Anda di halaman 1dari 8

4 TANGGAPAN &

SARAN TERHADAP KAK

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disusun, sebagai pihak pelaksana tugas
konsultan menyatakan sanggup dan siap serta memahami sepenuhnya yang diuraikan didalam
PAN &
Kerangka Acuan Kerja tersebut. maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup wilayah, substansial dan
SARAN TERHADAP KAK
kegiatan, keluaran, waktu pelaksanaan, kebutuhan dan kualifikasi tenaga ahli, serta pelaporan yang
harus diperhatikan dan diinterpretasikan dalam melaksanakan pekerjaan. Secara umum muatan yang
terkandung dalam KAK sudah cukup jelas dan dapat dipahami. Dengan panduan ini diharapkan
Konsultan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang sesuai dengan KAK.

4.1 Umum
1 USULAN TEKNIS
Tersirat dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) bahwa pada dasarnya Team Pelaksana
(selanjutnya disebut Team) yang akan ditunjuk, diminta memberikan jasa layanan konsultannya
Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk anggaran
tahun 2021.
Team ini diharapkan memberikan secara penuh jasa layanan konsultannya untuk pekerjaan
tersebut dan secara umum bertanggung jawab terhadap hasil akhir dari hasil jasa layanan konsultannya.
Team pelaksana harus mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan Kerja yang diberikan,
berita acara penjelasan pekerjaan dan atau informasi yang ada baik yang menyangkut masalah teknis
maupun non-teknis dan berdasar pada Referensi Kerja dari Team secara keseluruhan dalam hal
pekerjaan yang sejenis. Team pelaksana ini berkewajiban untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang
menunjang tercapainya maksud dan tujuan proyek semaksimal mungkin.
Beberapa hal perlu disampaikan sebagai tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
proyek ini, guna lebih memantapkan hasil pelaksanaan pekerjaan dan perhitungan biaya pelaksanaan
pekerjaan ini. Selanjutnya Team pelaksana menyimpulkan sebagai berikut:
 Pihak pemberi kerja sangat memperhatikan dan memandang penting terhadap Perencanaan
Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk.

Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk
 Deskripsi tugas terhadap jasa layanan konsultannya telah diuraikan dengan jelas, terinci dan
sudah terarah, yang mencerminkan adanya monitoring dan evaluasi yang bersifat menyeluruh
dan mempunyai jangkauan ke depan tentang pekerjaan Perencanaan Updating Pendataan
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk.
 Persyaratan laporan sebagai hasil akhir pekerjaan, terdiri dari laporan pendahuluan, Laporan
akhir, laporan BNBA RTLH. Ditunjang juga laporan tambahan dalam bentuk hardisk softcopy
seluruh laporan dan dokumen. Kegiatan dilakukan bersifat periodik, penyerahan data berupa
hardcopy ataupun softfile. Semua hasil pekerjaan, data dan peralatan menjadi milik pemberi
kerja.
 Tenaga-tenaga yang harus disiapkan untuk melaksanakan pekerjaan ini sudah sesuai dengan
kebutuhan untuk dapat melaksanakan kegiatan Perencanaan Updating Pendataan Rumah
Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk.

4.2 Tanggapan Terhadap Latar Belakang


Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 H Amandemen UUD 1945, rumah merupakan salah
satu hak dasar rakyat, oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan tempat tinggal
dan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu, rumah juga merupakan kebutuhan dasar manusia
2 USULAN TEKNIS
dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan, dan penghidupan serta sebagai pencerminan
diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, pembentukan watak, karakter, dan kepribadian
bangsa.
Menurut data statistik sebagian besar masyarakat membangun rumahnya secara swadaya,
artinya perumahan swadaya menjadi tumpuan sebagian besar rakyat Indonesia. Berdasarkan data
BAPPENAS tahun 2018 baru 54,1% Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang tertangani oleh pemerintah.
Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah
yang sulit dijangkau oleh pemerintah, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah
tidak memiliki akses prasarana dan sarana dasar lingkunganyang memadai, dengan kualitas perumahan
dan permukiman yang jauh di bawah standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu.
Disisi lain, berbagai program terkait peningkatan kualitas rumah tidak layak huni dari beberapa
kementerian/lembaga (K/L) dan non KL pun seperti program Quick Wins, Pandu Gerbang Kampung-
Menkokesra, Program Program Keluarga Harapan (PKH), Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP),
Program Pengembangan Desa Tertinggal, Program Aspirasi dan Program LVRI telah marak
dilaksanakan dengan berbagai sumber pendanaan. Namun dalam pelaksanaannya, seringkali
mengalami kendala yang muaranya adalah keterbatasan database rumah tidak layak huni (RTLH) yang

Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk
menjadikan pelaksanaan program- program tersebut tidak tepat sasaran, tidak tepat angggaran, tidak
tepat waktu.
Perlu dipahami bahwa kondisi data perumahan yang ada saat ini sebagian besar merupakan data
makro. Dalam konteks data kelompok sasaran dan objek RTLH, data makro merupakan data agregat
tentang jumlah dan presentase RTLH dan masyarakat miskin serta variabel lainnya pada tingkat
nasional dan wilayah (provinsi dan kabupaten/kota). Sumber data makro sebagian besar bersumber dari
BPS yang dalam hal ini BPS merupakan institusi yang menyediakan data dalam lingkup nasional.
Sementara,untuk menjamin pelaksanaan program peningkatan kualitas hunian dan permukiman
untuk lebih layak huni lebih tepat sasaran, penggunaan, dan tepat waktu, maka dibutuhkan data mikro
yang lebih operasioanal. Data mikro yang idealnya mampu menyajikan informasi yang lebih spesifik
terkait kelompok sasaran MBR dan objek RTLH dan direkap dalam unit administrasi terendah ( misalnya
RT/RW atau desa/kelurahan). Data yang bersifat mikro ini lebih operasional dalam mengidentifikasi
kelompok sasaran dan objek RTLH itu sendiri, yakni pemilik RTLH (seperti nama KK, alamat dan jumlah
penghasilan) serta karakter fisik dari RTLH itu sendiri (kualitas bangunan, luas bangunan, ketersediaan
air minum/sanitasi dan lainnya).
Berdasarkan fakta di atas, bahwa dalam kegiatan penyediaan rumah layak huni, kebutuhan basis
data RTLH dalam skala mikro menjadi kebutuhan yang nyata dan perlu diprioritaskan ketersediaannya.
3 USULAN TEKNIS
Sejumlah data yang memuat informasi mengenai data spasial/peta rumah yang tidak memenuhi kriteria
layak huni desa perdesa yang dapat digunakan sebagai acuan dalam berbagai program peningkatan
kualitas permukiman layak huni di tingkat kabupaten/kota dengan sumber pendaan dari APBN/APBD
(provinsi/kabupaten/kota) maupun bantuan pihak ketiga melalui program CSR dan atau Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN/BUMD.

Tanggapan:
Latar belakang di dalam KAK telah diuraikan dengan baik dan detail. Sehingga dapat dipahami dengan
baik oleh konsultan terkait dengan tingkat kebutuhan dan kepentingan dari Perencanaan Updating
Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk.

4.2.1 Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan ini adalah mengumpulkan dan menginventarisasi sekaligus
menyediakan basis data perumahan khususnya rumah tidak layak huni (RTLH) dalam skala mikro
( desa per desa/ kecamatan) dan skala makro (kabupaten/ kota) sebagai landasan perumusan
kebijakan, perencanaan dan pemrograman, penganggaran, pemantauan dan evaluasi bidang
perumahan di Kabupaten Nganjuk.

Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk
Tanggapan:
Maksud dan tujuan didalam KAK sudah dijelaskan secara detail dan konsultan telah memahaminya.

4.3 Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersedianya basis data perumahan baik deskriptif
maupun spasial terbaru khususnya data rumah tidak layak huni (RTLH) berupa data mikro dan
makro yang relevan dan signifikan sebagai dasar penyusunan kebijakan, perencanaan,
pemrograman, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan perumahan untuk
menunjang penanganan RTLH di Kabupaten Nganjuk.

Tanggapan:
Sasaran kegiatannya sudah dijelaskan secara detail dan konsultan sangat memahami lingkup kegiatan
pekerjaan ini.

4.4 Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terdiri
4 USULAN TEKNIS
dari lingkup wilayah dan ruang lingku kegiatan sebagai berikut;
1. Ruang Lingkup Wilayah
Adapun ruang lingkup atau lokasi wilayah yaitu Kabupaten Nganjuk.
2. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup substansi yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Updating
Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk meliputi:
1) Tahap Persiapan, meliputi:
a. Persiapan administrasi
b. Mobilisasi personil
c. Pengumpulan data literatur terkait
d. Pengumpulan data awal
e. Perumusan pendekatan dan metodologi
f. Penjadwalan rencana kerja dan penugasan personil
g. Persiapan survei
h. Penyusunan Laporan Pendahuluan
2) Tahap Survei Lapangan meliputi:
a. Pendataan Umum Obyek RTLH
- Nama Desa/ Kelurahan

Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk
- Nama Kecamatan
- Nama Kabupaten dan Provinsi
- Nama File Foto berikut Foto Perspektif Rumahnya
- Titik Koordinat Lokasi Obyek RTLH
b. Pendataan Identitas Penghuni RTLH;
- Nomor Urut
- Nama Lengkap
- Usia (tahun)
- Pendidikan terakhir
- Jenis Kelamin
- Alamat lengkap
- Nomor KTP (NIK)
- Pekerjaan Utama
- Penghasilan/ Pengeluaran per Bulan
- Status Kepemilikan Tanah
- Status Kepemilikan Rumah
5 - Aset Rumah Ditempat Lain USULAN TEKNIS
- Aset Rumah Ditempat Lain
- Pernah/ Tidak Mendapatkan Bantuan Perumahan
- Jenis Kawasan Lokasi yang Ditempati
c. Pendataan Kondisi Fisik RTLH;
Aspek Keselamatan
- Pondasi
- Kondisi Kolom dan Balok
- Kondisi Konstruksi Atap
Aspek Kesehatan
- Jendela/ Lubang Cahaya
- Ventilasi
- Kepemilikan Kamar Mandi dan Jamban
- Jarak Sumber Air Minum ke TPA Tinja
- Sumber Air Minum
- Sumber Listrik
Aspek Persyaratan Luas dan Kebutuhan Ruang

Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk
- Luas Rumah (m2)
- Jumlah Penghuni (orang)
Aspek Komponen Bahan Bangunan Sesuai Konteks Lokal
- Material Atap Terluas
- Kondisi Atap
- Material Dinding Terluas
- Kondisi Dinding
- Material Lantai Terluas
- Kondisi Lantai
d. Tahap Kompilasi dan Pengolahan data RTLH meliputi:
- Melakukan evaluasi dan analisa data hasil pendataan;
- Melakukan reduksi data hasil pendataan agar sesuai dengan format isian dalam E-RTLH;
- Menampilkan data hasil pendataan ke dalam laporan BNBA RTLH (berisi data dan foto obyek
beserta peta lokasinya).
e. Tahap Input Data meliputi:
- Melakukan input hasil pendataan RTLH pada aplikasi E- RTLH.

6 USULAN TEKNIS
Tanggapan:
Lingkup Kegiatan udah dijelaskan secara detail dan konsultan sangat memahami lingkup kegiatan
pekerjaan ini

1.6 Tanggapan Terhadap Personil


Kebutuhan personil yang akan mengerjakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah terdiri dari
tenaga ahli dan tenaga sub profesional serta tim lainnya:

Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk
Jumlah
No Posisi Pendidikan Pengalaman
Orang
A Tenaga Ahli :
1. Team 1 S1 Teknik Sipil/ Planologi/ 5 Tahun
Leader Perencanan Wilayah dan
(Ahli Muda) Kota
B Tenaga Sub Profesional :
1. Drafter 1 S1 Planologi/ Perencanan 2 Tahun
Wilayah dan Kota
2. Operator 2 Minimal D3 Teknik 2 Tahun
Basis Data Informatika/ Komputer
3. Surveyor 20 Minimal SMA/SMK 3 Tahun

C Tenaga Pendukung
1. Administrasi 1 Minimal D3 2 Tahun

Tanggapan:
Tenaga Ahli, Tenaga Sub Pofesional, dan Tenaga Pendukung dalam pekerjaan ini seperti pada tabel

7 susunan Personil yang termuat dengan jelas. Konsultan memahami tersebut dan siap menyediakan
USULAN TEKNIS
personil yang kompeten.

1.7 Tanggapan Terhadap Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


Jangka waktu penyelesaian kegiatan ini diperkirakan 90 (Sembilan Puluh) hari Penyelesaian
kalender sejak SPMK dikeluarkan.

Tanggapan:
Waktu penyelesaian pekerjaan sudah dijelaskan dengan jelas. Konsultan memahami tersebut dan siap
melaksanakan tepat waktu.

1.8 Tanggapan Terhadap Output / Laporan


 Laporan Pendahuluan yang memuat :
Tanggapan terhadap KAK/TOR, Usulan Metodologi Kerja, Rencana Kerja, Mobilisasi dan Demobilisasi,
Jadwal Kegiatan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 14 (empat belas) hari setelah SPMK
diterbitkan, ukuran A4 sebanyak 5 (lima) eksemplar.
 Laporan Akhir Memuat :

Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk
Laporan tentang seluruh pekerjaan dari tahap awal pekerjaan sampai dengan analisa hasil pendataan
dan usulan penanganan RTLH berikut resume hasil input di aplikasi E-RTLH. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya : 90 (Sembilan puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
eksemplar ukuran A4 dan berupa soft copy sebanyak 5 (lima) buah flashdisk.
 Laporan BNBA Memuat :
rekapitulasi hasil pendataan per desa per kecamatan, berikut foto dan peta lokasinya. Penyerahan
dilakukan bersamaan dengan laporan akhir sebanyak 3 (tiga) eksemplar ukuran A4 untuk data dan foto,
sedangkan peta ukuran A3. Laporan BNBA RTLH dimasukkan dalam soft copy sebanyak 1 (satu) buah
harddisk.
Tanggapan:
Output laporan sudah dijelaskan dengan jelas. Konsultan memahami tersebut dan siap melaksanakan
tepat waktu.

8 USULAN TEKNIS

Perencanaan Updating Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Nganjuk

Anda mungkin juga menyukai