TUGAS AKHIR
oleh:
HASBI SIDIQ ARFAJSYAH
11453101695
Tugas akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum
dengan ketentuan bahwa hak cipta pada penulis. Referensi kepustakaan
diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan
seizin penulis dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan
sumbernya.
Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh tugas akhir ini harus
memperoleh izin dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan tugas akhir ini
untuk anggotanya diharapkan untuk mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal
pinjam.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan taufik, hidayah, ilmu pengetahuan, kesehatan dan kesempatan dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini adalah persembahan untuk kedua orangtuaku tercinta,
Ayahanda HASNOR dan Ibunda SUSI ELIYANTI
Yang selalu bersabar menemani, menanti, memberi support dan mendoakan
perjalanan anaknya untuk menjadi seorang Sarjana
yang ilmunya dapat bermanfaat bagi orang-orang di Sekitar.
Semoga Allah melimpahkan keberkahan, kesehatan dan umur yang panjang,
walau jasamu tak mampu terbalaskan,
aku berharap selalu bisa membahagiakanmu.
Untuk Abang Hakiki dan Adikku suci, habib, hanif yang tersayang,
serta Keluarga besar yang selalu memberikan doa, bantuan, semangat, dan
menjadi alasan kenapa ini harus diselesaikan.
Semoga Allah SWT selalu memberi kita kemudahan dalam menjalankan setiap
urusan, dilimpahkan taufik dan hidayahnya, Aamiin.
vi
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GIGI DAN
MULUT BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE
FORWARD CHAINING
ABSTRAK
Minimnya pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta terbatasnya jumlah dokter gigi yang ada di
Indonesia menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut
mereka. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat mengesampingkan upaya mencegah dan
mengobati penyakit gigi dan mulut. Oleh sebab itu penelitian ini membuat sistem pakar untuk
diagnosa awal penyakit gigi dan mulut, sehingga dapat membantu masyarakat untuk mengetahui
tentang penyakit gigi dan mulut yang sedang di deritanya serta dapat mengatasi permasalahan
kelangkahan pakar gigi dan mulut. Basis pengetahuan sistem ini dibuat dalam bentuk aturan if-then.
Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining. Platform yang digunakan adalah
Android. Jenis penyakit yang bisa didiagnosa oleh sistem ini berjumlah 13 penyakit. Hasil uji
blackbox menunjukkan fitur-fitur sistem yang dibuat berjalan dengan tingkat keberasilan 100%.
Hasil unit test menunjukkan bahwa sistem telah berhasil melakukan inferensi dengan benar. Hasil
user acceptance test menunjukan tingkat penerimaan pengguna adalah sangat baik yaitu 93.03%.
Berdasarkan hasil uji-uji tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pakar yang telah dibuat dapat
direkomendasikan untuk digunakan oleh masyarakat sebagai alat bantu untuk diagnosa awal
penyakit gigi dan mulut.
vii
EXPERT SYSTEM DIAGNOSIS DENTAL AND DYNAMIC
DISEASES BASED ON ANDROID USING FORWARD
CHAINING METHOD
ABSTRACT
The lack of oral and dental health knowledge and the limited number of dentists present in Indonesia
has resulted in low public awareness of their oral and dental health. This condition makes some
people put aside efforts to prevent and treat dental and mouth disease. Therefore, this research
makes expert system for early diagnosis of tooth and mouth disease, so it can assist people to know
about dental and mouth disease which is in suffering and could overcome the problem of dental
expert of tooth and mouth. The knowledge base of this system is made in the form of an if-then rule.
The inference method used is forward chaining. The platform used is Android. The types of diseases
that can be diagnosed by this system amount to 13 diseases. Blackbox test results show the features
of the system created running with a 100% success rate. The unit test results indicate that the system
has successfully made the inference correctly. The result of user acceptance test shows the user
acceptance level is very good that is 93.03%. Based on the results of these tests it can be concluded
that expert systems that have been made can be recommended for use by the community as a tool
for early diagnosis of dental and oral diseases.
.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamudulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
sekaligus penulisan laporan tugas akhir ini. Shalawat beserta salam tidak lupa
penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan mengucapkan
“Allahummasolli ‘alamuhammad, wa’alaalimuhammad” yang telah menjadi suri
tauladan yang baik bagi kita semua.
Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu prasyarat untuk memenuhi
persyaratan akademis dalam rangka meraih gelar kesarjanaan di Program Studi
Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA RIAU). Selama menyelesaikan tugas akhir ini,
penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari banyak
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan do’a kepada:
ix
6. Bapak T. Khairil Ahsyar, S.Kom., M.Kom sebagai dosen penguji I (Satu)
dan bapak M. Afdal ST., M.Kom sebagai dosen penguji II (Dua) tugas akhir
yang telah memberi masukan berupa kritik dan saran yang membangun
sehingga mendekati kesempurnaan pada Laporan Tugas Akhir ini.
7. Bapak Tengku Khairil Ahsyar, S.Kom., M.Kom sebagai Koordinator Tugas
Akhir Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bang Andre Oktora dan
Ozi Saputra yang membantu dalam administrasi pengurusan Tugas Akhir
ini.
8. Drg. Wahdiny, Drg. Raagung Putra Armidin, Drg. Putri Astari, Drg. Daud
Saidi sebagai pakar gigi dan mulut.
9. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Hasnor dan Ibunda Susui Eliyanti yang
telah memberikan semangat, motivasi, do’a setiap waktu, dan dukungan
materil maupun dukungan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
10. Teman terbaik yang sama-sama berjuang untuk terkhususnya teman kos Cs
deen, keluarga Vanghola: Egi Ilham, Hadnan Hardiansyah, Wahyudi bayu
putra, Risun Hidayat, Anggi prataman, Novran Rafindo, Achmad Harpin,
Afridol, Evi Yandri yang telah banyak memberi semangat, pembangkit tawa
selama masa perkuliahan dan selama penyelesaian tugas akhir ini. Thanks
for all.
11. Teman teman keluarga SIF A’14 yang sama-sama berjuang untuk wisuda,
memberi pengalaman setiap harinya dari awal perkuliahan, tetap semangat,
rajin, optimis, dan pastinya tetap kompak dengan “kurang piknik-nya”.
12. Teman-teman satu pembibing yang sama-sama berjuang terhususnya kak
winda, kak mila, kak dewi, gusni rahayu, bang nofan, bang fadil, bang feri
dan teman- teman yang tidak bisa disebutkan nama nya satu persatu, tetap
semangat dalam menapai cita-cita yang duu pernah di harapkan. Semangat
berjuang.
x
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL .............................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. v
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 4
1.4 Tujuan .......................................................................................... 5
1.5 Manfaat ........................................................................................ 5
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pakar ................................................................................ 7
2.1.1 Keuntungan Sistem Pakar .................................................. 8
2.1.2 Kekurangan Sistem Pakar .................................................. 10
2.1.3 Ciri-Ciri Sistem Pakar ........................................................ 10
2.1.4 Permasalahan Aplikasi Sistem Pakar ................................. 10
2.1.5 Konsep Dasar Sistem Pakar ............................................... 11
2.1.6 Struktur Sistem Pakar......................................................... 13
2.1.7 Fitur-Fitur Sistem Pakar ..................................................... 15
xii
2.2 Android ........................................................................................ 17
2.3 Teknik Inferensi .......................................................................... 18
2.4 Forward Chaining ...................................................................... 18
2.5 Unifield Modeling Language (UML) .......................................... 18
2.5.1 Use case Diagram .............................................................. 18
2.5.2 Activity Diagram ................................................................ 19
2.6 Model Waterfall........................................................................... 20
2.7 Blackbox Testing ......................................................................... 22
2.8 User Acceptance Test (UAT) ...................................................... 23
2.9 Unit Testing… ............................................................................. 23
2.10 Gigi… .......................................................................................... 23
2.11 Penyakit Gigi dan Mulut… ......................................................... 23
2.12 Penelitian Terdahulu .................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengembangan Basis Pengetahuan.............................................. 36
3.1.1 Penetuan Pakar ................................................................... 36
3.1.2 Penetuan Metode ................................................................ 36
3.1.3 Akuisisi Pengetahuan Pakar ............................................... 36
3.1.4 Pembentukan Basis Pengetahuan ....................................... 37
3.1.5 Evaluasi Basis Pengetahuan ............................................... 37
3.2 Pengembangan Aplikasi ............................................................. 37
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ........................................ 39
4.2 Analisis Sistem Usulan ................................................................ 41
4.2.1 Analisa Masalah. ................................................................ 41
4.2.2 Analisa Kebutuhan…………………………………….. ... 41
4.3 Analisis Basis Pengetahuan ......................................................... 43
4.3.1 Penyakit Gigi dan Mulut. ................................................... 43
4.3.2 Gejala Awal Penyakit Gigi dan Mulut. .............................. 44
4.3.3 Basis Pengetahuan Relasi Gejala dan Penyakit ................. 44
4.4 Teknik Inferensi........................................................................... 46
xiii
4.5 Kebutuhan Fungsional ................................................................. 52
4.5.1 Skenario Usecase Diagram. ............................................... 53
4.5.2 Activity Diagram. ............................................................... 56
4.6 Rancang Antar Muka (Interface)................................................. 58
4.6.1 Struktur Menu Aplikasi. ..................................................... 58
4.6.2 Tampilan Halaman Home. ................................................. 60
4.6.3 Tampilan Halaman Data Penyakit. .................................... 61
4.6.4 Tampilan Halaman Diagnosa Penyakit. ............................. 62
4.6.5 Tampilan Hasil Diagnosa. .................................................. 65
4.6.6 Tampilan Halaman Bantuan............................................... 66
4.6.7 Tampilan Halaman Tentang Aplikasi. ............................... 67
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
5.1 Implementasi Sistem ................................................................... 69
5.1.1 Struktur Menu Aplikasi. ..................................................... 69
5.1.2 Struktur Menu Aplikasi. ..................................................... 69
5.2 Pengujian Sistem ......................................................................... 74
5.2.1 Unit Testing…..……. ......................................................... 74
5.2.2 Blackbox Testing….. .......................................................... 74
5.2.3 User Acceptance Test (UAT)…… ..................................... 76
BAB VI PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 80
5.2 Saran ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar ....................................................................... 8
2.2 Komponen Sistem Pakar............................................................................ 13
2.1 Model Waterfall ......................................................................................... 22
2.4 Gigi Berlubang .......................................................................................... 24
2.5 Radang Gusi............................................................................................... 25
2.6 Abrasi Gigi................................................................................................. 25
2.7 Abses Gigi .................................................................................................. 26
2.8 Lidah Putih................................................................................................. 27
2.9 Sariawan .................................................................................................... 27
2.10 Glositis ....................................................................................................... 28
2.11 Gigi Sensitif ............................................................................................... 29
2.12 Alveolar Osteitis ........................................................................................ 29
2.13 Maloklusi ................................................................................................... 30
2.14 Gigi Berjejal............................................................................................... 31
2.15 Resesi Gusi................................................................................................. 31
2.16 Cheilitis ...................................................................................................... 32
3.1 Metodologi Penelitian ................................................................................ 35
4.1 Flowchart Sistem Sedang Berjalan ........................................................... 40
4.2 Flowchart Sistem Usulan .......................................................................... 42
4.3 Use case Diagram...................................................................................... 52
4.4 Activity Diagram Data Penyakit ................................................................ 56
4.5 Activity Diagram Diagnosa Penyakit......................................................... 57
4.6 Activity Diagram Bantuan ......................................................................... 57
4.7 Activity Diagram Tentang.......................................................................... 58
4.8 Rancang Struktur Menu Aplikasi .............................................................. 59
4.9 Tampilan Halaman Home .......................................................................... 60
4.10 Tampilan Halaman Data Penyakit ............................................................. 61
4.11 Tampilan Halaman Diagnosa Penyakit ..................................................... 62
xv
4.12 Tampilan Halaman Hasil Diagnosa Penyakit ............................................ 65
4.13 Tampilan Halaman Bantuan ...................................................................... 66
4.14 Tampilan Halaman Tentang Aplikasi ........................................................ 67
5.1 Tampilan Halaman Home .......................................................................... 70
5.2 Tampilan Menu Data Penyakit .................................................................. 71
5.3 Tampilan Menu Diagnosa Penyakit........................................................... 72
5.4 Tampilan Menu Bantuan ........................................................................... 73
5.4 Tampilan Menu Tentang............................................................................ 74
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbandingan Pakar dan Sistem Pakar ...................................................... 8
2.2 Perbedaan Sistem Konvesional dan Sistem Pakar ..................................... 16
2.3 Simbol Activity Diagram ........................................................................... 19
2.4 Simbol Use case Diagram ......................................................................... 20
2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 33
3.1 Daftar Pakar ............................................................................................... 37
4.1 Jenis Penyakit Gigi dan Mulut ................................................................... 43
4.2 Daftar Gejala Penyakit Gigi dan Mulut ..................................................... 44
4.3 Relasi Antara Penyait dan Gejala .............................................................. 45
4.4 Rule/Aturan ................................................................................................ 47
4.5 Rule/Aturan Secara Umum ........................................................................ 49
4.6 Skenario Data Penyakit.............................................................................. 53
4.7 Skenario Diagnosa Penyakit ...................................................................... 54
4.8 Skenario Bantuan ....................................................................................... 45
4.9 Skenario Tentang ....................................................................................... 55
4.10 Keterangan Gambar Tampilan Home ........................................................ 60
4.11 Keterangan Gambar Tampilan Menu Data Penyakit ................................. 62
4.12 Keterangan Gambar Tampilan Menu Diagnosa Penyakit ......................... 62
4.13 Daftar Gejala .............................................................................................. 63
4.14 Keterangan Gambar Hasil Diagnosa ......................................................... 66
4.15 Keterangan Gambar Menu Bantuan .......................................................... 67
4.16 Keterangan Gambar Menu Tentang........................................................... 68
5.1 Unit Testing ............................................................................................... 75
5.2 Spesifikasi Device Smartphone ................................................................. 76
5.3 Hasil Pengujian Blackbox .......................................................................... 77
5.4 Bobot Nilai Angket Responden ................................................................. 78
5.5 Daftar Pertanyaan User Acceptance Test (UAT)....................................... 78
5.6 Hasil Perhitungan Pertanyaan .................................................................... 78
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A Surat Keterangan Wawancara................................................................. A-1
B Hasil Wawancara .................................................................................... B-1
C Bukti Wawancara.................................................................................... C-1
D Riwayat Pakar ......................................................................................... D-1
E Hasil Pengujian ....................................................................................... E-1
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
2
mulut (Nauli dan Septian, 2017; Rubino, 2015). Sehingga aplikasi sistem pakar yang
dibuat oleh penelitian sebelumnya menjadi kurang aplikatif karena tetap harus bertemu
dengan dokter untuk diagnosa awal. Sedangkan pada penelitian ini, penyakit-penyakit
yang dipilih adalah penyakit-penyakit yang benar-benar bisa didiagnosa awal oleh
orang awam berdasarkan gejala-gejala yang tersedia, seperti penyakit: (1) karies gigi;
(2) gingivitis; (3) lidah putih; (4) stomatitis; (5) abses gigi; (6) abrasi gigi; (7) gigi
sensitive; (8) alveolar osteitis (9) maloklusi; (10) resesi gusi; (11) glositis; (12)
crowded; dan (13) cheilitis. Sehingga aplikasi sistem pakar yang dihasilkan benar-
benar aplikatif dan bisa digunakan oleh orang awam.
Pada penelitian ini, aplikasi sistem pakar dibuat berbasis mobile dengan
platform yang digunakan adalah android. Aplikasi dibuat berbasis mobile agar aplikasi
yang dibuat bisa digunakan kapan saja dan dimana saja. Platform android dipilih
karena pengguna smartphone yang ada di Indonesia pada tahun 2018 di perkirakan
mencapai lebih dari 100 juta jiwa dengan penduduk 250 juta jiwa yang ada (Kominfo,
2015). Selain itu, aplikasi sistem pakar berbasis mobile dengan platform android, telah
berhasil dibuat untuk berbagai bidang, seperti: (1) fashion (Sari dkk, 2017); (2)
penyakit hewan (Purnamasari dkk, 2017); (3) penyakit gigi (Mulyani dan Febriani,
2017); (4) penyakit umum (Alfiansyah dan Arnie, 2016); dan (5) penyakit nyamuk
(Bata dkk, 2012).
Metode inferensi yang digunakan pada penelitian ini adalah forward chaining.
Metode inferensi ini adalah forward chaining adalah teknik inferensi yang didasari
dengan fakta-fakta yang diketahui, kemudian mencocokan fakta-fakta tersebut dengan
aturan if-then (Sutojo dkk, 2011). Metode ini dipilih karena telah berhasil digunakan
pada berbagai kasus sistem pakar, seperti: (1) penyakit hewan (Purnamasari dkk,
2017); (2) fashion (Sari dkk, 2017); dan (3) penyakit gigi (Mulyani dan Febriani, 2017);
(4) penyakit umum (Alfiansyah dan Arnie, 2016); dan (5) penyakit nyamuk (Bata dkk,
2012).
3
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya. Tugas akhir ini penulis
mengangkat judul Sistem Pakar Untuk Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
Berbasis android Menggunakan Metode Forward Chaining.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan, maka
dapatlah sebuah rumusan masalah yaitu bagaimana merancang dan membangun sistem
pakar diagnosa awal penyakit gigi dan mulut berbasis android menggunakan metode
forward chaining.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Membuat basis pengetahuan dalam bentuk aturan if-then untuk diagnosa
awal penyakit gigi dan mulut.
2. Menerapkan basis pengetahuan tersebut dalam sebuah aplikasi sistem pakar
berbasis android.
5
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
Pada bab IV akan membahas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam
analisa dan perancangan sistem pakar berbasis rule untuk diagnosa awal
penyakit gigi dan mulut.
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Dalam bab ini berisi tentang hasil implementasi dan pengujian dari sitem pakar
berbasis rule untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai pembuatan sistem pakar
diagnosa awal penyakit gigi dan mulut berbasis web.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Mesin Inferensi
Keahlian
Sistem Pakar
8
Sementara kemampuan sistem pakar di antaranya adalah:
1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya.
2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang digunakan
untuk sampai kejawaban yang dikehendaki.
3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran yang baru ke dalam otaknya.
Menurut Arhami (2005), ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem
pakar diantaranya adalah:
1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.
2. Meningkatkan output yang produktivitas.
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.
4. Meningkatkan penyelesaian masalah panduan pakar, penerangan sistem pakar.
5. Meningkatkan reabilitas.
6. Memberikan respon yang cepat.
7. Merupakan panduan yang cerdas.
8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung
ketidakpastian.
9. Basis data cerdas, bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses basis
data dengan cara cerdas.
Menurut Arhami (2005), selain keuntungan di atas, seperti halnya sistem
lainnya juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah:
1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu
bisa didapatkan dengan mudah, karena kadang kala pakar dari masalah yang
kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang pendekatan yang dimiliki oleh
seorang pakar berbeda-beda.
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengambangan
dan pemeliharaannya.
3. Kadang sistem tidak dapat membuat keputusan.
9
4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak
sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti
sebelum digunakan. Dalam hal ini manusia tetap menjadi faktor dominan.
10
5. Planning: Merencanakan tindakan.
6. Monitoring: Membandingkan hasil pengamatan dengan proses perencanaan.
7. Debugging: Menentukan penyelesaian dari kesalahan sistem.
8. Reparasi: Melaksanakan rencana perbaikan.
9. Instruction: Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan pelajar.
10. Control: Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan sistem.
11
a. Mengenali dan memformulasikan permasalahan.
b. Memecahkan permasalahan secara cepat dan tepat.
c. Menerangkan pemecahannya.
d. Belajar dari pengalaman.
e. Merestrukturisasi pengetahuan.
f. Memecahkan aturan-aturan.
g. Menentukan relevansi.
3. Pemindahan kepakaran
Tujuan dari sistem pakar adalah memindahkan kepakaran dari seorang pakar ke
dalam komputer, kemudian ditransfer kepada yang lain yang bukan pakar.
Proses ini melibatkan empat kegiatan:
a. Akuisisi pengetahuan (dari pakar atau sumber lain).
b. Representasi pengetahuan (pada komputer).
c. Inferensi pengetahuan.
d. Pemindahan pengetahuan kepengguna.
4. Inferensi
Sebuah prosedur yang mempunyai kemampuan dalam melakukan penalaran.
Inferensi ditampilkan pada suatu komponen yang disebut mesin inferensi yang
mencakup prosedur-prosedur mengenai pemecahan masalah. Semua
pengetahuan dimiliki oleh pakar disimpan didalam basis pengetahuan oleh
sistem pakar. Tugas mesin inferensi adalah mengambil kesimpulan berdasarkan
basis pengetahuan yang dimiliknya.
5. Aturan-Aturan (Rule)
Kebanyakan sistem pakar komersial adalah sistem pakar yang berbasis rule-
(rulebased systems), yaitu pengetahuan disimpan terutama dalam bentuk rule,
sebagai prosedur-prosedur pemecah masalah.
6. Kemampuan Menjelaskan
Fasilitas lain dari sistem pakar adalah kemampuannya untuk menjelaskan saran
atau rekomendasi yang diberikannya. Penjelasan dilakukan dalam subsistem
12
yang disebut subsistem penjelasan (explanation). Bagian dari sistem ini
memungkinkan sistem untuk memeriksa penalaran yang dibuatnya sendiri dan
menjelaskan operasi-operasinya.
13
Keterangan:
1. Akuisisi Pengetahuan
Pada subsitem ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari seorang
pakar dengan cara merekayasa pengetahuan agar bisa diproses oleh komputer
dan menaruhnya ke dalam basis pengetahuan dengan format tertentu (dalam
bentuk representasi pengetahuan). Sumber bisa diperoleh dari pakar, buku,
dokumen multimedia, basis data, laporan riset khusus, dan informasi yang
terdapat di web.
2. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan untuk
memahami, memformulasikan, dan menyelesaikan masalah. Basis
pengetahuan terdiri dari dua elemen dasar, yaitu: fakta dan rule.
3. Mesin Inferensi
Adalah sebuah program yang berfungsi untuk memandu proses penalaran
terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang ada,
manipulasi dan mengarahkan kaidah model, dan fakta yang disimpan dalam
basis pengetahuan untuk mencapai solusi dan kesimpulan. Dalam prosesnya,
mesin inferensi menggunakan strategi pengendalian, yaitu strategi yang
berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran. Ada tiga
teknik pengendalian yang digunakan, yaitu forward chaining, backward
chaining, dan gabungan dari kedua teknik tersebut.
4. Daerah kerja
Untuk merekam hasil sementara yang akan dijadikan sebagai keputusan dan
menjelaskan sebuah masalah yang sedang terjadi, sistem pakar membutuhkan
Blackboard, yaitu area memori yang berfungsi sebagai basis data. Terdapat tiga
tipe keputusan yang dapat direkam pada blackboard, yaitu:
a. Rencana: bagaimana menghadapi masalah.
b. Agenda: aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.
c. Solusi: calon aksi yang akan dibangkitkan.
14
5. Antar Muka Pengguna
Digunakan sebagai media komunikasi antara pengguna dan sistem pakar.
Komunikasi ini paling bagus bila disajikan dalam bahasa alami dan dilengkapi
dengan grafik, menu, dan formulir elektronik. Pada bagian ini terjadi dialog
antar pengguna dan sistem pakar.
6. Subsistem Penjelasan (Justifier)
Berfungsi memberi penjelasan kepada pengguna, bagaimana suatu kesimpulan
diambil. Kemampuan seperti ini sangat penting bagi pengguna untuk
mengetahui proses pemindahan keahlian pakar maupun dalam pemecahan
masalah.
7. Sistem Perbaikan Pengetahuan
Kemampuan memperbaiki pengetahuan dari seorang pakar diperlukan untuk
menganalisis pengetahuan, belajar dari kesalahan masa lalu, kemudian
memperbaiki pengetahuannya sehingga dapat dipakai pada masa mendatang.
Kemampuan evaluasi seperti itu diperlukan oleh program agar dapat
menganalisis alasan-alasan kesuksesan dan kegagalannya dalam mengambil
keputusan. Dengan cara ini basis pengetahuan yang lebih baik dan penalaran
yang lebih efektif akan dihasilkan.
8. Pengguna
Pada umumnya pengguna sistem pakar bukanlah seorang pakar yang
membutuhkan solusi, saran, atau pelatihan dari berbagai permasalahan yang
ada.
2.1.7 Fitur-Fitur Sistem Pakar
Sistem pakar harus mempunyai fitur sebagai berikut (Turban dkk, 2005):
1. Keahlian: sistem pakar harus memiliki keahlian yang akan memungkinkan
sistem membuat keputusan tingkat pakar. Sistem harus menampilkan performa
pakar dan kekuatan yang cukup.
15
2. Pertimbangan simbolik: dasar pemikiran kecerdasan tiruan adalah
menggunakan pertimbangan simbolik daripada perhitungan matematasi. Hal ini
juga berlaku pada sistem pakar. Jadi, pengetahuan harus direpresentasikan
secara simbolik, dan mekanisme pertimbangan primer juga harus simbolik.
Mekanisme pertimbangan simbolik biasa menyertakan backward chaining dan
forward chaining.
3. Deep knowledge: berkaitan dengan tingkat keahlian dalam basis pengetahuan.
Basis pengetahuan harus berisi pengetahuan kompleks yang tidak mudah
diperoleh dari nonpakar.
4. Self knowledge: sistem pakar harus dapat menganalisis pertimbangannya
sendiri dan menjelaskan mengapa dicapai suatu kesimpulan. Kebanyakan pakar
memiliki kemampuan pembelajaran yang sangat kuat yang memungkinkan
mereka memperbarui secara konstan pengetahuannya. Sistem pakar juga harus
dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalannya dari sumber pengetahuan lain.
Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi. Kebayakan sistem
pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka untuk merepresentasikan dan
menyimpan pengetahuannya. Sistem pakar generasi kedua jauh lebih fleksibel dalam
mengadopsi banyak representasi pengetahuan dan metode pengembangan. Sistem
tersebut dapat di integrasikan jaringan syaraf dengan inferensi berbasis aturan untuk
mencapai performa keputusan yang lebih tinggi. Untuk perbandingan antara sistem
konvensional dan sistem pakar menurut Turban dkk (2005), dapat dilihat pada Tabel
2.2.
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Konvesional dan Sistem Pakar
Sistem Konvensional Sistem Pakar
Basis pengetahuan secara nyata dipisahkan dari
Informasi dan pengolahannya biasanya
mekanisme pengolahan inferensi (misalnya,
digabungkan dalam satu program berurutan.
aturan pengetahuan dipisahkan dari kontrol).
Program tidak melakukan kesalahan (programer
Program dapat membuat kesalahan.
atau pengguna yang membuat kesalahan).
Biasanya tidak menjelaskan mengapa data input
Penjelasan adalah bagian dari sebagian besar
diperlukan atau bagaimana kesimpulan
sistem pakar.
dihasilkan.
16
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Konvesional dan Sistem Pakar (Lanjutan)
Sistem Konvensional Sistem Pakar
Memerlukan semua data input. Berfungsi tidak Tidak memerlukan semua fakta awal. Biasanya
tepat jika ada data yang hilang kecuali juka telah dapat tiba pada kesimpulan yang masuk akal
dirancang demikian. sekalipun ada fakta yang hilang.
Perubahan dalam program sangat membosankan
(kecuali dalam Decisian Support Systems Perubahan dalam aturan mudah dilakukan.
(DSS)).
Sistem dapat beroperasi dengan hanya sedikit
Sistem beroperasi hanya jika telah lengkap.
aturan (seperti dalam prototipe pertama).
Eksekusi dilakukan pada bisnis algoritma Eksekusi dilakukan menggunakan heuristik dan
langkah demi langkah. logika.
Manipulasi efektif pada basis pengetahuan
Manipulasi efektif pada database besar.
besar.
Representasi dan penggunaan data Representasi dan penggunaan pengetahuan.
Efisiensi biasanya menjadi tujuan utama.
Efektivitas adalah tujuan utama.
Efektifitas penting hanya untuk DSS.
Mudah menangani data kuantitatif. Mudah menangani data kualitatif.
Mendistribusikan, memperbesar, dan
Menyerap, memeperbesar, dan mendistribusikan
mendistribusikan akses ke penilaian atau
akses ke data atau informasi numerik.
pengetahuan.
Terdapat beberapa alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar
(Turban dkk, 2005). Pertama, pakar diperusahaan tersebut bisa pensiun atau keluar.
Sistem pakar adalah alat yang luar biasa untuk mempertahankan pengetahuan
profesional yang penting terhadap persaingan. Kedua, pengetahuan tertentu perlu
didokumentasikan atau dianalisis. Sistem pakar adalah alat yang sangat bagus untuk
mendokumentasikan pengetahuan profesional untuk analisis atau perbaikan. Ketiga,
pendidikan dan pelatihan adalah hal yang penting tetapi merupakan tugas yang sulit.
Sistem pakar adalah alat yang bagus untuk pelatihan pegawai baru dan penyebaran
pengetahuan dalam organisasi. Akhirnya sering kali langka dan mahal. Sistem pakar
memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya yang rendah.
2.2 Android
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux
yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan
platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka (Safaat,
2012).
17
2.3 Teknik Inferensi
Inferensi atau pelacakan adalah sebuah prosedur (program) yang memiliki
kemampuan dalam melakukan penalaran. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen
yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur-prosedur tentang pemecahan
masalah. Semua pengetahuan yang dimiliki oleh pakar disimpan pada basis
pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas dari mesin inferensi yaitu mengambil
kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang dimilikinya (Sutojo dkk, 2011).
18
adalah “apa” yang diperbuat dalam sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case
mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use case
menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya
(Yasin, 2012). Berikut adalah gambaran simbol usecase diagram yang bisa dilihat di
Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Simbol Use case Diagram
Simbol Keterangan
19
Tabel 2.4 Simbol Activity Diagram (Yasin, 2012)
Simbol Keterangan
Titik awal.
Titik akhir.
Activity.
Tanda waktu.
Tanda penerimaan.
20
tim proyek menganalisis, mendefinisikan dan memahami secara menyeluruh
masalahnya beserta kebutuhan untuk selanjutnya dicari solusi. Setelah masalah
dipahami dan didapatkan tahap selanjutnya adalah desain. Sistem ini kemudian
dibangun, dikembangkan dan di implementasikan, beberapa tahapan dalam SDLC
model air terjun ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Fase Perencanaan (Project Planning Phase)
Kegiatan awal dari SDLC yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkup
sistem yang baru dan rencana dari suatu proyek.
2. Fase Analisis (Analysis Phase)
Analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk identifikasi dan evaluasi
permasalahan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan perbaikan.
3. Fase Design (Design Phase)
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang berfokus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur
perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Menurut
Rosa dan Shalahuddin (2011), tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat
lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi.
4. Fase Implementasi (Implementation Phase)
Segala bentuk masukan input yang dilakukan dari desain sistem, sistem yang
telah dikembangkan menjadi sebuah program yang disebut dengan unit, yang
mana berhubungan dengan tahapan selanjutnya. Dari tiap-tiap unit tersebut
dikembangkan dan di uji coba untuk mengetahui fungsi yang berkaitan dengan
unit tersebut.
Berikut ini adalah bentuk alur pengembangan sistem menggunakan model
waterfall menurut Turban dkk (2005), yang bisa dilihat di Gambar 2.3.
21
Kebutuhan
Perencanaan
Analisis
Desain
Implementasi
Sistem
22
2.8 User Acceptance Test (UAT)
User Acceptance Test (UAT) merupakan bagian kesepakatan resmi antara
pembeli dan pengembang. Pengujian ini membenuk metode sederhana dan empiris
untuk memutuskan apakah program memadai. Pengujian ini dapat dilihat sebagai
bagian dan spesifikasi perangkat lunak. Program yang tida lolos semua pengujan ini
berarti tidak memenuhi semua spesifikasi (Hariyanto, 2004).
2.9 Unit Testing
Pengujian Unit Testing adalah pengujian yang difokuskan pada unit terkecil
dari program. Pengujian ini di dasarkan pada informasi dari deskripsi perancangan
detail perangkat lunak (Wibisono dan Baskoro, 2002). Pada umumnya pengujian ini
dilakukan secara whitebox dan source code based testing dengan melakukan
pengecekan jalur khusus pada struktur kendali modul untuk meyakinkan kelengkapan
cakupan dan deteksi maksimum kesalahan (Wibisono dan Baskoro, 2002).
2.10 Gigi
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi pada
rahang atas dan rahang bawah, lidah serta saluran penghasil air ludah. Kalau
diperhatikan sebuah gigi diluar mulut maka dapat kita bagi gigi tersebut atas tiga
bagian:
1. Mahkota gigi.
2. Akar gigi.
3. Leher gigi, yang terletak diantara kedua bagian tersebut di atas.
Pada keadaan normal, hanya mahkota gigi sajalah merupakan bagian yang
kelihatan di dalam mulut. Bagian-bagian lain tertutup oleh gusi dan tertanam didalam
tulang rahang (Tarigan, 1995).
23
dan mulut. Tetapi pada saat ini penuls membatasi pada penyakit gigi dan mulut pada
manusia yang hanya bisa di diagnosa awal.
1. Gigi Berlubang
Gigi berlubang adalah kerusakan permanen pada area permukaan gigi yang
keras yang umumnya berkembang menjadi lubang kecil tak kasat mata. Gigi
berlubang, juga disebut kerusakan gigi atau karies, disebabkan oleh kombinasi
berbagai faktor, termasuk bakteri di mulut, sering ngemil, mengonsumsi
minuman manis, dan tidak membersihkan gigi dengan baik. Gigi berlubang
terlihat pada Gambar 2.4.
24
Gambar 2.5 Radang gusi (sumber: radanggusi.com)
Gejala radang gusi yaitu:
a. Gusi yang bengkak.
b. Perubahan warna gusi menjadi merah tua.
c. Gusi yang rentan mengalami perdarahan, misalnya saat menyikat gigi.
d. Bau mulut.
e. Gusi yang mengerut.
Penyebab utama radang gusi/gingivitis adalah penumpukan plak. Plak
terbentuk dari kumpulan bakteri dan sisa-sisa makanan yang menempel pada
permukaan gigi.
3. Abrasi Gigi
Abrasi gigi adalah hilangnya struktur gigi akibat dari keasaman mekanik yang
abnormal. Abrasi gigi disebabkan oleh gesekan terhadap gigi yang terlalu kuat.
dan terus menerus. Gambar abrasi gigi terlihat pada Gambar 2.6.
25
c. Bentuk gigi secara kasat mata terlihat adanya cekungan tajam berbentuk
kecil pada leher gigi dekat gusi.
4. Abses Gigi
Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses biasanya muncul pada ujung akar
gigi. Gambar abses gigi terlihat pada Gambar 2.7.
26
merokok; dan (d) mengkonsumsi obat antibiotik. Lidah putih dapat dilihat pada
Gambar 2.8.
27
b. Luka berwarna putih atau abu-abu kekuning-kuningan dengan tepi yang
berwarna merah dan sedikit meninggi.
7. Glositis
Glositis termasuk salah satu penyakit jaringan lunak rongga mulut
yaitu peradangan lidah. Istilah glositis sendiri berasal dari kata glossus yang
berarti lidah dan itis yang berarti radang dalam bahasa Yunani Kuno. Glositis
dapat dilihat pada Gambar 2.10.
28
Gambar 2.11 Gigi sensitif (sumber: sensodyne.co.id)
Gejala gigi sensitif yaitu:
a. Ketika makan dan minum dingin gigi teasa ngilu.
b. Penggunaan pemutih gigi.
c. Gusi yang menurun.
9. Alveolar osteitis
Alveolar osteitis adalah kondisi peradangan yang dialami bagian tulang rahang
pada 3 atau 4 hari pasca pencabutan gigi permanen. Komplikasi yang terjadi
setelah pencabutan gigi ini menyerang 2-3 persen pasien, dan 20 persen dari
mereka terpaksa mencabut gigi geraham bungsu (wisdom teeth) bawah.
Alveolar osteitis dapat dilihat pada Gambar 2.12.
29
d. Demam ringan.
e. Rasa sakit yang menjalar hingga telinga, mata, leher, dan kepala di sisi
yang sama seperti lokasi pencabutan.
10. Maloklusi
Maloklusi adalah kondisi saat gigi berdesakan, tumpang tindih, atau bengkok.
Penyebabnya bisa jadi karena mulut yang terlalu kecil, menyebabkan gigi
berdesakan dan bergeser. Maloklusi dapat dilihat pada Gambar 2.13.
30
Gambar 2.14 Gigi berjejal (sumber: moeslema.com)
Gejala gigi berjejal yaitu:
a. Gigi terlihat jarang-jarang.
b. Gigi terlihat tonggos.
c. Gigi tampak beubah posisi.
12. Resesi gusi
Resesi gusi merupakan kondisi menurunnya gusi ke arah akar gigi hingga
mengakibatkan permukaan akar gigi menjadi terbuka atau terpapar. Selain
mengganggu keindahan gigi, kondisi ini juga bisa menyebabkan terjadinya gigi
sensitif sehingga gigi sering terasa linu terhadap makanan dan minuman yang
bersuhu panas, dingin, dan makanan manis. Resesi gusi dapat dilihat pada
Gambar 2.15.
31
d. Gusi yang bengkak.
13. Cheilitis
Cheilitis adalah istilah yang luas yang menggambarkan peradangan permukaan
yang mempunyai ciri-ciri bibir kering dan pecah-pecah. Sedangkan angular
cheilitis merupakan cheilitis yang terjadi pada sudut bibir. Cheilitis dapat dilihat
pada Gambar 2.16.
32
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu
Dwijo Robino, Erri Rancang bangun aplikasi JIMP- Jurnal Pada penelitian
Wahyu Puspitarini, sistem pakar diagnosa infoormatika ini teknik
Misdram (2016). penyakit gigi dan mulut merdeka pasuruan, inferensi yang
dengan menggunakan vol 1. No.1 , ISSN: digunakan
metode forward chaining 2502-5716 forward
berbasis web. chaining, dan
certainty factor
dengan
menghasilkan
sistem berbasis
web
Jaenal Arifin (2016). Sistem pakar diagnosa JITIKA- Jurnal ilmia Pada penelitian
penyakit gigi dan mulut teknologi menggunakan
manusia menggunkan Informatika Asia, Metode
Knowledge base system ISSN: 0852-730x Knowledge base
dan certainty factor. system dan
certainty factor
berbasis web
Kharismadhan Zakaria. Sistem Pakar Diagnosa Prosiding Seminar Penelitian ini
Penyakit Gigi Dan Mulut Informatika Aplikatif membuat sistem
Menggunakan Metode Polinema 2015 pakar
Dempster Shafer. (SIAP~2015) menggunakan
ISSN: 2460-1160 metode Dempster
Shafer dengan 15
penyakit dan 21
gejala.
Sukarno Bahat Nauli Sistem Pakar Prosiding Seminar Penelitian ini
dan Anthoni Septia Mendiagnosa Penyakit Nasional Inofasi membuat sistem
(2017). Gigi dan Mulut Teknologi pakar berbasis web
Menggunakan Metode SNITEK ISSN: dengan.
33
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Persiapan:
- Penentuaan pakar yang terlibat
- Penetuan Metode yang digunakan Pengembangan Basis
Pengetahuan
Akuisis pengetahuan pakar
Pengembangan Aplikasi
Analisa Aplikasi
Perancangan Antarmuka
Pembuatan Apllikasi
Pengujian Aplikasi
Selesai
36
yang dihasilkan. Pakar-pakar yang akan di akuisisi pengetahuannya dalam penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Daftar Pakar
No Nama Pakar Instansi
1 Drg. Wahdiny Klinik Herlinda
2 Drg. Raagung Putra Armidin Rumah Sakit UNRI
3 Drg. Putri Astari Aulia Hospital
4 Drg. Daud Saidi Klinik Perfect Smile
3.1.4 Pembentukan Basis Pengetahuan Rule/Aturan
Pembentukan basis pengetahuan merupakan jenis basis pengetahuan yang
dipergunakan untuk manajemen pengetahuan. Basis pengetahuan yang diperlukan
dalam penelitian ini berupa hasil data wawancara dengan pakar, jenis penyakit yang
bisa di diagnosa awal, penyebab dan solusi cara penanganan penyakit. Basis
pengetahuan ini digunakan untuk pengambilan keputusan hasil diagnosa penyakit gigi
dan mulut nantinya di dalam aplikasi.
3.1.5 Evaluasi Basis Pengetahuan
Dalam evaluasi basis pengetahuan hal yang dilakukan adalah mengumpulkan
terlebih dahulu beberapa informasi dan data yang didalamnya terdapat pengetahuan
baik dari pakar, buku, jurnal maupun internet mengenai penyakit gigi dan mulut yang
dapat didiagnosa awal. Hal ini dimaksudkan agar dalam implementasi sistem
selanjutnya dapat memudahkan dalam pembuatan kode program dengan mengacu
kepada basis pengetahuan dan mesin inferensi yang telah ditetapkan dan dirancang
sebelumnya.
3.2 Pengembangan Aplikasi
Pada tahap impementasi nantinya di smartphone, ada empat tahap yang
digunakan untuk membangun aplikasi dalam penelitian ini. Tahap pertama adalah
analisis dan desain sistem, tahap kedua adalah perancangan antar muka aplikasi, tahap
ketiga adalah pembuatan kode program, dan tahap terakhir adalah pengujian sistem.
Pada tahap pertama dilakukan analisa kebutuhan-kebutuhan aplikasi, yaitu
antara lain: siapa saja pengguna aplikasi, apa saja kebutuhan pengguna serta bagaimana
37
alur kerja aplikasi. Pada tahap ini analisa dan perancangan menggunakan metode
berorientasi objek dengan menggunakan tools unified modeling language (UML).
diagram UML yang digunakan adalah use case diagram dan activity diagram.
Pada tahap selanjutnya dilakukan perancangan antar muka aplikasi. Rancangan
antar muka dibuat dengan memperhatikan aspek-aspek interaksi manusia dengan
komputer, seperti: warna, besar tombol, tata letak dan sebagainya. Dalam merancang
apikasi menggunakan mouckup balsamiq.
Pada tahap selanjutnya dilakukan pembuatan kode program. Jenis smartphone
yang digunakan adalah smartphone dengan operating system (OS) android, tools yang
digunakan dalam membuat aplikasi ini adalah Android Studio V.3.0. Bahasa
pemograman yang digunakan Java, dan minimal operating system yang digunakan di
smartphone nantinya versi Kitkat 4.4 dan sudah support Android versi Oreo (O).
Tahap terakhir adalah pengujian aplikasi. Pada tahap ini akan dilakukan pengujian,
yaitu: unit testing, blackbox dan User Acceptance Test (UAT). Pengujian blackbox
dilakukan untuk menguji apakah fitur-fitur dalam aplikasi berjalan dengan baik.
Pengujian blackbox dilakukan dengan menggunakan 10 buah smartphone yang
berbeda spesifikasinya. Sedangkan pengujian UAT dilakukan dengan cara melakukan
uji coba software kepada user. Apabila hasil uji coba mendapat respon positif, maka
tes tersebut dinyatakan berhasil.
38
BAB IV
ANALISA DAN PERANCANGAN
Melakukan
Penanganan
Mendaftar
Resep Obat
Nomor Antrian
Selesai
40
1.2 Analisa Sistem Usulan
Berikut ini adalah merupakan analisa sistem usulan yang terbagi dalam analisa
permasalahan dan analisa kebutuhan dalam sebuah sistem.
41
3. Kebutuhan Fungsional
Adapun kebutuhan fungsional merupakan penjelasan proses fungsi yang
berupa penjelasan secara terinci setiap fungsi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Fungsi-fungsi yang dimiliki oleh aplikasi ini adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan informasi seputar penyakit gigi dan mulut.
b. Melakukan diagnosis dan menampilkan hasil diagnosa penyakit anemia
yang diderita oleh pasien.
c. Menampilkan informasi identitas pakar yang terlibat di aplikasi penyakit
gigi dan mulut.
Berikut ini adalah flowchart sistem baru yang di usulkan dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Pasien Aplikasi
Mulai
Sistem mendiagnosis
Menjalankan
Aplikasi sistem
pakar Diagnosa penyakit
dan cara penanganan
keluar
Selesai
Phase
42
1.3 Analisa Basis Pengetahuan
Dasar pada suatu aplikasi sistem pakar adalah basis pengetahuan yang telah
diambil dari berbagai proses seperti proses wawancara ke dokter, buku, dan jurnal.
Pada penelitian ini basis pengetahuan diperoleh dari proses wawancara terhadap pakar
serta analisa terhadap buku kemudian didapatkan relasi tiap gejala serta penyakit. Basis
pengetahuan penyakit berisi data-data penyakit gigi dan mulut manusia yang telah di
teliti sebelumnya teridentifikasi sebanyak 13 penyakit dengan 44 gejala. Daftar
penyakit terlihat pada Tabel 4.1, Daftar gejala terdapat di Tabel 4.2, Daftar relasi
penyakit dan gejala terlihat di Table 4.3, sedangkan daftar rule terdapat pada Tabel 4.4.
43
4.3.2 Gejala Awal Penyakit Gigi dan Mulut
Basis pengetahuan penyakit gigi berisis data-data gejala penyakit gigi dan
mulut pada manusia sebanyak 42 gejala. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Daftar Gejala Penyakit Gigi dan Mulut
ID Gejala Nama Gejala
G1 Gigi terasa ngilu
G2 Gigi terasa berdenyut
G3 Kepala terasa pusing
G4 Terdapat lubang pada gigi
G5 Gusi bengkak
G6 Demam (suhu badan di atas 36 derajat)
G7 Bau mulut
G8 Gusi berwarna merah tua
G9 Gusi rentan berdarah
G10 Adanya plak/karang gigi
G11 Mulut terasa kering
G12 Sering dehidrasi
G13 Lapisan lidah terasa tebal
G14 Cairan ludah berkurang
G15 Adanya benjolan putih/abu
G16 Terasa luka dan pedih
G17 Gigi terasa sakit
G18 Sakit saat mengunyah
G19 Gigi terasa sensitif
G20 Bentuk gigi tampak terkikis
G21 Gigi terasa nyeri saat makan/minum panas dan dingin
G22 Ngilu berkepanjangan (pada gigi)
G23 Gusi menurun
G24 Sakit setelah pencabutan gigi
G25 Sakit sampai kepala,telinga,mata,leher
G26 Gigi tidak sejajar
G27 Perubahan pada wajah
44
Tabel 4.2 Daftar Gejala Penyakit Gigi dan Mulut (Lanjutan)
ID Gejala Nama Gejala
G28 Tidak nyaman ketika ngunyah dan menggigit
G29 Merasa tidak enak pada mulut
G30 Gigi longgar
G31 Lidah membesar
G32 Nyeri pada lidah
G33 Perubahaan warna pada lidah
G34 Permukaan lidah licin
G35 Warna permukaan lidah kemerahan
G36 Gigi terlihat jarang- jarang
G37 Gigi terlihat tonggos kedepan
G38 Ukuran gigi dan rahan tidak sesuai
G39 Adanya bercak pada sudut bibir
G40 Bercak terasa gatal nyeri dan panas pada bibir
G41 Bila di raba, bercak terasa keras pada bibir
G42 Kadang bercak juga bisa berdarah pada bibir
G43 Cadel
G44 Gigi sulung copot sebelum waktunya (premature)
45
Tabel 4.3 Relasi Antara Gejala dan Penyakit (Lanjutan)
Kode P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
G13 *
G14 * *
G15 *
G16 *
G17 * *
G18 * *
G19 * *
G20 *
G21 *
G22 * *
G23 *
G24 *
G25 *
G26 * *
G27 *
G28 *
G29 *
G30 *
G31 *
G32 *
G33 *
G34 *
G35 *
G36 *
G37 *
G38 *
G39 *
G40 *
G41 *
G42 *
G43 *
G44 *
46
Tabel 4.4 Rules Penyakit
Kode Rule (Aturan) Hipotesis
Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND
Gigi terasa berdenyut = ”ya” (G2)
AND kepala terasa pusing = ”ya”
(G3) AND Terdapat lubang pada gigi
R1 IF THEN Gigi berlubang (P1)
= “ya” (G4) AND Demam (di atas 36
derajat celcius) = “ya” (G6) AND
Bau mulut = “ya” (G7) AND Sakit
saat mengunyah = “ya” (G18).
Gusi bengkak = “ya” (G5) AND Bau
mulut = “ya” (G7) AND Gusi
berwarna merah tua (G8) AND Gusi
R2 IF THEN Radang gusi (P2)
rentan berdarah = “ya” (G9) AND
Adanya plak/karang gigi = “ya”
(G10).
Mulut terasa kering = “ya” (G11)
AND Sering dehidrasi = “ya” (G12)
R3 IF AND Lapisan lidah terasa tebal = THEN Lidah putih (P3)
“ya” (G13) AND Cairan ludah
berkurang = “ya” (G14).
Cairan ludah berkurang = “ya”
(G14) AND Adanya benjolan abu-
R4 IF abu dan putih = “ya” (G15) AND THEN Sariawan (P4)
Terrasa luka dan pedih = “ya” (G16).
47
Tabel 4.4 Rules Penyakit (Lanjutan)
Kode Rule (Aturan) Hipotesis
Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND
Gigi terasa sensitif = “ya” (G19)
R6 IF AND Bentuk gigi tampak terkikis = THEN Abrasi gigi (P6)
“ya” (G20) AND Ngilu
berkepenjangan = “ya” (G22).
Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND
Gigi terasa nyeri saat makan/minum
dingin dan panas = “ya” (G21) AND
R7 IF THEN Gigi sensitif (P7)
Ngilu berkepanjangan pada gigi =
“ya” (G22) AND Gusi menurun =
“ya” (G23).
Demam (suhu di atas 36 derajat
celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut
= “ya” (G7) AND Gigi terasa sakit =
Alveolar Osteitis
R8 IF “ya” (G17) AND Sakit setelah THEN
(Peradangan pada gigi) (P8)
pencabutan gigi = “ya” (G24) AND
Sakit sampai kepala, telinga dan
leher = “ya” (G25).
Gigi tidak sejajar = “ya” (G26) AND
Perubahan pada wajah = “ya” (G27)
Maloklusi (Gigi
R9 IF AND Tidak nyaman ketika THEN
Berdesakan) (P9)
mengunyah = “ya” (G28) AND
Cadel = “ya” (G43).
Gigi terasa ngilu = “ya” (G1) AND
Gigi terasa sensitif = “ya” (G19)
AND Gigi tidak sejajar = “ya” (G26) Resesi gusi (Penurunan Gui)
R10 IF THEN
AND Merasa tidak enak pada mulut (P10)
= “ya” (G29) AND Gigi longgar =
“ya” (G30).
48
Tabel 4.4 Rules Penyakit (Lanjutan)
Kode Rule (Aturan) Hipotesis
Lidah membesar = “ya” (G31) AND
Nyeri pada lidah = “ya” (G32) AND
Perubahan warna pada lidah = “ya” Glositis (Radang lidah )
R11 IF THEN
(G33) AND Permukaan Lidah licin = (P11)
“ya” (G34) AND Warna permukaan
lidah kemerahan = ”ya” (G35).
Gigi terlihat jarang-jarang = “ya”
(G36) AND Gigi terlihat tonggos
kedepan = “ya” (G37) AND Ukuran
Crowded (Gigi berjejal)
R12 IF gigi dan rahang tidak sesuai = “ya” THEN
(P12)
(G38) AND Gigi sulung copot
sebelum waktunya (premature) =
“ya” (G44).
Adanya bercak pada sudut bibir =
“ya” (G39) AND Bercak terasa gatal
nyeri dan panas pada bibir = “ya”
(G40) AND Bila diraba bercak terasa Cheililitis (Radamh Bibir )
R13 IF THEN
keras pada bibir = “ya” (G41) AND (P13)
kadang bercak juga bisa berdarah
pada bibir = “ya” (G42).
49
Tabel 4.5 Rule Penyakit Secara Umum (Lanjutan)
50
Tabel 4.5 Rule Penyakit Secara Umum (Lanjutan)
51
Tabel 4.5 Rule Penyakit Secara Umum (Lanjutan)
52
4.5.1 Skenario Use Case Diagram
Skenario use case digambarkan bertujuan untuk menggambarkan lebih jelas
apa saja yang bisa dilakukan sistem. Untuk lebih jelasnya perhatikan skenario use case
diagram di bawah ini.
1. Skenario menu data penyakit gigi dan mulut pada aplikasi sistem pakar dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Skenario Data Penyakit Gigi dan Mulut
Use Case Data Penyakit Gigi Dan Mulut
Deskripsi. Use case ini menggambarkan proses melihat data penyakit gigi
dan mulut
Aktor. Pengguna (Masyarakat umum)
Kondisi awal. Aplikasi menampilkan halaman utama
Kondisi akhir. Aplikasi menampilkan data penyakit gigi dan mulut
Skenario Normal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button data penyakit gigi
dan mulut.
2. Aplikasi menampilkan form data penyakit
gigi dan mulut. Dimana didalam form data
penyakit gigi dan mulut terdapat 13
penyakit yang akan ditampilkan kepada
pengguna.
3. Pengguna mengklik salah satu penyakit
gigi dan mulut.
4. Aplikasi akan menampilkan detail data
penyakit yang dipilih pengguna.
2. Skenario menu diagnosa awal penyakit gigi dan mulut pada aplikasi sistem
pakar dapat dilihat pada Tabel 4.7.
53
Tabel 4.7 Skenario Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
Use Case Diagnosa Penyakit Gigi Dan Mulut
Deskripsi. Usecase ini menggambarkan proses diagnosa penyakit gigi dan
mulut.
Aktor. Masyarakat umum.
Usecase Diagnosa penyakit gigi dan mulut
Kondisi awal. Aplikasi menampilkan halaman utama.
Kondisi akhir. Aplikasi menampilkan halaman diagnosa penyakit.
Skenario Normal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button diagnosa awal
penyakit.
2. Sistem menampilkan menu chekbox
diagnosa awal penyakit. form chekbox
diagnosa penyakit gigi dan mulut terdapat 44
gejala yang tampilkan, dan pengguna akan
menceklis gejala yang dirasakan.
3. Pengguna menjawab pertanyaan.
54
Tabel 4.7 Skenario Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut (Lanjutan)
Skenario Gagal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
2. Sistem masih menampilkan form diagnosa
awal penyakit gigi dan mulut dan daftar
pertanyaan yang akan diajukan
3. Pengguna mengklik button hasil.
3. Skenario menu bantuan pada sistem pakar penyakit gigi dan mulut dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Skenario Bantuan Penggunaan Sistem
Use Case Data Penyakit Gigi dan Mulut
Deskripsi. Usecase ini menggambarkan proses cara penggunaan sistem.
Aktor. Masyarakat umum.
Kondisi awal. Aplikasi menampilkan halaman utama.
Kondisi akhir. Aplikasi menampilkan cara penggunaan sistem.
Skenario Normal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button cara penggunaan
sistem.
4. Skenario menu tentang sistem pakar penyakit gigi dan mulut dapat dilihat pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Skenario Melihat Tentang Sistem
Use Case Data Penyakit Gigi dan Mulut
Deskripsi. Use case ini menggambarkan keterangan sistem.
55
Tabel 4.9 Skenario Melihat Tentang Sistem (Lanjutan)
Use Case Data Penyakit Gigi dan Mulut
Aktor. Masyarakat umum.
Kondisi awal. Aplikasi menampilkan halaman home.
Kondisi akhir. Aplikasi menampilkan tentang sistem.
Skenario Normal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aksi ini dimulai ketika pengguna
mengklik image button tentang sistem.
56
2. Activity diagram untuk menu diagnosa penyakit gigi dan mulut, dapat dilihat
pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Activity Diagram Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
3. Activity diagram untuk menu bantuan cara pengunaan aplikasi, dapat dilihat
pada Gambar 4.6.
57
4. Activity diagram untuk menu tentang aplikasi aplikasi, dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
58
yang terakhir pada menu tentang pengguna dapat melihat informasi seputar aplikasi
seperti siapa pembuat aplikasi, pembimbing penelitian, dan pakar yang terlibat didalam
sistem pakar ini. Rancangan struktur menu pada apliaksi sistem pakar penyakit gigi
dan mulut dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Bantuan
Tentang
Gambar 4.8 merupakan gambar struktur menu sistem pakar diagnosa awal
penyakit gigi dan mulut manusia. Dalam menu data penyakit gigi dan mulut pengguna
bisa melihat informasi tentang penyakit gigi dan mulut yang dapat didiagnosa awal,
gejala yang dirasakan serta cara penanganannya. Dalam menu diagnosa penyakit
pengguna dapat melakukan diagnosa awal penyakit gigi dan mulut berdasarkan gejala
yang dirasakan oleh pengguna, dari gejala yang telah dipilih oleh pengguna selanjutnya
sistem akan memberikan hasil diagnosa awal dan memberikan beberapa saran yang
harus dilakukan selanjutnya. Dalam menu tanya dokter pengguna langsung bisa
bertanya kepada dokter melalui contac informasi yang diberikan sistem dan pada menu
tentang pengguna dapat melihat informasi seputar sistem seperti siapa yang terlibat
dalam pembuatan sistem pakar diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.
59
4.6.2 Tampilan Halaman Home
Hal yang paling penting pada sisi pengguna adalah antarmuka/interface, karena
antarmuka adalah media yang digunakan untuk berkomunikasi antar pengguna dan
aplikasi yang digunakan. dibawah ini akan ditampilkan gambar tampilan utama
halaman home pada Gambar 4.9.
8 3
9 4
10 5
00
00
11 6
60
Tabel 4.10 Keterangan Gambar Tampilan Halaman Home (Lanjutan)
No Jenis Komponen Keterangan
3 Buttton data penyakit gigi dan Fungsi untuk mengetahui informasi data penyakit gigi
mulut. dan mulut.
4 Button diagnosa awal penyakit. Fungsi untuk melalakukan diagnosa awal penyaki
dengan menampilkan gejala penyakit.
5 Button bantuan. Fungsi untuk menampilkan cara penggunaan aplikasi.
6 Button tentang. Fungsi untuk menampilkan informasi pembuat aplikasi
dan pakar yang terlibat.
7 Label. Fungsi untuk menampilkan label uin suska.
8 Icon. Fungsi untuk menampilkan icon data penyakit.
9 Icon. Fungsi untuk menampilkan icon diagnosa awal.
10 Icon. Fungsi untuk menampilkan icon bantuan.
11 Icon. Fungsi untuk menampilkan icon tentang.
1 2
61
Keterangan Gambar 4.10 tampilan halaman data penyakit gigi dan mulut
dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Keterangan Gambar Tampilan Menu Data Penyakit Gigi dan Mulut
No Jenis Komponen Keterangan
1 Action bar. Fungsi untuk kembali ke menu sebelumnya.
2 Label. Fungsi untuk menampilkan label data penyakit gigi dan mulut
3 Scroll bar. Fungsi untuk mengesar data penyait sampai kebawah.
Button penyakit. Fungsi untuk melihat informasi penyakit seperti: (a)
4
pengertian dari penyakit; (b) gejala; (c) penyebab; dan (d)
cara penanganan yang tepat.
1 4
2 5
3 6
Gambar 4.11 Tampilan Menu Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
62
Keterangan Gambar 4.11 tampilan menu diagnosa penyakit gigi dan mulut
dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Keterangan Gambar Tampilan Menu Dagnosa Penyakit Gigi dan Mulut
No Jenis Komponen Keterangan
1 Action bar. Fungsi untuk kembali kemenu sebelumnya.
2 Checkbox. Fungsi untuk memilih gejala yang dirasakan.
3 Checkbox name. Fungsi untuk menampilkan nama gejala checkbox.
4 Label. Fungsi untu menampilkan label pilih gejala yang dirasakan.
5 Button detail. Fungsi untuk menampilkan keterangan dari gejala penyakit.
6 Scroll bar. Fungsi untuk mengesar data penyait sampai kebawah.
Daftar gejala yang ada di tampilkan pada menu diagnosa awal penyakit gigi
dan mulut dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Daftar Gejala Checkbox Penyakit Gigi dan Mulut
No Nama Gejala Detail
1 Gigi terasa ngilu. Gigi terasa ngilu pada saat-saat tertentu.
2 Gigi terasa berdenyut. Gigi terasa berdenyut-denyut dan menyebabkan sakit.
3 Kepala terasa pusing. Kepala terasa pusing disebabkan oleh sakit gigi.
4 Terdapat lubang pada gigi. Adanya lubang terlihat pada gigi bawah maupun atas.
5 Gusi bengkak. Bengkaknya gusi yang membuat nyeri.
6 Demam. Suhu badan ditas 36 derajat Celsius.
7 Bau mulut. Bau mulut yang tidak disebabkan oleh makanan.
8 Gusi berwarna merah tua. Gusi terlihat tidak normal dengan warna merah tua.
9 Gusi rentan berdarah. Rentannya berdarah gusi saat menyiat gigi.
10 Adanya plak / karang gigi. Terdapat karang gigi yang menempel.
11 Mulut terasa kering. Mulut yang mengering seperti dehidrasi.
12 Sering dehidrasi. Seringnya kehausan.
13 Lapisan lidah terasa tebal. Lapisan atas lidah terasa menebal tidak seperti
biasanya.
14 Cairan ludah berkurang. Air liur yang tidak normal terasa berkurang.
15 Adanya benjolan putih / abu. Terdapat benjolan berwarna putih dan abu.
16 Terasa luka dan pedih. Adanya luka pada bibir dan menyebabkan perih.
17 Gigi terasa sakit. Gigi merasa sakit aja tanpa tau sebab.
63
Tabel 4.13 Daftar Gejala Checkbox Penyakit Gigi dan Mulut (Lanjutan)
No Nama Gejala Detail
18 Sakit saat mengunyah. Tidak mampunya gigi etika mengunyah yang
menyebabkan sait ketika tersentuh.
19 Gigi terasa sensitif. Gigi merasakan sensitf seperti ngilu.
20 Bentuk gigi tampak terkikis. Gigi yang mulai terikis dan tidak terlihat normal
seperti pada umumnya.
21 Gigi terasa nyeri saat makan / Nyerinya gigi ketika makan dan minuman panas atau
minum dingin dan panas. dingin.
22 Ngilu berkepanjangan. Ngilunya gigi terus menerus.
23 Gusi menurun. Gusi terlihat menurun dan tidak normal.
24 Sakit setelah pencabutan gigi. Gigi merasakan sakit hebat setelah pencabutan.
25 Sakit sampai kepala, telinga, mata Sakit yang sampai ke organ lainnya seperti: kepala,
dan leher. telinga, mata dan leher.
26 Gigi tidak sejajar. Bentuk gigi tidak rapi dan tidak sejajar.
27 Perubahan pada wajah. Wajah tampak berubah adanya terjadi pembekakan.
28 Tidak nyaman ketika mengunyah. Ketika mengunyah makanan merasakan tidak nyaman
seperti biasa pada umumnya.
29 Merasa tidak enak pada mulut. Adanya hal yang menganjal pada mulut seperti mulut
kering, tidak nyaman ketika makan.
30 Gigi longgar. Gigi yang longgar dan goyah.
31 Lidah membesar. Lidah membesar dan tidak seperti biasanya.
32 Nyeri pada lidah. Nyeri dan sakit kepanasan pada lidah.
33 Perubahan warna pada lidah. Warna lidah tidak seperti biasanya berwarna merah
muda.
34 Permukaan lidah licin. Permukaan lidah yang licin.
35 Warna permukaan lidah Lidah tampak berwarna kemerahan dan terlihat tidak
kemerahan. normal.
36 Gigi terlihat jarang. Gigi yang tidak rapi dan terlihat jarang.
37 Gigi terlihat tonggos kedepan. Majunya gigi atas kedepan.
38 Ukuran gigi dan rahang tidak Ukuran gigi dan rahang yang tidak sesuai
sesuai. mengakibatkan bengkaknya gusi.
39 Adanya bercak pada sudut bibir. Telihat adanya bercak pada sudut bibir.
64
Tabel 4.13 Daftar Gejala Checkbox Penyakit Gigi dan Mulut (Lanjutan)
No Nama Gejala Detail
40 Bercak terasa gatal nyeri dan panas Bercak terasa gatal nyeri dan panas pada bibir
pada bibir. menyebabkan rasa sakit.
41 Bila diraba bercak terasa keras Ketika diraba permukaan sudut bibir terasa keras.
pada bibir.
42 Bercak pada bibir kadang berdarah. Bercak pada sudut bibir terkadng bisa berdarah.
43 Cadel. Sulitnya menyebut angka : R, S, L.
44 Gigi sulung copot sebelum Gigi sulung yang copot sebelum watunya atau bisa
waktunya. dikatakan premature.
1 3
2
4
65
Keterangan Gambar 4.14 hasil diagnosa awal penyakit gigi dan mulut dapat
dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Keterangan Gambar Hasil Diagnosa Awal Penyakit Gigi dan Mulut
No Jenis Komponen Keterangan
1 Action bar Fungsi untuk kembali ke menu sebelumnya
2 Image Fungsi untuk menampilkan gambar penyakit
3 Label informasi penyakit Fungsi untuk menampilkan label informasi penyakit
4 Label gigi berlubang Fungsi untuk menampilkan label nama penyakit
5 Label Fungsi untuk menampilkan informasi penyakit yaitu: nama
penyakit: (1) pengertian penyakit; (2) gejala; (3) penyebab; dan
(4) cara penanganan
3
5
4
66
Keterangan Gambar 4.13 menu bantuan penggunaan sistem pakar penyakit
gigi dan mulut dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Keterangan Gambar Menu Bantuan
No Jenis komponen Keterangan
1 Action bar Fungsi untuk kembali ke menu sebelumnya
2 Label Fungsi untuk menampilkan kata
3 Button Fungsi untuk meanmpilkan (tidak ada aksi)
4 Image view Fungsi untuk menampilkan gambar icon
5 Label Fungsi untu menampilkan label keterangan gambar icon
aplikasi
1 3
3
67
Keterangan Gambar 4.14 menu tentang aplikasi sistem pakar penyakit gigi
dan mulut dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Keterangan Gambar Menu Tentang
No Jenis Komponen Keterangan
1 Action bar Fungsi untuk kembali ke menu sebelumnya
2 Image view Fungsi untuk menampilkan gambar
3 Label Fungsi untuk menampilkan kata tentang
4 Button Fungsi untuk menampilkan tampilan pembimbing (tidak
ada aksi)
68
BAB V
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
a b
Gambar 5.1 Tampilan Halaman Home
70
Gambar 5.1 merupakan halaman home dari sistem pakar diagnosa awal penyakit
gigi dan mulut. Untuk menampilkan halaman utama dari aplikasi sistem pakar terlebih
dahulu harus mengklik icon aplikasi. Pada halaman home aplikasi terdapat empat menu
utama yaitu: (a) data penyakit gigi dan mulut; (b) diagnosa awal penyait; (c) bantuan;
dan (d) tentang.
a b c
Gambar 5.2 Tampilan Menu Data Penyakit
Gamabr 5.3 merupakan tampilan dari menu data penyakit gigi dan mulut yang
berjumlah 13 penyakit yaitu : (a) karies gigi; (b) gingivitis; (c) lidah putih; (d)
stomatitis; (e) abses gigi; (f) abrasi gigi; (g) gigi sensitive; (h) Alveolar osteitis (i)
maloklusi; (j) resesi Gusi; (k) glositis; (l) crowded dan; (m) cheilitis. Pengguna dapat
melihat informasi penyakit dengan mengklik menu data penyakit gigi dan mulut dan
selanjutnya pengguna mengklik salah satu penyakit yang ada di tampilan data penyakit
71
gigi dan mulut dan ketika pengguna mengklik button penyakit maka akan keluar
tampilan informasi penyakit seperti Gambar 5.2.
a b c
Gambar 5.3 Tampilan Menu Diagnosa Penyakit
Gambar 5.3 merupakan tampilan menu diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.
Pertama pengguna mengklik menu diagnosa penyakit, selanjutnya pengguna di
hadapkan dengan 44 gejala penyakit gigi dan mulut, kemudian pengguna diharusan
mengisi checkbox gejala penyakit minimal satu gejala untuk mendapatkan hasil
diagnosis, untuk penjelasan informasi gejala pengguna bisa mengklik button detail
untuk informasi lebih lanjut, selanjutnya ketika pengguna sudah menceklis chexbox
gejala yang dirasakan sudah benar, pengguna dapat mengklik button diagnosa untuk
mendaptkan hasil hipotesis diagnosa penyakit.
72
4. Tampilan Menu Bantuan Penggunaan Aplikasi
Berikut ini adalah tampilan menu bantuan yang ada di aplikasi sistem pakar
diagnosa awal penyakit gigi dan mulut yang yang terlihat di Gambar 5.4.
a b
73
a b
Gambar 5.5 Tampilan Menu Tentang Aplikasi
Gambar 5.5 merupakan tampilan menu tentang, menu tentang merupakan menu
yang berisi kontributor didalam aplikasi muai dari developer apikasi, pembimbing
penelitian dan aplikasi dan pakar penelitian yaitu 4 orang dokter gigi. Untuk melihat
cara kontributor aplikasi pengguna bisa mengklik button tentang di tampilan home,
maka pengguna akan diarahkan ke tampilan tentang aplikasi seperti di (Gambar 5.5 b).
5.2 Pengujian Sistem
Bagian ini menjelaskan pengujian yang dilakukan pada aplikasi yaitu Unit
Testing (UT), blackbox, User Acceptance Test (UAT).
74
inferensi terhadap rule-rule dengan benar. Terdapat 44 gejala dengn 13 penyakit. Tabel
pengujian unit testing dapat dilihat pada Table 5.1.
Lingkungan Pengujian:
Pengujian aplikasi ini dilakukan dilingkungan perangkat dan lingkungan
perangkat keras, sebagai berikut:
1. Perangkat keras
a. Processor: Snapdragon 626 , andreno 506 ,64 bit, 2.0Ghz octa core.
b. Memory: 32Gb.
c. Ram: 4Gb.
d. Sinyal: 4G.
e. Ukuran layar: 5.2 inch.
2. Perangkat lunak
Sistem operasi: Android Oreo 8.0.
75
Tabel 5.1 Unit Testing (Lanjutan)
Output yang Hasil
No Rule (aturan)
diharapkan Benr Salah
4. Cairan ludah berkurang = “ya” (G14) AND Adanya
benjolan abu-abu dan putih = “ya” (G15) AND Terrasa P4
luka dan pedih = “ya” (G16)
5 Gusi bengkak = “ya” (G5) AND Demam (suhu di atas 38
derajat celcius) = “ya” (G6) AND Bau mulut = “ya” (G7)
P5
Gigi terasa sakit = “ya” (G17) AND Sakit saat
mengunyah = “ya” (G18)
6. Gigi teras ngilu = “ya” (G1) AND Gigi terasa sensitive =
“ya” (G19) AND Bentuk gigi tampak terkikis = “ya” P6
(G20) AND Ngiu berkepenjangan = “ya” (G22)
7 Gigi terasa ngiu = “ya” (G1) AND Gigi terasa nyeri saat
makan/minum dingin dan panas = “ya” (G21) AND
P7
Ngilu berkepanjangan pada gigi = “ya” (G22) AND Gusi
menurun = “ya” (G23)
76
Tabel 5.2 Spesifikasi Device Smartphone (Lanjutan)
Nama Smartphone Ukuran Ram Versi Android Jaringan Procesor
layar
Device 3 Oppo F1 5 Inch 3 Gb 5.1 Lolipop 4G Mediatek
Device 4 Zenfone 2 5,5 Inch 2 Gb 5.1 Lolipop 4G Intel
6.0
Device 5 Redmi 4 prime 5,2 Inch 3 Gb 4G Snapdragon 625
Marsmallow
Device 6 Xiaomi A1 5,5 Inch 3 Gb 8.0 Oreo 4G Snapdragon 625
Device 7 Redmi 4x 5 Inch 3 Gb 7.0 Naugat 4G Snapdragon 450
Device 8 Xiaomi mi 5C 5 Inch 3Gb 7.0 Naugat 4G Sugeone
6.0
Device 9 Xiaomi redmi 4 5,5 Inch 3Gb 4G Snapdragon 625
marsmallow
Device
Vivo y21 4,5 Inch 1Gb 5,1 Lolipop 3G Quad-core
10
Tabel 5.3 Hasil Pengujian Blackbox Untuk Sistem Pakar Penyakit Gigi dan Mulut
Hasil pengujian Blackbox
Pengujian Blackbox sistem pakar penyakit gigi dan mulut
Nama Berhasil Gagal Tingkat keberhasilan
Device 1 6 0 100%
Device 2 6 0 100%
Device 3 6 0 100%
Device 4 6 0 100%
Device 5 6 0 100%
Device 6 6 0 100%
Device 7 6 0 100%
Device 8 6 0 100%
Device 9 6 0 100%
Device 10 6 0 100%
Rata-rata 100% 0% 100%
77
Tabel 5.3 merupakan hasil pengujian blackbox menggunakan 10 buah smartphone
yang berbeda. Dari tabel tersebut terlihat bahwa kebutuhan fungsional dari sistem
pakar untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut dengan tingkat keberhasilan 100%.
78
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Pertanyaan Responden
No. Pertanyaan Tingkat Penerimaan
1 Pertanyaan 1 95.00%
2 Pertanyaan 2 91.25%
3 Pertanyaan 3 95.00%
4 Pertanyaan 4 88.75%
5 Pertanyaan 5 88.75%
6 Pertanyaan 6 92.05%
7 Pertanyaan 7 100.00%
Rata-rata 93.03%
79
BAB VI
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembuatan sistem pakar diagnosa awal penyakit gigi dan
mulut yan telah diakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat dua fitur utama dalam aplikasi sistem pakar penyakit gigi dan mulut
ini, yaitu:
a. Lihat data penyakit, berisi data-data penyakit gigi dan mulut manusia berupa
nama penyakit, penyebab, dan cara penanganan yang tepat untuk penyakit.
b. Diagnosa penyakit gigi dan mulut.
2. Hasil unit test menunjukkan bahwa sistem pakar yang telah dibuat telah berhasil
melakukan inferensi terhadap rule-rule yang ada.
3. Hasil user acceptance test pada 20 resonden menunjukan tingkat penerimaan
pengguna adalah sangat baik yaitu 93.03.
4. Hasil uji blackbox pada 10 smartphone menunjukkan fitur-fitur sistem yang
dibuat berjalan dengan tingkat keberasilan 100%.
Berdasarkan hasil uji-uji tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pakar yang
telah dibuat dapat direkomendasikan untuk digunakan oleh masyarakat sebagai alat
bantu untuk diagnosa awal penyakit gigi dan mulut.
1.2 Saran
Untuk penelitian kedepan disaranan untuk meningkatkan kemampuan sistem
pakar ini menggunakan metode Certainty Factor agar sistem ini bisa mendiagnosa
suatu penyakit yang jawabannya tidak pasti untuk mendukung hasil jawaban diagnosa
yang lebih valid.
80
DAFTAR PUSTAKA
Alfiansyah, Arnie Rintana. “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Umum Dan P3k
Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Android”. JUTISI. 5(3) 1275-
1284. 2016.
Arhami Muhammad. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta. Andi. 2005.
Arifin Jaenal. “Sistem Pakar Diagnosa penyakit Gigi dan Mulut Manusia
Menggunakan Knowladge Base System dan Certanty Factor”. Jurnal Ilmiah
Teknologi dan Informatika Asia (JITIKA). 10(2): 50-64. 2016.
Bata Emanuel Safirman, Purnomo Y Sigit dan Ernawati. “Sistem Pakar Berbasis
Mobile Mendiagnosa Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk”. Seminar nasional
Informatika. C25-C32. 2012.
Efraim Turban, Jay E.Aronson, dan Ting Peng Liang. Decision Support. Systems and
Intelligent Systems Jilid 1. New Jersey, Pearson. Education. 2005.
Hariyanto Bambang. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung, Informatika
Bandung. 2004.
Kristanto, Andri. Kecerdasan buatan. Yogyakarta, Graha ilmu. 2004.
Mulyani, Evi Dwi Sari, dan Febriani N Nelis. “Aplikasi Pakar Diagnosa Penyakit Gigi
Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Mobile”. Konferensi
Nasional Sistem & Informatika. 2017.
Mumpuni Yekti dan Pratiwi Erlita. 45 Masalah Dan Solusi Penyakit Gigi Dan Mulut.
Yogyakarta, Andi. 2013.
Nauli Sukarno Bahat dan Septian Anthhoni. “Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit
Gigi dan Mulut Menggunakan Forward Chaining”. Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Teknologi (SNITEK). 141-146. 2017.
Nugroho Adi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Dengan Metodologi.
Bandung, Informatika. 2005.
Nurzaman, Destiani Dini dan Dhamiri Dhami Johar. “Pembangunan Aplikasi Sistem
Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut Pada Manusia”. Jurnal
Algoritma. 9(2): 1-8. 2012
Pratiwi Dona dan Prosto. Gigi Sehat merawat gigi sehari hari. Jakarta. Kompas media
Nusantara. 2007.
Punamasari Endah, Almisri Khaira, Permana Inggih dan Dallimunthe Nurmaini.
“Mobile-Based Expert Reliant System Of Application Determining The Adequacy
Of Cows For Islamic Qurban Ritual Using Method Of Forward Chaining.
Journal of Theoretical & Applied Information Technology. 95(11) 2393-2405.
2017.
Ratih, Anbarini. http://news.unpad.ac.id/?p=15729 .Universitas Padjajaran. 12
Desember 2017.
Rozak Abdul. “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Dengan
Metode Forward Chaining Berbasis Web”. Journal Of Information And
Technology. 3(1): 79-83. 2015.
Rubino Dwijo, Puspitarini Erri Wahyu dan Misdram. “Rancang Bangun Aplikasi
Sistem Pakar Diagnosa Gigi dan Mulut Berbais Web”.Jurnal informatika
merdeka pasuruan. 1(1): 29-45. 2016.
Safaat Nazarudin. Pemograman Aplikasi Mobile Smatphone Dan Tablet Pc Berbasis
Android. Bandung. Informatika. 2012.
Sari Uci Indah, Permana Inggih dan Salisah Febi Nur. “Sistem Pendukung Keputusan
Berbasis Rule Untuk Pemilan Model Hijab”. Seminar Nasional Teknologi
Informasi, Komunkasi Dan Indutri (SNTIKI 9). 138-143. 2017.
Satzinger, Jackson, Burd. System Analisis and Design with the Unified Process. USA,
Cengage Learning. 2010.
Siswanto. Kecerdasan Tiruan. Yogyakarta. Graha ilmu. 2010.
Solikin, “Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi Dan
Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di Tk 01 Pertiwi
Karangbangun Karanganyar”.Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammdiya, Surakarta. 2013.
Sutojo T, Mulyanto Edy dan Suhartono. Kecerdasan Buatan. Semarang. Andi. 2010
Tarigan Rasinta. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta. Kedokteran EGC. 1995.
Turban E. Decision Support Systems and Intelligent Systems Edisi Bahasa Indonesia
Jilid 1. Yogyakarta. Andi, Yogyakarta. 2005.
Wibisono Waskitho dan Baskoro Fajar. “Pengujian Perangkat Lunak Dengan
Menggunakan Model Behavior UML”. JUTI. 1(1). 2002.
Yasin, Verdi. Rekayasa Perangkat Lunak Berbasis Objek. Jakarta, Mitra Wacana
Media. 2012.
Zakaria Kharismadhan. “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Gigi Dan Mulut
Menggunakan Metode Dhempster Shafer”. Seminar Informatika Aplikatif
Polinema. 175-178. 2015.
A-1
A-2
A-3
B-1
B-2
B-3
BUKTI WAWANCARA PAKAR
C-1
Foto Bersama Drg. Wahdiny di Klinik Herlinda
C-2
Chatting Whatsaap bersama Drg. Raagung Putra Armidin
C-3
Chatting Whatsaap bersama Drg. Putri Astari
C-4
Buku rekomendasi penyait gigi dan mulut oleh Drg. Wahdiny dan Drg. Daud Saidi
Buku referensi tentang penyakit gigi dan mulut, gejala, penyebab dan cara penanganannya.
C-5
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama : Drg. Raagung Putra Armidin
Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 25 Febuari 1987
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Patin No. 8A
No Hp : 087885349087
Latar Belakang Pendidikan
A. Pendidikan Formal
- SD Swasta Pertiwi Medan
- SLTP Negeri 11 Medan
- SMAN 05 Pekanbaru
Pengalaman Kerja
1. Rumah Sakit Nusa 5 , Poli Gigi , Pekanbau
2. PTT Kemenkes tahun 2012/2013
3. Poli Gigi Rumah sakit Shunjni
4. Poli Gigi Rumah Sakit UNRI
Demikian dafar riwayat hidu ini kami buat dengan yang sebenarnya
D-1
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama : Drg. Wahdiny
Tempat, Tanggal Lahir : Lhoksoumawe, 16 Juni 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Soebrantas, No. 31
No Hp : 085271066616
Latar Belakang Pendidikan
A. Pendidikan Formal
- SD Bhayangkari Pekanbaru
- SMPN 1 Pekanbaru
- SMAN 7 Pekanbaru
- FKG Universitas Baiturahma. Padang Panjang
Pengalaman Kerja
1. Klinik Pratama YLPI UIR, Jl. Kartama No 113
2. Klinik Yahya Medika, Jl. Bukit Barisan.
3. Klinik Herlinda. Jl. Soebrantas No 31.
Demikian dafar riwayat hidu ini kami buat dengan yang sebenarnya
D-2
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama : Drg. Putri Astari
Tempat, Tanggal Lahir : Pekanbaru, 30 Agustus 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Limbungan No.62 Rumbai
No Hp : 08116659191
Latar Belakang Pendidikan
A. Pendidikan Formal
- SD – SMA Cendana Pekanbaru
- FKG Universitas Baiturrahma Padang Panjang (S1 & Profesi)
Pengalaman Kerja
1. Klinik Assyafni (2016 – Sekarang)
2. Aulia Hospital (2017 – Sekarang)
Demikian dafar riwayat hidu ini kami buat dengan yang sebenarnya
D-3
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama : Drg. Daud Saidi
Tempat, Tanggal Lahir : Tnggerang, 21 Juli 1993
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Komplek. Griya Kulim mas, Jl. Kulim, Payung Sekaki
No Hp : 0821-7483-3594
Latar Belakang Pendidikan
A. Pendidikan Formal
- SDN 02 Serua Tanggerang Selatan
- SMPN 03 Ciputat Tanggerang Selatan
- SMAN 03 Tangsel
- Universitas Baiturrahmah , FKG
Pengalaman Kerja
1. Klinik Bira kasih Harapan raya
2. Praktek Dokter gigi, Jl. Asir putih
3. Perfect Smile, Jl. Soebrantas
Demikian dafar riwayat hidu ini kami buat dengan yang sebenarnya
D-4
FORM PENGUJIAN UNIT TESTING
Berikut ini Form pengujian Unit Testing aplikasi sistem pakar untuk diagnosa
awal penyakit gigi dan mulut yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-2
Tabel Form pengujian Unit Testing pada rule gejala penyakit (Lanjutan)
E-3
Tabel Form pengujian Unit Testing pada rule gejala penyakit (Lanjutan)
E-4
Tabel Form pengujian Unit Testing pada rule gejala penyakit (Lanjutan)
E-5
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-6
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device1 (Lanjutan)
E-7
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-8
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device2 (Lanjutan)
E-9
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-10
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device3 (Lanjutan)
E-11
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-12
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 4 (Lanjutan)
E-13
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-14
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 5 (Lanjutan)
E-15
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-16
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 6 (Lanjutan)
E-17
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-18
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 7 (Lanjutan)
E-19
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-20
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 8 (Lanjutan)
E-21
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-22
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 9 (Lanjutan)
E-23
FORM PENGUJIAN BLACK BOX
Pada Bagian ini pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Black
Box untuk memperlihatkan fungsi menu sistem pakar bekerja dengan baik dengan
mengisi form pertanyaan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sepuluh buah
smartphone yang berbeda spesifikasi. Spesifikasi device yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 5.2. Form pengujian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
E-24
Tabel Hasil Pengujian Blackbox Device 10 (Lanjutan)
E-25
E-26
E-27
E-28
E-29
E-30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP