Anda di halaman 1dari 6

RPS 6

Pelaporan Korporat
“Sewa”

Oleh:

Ida Bagus Pramayoga (2007612005)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
6.1 Identifikasi Sewa
PSAK 73 megnharuskan pada tanggal insepsi entitias telah menilai apakah suatu kontrak
adalah kontrak sewa atau mengandung sewa. Suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sew
ajika kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset indentifikasian,
selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan. Entitas menilai kembali kontrak
jika syarat dan ketentuan kontrak berubah.
a. Subyek sewa harus secara spesifik diidentifikasi
Aset identifikasi dapt ditetapkan secara eksplisist ataupun implisit. Customer tidak
dianggap memiliki ha katas penggunaan aset teridentifikasi bila supplier memiliki gak
substitusi substantif. Bila subjek kontak adalah bagian dari aset maka aset tersebut adalah
aset identifikasi bila dapat dibedakan secara fisik.
b. Kontrak memberikan hak pengendalian dalam jangka waktu tertentu
Untuk menilai apakah terdapat pengendalian maka entitias harus menilai apakah selama
periode penggunaan pelanggan memiliki baik hak untuk memperoleh secara substansial
benefit dari penggunaan aset identifikasi dan hak untuk mengarahkan penggunaan aset
indentifikasi
6.2 Perlakuan Akuntansi atas Sewa
6.2.1 Perlakuan akuntansi dari sisi Penyewa (Lessee)
a. Pengukuran aset hak guna
Aset hak guna pada awaal diperoleh diukut sebesar:
a) Jumlah pengukuran awal liabilitas sewa
b) Pembayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum tanggal permulaan, dikurangi
dengan insentif sewa yang diterima
c) Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh penyewa, dan
d) Estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh penyewa dalam membongkar dan
memindahkan aset pendasar, merestorasi tempat di mana aset berada atau merestorasi
aset pendasar ke kondisi yang disyaratkan untuk menghasilkan persediaan.
Setelah dimulainya sewa, penyewa akan mengukur aset hak guna menggunakan model
biaya, kecuali:
a) Aset hak guna adalah property investasi dan lesse menilai property investasinya
berdasarkan PSAK 13, atau
b) Aset hak guna terkait dengan kelas PPE yang mana penyewa menerapkan mode
revaluasi berdasarkan PSAK 16
b. Pengukuran liabilitas sewa
Liabilitas sewa pada awalnya diukur pada nilai kini pembayaran sewa yang belum
dibayar pada tanggal tersebut didiskontokan menggunakan suku bunga implisit bila dapat
ditentukan atau jika suku bunga tersebut tidak dapat ditentukan, maka penyewa
menggunakan suku bunga pinjaman incremental penyewa. Setelah tanggal permulaan,
penyewa mengukur liabilitas sewa dengan:
a) Mengingkatkan jumlah tercatat untuk merefleksikan bunga atas liabilitas sewa
b) Mengurangi jumlah tercatat untuk merefleksikan sewa yang telah dibayar, dan
c) Mengukur kembali jumlah tercatat untuk merefleksikan penilaian kembali

c. Penilaian kembali liabilitas sewa


Dilakukan apabila terjadi perubahan pembayaran sewa. Perubahan pembayaran sewa
dapat terjadi karena:
a) Perubahan masa swa atau perubahan penilai opsi pembelian. Dalam hal ini maka
pengukuran kembali liabilitas sewa dilakukan dengan mendiskotokan pembayaran
sewa revisi dengan menggunakan tingkat diskonto yang direvisi
b) Perubahan dalam jumlah nilai residua tau perubahan dalam pembayaran sewa masa
depan yang terjadi akibat perubahan indeks atau suku bunga yang digunakan untuk
menentukan pembayaran tersebut. Dalam hal ini maka pengukuran kembali liabilitas
sewa dilakukan dengan mendiskontokan pembayaran sewa revision dengan tingkat
dikonto yang tidak berubah, kecuali perubahan sewa terjadi akibat perubahan suku
bunga mengambang.
d. Pengecualian pengakuan
Lesse dapa tidak menerapkan persyaratan pengakuan seperti dijelaskan di atas dan
memilih untuk mempertimbangkan pembayran sewa sebagai beban berdasarkan garis lurus
selama amsa sewa atau dasar sistematis lainnya untuk dua jenis sewa berikut:
a) Sewa jangka pendek
b) Sewa aset bernilai rendah

6.2.2 Perlakuan akuntasni dari sisi Pesewa (Lessor)


Lessor mengklasifikasikan setiap sewanya sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansial
seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset dasar. Jika tidak, suatu
sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Apakah suatu sewa merupakan sewa pembiayaan
atau sewa operasi berhantung pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya.
Subsewa adalah sewa dimana penyewa menyewakan kembali sebagian atau semua aset
dasar kepada pihak lain dimana penyewa untama tetap mempertahankan beberapa gak-
haknya pada perjanjian sewa utama, PSAK 73 mewajibkan perjanjian sewa untama dengan
subsewanya diperlakukan sewa terpisah.
6.2.3 Perlakuan akuntansi oleh Pensewa (Lessor)
Pada saat dimulainya sewa, lessor mengakui aset yang dimiliki dalam sewa pembiayaan
sebagai piutang dengan jumlah yang sama dengan investasi bersih dalam sewa. Pembayaran
sewa yang termasuk dalam pengukuran investasi netto sewa meliputi pembayaran atas hak
untuk menggunakan aset pendasar selama masa sewa yang belum diterima pada tanggal
permulaan sebagai berikut:
a) Pembayaran tetap
b) Pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga yang pada
awalnya diukut dengan menggunakan indeks atau suku bunga pada tanggal
permulaan
c) Jaminan nilai residual yang diberikan kepada pesewa pihak yang terkait dengan
penyewa atau pihak ketikga yang tidak terkait dengan pesewa yang secara finansial
mampu melaksanakan kewajiban dalam jaminan tersebut
d) Harga ekslusi opsi beli jika penyewa cukup yakni untuk mengeksekusi opsi tersebut,
dan
e) Pembayaran penalty karena menghentikan sewa, jika penyewa akan mengeksekusi
opsi untuk menghentikan sewa.
Untuk pengukuran selanjutnya lessor mengakui pendapatan keuangan selama masa sewa
dari sewa pembiayaan, berdasarkan pola yang mencerminkan tingkat pengembalian periodic
konstan atas investasi berish psewa.
6.2.4 Sales and Lease Back (Jual dan Sewa Balik)
Untuk menentukan apakah suatu aset dicatat sebagi penjualan, entitas penerapkan
persyaratkan PSAK 72 untuk menentukan kapan kewajiban kinerja dipenuhi. Jika suatu
transfer aset memnuhi persyaratkan PSAK 72 yang harus diperhitungkan sebagia penjualan,
penjualan mungukur aset hak guna pada proposi jumlah tercatat sebelumnya yang tertarik
dengan hak penggunaan yang dipertahankan. Oleh karena itum penjualan hanya mengakui
jumlah keuntungan atau kerugian yang terkait dengan hak yang ditransfer ke pembeli. Jika
nilai wajar sewa imbalan untuk penjualan aset tidak sama dengan nilai wajar aset, atau jika
pembayaran untuk sewa tidak sama dengan harga pasar, maka entitas melakukan
penyesuasian di bawah ini umtuk mengukur hasil penjualan pada nilai wajar:
a) Jika di bawah harga pasar, maka dicatat sebagai pembayaran sewa dibayar di muka,
dan
b) Jika di atas harga pasar, maka dicatat sebagai tambahan pembiayaan yang diberikan
oleh pembeli-pesewa kepada penjual-penyewa.
6.2.5 Sewa tanah dan bangunan
Ketika sewa mengandung elemen tanah dan bangunana, penilaian klasifikasi sewa
sebagia finance lease atau operatig lease oleh leasor dilakukan secara terpisah untuk elemen
tanah dan elemen bangunan. Karena pada umumnya tanah memiliki masa manfaar yang tidak
terbatas maka kemungkinan besar masa sewa bukanlah sebagian besar masa manfaat aset
sehingga sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Namun demikian bila pada tanggak
insepsi nilai kini dari pembayaran sewa meilputi sebagian besar nilai wajar aset maka ada
kemungkinan sewa tanah diklasifikasikan sebagai finance lease. Pada sewa dengan elemen
tanah dan bangunan leaser mengalokasikan pembayaran sewa antara tanah dengan bangunan
berdasarkan porporsi relative nilai wajar sewa tanh dan bangunan. Alokasi pembayaran sewa
harus mencerminkan sebesar apa kompensasi yang diinginkan leasor untuk penggunaan
tanah dan penggunaan bangunan.
Bila pemayaran sewa tidak dapat dialokasikan kepada masing-masing elemen tanah dan
bangunan dengan andal maka keseluruhan sewa diklasifikasikan sebagai finance lease,
kecuali bila jelas baik elemen tanah maupun elemen bangunan adalah sewa operasi dalam hal
ini klasifikasinya adalah sewa operasi. Untuk sewa tanah dan bangunan dimana jumlah untuk
elemen tanah tidak material dibandingkan keseluruhan sewa, PSAK memperolehkan elemen
tanah dan elemen bangunan diperlakukan sebagai satu kesatuan. Dalam kasus ini masa
manfaat bangunan dianggap sebagai masa ekonomis keseluruhan aset.
Referensi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2021. Modul Chartered Accountant: Pelaporan Korporat.
Jakarta: Penulis.

Anda mungkin juga menyukai