Pelaporan Korporat
“Instrumen Keuangan”
Oleh:
3. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Namun, dalam menentukan apakah sebuah kontrak yang mensyaratkan penyerahan
instrumen ekuitas entitas merupakan instrumen ekuitas, entitas harus memastikan apakah
kontrak tersebut merepresentasikan kewajiban untuk menyerahkan sejumlah tertentu yang
dibayarkan dalam bentuk saham atau merepresentasikan kewajiban untuk menyerahkan
sejumlah tertentu saham tanpa melihat nilai wajar saham pada tanggal penyerahan.
Sebuah kontrak untuk menyerahkan atau menerima) sejumlah tertentu yang dibayarkan
dalam bentuk saham bukan merupakan instrumen ekuitas karena pada tanggal komitmen
entitas tersebut tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah saham yang harus diserahkan
(atau harus diterima) pada tanggal penyerahan.
Instrumen derivatif merupakan salah satu jenis instrumen keuangan yang diatur dalam PSAK
71. Karakteristik dari instrumen derivatif adalah:
1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel tertentu (underlying variable)
contoh suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, kurs, indeks harga
atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lain;
2. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam
jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak
serupa lain yang diperkirakan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat
perubahan faktor pasar; dan
3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.
Definisi derivatif mencakup kontrak yang diselesaikan dengan cara penyerahan underlying
item (contoh kontrak forward untuk membeli instrumen utang). Entitas dapat pula memiliki
kontrak untuk membeli atau menjual sesuatu yang diselesaikan secara neto dengan kas atau
instrumen keuangan lain atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan (contohnya
kontrak untuk membeli atau menjual komoditas pada harga tertentu di masa depan).
Salah satu karakteristik dari derivatif adalah memerlukan investasi awal neto dalam jumlah
yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lain yang
diperkirakan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar.
Salah satu jenis derivatif yang memenuhi definisi ini adalah opsi. Premi yang dibayarkan
untuk memperoleh options merupakan jumlah yang lebih kecil daripada jumlah yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh investasi serupa dalam bentuk instrumen keuangan yang
dikaitkan dengan options tersebut. Currency swap yang mensyaratkan pertukaran awal dalam
mata uang yang berbeda namun memiliki nilai wajar yang setara juga memenuhi definisi
derivatif karena investasi neto awalnya nol (nilai wajar kedua mata uang tersebut kurang
lebih setara pada pengakuan awal).
Ada beberapa jenis instrumen keuangan yang merupakan instrumen campuran (hybrid
instrument) atau instrumen gabungan (combined instrument). Sebagai contoh, obligasi yang
dapat dikonversi (convertible bond) merupakan instrumen utang dengan opsi yang melekat
untuk mengkonversi instrumen utang tersebut menjadi saham. Dari perspektif penerbit,
instrumen utang tersebut merupakan liabilitas keuangan sementara opsi yang melekat adalah
instrumen ekuitas. Sementara dari perspektif pembeli obligasi, komponen yang merupakan
instrumen utang adalah aset keuangan dan opsi yang melekat merupakan derivatif.
Dalam PSAK 71, jika kontrak hibrida mengandung kontrak utama yang merupakan aset
keuangan, maka entitas menerapkan persyaratan pengakuan aset keuangan (sebagaimana
dijelaskan di bawah pada bagian pengakuan aset keuangan) untuk keseluruhan kontrak
hibrida (tidak dipisahkan antara kontrak utama dan derivatif melekat).
Namun apabila kontrak hibrida mengandung kontrak utama yang bukan merupakan aset
keuangan maka derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif
jika:
1. Karakteristik ekonomik dan risiko dari derivatif melekat tersebut tidak berkaitan erat
dengan karakteristik ekonomik dan risiko dari kontrak utama;
2. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivative melekat
memenuhi definisi sebagai derivatif; dan
3. Kontrak hibrida tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Selain itu, untuk kontrak yang mengandung derivatif melekat dan kontrak utama bukan
merupakan aset keuangan, entitas dapat menetapkan seluruh kontrak hibrida tersebut untuk
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
PSAK 71 memberikan pilihan pada saat pengakuan awal bahwa entitas dapat membuat
penetapan yang tidak dapat dibatalkan untuk mengukur aset keuangan pada nilai wajar
melalui laba rugi. Penetapan tersebut dapat dipilih jika dapat mengeliminasi atau secara
signifikan mengurangi inkonsistensi pengukuran atau pengakuan (“accounting mismatch”)
yang timbul karena pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan dan kerugian
atas aset atau liabilitas menggunakan dasar yang berbeda.
Selain itu, khusus untuk investasi di instrumen ekuitas, paat pengakuan awal, entitas dapat
membuat pilihan (yang tidak dapat dibatalkan) untuk menyajikan perubahan nilai wajar dari
investasi tersebut dalam penghasilan komprehensif lain.
Tanggal perdagangan adalah tanggal dimana suatu entitas berkomitmen untuk membeli atau
menjual suatu aset. Dalam transaksi pembelian aset, aset yang akan diterima dan liabilitas
untuk membayar aset tersebut (dengan asumsi aset dibeli secara kredit) akan diakui pada
tanggal komitmen transaksi perdagangan dibuat. Sedangkan dalam transaksi penjualan aset,
perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut :
1. Aset yang dijual akan dihentikan pengakuannya pada tanggal komitmen transaksi
perdagangan dibuat dan
2. Setiap keuntungan atau kerugian dari penjualan serta piutang dari pembeli aset
tersebut (dengan asumsi aset dijual secara kredit) akan diakui pada tanggal komitmen
transaksi perdagangan dibuat.
Tanggal penyelesaian adalah tanggal dimana aset diserahkan kepada atau oleh entitas.
Dalam transaksi pembelian aset, aset yang dibeli akan diakui pada tanggal aset tersebut
diterima oleh entitas. Dalam transaksi penjualan aset, aset yang dijual akan dihentikan
pengakuannya ketika aset tersebut diserahkan kepada pembeli. Keuntungan atau kerugian
dari penjualan juga akan diakui pada tanggal yang sama, yaitu tanggal penyerahan. Ketika
akuntansi tanggal penyelesaian diterapkan, entitas harus mengakui setiap perubahan atas
nilai wajar aset dalam periode antara tanggal perdagangan dan tanggal penyelesaian
sesuai kelompok aset tersebut. Untuk aset yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, perubahan dalam nilai wajar diakui dalam
laba rugi. Sedangkan untuk aset yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia
untuk dijual, perubahan nilai wajarnya akan diakui dalam penghasilan komprehensif lain.
Tidak ada pengakuan perubahan nilai wajar untukaset yang diukur pada biaya perolehan
atau biaya perolehan diamortisasi.
PSAK 71 secara spesifik menyatakan bahwa kontrak yang mensyaratkan atau
mengizinkan penyelesaian secara neto atas perubahan nilai kontrak (contohnya kontrak
derivatif) bukan merupakan kontrak yang lazim (reguler). Kontrak semacam itu akan
diakui sebagai derivatif sejak tanggal perdagangan (komitmen) hingga tanggal
penyelesaian.
Sesuai dengan PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar, nilai wajar didefinisikan sebagai harga
yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran. Definisi ini digunakan dalam konteks instrumen keuangan baik dalam
pengukuran pada pengakuan awal maupun pengukuran selanjutnya. PSAK 71 membuat
hirarki untuk menentukan nilai wajar yang akan digunakan entitas untuk mencatat instrumen
keuangan pada pengukuran selanjutnya. Hirarki tersebut merujuk pada ada atau tidaknya
pasar aktif untuk instrumen keuangan yang dimaksud . Hirarki ini digunakan untuk
menentukan nilai wajar atas seluruh instrumen keuangan, khususnya untuk mengukur nilai
wajar aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan kelompok
tersedia untuk dijual.
Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi dipasar yang aktif. Instrumen keuangan
dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif jika harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu
dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker),
kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga
tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang
wajar (arm’s lenght). Ada harga kuotasi yang berbeda untuk mengukur nilai wajar masing-
masing jenis instrumen keuangan, yaitu :
1. Kuotasi harga pasar yang sesuai bagi aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan biasanya sema dengan harga penawaran yang berlaku (current bid price).
2. Kuotasi harga pasar untuk aset yang akan diperoleh atau liabilitas yang dimiliki
adalah harga permintaannya (asking price)
3. Jika entitas memiliki aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka
entitas dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar (mid-market prices) sebagai
dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan
menerapkan harga yang lebih sesuai, apakah harga penawaran (bid price) atau harga
permintaan (asking price); atau
4. Apabila harga penawaran (bid price) dan harga permintaan (asking price) tidak
tersedia, maka harga yang digunakan dalam transaksi terkini dapat digunakan sebagai
nilai wajar saat ini, sepanjang tidak ada perubahan yang signifikan atas kondisi
ekonomi sejak transaksi tersebut terjadi.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, maka entitas menentukan nilai wajar
dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup hal – hal berikut ini :
1. Penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak
yang berkeinginan dan memahami
2. Penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama
(apabila tersedia)
3. Penggunaan analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis) dan
4. Penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing models)
Jika terdapat teknik penilaian yang biasa digunakan oleh para pelaku pasar dalam
menentukan harga instrumen dan teknik tersebut mampu menghasilkan estimasi harga yang
andal dari transaksi pasar yang aktual, maka entitas menggunakan teknik penilaian tersebut.
Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk menetapkan harga transaksi yang akan
terjadi pada tanggal pengukuran dalam transaksi pertukaran yang wajar dan dimotivasi oleh
pertimbangan-pertimbangan bisnis yang normal. Nilai wajar diestimasi berdasarkan hasil dari
teknik penilaian yang memaksimalkan penggunaan input pasar, dan sedapat mungkin
meminimalkan penggunaan input yang bersifat spesifik dari entitas. Entitas harus secara
konsisten menggunakan data yang berasal dari pasar yang sama dengan pasar tempat
instrumen tersebut dibeli atau iterbitkan.
Dalam menerapkan analisisarus kas yang didiskonto, entitas dapat menggunakan satu
atau lebih tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi
instrumen keuanagan yang secara substansial memiliki syarat dan karakteristik yang sama,
termasuk kualitas kredit instrumen tersebut, sisa waktu daimana suku bunga kontraktualnya
tetap, sisa waktu pelunasan pokok, dan mata uang yang digunakan dalam pembayarannya.
Piutang dan utang jangka pendek yang tidak memiliki suku bunga yang ditetapkan dapat
diukur sesuai dengan jumlah yang terdapat pada tagihan, jika pengaruh pendiskontoannya
tidak material.
1. Bagian tersebut hanya terdiri atas arus kas dari aset keuangan (atau kelompok aset
keuangan serupa) yang diidentifikasi secara spesifik.
Contoh :
PT Bagus melakukan transaksi interest rate strip yaitu pihak lawan memperoleh hak
atas aus kas dari bungan saja, tetapi tidak berhak atas arus kas yang dari pokok
instrumen utanmg, maka penghentian pengakuan hanya diterapkan pada arus kas dari
bunga tersebut.
2. Bagian tersebut hanya terdiri atas bagian proporsional penuh (prorata) atas arus kas
dari aset keuangan (atau kelompok aset keuangan yang serupa)
Contoh :
PT Cemara melakukan kontrak dengan pihak lain yang didalamnya terdapat
kesepakatan bahwa pihak lain memperoleh hak 90% atas keseluruhan arus kas dari
instrumen utang, maka penghentian pengakuan diterapkan hanya atas 90% dari arus
kas tersebut.
3. Bagian tersebut hanya terdiri atas bagian proporsional penuh atas arus kas dari aset
keuangan (atau kelompok aset keuangan serupa)yang diidentifikasi secara spesifik.
Contoh :
PT Tera menyepakati kontak yang didalamnya disepakati pihak lawan memperoleh
hak 90% atas arus kas dari bunga atas aset keuangan, maka penghentian pengakuan
diterapkan pada 90% dari arus kas atas bunga tersebut.
Dalam seluruh kasus lainnya, penghentian pengakuan harus diterapkan atas keseluruhan aset
keuangan (atau dari kelompok aset keuangan serupa). Contoh, ketika entitas mentransfer (i)
hak yang pertama atau terakhir atas 80% penerimaan kas yang berasal dari aset keuangan
(atau kelompok aset keuangan), atau (ii) hak 80% atas arus kas yang berasal dari kelompok
piutang, namun memberikan piutang untuk mengkompensasi pembeli untuk setiap kerugian
kredit yang mencapai 9% dari total pokok piutang, ketentuan penghentian pengakuan harus
diterapkan atas aset keuangan (atau kelompok aset keuangan serupa) tersebut secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh entitas tersebut tidak mentransfer bagian proporsional
sepenuhnya atas arus kas, melainkan mentransfer sebagian arus kas tersebut.
Pada laporan konsolidasi , kriteria penghentian pengakuan diterapkan pada level konsolidasi.
Hal ini mencegah pertimbangan yang tidak diperlukan atas transaksi yang melibatkan entitas
individual dalam kelompok yang pada akhirnya akan dieliminasi saat penyusunan leporan
keuangan konsolidasi. Oleh karena itu, apabila instrumen keuangan ditransfer oleh entitas-
entitas individual dalam kelompok, maka laporan keuangan konsolidasi tidak akan
mencerminkan penghentian pengakuan untuk transfer di dalam kelompok, termasuk transfer
pada entitas bertujuan khusus (special purpose entities/SPE) yang dikonsolidasikan,
meskipun transfer semacam itu memenuhi kualifikasi sebagai penghentian pengakuan pada
laporan keuangan individu entitas yang menjadi transferor.
Ketika aset keuangan digantikan dengan aset keuangan yang abru, maka entitas yang
memiliki aset keuangan tersebut harus melakukan evaluasi kualitatif dan kuantitatif mengenai
apakah arus kas dari aset keuangan lama dan aset keuangan baru berbeda secara substansial.
Apabila terdapat perbedaan yang substansial, maka hak kontraktual atas arus kas dari aset
keuangan lama harus dianggap telah berakhir sehingga entitas menghentikan pengakuan aset
keuangan lama dan mengakui aset keuangan baru.
Entitas hanya dapat menghentikan pengakuan aset keuangan apabila :
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir; atau
2. Entitas mengalihkan aset keuangan dan pengalihan tersebut memenuhi kriteria
penghentian pengakuan
Tidak semua pengalihan memenuhi kriteria penghentian pengakuan. Pengalihan
memenuhi kriteria penghentian pengakuan apabila :
a. Mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan ; atau
b. Mempertahankan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus
kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak pertama.
Pengalihan hak kepemilikan secara hukum merupakan pengalihan seluruh hak kontraktual
atas aset keuangan tersebut. Hak untuk menuntut pembayaran dalam perjanjian pemberian
jasa bukanlah merupakan pengalihan hak kontraktual. Dalam kasus ini, pengalihan harus
dievaluasi menggunakan ketentuan pass-through.
Transferor bisa saja menyediakan jasa atas aset keuangan yang telah ditransfer kepada
pihak lain. Contohnya, transferor mengalihkan seluruh hak kontraktual atas piutang tetapi
tetap melakukan penagihan arus kas piutang tersebut untuk kepentingan transferee.
Penentuan apakah hak kontraktual atas arus kas telah ditransfer tidak berhubungan dengan
peran transferor dalam menagih arus kas piutang tersebut. Oleh karena itu, pemberian jasa
yang dilakukan oleh pihak yang mentransfer aset keuangan tidak menyebabkan transfer
tersebut gagal memenuhi ketentuan PSAK 71.
b. Kriteria Pass-through
Ketika entitas tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari
aset keuangan, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas
yang diterima tersebut kepada transferee (hal ini sering disebut pass-through), maka
transaksi tersebut dianggap sebagai pengalihan aset jika seluruh kondisi ini terpenuhi :
Entitas tidak wajib membayar transferee, kecuali jika entitas memperoleh jumlah
yang setara dari aset awalnya. Uang muka jangka pendek yang diberikan entitas
dengan hak untuk memperoleh kembali jumlah yang dipinjamkan tersebut secara
penuh ditambah bunga terutang yang dihitung berdasarkan suku bunga pasar tidak
menyalahi persyaratan ini;
Entitas tidak diperkenankan untuk menjual atau mengagunkan aset awalnya
berdasarkan persyaratan dalam kontrak; dan
Entitas berkewajiban untuk menyerahkan setiap arus kas yang ditagihnya kepada
transferee tanpa penundaan yang signifikan. Selain itu, entitas tidak berhak untuk
menginvestasikan kembali arus kas tersebut, kecuali investasi pada kas atau setara
kas selama periode penyelesaian jangka pendek, yaitu antara tanggal penagihan
dan tenggal pembayaran kepada peneriman akhir, dan pendapatan bunga yang
diperoleh dari investasi tersebut harus diserahkan kepada penerima akhir.
Apabila transaksi telah memenuhi uji pengalihan aset keuangan, entitas diharuskan untuk
mengevaluasi sejauh mana entitas tetap memiliki resiko dan manfaat atas kepemilikan aset
keuangan tersebut sebelum entitas dapat memutuskan untuk menghentikan aset keuangan
yang dimaksud. Pengalihan atas risiko dan manfaat dievaluasi dengan membandingkan
eksposur entitas, sebelum dan sesudah transfer dilakukan, dengan variabilitas dalam jumlah
dan waktu terjadinya arus kas neto yang berasal dari aset yang ditransfer. Dalam hal ini :
1. Jika entitas secara substansial mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan, maka entitas menghentikan pengakuan aset keuangan
tersebut;
2. Jika entitas secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan, maka entitas harus tetap mengakui aset keuangan
tersebut.
Entitas secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
keuangan jika eksposur entitas terhadap variabilitas dalam nilai kini atas arus kas neto masa
depan yang berasal dari aset keuangan tidak berubah secara signifikan sebagai akibat dari
transfer tersebut.
Tidak ada pedoman kuantitatif spesifik yang tersedia untuk menentukan kriteria signifikan
atau tidak signifikan. Analisis harus didasarkan pada seluruh fakta dan kondisi yang ada serta
mempertimbangkan seluruh risiko yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
Uji Pengendalian
Berdasarkan hasil uji risiko dan manfaat, apabila entitas menyimpulkan bahwa entitas
tersebut secara substansional tidak mengalihkan serta tidak pula memiliki seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, maka entitas harus menentukan apakah
entitas masih memiliki pengendalian atas aset keuangan tersebut. Dalam hal ini :
1. Jika entitas tidak lagi memiliki pengendalian, maka entitas menghentikan pengakuan
aset keuangan tersebut
2. Jika entitas masih memiliki pengendalian, maka entitas tetap mengakui aset keuangan
tersebut
Penentuan apakah entitas masih memiliki pengendalian atas aset yang dialihkan bergantung
pada kemampuan transferee untuk menjual aset tersebut. Jika transferee memiliki
kemampuan praktis untuk menjual aset tersebut kepada pihak lain dan dapat melaksanakan
kemampuan tersebut secara independen tanpa perlu memberikan batasan tambahan atas
transfer, maka entitas dianggap sudah tidak lagi memiliki pengendalian. Hal ini dikarenakan
entitas sudah tidak memiliki kendali atas penggunaan aset oleh pihak transferee.
Apabila entitas mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut memenuhi kualifikasi
penghentian pengakuan secara keseluruhan dan entitas tersebut masih memiliki hak
pengelolaan atas aset keuangan tersebut dengan imbalan tertentu, maka entitas mengakui
kontrak pengelolaan tersebut sebagai aset jasa pengelolaan atau liabilitas jasa pengelolaan.
Entitas harus mengakui aset atau liabilitas terkait pemberian jasa tersebut sebagai berikut :
1. Jika imbalan (fee) yang akan diterima diperkirakan tidak dapat secara memadai
mengkompensasi penyediaan jasa yang diberikan, maka liabilitas jasa pengelolaan
untuk kewajiban penyediaan jasa tersebut diakui pada nilai wajar.
2. Jika imbalan (fee) yang akan diterima diperkirakan lebih dari cukup untuk
mengkompensasi penyediaan jasa yang diberikan, maka aset jasa pengelolaan diakui
sebagai hak jasa pengelolaan dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi dari
nilai tercatat aset keuangan yang lebih besar.
Apabila, sebagai akibat dari pengalihan, aset keuangan harus dihentikan pengakuannya secara
keseluruhan, tetapi pengalihan tersebut mengakibatkan entitas memperoleh aset keuangan
yang baru atau harus menanggung liabilitas keuangan yang baru, atau liabilitas jasa
pengelolaan, maka entitas tersebut mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan, atau
liabilitas jasa pengelolaan yang baru tersebut pada nilai wajarnya.
Sesuai dengan PSAK 71, pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara
keseluruhan, maka selisih antara (a) nilai tercatat dari aset yang ditransfer, dan (b) jumlah
dari (i) pembayaran yang diterima atau piutang dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian
kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas harus diakui dalam laba rugi pada
periode tersebut.
Apabila entitas mengalihkan aset keuangan tetapi secara seubstansial masih memiliki seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset yang dialihkan, maka entitas tetap tidak
diperkenankan untuk menghentikan pengakuan aset yang dialihkan tersebut. Entitas harus :
Pada periode selanjutnya, entitas mengakui setiap pendapatan yang berasal dari aset yang
dialihkan dan setiap beban yang timbul dari liabilitas keuangan.
3) Keterlibatan Berkelanjutan
Apabila entitas tidak mengalihkan dan juga secara substansial tidak memiliki seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset yang dialihkan, serta memiliki pengendalian atas aset yang
dialihkan itu, maka entitas tetap mengakui aset yang dialihkan sebesar keterlibatan
berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Secara bersamaan, entitas juga harus mengakui
liabilitas terkait.
Tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas mencerminkan eksposur yang tetap dimiliki entitas
atas risiko dan manfaat aset yang dialihkan. Jumlah ini bukan merupakan keseluruhan aset,
melainkan terbatas pada jumlah tertentu. Hal ini dikarenakan entitas tidak lagi memiliki
seluruh potensi keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar aset yang dialihkan.
Oleh karena itu, PSAK 71 mensyaratkan bahwa entitas mengukur aset dan liabilitas terkait
sejumlah perubahan nilai wajar aset yang dialihkan hanya yang disebabkan oleh entitas
tersebut. Contoh:
Liabilitas Terkait
Jika entitas masih mengakui asset karena adanya keterlibatan berkelanjutan dengan
asset tersebut, maka entitas juga mengakui liabilitas terkait. Terlepas dari persyaratan
pengukuran lain dalam PSAK 71, asset yang dialihkan beserta liabilitasnya terkaitnya diukur
dengan dasar yang mencerminkan hak dan kewajiban yang masih dimiliki entitas.
Liabilitas terkait diukur dengan cara yang akan membuat nilai tercatat neto dari asset yang
ditrasnfer dan liabilitas terkait merupakan :
1. Biaya perolehan diamortisasi dari hak dan kewajiban yang masih dimiliki entitas, jika
asset yang dialihkan diukur pada biaya perolehan diamortisasi; atau
2. Setara dengan nilai wajar dari hak dan kewajiban yang masih dimiliki entitas apabila
diukur secara terpisah, jika asset dialihkan diukur pada nilai wajar
Dampak selanjutnya
Entitas diharuskan untuk tetap mengakui setiap pendapatan yang timbul dari aset yang
dialihkan selama terdapat keterlihatan berkelanjutan dengan aset tersebut, dan harus
mengakui setiap beban yang timbul dari liabilitas terkait. Untuk tujuan pengukuran
selanjutnya, pengakuan perubahan dalam nilai wajar set yang dialihkan dan liabilitas terkait
dilaporkan secara konsisten dengan ketentuan pengakuan keuntungan atau kerugian yang
normal dan tidak boleh salinghapus.
Jika keterlibat berkelanjutan entitas hanya terhadap satu bagian saja dari set keuangan
(misalnya ketika entitas masih memiliki hak untuk membeli kembali bagian dari aset yang
dialihkan, atau masih memiliki sisa hak yang tidak mengakibatkan masih dimilikinya secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang berasal dari kepemilikan aset keuangan tersebut
dan entitas masih memiliki pengendalian), maka entitas mengalokasikan nilai tercatat
sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan
keterlibatan berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif
dari kedua bagian tersebut pada tanggal dialihkan. Jika aset yang dialihkan diukur pada biaya
perolehan diamortisasi, maka pilihan untuk menetapkan liabilitas keuangan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dapat diterapkan atas liabilitas terkait.
Jika transferor memberikan agunan bukan kas seperti instrumen utang atau instrumen
ekuitas) pada transferee, maka akuntansi untuk pihak yang mengalihkan dan pihak penerima
pengalihan atas jaminan tersebut bergantung pada apakah pihak penerima pengalihan
memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan kembali jaminan tersebut, dan apakah pihak
yang mengalihkan telah wanprestasi.
Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan atau bagian dari liabilitas keuangan) dihentikan pengakuannya jika
liabilitas keuangan tersebut berakhir yaitu dilepaskan, dibatalkan, atau kedaluwarsa). Hal ini
dapat terjadi apabila
1. Debitur melakukan pembayaran kepada kreditur, contohnya apabila penerbit
instrument yang menebus instrumentang tersebut.
2. Debitur dibebaskan dari tanggung jawab utamanya atas liabilitas kewangan tersebut
atau bagian liabilitas keuangan tersebut. huik secara hukum maupun oleh kreditur.
Kondisi ini tetap terpenuhi walaupun debitur telah memberi jaminan penyelesaian;
atau
3. Terdapat pertukaran di antara debitur dan kreditur atas instrumen utang dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial atau terdapat modifikasi secara
substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada
Penghentian pengakuan juga tercapai apabila penerbit instrumen utang membeli kembali
Instrumen tersebut, tanpa memandang bahwa penerbit berintensi menjual kembali instrumen
tersebut dalam waktu dekat kepada pihak lain atau penerbit merupakan penentu pasar
(market-maker) instrumen tersebut. Hal ini konsisten dengan perlakuan akuntansi atas
pembelian kembali instrumen ekuitas yang dirikan sendiri oleh entitas. Perbedaannya adalah
keuntungan kerugian atas pelepasan liabilitas kewangan harus diakui dalam laba rugi.
Pembayaran kepada pihak ketiga, termasuk kepada wali amanat (terkadang disebut
instance defrasconce), tidak dengan sendirinya membebaskan debitur dari tanggung jawab
utamanya terhadap kreditur, pbila tidak didukung pembebasan secara hukum. Jika debitur
membayar pihak ketiga untuk menanggung liabilitasnya dan memberitahu kreditumnya
bahwa pihak ketiga tersebut akan menanggung liabilitas utangnya, maka debitur tidak
diperkenankan untuk menghentikan pengakuan liabilitas utang tersebut. Jika debitu
membayar pihak ketiga untuk menanggung liabilitasnya dan memperoleh pembebasan secara
hukum dari kreditumya, maka debitur dianggap telah mengakhiri uangnya Namun, jika
debitur setuju untuk melakukan pembayaran uangnya tersebut kepada pihak ketiga atau
langsung pada kreditur semula. maka debitur harus mengakui timbulnya liabilitas utang yang
baru pada pihak ketiga tersebut
Keuntungan kerugian dari penghentian pengakuan liabilitas keuangan merupakan selisih
antara (a) nilai tercatat liabilitas keuangan atau bagian dari liabilitas keuangan) yang berakhir
atau yang ditransfer pada pihak lain, dengan (b) jumlah yang dibayarkan. Jumlah yang
dibayarkan tersebut tarmasuk aset nonkas yang ditransfer atau liabilitas baru yang
ditanggung, Keuntungan atau kerugian ini diakui dalam laba rugi.
Ketentuan atas liabilitas kewangan dianggap dimodifikasi secara substansial apabila nilai kini
arus kas yang didiskonto berdasarkan ketentuan yang baru, termasuk tiap fee yang
dibayarkan setelah dikurangi fee yang diterima dan didiskonto menggunakan suku bunga
efektif awal (suku bunga efektif liabilitas keuangan lama), berbeda sedikitnya 10 persen dari
nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang berasal dari liabilitas keuangan lama (hal ini
sering disebut sebagai '10 percent test' atau 'uji kuantitatif). PSAK 71 tidak mendefinisikan
lebih lanjut mengenai apa saja yang termasuk dalam see tersebut. PSAK 71 juga tidak
memberikan panduan eksplisit mengenai penentuan arus kas yang didiskonto berdasarkan
ketentuan yang baru bagi floating rate instrument.
Perlakuan Akuntansi atas Modifikasi Ketentuan Liabilitas Keuangan yang Tidak Substansial
PSAK 71 tidak memberikan panduan mengenai perlakuan akuntansi atas perbedaan nilai kini
yang timbul dari modifikasi ketentuan liabilitas keuangan yang tidak memenuhi kondisi
penghentian pengakuan karena ketentuan tersebut tidak berbeda secara substansial.
Keuntungan atau kerugian baru dapat diakui apabila liabilitas keuangan dihentikan
pengakuannya. Oleh sebab itu, apabila terdapat modifikasi ketentuan atas liabilitas keuangan
yang tidak memenuhi kondisi penghentian pengakuan, maka nilai tercatat liabilitas keuangan
akan disesuaikan dengan fee atau biaya transaksi lain yang timbul dari modifikasi ketentuan
tersebut. Perbedaan antara nilai kini arus kas karena adanya modifikasi ketentuan harus
diakui sebagai penyesuaian terhadap suku bunga efektif dan diamortisasi hingga liabilitas
keuangan tersebut jatuh tempo.
Entitas mengakui jumlah kerugian kredit ekspektasian atau pemulihan kerugian kredit
dalam laba rugi, sebagai keuntungan dan kerugian penurunan nilai
Tahap 1: mencakup instrumen keuangan yang belum mengalami penurunan kualitas kredit
yang signifikan sejak pengakuan awal
Tahap 2 :mencakup instrumen keuangan yang telah mengalami penurunan kualitas kredit
yang signifikan sejak pengakuan awal
Tahap 3 :mencakup instrumen keuangan yang menunjukkan adanya bukti terjadi kerugian
kredit
Untuk tahap I diakui kerugian kredit ekspetasian 12 bulan sedangkan untuk tahap 2 dan 3
diakui kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur.
Apa yang dimaksud dengan kerugian kredit ekspetasian 12 bulan" dan "kerugian
kredit ekspektasian sepanjang umur"? Kerugian kredit kapotasian 12 bulan merupakan bagian
dari kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur, yang diperoleh dengan mengalikan
probabilitas terjadinya gagal bayar atas instrumen dalam 12 bulan ke depan dengan total
kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur yang akan terjadi dari gagal bayar tersebut.
Kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur adalah kerugian kredit ekspektasian yang
dihasilkan dari seluruh kemungkinan peristiwa gagal bayar selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan. Periode terpanjang untuk mengukur kerugian kredit ekspektasian adalah
periode kontrak maksimum termasuk memperhitungkan opsi perpanjangan)
Entitas harus mempertimbangkan apakah terdapat peningkatan risiko kredit secara signifikan.
Apabila terdapat peningkatan risiko kredit, maka entitas harus mengubah perhitungan rugi
penurunan nilai dari kerugian kredit ekspektasian selama 12 bulan menjadi sepanjang umur.
Entitas juga perlu menerapkan definisi gagal bayar yang konsisten dengan definisi yang
digunakan untuk keperluan manajemen risiko internal. Namun terdapat pradega trebuttable
preromption) bahwa terjadi gagal bayar jika pembayaran kontraktual telah jatuh tempo lebih
dari 90 hari, kecuali entitas mempunyai informasi yang berdasar dan didukung dengan
informasi untuk meninjukkan periode yang lebih panjang adalah lebih tepat.
Pendekatan Disederhanakan
PSAK 17 mengatur pendekatan yang disederhanakan untuk penurunan nilai untuk piutang
dagang, asset control, dan piutang sewa, karena jenis asset keuangan tersebut sering dimiliki
entitas yang tidak memiliki system manajemen risiko kredit yang canggih. Dalam pendekatan
yang disederhanakan ini, entitas tidak perlu menghitung kerugian kredit ekspektasian 12
bulan dan tidak perlu menilai apakah telah terjadi peningkatan risiko kredit secara signifikan.
Untuk piutang dagang dan asset kontrak yang mengandung komponen pendanaan yang
signifikan, maka penyisihan kerugian penurunan nilai harus diukur pada saat pengakuan awal
dan selama umur piutang menggunakan kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur. Untuk
tujuan tersebut, entitas dapat menggunakan matriks provisi. Untuk ppiutang dagang atau asset
kontrak dengan komponen pendanaan yang signifikan (sesuai PSAK 72) dan piutang sewa,
entitas mempunyai pilihan, yaitu menerapkan pendekatan disederhanakan (yaitu
menggunakan kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur pada saat pengakuan awal dan
selama umur piutang) atau dapat menerapkan model umum. Kebijakan tersebut harus
diterapkan secara konsisten, namun entitas dapat menerapkan pilihan kebijakan tersebut
secara independen untuk piutang dagang, asset kontrak, dan piutang sewa.
PT. Arwana mempunyai basis pelanggan yang terdiri dari banyak pelanggaran skala kecil.
Pada tanggal 31 Desember 2018, PT. Arwana memiliki saldo piutang dagang sebesar Rp. 500
juta. Termin kredit adalalah 30 hari dan tidak ada bunga, sehingga tidak terdapat komponen
pendanaan yang signifikan sesuai PSAK 71.
Pelanggan perusahaan umumnya berasal dari sektor konstruksi dan makanan, serta berlokasi
di Jakarta dan Medan. Pola kerugian dari piutang tak tertagih perusahaan dapat berbeda untuk
pelanggan dari segmen yang berbeda serta lokasi pelanggan.
Model penurunan nilai umum juga tidak diterapkan untuk asset keuangan memburuk sejak
pengakuan awal (purchased or originated credit impaired assets). Asset keuangan dianggap
memburuk sejak pengakuan awal jika terdapat bukti penurunan nilai sejak titik pengakuan
awal (missal, jika asset keuangan tersebut dibeli dengan harga diskonto yang sangat besar
(deep discount). Untuk asset keuangan tersebut, penurunan nilai ditentukan berdasarkan
kerugian penurunan nilai sepanjang umur pada saat pengakuan awal. Namun kerugian
penurunan nilai sepanjang umur dimasukkan kedalam perhitungan arus kas estimasian ketika
melakukan perhitungan tingkat bunga efektif pada tanggal pengakuan awal. Tingkat bunga
efektif selama umur asset keuangan tersebut adalah tingkat bunga efektif yang disesuaikan
(credit-adjusted effective interest rate). Sehingga tidak ada penyisihan rugi penurunan nilai
yang diakui di tanggal pengakuan awal. Setiap perubahan dalam kerugian penurunan nilai
sepanjang umur berikutnya akan diakui dalam laba rugi.
Pengecualian atas model umum juga berlaku untuk instrument keuangan dengan risiko kredit
rendah pada tanggal pelaporan. Dalam kasus ini, entitas dapat mengukur penurunan nilai
menggunakan kerugian penurunan nilai 12 bulan, sehingga entitas tidak perlu menentukan
apakah telah terjadi peningkatan risiko kredit secara signifikan. Ketentuan atas pengecualian
ini berlaku apabila instrument keuangan memenuhi ketentuan berikut:
Risiko kredit dari instrument keuangan tersebut harus dievaluasi tanpa mempertimbangkan
jaminan yang ada. Artinya, instrument keuangan tidak dianggap memiliki risiko rendah
hanya karena terdapat jaminan..
Model akunansi lindung nilai dalam PSAK 71 ditujukan untuk mengatasi kelemahan
dalam model lindung nilai di PSAK 55 yang dianggap terlalu kompleks, tidak mencerminkan
aktivitas manajemen risiko , serta terlalu rules-based. Dalam PSAK 71, model akuntansi
lindung nilai lebih menyelaraskan akuntansi lindung nilai dengan aktivitas manajemen risiko
sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. PSAK 71 juga lebih bersifat principle-
based.
Entitas tetap dapat menggunakan pengaturan lindung nilai untuk lindung nilai atas nilai
wajar dari eksposur suku bunga dalam PSAK 55. Hal ini dikarenakan IASB memutuskan
untuk secara terpisah membahas mengenai akuntansi llindung nilai atas macro hedging (yaitu
lindung nilai atas portofolio terbukuka/open portofolios).
1. Item yang dilindung Nilai
Item yang dilindung nilai dapat berupa aset atau liabilitas yang diakui, komitmen pasti
yang belum diakui, perakiraan transaksi, atau investasi neto pada kegiatan usaha luar
negeri. Item lindung nilai dapat berupa satu item tunggal dan kelompok dari item.
Item lindung nilai dapat merupakan bagian dari item atau kelompok item tersebut.
7.8. PENYAJIAN
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian, mengatur beberapa masalah penyajian, yaitu:
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas;
Instrumen keuangan majemuk;
Transaksi dalam instrumen ekuitas yang diterbitkan sendiri oleh entitas;
Klasifikasi bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian; dan
Saling hapus antara aset keuangan dan liabilitas keuangan.
4. Agunan
Jika terdapat agunan (collateral) tertentu, PSAK 60 mensyaratkan bahwa entitas
mengungkapkan hal-hal berikut:
Nilai tercatat dari aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas atau
liabilitas kontinjensi, termasuk saldo yang telah direklasifikasi sebagaimana diatur
oleh PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
Syarat dan kondisi yang terkait dengan penjaminan tersebut.
Selain itu, apabila suatu entitas memiliki agunan (untuk aset keuangan atau aset
nonkeuangan) dan diperbolehkan untuk menjual atau menjaminkan kembali agunan tersebut
jika tidak ada wanprestasi (default) dari pemilik agunan, maka entitas mengungkapkan:
Nilai wajar agunan yang dimiliki;
Nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan kembali, dan apakah
entitas berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut; dan
Syarat dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan agunan tersebut.
2. Jumlah pendapatan bunga dan jumlah beban bunga (yang dihitung menggunakan
metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
3. Penghasilan dan beban jasa (selain dari saldo yang diakui dalam menentukan suku
bunga efektif) yang timbul dari: (1) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dan (II) kegiatan wali amanat (trust) dan
fidusia (fiduciary) yang mengakibatkan kepemilikan atau investasi aset atas nama
individu, wali amanat, program pensiun, dan institusi lain.
4. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang masih
harus dibayar berdasarkan psak 55, dan
5. Saldo kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan.
Pengungkapan Lainnya
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan lainnya sebagai berikut:
1. Kebijakan Akuntansi
Entitas diwajibkan mengungkapan rangkuman kebijakan akuntansi yang signifikan, dasar
pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan, serta kebajikan akuntansi
lainnya yang diperlukan guna memahami laporan keuangan.
2. Akuntansi Lindung Nilai
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang terkait dengan lindung nilai atas arus
kan dan lindung nilai atas nilai wajar. Mengingat pentingnya aktivitas lindung nilai dan
potensinya dalam mencapai strategi income-smoothing, PSAK 60 mensyaratkan detail yang
cukup substansial atas lindung nilai yang mencakup:
a. Uraian dari setiap jenis lindung nilai;
b. Rincian instrumen lindung nilai;
c. Sifat risiko yang dilindung nilai;
d. Rincian secara substansial mengenai lindung nilai atas arus kas; dan
e. Perubahan nilai wajar untuk lindung nilai atas nilai wajar dari instrumen lindung nilai
dan item yang dilindung nilai, serta bagian yang tidak efektif untuk lindung nilai atas
arus kas dan lindung nilai atas investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri yang
diakui langsung pada laba rugi.
3. Nilai wajar
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan nilai wajar dari setiap kelas aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang memungkinkan perbandingan dengan nilai tercatatnya, kecuali untuk
kelas-kelas berikut ini:
a. Bila nilai tercatat tersebut adalah perkiraan nilai wajar yang layak, misalnya piutang
dan utang usaha jangka pendek;
b. Untuk investasi dalam instrumen derivatif yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar
aktif atau derivatif yang terkait dengan instrumen ekuitas tersebut, yang diukur pada
harga beli berdasarkan psak 55 karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal;
dan
c. Untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat (sebagaimana diatur
dalam psak 62) jika nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal.
Nilai wajar merupakan hal yang sangat penting dalam pengukuran dan pengungkapan
instrumen keuangan. Apabila kuotasi harga di pasar aktif tidak tersedia, maka PSAK
mengizinkan entitas untuk menggunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajar
instrumen keuangan. PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan nilai wajar
sesuai dengan hierarki yang mencerminkan data input yang digunakan dalam melakukan
pengukuran. Hierarki nilai wajar adalah sebagai berikut:
a. Harga kuotasian yang tidak disesuaikan dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas
yang identik (Tingkat 1);
b. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi,
baik secara langsung (contoh harga) atau secara tidak langsung (contoh nilai turunan
dari harga) (Tingkat 2); dan
c. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat
diobservasi (Tingkat 3).
Pengungkapan Risiko
Seluruh entitas akan terekspos terhadap berbagai jenis risiko yang secara umum dapat
dikategorikan sebagai risiko bisnis atau risiko keuangan. Instrumen keuangan, terutama
derivatif, biasanya digunakan oleh entitas untuk membantu mengelola beberapa risiko
tersebut. Namun, penggunaan instrumen keuangan juga dapat menciptakan risiko baru bagi
entitas. Oleh karena itu, PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi
yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan tingkat risiko
yang muncul akibat instrumen keuangan yang dihadapi entitas tersebut pada tanggal
pelaporan. Risiko itu biasanya meliputi, namun tidak terbatas pada, risiko kredit, risiko
likuiditas, dan risiko pasar. PSAK 60 secara khusus mensyaratkan pengungkapan baik
informasi kualitatif maupun informasi kuantitatif.
Pengungkapan Kualitatif
Untuk masing-masing jenis risiko yang muncul akibat instrumen keuangan, entitas
disyaratkan untuk mengungkapkan hal-hal berikut ini:
1. Risiko yang dihadapi dan bagaimana risiko tersebut muncul;
2. Tujuan, kebijakan, dan proses yang dilakukan untuk mengelola risiko serta metode
yang digunakan untuk mengukur risiko tersebut; dan
3. Segala perubahan butir (1) atau (2) dari periode sebelumnya.
Pengungkapan Kuantitatif
Pengungkapan minimal yang dipersyaratkan oleh PSAK 60 dari sisi kuantitatif adalah
pengungkapan terkait risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, dan transfer aset keuangan.
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan mengenai ikhtisar data kuantitatif mengenai eksposur
entitas terhadap setiap risiko yang muncul dari instrumen keuangan yang dimilikinya.
Pengungkapan tersebut didasarkan pada informasi yang disajikan secara internal kepada
personel manajemen kunci dari entitas, misalnya direksi. Apabila informasi tersebut belum
mencakup seluruh risiko yang material, maka pengungkapan tambahan harus diberikan.
Apabila konsentrasi risiko belum juga terungkap dari hal-hal di atas, maka entitas harus
membuat pengungkapan secara terpisah.
1. Risiko Kredit
Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko salah satu pihak dalam instrumen keuangan yang
menyebabkan kerugian keuangan pihak lain karena gagal memenuhi kewajibannya. PSAK 60
mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan hal-hal berikut ini untuk setiap kelompok
instrumen keuangan:
a. Jumlah yang paling menunjukkan risiko kredit maksimum pada tanggal pelaporan
tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau peningkatan kualitas kredit lain
(contoh kesepakatan untuk menyelesaikan secara neto yang tidak menenuhi syarat
saling hapus berdasarkan PSAK 50);
b. Penjelasan dari agunan yang dimiliki sebagai jaminan dan peningkatan kualitas kredit
lainnya;
c. Informasi mengenai kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo atau
tidak mengalami penurunan nilai; dan
d. Jumlah tercatat aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami
penurunan nilai yang telah dinegosiasi ulang.
2. Aset Keuangan yang Melewati Jatuh Tempo atau Mengalami Penurunan Nilai
Untuk Aset keuangan yang telah melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai,
PSAK 60 mensyaratkan bahwa suatu entitas mengungkaopkan hal berikut ini:
a. Analisa terhadap umur aset keuangan yang telah jatuh tempo pada akhir periode
pelaporan tetapi tidak mengalami penurunan nilai.
b. Analisa terhadap aset keuangan yang secara individual ditentukan mengalami
penurunan nilai pada akhir periode pelaporan, termasuk faktor yang dipertimbangkan
entitas dalam menentukan penurunan nilai, dan
c. Untuk jumlah yang diungkapkan pada butir (a) dan (b), penjelasannya mengenai
agunan yang dimiliki entitas sebagai jaminan dan peningkatan kualitas kredit lain
dan, kecuali jika tidak tersedia, estimasi nilai wajarnya.
1. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul karena entitas mengalami kesulitan dalam
memenuhi kewajiban yang terkait dengan liabilitas keuangannya. Untuk risiko likuiditas,
PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan hal-hal berikut:
a) Analisis jatuh tempo (maturity analysis) untuk liabilitas keuangan nonderivatif
(termasuk kontrak jaminan keuangan yang diterbitkan) yang menunjukkan sisa jatuh
tempo kontraktual;
b) Analisa jatuh tempo untuk liabilitas keuangan derivatif. Analisa jatuh tempo
mencakup sisa jatuh tempo kontrak liabilitas keuangan derivatif, dan
c) Penjelasan mengenai bagaimana entitas mengelola risiko likuiditas yang terdapat
dalam butir (a) dan (b).
Dalam mempersiapkan analisis jatuh tempo kontraktual untuk liabilitas keuangan, entitas
menggunakan penilaiannya untuk menentukan jumlah jangka waktu kredit yang layak.
Misalnya suatu entitas dapat menentukan bahwa jangka waktu kredit berikut ini layak: (i)
tidak lebih dari satu bulan; (ii) lebih dari satu bulan dan tidak lebih dari tiga bulan; (iii) lebih
dari tiga bulan dan tidak lebih dari satu tahun; dan (iv) lebih dari satu tahun dan tidak lebih
dari lima tahun.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan dari aset
keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Risiko pasar terdiri dari risiko
kurs, risiko tingkat bunga, dan risiko harga lain. PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk
mengungkapkan analisis sensitivitas terkait risiko pasar yang dihadapi entitas tersebut. Secara
khusus, PSAK 60 mensyaratkan entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini:
a) Analisis sensitivitas untuk masing-masing jenis risiko pasar yang dihadapi entitas
tersebut pada tanggal pelaporan, yang menunjukkan bagaimana laba atau rugi dan
ekuitas akan terpengaruh oleh perubahan variabel risiko relevan yang kemungkinan
terjadi pada tanggal tersebut;
b) Metode dan asumsi yang digunakan untuk mempersiapkan analisis sensitivitas; dan
c) Perubahan metode dan asumsi yang digunakan pada periode sebelumnya, dan alasan
perubahan tersebut.
Apabila entitas menyusun analisis sensitivitas, seperti value-at-risk, yang menunjukkan
ketergantungan antara variabel risiko (contoh suku bunga dan kurs) dan menggunakannya
untuk mengelola risiko keuangan, maka entitas dapat menggunakan analisis sensitivitas
tersebut sebagai pengganti analisis yang diatur pada PSAK 60 paragraf 43.Entitas juga
mengungkapkan:
a) penjelasan tentang metode yang digunakan dalam menyusun analisis sensitivitas, dan
parameter dan asumsi utama yang mendasari data yang disajikan, dan
b) penjelasan dari tujuan metode yang digunakan dan keterbatasan yang dapat
mengakibatkan informasi tidak secara penuh mencerminkan nilai wajar dari aset dan
liabilitas yang terkait.