Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP DASAR ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar


Dosen Pengampu : Ns. Destria Efliana, S. Kep. MM

Oleh :

1. Saniman
2. Dedi Fahman fasabir
3. Nurul Safitri
4. Rifana Maharani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PEKANBARU
2021
BAB I
PENDAHUL
UAN

1.1 Latar Belakang

Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang
yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat tersenyum,
mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh
kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi, makan,
berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan segala macam aktivitas
bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal..
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar.
Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan melibatkan
banyak bagian tubuh.
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak
merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem
muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan
tulang. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot
disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Membantu mahasiswa memahami tentang anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal tubuh


manusia.

1.3 Manfaat Penulisan

- Dapat menambah ilmu

- Mengetahui anatomi fisiologi tubuh manusia

- Sebagai suatu acuan pembelajaraan mahasiswa keperawatan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anatomi

Anatomi berasal dari bahasa latin yaitu, ”Ana” : bagian, memisahkan Tomi (tomie)=tomneinei:
iris, potong

Bahasa anatomi adalah bahasa pokok dalam kedokteran, Diturunkan dari bahasa yunani
“Terminologia Anatomica” dibuatoleh FCAT thn 1998 menyediakan panduan istilah anatomi termasuk
bahasa latin yang diinggriskan serta eponym.

Ilmu pengetahuan yang mempelajari


bentuk & susunan tubuh (bagian-
bagiannya) serta hubungan alat tubuh
yang satu dengan yang lain .

ilmu yang mempelajari stuktur


tubuh dari bentuk submikroskopik sampai
kebentuk makroskopik.
1. Sikap anatomi
Tubuh berdiri tegak menghadap kedepan tangan & kaki dirapatkan Posisi ini penting untuk
menghindari ketidak jelasan semua deskripsi bagian tubuh manusia.

2. Letak/Sikap Anatomi

a. Superior Bagian atas

b. Inferior Bagiah bawah

c. Anterior Bagian depan

d. Posterior Bagian belakang

e. Dextra Bagian kanan f . Sinistra Bagian kiri

f. Lateral Bagian samping

g. Medial Bagian tengah

h. Central Bagian pusat

i. Perifer Bagian tepi

j. Proximal Mendekati batang tubuh

k. Distal Menjauhi batang tubuh

3. Arah-Arah Gerakan
a. Fleksio Membengkokkan / melipatsendi

b. Ekstensio Meluruskan kembali sendi

c. Abduksio Gerakan menjauhibadan/tubuh

d. Rotasio Gerakan memutar sendi

e. Sirkumduksio:Gerak sirkular atau pergerakan


gabungan flexi,extensi,abduksi dan adduksi.
B. Pengertian Muskuloskeletal

Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang berarti tulang.
Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau
jaringan otot-otot tubuh adalah Myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh. Ilmu yang
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Osteologi.
1. Otot ( Muskulus / Muscle )

Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka,
sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan
tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-
nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot
pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka
tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari :

a) Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi fascia yaitu
mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot,
memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah
dan saraf.
b) Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.

c) Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan
besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut.
1) Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2) Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
a. Fungsi Sistem Otot

1) Pergerakan

Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh.
2) Penopang tubuh dan mempertahankan postur

Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri
atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
3) Produksi panas

Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu


tubuh normal.

b. Ciri-Ciri Sistem Otot

Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi
otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
1. Kontrakstilitas, yaitu serabut otot berkontraksi dan menegang, otot menjadi lebih pendek dari
ukuran semula.
2. Ekstensibilitas, yaitu serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang
otot saat rileks (memanjang).
3. Elastisitas, yaitu serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.
c. Jenis-Jenis Otot

1) Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan menjadi:

a) Otot Rangka (Otot Lurik)

Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak), dan
melekat pada rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada.
Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur mikroskopis otot skelet/rangka yaitu Memiliki bentuk sel yang panjang
seperti benang/filament. Setiap serabut memiliki banyak inti yang terletak di tepi dan
tersusun di bagian perifer. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.

b) Otot Polos

Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja secara tak sadar).
Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus,
serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan sistem sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos yaitu memiliki bentuk sel otot seperti
silindris/gelendong dengan kedua ujung meruncing. Serabut sel ini berukuran kecil, berkisar
antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah). Memiliki satu buah inti sel yang terletak di
tengah sel otot dan mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
c) Otot Jantung

Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai struktur yang sama
dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat
tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar antara 85-
100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.

2) Berdasarkan gerakannya dibedakan menjadi :

a. Otot Antagonis, yaitu hubungan antarotot yang cara kerjanya bertolak belakang/tidak searah,
menimbulkan gerak berlawanan. Contohnya:
(1) Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya otot bisep dan otot
trisep.
(2) Depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas), misalnya
gerak kepala menunduk dan menengadah.
b. Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerjasama,
menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadrus. (Marieb & Mallat
2001)

d. Mekanisme Kontraksi Otot

Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen
dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model Sliding Filamens. Model ini
menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen didalam sel otot kontraktil
yang berupa filamen aktin dan miosin.
Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu sama lain,
sehingga sarkomer pun juga memendek.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang
terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan
aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah,
sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai
menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin
monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi. Energienergi ini semua
digunakan untuk kontraksi otot.

2. Rangka (skeletal)

Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago)
sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi tulang tetap
mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.
a. Fungsi Rangka

1) Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak dan
organ.
2) Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow)

3) Produksi sel darah (red marrow)

4) Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak.


5) Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena adanya
persendian.
b. Jenis Tulang

1. Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu:

a) Tulang Rawan (kartilago)

Ada 3 macam tulang rawan, yaitu:

1) Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa.

2) Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga
glenoid dari skapula.

3) Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.

b) Tulang Sejati (osteon)

Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Permukaan luar tulang
dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum
dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Secara mikroskopis tulang terdiri dari :

1) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)

2) Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris)

3) Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-lempengan yang


mengandung sel tulang)

4) Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon)

2. Berdasarkan Matriksnya, Yaitu:

a) Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan rapat.

b) Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga.

3. Berdasarkan bentuknya, yaitu:

a) Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya
os humerus dan os femur.
b) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek. Contohnya tulang yang
terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
a)Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya os scapula
(tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk.
b) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya
os vertebrae (tulang belakang).
c) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.

c. Sel – Sel Penyusun Tulang


a)Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya os scapula
(tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk.
b) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya
os vertebrae (tulang belakang).
c) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.

d. Sel – Sel Penyusun Tulang

a. Osteobast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit dan
mengkresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks t ulang.
b. Osteosit, yaitu sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran
kimiawi melaui tulang yang padat.
c. Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matriks tulang.

d. Organisasi Sistem Rangka

Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk suatu kerangka tubuh. Rangka
digolongkan kedalam tiga bagian sebagai berikut.
1) Rangka Aksial

Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan melindungi
organ-organ pada kepala, leher, dan dada.
a. Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang
fasial.
 Tulang kranial membungkus dan melindungi otak, terdiri dari:

Tulang baji (sfenoid) : 1 buah


Tulang tapis (etmoid) : 1 buah
Tulang pelipis (temporal) : 2 buah
Tulang dahi (frontal) : 1 buah
Tulang ubun-ubun (parietal) : 2 buah
Tulang kepala belakang (oksipital) : 1 buah

 Tulang fasial membentuk wajah, terdiri dari:

Tulang rahang atas (maksila) : 2 buah


Tulang rahang bawah (mandibula) : 2 buah
Tulang pipi (zigomatikus) : 2 buah
Tulang langit-langit (palatinum) : 2 buah
Tulang hidung (nasale) : 2 buah
Tulang mata (lakrimalis) : 2 buah
Tulang pangkal lidah (Konka inferor) : 1 buah

b. Tulang Pendengaran (Auditory), terdiri dari:

Tulang martil (maleus) : 2 buah


Tulang landasan (inkus) : 2 buah
Tulang sanggurdi (stapes) : 2 buah

c. Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan mandibula,
berfungsi sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah. : 1 buah

d. Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan memungkinkan manusia
melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk, a tau berlari. Tulang
belakang berjumlah 26 buah yang terdiri dari:
Tulang leher (servikal) : 7 buah
Tulang punggung (dorsalis) : 12 buah
Tulang pinggang (lumbal) : 5 buah
Tulang kelangkang (sakrum) : 1 buah
Tulang ekor (koksigea) 4 ruas berfusi menjadi satu : 1 buah

e. Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan tulang dada membentuk
perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, seperti paru- paru dan jantung.
Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas, terdiri dari:

Tulang Rusuk Sejati (costae vera) : 7 pasang


Tulang Rusuk Palsu (costae spuria) : 3 pasang
Rusuk Melayang (costae fliktuantes) : 2 pasang
f. Tulang Dada (sternum) terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk pipih, antara lain:

Tulang hulu (manubrium) : 1 buah

Tulang badan (gladiolus) : 1 buah


Tulang bahu pedang (sifoid) : 1 buah
(ketiganya bergabung menjadi satu buah tulang dada)

2) Rangka Apendikular

Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-tulang bahu, tulang panggul,
dan tulang anggota gerak atas dan bawah terdiri atas 126 tulang.
Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan kaki. Tulang rangka
apendikular dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :
(1) Ektremitas Atas, yaitu terdiri dari tulang bahu dan tulang anggota gerak atas.

a. Tulang bahu, terdiri atas dua bagian:

Tulang belikat (skapula) : 2 buah

Tulang selangka (klavikula) : 2 buah

b. Tulang anggota gerak atas, terdiri dari:

Tulang lengan atas (humerus) : 2 buah


Tulang hasta (ulna) : 2 buah
Tulang pengumpil (radius) : 2 buah
Tulang pergelangan tangan (karpal) : 16 buah (8 pada tiap tangan)
Tulang tapak tangan (metakarpal) : 10 buah (5 pada tiap tangan)
Tulang jari-jari (phalanges) : 28 buah (2 kali 14 ruas jari)
(2) Ektremitas Bawah, yaitu terdiri dari tulang panggul dan tulang anggota gerak bawah.
a. Tulang panggul (pelvis), terdiri atas tiga bagian:

Tulang usus (ileum) : 2 buah

Tulang duduk (iskhium) : 2 buah

Setiap wanita mempunyai anatomi panggul yang unik dan berbeda satu sama lain. Panggul terdiri atas
bagian keras panggul (dibentuk oleh tulang) dan bagian lunak panggul (dibentuk otot, jaringan dan ligamen).
Fungsi bagian keras panggul wanita adalah sebagai berikut:
1. Panggul besar untuk menyangga isi abdomen
2. Panggul kecil untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia
Sedangkan fungsi bagian lunak panggul wanita adalah sebagai berikut:
1. Membentuk lapisan dalan jalan lahir
2. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi normal saat hamil maupun nifas
3. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dari kala uri

Ruang panggul terbagi menjadi dua yaitu:


1. Panggul besar (pelvis mayor)
2. Panggul kecil (pelvis minor)

Panggul besar (pelvis mayor)


Panggul besar adalah bagian panggul yang terletak di atas linea terminalis (false pelvis). Panggul besar
berfungsi mendukung isi perut dan menggambarkan keadaan panggul kecil.
Panggul kecil (pelvis minor)
Panggul kecil adalah bagian panggul yang terletak di bawah linea terminalis (true pelvis). Panggul
kecil ini merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir serta penting dalam
persalinan.
Panggul terdiri dari bagian yang keras dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak dibentuk
oleh otot-otot dan ligamen.
1. Panggul besar (pelvis mayor)
a) Bagian Panggul Yang Keras
Bagian keras dari panggul wanita terbentuk oleh tulang panggul. Tulang panggul
merupakan sebuah corong, bagian atas yang lebar disebut panggul besar, sedangkan bagian
bawah untuk menentukan bentuk jalan lahir.
Tulang panggul terdiri atas:
1. Tulang pangkal paha(os coccae)
2. Tulang kelangkang (os sacrum)

Tulang tungging (os coxcigys)


2. Ukuran-Ukuran Panggul
Ukuran panggul kecil dapat diperiksa secara klinis dengan melakukan pemeriksaan dalam ataupun dengan
rontgenologi. Ukuran-ukuran panggul luar antara lain:

a) Distantia Spinarum

Jarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.

b) Distantia Kristarum

Jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.

c) Konjugata Eksterna (boudeloque)

Jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung processus spinosus tulang lumbal V, ukuran 18-20 cm.

d) Ukuran Lingkar Panggul


Dari pinggir atas simpisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan trochanter mayor
sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak lainnya ukuran 80-90 cm.

e) Inclinatio Pelvis
Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri. Sudut ini
sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan.

3. Bentuk Panggul

Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
a) Panggul Gynecoid
Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat.
Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
b) Panggul Android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter
transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
c) Panggul Anthropoid

4. Ukuran-Ukuran Panggul
Ukuran panggul kecil dapat diperiksa secara klinis dengan melakukan pemeriksaan dalam ataupun
dengan rontgenologi. Ukuran-ukuran panggul luar antara lain:
1. Distantia Spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.
2. Distantia Kristarum
Jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.
3. Distantia Spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.
4. Distantia Kristarum
Jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.
f) Konjugata Eksterna (boudeloque)

Jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung processus spinosus tulang lumbal V, ukuran 18-20 cm.

g) Ukuran Lingkar Panggul


Dari pinggir atas simpisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan trochanter
mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak lainnya ukuran 80-90 cm.

h) Inclinatio Pelvis
Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri. Sudut ini
sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan.

5. Bentuk Panggul
klasifikasi menurut caldwell dan molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Panggul Gynecoid
Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis
ini ditemukan pada 45% wanita.
2. Panggul Android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter
transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
3. Panggul Anthropoid

Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar
daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.
4. Panggul Platypeloid
Merupakan panggul picak. Diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior,
menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

Tulang pangkal paha (os coccae)


Tulang pangkal paha ada 2 buah. Tulang pangkal paha terdiri dari 3 buah tulang yang
berhubungan dengan yang lainnya pada acetabulum. Tulang tersebut adalah tulang usus (os ilium),
tulang duduk (os ischium) dan tulang kemaluan (os pubis).

Tulang usus (os ilium)


Tulang usus merupakan tulang terbesar panggul yang membentuk bagian atas dan belakang
panggul. Batas atas yang tebal disebut crista illiaka. Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka
menonjol disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka posterior superior. Tonjolan tulang di
bawah spina illiaka anterior superior disebut spina illiaka anterior inferior dan sebelah bawah spina
illiaka posterior superior terdapat spina illiaka posterior inferior. Di bawah spina illiaka posterior
inferior terdapat tekik atau cekungan yang disebut incisura iskhiadika major. Garis yang membatasi
panggul besar dan panggul kecil disebut linea inominata atau linea terminalis.

Tulang duduk (os ischium)


Tulang duduk terletak di sebelah bawah tulang usus, pinggir belakangnya berduri disebut spina
iskhiadika. Di bawah spina iskhiadika terdapat incisura ischiadika minor. Bagian pinggir bawah tulang
duduk sangat tebal, yang dapat mendukung berat badan pada saat duduk, disebut tuber iskhiadikum.
Tuber iskhiadikum merupakan ukuran melintang dari pintu atas panggul.

Tulang kemaluan (os pubis)


Tulang kemaluan terletak di sebelah bawah dan depan dari tulang usus yang disebut dengan
tulang duduk. Tulang ini membatasi sebuah lubang yang terdapat dalam tulang panggul, lubang ini
disebut foramen obtoratorium. Ramus superior ossis pubis merupakan tulang kemaluan yang
berhubungan dengan tulang usus. Sedang yang berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus
inferior ossis pubis. Ramus inferior kiri dan kanan membentuk arkus pubis. Arkus pubis normal akan
membentuk sudut 90-100 derajat. Tulang kemaluan (pubis) : 2 buah

Tulang kelangkang (os sacrum)


Tulang kelangkang ada 1 buah. Tulang kelangkang merupakan tulang yang berbentuk segitiga
yang melebar di atas dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak di sebelah belakang antara
kedua tulang pangkal paha. Tulang kelangkang terdiri dari 5 ruas tulang senyawa. Kiri dan kanan dari
garis tampak 5 buah lubang yang disebut foramen sacralia anterior. Crista sacralis merupakan deretan
cuat-cuat duri yang terdapat di garis tengah tulang kelangkang. Bagian atas dari sakrum yang
berhubungan dengan 5 ruas tulang pinggang dan menonjol ke depan disebut promontorium. Jarak
antara promontorium dan pinggir atas simfisis merupakan ukuran muka belakang dari pintu atas
panggul. Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui articulasio
sacro illiaca. Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging.

Tulang tungging (os coxcigis)


Tulang tungging ada 1 buah. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri dari 3-5 ruas,
tulang yang bersatu. Pada saat persalinan, ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang,
sehingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.
Bagian Panggul Yang Lunak
Bagian panggul yang lunak terdiri dari otot-otot dan ligamen yang meliputi dinding panggul
sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah. Bagian yang membentuk dasar panggul
disebut diafragma pelvis.
Diafragma pelvis terdiri dari:
1. Pars Muskularis
2. Pars Membranosa
3. Regio Perineum
Pars Muskularis
Pars muskularis yaitu muskulus levator ani. Muskulus levator ani terletak agak ke belakang dan
merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rektum. Muskulus levator ani kiri dan kanan terdiri dari 3
bagian yaitu:
 Muskulus pubokogsigis dari os pubis ke septum anokogsigeum
 Muskulus illio kogsigeus dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os kogsigis dan septum
anokogsigeum
 Musculus ischio coccygis dari spina ischiadika ke pinggir os sacrum dan os coccygis

Pars Membranosa
Pars membranosa yaitu diafragma urogenital. Antara muskulus pubio kogsigeus kiri kanan
terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urigenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut
diafragma urogenitalis. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan dan ditembus oleh
uretra dan vagina.

Regio Perineum
Regio perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul. Daerah ini terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu:
 Regio analis disebelah belakang – Pada regio analis terdapat muskulus spinter eksternus yang
mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah
 Regio urogenitalis – Pada regio urogenitalis terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus
transversus perinei superfisialis
Ligamen-ligamen yang penting adalah ligamen sacro illiaka, ligamen sacro spinosum dan
ligamen sacro tuberosum.
b. Tulang anggota gerak bawah, terdiri dari:

Tulang paha (femur) : 2 buah

Tulang tempurung lutut (patela) : 2 buah

Tulang betis (fibula) : 2 buah

Tulang kering (tibia) : 2 buah

Tulang pergelangan kaki (tarsal) : 14 buah (7 pada tiap kaki)

Tulang tapak kaki (metatarsal) : 10 buah (5 pada tiap kaki)

Tulang jari kaki (phalanges) : 28 buah (2 kali 14 ruas jari)

2.3.5 Pembentukan Tulang

Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang pertama kali terbentuk adalah tulang rawan
(kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-sel
pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang rawan.
Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses pembentukannya
konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk
suatu sistem yang disebut sistem Havers.
Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Kelak
didalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras.
Proses ini disebut osifikasi.

2.3.6 Hubungan Antar Tulang

Hubungan antartulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, diperlukan struktur
khusus yang disebut sendi. Sendi yang menyusun kerangka manusia terdapat di beberapa tempat.
Terdapat tiga jenis hubungan antartulang, yaitu:
1) Sinartrosis

Sinartrosis disebut juga dengan sendi mati, yaitu hubungan antara dua tulang yang tidak
dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan
dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang
disebut sutura/suture.
2) Amfiartosis

Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan antara dua tulang yang
dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan kartilago. Dijumpai
pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang.
3) Diartosis

Diartosis disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubungan antara dua tulang yang
dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung
tulang sendi, di daerah persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial
yang berfunggsi sebagai pelumas sendi.
Diartosis dapat dibedakan menjadi:

a. Sendi Engsel
Sendi engsel yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu
arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os.
Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os.
Fibula/sendi pada lutut.
b. Sendi Putar

Sendi putar yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang
berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara
Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os.
Cranium.
c. Sendi Pelana/Sendi Sellaris

Sendi pelana yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala
arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus,
hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis.
d. Sendi Kondiloid atau Elipsoid

Sendi Kondiloid yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan
gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung
tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada
hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.
e. Sendi Peluru

Sendi peluru yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan
bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan
Os. Pelvis virilis.
f. Sendi Luncur

Sendi luncur yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan melengkung ke
depan (membungkuk) dan ke belakang serta gerakan memutar (menggeliat). Hubungan ini dapat
terjadi pada hubungan antarruas tulang belakang, persendian antara pergelangan tangan dan tulang
pengumpil.

1.5 Perubahan anatomi dan adaptasi pisiologis pada ibu hamil trimester I,II dan III
Anatomi manusia atau antropotomi ialah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang
mempelajari struktur tubuh manusia. Sedangkan Fisiologi manusia adalah ilmu mekanik,fisik, dan
biokimia, fungsi manusia yang sehat, organ-organ , dan sel-sel. Tingkat utama fokus dari fisiologi
adalah pada tingkat organ dan sistem.

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atautriplet).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38
minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di
dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang
wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang
belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0. Dalam banyak masyarakat definisi medis dan
legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga yaitu:

Trimester I,II dan III,pada masa-masa ini terjadi perubahan-perubahan seperti perubahan pisik(anatomi
dan fisiologi) maupun perubahan psikis. Pada ibu hamil, perubahan anatomi sistem-sistem pada tubuh
berkembang sesuai tahap usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai trimester III kehamilan.
Sistem- sistem tersebut meliputi : Sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
muskuluskeletalsistem respirasi,,sistem sirkulasi atau kardiopaskular,sistem metabolism
2.2 SISTEM MUSKULOSKELETAL

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan kadar
kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu terpenuhi.
Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal. Selama masa kehamilan wanita
membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh
dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang sama pada saat
hamil membuat aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan karies
Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita
berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan tonus otot.
Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah menyebabkan isi perut
menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol.
Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali tetapi, pemisahan otot (diastasi recti)
menetap
Dilain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita
secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.Untuk
mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang punggung pada
wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva
punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit.Kram otot-otot tungkai dan kaki
merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketehui, tetapi berhubungan
dengan metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Wanita muda yang cukup berotot dapat
mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua dapat mengalami gangguan
punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama kehamilan
2.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin bertambah.
Adaptasi muskuloskelatal ini mencakup: peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat
pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat post partum sistem
muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera setelah
melahirkan, untuk membantu mencegah komplikasi dan mempercepat involusi uteri.
Adaptasi sistem muskuloskeletal pada masa nifas, meliputi:
1. Dinding perut dan peritoneum.
2. Kulit abdomen.
3. Striae.
4. Perubahan ligamen.
5. Simpisis pubis.

2.3.1 Dinding perut dan peritoneum.


Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6 minggu.
Pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis, sehingga sebagian dari
dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis dan kulit.

2.3.2 Kulit abdomen.


Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur hingga
berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali dalam beberapa
minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.

2.3.3 Striae.
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen. Striae pada
dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar.
Tingkat diastasis muskulus rektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum,
aktivitas, paritas dan jarak kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian
tonus otot menjadi normal.

2.3.4 Perubahan ligamen.


Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum
rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
2.3.5 Simpisis pubis.
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan
morbiditas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain: nyeri tekan pada pubis
disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan
simpisis dapat dipalpasi. Gejala ini dapat menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca
melahirkan, bahkan ada yang menetap.
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum antara lain:
1. Nyeri punggung bawah.
2. Sakit kepala dan nyeri leher.
3. Nyeri pelvis posterior.
4. Disfungsi simpisis pubis.
5. Diastasis rekti.
6. Osteoporosis akibat kehamilan.
7. Disfungsi rongga panggul.
8.
1. Nyeri punggung bawah.
Nyeri punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang sering terjadi. Hal ini
disebabkan adanya ketegangan postural pada sistem muskuloskeletal akibat posisi saat persalinan.
Penanganan: Selama kehamilan, wanita yang mengeluh nyeri punggung sebaiknya dirujuk pada
fisioterapi untuk mendapatkan perawatan. Anjuran perawatan punggung, posisi istirahat, dan aktifitas
hidup sehari-hari penting diberikan. Pereda nyeri elektroterapeutik dikontraindikasikan selama
kehamilan, namun mandi dengan air hangat dapat menberikan rasa nyaman pada pasien.
2. Sakit kepala dan nyeri leher.
Pada minggu pertama dan tiga bulan setelah melahirkan, sakit kepala dan migrain bisa terjadi.
Gejala ini dapat mempengaruhi aktifitas dan ketidaknyamanan pada ibu post partum. Sakit kepala
dan nyeri leher yang jangka panjang dapat timbul akibat setelah pemberian anestasi umum.
3. Nyeri pelvis posterior.
Nyeri pelvis posterior ditunjukan untuk rasa nyeri dan disfungsi area sendi sakroiliaka. Gejala
ini timbul sebelum nyeri punggung bawah dan disfungsi simfisis pubis yang ditandai nyeri di atas
sendi sakroiliaka pada bagian otot penumpu berat badan serta timbul pada saat membalikan tubuh di
tempat tidur. Nyeri ini dapat menyebar ke bokong dan paha posterior.
Penanganan: pemakaian ikat (sabuk) sakroiliaka penyokong dapat membantu untuk
mengistirahatkan pelvis. Mengatur posisi yang nyaman saat istirahat maupun bekerja, serta
mengurangi aktifitas dan posisi yang dapat memacu rasa nyeri.
4. Disfungsi simfisis pubis.
Merupakan istilah yang menggambarkan gangguan fungsi sendi simfisis pubis dan nyeri yang
dirasakan di sekitar area sendi. Fungsi sendi simfisis pubis adalah menyempurnakan cincin tulang pelvis
dan memindahkan berat badan melalui pada posisis tegak. Bila sendi ini tidak menjalankan fungsi
semestinya, akan terdapat fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan terjadinya perubahan
mekanis, yang dapat mrmpengaruhi gaya berjalan suatu gerakan lembut pada sendi simfisis pubis untuk
menumpu berat badan dan disertai rasa nyeri yang hebat.Penanganan: tirah baring selama mungkin;
pemberian pereda nyeri; perawatan ibu dan bayi yang lengkap; rujuk ke ahli fisioterapi untuk latihan
abdomen yang tepat; latihan meningkatkan sirkulasi; mobilisasi secara bertahap; pemberian bantuan yang
sesuai.
5. Diastasis rekti.
Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat setinggi
umbilikus (Noble, 1995) sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea alba serta akibat perenggangan
mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering terjadi pada multi paritas, bayi besar, poli hidramnion,
kelemahan otot abdomen dan postur yang salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen yang lebih
ke arah keturunan, sehingga ibu dan anak mengalami diastasis.
Penanganan: melakukan pemeriksaan rektus untuk mengkaji lebar celah antara otot rektus;
memasang penyangga tubigrip (berlapis dua jika perlu), dari area xifoid sternum sampai di bawah
panggul; latihan transversus dan pelvis dasar sesering mungkin, pada semua posisi, kecuali posisi
telungkup-lutut; memastikan tidak melakukan latihan sit-up atau curl-up; mengatur ulang kegiatan
sehari–hari, menindaklanjuti pengkajian oleh ahli fisioterapi selama diperlukan.

6. Osteoporosis akibat kehamilan.


Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini ditandai dengan nyeri,
fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya (tidak dapat berjalan), ketidakmampuan
mengangkat atau menyusui bayi pasca natal, berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang buruk. .

7. Disfungsi dasar panggul.


Disfungsi dasar panggul, meliputi :
1. Inkontinensia urin.
2. Inkontinensia alvi.
3. Prolaps.
8. Inkontinensia urin.
Inkontinensia urin adalah keluhan rembesan urin yang tidak disadari. Masalah berkemih yang
paling umum dalam kehamilan dan pasca partum adalah inkontinensia stres .
Terapi : selama masa antenatal, ibu harus diberi pendidikan mengenai dan dianjurkan untuk
mempraktikan latihan otot dasar panggul dan transversus sesering mungkin, memfiksasi otot ini serta
otot transversus selam melakukan aktivitas yang berat. Selama masa pasca natal, ibu harus dianjurkan
untuk mempraktikan latihan dasar panggul dan transversus segera setelah persalinan. Bagi ibu yang
tetap menderita gejala ini disarankan untuk dirujuk ke ahli fisioterapi yang akan mengkaji keefektifan
otot dasar panggul dan memberi saran tentang program retraining yang meliputi biofeedback dan
stimulasi.
9. Inkontinensia alvi.
Inkontinensia alvi disebabkan oleh robeknya atau merenggangnya sfingter anal atau kerusakan
yang nyata pada suplai saraf dasar panggul selama persalinan (Snooks et al, 1985). Penanganan : rujuk
ke ahli fisioterapi untuk mendapatkan perawatan khusus.

10. Prolaps.
Prolaps genetalia dikaitkan dengan persalinan per vagina yang dapat menyebabkan peregangan
dan kerusakan pada fasia dan persarafan pelvis. Prolaps uterus adalah penurunan uterus. Sistokel
adalah prolaps kandung kemih dalam vagina, sedangkan rektokel adalah prolaps rektum kedalam
vagina (Thakar & Stanton, 2002).
Gejala yang dirasakan wanita yang menderita prolaps uterus antara lain: merasakan ada sesuatu
yang turun ke bawah (saat berdiri), nyeri punggung dan sensasi tarikan yang kuat. Penanganan: prolaps
ringan dapat diatasi dengan latihan dasar panggul.
2.4. Kelainan Pada Sistem Muskuloskeletal

Beberapa gangguan kesehatan dan kelainan yang terjadi sistem muskuloskeletal


adalah sebagai berikut.

1.)Fraktura /patah tulang

Pada kelainan tulang ini, tulang mengalami retak/patah tulang akibat mengalami
benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu
dengan mengembalikan pada susunan semula secepat mungkin. Pada kasus patah
tulang, untuk menyambungkannya ditambahkan pen atau platina. Setelah tulang
mengalami pertumbuhan dan menyatu, pen/platina akan diambil kembali.

2) Fisura/retak tulang

Fisura yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang.

3) Gangguan yang Terjadi pada Tulang Belakang


Gangguan ini disebabkan karena kebiasaan
tubuh yang salah, kelainan ini antara lain seperti
berikut.
a. Lordosis, yaitu keadaan tulang belakang yang
melengkung ke depan.
b. Kifosis, adalah keadaan tulang belakang
melengkung ke belakang, sehingga badan terlihat
bongkok.
c. Skoliosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan.
4) Osteoporosis

Orang yang menderita kelainan ini, keadaan tulangnya akan rapuh


dan keropos. Ini disebabkan karena berkurangnya kadar kalsium dalam
tulang. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka kadar
kalsium akan berkurang sedikit demi sedikit.

5) Rakhitis

Penyakit ini menyebabkan kondisi tulang seseorang yang lunak. Hal ini disebabkan
dalam tubuh seseorang kekurangan vitamin D. Vitamin ini berfungsi untuk mengabsorpsi
fosfor dan berperan dalam metabolisme kalsium. Penderita ini disarankan banyak
mengkonsumsi telur, susu, dan minyak hati ikan. Selain itu, pada pagi hari, penderita
disarankan berjemur di bawah sinar matahari karena sinar matahari pagi dapat membantu
pembentukan vitamin D dalam tubuh.
6) Kram

Kram merupakan keadaan otot berada dalam keadaan kejang. Keadaan ini antara lain
disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas otot secara terus menerus.
7) Hipertropi

Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal
ini disebabkan karena otot sering dilatih bekerja dan
berolahraga. Hipertrofi otot ini sering dimiliki oleh atlet
binaragawan.

8) Atrofi

Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini disebabkan
karena infeksi virus polio. Pemulihannya dengan pemberian latihan otot, pemberian
stimulant listrik, atau dipijat dengan teknik tertentu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Muskuloskeletal adalah suatu sistem pada tubuh manusia yang meliputi sistem gerak
yang terdiri dari otot dan tulang. Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan
berkontraksi untuk menggerakkan rangka. Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri
dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Otot merupakan alat gerak pasif dan memiliki karakteristik, antara lain kontraktibilitas,
ekstensibilitas, dan elastisitas. Berdasarkan perlekatannya, otot terdiri atas origo dan insersi.
Jenis-jenis otot antara lain yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
Tulang dibedakan menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikuler. Skeleton aksial
terdiri atas tulang-tulang tengkorak, ruas tulang belakang, tulang iga atau rusuk, dan tulang
dada, sedangkan skeleton apendikuler terdiri atas tulang pinggul, bahu, lengan, telapak
tangan, tungkai dan telapak kaki. Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi 2, yaitu
tulang rawan dan tulang sejati. Tulang sejati, dilihat dari matriksnya terdiri atas tulang
kompak dan tulang spons. Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 3, yaitu tulang
pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Hubungan antartulang disebut persendian atau
artikulasi. Sendi dibedakan menjadi 3, yaitu amfiartrosis, sinartrosis, dan diartrosis.

3.2 Saran

 Pentingnya pengetahuan mengenai sistem muskuloskeletal sehingga diharapkan mahasiswa


lebih mendalami pemahaman tentang anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal.
 Dari berbagai teori anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal tentang berbagai macam
penyakit yang berhubungan dengan sistem tersebut diharapkan mahasiswa mampu
memberikan tindakan keperawatan dengan tepat.
 Dengan memahami anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal, mahasiswa diharapkan mampu
melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D.A. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lewis, Heitkemper & Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing. Mosby. Philadelphia.
http://www.medicastore.com/alovell/isi.php?isi=tulang, 01/12/2011, 12.15 WIB.

http://sandaljepit32.blogspot.com/2013/08/makalah-anatomi-fisiologi.html

Anda mungkin juga menyukai