu
tersebut (Fardiaz, 1992).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari


campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya.Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukanisolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media biakan adalah bahan
atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk membiakkan mikroorganisme,
karena memiliki daya duang yang tinggi terhadap tumbuhan dan perkembang
biakkannya (Dian, 2012).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-


namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap
alatdirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain danmempunyai
fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan
didalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatantersebut
telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang
kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuatperalatan
khusus sesuai dengan kebutuhan. (Imamkhasani, 2000).

Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-
alat ini dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus
diberikan pelatihan tentang penggunaan alat-alat tersebut. Penggunaan alat-alat
gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan
5

dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa


macam alat gelas yang dipakai di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker
gelas), erlenmeyer, gelas ukur, botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan
gelas penutup, cawan petri dan mortal Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang
digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan
alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri
dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya
baik analisa maupun sintesa, sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang
kimia pasti akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-
alat dan bahan kimia. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan
memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna, kebersihan alat yang digunakan dan
ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam
suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka
kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).   

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. membebaskan bahan-bahan
dari mikroba yan Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan
dalam proses penelitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan
alat-alatlaboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail
mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Dalam
penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan
peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan
(Moningka, 2008).

Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di


laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih,
tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat
kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun
6

atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan
larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).

Alat – alat yang digunakan dalam  penelitian harus dalam keadaan steril atau
bebas dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang
cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang
digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda.

Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan


kenyamanan, kesehatan dan keamanan kepada semua orang yang bekerja
didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi
kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang
meliputi adanya prosedur pengoperasian baku yang memerhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium, adanya ventilasi dan perlengkapan
pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia dan
peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium.

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau


mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum
tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan
percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi.
Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium.
Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada
pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas
piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik.
Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas
untuk bisa bersih benar .

Anda mungkin juga menyukai