NPM : 1901150010066
Kls : 01
MK : AUDIT SDM
KEGIATAN BELAJAR 3
Ada empat cakupan audit pelatihan dan pengembangan SDM adalah sebai berikut
1. Audit praktek pelatihan dan pengembangan SDM mengenai ketaatan asas terhadap
kebijakan, Standard Operating Procedure (SOP) dan peraturan-peraturan terkait pelatihan dan
pengembangan SDM.
2. Audit mengenai integrasi Pelatihan dan Pengembangan SDM dengan sistem SDM
lainnya antara lain dengan Sistem Karier, Sistem Penilaian Kinerja dan Sistem Balas Jasa.
B. AUDIT KARIER
Karier merupakan suatu proses pencapaian tujuan karier yang direncanakan dan
disepakati bersama, selaras dengan sistem, pola dan jalur karier yang berlaku, mencakup karier
jabatan struktural maupun jabatan profesional. Dalam hal ini kita dapat melakukan audit selaras
pula dengan area karier yang ada
Penilaian Kinerja merupakan proses evaluasi penilaian kinerja pegawai serta merupakan
dasar bagi penentuan imbal jasa, mutasi, promosi, demosi maupun pemberhentian dan
pemutusan hubungan kerja. Pada dasarnya Penilaian Kinerja sebagai proses tidak terlepas dari
Manajemen Kinerja.
1. Audit praktek Penilaian Kinerja, mengenai ketaatan asas terhadap kebijakan, Standard
Operating Procedure (SOP) dan peraturan peraturan terkait Penilaian Kinerja.
2. Audit mengenal integrasi Penilaian Kinerja dengan sistem MSDM. lainnya antara lain
dengan Sistem Pelatihan, Sistem Balas Jasa dan Sistem Karler.
4. Audit terhadap proses bisnis Penilaian Kinerja. Berbicara mengenai proses bisnis
penilaian kinerja maka Key Performance Indicators (KPI),
Penilaian kinerja adalah proses di mana organisasi menilai kinerja individu. Penilaian kinerja
tersebut bisa dilakukan oleh:
Penilaian kinerja merupakan salah satu bagian atau komponen dari manajemen kinerja.
Manajemen kinerja adalah sebuah proses yang mengonsolidasikan penentuan tujuan, penilaian
kinerja, dan pengembangan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang bertujuan untuk
memastikan bahwa kinerja individu mendukung tujuan strategis perusahaan.
Terkait dengan Manajemen Kinerja ini, auditor perlu memeriksa apakah proses manajemen
kinerja mencakup aktivitas di bawah ini.
1. Perencanaan Kinerja
Merupakan tahap awal dari manajemen kinerja di mana manajer dan karyawan bekerja
sama untuk mengidentifikasi, memahami, dan menyepakati apa yang harus dikerjakan karyawan
berikut standar kinerjanya.
a.komunikasi; d. kedisiplinan;
Merupakan proses dua arah yang berjalan sepanjang tahun untuk memastikan bahwa
pekerjaan berjalan pada rencana atau jalur yang telah ditentukan, masalah yang terjadi bisa
segera diidentifikasi, dan pencapaian kinerja selalu di update.
4. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah proses evaluasi kinerja seorang karyawan pada periode tertentu.
Hal yang perlu diperhatikan auditor adalah bahwa penilaian kinerja hanya bagian dari
manajemen kinerja. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja adalah:
a.Graphic rating scale. e.Narrative form.
Kompensasi atau Balas jasa merupakan proses penentuan imbal jasa pegawai dengan
mengacu pada kinerja yang ditampilkan, mempertimbang kan keadilan internal (kesesuaian
dengan bobot relatif jabatan), keadilan eksternal (kesesuaian dengan imbal jasa jabatan setara
pada industri sejenis) dan kondisi keuangan perusahaan.
Hal penting yang perlu diingat dalam audit kompensasi adalah kompensasi atau Balas Jasa
memiliki banyak komponen yang terbagi dalam:
1. Kompensasi Nonmoneter
2. Kompensasi Moneter
2) Komisi
b. Kompensasi tidak langsung 3) Tunjangan transpor
2) Jamsostek
Beberapa perusahaan hanya fokus pada kompensasi moneter yang bersifat langsung
seperti gaji atau upah. Tentu saja hal ini kurang tepat karena komponen kompensasi lainnya juga
penting untuk dikelola dengan baik.
Dalam pelaksanaan Audit Balas Jasa, maka auditor perlu memeriksa hal hal berikut.
Analisis jabatan merupakan tahap awal yang penting yang hasilnya dapat digunakan
untuk melakukan evaluasi jabatan. Proses analisis jabatansudah diuraikan dalam bagian
sebelumnya.
Evaluasi jabatan adalah proses sistematis untuk menentukan nilai relatifjabatan, yang
menggambarkan berat ringannya jabatan (nilai jabatan) dalam sebuah organisasi. Evaluasi
jabatan harus dilakukan untuk mencapai keadilan internal (internal equity). Beberapa metode
untuk melakukan evaluasi jabatan adalah:
1) job ranking:
3) factor comparison;
4) point system.
Apabila evaluasi jabatan dilakukan untuk mencapai keadilan internal, maka survei gaji
dilakukan untuk mencapai keadilan eksternal (external equity). Hal yang perlu diperhatikan
auditor, apakah dalam melakukan survei gaji, perusahaan membandingkan jabatan yang serupa
atau berbeda. Sering kali nama jabatan (job title) yang sama ternyatamemiliki tugas dan
tanggung jawab yang berbeda dalam perusahaanyang berbeda. Survei gaji dapat berasal dari:
Hasil evaluasi jabatan dan survei gaji kemudian diselaraskan untuk menyusun struktur
dan skala gaji. Penyusunan skala gaji dilakukan untuk setiap level dengan menentukan nilai gaji
minimum dan maksimum. Selain itu, penyusunan struktur dan skala gaji juga harus dilakukan
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan perusahaan. Dalam mengaudit struktur dan
skala gaji, auditor perlu memeriksa apakah perusahaan menggunakan sistem kompensasi
berbasis tiga P (position, people, and performance), apakah perusahaan memasukkan komponen
kompensasi atau balas jasa berdasar pada kinerja dan kompetensi selain nilai jabatan yang
diperoleh dari proses evaluasijabatan.
Nama: Sherly Maharani
Npm: 1901150010063
Prodi: Manajemen
Smst/Ruang: 5/01
1. Perencanaan Kinerja
Merupakan tahap awal dari manajemen kinerja di mana manajer dan
karyawan bekerja sama untuk mengidentifikasi, memahami, dan
menyepakati apa yang harus dikerjakan karyawan berikut standar
kinerjanya. Bagi perusahaan yang menggunakan metode management
by objective (MBO). standar kinerja tersebut akan diturunkan dari target
unit kerja yang diturunkan dari target perusahaan. Apabila perusahaan
belum mengadopsi metode MBO, biasanya perusahaan akan
menggunakan input atau proses sebagai standar penilaian kinerja yang
dituangkan dalam faktor penilaian
kinerja, misalnya:
a. komunikasi
b. kerja sama
c. kepemimpinan
d. kedisiplinan
e. integritas
f. tingkat kehadiran.
2. Komunikasi Terus Menerus Merupakan proses dua arah yang
berjalan sepanjang tahun untuk memastikan bahwa pekerjaan berjalan
pada rencana atau jalur van telah ditentukan, masalah yang terjadi bisa
segera dildentifikasi. kinerja selalu di update. Komunikasi ini bisa terjadi
secara far du diskusi antara atasan dengan bawahan, atau bisa terjadi
secara formal seperti dalam rapat koordinasi, laporan berkala, dan
sebagainya.
3. Pengumpulan Data dan Dokumentasi Pengumpulan data adalah
proses mencari, mengumpulkan informasi mengenai kinerja individu dan
organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Pengumpulan
data dapat dilakukan melalui observasi, pelaporan baik yang berkala
atau reguler maupun yang tidak reguler, mendengarkan keluhan
pelanggan, dan sebagainya. Semua informasi mengenai kinerja ini
harus didokumentasikan yang nantinya akan bermanfaat dalam
penilaian kinerja serta diagnosa dan bimbingan kinerja.
4.Komponen Balas Jasa
Hal penting yang perlu diingat dalam audit kompensasi adalah
kompensasi atau Balas Jasa memiliki banyak komponen yang terbagi
dalam:
1. Kompensasi Nonmoneter
a. Kompensasi yang berasal dari pekerjaan itu sendiri
2. Kompensasi Moneter
a. Kompensasi langsung
Pelatihan merupakan proses peningkatan kompetensi pegawai dalam rangka mengisi kesenjangan
antara kompetensi yang dimilikinya dengan tuntutan kompetensi jabatan saat ini.
Pengembangan SDM merupakan proses peningkatan kompetensi dalam rangka mengisi kesenjangan
antara kompetensi pegawai yang dimilikinya saat ini dengan tuntutan kompetensi jabatan yang akan
menjadi tanggung jawabnya sesuai rencana pengembangan karier.Agar mendapat pemahaman yang
menyeluruh, Anda perlu memahami Model Audit Pelatihan dan Pengembangan SDM
sebagai berikut.
Mengacu pada Gambar 2.7. Model Audit Pelatihan dan Pengembangan SDM, maka ada empat (4)
cakupan audit pelatihan dan pengembangan SDM adalah sebagai berikut.
1. Audit praktek pelatihan dan pengembangan SDM mengenai ketaatan asas terhadap kebijakan,
Standard Operating Procedure (SOP) dan peraturan-peraturan terkait pelatihan dan pengembangan
SDM.
2. Audit mengenai integrasi Pelatihan dan Pengembangan SDM dengan sistem SDM lainnya antara
lain dengan Sistem Karier, Sistem Penilaian Kinerja dan Sistem Balas Jasa.
3. Audit terhadap efisiensi dan efektivitas Pelatihan dan Pengembangan SDM.Efisiensi terkait dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan atau implementasi program
pelatihandanpengembangan pegawai.Efektivitas terkait dengan peningkatan kompetensi dalam hal ini
pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap pegawai selaras dengan tuntutan jabatan (job profile).
4. Audit terhadap proses bisnis pelatihan dan pengembangan SDM. Berbicara mengenai proses bisni
fungsi Pelatihan dan Pengembangan SDM pada intinya adalah sebagai berikut.
a. Analisa Kebutuhan Pelatihan merupakan input dan sebagai inputmerupakan hal yang kritikal dan
harus dilakukan secara tepat. Dalam proses ini, auditor perlu memeriksa apakah aktivitas yang
dilakukan sudah mencakup aspirasi pimpinan terhadap kompetensi SDM yang diharapkannya dapat
memenuhi tantangan bisnis perusahaan, analisa organisasi terkait dengan visi, misi, sasaran dan
strategi perusahaan; analisa tugas terkait dengan jenis dan jenjang jabatan serta analisa terhadap
kesenjangan kompetensi pegawai; analisa terhadap sistem pelatihan, kebijakan, peraturan dan
penerapan pelatihan dan pengembangan yang berlaku.
b. Perumusan sasaran pelatihan merupakan proses, dan aktivitas yang harus dilakukan adalah
merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai, serta menyusun materi pelatihan
dengan mempertimbangkan prinsip belajar dan metode pelatihan yang akan digunakan. Pada saat
yang bersamaan, juga harus disusun kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai acuan untuk
mengevaluasi suatu pelatihan setelah pelatihan tersebut dijalankan. Dalam hal ini selain
auditormemeriksa ketepatan tujuan, isi dan metode pelatihan, ia juga perlu memeriksa apakah
pelaksanaan program pelatihan sudah mempertimbangkan biaya, waktu, sarana maupun prasarana
yang tersedia.
c. Peningkatan kompetensi merupakan output, dan aktivitas yang harus dilakukan adalah menilai
apakah ada penambahan pengetahuan & wawasan, peningkatan keterampilan dan perubahan sikap
pegawai. Untuk itu auditor perlu memeriksa apakah ada post test dan apakah ada program tindak
lanjut untuk menilai apakah sikap dan kompetensi pegawai memberikan dampak yang positif di
tempat kerja.
B. AUDIT KARIER
Karier merupakan suatu proses pencapaian tujuan karier yang direncanakan dan disepakati
bersama,selaras dengan sistem, pola dan jalur karier yang berlaku, mencakup karier jabatan struktural
maupun jabatan profesional. Dalam hal ini kita dapat melakukan audit selaras pula dengan area karier
yang ada.
Berdasarkan Gambar 2.8. Model Audit Karier ini, maka ada empat (4)
cakupan audit karier.
1. Audit praktek Karier mengenai ketaatan asas terhadap kebijakan, Standard Operating Procedure
(SOP) dan peraturan-peraturan terkait Karier.
2. Audit integrasi Karier dengan sistem MSDM lainnya antara lain dengan Sistem Pelatihan, Sistem
Penilaian Kinerja dan Sistem Balas Jasa.
3. Audit terhadap efisiensi dan efektivitas Karier.Efisiensi terkait dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam pelaksanaan atau implementasi program Karier.Efektivitas terkait dengan penempatan
pegawai dalam karier yang tepat, sehingga terwujud peningkatan kinerja dan optimalisasi potensi
pegawai sesuai harapan.
4. Audit terhadap proses bisnis Karier. Berbicara mengenai proses bisnis Karier, maka ada empat (4)
cakupan proses bisnis Karier yaitu adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan Strategik SDM, aspirasi dan minat pegawai merupakan masukan (input) yang kritikal
untuk digunakan dalam proses pengembangan diri pegawai dalam meniti kariernya di perusahaan.
Auditor perlu memeriksa apakah perencanaan Strategik SDM selaras dengan rencana jangka panjang
perusahaan, apakah aspirasi pegawai sudah dipertimbangkan agar pengembangan kariernya selaras
dengan tujuan kariernya.
b. Proses mencakup tiga tahapan yaitu:Pertama tahap assesment bertujuan menggali kompetensi
pegawaidan data berupa indivual’s profile di simpan dalam bentuk Managerial Inventory,
Profesional Inventory dan Staff Inventory.Dalam hal ini auditor perlu memeriksa dan mengevaluasi
apakah inventory tersebut sudah dilakukan dan apakah sudah dibuat matriks dengan hasil penilaian
kinerja pegawai bersangkutan serta di dokumentasikan dalam bentuk portofolio (peta kompetensi)
SDM.
c. Penempatan pegawai dalam jalur karier yang tepat merupakan keluaran (output), dan mencerminkan
keberhasilan proses bisnis Karier. Dalam hal ini auditor perlu memeriksa dan mengevaluasi
keberhasilan dan efektivitas pelatihan dan pengembangan melalui evaluasi hasil penilaian kinerja
pegawai.
Penilaian Kinerja merupakan proses evaluasi penilaian kinerja pegawai serta merupakan dasar bagi
penentuan imbal jasa, mutasi, promosi, demosi maupun pemberhentian dan pemutusan hubungan kerja.
4. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah proses evaluasi kinerja seorang karyawan pada periode tertentu. Hal yang
perlu diperhatikan auditor adalah bahwa penilaian kinerja hanya bagian dari manajemen kinerja.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja adalah:
a. Graphic rating scale.
b. Ranking.
c. Forced distribution.
d. Critical incident.
e. Narrative form.
f. Behaviorally anchored rating scales (BARS).
g. Management by objective (MBO).
Kompensasi atau Balas jasa merupakan proses penentuan imbal jasa pegawai dengan mengacu
pada kinerja yang ditampilkan, mempertimbangkan keadilan internal (kesesuaian dengan bobot relatif
jabatan), keadilan eksternal (kesesuaian dengan imbal jasa jabatan setara pada industri sejenis) dan
kondisi keuangan perusahaan.
Hal penting yang perlu diingat dalam audit kompensasi adalah kompensasi atau Balas Jasa memiliki
banyak komponen yang terbagi dalam:
1. Kompensasi Nonmoneter
a. Kompensasi yang berasal dari pekerjaan itu sendiri
1) Tugas yang menarik
2) Kesempatan untuk pengembangan diri
3) Karier
4) Tantangan yang memotivasi
b. Kompensasi dari lingkungan pekerjaan
1) Rasa aman
2) Suasana bekerja
3) Pujian dan pengakuan
4) Simbol status
2. Kompensasi Moneter
a. Kompensasi langsung
1) Gaji atau upah
2) Komisi
3) Bonus
4) Insentif
b. Kompensasi tidak langsung
1) Asuransi kesehatan
2) Jamsostek
3) Tunjangan transpor
4) Tunjangan perumahan
Beberapa perusahaan hanya fokus pada kompensasi moneter yang bersifat langsung seperti gaji atau
upah. Tentu saja hal ini kurang tepat karena komponen kompensasi lainnya juga penting untuk
dikelola dengan baik.Secara garis besar ada empat (4) cakupan Audit Balas Jasa yaitu:
a. Audit praktek Balas Jasa mengenai ketaatan asas terhadap kebijakan, Standard Operating Procedure
(SOP) dan peraturan-peraturan terkait Balas Jasa.
b. Audit mengenai integrasi Balas Jasa dengan Sistem MSDM lainnya antara lain dengan Sistem
Penilaian Kinerja, Sistem Pelatihan dan Sistem Karier.
c. Audit terhadap efisiensi dan efektivitas Balas Jasa. Efisien terkait dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam pelaksanaan atau implementasi Program Balas Jasa. Sebagai contoh efisiensi
program evaluasi jabatan dan survei gaji.Efektivitas terkait dengan adanya nilai jabatan untuk setiap
posisi,struktur dan skala gaji yang tepat dalam arti memenuhi keadilan internal, keadilan eksternal
dengan pertimbangan kondisi keuangan perusahaan.
d. Audit terhadap proses bisnis Balas Jasa. Berbicara mengenai proses bisnis penyusunan sistem
kompensasi/balas jasa adalah sebagai berikut :
1) Uraian jabatan, spesifikasi jabatan, dan standar kinerja sebagai hasil dari proses analisis jabatan
dijadikan sebagai input.
2) Input tersebut kemudian diproses dalam evaluasi jabatan. Perkembangan sistem kompensasi saat
ini juga mengarah pada competency based dan performance based, sehingga dibutuhkan
competency assessment dan performance appraisal.
3) Evaluasi jabatan akan menghasilkan evaluasi jabatan atau job value yang akan digunakan untuk
penyusunan struktur dan skala gaji.
Dalam pelaksanaan Audit Balas Jasa, maka auditor perlu memeriksa hal hal berikut.
a. Apakah analisa jabatan sudah dilakukan?Analisis jabatan merupakan tahap awal yang penting yang
hasilnya dapat digunakan untuk melakukan evaluasi jabatan. Proses analisis jabatan sudah diuraikan
dalam bagian sebelumnya.
b. Apakah evaluasi jabatan sudah dilakukan dengan benar dan efektif? Evaluasi jabatan adalah proses
sistematis untuk menentukan nilai relatif jabatan, yang menggambarkan berat ringannya jabatan
(nilai jabatan) dalam sebuah organisasi. Evaluasi jabatan harus dilakukan untuk mencapai keadilan
internal (internal equity).
Beberapa metode untuk melakukan evaluasi jabatan adalah:
1) job ranking;
2) job grading atau classification;
3) factor comparison;
4) point system.