Anda di halaman 1dari 147

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GIGI DAN

MULUT BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE


FORWARD CHAINING

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
pada Program Studi Sistem Informasi

oleh:
HASBI SIDIQ ARFAJSYAH
11453101695

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2018
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tugas akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum
dengan ketentuan bahwa hak cipta pada penulis. Referensi kepustakaan
diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan
seizin penulis dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan
sumbernya.
Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh tugas akhir ini harus
memperoleh izin dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan tugas akhir ini
untuk anggotanya diharapkan untuk mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal
pinjam.

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Pekanbaru, 7 Juni 2018


Yang membuat pernyataan,

HASBI SIDIQ ARFAJSYAH


11453101695

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu,ada kemudahan


(Al Insyirah : 6)

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan taufik, hidayah, ilmu pengetahuan, kesehatan dan kesempatan dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini adalah persembahan untuk kedua orangtuaku tercinta,
Ayahanda HASNOR dan Ibunda SUSI ELIYANTI
Yang selalu bersabar menemani, menanti, memberi support dan mendoakan
perjalanan anaknya untuk menjadi seorang Sarjana
yang ilmunya dapat bermanfaat bagi orang-orang di Sekitar.
Semoga Allah melimpahkan keberkahan, kesehatan dan umur yang panjang,
walau jasamu tak mampu terbalaskan,
aku berharap selalu bisa membahagiakanmu.
Untuk Abang Hakiki dan Adikku suci, habib, hanif yang tersayang,
serta Keluarga besar yang selalu memberikan doa, bantuan, semangat, dan
menjadi alasan kenapa ini harus diselesaikan.
Semoga Allah SWT selalu memberi kita kemudahan dalam menjalankan setiap
urusan, dilimpahkan taufik dan hidayahnya, Aamiin.

Salam sayang dan rindu selalu untuk Keluargaku, dimanapun berada.


Untuk abang, adik adikku dan teman seperjuangan yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan hingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Semoga kita selalu dibawah lindungan Allah, menjalankan kehidupan sesuai
dengan yang telah disyariatkan. Aaamiiin..

vi
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GIGI DAN
MULUT BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE
FORWARD CHAINING

HASBI SIDIQ ARFAJSYH


NIM: 11453101695

Tanggal Sidang: 07 Juni 2018


Periode Wisuda: September 2018

Program Studi Sistem Informasi


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jalan HR. Soebrantas KM.15 No.155 Pekanbaru

ABSTRAK
Minimnya pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta terbatasnya jumlah dokter gigi yang ada di
Indonesia menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut
mereka. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat mengesampingkan upaya mencegah dan
mengobati penyakit gigi dan mulut. Oleh sebab itu penelitian ini membuat sistem pakar untuk
diagnosa awal penyakit gigi dan mulut, sehingga dapat membantu masyarakat untuk mengetahui
tentang penyakit gigi dan mulut yang sedang di deritanya serta dapat mengatasi permasalahan
kelangkahan pakar gigi dan mulut. Basis pengetahuan sistem ini dibuat dalam bentuk aturan if-then.
Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining. Platform yang digunakan adalah
Android. Jenis penyakit yang bisa didiagnosa oleh sistem ini berjumlah 13 penyakit. Hasil uji
blackbox menunjukkan fitur-fitur sistem yang dibuat berjalan dengan tingkat keberasilan 100%.
Hasil unit test menunjukkan bahwa sistem telah berhasil melakukan inferensi dengan benar. Hasil
user acceptance test menunjukan tingkat penerimaan pengguna adalah sangat baik yaitu 93.03%.
Berdasarkan hasil uji-uji tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pakar yang telah dibuat dapat
direkomendasikan untuk digunakan oleh masyarakat sebagai alat bantu untuk diagnosa awal
penyakit gigi dan mulut.

Kata kunci: Android, Forward Chaining, Gigi, Mulut, Sistem Pakar

vii
EXPERT SYSTEM DIAGNOSIS DENTAL AND DYNAMIC
DISEASES BASED ON ANDROID USING FORWARD
CHAINING METHOD

HASBI SIDIQ ARFAJSYAH


NIM: 11453101695

Date of Final Exam: 07 June 2018


Graduation Ceremony Period: September 2018

Department of Information Systems


Faculty of Science and Technology
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau
HR. Soebrantas Street KM.15 No.155 Pekanbaru

ABSTRACT
The lack of oral and dental health knowledge and the limited number of dentists present in Indonesia
has resulted in low public awareness of their oral and dental health. This condition makes some
people put aside efforts to prevent and treat dental and mouth disease. Therefore, this research
makes expert system for early diagnosis of tooth and mouth disease, so it can assist people to know
about dental and mouth disease which is in suffering and could overcome the problem of dental
expert of tooth and mouth. The knowledge base of this system is made in the form of an if-then rule.
The inference method used is forward chaining. The platform used is Android. The types of diseases
that can be diagnosed by this system amount to 13 diseases. Blackbox test results show the features
of the system created running with a 100% success rate. The unit test results indicate that the system
has successfully made the inference correctly. The result of user acceptance test shows the user
acceptance level is very good that is 93.03%. Based on the results of these tests it can be concluded
that expert systems that have been made can be recommended for use by the community as a tool
for early diagnosis of dental and oral diseases.
.

keywords: Android, Dental, Expert System, Forward Chaining, Mouth Disease

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamudulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
sekaligus penulisan laporan tugas akhir ini. Shalawat beserta salam tidak lupa
penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan mengucapkan
“Allahummasolli ‘alamuhammad, wa’alaalimuhammad” yang telah menjadi suri
tauladan yang baik bagi kita semua.
Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu prasyarat untuk memenuhi
persyaratan akademis dalam rangka meraih gelar kesarjanaan di Program Studi
Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA RIAU). Selama menyelesaikan tugas akhir ini,
penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari banyak
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan do’a kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Akhmad Mujahidin, M.Ag sebagai Rektor Universitas


Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Bapak Dr. Hartono, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Suska Riau, Pekanbaru
3. Bapak Syaifullah, SE., M.Sc sebagai Ketua Program Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau.
4. Bapak Anofrizen S.Kom., M.Kom sebagai Sekretaris Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.
5. Bapak Inggih Permana, ST., M.Kom sebagai dosen pembimbing Tugas
Akhir sekaligus Penaseha Akademik (PA) yang telah banyak meluangkan
waktu, memberikan masukan dan motivasi, arahan dan bimbingan yang
sangat membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

ix
6. Bapak T. Khairil Ahsyar, S.Kom., M.Kom sebagai dosen penguji I (Satu)
dan bapak M. Afdal ST., M.Kom sebagai dosen penguji II (Dua) tugas akhir
yang telah memberi masukan berupa kritik dan saran yang membangun
sehingga mendekati kesempurnaan pada Laporan Tugas Akhir ini.
7. Bapak Tengku Khairil Ahsyar, S.Kom., M.Kom sebagai Koordinator Tugas
Akhir Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bang Andre Oktora dan
Ozi Saputra yang membantu dalam administrasi pengurusan Tugas Akhir
ini.
8. Drg. Wahdiny, Drg. Raagung Putra Armidin, Drg. Putri Astari, Drg. Daud
Saidi sebagai pakar gigi dan mulut.
9. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Hasnor dan Ibunda Susui Eliyanti yang
telah memberikan semangat, motivasi, do’a setiap waktu, dan dukungan
materil maupun dukungan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
10. Teman terbaik yang sama-sama berjuang untuk terkhususnya teman kos Cs
deen, keluarga Vanghola: Egi Ilham, Hadnan Hardiansyah, Wahyudi bayu
putra, Risun Hidayat, Anggi prataman, Novran Rafindo, Achmad Harpin,
Afridol, Evi Yandri yang telah banyak memberi semangat, pembangkit tawa
selama masa perkuliahan dan selama penyelesaian tugas akhir ini. Thanks
for all.
11. Teman teman keluarga SIF A’14 yang sama-sama berjuang untuk wisuda,
memberi pengalaman setiap harinya dari awal perkuliahan, tetap semangat,
rajin, optimis, dan pastinya tetap kompak dengan “kurang piknik-nya”.
12. Teman-teman satu pembibing yang sama-sama berjuang terhususnya kak
winda, kak mila, kak dewi, gusni rahayu, bang nofan, bang fadil, bang feri
dan teman- teman yang tidak bisa disebutkan nama nya satu persatu, tetap
semangat dalam menapai cita-cita yang duu pernah di harapkan. Semangat
berjuang.

x
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 07 Juni 2018


Penulis

Hasbi Sidiq Arfajsyah


11453101695

xi
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL .............................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. v
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 4
1.4 Tujuan .......................................................................................... 5
1.5 Manfaat ........................................................................................ 5
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pakar ................................................................................ 7
2.1.1 Keuntungan Sistem Pakar .................................................. 8
2.1.2 Kekurangan Sistem Pakar .................................................. 10
2.1.3 Ciri-Ciri Sistem Pakar ........................................................ 10
2.1.4 Permasalahan Aplikasi Sistem Pakar ................................. 10
2.1.5 Konsep Dasar Sistem Pakar ............................................... 11
2.1.6 Struktur Sistem Pakar......................................................... 13
2.1.7 Fitur-Fitur Sistem Pakar ..................................................... 15

xii
2.2 Android ........................................................................................ 17
2.3 Teknik Inferensi .......................................................................... 18
2.4 Forward Chaining ...................................................................... 18
2.5 Unifield Modeling Language (UML) .......................................... 18
2.5.1 Use case Diagram .............................................................. 18
2.5.2 Activity Diagram ................................................................ 19
2.6 Model Waterfall........................................................................... 20
2.7 Blackbox Testing ......................................................................... 22
2.8 User Acceptance Test (UAT) ...................................................... 23
2.9 Unit Testing… ............................................................................. 23
2.10 Gigi… .......................................................................................... 23
2.11 Penyakit Gigi dan Mulut… ......................................................... 23
2.12 Penelitian Terdahulu .................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengembangan Basis Pengetahuan.............................................. 36
3.1.1 Penetuan Pakar ................................................................... 36
3.1.2 Penetuan Metode ................................................................ 36
3.1.3 Akuisisi Pengetahuan Pakar ............................................... 36
3.1.4 Pembentukan Basis Pengetahuan ....................................... 37
3.1.5 Evaluasi Basis Pengetahuan ............................................... 37
3.2 Pengembangan Aplikasi ............................................................. 37
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ........................................ 39
4.2 Analisis Sistem Usulan ................................................................ 41
4.2.1 Analisa Masalah. ................................................................ 41
4.2.2 Analisa Kebutuhan…………………………………….. ... 41
4.3 Analisis Basis Pengetahuan ......................................................... 43
4.3.1 Penyakit Gigi dan Mulut. ................................................... 43
4.3.2 Gejala Awal Penyakit Gigi dan Mulut. .............................. 44
4.3.3 Basis Pengetahuan Relasi Gejala dan Penyakit ................. 44
4.4 Teknik Inferensi........................................................................... 46

xiii
4.5 Kebutuhan Fungsional ................................................................. 52
4.5.1 Skenario Usecase Diagram. ............................................... 53
4.5.2 Activity Diagram. ............................................................... 56
4.6 Rancang Antar Muka (Interface)................................................. 58
4.6.1 Struktur Menu Aplikasi. ..................................................... 58
4.6.2 Tampilan Halaman Home. ................................................. 60
4.6.3 Tampilan Halaman Data Penyakit. .................................... 61
4.6.4 Tampilan Halaman Diagnosa Penyakit. ............................. 62
4.6.5 Tampilan Hasil Diagnosa. .................................................. 65
4.6.6 Tampilan Halaman Bantuan............................................... 66
4.6.7 Tampilan Halaman Tentang Aplikasi. ............................... 67
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
5.1 Implementasi Sistem ................................................................... 69
5.1.1 Struktur Menu Aplikasi. ..................................................... 69
5.1.2 Struktur Menu Aplikasi. ..................................................... 69
5.2 Pengujian Sistem ......................................................................... 74
5.2.1 Unit Testing…..……. ......................................................... 74
5.2.2 Blackbox Testing….. .......................................................... 74
5.2.3 User Acceptance Test (UAT)…… ..................................... 76
BAB VI PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 80
5.2 Saran ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar ....................................................................... 8
2.2 Komponen Sistem Pakar............................................................................ 13
2.1 Model Waterfall ......................................................................................... 22
2.4 Gigi Berlubang .......................................................................................... 24
2.5 Radang Gusi............................................................................................... 25
2.6 Abrasi Gigi................................................................................................. 25
2.7 Abses Gigi .................................................................................................. 26
2.8 Lidah Putih................................................................................................. 27
2.9 Sariawan .................................................................................................... 27
2.10 Glositis ....................................................................................................... 28
2.11 Gigi Sensitif ............................................................................................... 29
2.12 Alveolar Osteitis ........................................................................................ 29
2.13 Maloklusi ................................................................................................... 30
2.14 Gigi Berjejal............................................................................................... 31
2.15 Resesi Gusi................................................................................................. 31
2.16 Cheilitis ...................................................................................................... 32
3.1 Metodologi Penelitian ................................................................................ 35
4.1 Flowchart Sistem Sedang Berjalan ........................................................... 40
4.2 Flowchart Sistem Usulan .......................................................................... 42
4.3 Use case Diagram...................................................................................... 52
4.4 Activity Diagram Data Penyakit ................................................................ 56
4.5 Activity Diagram Diagnosa Penyakit......................................................... 57
4.6 Activity Diagram Bantuan ......................................................................... 57
4.7 Activity Diagram Tentang.......................................................................... 58
4.8 Rancang Struktur Menu Aplikasi .............................................................. 59
4.9 Tampilan Halaman Home .......................................................................... 60
4.10 Tampilan Halaman Data Penyakit ............................................................. 61
4.11 Tampilan Halaman Diagnosa Penyakit ..................................................... 62

xv
4.12 Tampilan Halaman Hasil Diagnosa Penyakit ............................................ 65
4.13 Tampilan Halaman Bantuan ...................................................................... 66
4.14 Tampilan Halaman Tentang Aplikasi ........................................................ 67
5.1 Tampilan Halaman Home .......................................................................... 70
5.2 Tampilan Menu Data Penyakit .................................................................. 71
5.3 Tampilan Menu Diagnosa Penyakit........................................................... 72
5.4 Tampilan Menu Bantuan ........................................................................... 73
5.4 Tampilan Menu Tentang............................................................................ 74

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Perbandingan Pakar dan Sistem Pakar ...................................................... 8
2.2 Perbedaan Sistem Konvesional dan Sistem Pakar ..................................... 16
2.3 Simbol Activity Diagram ........................................................................... 19
2.4 Simbol Use case Diagram ......................................................................... 20
2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 33
3.1 Daftar Pakar ............................................................................................... 37
4.1 Jenis Penyakit Gigi dan Mulut ................................................................... 43
4.2 Daftar Gejala Penyakit Gigi dan Mulut ..................................................... 44
4.3 Relasi Antara Penyait dan Gejala .............................................................. 45
4.4 Rule/Aturan ................................................................................................ 47
4.5 Rule/Aturan Secara Umum ........................................................................ 49
4.6 Skenario Data Penyakit.............................................................................. 53
4.7 Skenario Diagnosa Penyakit ...................................................................... 54
4.8 Skenario Bantuan ....................................................................................... 45
4.9 Skenario Tentang ....................................................................................... 55
4.10 Keterangan Gambar Tampilan Home ........................................................ 60
4.11 Keterangan Gambar Tampilan Menu Data Penyakit ................................. 62
4.12 Keterangan Gambar Tampilan Menu Diagnosa Penyakit ......................... 62
4.13 Daftar Gejala .............................................................................................. 63
4.14 Keterangan Gambar Hasil Diagnosa ......................................................... 66
4.15 Keterangan Gambar Menu Bantuan .......................................................... 67
4.16 Keterangan Gambar Menu Tentang........................................................... 68
5.1 Unit Testing ............................................................................................... 75
5.2 Spesifikasi Device Smartphone ................................................................. 76
5.3 Hasil Pengujian Blackbox .......................................................................... 77
5.4 Bobot Nilai Angket Responden ................................................................. 78
5.5 Daftar Pertanyaan User Acceptance Test (UAT)....................................... 78
5.6 Hasil Perhitungan Pertanyaan .................................................................... 78

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A Surat Keterangan Wawancara................................................................. A-1
B Hasil Wawancara .................................................................................... B-1
C Bukti Wawancara.................................................................................... C-1
D Riwayat Pakar ......................................................................................... D-1
E Hasil Pengujian ....................................................................................... E-1

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi pada
rahang bawah, lidah serta saluran-saluran penghasil air ludah (Tarigan, 1995). Salah
satu fungsi utama dari gigi adalah merobek dan menguyah makanan pada sistem
pencernaan (Mulyani dan Febriani, 2017), sehingga secara tidak langsung berperan
dalam status kesehatan seseorang. Mulut adalah tempat pintu untuk memasuki saluran
cerna dan sebuah tempat makanan secara mekanis yang dihancurkan oleh gigi dan
dilumasi air liur sebelum diteruskan kedalam lambung (Solikin, 2013). Mulut
merupakan suatu tempat yang sangat ideal bagi perkembangbiakan bakteri karena
temperatur dan kelembabannya (Zakaria, 2015). Penyakit gigi dan mulut pada manusia
termasuk urutan pertama dari daftar 10 penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat
Indonesia (Nurzaman dkk, 2012).
Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter gigi (Lampiran B) pada umumnya
sebagian orang sering melalaikan masalah kesehatan gigi dan mulut, padahal penyakit
yang menyerang gigi dan mulut dapat menyebabkan penderita tidak dapat bekerja dan
berpikir dengan baik. Sering seseorang baru menyadari bagaimana pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut mereka, ketika timbul penyakit-penyakit membahayakan
yang menyerang organ-organ tubuh yang lainnya. Seseorang terserang penyakit gigi
dan tidak diobati maka akan berpengaruh kepada kesehatan fisik lainnya, seperti: (1)
otak; (2) sakit kepala; (3) demam; (4) stres; dan (5) infeksi pembuluh darah. Hal ini
membuat tubuh tidak dapat bekerja secara maksimal. Lebih jauh lagi berbagai kelainan
rongga mulut dapat merupakan gambaran suatu penyakit, seperti: (1) diabetes; (2)
jantung koroner; (3) kelainan darah; (4) defisiensi nutrisi; (5) Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS); dan (6) kanker.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran pada tahun
2016, jumlah rasio ideal antara jumlah dokter gigi terhadap jumlah penduduk di
Indonesia adalah 1 berbanding 9.000. Namun karena masih rendahnya tenaga dokter
gigi di Indonesia, rasio itu meningkat hingga 1 berbanding 24.000. Jumlah rasio ideal
ini sangat jauh dengan standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO)
yaitu 1 berbanding 2.000 penduduk. Kondisi memprihatinkan ini masih ditambah
dengan belum meratanya persebaran dokter gigi, dimana 70% nya masih terpusat di
Pulau Jawa (news.unpad.ac.id, 2016).
Minimnya pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta terbatasnya jumlah
dokter gigi menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan
mulut. Kondisi inilah yang membuat sebagian masyarakat mengesampingkan upaya
mencegah bahkan juga mengobati penyakit gigi dan mulut. Oleh sebab itu penelitian
ini membuat sistem pakar untuk deteksi dini penyakit gigi dan mulut, sehingga dapat
membantu masyarakat untuk mengetahui tentang penyakit gigi dan mulut yang sedang
dideritanya serta dapat mengatasi permasalahan kelangkahan pakar gigi dan mulut.
Sistem pakar adalah suatu sistem yang dirancang di komputer dengan cara meniru
proses-proses pemikiran yang digunakan oleh seorang pakar untuk menyelesaikan
permasalahan tertentu yang biasanya memerlukan keahlian seorang pakar (Turban,
2005).
Penelitian tentang sistem pakar penyakit gigi dan mulut sebelumnya telah
pernah dibuat oleh peneliti terdahulu seperti: Zakaria (2015), Arifin (2016), Rozak
(2015), Nauli dan Septian (2017) dan Rubino (2015). Pada penelitian terdahulu
terdapat penyakit-penyakit yang tidak bisa didiagnosa langsung oleh orang awam,
seperti penyakit yang harus melakukan ronsen untuk mendeksinya. Contohnya: (1)
tumor gigi (Zakaria, 2015; Arifin, 2016) (2) pulpitis kronis (Zakaria, 2015; Rubino,
2015; Arifin, 2016) (3) abses periodontitis (Arifin, 2016; Rubino, 2015; Rozak, 2015;
Nauli dan Septian, 2017) (4) kista radikuler (Zakaria, 2015); (5) gingivitis herpetic
akut (Zakaria, 2015); (6) gangrene pulpa (Zakaria, 2015); (7) herpes simplex vius
(Rozak, 2015; Zakaria, 2015; Rubino, 2015; Nauli dan Septian, 2017); dan (9) kanker

2
mulut (Nauli dan Septian, 2017; Rubino, 2015). Sehingga aplikasi sistem pakar yang
dibuat oleh penelitian sebelumnya menjadi kurang aplikatif karena tetap harus bertemu
dengan dokter untuk diagnosa awal. Sedangkan pada penelitian ini, penyakit-penyakit
yang dipilih adalah penyakit-penyakit yang benar-benar bisa didiagnosa awal oleh
orang awam berdasarkan gejala-gejala yang tersedia, seperti penyakit: (1) karies gigi;
(2) gingivitis; (3) lidah putih; (4) stomatitis; (5) abses gigi; (6) abrasi gigi; (7) gigi
sensitive; (8) alveolar osteitis (9) maloklusi; (10) resesi gusi; (11) glositis; (12)
crowded; dan (13) cheilitis. Sehingga aplikasi sistem pakar yang dihasilkan benar-
benar aplikatif dan bisa digunakan oleh orang awam.
Pada penelitian ini, aplikasi sistem pakar dibuat berbasis mobile dengan
platform yang digunakan adalah android. Aplikasi dibuat berbasis mobile agar aplikasi
yang dibuat bisa digunakan kapan saja dan dimana saja. Platform android dipilih
karena pengguna smartphone yang ada di Indonesia pada tahun 2018 di perkirakan
mencapai lebih dari 100 juta jiwa dengan penduduk 250 juta jiwa yang ada (Kominfo,
2015). Selain itu, aplikasi sistem pakar berbasis mobile dengan platform android, telah
berhasil dibuat untuk berbagai bidang, seperti: (1) fashion (Sari dkk, 2017); (2)
penyakit hewan (Purnamasari dkk, 2017); (3) penyakit gigi (Mulyani dan Febriani,
2017); (4) penyakit umum (Alfiansyah dan Arnie, 2016); dan (5) penyakit nyamuk
(Bata dkk, 2012).
Metode inferensi yang digunakan pada penelitian ini adalah forward chaining.
Metode inferensi ini adalah forward chaining adalah teknik inferensi yang didasari
dengan fakta-fakta yang diketahui, kemudian mencocokan fakta-fakta tersebut dengan
aturan if-then (Sutojo dkk, 2011). Metode ini dipilih karena telah berhasil digunakan
pada berbagai kasus sistem pakar, seperti: (1) penyakit hewan (Purnamasari dkk,
2017); (2) fashion (Sari dkk, 2017); dan (3) penyakit gigi (Mulyani dan Febriani, 2017);
(4) penyakit umum (Alfiansyah dan Arnie, 2016); dan (5) penyakit nyamuk (Bata dkk,
2012).

3
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya. Tugas akhir ini penulis
mengangkat judul Sistem Pakar Untuk Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
Berbasis android Menggunakan Metode Forward Chaining.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan, maka
dapatlah sebuah rumusan masalah yaitu bagaimana merancang dan membangun sistem
pakar diagnosa awal penyakit gigi dan mulut berbasis android menggunakan metode
forward chaining.

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang terkait dalam rumusan masalah di atas yaitu:
1. Pakar pada penelitian ini meliputi pakar kesehatan yaitu empat orang dokter
gigi yang berasal dari: (a) Rumah Sakit Universitas Riau; (b) Rumah Sakit
Aulia; (c) Klinik Gigi Herlinda; dan (d) Klinik Perceft Smile.
2. Mesin inferensi yang digunakan adalah forward chaining.
3. Aplikasi dibuat berbasis mobile dengan platform yang digunakan adalah
android.
4. Penyakit-penyakit yang ditangani sistem pakar ini yang hanya bisa di diagnosa
awal saja, yaitu: (a) karies gigi; (b) gingivitis; (c) lidah putih; (d) stomatitis; (e)
abses gigi; (f) abrasi gigi; (g) gigi sensitive; (h) Alveolar osteitis (i) maloklusi; (j)
Resesi Gusi; (j) glositis; (k) crowded; dan (l) Cheilitis.
5. System development life cycle (SDLC) dilakukan secara waterfall dengan
menggunakan pendekatan berorientasi objek (PBO).
6. SDLC dilakukan sampai fase implementasi.
7. Fase implementasi dilakukan sampai aktivitas pengujian.
8. Pengujian sistem menggunakan blackbox, unit test dan user acceptance test.
9. Pada Pemograman berorientasi objek (PBO) menggunakan 3 model dari unified
modelling language (UML), yaitu: (a) usecase diagram; (b) usecase scenario;
dan (c) activity diagram.

4
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Membuat basis pengetahuan dalam bentuk aturan if-then untuk diagnosa
awal penyakit gigi dan mulut.
2. Menerapkan basis pengetahuan tersebut dalam sebuah aplikasi sistem pakar
berbasis android.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dilakukakannya penelitian ini adalah:
1. Mengatasi kekurangan jumlah pakar gigi dan mulut yang ada di Indonesia.
2. Membantu seorang pakar dalam penerapan ilmu kedalam sebuah aplikasi.
3. Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan tentang kesehatan gigi dan
mulut di masyarakat.
4. Mempemudah masyarakat dalam penentuan jenis penyakit gigi dan mulut yang
dirasakan.
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terdiri dari enam bab, dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab I merupakan bagian yang akan menguraikan hal-hal seperti: latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab II berisi uraian teori-teori yang berhubungan dengan pembahasan
penelitian mengenai sistem pakar untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III membahas metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan
Tugas Akhir.

5
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
Pada bab IV akan membahas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam
analisa dan perancangan sistem pakar berbasis rule untuk diagnosa awal
penyakit gigi dan mulut.
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Dalam bab ini berisi tentang hasil implementasi dan pengujian dari sitem pakar
berbasis rule untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai pembuatan sistem pakar
diagnosa awal penyakit gigi dan mulut berbasis web.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar


Sistem pakar adalah salah program kecerdasan buatan yang menggabungkan
basis pengetahuan (knowledge base) dengan sistem inferensi. Inferensi adalah suatu
proses memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman yang terjadi (Kristanto,
2004). Menurut Siswanto (2010), sistem pakar adalah program komputer yang
didalamnya menangani suatu masalah yang membutuhkan seorang pakar untuk
membantu menangani pemasalahan dan menggunakan komputer dengan
menggunakan nalar seperti manusia sehingga hasil penyelesaian masalah yang didapat
sama dengan seorang pakar. Sedangkan menurut Arhami (2005), sistem pakar adalah
salah satu cabang dari Artificial Intellegence (AI) yang didalamnya terdapat knowledge
yang khusus digunakan secara luas yang nantinya pengetahuan tersebut dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan seperti pakar.
Istilah sistem pakar berasal dari istilah knowledge base expert system. Istilah
ini muncul karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar menggunakan
pengetahuan seorang pakar yang dimasukan ke dalam komputer. Seorang yang bukan
pakar menggunakan sistem pakar untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, sedangkan seorang pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge
assistant (Sutojo dkk, 2011).
Dalam pembuatannya, sistem pakar terdiri dari dua bagian yang harus dimiliki
yaitu knowledge base dan inference engine. Kombinasi dari kedua hal tersebut
disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan untuk membantu dalam proses
pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu. Berikut di bawah ini
adalah gambaran konsep dasar fungsi sistem pakar pada Gambar 2.1.
Fakta
Knowledge-Base
USER

Mesin Inferensi
Keahlian

Sistem Pakar

Gambar 2.1 Konsep Dasar Fungsi Sistem Pakar (Arhami, 2004)


Sistem pakar dengan seorang pakar mempunyai perbedaan. Perbandingan
kemampuan antara sistem pakar dengan seorang pakar, seperti yang terlihat pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan Kemampuan Pakar Dengan Sistem Pakar (Arhami, 2004)
Factor Seorang Pakar Sistem Pakar
Time availibility Hari kerja Setiap saat
Geografis Lokal/tertentu Dimana saja
Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti
Perishable/dapat habis Ya Tidak
Performansi Variable Konsisten
Kecepatan Variable Konsisten
Biaya Tinggi Terjangkau

2.1.1 Keuntungan Sistem Pakar


Ada beberapa keunggulan sistem pakar, diantaranya dapat (Arhami, 2005):
1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar.
2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu
bentuk tertentu.
3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat dan tanpa jemu mencari
kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.

8
Sementara kemampuan sistem pakar di antaranya adalah:
1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya.
2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang digunakan
untuk sampai kejawaban yang dikehendaki.
3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran yang baru ke dalam otaknya.
Menurut Arhami (2005), ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem
pakar diantaranya adalah:
1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.
2. Meningkatkan output yang produktivitas.
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.
4. Meningkatkan penyelesaian masalah panduan pakar, penerangan sistem pakar.
5. Meningkatkan reabilitas.
6. Memberikan respon yang cepat.
7. Merupakan panduan yang cerdas.
8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung
ketidakpastian.
9. Basis data cerdas, bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses basis
data dengan cara cerdas.
Menurut Arhami (2005), selain keuntungan di atas, seperti halnya sistem
lainnya juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah:
1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu
bisa didapatkan dengan mudah, karena kadang kala pakar dari masalah yang
kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang pendekatan yang dimiliki oleh
seorang pakar berbeda-beda.
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengambangan
dan pemeliharaannya.
3. Kadang sistem tidak dapat membuat keputusan.

9
4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak
sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti
sebelum digunakan. Dalam hal ini manusia tetap menjadi faktor dominan.

2.1.2 Kekurangan Sistem Pakar


Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki
beberapa kelemahan, antara lain (Sutojo dkk, 2011):
1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.
2. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar.
3. Sistem pakar tidak bernilai 100% benar.

2.1.3 Ciri-Ciri Sistem Pakar


Ciri-ciri sistem pakar menurut Sutojo dkk (2011), adalah sebagai berikut:
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak
pasti.
3. Dapat menjelaskan alasan-alasan dengan cara yang dapat dipahami.
4. Bekerja berdasarkan aturan tertentu.
5. Mudah dimodifikasi.
6. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah.
7. Keluarannya bersifat anjuran.
8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh
dialog dengan pengguna.

2.1.4 Permasalahan Aplikasi Sistem Pakar


Biasanya aplikasi sistem pakar menyentuh beberapa permasalahan berikut
(Sutojo dkk, 2011):
1. Interpretasi: Menghasilkan deskripsi situasi berdasarkan data sensor.
2. Prediksi: Memperkirakan akibat yang mungkin dari situasi yang diberikan.
3. Diagnosis: Menyimpulkan kesalahan sistem berdasarkan gejala (symptoms).
4. Desain: Menyusun objek-objek berdasarkan kendala.

10
5. Planning: Merencanakan tindakan.
6. Monitoring: Membandingkan hasil pengamatan dengan proses perencanaan.
7. Debugging: Menentukan penyelesaian dari kesalahan sistem.
8. Reparasi: Melaksanakan rencana perbaikan.
9. Instruction: Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan pelajar.
10. Control: Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan sistem.

2.1.5 Konsep Dasar Sistem Pakar


Konsep dasar sistem pakar meliputi enam hal berikut ini (Sutojo dkk, 2011):
1. Kepakaran
Merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan, membaca, dan
pengalaman. Kepakaran inilah yang memungkinkan para ahli dapat mengambil
keputusan lebih cepat dan lebih baik dari seorang yang bukan pakar. Kepakaran
itu sendiri meliputi pengetahuan tentang:
a. Fakta-fakta tentang bidang permasalahan tertentu.
b. Teori-teori tentang bidang permasalahan tertentu.
c. Aturan dan prosedur menurut bidang permasalahan umumnya.
d. Aturan heuristic yang harus dikerjakan dalam suatu situasi tertentu.
e. Strategi global untuk memecahkan permasalahan.
f. Pengetahuan tentang pengetahuan (meta knowledge).
2. Pakar
Seseorang yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan metode khusus
serta mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah atau memberi
nasihat. Seorang pakar harus mampu menjelaskan dan mempelajari hal-hal
yang baru yang berkaitan dengan topik permasalahan, jika perlu harus mampu
menyusun kembali pengetahuan yang didapatkan, dan dapat memecahkan
aturan serta menentukan relevansi kepakarannya. Jadi seorang pakar harus
mampu melakukan kegiatan berikut:

11
a. Mengenali dan memformulasikan permasalahan.
b. Memecahkan permasalahan secara cepat dan tepat.
c. Menerangkan pemecahannya.
d. Belajar dari pengalaman.
e. Merestrukturisasi pengetahuan.
f. Memecahkan aturan-aturan.
g. Menentukan relevansi.
3. Pemindahan kepakaran
Tujuan dari sistem pakar adalah memindahkan kepakaran dari seorang pakar ke
dalam komputer, kemudian ditransfer kepada yang lain yang bukan pakar.
Proses ini melibatkan empat kegiatan:
a. Akuisisi pengetahuan (dari pakar atau sumber lain).
b. Representasi pengetahuan (pada komputer).
c. Inferensi pengetahuan.
d. Pemindahan pengetahuan kepengguna.
4. Inferensi
Sebuah prosedur yang mempunyai kemampuan dalam melakukan penalaran.
Inferensi ditampilkan pada suatu komponen yang disebut mesin inferensi yang
mencakup prosedur-prosedur mengenai pemecahan masalah. Semua
pengetahuan dimiliki oleh pakar disimpan didalam basis pengetahuan oleh
sistem pakar. Tugas mesin inferensi adalah mengambil kesimpulan berdasarkan
basis pengetahuan yang dimiliknya.
5. Aturan-Aturan (Rule)
Kebanyakan sistem pakar komersial adalah sistem pakar yang berbasis rule-
(rulebased systems), yaitu pengetahuan disimpan terutama dalam bentuk rule,
sebagai prosedur-prosedur pemecah masalah.
6. Kemampuan Menjelaskan
Fasilitas lain dari sistem pakar adalah kemampuannya untuk menjelaskan saran
atau rekomendasi yang diberikannya. Penjelasan dilakukan dalam subsistem

12
yang disebut subsistem penjelasan (explanation). Bagian dari sistem ini
memungkinkan sistem untuk memeriksa penalaran yang dibuatnya sendiri dan
menjelaskan operasi-operasinya.

2.1.6 Struktur Sistem Pakar


Ada dua bagian penting dari sistem pakar, yaitu lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment).
Lingkungan pengembangan digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk membangun
komponen-komponennya dan memperkenalkan pengetahuan ke dalam knowledge base
(basis pengetahuan). Lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna untuk
berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan pengetahuan dan nasihat dari sistem
pakar layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar (Sutojo dkk, 2011). Berikut adalah
komponen-komponen yang penting dalam sebuah sistem pakar yang dapat dilihat di
Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Komponen Sistem Pakar (Sutojo dkk, 2011)

13
Keterangan:
1. Akuisisi Pengetahuan
Pada subsitem ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari seorang
pakar dengan cara merekayasa pengetahuan agar bisa diproses oleh komputer
dan menaruhnya ke dalam basis pengetahuan dengan format tertentu (dalam
bentuk representasi pengetahuan). Sumber bisa diperoleh dari pakar, buku,
dokumen multimedia, basis data, laporan riset khusus, dan informasi yang
terdapat di web.
2. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan untuk
memahami, memformulasikan, dan menyelesaikan masalah. Basis
pengetahuan terdiri dari dua elemen dasar, yaitu: fakta dan rule.
3. Mesin Inferensi
Adalah sebuah program yang berfungsi untuk memandu proses penalaran
terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang ada,
manipulasi dan mengarahkan kaidah model, dan fakta yang disimpan dalam
basis pengetahuan untuk mencapai solusi dan kesimpulan. Dalam prosesnya,
mesin inferensi menggunakan strategi pengendalian, yaitu strategi yang
berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran. Ada tiga
teknik pengendalian yang digunakan, yaitu forward chaining, backward
chaining, dan gabungan dari kedua teknik tersebut.
4. Daerah kerja
Untuk merekam hasil sementara yang akan dijadikan sebagai keputusan dan
menjelaskan sebuah masalah yang sedang terjadi, sistem pakar membutuhkan
Blackboard, yaitu area memori yang berfungsi sebagai basis data. Terdapat tiga
tipe keputusan yang dapat direkam pada blackboard, yaitu:
a. Rencana: bagaimana menghadapi masalah.
b. Agenda: aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.
c. Solusi: calon aksi yang akan dibangkitkan.

14
5. Antar Muka Pengguna
Digunakan sebagai media komunikasi antara pengguna dan sistem pakar.
Komunikasi ini paling bagus bila disajikan dalam bahasa alami dan dilengkapi
dengan grafik, menu, dan formulir elektronik. Pada bagian ini terjadi dialog
antar pengguna dan sistem pakar.
6. Subsistem Penjelasan (Justifier)
Berfungsi memberi penjelasan kepada pengguna, bagaimana suatu kesimpulan
diambil. Kemampuan seperti ini sangat penting bagi pengguna untuk
mengetahui proses pemindahan keahlian pakar maupun dalam pemecahan
masalah.
7. Sistem Perbaikan Pengetahuan
Kemampuan memperbaiki pengetahuan dari seorang pakar diperlukan untuk
menganalisis pengetahuan, belajar dari kesalahan masa lalu, kemudian
memperbaiki pengetahuannya sehingga dapat dipakai pada masa mendatang.
Kemampuan evaluasi seperti itu diperlukan oleh program agar dapat
menganalisis alasan-alasan kesuksesan dan kegagalannya dalam mengambil
keputusan. Dengan cara ini basis pengetahuan yang lebih baik dan penalaran
yang lebih efektif akan dihasilkan.
8. Pengguna
Pada umumnya pengguna sistem pakar bukanlah seorang pakar yang
membutuhkan solusi, saran, atau pelatihan dari berbagai permasalahan yang
ada.
2.1.7 Fitur-Fitur Sistem Pakar
Sistem pakar harus mempunyai fitur sebagai berikut (Turban dkk, 2005):
1. Keahlian: sistem pakar harus memiliki keahlian yang akan memungkinkan
sistem membuat keputusan tingkat pakar. Sistem harus menampilkan performa
pakar dan kekuatan yang cukup.

15
2. Pertimbangan simbolik: dasar pemikiran kecerdasan tiruan adalah
menggunakan pertimbangan simbolik daripada perhitungan matematasi. Hal ini
juga berlaku pada sistem pakar. Jadi, pengetahuan harus direpresentasikan
secara simbolik, dan mekanisme pertimbangan primer juga harus simbolik.
Mekanisme pertimbangan simbolik biasa menyertakan backward chaining dan
forward chaining.
3. Deep knowledge: berkaitan dengan tingkat keahlian dalam basis pengetahuan.
Basis pengetahuan harus berisi pengetahuan kompleks yang tidak mudah
diperoleh dari nonpakar.
4. Self knowledge: sistem pakar harus dapat menganalisis pertimbangannya
sendiri dan menjelaskan mengapa dicapai suatu kesimpulan. Kebanyakan pakar
memiliki kemampuan pembelajaran yang sangat kuat yang memungkinkan
mereka memperbarui secara konstan pengetahuannya. Sistem pakar juga harus
dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalannya dari sumber pengetahuan lain.
Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi. Kebayakan sistem
pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka untuk merepresentasikan dan
menyimpan pengetahuannya. Sistem pakar generasi kedua jauh lebih fleksibel dalam
mengadopsi banyak representasi pengetahuan dan metode pengembangan. Sistem
tersebut dapat di integrasikan jaringan syaraf dengan inferensi berbasis aturan untuk
mencapai performa keputusan yang lebih tinggi. Untuk perbandingan antara sistem
konvensional dan sistem pakar menurut Turban dkk (2005), dapat dilihat pada Tabel
2.2.
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Konvesional dan Sistem Pakar
Sistem Konvensional Sistem Pakar
Basis pengetahuan secara nyata dipisahkan dari
Informasi dan pengolahannya biasanya
mekanisme pengolahan inferensi (misalnya,
digabungkan dalam satu program berurutan.
aturan pengetahuan dipisahkan dari kontrol).
Program tidak melakukan kesalahan (programer
Program dapat membuat kesalahan.
atau pengguna yang membuat kesalahan).
Biasanya tidak menjelaskan mengapa data input
Penjelasan adalah bagian dari sebagian besar
diperlukan atau bagaimana kesimpulan
sistem pakar.
dihasilkan.

16
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Konvesional dan Sistem Pakar (Lanjutan)
Sistem Konvensional Sistem Pakar
Memerlukan semua data input. Berfungsi tidak Tidak memerlukan semua fakta awal. Biasanya
tepat jika ada data yang hilang kecuali juka telah dapat tiba pada kesimpulan yang masuk akal
dirancang demikian. sekalipun ada fakta yang hilang.
Perubahan dalam program sangat membosankan
(kecuali dalam Decisian Support Systems Perubahan dalam aturan mudah dilakukan.
(DSS)).
Sistem dapat beroperasi dengan hanya sedikit
Sistem beroperasi hanya jika telah lengkap.
aturan (seperti dalam prototipe pertama).
Eksekusi dilakukan pada bisnis algoritma Eksekusi dilakukan menggunakan heuristik dan
langkah demi langkah. logika.
Manipulasi efektif pada basis pengetahuan
Manipulasi efektif pada database besar.
besar.
Representasi dan penggunaan data Representasi dan penggunaan pengetahuan.
Efisiensi biasanya menjadi tujuan utama.
Efektivitas adalah tujuan utama.
Efektifitas penting hanya untuk DSS.
Mudah menangani data kuantitatif. Mudah menangani data kualitatif.
Mendistribusikan, memperbesar, dan
Menyerap, memeperbesar, dan mendistribusikan
mendistribusikan akses ke penilaian atau
akses ke data atau informasi numerik.
pengetahuan.
Terdapat beberapa alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar
(Turban dkk, 2005). Pertama, pakar diperusahaan tersebut bisa pensiun atau keluar.
Sistem pakar adalah alat yang luar biasa untuk mempertahankan pengetahuan
profesional yang penting terhadap persaingan. Kedua, pengetahuan tertentu perlu
didokumentasikan atau dianalisis. Sistem pakar adalah alat yang sangat bagus untuk
mendokumentasikan pengetahuan profesional untuk analisis atau perbaikan. Ketiga,
pendidikan dan pelatihan adalah hal yang penting tetapi merupakan tugas yang sulit.
Sistem pakar adalah alat yang bagus untuk pelatihan pegawai baru dan penyebaran
pengetahuan dalam organisasi. Akhirnya sering kali langka dan mahal. Sistem pakar
memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya yang rendah.

2.2 Android
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux
yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan
platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka (Safaat,
2012).

17
2.3 Teknik Inferensi
Inferensi atau pelacakan adalah sebuah prosedur (program) yang memiliki
kemampuan dalam melakukan penalaran. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen
yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur-prosedur tentang pemecahan
masalah. Semua pengetahuan yang dimiliki oleh pakar disimpan pada basis
pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas dari mesin inferensi yaitu mengambil
kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang dimilikinya (Sutojo dkk, 2011).

2.4 Forward Chaining


Forward chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang di
ketahui, kemudian mencocokan fakta-fakta tersebut dengan bagian if dari rules if-then.
Bila ada bagian yang cocok dengan bagian if, maka rule dieksekusi. bila sebuah rule
dieksekusi, maka sebuah fakta baru ditambahkan kedalam database (Sutojo dkk, 2011).
Ada beberapa karakteristik forward chaining yaitu:
a. Perencanaan, monitoring, control.
b. Disajikan untuk masa depan.
c. Data memandu, penalaran dari bawah ke atas.
d. Bekerja ke depan untuk mendapatkan solusi dari apa yang mengikuti fakta.

2.5 Unified modeling language (UML)


Unified modeling language (UML) adalah alat bantu yang digunakan oleh para
pengembang perangkat lunak untuk merancang sistem yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan. UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan
bagi pengembangan sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk
baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme efektif untuk berbagi dan
mengkomunikasikan rancangan mereka yang lain (Nugroho, 2005).

2.5.1 Use case Diagram


Use case diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan usecase
dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem. Use case diagram
menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekan

18
adalah “apa” yang diperbuat dalam sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case
mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use case
menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya
(Yasin, 2012). Berikut adalah gambaran simbol usecase diagram yang bisa dilihat di
Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Simbol Use case Diagram

Simbol Keterangan

Aktor: seseorang atau sesuatu yang berinteraksi


dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Use case: peringkat tertinggi dari fungsionalitas


yang dimiliki sistem.

Association: adalah relasi antara actor dan use


case.

Generalisasi: untuk memperlihatkan struktur


pewaris yang terjadi.

2.5.2 Activity Diagram


Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan
untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat
juga digunakan untuk aktifitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram
berupa flowchart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem.
Berikut ini adalah bentuk simbol activity diagam yang bisa dilihat di Tabel 2.4.

19
Tabel 2.4 Simbol Activity Diagram (Yasin, 2012)
Simbol Keterangan

Titik awal.

Titik akhir.

Activity.

Fork; untuk menunjukkan kegiatan yang


dilakukan secara paralel.

Rake; menunjukkan adanya dekomposisi.

Tanda waktu.

Tanda penerimaan.

Aliran akhir (flow final).

Pilihan untuk pengambilan keputusan.

2.6 Model Waterfall


Salah satu model SDLC yang paling awal dan paling banyak digunakan adalah
SDLC model air terjun waterfall. Model SDLC yang dikembangkan oleh Satzinger et
al (2010), menggambarkan pendekatan sekuensial beberapa tahap yang biasanya
disebut juga dengan model air terjun. Model air terjun menyediakan pendekatan alur
hidup perangkat lunak secara sekuensial atau urut dimulai dari analisis, desain,
pengkodean, pengujian dan tahap support.
Model SDLC menurut Satzinger ini mengatakan bahwa hal pertama yang
dilakukan adalah dengan mendifeinisikan perumusan permasalahan untuk nanti
dilakukan suatu pemecahan dari perumusan tersebut adalah perencanaan. Selanjutnya

20
tim proyek menganalisis, mendefinisikan dan memahami secara menyeluruh
masalahnya beserta kebutuhan untuk selanjutnya dicari solusi. Setelah masalah
dipahami dan didapatkan tahap selanjutnya adalah desain. Sistem ini kemudian
dibangun, dikembangkan dan di implementasikan, beberapa tahapan dalam SDLC
model air terjun ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Fase Perencanaan (Project Planning Phase)
Kegiatan awal dari SDLC yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkup
sistem yang baru dan rencana dari suatu proyek.
2. Fase Analisis (Analysis Phase)
Analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk identifikasi dan evaluasi
permasalahan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan perbaikan.
3. Fase Design (Design Phase)
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang berfokus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur
perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Menurut
Rosa dan Shalahuddin (2011), tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat
lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi.
4. Fase Implementasi (Implementation Phase)
Segala bentuk masukan input yang dilakukan dari desain sistem, sistem yang
telah dikembangkan menjadi sebuah program yang disebut dengan unit, yang
mana berhubungan dengan tahapan selanjutnya. Dari tiap-tiap unit tersebut
dikembangkan dan di uji coba untuk mengetahui fungsi yang berkaitan dengan
unit tersebut.
Berikut ini adalah bentuk alur pengembangan sistem menggunakan model
waterfall menurut Turban dkk (2005), yang bisa dilihat di Gambar 2.3.

21
Kebutuhan

Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi

Sistem

Gambar 2.3 SDLC Tradisional (Waterfall)


2.7 Blackbox Testing
Konsep blackbox testing digunakan untuk mepresentasikan sistem yang cara
kerja didalamnya tidak tersedia untuk diinspeksi. Teknik pengujian blackbox juga
digunakan untuk pengujian berbasis skenario, dimana isi dalam sistem mungkin tidak
tersedia untuk diinspeksi tapi masukan dan keluaran yang didefinisikan oleh use case
dan informasi analisis yang lain (Hariyanto, 2004). Blackbox testing berusaha untuk
menemukan kesalahan dalam kategori berikut:
1. Fungsi yang tidak benar atau fungsi yang hilang.
2. Kesalahan antarmuka.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4. Kesalahan perilaku (behavior) atau kesalahan kinerja.

22
2.8 User Acceptance Test (UAT)
User Acceptance Test (UAT) merupakan bagian kesepakatan resmi antara
pembeli dan pengembang. Pengujian ini membenuk metode sederhana dan empiris
untuk memutuskan apakah program memadai. Pengujian ini dapat dilihat sebagai
bagian dan spesifikasi perangkat lunak. Program yang tida lolos semua pengujan ini
berarti tidak memenuhi semua spesifikasi (Hariyanto, 2004).
2.9 Unit Testing
Pengujian Unit Testing adalah pengujian yang difokuskan pada unit terkecil
dari program. Pengujian ini di dasarkan pada informasi dari deskripsi perancangan
detail perangkat lunak (Wibisono dan Baskoro, 2002). Pada umumnya pengujian ini
dilakukan secara whitebox dan source code based testing dengan melakukan
pengecekan jalur khusus pada struktur kendali modul untuk meyakinkan kelengkapan
cakupan dan deteksi maksimum kesalahan (Wibisono dan Baskoro, 2002).
2.10 Gigi
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi pada
rahang atas dan rahang bawah, lidah serta saluran penghasil air ludah. Kalau
diperhatikan sebuah gigi diluar mulut maka dapat kita bagi gigi tersebut atas tiga
bagian:
1. Mahkota gigi.
2. Akar gigi.
3. Leher gigi, yang terletak diantara kedua bagian tersebut di atas.
Pada keadaan normal, hanya mahkota gigi sajalah merupakan bagian yang
kelihatan di dalam mulut. Bagian-bagian lain tertutup oleh gusi dan tertanam didalam
tulang rahang (Tarigan, 1995).

2.11 Penyakit Gigi dan Mulut


Gigi dan mulut sering mengalami gangguan, banyak jenis penyakit gigi dan
mulut yang sering muncul hal ini dikarnakan mulut dan gigi adalah salah satu organ
terpenting yang berguna untuk mengkonsumsi makanan. Banyak penyakit pada gigi

23
dan mulut. Tetapi pada saat ini penuls membatasi pada penyakit gigi dan mulut pada
manusia yang hanya bisa di diagnosa awal.
1. Gigi Berlubang
Gigi berlubang adalah kerusakan permanen pada area permukaan gigi yang
keras yang umumnya berkembang menjadi lubang kecil tak kasat mata. Gigi
berlubang, juga disebut kerusakan gigi atau karies, disebabkan oleh kombinasi
berbagai faktor, termasuk bakteri di mulut, sering ngemil, mengonsumsi
minuman manis, dan tidak membersihkan gigi dengan baik. Gigi berlubang
terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Gigi berlubang (sumber: sehatfresh.com)


Gejala gigi berlubang menurut Pratiwi (2007):
a. Gigi terasa sakit, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis,
asam, panas dan dingin.
b. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi.
c. Bau mulut.
2. Radang Gusi
Radang gusi atau gingivitis adalah inflamasi atau peradangan yang terjadi
pada gusi. Gambar radang gusi terlihat pada Gambar 2.5.

24
Gambar 2.5 Radang gusi (sumber: radanggusi.com)
Gejala radang gusi yaitu:
a. Gusi yang bengkak.
b. Perubahan warna gusi menjadi merah tua.
c. Gusi yang rentan mengalami perdarahan, misalnya saat menyikat gigi.
d. Bau mulut.
e. Gusi yang mengerut.
Penyebab utama radang gusi/gingivitis adalah penumpukan plak. Plak
terbentuk dari kumpulan bakteri dan sisa-sisa makanan yang menempel pada
permukaan gigi.
3. Abrasi Gigi
Abrasi gigi adalah hilangnya struktur gigi akibat dari keasaman mekanik yang
abnormal. Abrasi gigi disebabkan oleh gesekan terhadap gigi yang terlalu kuat.
dan terus menerus. Gambar abrasi gigi terlihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Abrasi Gigi (sumber: hallosehat.com)


Gejala abrasi gigi yaitu:
a. Gigi terasa ngilu dan lebih sensitif.
b. Bentuk gigi tampak terkikis.

25
c. Bentuk gigi secara kasat mata terlihat adanya cekungan tajam berbentuk
kecil pada leher gigi dekat gusi.
4. Abses Gigi
Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses biasanya muncul pada ujung akar
gigi. Gambar abses gigi terlihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Abses Gigi (sumber: mediskus.com)


Gejala abses gigi.
Beberapa gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita abses gigi adalah:
a. Demam.
b. Sensitif pada tekanan saat mengunyah atau menggigit.
c. Sensitif pada suhu panas atau dingin.
d. Pembengkakan pada wajah atau pipi.
e. Nyeri parah dan berdenyut pada gigi, yang dapat menyebar ke tulang
rahang, leher, atau telinga.
f. Kelenjar getah bening di bawah rahang atau di leher membengkak dan
terasa nyeri.
g. Saat benjolan abses pecah, mendadak tercium bau tidak enak dari dalam
mulut, dan lidah mengecap rasa busuk, serta cairan asin muncul di dalam
mulut.
5. Lidah Putih
Lidah putih/Jamur adalah keadaan normal lidah yang dilapis oleh mucus, sel-
sel eptil yang mengalami deskuamsi, dan kotoan yang berasal dari makanan,
adapun penyebab dari lidah putih itu sendir yaitu: (a) jamur; (b) alkohol; (c)

26
merokok; dan (d) mengkonsumsi obat antibiotik. Lidah putih dapat dilihat pada
Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Lidah Putih (sumber: doktergigi.web.id)


Dalam keadaan normal lidah dilapisi oleh mukus, sel-sel epitel yang mengalami
deskuamasi, dan kotoran yang berasal dari makanan.
Gejala lidah putih yaitu:
a. Lapisan pada permukaan lidah cukup tebal dan berwarna putih.
b. Adanya rasa tidak enak pada lidah.
c. Cairan ludah berkurang.
6. Sariawan
Stomatitis atau dikenal dengan sariawan adalah luka yang terbatas pada jaringan
lunak rongga mulut, luka ini bukan infeksi, dan biasanya timbul soliter
dibeberapa bagian dirongga mulut seperti pipi, bibir dan lidah (Pratiwi, 2012).
Penyakit Sariawan dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Sariawan (sumber: sehatfresh.com)


Gejala sariawan yaitu:
a. Luka terasa nyeri.

27
b. Luka berwarna putih atau abu-abu kekuning-kuningan dengan tepi yang
berwarna merah dan sedikit meninggi.
7. Glositis
Glositis termasuk salah satu penyakit jaringan lunak rongga mulut
yaitu peradangan lidah. Istilah glositis sendiri berasal dari kata glossus yang
berarti lidah dan itis yang berarti radang dalam bahasa Yunani Kuno. Glositis
dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Glositis (sumber: klinikmetamorfosis.com)


Gejala glossitis yaitu:
a. Pembesaran lidah.
b. Nyeri pada lidah.
c. Penurunan kemampuan untuk berbicara, makan, dan menelan.
d. Perubahan warna permukaan lidah menjadi kemerah-merahan.
e. Permukaan lidah menjadi licin dan halus.
8. Gigi Sensitif
Gigi sensitif adalah rasa nyeri dan ngilu yang terasa pada gigi dan gusi setiap
melakukan aktivitas tertentu. Apabila memiliki gigi yang sensitif, aktivitas
tertentu seperti menyikat gigi, makan makanan manis, atau minum minuman
dingin dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam pada gigi. Gigi sensitif dapat
dilihat pada Gambar 2.11.

28
Gambar 2.11 Gigi sensitif (sumber: sensodyne.co.id)
Gejala gigi sensitif yaitu:
a. Ketika makan dan minum dingin gigi teasa ngilu.
b. Penggunaan pemutih gigi.
c. Gusi yang menurun.
9. Alveolar osteitis
Alveolar osteitis adalah kondisi peradangan yang dialami bagian tulang rahang
pada 3 atau 4 hari pasca pencabutan gigi permanen. Komplikasi yang terjadi
setelah pencabutan gigi ini menyerang 2-3 persen pasien, dan 20 persen dari
mereka terpaksa mencabut gigi geraham bungsu (wisdom teeth) bawah.
Alveolar osteitis dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Alveola osteitis (sumber: hxbenefit.com)


Gejala alveolar osteitis yaitu:
a. Rasa sakit hebat beberapa hari setelah pencabutan gigi.
b. Gumpalan darah yang menghilang, sehingga tulang rahang akan
nampak rongga yang kosong tersebut.
c. Bau mulut.

29
d. Demam ringan.
e. Rasa sakit yang menjalar hingga telinga, mata, leher, dan kepala di sisi
yang sama seperti lokasi pencabutan.
10. Maloklusi
Maloklusi adalah kondisi saat gigi berdesakan, tumpang tindih, atau bengkok.
Penyebabnya bisa jadi karena mulut yang terlalu kecil, menyebabkan gigi
berdesakan dan bergeser. Maloklusi dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Maloklusi (sumber: hellosehat.com)


Gejala Maloklusi yaitu:
a. Gigi tidak sejajar.
b. Perubahan pada tampak wajah.
c. Bagian dalam pipi atau lidah sering tergigit.
d. Masalah berbicara, termasuk terjadinya cadel.
11. Gigi berjejal
Gigi berjejal adalah tumbuhnya rahang yang tidak normal menyebabkan gigi
geligi tumbuh berjejal, karena tidak seimbangnya ukuran rahang dengan gigi
geligi. Bertambahnya ukuran semacam ini jelas terlihat dengan membesarnya
ukuran rahang ke semua dimensi, khususnya ke dimensi lateral dan anterio
posterior. Gigi berjejal dapat dilihat pada Gambar 2.14.

30
Gambar 2.14 Gigi berjejal (sumber: moeslema.com)
Gejala gigi berjejal yaitu:
a. Gigi terlihat jarang-jarang.
b. Gigi terlihat tonggos.
c. Gigi tampak beubah posisi.
12. Resesi gusi
Resesi gusi merupakan kondisi menurunnya gusi ke arah akar gigi hingga
mengakibatkan permukaan akar gigi menjadi terbuka atau terpapar. Selain
mengganggu keindahan gigi, kondisi ini juga bisa menyebabkan terjadinya gigi
sensitif sehingga gigi sering terasa linu terhadap makanan dan minuman yang
bersuhu panas, dingin, dan makanan manis. Resesi gusi dapat dilihat pada
Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Resesi gusi (sumber: bugarfit.com)


Gejala resesi gusi yaitu:
a. Gigi terasa ngilu berkepanjangan.
b. Gusi berwarna merah tua.
c. Gigi terasa longgar.

31
d. Gusi yang bengkak.
13. Cheilitis
Cheilitis adalah istilah yang luas yang menggambarkan peradangan permukaan
yang mempunyai ciri-ciri bibir kering dan pecah-pecah. Sedangkan angular
cheilitis merupakan cheilitis yang terjadi pada sudut bibir. Cheilitis dapat dilihat
pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Cheilitis (sumber: monacolifecheck.com)

2.11 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu merupakan dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau
temuan-temuan yang dapat dijadikan sebagai data pendukung. Data pendukung
yang digunakan berupa penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dibahas dalam penelitian. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang
disajikan dalam bentuk Tabel 2.5.

32
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Nama jurnal Hasil

Dwijo Robino, Erri Rancang bangun aplikasi JIMP- Jurnal Pada penelitian
Wahyu Puspitarini, sistem pakar diagnosa infoormatika ini teknik
Misdram (2016). penyakit gigi dan mulut merdeka pasuruan, inferensi yang
dengan menggunakan vol 1. No.1 , ISSN: digunakan
metode forward chaining 2502-5716 forward
berbasis web. chaining, dan
certainty factor
dengan
menghasilkan
sistem berbasis
web

Jaenal Arifin (2016). Sistem pakar diagnosa JITIKA- Jurnal ilmia Pada penelitian
penyakit gigi dan mulut teknologi menggunakan
manusia menggunkan Informatika Asia, Metode
Knowledge base system ISSN: 0852-730x Knowledge base
dan certainty factor. system dan
certainty factor
berbasis web
Kharismadhan Zakaria. Sistem Pakar Diagnosa Prosiding Seminar Penelitian ini
Penyakit Gigi Dan Mulut Informatika Aplikatif membuat sistem
Menggunakan Metode Polinema 2015 pakar
Dempster Shafer. (SIAP~2015) menggunakan
ISSN: 2460-1160 metode Dempster
Shafer dengan 15
penyakit dan 21
gejala.
Sukarno Bahat Nauli Sistem Pakar Prosiding Seminar Penelitian ini
dan Anthoni Septia Mendiagnosa Penyakit Nasional Inofasi membuat sistem
(2017). Gigi dan Mulut Teknologi pakar berbasis web
Menggunakan Metode SNITEK ISSN: dengan.

33
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

Peneliti Judul Nama jurnal Hasil

Sukarno Bahat Nauli Menggunakan Metode Prosiding Seminar menggunakan


dan Anthoni Septia Forward chaining. Nasional Inofasi metode forward
(2017). Teknologi chaining dan
SNITEK ISSN: penyakit yang
2580-5495 dibahas berjumlah
23 penyakit dan 69
gejala
Nurzaman, Dini Pembangunan Aplikasi ISSN : 2302-7339 Pada penelitian
Destiani dan Dhani Sistem Pakar untuk Vol 09 No. 12 2012 ini membahas
Johar Dhamiri (2012). Diagnosa Penyakit Gigi penyakit Gigi dan
dan Mulut Pada Manusia Mulut dengan
menggunakan
metode forward
chaining berbasis
web.

34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Tahapan-tahapan penelitian ini, mengdopsi tahapan penelitian terdahulu oleh


Purnamasari dkk (2017). Secara garis besar, tahapan-tahapan tersebut terbagi menjadi
dua buah tahapan. Tahap pertama adalah pengembangan basis pengetahuan dan tahap
kedua adalah pengembangan aplikasi. Pada tahap pengembang basis pengetahuan
dilakukan penentuan pakar yang terlibat, penentuan metode yang digunakan,
pengumpulan data, akuisisi pengetahuan pakar, pembentukan basis pengetahuan serta
evaluasi basis pengetahuan. Pada tahap pengembangan aplikasi dilakukan analisa
kebutuhan aplikasi, perancangan antar muka, pembuatan dan pengujian apikasi.
Ilustrasi tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Mulai

Persiapan:
- Penentuaan pakar yang terlibat
- Penetuan Metode yang digunakan Pengembangan Basis
Pengetahuan
Akuisis pengetahuan pakar

Pembentukan basis pengetahuan


(rule/aturan)

Evaluasi basis pengetahuan ke Perbaikan basis pengetahuan


pakar (rule/aturan)

Apakah basis pengetahuan sesuai


Tidak
dengan pemikiran pakar?

Pengembangan Aplikasi

Analisa Aplikasi

Perancangan Antarmuka

Pembuatan Apllikasi

Pengujian Aplikasi

Selesai

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian (Purnamasari dkk, 2012)


3.1 Pengembangan Basis Pengetahuan
Adapun persiapan tahapan yang dilakukan untuk pengembangan basis
pengetahuan adalah sebagai berikut:
3.1.1 Penentuan Pakar
Dalam kegiatan ini penulis menentukan siapa sumber yang akan dijadikan
sebagai seorang pakar dalam penelitian yaitu ada empat orang dokter gigi yang
berbeda-beda tempat kerja prakteknya yaitu: (a) Rumah Sakit Universitas Riau; (b)
Aulia Hospital; dan (c) Klinik Herlinda panam, Pekanbaru. Pemilihan pakar ini dilatar
belakangi karena permasalahan dalam penelitian membahas tentang penyakit gigi dan
mulut sehingga dokter gigi dipilih sebagai pakar dalam penelitian ini. Pemilihan dokter
gigi ini juga dikarenakan dokter tersebut telah memiliki pengalaman dibidang penyakit
tersebut, hal itu diketahui berdasarkan pendidikan yang sudah diselesaikan (Lampiran
D).
3.1.2 Penentuan Metode
Dalam penelitian ini penulis menentukan metode inferensi yang digunakan
sebagai acuan untuk mendaptkan hasil diagnosa penyakit secara akurat menggunakan
inferensi forward chaining. Metode ini sangat cocok dan tepat diterapkan dalam
penelitian ini dikarenakan metode ini mempunyai rule if-then untuk mendapatkan hasil
diagnosa yang tepat, seperti hal nya penyakit untuk mendiagnosa harus mengetahui
terlebih dahulu gejala-gejala yang ada.
3.1.3 Akuisisi Pengetahuan Pakar
Pakar-pakar yang terlibat dalam sistem ini adalah dokter gigi. Pada tahap ini
akan dilakukan wawancara ke pakar tersebut tentang penentuan penyakit gigi dan
mulut yang bisa di diagnosa awal yang dilakukan studi pustaka terhadap referensi yang
disarankan oleh pakar. Setelah itu dilakukan pemindahan pengetahuan pakar ke dalam
aturan-aturan yang dapat di implementasikan kedalam sistem. Aturan-aturan yang telah
dibuat akan di konfirmasi kembali ke pakar untuk memastikan ke akuratan keputusan

36
yang dihasilkan. Pakar-pakar yang akan di akuisisi pengetahuannya dalam penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Daftar Pakar
No Nama Pakar Instansi
1 Drg. Wahdiny Klinik Herlinda
2 Drg. Raagung Putra Armidin Rumah Sakit UNRI
3 Drg. Putri Astari Aulia Hospital
4 Drg. Daud Saidi Klinik Perfect Smile
3.1.4 Pembentukan Basis Pengetahuan Rule/Aturan
Pembentukan basis pengetahuan merupakan jenis basis pengetahuan yang
dipergunakan untuk manajemen pengetahuan. Basis pengetahuan yang diperlukan
dalam penelitian ini berupa hasil data wawancara dengan pakar, jenis penyakit yang
bisa di diagnosa awal, penyebab dan solusi cara penanganan penyakit. Basis
pengetahuan ini digunakan untuk pengambilan keputusan hasil diagnosa penyakit gigi
dan mulut nantinya di dalam aplikasi.
3.1.5 Evaluasi Basis Pengetahuan
Dalam evaluasi basis pengetahuan hal yang dilakukan adalah mengumpulkan
terlebih dahulu beberapa informasi dan data yang didalamnya terdapat pengetahuan
baik dari pakar, buku, jurnal maupun internet mengenai penyakit gigi dan mulut yang
dapat didiagnosa awal. Hal ini dimaksudkan agar dalam implementasi sistem
selanjutnya dapat memudahkan dalam pembuatan kode program dengan mengacu
kepada basis pengetahuan dan mesin inferensi yang telah ditetapkan dan dirancang
sebelumnya.
3.2 Pengembangan Aplikasi
Pada tahap impementasi nantinya di smartphone, ada empat tahap yang
digunakan untuk membangun aplikasi dalam penelitian ini. Tahap pertama adalah
analisis dan desain sistem, tahap kedua adalah perancangan antar muka aplikasi, tahap
ketiga adalah pembuatan kode program, dan tahap terakhir adalah pengujian sistem.
Pada tahap pertama dilakukan analisa kebutuhan-kebutuhan aplikasi, yaitu
antara lain: siapa saja pengguna aplikasi, apa saja kebutuhan pengguna serta bagaimana

37
alur kerja aplikasi. Pada tahap ini analisa dan perancangan menggunakan metode
berorientasi objek dengan menggunakan tools unified modeling language (UML).
diagram UML yang digunakan adalah use case diagram dan activity diagram.
Pada tahap selanjutnya dilakukan perancangan antar muka aplikasi. Rancangan
antar muka dibuat dengan memperhatikan aspek-aspek interaksi manusia dengan
komputer, seperti: warna, besar tombol, tata letak dan sebagainya. Dalam merancang
apikasi menggunakan mouckup balsamiq.
Pada tahap selanjutnya dilakukan pembuatan kode program. Jenis smartphone
yang digunakan adalah smartphone dengan operating system (OS) android, tools yang
digunakan dalam membuat aplikasi ini adalah Android Studio V.3.0. Bahasa
pemograman yang digunakan Java, dan minimal operating system yang digunakan di
smartphone nantinya versi Kitkat 4.4 dan sudah support Android versi Oreo (O).
Tahap terakhir adalah pengujian aplikasi. Pada tahap ini akan dilakukan pengujian,
yaitu: unit testing, blackbox dan User Acceptance Test (UAT). Pengujian blackbox
dilakukan untuk menguji apakah fitur-fitur dalam aplikasi berjalan dengan baik.
Pengujian blackbox dilakukan dengan menggunakan 10 buah smartphone yang
berbeda spesifikasinya. Sedangkan pengujian UAT dilakukan dengan cara melakukan
uji coba software kepada user. Apabila hasil uji coba mendapat respon positif, maka
tes tersebut dinyatakan berhasil.

38
BAB IV
ANALISA DAN PERANCANGAN

1.1 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumyna jumlah masyarakat yang ada di
Indonesia tidak sebanding dengan jumalah tenaga dokter gigi yang ada pada saat ini.
Jumlah tenaga dokter gigi pada saat ini sejumlah 6.618 jiwa, dengan standar jumlah
dokter seharusnya berjumlah 9.756 jiwa, sehinga kekurangan tenaga dokter gigi
sebanyak 4.658 jiwa (Kemenkes, 2017). Dilanjutkan juga oleh paparan Dekan Fakultas
Kedokteran Padjajaran pada tahun 2016, jumlah rasio ideal antara jumlah dokter gigi
terhadap jumlah penduduk di Indonesia adalah 1 berbanding 9.000, namun karena
masih rendahnya tenaga dokter gigi di Indonesia, rasio itu meningkat hingga 1
berbanding 24.000.
Sistem yang sedang berjalan di masyarakat sekarang ini untuk mendiagnosa
penyakit gigi dan mulut adalah seorang pasien baru akan mengunjungi rumah sakit atau
kinik ketika mereka mengalami gejala-gejala penyakit gigi dan mulut. Setelah sampai
di rumah sakit tujuan mereka tidak langsung dilayani oleh dokter yang bersangkutan
tetapi harus melakukan pendaftaran pada bagian administrasi rumah sakit
Administrasi rumah sakit tersebut melakukan input data pasien ataupun
mencari data pasien jika sudah terdaftar dan memberikan nomor antrian untuk pasien.
Setelah mendapat nomor antrian pasien harus menunggu sampai giliran mereka tiba.
Pada bagian menunggu inilah yang membuat kebanyakan pasien malas untuk
memeriksakan diri ke dokter. Saat tiba giliran, pasien akan diperiksa oleh dokter
dengan menanyakan aktivitas sehari, memeriksa, melakukan penanganan dan memberi
saran pengobatan. Tidak sampai disitu saja, setelah selesai pasien harus menebus hasil
konsultasi yang diberikan oleh dokter gigi dan melakukan pembayaran.
Bagi sebagian masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu luang mereka
akan kesulitan untuk melakukan hal di atas, oleh karena itu diharapkan sistem pakar
penyakit gigi dan mulut dengan mengunakan metode forward chaining berbasis
android ini dapat membantu untuk mengetahui jenis penyakit gigi yang diderita oleh
pasien, penyebab penyakit tersebut serta saran bagaimana cara penanganan yang tepat.
Berikut adalah flowchart dari sistem yang sedang berjalan dimasyarakat saat ini dapat
dilihat pada Gambar 4.1.

Pasien Administrator Dokter

Mulai Input data/cek rekam Memeriksa cek


medik pasien rekam medik pasien

Mengunjungi Nomor Antrian Diagnosa


Klinik/RS

Melakukan
Penanganan
Mendaftar

Resep Obat
Nomor Antrian

Menunggu Resep obat


antrian

Keluhan Hitung total


pembayaran

Nota pembayaran Nota Pembayaran

Selesai

Gambar 4.1 Flowchart Sistem yang Sedang Berjalan

40
1.2 Analisa Sistem Usulan
Berikut ini adalah merupakan analisa sistem usulan yang terbagi dalam analisa
permasalahan dan analisa kebutuhan dalam sebuah sistem.

1.2.1 Analisa Masalah


Sistem pakar penyakit gigi dan mulut adalah aplikasi yang dapat membantu
pengguna yang tidak memiliki waktu dan pengetahuan untuk mengetahui penyakit
yang diderita oleh pasien. Aplikasi sistem pakar ini dibangun untuk menghasilkan
keluaran/output diagnosa awal jenis penyakit gigi dan mulut yang diderita oleh pasien,
penyebab penyakit dan cara penanganan yang tepat dilakukan oleh pasien yang
direkomendasikan berdasarkan basis pengetahuan.
Metode inferensi yang akan digunakan adalah metode forward chaining dimana
dimulai dari sekumpulan fakta untuk mendapatkan sebuah kesimpulan. Dalam
penelusuran metode forward chaining ini nantinya akan menelusuri dari gejala-gejala
yang diderita oleh pasien sehingga akan mendapatkan sebuah diagnosa awal yang
mendekati jenis penyakit gigi dan mulut yang dialami oleh pasien dari gejala-gejala
yang dirasakan.
1.2.2 Analisa Kebutuhan
Adapun Analisa kebutuhan yang di perlukan didalam sebuah aplikasi sistem
pakar ini adalah antar lain:
1. Kebutuhan Antarmuka (Interface)
a. Aplikasi yang dibangun akan mempunyai antarmuka yang mudah
digunakan bagi pengguna.
b. Aplikasi menampilkan 4 menu utama yaitu data penyakit gigi dan mulut,
diagnosa penyakit, bantuan, tentang.
2. Kebutuhan Data
a. Data jenis-jenis penyakit gigi dan mulut.
b. Data gejala penyakit, penyebab, dan cara penanganan yang tepat.
c. Data informasi identitas seorang pakar.

41
3. Kebutuhan Fungsional
Adapun kebutuhan fungsional merupakan penjelasan proses fungsi yang
berupa penjelasan secara terinci setiap fungsi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Fungsi-fungsi yang dimiliki oleh aplikasi ini adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan informasi seputar penyakit gigi dan mulut.
b. Melakukan diagnosis dan menampilkan hasil diagnosa penyakit anemia
yang diderita oleh pasien.
c. Menampilkan informasi identitas pakar yang terlibat di aplikasi penyakit
gigi dan mulut.
Berikut ini adalah flowchart sistem baru yang di usulkan dapat dilihat pada
Gambar 4.2.

Pasien Aplikasi

Mulai
Sistem mendiagnosis

Menjalankan
Aplikasi sistem
pakar Diagnosa penyakit
dan cara penanganan
keluar

Mengisi gejala yang


dirasakan

Selesai
Phase

Gambar 4.2 Flowchat Sistem Baru yang Diusulkan

42
1.3 Analisa Basis Pengetahuan
Dasar pada suatu aplikasi sistem pakar adalah basis pengetahuan yang telah
diambil dari berbagai proses seperti proses wawancara ke dokter, buku, dan jurnal.
Pada penelitian ini basis pengetahuan diperoleh dari proses wawancara terhadap pakar
serta analisa terhadap buku kemudian didapatkan relasi tiap gejala serta penyakit. Basis
pengetahuan penyakit berisi data-data penyakit gigi dan mulut manusia yang telah di
teliti sebelumnya teridentifikasi sebanyak 13 penyakit dengan 44 gejala. Daftar
penyakit terlihat pada Tabel 4.1, Daftar gejala terdapat di Tabel 4.2, Daftar relasi
penyakit dan gejala terlihat di Table 4.3, sedangkan daftar rule terdapat pada Tabel 4.4.

4.3.1 Penyakit Gigi dan Mulut


Jenis penyakit gigi dan mulut yang bisa didiagnosa awal yang disarankan oleh
dokter gigi (Lampiran B), merupakan penyakit gigi dan mulut yang dapat didiagnosa
awal berdasarkan anamnesis (cerita pasien) tanpa harus melakukan tindakan seperti
cek ronsen dan cek laboratorium terlebih dahulu. Jenis penyakit gigi dan mulut dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jenis Penyakit Gigi dan Mulut Manusia
Id Penyakit Nama Penyakit
P01 Karies gigi (gigi berlubang)
P02 Gingivitis (radang gusi)
P03 Lidah putih
P04 Stomatitis (sariawan)
P05 Abses gigi (gusi bengkak/nanah)
P06 Abrasi gigi (hilangnya struktur gigi)
P07 Gigi sensitif
P08 Alveolar osteitis (peradangan)
P09 Maloklusi (gigi berdesakan)
P10 Resesi gusi (penurunan gusi)
P11 Gloositis (radang lidah)
P12 Crowded (gigi berjejal)
P13 Cheilitis (radang bibir)

43
4.3.2 Gejala Awal Penyakit Gigi dan Mulut
Basis pengetahuan penyakit gigi berisis data-data gejala penyakit gigi dan
mulut pada manusia sebanyak 42 gejala. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Daftar Gejala Penyakit Gigi dan Mulut
ID Gejala Nama Gejala
G1 Gigi terasa ngilu
G2 Gigi terasa berdenyut
G3 Kepala terasa pusing
G4 Terdapat lubang pada gigi
G5 Gusi bengkak
G6 Demam (suhu badan di atas 36 derajat)
G7 Bau mulut
G8 Gusi berwarna merah tua
G9 Gusi rentan berdarah
G10 Adanya plak/karang gigi
G11 Mulut terasa kering
G12 Sering dehidrasi
G13 Lapisan lidah terasa tebal
G14 Cairan ludah berkurang
G15 Adanya benjolan putih/abu
G16 Terasa luka dan pedih
G17 Gigi terasa sakit
G18 Sakit saat mengunyah
G19 Gigi terasa sensitif
G20 Bentuk gigi tampak terkikis
G21 Gigi terasa nyeri saat makan/minum panas dan dingin
G22 Ngilu berkepanjangan (pada gigi)
G23 Gusi menurun
G24 Sakit setelah pencabutan gigi
G25 Sakit sampai kepala,telinga,mata,leher
G26 Gigi tidak sejajar
G27 Perubahan pada wajah

44
Tabel 4.2 Daftar Gejala Penyakit Gigi dan Mulut (Lanjutan)
ID Gejala Nama Gejala
G28 Tidak nyaman ketika ngunyah dan menggigit
G29 Merasa tidak enak pada mulut
G30 Gigi longgar
G31 Lidah membesar
G32 Nyeri pada lidah
G33 Perubahaan warna pada lidah
G34 Permukaan lidah licin
G35 Warna permukaan lidah kemerahan
G36 Gigi terlihat jarang- jarang
G37 Gigi terlihat tonggos kedepan
G38 Ukuran gigi dan rahan tidak sesuai
G39 Adanya bercak pada sudut bibir
G40 Bercak terasa gatal nyeri dan panas pada bibir
G41 Bila di raba, bercak terasa keras pada bibir
G42 Kadang bercak juga bisa berdarah pada bibir
G43 Cadel
G44 Gigi sulung copot sebelum waktunya (premature)

4.3.3 Basis pengetahuan relasi gejala dengan penyakit


Basis pengetahuan tentang data hubungan antara gejala dengan penyakit,
seperti yang terlihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Relasi Antara Gejala dan Penyakit
Kode P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
G1 * * * *
G2 *
G3 *
G4 *
G5 * *
G6 * * *
G7 * * * *
G8 *
G9 *
G10 *
G11 *
G12 *

45
Tabel 4.3 Relasi Antara Gejala dan Penyakit (Lanjutan)
Kode P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
G13 *
G14 * *
G15 *
G16 *
G17 * *
G18 * *
G19 * *
G20 *
G21 *
G22 * *
G23 *
G24 *
G25 *
G26 * *
G27 *
G28 *
G29 *
G30 *
G31 *
G32 *
G33 *
G34 *
G35 *
G36 *
G37 *
G38 *
G39 *
G40 *
G41 *
G42 *
G43 *
G44 *

1.4 Teknik Inferensi


Metode yang dipakai untuk basis pengetahuan tersebut adalah forward
chaining. Forward chaining merupakan teknik pencarian yang dimulai dengan fakta
yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian if dari rules
if-then. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian if, maka rule tersebut dieksekusi. Bila
sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru ditambahkan ke dalam database.
Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi
sekali saja (Yasin, 2012 ). Rule antara gejala dan penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.4

46
Tabel 4.4 Rules Penyakit
Kode Rule (Aturan) Hipotesis
Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND
Gigi terasa berdenyut = ”ya” (G2)
AND kepala terasa pusing = ”ya”
(G3) AND Terdapat lubang pada gigi
R1 IF THEN Gigi berlubang (P1)
= “ya” (G4) AND Demam (di atas 36
derajat celcius) = “ya” (G6) AND
Bau mulut = “ya” (G7) AND Sakit
saat mengunyah = “ya” (G18).
Gusi bengkak = “ya” (G5) AND Bau
mulut = “ya” (G7) AND Gusi
berwarna merah tua (G8) AND Gusi
R2 IF THEN Radang gusi (P2)
rentan berdarah = “ya” (G9) AND
Adanya plak/karang gigi = “ya”
(G10).
Mulut terasa kering = “ya” (G11)
AND Sering dehidrasi = “ya” (G12)
R3 IF AND Lapisan lidah terasa tebal = THEN Lidah putih (P3)
“ya” (G13) AND Cairan ludah
berkurang = “ya” (G14).
Cairan ludah berkurang = “ya”
(G14) AND Adanya benjolan abu-
R4 IF abu dan putih = “ya” (G15) AND THEN Sariawan (P4)
Terrasa luka dan pedih = “ya” (G16).

Gusi bengkak = “ya” (G5) AND


Demam (suhu diatas 38 derajat
celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut
R5 IF THEN Abses Gigi (P5)
= “ya” (G7) Gigi terasa sakit = “ya”
(G17) AND Sakit saat mengunyah =
“ya” (G18).

47
Tabel 4.4 Rules Penyakit (Lanjutan)
Kode Rule (Aturan) Hipotesis
Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND
Gigi terasa sensitif = “ya” (G19)
R6 IF AND Bentuk gigi tampak terkikis = THEN Abrasi gigi (P6)
“ya” (G20) AND Ngilu
berkepenjangan = “ya” (G22).
Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND
Gigi terasa nyeri saat makan/minum
dingin dan panas = “ya” (G21) AND
R7 IF THEN Gigi sensitif (P7)
Ngilu berkepanjangan pada gigi =
“ya” (G22) AND Gusi menurun =
“ya” (G23).
Demam (suhu di atas 36 derajat
celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut
= “ya” (G7) AND Gigi terasa sakit =
Alveolar Osteitis
R8 IF “ya” (G17) AND Sakit setelah THEN
(Peradangan pada gigi) (P8)
pencabutan gigi = “ya” (G24) AND
Sakit sampai kepala, telinga dan
leher = “ya” (G25).
Gigi tidak sejajar = “ya” (G26) AND
Perubahan pada wajah = “ya” (G27)
Maloklusi (Gigi
R9 IF AND Tidak nyaman ketika THEN
Berdesakan) (P9)
mengunyah = “ya” (G28) AND
Cadel = “ya” (G43).
Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND
Gigi terasa sensitif = “ya” (G19)
AND Gigi tidak sejajar = “ya” (G26) Resesi gusi (Penurunan Gui)
R10 IF THEN
AND Merasa tidak enak pada mulut (P10)
= “ya” (G29) AND Gigi longgar =
“ya” (G30).

48
Tabel 4.4 Rules Penyakit (Lanjutan)
Kode Rule (Aturan) Hipotesis
Lidah membesar = “ya” (G31) AND
Nyeri pada lidah = “ya” (G32) AND
Perubahan warna pada lidah = “ya” Glositis (Radang lidah )
R11 IF THEN
(G33) AND Permukaan Lidah licin = (P11)
“ya” (G34) AND Warna permukaan
lidah kemerahan = ”ya” (G35).
Gigi terlihat jarang-jarang = “ya”
(G36) AND Gigi terlihat tonggos
kedepan = “ya” (G37) AND Ukuran
Crowded (Gigi berjejal)
R12 IF gigi dan rahang tidak sesuai = “ya” THEN
(P12)
(G38) AND Gigi sulung copot
sebelum waktunya (premature) =
“ya” (G44).
Adanya bercak pada sudut bibir =
“ya” (G39) AND Bercak terasa gatal
nyeri dan panas pada bibir = “ya”
(G40) AND Bila diraba bercak terasa Cheililitis (Radamh Bibir )
R13 IF THEN
keras pada bibir = “ya” (G41) AND (P13)
kadang bercak juga bisa berdarah
pada bibir = “ya” (G42).

Tabel 4.5 Rule Penyakit Secara Umum

Kode Rule (Aturan)


JIKA Gigi terasa ngilu.
AND Gigi terasa berdenyut.
AND kepala terasa pusing.
R1 AND Terdapat lubang pada gigi.
AND Demam (di atas 36 derajat celcius).
AND Bau mulut.
MAKA Gigi Berlubang.

49
Tabel 4.5 Rule Penyakit Secara Umum (Lanjutan)

Kode Rule (Aturan)


JIKA Gusi Bengkak.
AND Bau mulut.
AND Gusi berwarna merah tua.
R2
AND Gusi rentan berdarah.
AND Adanya plak/karang gigi.
MAKA Radang Gusi.
JIKA Mulut terasa kering.
AND Sering dehidrasi.
R3 AND Lapisan ledahh teras tebal.
AND Cairan Ludah berkurang.
MAKA Lidah putih.
JIKA Cairan ludah berkurang.
R4
AND Adanya benjolan abu-abu dan putih.
AND Terrasa luuka dan pedih.
MAKA Sariawan.
IF Gusi bengkak .
AND Demam (suhu di atas 38 derajat celcius).
R5 AND Bau mulut = “ya” (G7) Gigi terasa sakit.
AND Sakit saat mengunyah.
MAKA Abses Gigi.
JIKA Gigi teras ngilu.
AND Gigi terasa sensitif.
R6 AND Bentuk gigi tampak terkikis.
AND Ngiu berkepenjangan.
MAKA Abrrasi gigi.
JIKA Gigi terasa ngilu.
AND Gigi terasa nyeri saat makan/minum dingin dan panas.
R7 AND Ngilu berkepanjangan pada gigi.
AND Gusi menurun.
MAKA Gigi sensitif.

50
Tabel 4.5 Rule Penyakit Secara Umum (Lanjutan)

Kode Rule (Aturan)


JIKA Demam (suhu di atas 36 derajat celcius).
AND Bau mulut.
AND Gigi terasa sakit.
R8
AND Sakit setelah pencabutan gigi.
AND Sakit sampai kepala, telinga dan leher.
MAKA Alveolar osteitis.
JIKA Gigi tidak sejajar.
AND Perubahan pada wajah.
R9 AND Tidak nyaman ketika mengunyah.
AND Cadel.
MAKA Maloklusi.
JIKA Gigi terasa ngilu.
AND Gigi terasa sensitif.
AND Gigi tidak sejajar.
R10
AND Merasa tidak enak pada mulut.
AND Gigi longgar.
MAKA Resesi gusi.
JIKA Lidah membesar.
AND Nyeri pada lidah.
AND Perubahan warna pada lidah.
R11
AND Permukaan lidah licin.
AND Warna permukaan lidah kemerahan.
MAKA Glositis
JIKA Gigi terlihat jarang-jarang.
AND Gigi terlihat tonggos kedepan.
R12 AND Ukuran gigi dan rahang tidak sesuai.
AND Gigi sulung cpot sebelum waktunya (premature).
MAKA Crowded.
JIKA Adanya bercak pada sudut bibir.
R13 AND Bercak terasa gatal nyeri dan panas pada bibir.
AND Bila diraba bercak terasa keras pada bibir.

51
Tabel 4.5 Rule Penyakit Secara Umum (Lanjutan)

Kode Rule (Aturan)


AND kadang bercak juga bisa berdarah pada bibir.
R13
MAKA Cheililitis.

1.5 Kebutuhan Fungsional Sistem


Pada sub bab ini ditentukan aktor dari sistem dan apa saja yang bisa dilakukan
sistem. Untuk lebih jelasnya perhatikan use case diagram pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Use case Diagram


Pada Gambar 4.5 terlihat use case pengguna dapat melakukan pengecekan
informasi data penyakit, yang berisi tentang gejala dari penyakit, penyebab serta cara
penanganan yang untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut, selanjutnya pengguna
juga bisa melakukan diagnosa awal untuk penyakit gigi dan mulut mereka dengan
memilih form checkbox berupa gejala yang dirasakan pengguna. Kemudian pengguna
juga dapat melihat cara penggunaan aplikasi dengan melihat menu tentang yang
berisikan kegunaan setiap menu button yang ada di home dan yang terakhir pengguna
juga dapat melihat infomasi tentang aplikasi yang ada serta informasi pakar yang ada
di aplikasi.

52
4.5.1 Skenario Use Case Diagram
Skenario use case digambarkan bertujuan untuk menggambarkan lebih jelas
apa saja yang bisa dilakukan sistem. Untuk lebih jelasnya perhatikan skenario use case
diagram di bawah ini.
1. Skenario menu data penyakit gigi dan mulut pada aplikasi sistem pakar dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Skenario Data Penyakit Gigi dan Mulut
Use Case Data Penyakit Gigi Dan Mulut
Deskripsi. Use case ini menggambarkan proses melihat data penyakit gigi
dan mulut
Aktor. Pengguna (Masyarakat umum)
Kondisi awal. Aplikasi menampilkan halaman utama
Kondisi akhir. Aplikasi menampilkan data penyakit gigi dan mulut
Skenario Normal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button data penyakit gigi
dan mulut.
2. Aplikasi menampilkan form data penyakit
gigi dan mulut. Dimana didalam form data
penyakit gigi dan mulut terdapat 13
penyakit yang akan ditampilkan kepada
pengguna.
3. Pengguna mengklik salah satu penyakit
gigi dan mulut.
4. Aplikasi akan menampilkan detail data
penyakit yang dipilih pengguna.

2. Skenario menu diagnosa awal penyakit gigi dan mulut pada aplikasi sistem
pakar dapat dilihat pada Tabel 4.7.

53
Tabel 4.7 Skenario Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
Use Case Diagnosa Penyakit Gigi Dan Mulut
Deskripsi. Usecase ini menggambarkan proses diagnosa penyakit gigi dan
mulut.
Aktor. Masyarakat umum.
Usecase Diagnosa penyakit gigi dan mulut
Kondisi awal. Aplikasi menampilkan halaman utama.
Kondisi akhir. Aplikasi menampilkan halaman diagnosa penyakit.
Skenario Normal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button diagnosa awal
penyakit.
2. Sistem menampilkan menu chekbox
diagnosa awal penyakit. form chekbox
diagnosa penyakit gigi dan mulut terdapat 44
gejala yang tampilkan, dan pengguna akan
menceklis gejala yang dirasakan.
3. Pengguna menjawab pertanyaan.

4. Pengguna mengklik button hasil.

5. Sistem akan menjalankan inferensi terhadap


rule-rule berdasarkan jawaban yang diberi
pengguna.
6. Sistem akan menampilkan hasil dari
diagnosa penyakit.
Skenario Gagal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button diagnosa awal
penyakit.

54
Tabel 4.7 Skenario Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut (Lanjutan)
Skenario Gagal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
2. Sistem masih menampilkan form diagnosa
awal penyakit gigi dan mulut dan daftar
pertanyaan yang akan diajukan
3. Pengguna mengklik button hasil.

4. Sistem memeriksa apakah pengguna sudah


menceklis form checkbox, jika belum di
ceklis

3. Skenario menu bantuan pada sistem pakar penyakit gigi dan mulut dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Skenario Bantuan Penggunaan Sistem
Use Case Data Penyakit Gigi dan Mulut
Deskripsi. Usecase ini menggambarkan proses cara penggunaan sistem.
Aktor. Masyarakat umum.
Kondisi awal. Aplikasi menampilkan halaman utama.
Kondisi akhir. Aplikasi menampilkan cara penggunaan sistem.
Skenario Normal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button cara penggunaan
sistem.

2. Aplikasi menampilkan keterangan cara


penggunaan sistem.

4. Skenario menu tentang sistem pakar penyakit gigi dan mulut dapat dilihat pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Skenario Melihat Tentang Sistem
Use Case Data Penyakit Gigi dan Mulut
Deskripsi. Use case ini menggambarkan keterangan sistem.

55
Tabel 4.9 Skenario Melihat Tentang Sistem (Lanjutan)
Use Case Data Penyakit Gigi dan Mulut
Aktor. Masyarakat umum.
Kondisi awal. Aplikasi menampilkan halaman home.
Kondisi akhir. Aplikasi menampilkan tentang sistem.
Skenario Normal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button tentang sistem.

2. Aplikasi menampilkan form tentang sistem


seperti nama pembuat sistem, dosen
pembimbing dan 4 orang pakar yang terlibat
yaitu dokter gigi.

4.5.2 Activity Diagram


Pada sub bab ini ditentukan aktifitas apa saja yang dapat dilakukan oleh
sistem. Untuk lebih jelasnya perhatikan activity diagram berikut ini.
1. Activity diagram data penyakit gigi dan mulut, dapat dilihat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Activity Diagram Data Penyakit Gigi dan Mulut

56
2. Activity diagram untuk menu diagnosa penyakit gigi dan mulut, dapat dilihat
pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Activity Diagram Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
3. Activity diagram untuk menu bantuan cara pengunaan aplikasi, dapat dilihat
pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Activity Diagram Menu Bantuan

57
4. Activity diagram untuk menu tentang aplikasi aplikasi, dapat dilihat pada
Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Activity Diagram Menu Tentang


4.6 Rancangan Antarmuka (Interface)
Berikut ini adalah rancangan interface aplikasi sistem pakar untuk diagnosa
awal penyakit gigi dan mulut.

4.6.1 Struktur Menu Aplikasi


Berikut merupakan rancangan struktur menu yang akan ditampilkan pada
aplikasi sistem pakar diagnosa awal penyakit gigi dan mulut. Dalam menu data
penyakit gigi dan mulut pengguna sistem dapat melihat informasi mengenai data
penyakit gigi dan mulut yang dapat di diagnosa awal, penyebab terjadinya penyakit,
gejala yang mungkin dirasakan, serta pencegahan terhadap penyakit yang dirasakan.
Dalam menu diagnosa penyakit pengguna dapat melakukan diagnosa awal penyakit
gigi dan mulut berdasarkan gejala yang dirasakan oleh pengguna sistem, sistem akan
memberikan pilihan gejala yang dirasakan pengguna, dari gejala yang dirasakan
pengguna selanjutnya pengguna menekan tombol diagnosa untuk mendaptkan hasil
dari penyakit yang diduga. Selanjutnya di menu bantuan pengguna dapat melihat
informasi cara penggunaan setiap menu di sistem pakar penyakit gigi dan mulut. dan

58
yang terakhir pada menu tentang pengguna dapat melihat informasi seputar aplikasi
seperti siapa pembuat aplikasi, pembimbing penelitian, dan pakar yang terlibat didalam
sistem pakar ini. Rancangan struktur menu pada apliaksi sistem pakar penyakit gigi
dan mulut dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Data penyakit gigi


dan mulut

a Sistem pakar diagnosa Diagnosa


awal pada penyakit
gigi dan mulut penyakit

Bantuan

Tentang

Gambar 4.8 Gambar Rancangan Struktur Menu Pada Aplikasi

Gambar 4.8 merupakan gambar struktur menu sistem pakar diagnosa awal
penyakit gigi dan mulut manusia. Dalam menu data penyakit gigi dan mulut pengguna
bisa melihat informasi tentang penyakit gigi dan mulut yang dapat didiagnosa awal,
gejala yang dirasakan serta cara penanganannya. Dalam menu diagnosa penyakit
pengguna dapat melakukan diagnosa awal penyakit gigi dan mulut berdasarkan gejala
yang dirasakan oleh pengguna, dari gejala yang telah dipilih oleh pengguna selanjutnya
sistem akan memberikan hasil diagnosa awal dan memberikan beberapa saran yang
harus dilakukan selanjutnya. Dalam menu tanya dokter pengguna langsung bisa
bertanya kepada dokter melalui contac informasi yang diberikan sistem dan pada menu
tentang pengguna dapat melihat informasi seputar sistem seperti siapa yang terlibat
dalam pembuatan sistem pakar diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.

59
4.6.2 Tampilan Halaman Home
Hal yang paling penting pada sisi pengguna adalah antarmuka/interface, karena
antarmuka adalah media yang digunakan untuk berkomunikasi antar pengguna dan
aplikasi yang digunakan. dibawah ini akan ditampilkan gambar tampilan utama
halaman home pada Gambar 4.9.

8 3

9 4

10 5
00
00
11 6

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Home


Keterangan Gambar 4.9 tampilan halaman home dapat dilihat pada Tabel
4.10.
Tabel 4.10 Keterangan Gambar Tampilan Halaman Home
No Jenis Komponen Keterangan
1 Image logo aplikasi Fungsi utama menampilkan logo aplikasi
2 Label Fungsi untuk menampilkan label selamat datang

60
Tabel 4.10 Keterangan Gambar Tampilan Halaman Home (Lanjutan)
No Jenis Komponen Keterangan
3 Buttton data penyakit gigi dan Fungsi untuk mengetahui informasi data penyakit gigi
mulut. dan mulut.
4 Button diagnosa awal penyakit. Fungsi untuk melalakukan diagnosa awal penyaki
dengan menampilkan gejala penyakit.
5 Button bantuan. Fungsi untuk menampilkan cara penggunaan aplikasi.
6 Button tentang. Fungsi untuk menampilkan informasi pembuat aplikasi
dan pakar yang terlibat.
7 Label. Fungsi untuk menampilkan label uin suska.
8 Icon. Fungsi untuk menampilkan icon data penyakit.
9 Icon. Fungsi untuk menampilkan icon diagnosa awal.
10 Icon. Fungsi untuk menampilkan icon bantuan.
11 Icon. Fungsi untuk menampilkan icon tentang.

4.6.3 Tampilan Halaman Data Penyakit Gigi dan Mulut


Pada rancangan antarmuka menu data penyakit gigi dan mulut berisi tentang
jenis-jenis penyakit gigi dan mulut yang bisa di diagnosa awal terlihat pada Gambar
4.10.

1 2

Gambar 4.10 Halaman Data Penyakit Gigi dan Mulut.

61
Keterangan Gambar 4.10 tampilan halaman data penyakit gigi dan mulut
dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Keterangan Gambar Tampilan Menu Data Penyakit Gigi dan Mulut
No Jenis Komponen Keterangan
1 Action bar. Fungsi untuk kembali ke menu sebelumnya.
2 Label. Fungsi untuk menampilkan label data penyakit gigi dan mulut
3 Scroll bar. Fungsi untuk mengesar data penyait sampai kebawah.
Button penyakit. Fungsi untuk melihat informasi penyakit seperti: (a)
4
pengertian dari penyakit; (b) gejala; (c) penyebab; dan (d)
cara penanganan yang tepat.

4.6.4 Tampilan Halaman Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut


Pada rancangan antarmuka menu diagnosa awal penyakit gigi dan mulut berisi
tentang gejala-gejala penyakit gigi dan mulut yang bisa dirasakan pengguna terlihat
pada Gambar 4.11.

1 4

2 5

3 6

Gambar 4.11 Tampilan Menu Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut

62
Keterangan Gambar 4.11 tampilan menu diagnosa penyakit gigi dan mulut
dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Keterangan Gambar Tampilan Menu Dagnosa Penyakit Gigi dan Mulut
No Jenis Komponen Keterangan
1 Action bar. Fungsi untuk kembali kemenu sebelumnya.
2 Checkbox. Fungsi untuk memilih gejala yang dirasakan.
3 Checkbox name. Fungsi untuk menampilkan nama gejala checkbox.
4 Label. Fungsi untu menampilkan label pilih gejala yang dirasakan.
5 Button detail. Fungsi untuk menampilkan keterangan dari gejala penyakit.
6 Scroll bar. Fungsi untuk mengesar data penyait sampai kebawah.

Daftar gejala yang ada di tampilkan pada menu diagnosa awal penyakit gigi
dan mulut dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Daftar Gejala Checkbox Penyakit Gigi dan Mulut
No Nama Gejala Detail
1 Gigi terasa ngilu. Gigi terasa ngilu pada saat-saat tertentu.
2 Gigi terasa berdenyut. Gigi terasa berdenyut-denyut dan menyebabkan sakit.
3 Kepala terasa pusing. Kepala terasa pusing disebabkan oleh sakit gigi.
4 Terdapat lubang pada gigi. Adanya lubang terlihat pada gigi bawah maupun atas.
5 Gusi bengkak. Bengkaknya gusi yang membuat nyeri.
6 Demam. Suhu badan ditas 36 derajat Celsius.
7 Bau mulut. Bau mulut yang tidak disebabkan oleh makanan.
8 Gusi berwarna merah tua. Gusi terlihat tidak normal dengan warna merah tua.
9 Gusi rentan berdarah. Rentannya berdarah gusi saat menyiat gigi.
10 Adanya plak / karang gigi. Terdapat karang gigi yang menempel.
11 Mulut terasa kering. Mulut yang mengering seperti dehidrasi.
12 Sering dehidrasi. Seringnya kehausan.
13 Lapisan lidah terasa tebal. Lapisan atas lidah terasa menebal tidak seperti
biasanya.
14 Cairan ludah berkurang. Air liur yang tidak normal terasa berkurang.
15 Adanya benjolan putih / abu. Terdapat benjolan berwarna putih dan abu.
16 Terasa luka dan pedih. Adanya luka pada bibir dan menyebabkan perih.
17 Gigi terasa sakit. Gigi merasa sakit aja tanpa tau sebab.

63
Tabel 4.13 Daftar Gejala Checkbox Penyakit Gigi dan Mulut (Lanjutan)
No Nama Gejala Detail
18 Sakit saat mengunyah. Tidak mampunya gigi etika mengunyah yang
menyebabkan sait ketika tersentuh.
19 Gigi terasa sensitif. Gigi merasakan sensitf seperti ngilu.
20 Bentuk gigi tampak terkikis. Gigi yang mulai terikis dan tidak terlihat normal
seperti pada umumnya.
21 Gigi terasa nyeri saat makan / Nyerinya gigi ketika makan dan minuman panas atau
minum dingin dan panas. dingin.
22 Ngilu berkepanjangan. Ngilunya gigi terus menerus.
23 Gusi menurun. Gusi terlihat menurun dan tidak normal.
24 Sakit setelah pencabutan gigi. Gigi merasakan sakit hebat setelah pencabutan.
25 Sakit sampai kepala, telinga, mata Sakit yang sampai ke organ lainnya seperti: kepala,
dan leher. telinga, mata dan leher.
26 Gigi tidak sejajar. Bentuk gigi tidak rapi dan tidak sejajar.
27 Perubahan pada wajah. Wajah tampak berubah adanya terjadi pembekakan.
28 Tidak nyaman ketika mengunyah. Ketika mengunyah makanan merasakan tidak nyaman
seperti biasa pada umumnya.
29 Merasa tidak enak pada mulut. Adanya hal yang menganjal pada mulut seperti mulut
kering, tidak nyaman ketika makan.
30 Gigi longgar. Gigi yang longgar dan goyah.
31 Lidah membesar. Lidah membesar dan tidak seperti biasanya.
32 Nyeri pada lidah. Nyeri dan sakit kepanasan pada lidah.
33 Perubahan warna pada lidah. Warna lidah tidak seperti biasanya berwarna merah
muda.
34 Permukaan lidah licin. Permukaan lidah yang licin.
35 Warna permukaan lidah Lidah tampak berwarna kemerahan dan terlihat tidak
kemerahan. normal.
36 Gigi terlihat jarang. Gigi yang tidak rapi dan terlihat jarang.
37 Gigi terlihat tonggos kedepan. Majunya gigi atas kedepan.
38 Ukuran gigi dan rahang tidak Ukuran gigi dan rahang yang tidak sesuai
sesuai. mengakibatkan bengkaknya gusi.
39 Adanya bercak pada sudut bibir. Telihat adanya bercak pada sudut bibir.

64
Tabel 4.13 Daftar Gejala Checkbox Penyakit Gigi dan Mulut (Lanjutan)
No Nama Gejala Detail
40 Bercak terasa gatal nyeri dan panas Bercak terasa gatal nyeri dan panas pada bibir
pada bibir. menyebabkan rasa sakit.
41 Bila diraba bercak terasa keras Ketika diraba permukaan sudut bibir terasa keras.
pada bibir.
42 Bercak pada bibir kadang berdarah. Bercak pada sudut bibir terkadng bisa berdarah.
43 Cadel. Sulitnya menyebut angka : R, S, L.
44 Gigi sulung copot sebelum Gigi sulung yang copot sebelum watunya atau bisa
waktunya. dikatakan premature.

4.6.5 Tampilan Hasil Diagnosa awal Penyakit Gigi dan Mulut


Pada rancangan hasil diagnosa awal penyakit gigi dan mulut berisikan
mengenai pengertian penyakit, gejala, penyebab dan cara penanganan yang dapat
dilakukan terlihat pada Gambar 4.12.

1 3

2
4

Gambar 4.12 Hasil Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut

65
Keterangan Gambar 4.14 hasil diagnosa awal penyakit gigi dan mulut dapat
dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Keterangan Gambar Hasil Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
No Jenis Komponen Keterangan
1 Action bar Fungsi untuk kembali ke menu sebelumnya
2 Image Fungsi untuk menampilkan gambar penyakit
3 Label informasi penyakit Fungsi untuk menampilkan label informasi penyakit
4 Label gigi berlubang Fungsi untuk menampilkan label nama penyakit
5 Label Fungsi untuk menampilkan informasi penyakit yaitu: nama
penyakit: (1) pengertian penyakit; (2) gejala; (3) penyebab; dan
(4) cara penanganan

4.6.6 Tampilan Menu Bantuan


Berikut ini adalah rancangan menu bantuan atau menu cara penggunaan
aplikasi sistem pakar diagnosa awal penyakit gigi dan mulut dan telihat pada Gambar
4.13

3
5
4

Gambar 4.13 Menu Bantuan

66
Keterangan Gambar 4.13 menu bantuan penggunaan sistem pakar penyakit
gigi dan mulut dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Keterangan Gambar Menu Bantuan
No Jenis komponen Keterangan
1 Action bar Fungsi untuk kembali ke menu sebelumnya
2 Label Fungsi untuk menampilkan kata
3 Button Fungsi untuk meanmpilkan (tidak ada aksi)
4 Image view Fungsi untuk menampilkan gambar icon
5 Label Fungsi untu menampilkan label keterangan gambar icon
aplikasi

4.6.7 Tampilan Menu Tentang


Rancangan menu tentang berisian keterangan pembuat aplikasi sistem pakar
penyakit gigi dan mulut, pembimbing penelitian dan pakar-pakar yang terkait dalam
pembuatan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.14.

1 3
3

Gambar 4.14 Menu Tentang Aplikasi.

67
Keterangan Gambar 4.14 menu tentang aplikasi sistem pakar penyakit gigi
dan mulut dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Keterangan Gambar Menu Tentang
No Jenis Komponen Keterangan
1 Action bar Fungsi untuk kembali ke menu sebelumnya
2 Image view Fungsi untuk menampilkan gambar
3 Label Fungsi untuk menampilkan kata tentang
4 Button Fungsi untuk menampilkan tampilan pembimbing (tidak
ada aksi)

68
BAB V
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

5.1 Implementasi Sistem

Implementasi merupakan tahapan pembuatan sistem berdasarkan hasil analisa


dan rancangan sistem sebelumnya sehingga sistem yang dibuat dapat difungsikan
dalam keadaan sebenarnya dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Ada tahap
implementasi ini akan menjelaskan tentang batasan implementasi sistem, lingkungan
implementasi dan hasil implementasi.

5.1.1 Batasan Implementasi


Implementasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pembuatan kode
program dan pengujian sistem. Pada taha ini pengujian yang dilakukan adalah
pengujian blackbox, unit testing (UT) dan user acceptance test (UAT).

5.1.2 Lingkungan Implementasi


Adapun lingkungan implementasi sistem pakar penyakit gigi dan mulut adalah
sebagai berikut:
1. Spesifikasi Komputer
a. Software:
a) Java development kit (JDK) 10 (64bit).
b) Andrroid studio 3.0.
c) Windows 10 Pro.
b. Hardware:
a) Processor AMD A8-6410 APU with AMD Radeon R5 Graphics 2.0
Ghz.
b) Memory : 4 GB
c) Hardisk : 500 GB
2. Spesifikasi Smartphone
a. Software: operating system (OS) yang digunakan android 8.0 (Oreo)
b. Hardware:
a) Processor: snapdragon 626 , andreno 506 ,64 bit, 2.0Ghz octa core
b) Memory: 32Gb
c) Ram: 4Gb
d) Sinyal: 4G

5.13 Hasil Implementasi


Hasil implementasi sistem pakar diagnosa awal penyakit gigi dan mulut terlihat
pada Gambar 5.1, Gambar 5.2, Gambar 5.3, Gambar 5.4, dan Gambar 5.5.
1. Tampilan Halaman Home
Berikut ini adalah tampilan home aplikasi sistem pakar untuk diagnosa awal
penyakit gigi dan mulut yang terlihat di Gambar 5.1.

a b
Gambar 5.1 Tampilan Halaman Home

70
Gambar 5.1 merupakan halaman home dari sistem pakar diagnosa awal penyakit
gigi dan mulut. Untuk menampilkan halaman utama dari aplikasi sistem pakar terlebih
dahulu harus mengklik icon aplikasi. Pada halaman home aplikasi terdapat empat menu
utama yaitu: (a) data penyakit gigi dan mulut; (b) diagnosa awal penyait; (c) bantuan;
dan (d) tentang.

2. Tampilan Menu Data Penyakit Gigi dan Mulut


Berikut ini adalah tampilan menu data penyakit yang ada di aplikasi sistem
pakar untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut yang terlihat di Gambar 5.2.

a b c
Gambar 5.2 Tampilan Menu Data Penyakit
Gamabr 5.3 merupakan tampilan dari menu data penyakit gigi dan mulut yang
berjumlah 13 penyakit yaitu : (a) karies gigi; (b) gingivitis; (c) lidah putih; (d)
stomatitis; (e) abses gigi; (f) abrasi gigi; (g) gigi sensitive; (h) Alveolar osteitis (i)
maloklusi; (j) resesi Gusi; (k) glositis; (l) crowded dan; (m) cheilitis. Pengguna dapat
melihat informasi penyakit dengan mengklik menu data penyakit gigi dan mulut dan
selanjutnya pengguna mengklik salah satu penyakit yang ada di tampilan data penyakit

71
gigi dan mulut dan ketika pengguna mengklik button penyakit maka akan keluar
tampilan informasi penyakit seperti Gambar 5.2.

3. Tampilan Menu Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut


Berikut ini adalah tampilan menu diagnosa awal penyakit gigi dan mulut yang
yang terlihat di Gambar 5.3.

a b c
Gambar 5.3 Tampilan Menu Diagnosa Penyakit
Gambar 5.3 merupakan tampilan menu diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.
Pertama pengguna mengklik menu diagnosa penyakit, selanjutnya pengguna di
hadapkan dengan 44 gejala penyakit gigi dan mulut, kemudian pengguna diharusan
mengisi checkbox gejala penyakit minimal satu gejala untuk mendapatkan hasil
diagnosis, untuk penjelasan informasi gejala pengguna bisa mengklik button detail
untuk informasi lebih lanjut, selanjutnya ketika pengguna sudah menceklis chexbox
gejala yang dirasakan sudah benar, pengguna dapat mengklik button diagnosa untuk
mendaptkan hasil hipotesis diagnosa penyakit.

72
4. Tampilan Menu Bantuan Penggunaan Aplikasi
Berikut ini adalah tampilan menu bantuan yang ada di aplikasi sistem pakar
diagnosa awal penyakit gigi dan mulut yang yang terlihat di Gambar 5.4.

a b

Gambar 5.4 Tampilan Menu Bantuan


Gambar 5.4 merupakan tampilan menu bantuan, menu bantuan merupakan
menu yang berisi tutorial bagaimana cara penggunaan aplikasi sesuai dengan menu-
menu yang ada di tampilan home. Mulai dari menu data penyakit, diagnosa awal
penyakit dan menu bantuan. Untuk melihat cara penggunaan aplikasi pengguna bisa
mengklik button bantuan di tampilan home, maka pengguna akan diarahkan ke
tampilan panduan cara penggunaan aplikasi.
5. Tampilan Menu Tentang Aplikasi
Berikut ini adalah tampilan menu tentang yang ada di aplikasi sistem pakar
diagnosa awal penyakit gigi dan mulut yang yang terlihat di Gambar 5.5.

73
a b
Gambar 5.5 Tampilan Menu Tentang Aplikasi
Gambar 5.5 merupakan tampilan menu tentang, menu tentang merupakan menu
yang berisi kontributor didalam aplikasi muai dari developer apikasi, pembimbing
penelitian dan aplikasi dan pakar penelitian yaitu 4 orang dokter gigi. Untuk melihat
cara kontributor aplikasi pengguna bisa mengklik button tentang di tampilan home,
maka pengguna akan diarahkan ke tampilan tentang aplikasi seperti di (Gambar 5.5 b).
5.2 Pengujian Sistem
Bagian ini menjelaskan pengujian yang dilakukan pada aplikasi yaitu Unit
Testing (UT), blackbox, User Acceptance Test (UAT).

5.2.1 Unit Testing


Pengujian UT dilakukan dengan cara membuat tabel rule jawaban gejala yang
dirasakan seperti pada Tabel 4.4 yang harus dipilih pengguna pada gejala-gejala yang
ada di aplikasi. Selanjutnya akan dibandingkan antara kesimpulan yang dihasilkan
aplikasi dan kesimpulan yang diharapkan. Jika sama, maka aplikasi telah melakukan

74
inferensi terhadap rule-rule dengan benar. Terdapat 44 gejala dengn 13 penyakit. Tabel
pengujian unit testing dapat dilihat pada Table 5.1.
Lingkungan Pengujian:
Pengujian aplikasi ini dilakukan dilingkungan perangkat dan lingkungan
perangkat keras, sebagai berikut:
1. Perangkat keras
a. Processor: Snapdragon 626 , andreno 506 ,64 bit, 2.0Ghz octa core.
b. Memory: 32Gb.
c. Ram: 4Gb.
d. Sinyal: 4G.
e. Ukuran layar: 5.2 inch.
2. Perangkat lunak
Sistem operasi: Android Oreo 8.0.

Tabel 5.1 Unit Testing


Output yang Hasil
No Rule (aturan)
diharapkan Benar Salah

1 Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND Gigi terasa


berdenyut = ”ya” (G2) AND kepala terasa pusing =
”ya” (G3) AND Terdapat lubang pada gigi = “ya”
P1
(G4) AND Demam (di atas 39 derajat celcius) = “ya”
(G6) AND Bau mulut = “ya” (G7) AND Sakit saat
mengunyah = “ya” (G18)
2. Gusi Bengkak = “ya” (G5) AND Bau mulut = “ya”
(G7) AND Gusi berwarna merah tua (G8) AND Gusi
P2
rentan berdarah = “ya” (G9) AND Adanya
plak/karang gigi = “ya” (G10)
3. Mulut terasa kering = “ya” (G11) AND Sering
dehidrasi = “ya” (G12) AND Lapisan ledahh teras
P3
tebal = “ya” (G13) AND Cairan Ludah berkurang =
“ya” (G14)

75
Tabel 5.1 Unit Testing (Lanjutan)
Output yang Hasil
No Rule (aturan)
diharapkan Benr Salah
4. Cairan ludah berkurang = “ya” (G14) AND Adanya
benjolan abu-abu dan putih = “ya” (G15) AND Terrasa P4
luka dan pedih = “ya” (G16)
5 Gusi bengkak = “ya” (G5) AND Demam (suhu di atas 38
derajat celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut = “ya” (G7)
P5
Gigi terasa sakit = “ya” (G17) AND Sakit saat
mengunyah = “ya” (G18)
6. Gigi teras ngilu = “ya” (G1) AND Gigi terasa sensitive =
“ya” (G19) AND Bentuk gigi tampak terkikis = “ya” P6
(G20) AND Ngiu berkepenjangan = “ya” (G22)
7 Gigi terasa ngiu = “ya” (G1) AND Gigi terasa nyeri saat
makan/minum dingin dan panas = “ya” (G21) AND
P7
Ngilu berkepanjangan pada gigi = “ya” (G22) AND Gusi
menurun = “ya” (G23)

Untuk kelanjutan tabel pengujian unit testing dapat dilihat di Lampiran E.

5.2.2 Pengujian Blackbox


Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode
blackbox untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan 10 buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Detail hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran E.

Tabel 5.2 Spesifikasi Device Smartphone


Spesifikasi
Ukuran
Nama Smartphone RAM Versi Android Jaringan Procesor
layar
Device 1 Zenfone 3 5.2 Inch 4 Gb 8.0 Oreo 4G Snapdragon 625
Device 2 Zenfone Go 5 Inch 1 Gb 5.1 Lolipop 3G Intel

76
Tabel 5.2 Spesifikasi Device Smartphone (Lanjutan)
Nama Smartphone Ukuran Ram Versi Android Jaringan Procesor
layar
Device 3 Oppo F1 5 Inch 3 Gb 5.1 Lolipop 4G Mediatek
Device 4 Zenfone 2 5,5 Inch 2 Gb 5.1 Lolipop 4G Intel
6.0
Device 5 Redmi 4 prime 5,2 Inch 3 Gb 4G Snapdragon 625
Marsmallow
Device 6 Xiaomi A1 5,5 Inch 3 Gb 8.0 Oreo 4G Snapdragon 625
Device 7 Redmi 4x 5 Inch 3 Gb 7.0 Naugat 4G Snapdragon 450
Device 8 Xiaomi mi 5C 5 Inch 3Gb 7.0 Naugat 4G Sugeone
6.0
Device 9 Xiaomi redmi 4 5,5 Inch 3Gb 4G Snapdragon 625
marsmallow
Device
Vivo y21 4,5 Inch 1Gb 5,1 Lolipop 3G Quad-core
10

Tabel 5.3 Hasil Pengujian Blackbox Untuk Sistem Pakar Penyakit Gigi dan Mulut
Hasil pengujian Blackbox
Pengujian Blackbox sistem pakar penyakit gigi dan mulut
Nama Berhasil Gagal Tingkat keberhasilan
Device 1 6 0 100%
Device 2 6 0 100%
Device 3 6 0 100%
Device 4 6 0 100%
Device 5 6 0 100%
Device 6 6 0 100%
Device 7 6 0 100%
Device 8 6 0 100%
Device 9 6 0 100%
Device 10 6 0 100%
Rata-rata 100% 0% 100%

77
Tabel 5.3 merupakan hasil pengujian blackbox menggunakan 10 buah smartphone
yang berbeda. Dari tabel tersebut terlihat bahwa kebutuhan fungsional dari sistem
pakar untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut dengan tingkat keberhasilan 100%.

5.2.3 User Acceptance Test (UAT)


Pengujian sistem dengan metode User Acceptance Test (UAT) dilakukan pada
konteks penerimaan aplikasi oleh pihak terkait. Tujuan pengujan ini adalah agar dapat
mengetahui apakah aplikasi dapat digunakan secara baik tanpa kendala oleh pengguna.
Berikut daftar pertanyaan yang telah diajukan pada penelitian UAT terlihat pada Tabel
5.4 dan Tabel 5.5 hasil perhitungan pertanyaan responden terlihat di bawah ini.

Tabel 5.4 Bobot Nilai Angket Responden


Simbol Responden Bobot
A Sangat Setuju 4
B Setuju 3
C Sulit 2
D Sangat Sulit 1

Tabel 5.5 Daftar Pertanyaan User Acceptance Test (UAT)


No Pertanyaan A B C D
1 Apakah menurut anda aplikasi sistem pakar penyakit gigi
dan mulut ini mudah digunakan?
2 Apakah semua menu dapat di akses?
3 Apakah aplikasi dapat menampilkan informasi data penyakit
dengan baik?
4 Apakah tampilan dan desain aplikasi sudah menarik?
5 Apakah semua button dapat dipahami?
6
Apakah menurut anda aplikasi ini layak untuk diterapkan?

7 Apakah aplikasi sistem pakar ini dapat mendiagnosa


penyakit gigi dan mulut?

78
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Pertanyaan Responden
No. Pertanyaan Tingkat Penerimaan
1 Pertanyaan 1 95.00%
2 Pertanyaan 2 91.25%
3 Pertanyaan 3 95.00%
4 Pertanyaan 4 88.75%
5 Pertanyaan 5 88.75%
6 Pertanyaan 6 92.05%
7 Pertanyaan 7 100.00%
Rata-rata 93.03%

Berdasarkan hasil pengolahan data UAT didapat kesimpulan responden


pengguna menerima adanya aplikasi sistem pakar penyakit gigi dan mulut dengan
tingkat penerimaan 93.03%.

79
BAB VI
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembuatan sistem pakar diagnosa awal penyakit gigi dan
mulut yan telah diakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat dua fitur utama dalam aplikasi sistem pakar penyakit gigi dan mulut
ini, yaitu:
a. Lihat data penyakit, berisi data-data penyakit gigi dan mulut manusia berupa
nama penyakit, penyebab, dan cara penanganan yang tepat untuk penyakit.
b. Diagnosa penyakit gigi dan mulut.
2. Hasil unit test menunjukkan bahwa sistem pakar yang telah dibuat telah berhasil
melakukan inferensi terhadap rule-rule yang ada.
3. Hasil user acceptance test pada 20 resonden menunjukan tingkat penerimaan
pengguna adalah sangat baik yaitu 93.03.
4. Hasil uji blackbox pada 10 smartphone menunjukkan fitur-fitur sistem yang
dibuat berjalan dengan tingkat keberasilan 100%.
Berdasarkan hasil uji-uji tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pakar yang
telah dibuat dapat direkomendasikan untuk digunakan oleh masyarakat sebagai alat
bantu untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.

1.2 Saran
Untuk penelitian kedepan disaranan untuk meningkatkan kemampuan sistem
pakar ini menggunakan metode Certainty Factor agar sistem ini bisa mendiagnosa
suatu penyakit yang jawabannya tidak pasti untuk mendukung hasil jawaban diagnosa
yang lebih valid.

80
DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, Arnie Rintana. “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Umum Dan P3k
Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Android”. JUTISI. 5(3) 1275-
1284. 2016.
Arhami Muhammad. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta. Andi. 2005.
Arifin Jaenal. “Sistem Pakar Diagnosa penyakit Gigi dan Mulut Manusia
Menggunakan Knowladge Base System dan Certanty Factor”. Jurnal Ilmiah
Teknologi dan Informatika Asia (JITIKA). 10(2): 50-64. 2016.
Bata Emanuel Safirman, Purnomo Y Sigit dan Ernawati. “Sistem Pakar Berbasis
Mobile Mendiagnosa Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk”. Seminar nasional
Informatika. C25-C32. 2012.
Efraim Turban, Jay E.Aronson, dan Ting Peng Liang. Decision Support. Systems and
Intelligent Systems Jilid 1. New Jersey, Pearson. Education. 2005.
Hariyanto Bambang. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung, Informatika
Bandung. 2004.
Kristanto, Andri. Kecerdasan buatan. Yogyakarta, Graha ilmu. 2004.
Mulyani, Evi Dwi Sari, dan Febriani N Nelis. “Aplikasi Pakar Diagnosa Penyakit Gigi
Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Mobile”. Konferensi
Nasional Sistem & Informatika. 2017.
Mumpuni Yekti dan Pratiwi Erlita. 45 Masalah Dan Solusi Penyakit Gigi Dan Mulut.
Yogyakarta, Andi. 2013.
Nauli Sukarno Bahat dan Septian Anthhoni. “Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit
Gigi dan Mulut Menggunakan Forward Chaining”. Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Teknologi (SNITEK). 141-146. 2017.
Nugroho Adi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Dengan Metodologi.
Bandung, Informatika. 2005.
Nurzaman, Destiani Dini dan Dhamiri Dhami Johar. “Pembangunan Aplikasi Sistem
Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut Pada Manusia”. Jurnal
Algoritma. 9(2): 1-8. 2012
Pratiwi Dona dan Prosto. Gigi Sehat merawat gigi sehari hari. Jakarta. Kompas media
Nusantara. 2007.
Punamasari Endah, Almisri Khaira, Permana Inggih dan Dallimunthe Nurmaini.
“Mobile-Based Expert Reliant System Of Application Determining The Adequacy
Of Cows For Islamic Qurban Ritual Using Method Of Forward Chaining.
Journal of Theoretical & Applied Information Technology. 95(11) 2393-2405.
2017.
Ratih, Anbarini. http://news.unpad.ac.id/?p=15729 .Universitas Padjajaran. 12
Desember 2017.
Rozak Abdul. “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Dengan
Metode Forward Chaining Berbasis Web”. Journal Of Information And
Technology. 3(1): 79-83. 2015.
Rubino Dwijo, Puspitarini Erri Wahyu dan Misdram. “Rancang Bangun Aplikasi
Sistem Pakar Diagnosa Gigi dan Mulut Berbais Web”.Jurnal informatika
merdeka pasuruan. 1(1): 29-45. 2016.
Safaat Nazarudin. Pemograman Aplikasi Mobile Smatphone Dan Tablet Pc Berbasis
Android. Bandung. Informatika. 2012.
Sari Uci Indah, Permana Inggih dan Salisah Febi Nur. “Sistem Pendukung Keputusan
Berbasis Rule Untuk Pemilan Model Hijab”. Seminar Nasional Teknologi
Informasi, Komunkasi Dan Indutri (SNTIKI 9). 138-143. 2017.
Satzinger, Jackson, Burd. System Analisis and Design with the Unified Process. USA,
Cengage Learning. 2010.
Siswanto. Kecerdasan Tiruan. Yogyakarta. Graha ilmu. 2010.
Solikin, “Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi Dan
Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di Tk 01 Pertiwi
Karangbangun Karanganyar”.Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammdiya, Surakarta. 2013.
Sutojo T, Mulyanto Edy dan Suhartono. Kecerdasan Buatan. Semarang. Andi. 2010
Tarigan Rasinta. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta. Kedokteran EGC. 1995.
Turban E. Decision Support Systems and Intelligent Systems Edisi Bahasa Indonesia
Jilid 1. Yogyakarta. Andi, Yogyakarta. 2005.
Wibisono Waskitho dan Baskoro Fajar. “Pengujian Perangkat Lunak Dengan
Menggunakan Model Behavior UML”. JUTI. 1(1). 2002.
Yasin, Verdi. Rekayasa Perangkat Lunak Berbasis Objek. Jakarta, Mitra Wacana
Media. 2012.
Zakaria Kharismadhan. “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Gigi Dan Mulut
Menggunakan Metode Dhempster Shafer”. Seminar Informatika Aplikatif
Polinema. 175-178. 2015.
A-1
A-2
A-3
B-1
B-2
B-3
BUKTI WAWANCARA PAKAR

(Foto bersama Drg. Raagung Putra Amidin di Rumah Sakit UNRI)

Foto Bersama Drg. Putri Astari di Rumah Sakit Aulia

C-1
Foto Bersama Drg. Wahdiny di Klinik Herlinda

Chatting Whatsaap bersama Drg. Wahdiny

C-2
Chatting Whatsaap bersama Drg. Raagung Putra Armidin

C-3
Chatting Whatsaap bersama Drg. Putri Astari

C-4
Buku rekomendasi penyait gigi dan mulut oleh Drg. Wahdiny dan Drg. Daud Saidi

Buku referensi tentang penyakit gigi dan mulut, gejala, penyebab dan cara penanganannya.

C-5
Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi
Nama : Drg. Raagung Putra Armidin
Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 25 Febuari 1987
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Patin No. 8A
No Hp : 087885349087
Latar Belakang Pendidikan
A. Pendidikan Formal
- SD Swasta Pertiwi Medan
- SLTP Negeri 11 Medan
- SMAN 05 Pekanbaru
Pengalaman Kerja
1. Rumah Sakit Nusa 5 , Poli Gigi , Pekanbau
2. PTT Kemenkes tahun 2012/2013
3. Poli Gigi Rumah sakit Shunjni
4. Poli Gigi Rumah Sakit UNRI
Demikian dafar riwayat hidu ini kami buat dengan yang sebenarnya

D-1
Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi
Nama : Drg. Wahdiny
Tempat, Tanggal Lahir : Lhoksoumawe, 16 Juni 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Soebrantas, No. 31
No Hp : 085271066616
Latar Belakang Pendidikan
A. Pendidikan Formal
- SD Bhayangkari Pekanbaru
- SMPN 1 Pekanbaru
- SMAN 7 Pekanbaru
- FKG Universitas Baiturahma. Padang Panjang

Pengalaman Kerja
1. Klinik Pratama YLPI UIR, Jl. Kartama No 113
2. Klinik Yahya Medika, Jl. Bukit Barisan.
3. Klinik Herlinda. Jl. Soebrantas No 31.
Demikian dafar riwayat hidu ini kami buat dengan yang sebenarnya

D-2
Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi
Nama : Drg. Putri Astari
Tempat, Tanggal Lahir : Pekanbaru, 30 Agustus 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Limbungan No.62 Rumbai
No Hp : 08116659191
Latar Belakang Pendidikan
A. Pendidikan Formal
- SD – SMA Cendana Pekanbaru
- FKG Universitas Baiturrahma Padang Panjang (S1 & Profesi)

Pengalaman Kerja
1. Klinik Assyafni (2016 – Sekarang)
2. Aulia Hospital (2017 – Sekarang)
Demikian dafar riwayat hidu ini kami buat dengan yang sebenarnya

D-3
Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi
Nama : Drg. Daud Saidi
Tempat, Tanggal Lahir : Tnggerang, 21 Juli 1993
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Komplek. Griya Kulim mas, Jl. Kulim, Payung Sekaki
No Hp : 0821-7483-3594
Latar Belakang Pendidikan
A. Pendidikan Formal
- SDN 02 Serua Tanggerang Selatan
- SMPN 03 Ciputat Tanggerang Selatan
- SMAN 03 Tangsel
- Universitas Baiturrahmah , FKG
Pengalaman Kerja
1. Klinik Bira kasih Harapan raya
2. Praktek Dokter gigi, Jl. Asir putih
3. Perfect Smile, Jl. Soebrantas
Demikian dafar riwayat hidu ini kami buat dengan yang sebenarnya

D-4
FORM PENGUJIAN UNIT TESTING

Berikut ini Form pengujian Unit Testing aplikasi sistem pakar untuk diagnosa
awal penyakit gigi dan mulut yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Unit Testing Pada Rule Gejala Penyakit

Output yang Hasil


No Rule (aturan)
diharapkan Benar Salah
1 Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND Gigi terasa berdenyut =
”ya” (G2) AND kepala terasa pusing = ”ya” (G3) AND
Terdapat lubang pada gigi = “ya” (G4) AND Demam (diatas P1 √
39 derajat celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut = “ya” (G7)
AND Sakit saat mengunyah = “ya” (G18)
2. Gusi Bengkak = “ya” (G5) AND Bau mulut = “ya” (G7) P2
AND Gusi berwarna merah tua (G8) AND Gusi rentan

berdarah = “ya” (G9) AND Adanya plak/karang gigi = “ya”
(G10)
3. Mulut terasa kering = “ya” (G11) AND Sering dehidrasi = P3
“ya” (G12) AND Lapisan ledahh teras tebal = “ya” (G13) √
AND Cairan Ludah berkurang = “ya” (G14)
4. Cairan ludah berkurang = “ya” (G14) AND Adanya benjolan P4
abu-abu dan putih = “ya” (G15) AND Terrasa luuka dan √
pedih = “ya” (G16)
5 Gusi bengkak = “ya” (G5) AND Demam (suhu diatas 38 P5
derajat celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut = “ya” (G7)

Gigi terasa sakit = “ya” (G17) AND Sakit saat mengunyah =
“ya” (G18)

E-2
Tabel Form pengujian Unit Testing pada rule gejala penyakit (Lanjutan)

Output yang Hasil


No Rule (aturan)
diharapkan Benar Salah
6. Gigi teras ngilu = “ya” (G1) AND Gigi terasa sensitive =
“ya” (G19) AND Bentuk gigi tampak terkikis = “ya” (G20) P6 √
AND Ngiu berkepenjangan = “ya” (G22)
7 Gigi terasa ngiu = “ya” (G1) AND Gigi terasa nyeri saat
makan/minum dingin dan panas = “ya” (G21) AND Ngilu
P7
berkepanjangan pada gigi = “ya” (G22) AND Gusi menurun

= “ya” (G23)
8. Demam (suhu diatas 38 derajat celcius) = “ya” (G6) AND
Bau mulut = “ya” (G7) AND Gigi terasa sakit = “ya” (G17)
P8 √
AND Sakit setelah pencabutan gigi = “ya” (G24) AND Sakit
sampai kepala, telinga dan leher = “ya” (G25)
9. Gigi tidak sejajar = “ya” (G26) AND Perubahan pada wajah
= “ya” (G27) AND Tidak nyaman ketika mengunyah = “ya” P9 √
(G28) AND Cadel = “ya” (G43)
10 Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND Gigi terasa sensitiv =
“ya” (G19) AND Gigi tidak sejajar = “ya” (G26) AND
P10 √
Merasa tidak enak pada mulut = “ya” (G29) AND Gigi
longgar = “ya” (G30)
11 Lidah membesr = “ya” (G31) AND Nyeri pada lidah = “ya”
(G32) AND Perubahan warna pada lidah = “ya” (G33) AND
P11 √
Permukaan Lidah licin = “ya” (G34) AND Warna
permukaan lidah kemerahan = ”ya” (G35)
12. Gigi terlihat jarang-jarang = “ya” (G36) AND Gigi terlihat
tonggos kedepan = “ya” (G37) AND Ukuran gigi dan rahang
P12 √
tidak sesuai = “ya” (G38) AND Gigi sulung cpot sebelum
waktunya (premature) = “ya” (G44)

E-3
Tabel Form pengujian Unit Testing pada rule gejala penyakit (Lanjutan)

Output yang Hasil


No Rule (aturan)
diharapkan Benar Salah
13. Adanya bercak pada sudut bibir = “ya” (G39) AND Bercak
terasa gatal nyeri dan panas pada bibir = “ya” (G40) AND
P13 √
Bila diraba bercak terasa keras pada bibir = “ya” (G41) AND
kadang bercak juga bis berdarah pada bibir = “ya” (G42)
14 Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND Gigi terasa berdenyut =
”ya” (G2) AND kepala terasa pusing = ”ya” (G3) AND
Terdapat lubang pada gigi = “ya” (G4) AND Demam (diatas
39 derajat celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut = “ya” (G7) P1

AND Sakit saat mengunyah = “ya” (G18) AND Gusi P2
Bengkak = “ya” (G5) AND Bau mulut = “ya” (G7) AND
Gusi berwarna merah tua (G8) AND Gusi rentan berdarah =
“ya” (G9) AND Adanya plak/karang gigi = “ya” (G10)
15 Mulut terasa kering = “ya” (G11) AND Sering dehidrasi =
“ya” (G12) AND Lapisan ledahh teras tebal = “ya” (G13)
AND Cairan Ludah berkurang = “ya” (G14) AND Gusi P2

bengkak = “ya” (G5) AND Demam (suhu diatas 38 derajat P5
celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut = “ya” (G7) Gigi terasa
sakit = “ya” (G17) AND Sakit saat mengunyah = “ya” (G18)
16 Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND Gigi terasa sensitiv =
“ya” (G19) AND Gigi tidak sejajar = “ya” (G26) AND
Merasa tidak enak pada mulut = “ya” (G29) AND Gigi
longgar = “ya” (G30) AND Gigi terlihat jarang-jarang = “ya” P10

(G36) AND Gigi terlihat tonggos kedepan = “ya” (G37) P12
AND Ukuran gigi dan rahang tidak sesuai = “ya” (G38)
AND Gigi sulung cpot sebelum waktunya (premature) =
“ya” (G44)

E-4
Tabel Form pengujian Unit Testing pada rule gejala penyakit (Lanjutan)

Output yang Hasil


No Rule (aturan)
diharapkan Benar Salah
17 Lidah membesr = “ya” (G31) AND Nyeri pada lidah = “ya”
(G32) AND Perubahan warna pada lidah = “ya” (G33) AND
Permukaan Lidah licin = “ya” (G34) AND Warna
permukaan lidah kemerahan = ”ya” (G35) AND Adanya P11

bercak pada sudut bibir = “ya” (G39) AND Bercak terasa P13
gatal nyeri dan panas pada bibir = “ya” (G40) AND Bila
diraba bercak terasa keras pada bibir = “ya” (G41) AND
kadang bercak juga bis berdarah pada bibir = “ya” (G42)

E-5
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 1

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-6
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device1 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-7
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device2

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-8
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device2 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-9
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device3

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-10
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device3 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-11
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 4

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-12
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 4 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-13
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 5

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-14
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 5 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-15
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 6

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-16
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 6 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-17
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 7

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-18
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 7 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-19
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 8

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-20
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 8 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-21
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 9

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-22
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 9 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-23
FORM PENGUJIAN BLACK BOX

Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 10

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

1. Instalasi aplikasi Pemasangan aplikasi Aplikasi berhasil



pada perangkat terinstall
2 Membuka Aplikasi Klik icon aplikasi Aplikasi
menampilkan

tampilan utama
home yang berisi
Melihat menu data Klik menu data Aplikasi
3. penyakit penyakit menampilkan 13 √
penyakit
Klik button penyakit Aplikasi
menampilkan

informasi
penyakit

E-24
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 10 (Lanjutan)

Output yang Kriteria evaluasi hasil


No Kelas Uji Butir Uji
diharpkan Berhasil Tidak

4. Melihat menu Klik menu diagnosa Aplikasi √


diagnosa penyakit penyakit menampilkan
checkbox gejala
penyakit

Klik button detail Aplikasi √


menampilkan
informasi gejala

Klik button diagnosa Aplikasi √


menampilkan
hasil diagnosa

Klik button informasi Aplikasi √


penyakit menamilkan
informasi
penyakit
5. Melihat menu bantuan Klik menu bantuan Aplikasi √
menampikan
bantuan aplikasi
6. Melihat informasi Klik menu tentang Aplikasi
tentang menampilkan
informasi √
developer
aplikasi

E-25
E-26
E-27
E-28
E-29
E-30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hasbi Sidiq Arfajsyah lahir di Pekanbaru, pada tanggal 17 Maret 1996


sebagai anak kedua dari lima bersaudara dari Bapak Hasnor dan Ibu
Susi Eliiyanti.
Pengalaman pendidikan yang dilalui dimulai dari SDN 028 Hangtua
Ujung Pekanbaru Desa Kotobaru Kecamatan Singingi Hilir tahun
2002-2004, kemudian lanjut pendidikan di SDN 002 Kotobaru,
Singingi Hilir tahun 2004-2007. Dan menamatkan jenjang Sekolah
Dasar di SDN 002 kotobaru tahun 2008.
Pada tahun itu juga penulis melanjutkan Pendidikan di Pondok Pesantren Syafa’aturrasul Taluk
Kuantan dan tamat pada tahun 2011. Setamat dari Pondok Pesantren penulis melanjutkan
pendidikan berikutnya di SMAN 1 Singingi Hilir dan Lulus pada tahun 2014. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA RIAU), Fakultas Sains dan Tekonologi, Program
Studi S1 Sistem Informasi.
Selama menjalani pendidikan penulis memiliki beberapa riwayat prestasi dimulai dari masa
Pondok Pesantren penulis menjadi perwakilan untuk safari rhamadan bersama keluarga besar
Pondok Pesantren Syafa’aturrasul, menjadi pimpinan regu pramuka semasa di pondok pesanten,
dilanjutkan pada masa SMAN penulis menjadi anggota Drumband Sekolah, kemudian semasa
menjalani studi di perguruan tinggi, penulis mengikuti organisasi rohis Fu-Assalam di Fakultas
Sains dan Teknoloi, dan semasa kuliah juga pernah mengikuti lomba hackaton se Sumatra di
Universitas Andalas dan mendaptkan juara 3 juga dan juga mengikuti program Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Dumai Timur kelurahan Teluk Binjai, pada tahun 2017. Untuk menjalani komunikasi
dengan penulis baik diluar maupun didalam kampus dapat menghubungi kontak melalui media
sosial berikut, Fb : Hasbi Sidiq, IG : @hasbi_sidiq dan E-Mail : hasbisidiq0@gmail.com
Penulisan Tugas Akhir Berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
Berbasis Android menggunakan Metode Forward Chhaining”.

Anda mungkin juga menyukai