Oleh :
1. Saniman
2. Dedi Fahman fasabir
3. Nurul Safitri
4. Rifana Maharani
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang
yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat tersenyum,
mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh
kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi, makan,
berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan segala macam aktivitas
bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal..
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar.
Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan melibatkan
banyak bagian tubuh.
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak
merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem
muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan
tulang. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot
disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang.
Tujuan Umum
A. Pengertian Anatomi
Anatomi berasal dari bahasa latin yaitu, ”Ana” : bagian, memisahkan Tomi (tomie)=tomneinei:
iris, potong
Bahasa anatomi adalah bahasa pokok dalam kedokteran, Diturunkan dari bahasa yunani
“Terminologia Anatomica” dibuatoleh FCAT thn 1998 menyediakan panduan istilah anatomi termasuk
bahasa latin yang diinggriskan serta eponym.
2. Letak/Sikap Anatomi
3. Arah-Arah Gerakan
a. Fleksio Membengkokkan / melipatsendi
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang berarti tulang.
Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau
jaringan otot-otot tubuh adalah Myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh. Ilmu yang
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Osteologi.
1. Otot ( Muskulus / Muscle )
Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka,
sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan
tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-
nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot
pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka
tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari :
a) Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi fascia yaitu
mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot,
memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah
dan saraf.
b) Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
c) Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan
besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut.
1) Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2) Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
a. Fungsi Sistem Otot
1) Pergerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh.
2) Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri
atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
3) Produksi panas
Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi
otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
1. Kontrakstilitas, yaitu serabut otot berkontraksi dan menegang, otot menjadi lebih pendek dari
ukuran semula.
2. Ekstensibilitas, yaitu serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang
otot saat rileks (memanjang).
3. Elastisitas, yaitu serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.
c. Jenis-Jenis Otot
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak), dan
melekat pada rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada.
Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur mikroskopis otot skelet/rangka yaitu Memiliki bentuk sel yang panjang
seperti benang/filament. Setiap serabut memiliki banyak inti yang terletak di tepi dan
tersusun di bagian perifer. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b) Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja secara tak sadar).
Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus,
serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan sistem sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos yaitu memiliki bentuk sel otot seperti
silindris/gelendong dengan kedua ujung meruncing. Serabut sel ini berukuran kecil, berkisar
antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah). Memiliki satu buah inti sel yang terletak di
tengah sel otot dan mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
c) Otot Jantung
Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai struktur yang sama
dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat
tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar antara 85-
100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.
a. Otot Antagonis, yaitu hubungan antarotot yang cara kerjanya bertolak belakang/tidak searah,
menimbulkan gerak berlawanan. Contohnya:
(1) Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya otot bisep dan otot
trisep.
(2) Depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas), misalnya
gerak kepala menunduk dan menengadah.
b. Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerjasama,
menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadrus. (Marieb & Mallat
2001)
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen
dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model Sliding Filamens. Model ini
menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen didalam sel otot kontraktil
yang berupa filamen aktin dan miosin.
Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu sama lain,
sehingga sarkomer pun juga memendek.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang
terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan
aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah,
sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai
menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin
monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi. Energienergi ini semua
digunakan untuk kontraksi otot.
2. Rangka (skeletal)
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago)
sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi tulang tetap
mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.
a. Fungsi Rangka
1) Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak dan
organ.
2) Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow)
1) Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa.
2) Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga
glenoid dari skapula.
3) Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Permukaan luar tulang
dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum
dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Secara mikroskopis tulang terdiri dari :
1) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
4) Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon)
a) Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan rapat.
a) Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya
os humerus dan os femur.
b) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek. Contohnya tulang yang
terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
a)Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya os scapula
(tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk.
b) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya
os vertebrae (tulang belakang).
c) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.
a. Osteobast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit dan
mengkresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks t ulang.
b. Osteosit, yaitu sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran
kimiawi melaui tulang yang padat.
c. Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matriks tulang.
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk suatu kerangka tubuh. Rangka
digolongkan kedalam tiga bagian sebagai berikut.
1) Rangka Aksial
Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan melindungi
organ-organ pada kepala, leher, dan dada.
a. Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang
fasial.
Tulang kranial membungkus dan melindungi otak, terdiri dari:
c. Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan mandibula,
berfungsi sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah. : 1 buah
d. Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan memungkinkan manusia
melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk, a tau berlari. Tulang
belakang berjumlah 26 buah yang terdiri dari:
Tulang leher (servikal) : 7 buah
Tulang punggung (dorsalis) : 12 buah
Tulang pinggang (lumbal) : 5 buah
Tulang kelangkang (sakrum) : 1 buah
Tulang ekor (koksigea) 4 ruas berfusi menjadi satu : 1 buah
e. Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan tulang dada membentuk
perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, seperti paru- paru dan jantung.
Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas, terdiri dari:
2) Rangka Apendikular
Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-tulang bahu, tulang panggul,
dan tulang anggota gerak atas dan bawah terdiri atas 126 tulang.
Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan kaki. Tulang rangka
apendikular dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :
(1) Ektremitas Atas, yaitu terdiri dari tulang bahu dan tulang anggota gerak atas.
Setiap wanita mempunyai anatomi panggul yang unik dan berbeda satu sama lain. Panggul terdiri atas
bagian keras panggul (dibentuk oleh tulang) dan bagian lunak panggul (dibentuk otot, jaringan dan ligamen).
Fungsi bagian keras panggul wanita adalah sebagai berikut:
1. Panggul besar untuk menyangga isi abdomen
2. Panggul kecil untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia
Sedangkan fungsi bagian lunak panggul wanita adalah sebagai berikut:
1. Membentuk lapisan dalan jalan lahir
2. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi normal saat hamil maupun nifas
3. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dari kala uri
a) Distantia Spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.
b) Distantia Kristarum
Jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.
Jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung processus spinosus tulang lumbal V, ukuran 18-20 cm.
e) Inclinatio Pelvis
Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri. Sudut ini
sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan.
3. Bentuk Panggul
Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
a) Panggul Gynecoid
Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat.
Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
b) Panggul Android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter
transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
c) Panggul Anthropoid
4. Ukuran-Ukuran Panggul
Ukuran panggul kecil dapat diperiksa secara klinis dengan melakukan pemeriksaan dalam ataupun
dengan rontgenologi. Ukuran-ukuran panggul luar antara lain:
1. Distantia Spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.
2. Distantia Kristarum
Jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.
3. Distantia Spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.
4. Distantia Kristarum
Jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.
f) Konjugata Eksterna (boudeloque)
Jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung processus spinosus tulang lumbal V, ukuran 18-20 cm.
h) Inclinatio Pelvis
Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri. Sudut ini
sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan.
5. Bentuk Panggul
klasifikasi menurut caldwell dan molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Panggul Gynecoid
Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis
ini ditemukan pada 45% wanita.
2. Panggul Android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter
transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
3. Panggul Anthropoid
Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar
daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.
4. Panggul Platypeloid
Merupakan panggul picak. Diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior,
menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
Pars Membranosa
Pars membranosa yaitu diafragma urogenital. Antara muskulus pubio kogsigeus kiri kanan
terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urigenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut
diafragma urogenitalis. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan dan ditembus oleh
uretra dan vagina.
Regio Perineum
Regio perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul. Daerah ini terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu:
Regio analis disebelah belakang – Pada regio analis terdapat muskulus spinter eksternus yang
mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah
Regio urogenitalis – Pada regio urogenitalis terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus
transversus perinei superfisialis
Ligamen-ligamen yang penting adalah ligamen sacro illiaka, ligamen sacro spinosum dan
ligamen sacro tuberosum.
b. Tulang anggota gerak bawah, terdiri dari:
Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang pertama kali terbentuk adalah tulang rawan
(kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-sel
pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang rawan.
Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses pembentukannya
konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk
suatu sistem yang disebut sistem Havers.
Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Kelak
didalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras.
Proses ini disebut osifikasi.
Hubungan antartulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, diperlukan struktur
khusus yang disebut sendi. Sendi yang menyusun kerangka manusia terdapat di beberapa tempat.
Terdapat tiga jenis hubungan antartulang, yaitu:
1) Sinartrosis
Sinartrosis disebut juga dengan sendi mati, yaitu hubungan antara dua tulang yang tidak
dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan
dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang
disebut sutura/suture.
2) Amfiartosis
Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan antara dua tulang yang
dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan kartilago. Dijumpai
pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang.
3) Diartosis
Diartosis disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubungan antara dua tulang yang
dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung
tulang sendi, di daerah persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial
yang berfunggsi sebagai pelumas sendi.
Diartosis dapat dibedakan menjadi:
a. Sendi Engsel
Sendi engsel yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu
arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os.
Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os.
Fibula/sendi pada lutut.
b. Sendi Putar
Sendi putar yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang
berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara
Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os.
Cranium.
c. Sendi Pelana/Sendi Sellaris
Sendi pelana yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala
arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus,
hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis.
d. Sendi Kondiloid atau Elipsoid
Sendi Kondiloid yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan
gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung
tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada
hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.
e. Sendi Peluru
Sendi peluru yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan
bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan
Os. Pelvis virilis.
f. Sendi Luncur
Sendi luncur yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan melengkung ke
depan (membungkuk) dan ke belakang serta gerakan memutar (menggeliat). Hubungan ini dapat
terjadi pada hubungan antarruas tulang belakang, persendian antara pergelangan tangan dan tulang
pengumpil.
1.5 Perubahan anatomi dan adaptasi pisiologis pada ibu hamil trimester I,II dan III
Anatomi manusia atau antropotomi ialah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang
mempelajari struktur tubuh manusia. Sedangkan Fisiologi manusia adalah ilmu mekanik,fisik, dan
biokimia, fungsi manusia yang sehat, organ-organ , dan sel-sel. Tingkat utama fokus dari fisiologi
adalah pada tingkat organ dan sistem.
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atautriplet).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38
minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di
dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang
wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang
belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0. Dalam banyak masyarakat definisi medis dan
legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga yaitu:
Trimester I,II dan III,pada masa-masa ini terjadi perubahan-perubahan seperti perubahan pisik(anatomi
dan fisiologi) maupun perubahan psikis. Pada ibu hamil, perubahan anatomi sistem-sistem pada tubuh
berkembang sesuai tahap usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai trimester III kehamilan.
Sistem- sistem tersebut meliputi : Sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
muskuluskeletalsistem respirasi,,sistem sirkulasi atau kardiopaskular,sistem metabolism
2.2 SISTEM MUSKULOSKELETAL
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan kadar
kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu terpenuhi.
Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal. Selama masa kehamilan wanita
membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh
dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang sama pada saat
hamil membuat aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan karies
Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita
berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan tonus otot.
Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah menyebabkan isi perut
menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol.
Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali tetapi, pemisahan otot (diastasi recti)
menetap
Dilain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita
secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.Untuk
mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang punggung pada
wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva
punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit.Kram otot-otot tungkai dan kaki
merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketehui, tetapi berhubungan
dengan metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Wanita muda yang cukup berotot dapat
mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua dapat mengalami gangguan
punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama kehamilan
2.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin bertambah.
Adaptasi muskuloskelatal ini mencakup: peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat
pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat post partum sistem
muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera setelah
melahirkan, untuk membantu mencegah komplikasi dan mempercepat involusi uteri.
Adaptasi sistem muskuloskeletal pada masa nifas, meliputi:
1. Dinding perut dan peritoneum.
2. Kulit abdomen.
3. Striae.
4. Perubahan ligamen.
5. Simpisis pubis.
2.3.3 Striae.
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen. Striae pada
dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar.
Tingkat diastasis muskulus rektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum,
aktivitas, paritas dan jarak kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian
tonus otot menjadi normal.
10. Prolaps.
Prolaps genetalia dikaitkan dengan persalinan per vagina yang dapat menyebabkan peregangan
dan kerusakan pada fasia dan persarafan pelvis. Prolaps uterus adalah penurunan uterus. Sistokel
adalah prolaps kandung kemih dalam vagina, sedangkan rektokel adalah prolaps rektum kedalam
vagina (Thakar & Stanton, 2002).
Gejala yang dirasakan wanita yang menderita prolaps uterus antara lain: merasakan ada sesuatu
yang turun ke bawah (saat berdiri), nyeri punggung dan sensasi tarikan yang kuat. Penanganan: prolaps
ringan dapat diatasi dengan latihan dasar panggul.
2.4. Kelainan Pada Sistem Muskuloskeletal
Pada kelainan tulang ini, tulang mengalami retak/patah tulang akibat mengalami
benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu
dengan mengembalikan pada susunan semula secepat mungkin. Pada kasus patah
tulang, untuk menyambungkannya ditambahkan pen atau platina. Setelah tulang
mengalami pertumbuhan dan menyatu, pen/platina akan diambil kembali.
2) Fisura/retak tulang
5) Rakhitis
Penyakit ini menyebabkan kondisi tulang seseorang yang lunak. Hal ini disebabkan
dalam tubuh seseorang kekurangan vitamin D. Vitamin ini berfungsi untuk mengabsorpsi
fosfor dan berperan dalam metabolisme kalsium. Penderita ini disarankan banyak
mengkonsumsi telur, susu, dan minyak hati ikan. Selain itu, pada pagi hari, penderita
disarankan berjemur di bawah sinar matahari karena sinar matahari pagi dapat membantu
pembentukan vitamin D dalam tubuh.
6) Kram
Kram merupakan keadaan otot berada dalam keadaan kejang. Keadaan ini antara lain
disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas otot secara terus menerus.
7) Hipertropi
Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal
ini disebabkan karena otot sering dilatih bekerja dan
berolahraga. Hipertrofi otot ini sering dimiliki oleh atlet
binaragawan.
8) Atrofi
Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini disebabkan
karena infeksi virus polio. Pemulihannya dengan pemberian latihan otot, pemberian
stimulant listrik, atau dipijat dengan teknik tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muskuloskeletal adalah suatu sistem pada tubuh manusia yang meliputi sistem gerak
yang terdiri dari otot dan tulang. Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan
berkontraksi untuk menggerakkan rangka. Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri
dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Otot merupakan alat gerak pasif dan memiliki karakteristik, antara lain kontraktibilitas,
ekstensibilitas, dan elastisitas. Berdasarkan perlekatannya, otot terdiri atas origo dan insersi.
Jenis-jenis otot antara lain yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
Tulang dibedakan menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikuler. Skeleton aksial
terdiri atas tulang-tulang tengkorak, ruas tulang belakang, tulang iga atau rusuk, dan tulang
dada, sedangkan skeleton apendikuler terdiri atas tulang pinggul, bahu, lengan, telapak
tangan, tungkai dan telapak kaki. Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi 2, yaitu
tulang rawan dan tulang sejati. Tulang sejati, dilihat dari matriksnya terdiri atas tulang
kompak dan tulang spons. Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 3, yaitu tulang
pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Hubungan antartulang disebut persendian atau
artikulasi. Sendi dibedakan menjadi 3, yaitu amfiartrosis, sinartrosis, dan diartrosis.
3.2 Saran
Pratiwi, D.A. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lewis, Heitkemper & Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing. Mosby. Philadelphia.
http://www.medicastore.com/alovell/isi.php?isi=tulang, 01/12/2011, 12.15 WIB.
http://sandaljepit32.blogspot.com/2013/08/makalah-anatomi-fisiologi.html