Anda di halaman 1dari 12

Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

Renaissance dan Humanisme


Sebagai Jembatan Lahirnya
Filsafat Modern
I. Renaissance dan Humanisme
Oleh: Saifullah
Jembatan antara abad pertengahan dan
Tulisan ini memuat sejarah munculnya
zaman modern disebut dengan istilah
gerakan renaissance dan humanisme di
Renaissance yang berarti kelahiran kembali.
Eropa selepas berakhirya abad kegelapan.
Secara etimologi Renaissance berasal dari
Renaissance dan humanisme dianggap
bahasa Latin yaitu kata Re berarti kembali
sebagai latar belakang lahirnya filsafat
dan naitre berarti lahir. Secara bebas kata
modern. Melalui gerakan pemikiran ini
Renaissance dapat diartikan sebagai masa
seluruh kebudayaan Barat seolah
peralihan antara abad pertengahan ke abad
dibangunkan dari tidur nyenyak abad
modern yang ditandai dengan lahirnya
pertengahan. Manusia mulai mempelajari
berbagai kreasi baru yang diilhami oleh
hakikat diri dan alam semesta sebagai
kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan
pusat kenyataan. Pada periode yang
Romawi) yang lebih bersifat duniawi.1
berkisar antara abad 14 dan 16 ini, manusia
Renaissance awalnya dimulai di Italia.
menganggap dirinya tidak lagi sebagai
Setelah runtuhnya Romawi Barat tahun 476
Victor Mundi (orang yang berziarah didunia
M, Italia mengalami kemunduran, kota-kota
ini), melainkan sebagai Faber Mundi (orang
pelabuhan menjadi sepi. Selama abad 8-11
yang menciptakan dunianya). Tiga faktor
M perdagangan di laut Tengah dikuasai oleh
yang mempercepat perkembangan baru
pedagang muslim. Sejak berlangsung perang
Pada masa renaissance adalah tiga
salib (abad 11-13) pelabuhan-pelabuhan di
penemuan : mesiu, seni cetak dan
Italia menjadi ramai kembali untuk
kompas. Mesiu berarti runtuhnya
pemberangkatan pasukan perang salib ke
kekuasaan feudal dimana senjata dapat
Palestina. Setelah perang salib berakhir
dimiliki oleh kaum proletar. Seni cetak
pelabuhan-pelabuhan tersebut berubah
berarti pengetahuan tidak lagi milik ekslusif
menjadi kota dagang yang berhubungan
suatu elite, melainkan terbuka untuk semua
kembali dengan dunia timur. Muncullah
orang. Kompas berarti navigasi telah aman
Republik dagang di Italia seperti Genoa,
dan memungkinkan orang-orang Eropa
Florence, Venesia, Pisa di Milano. Kota-kota
untuk berlayar dan memperluas horison
ini dikuasai oleh para pengusaha serta
Barat kearah dunia yang baru di Timur.
pemilik modal yang kaya raya disebut
golongan borjuis antara lain keluarga
Keyword: Renaissance, Humanisme,
Medicci dari Florence. Mereka mendorong
Budaya
terjadinya pendobrakan terhadap pola-pola
tradisional dari abad pertengahan.2
Secara terminologi renaissance adalah orang Eropa dari zaman pertengahan ke
timbulnya revolusi pandangan hidup orang- zaman barunya, melalui proses peralihan

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014 133


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

yang sangat cepat. Middle Age merupakan gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan
zaman dimana Eropa sedang mengalami dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan
masa suram. Berbagai kreativitas sangat manusia pada hakekatnya sudah ditentukan
diatur oleh gereja. Dominasi gereja sangat oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia
kuat dalam berbagai aspek kehidupan. adalah mencari keselamatan. Pemikiran
Agama Kristen sangat mempengaruhi tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan
berbagai kebijakan yang dibuat oleh raja-raja. kepada theology. Pemikiran filsafat
Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan berkembang sehingga lahir filsafat scholastik
gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereja yaitu suatu gerakan filsafat yang dilandasi
akan mendapat balasan yang sangat kejam. pada theologi dan untuk alat pembenaran
Contohnya, inquisi terhadap Nicolaus agama.3
Copernicus (1473-1543) karena teori tata Dengan adanya berbagai pembatasan
suryanya yang menyebutkan bahwa matahari yang dilakukan kerajaan atas saran dari
pusat dari galaxi. Lewat penelitian gereja, maka timbullah sebuah gerakan
astronomisnya, menghasilkan otoritas kultural, pada awalnya merupakan
astronomi tradisional yang didominasi oleh pembaharuan di bidang kejiwaan,
teori Aristoteles dan Ptolemaeus yang kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia
menolak bahwa bumi adalah pusat semesta. pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja
Konsep-konsep kuno itu menjadi masuk mempunyai peran penting dalam
akal setelah dalam bukunya De Revolutionibus pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam
Orbium Coelestium (tentang peredaran benda- kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan
benda angkasa, baru terbit tahun 1687), kemasyhuran. Namun, ketika dominasi
menunjukan secara matematis bahwa bumi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti
mengitari matahari sebagai pusat semesta. itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah
Bahwa penemuan Copernicus ini semangat renaissance.
mengguncangkan kemapanan penafsiran Menurut Prancis Michel De Certeau
religious, saat paling jelas ditampilkan dalam renaissance muncul karena bubarnya
peristiwa Galileo-Galilei (1564-1642). jaringan-jaringan sosial lama dan
Astronom Genius ini berhasil membuktikan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi
kebenaran teori Copernicus lewat teleskop sehingga gereja berusaha untuk kembali
temuannya pada tahun 1610. Karena mendesak kendali dan menyatukan kembali
dianggap menyebarkan teori Heliosentrisme masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik
itu dalam bukunya Dialogo (Dialog visual, dengan cara-cara mengadakan
mengenai dua sistem utama tentang dunia, pameran untuk mengilhami kepercayaan,
1632 M), dia dipanggil ke Roma, sampai khotbah-khotbah bertarget dengan
akhirnya dihukum oleh inquisitor (Intelejen menggunakan pencitraan dan mistisisme
Gereja) dengan dicukil matanya. Yang yang diambil dari pemikiran budaya klasik
berkembang dalam kasus ini tak lain dari dengan harapan dapat mempersatukan
pada observasi empiris, sebuah metode yang kembali gereja yang terpecah-belah akibat
sangat sentral bagi perkembangan sains skisma (perang agama).4
modern, tetapi hal ini bertolak belakang dari Renaissance muncul dari timbulnya
keimanan gereja. kota-kota dagang yang makmur akibat
Pemikiran manusia pada Abad perdagangan, mengubah perasaan pesimistis
Pertengahan mendapat doktrinasi dari (zaman Abad Pertengahan) menjadi

134 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

optimistis. Hal ini juga menyebabkan Timur (Byzantium) pada tahun 1453 M.
dihapuskannya sistem stratifikasi sosial Romawi Timur (Byzantium) adalah
masyarakat agraris yang feodalistik. Timbul Kerajaan Eropa yang besar, perkasa dan
kemauan untuk melepaskan diri dari ikatan termaju. Lambang supremasi Kaum Nasrani
feodal menjadi masyarakat yang bebas. Eropa. Kemegahan gereja Eropa untuk
Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri sebagian besar diandalkan kepada
dari ikatan agama, sehingga menemukan Byzantium. Jatuhnya kekaisaran Byzantium
kemandirian demi kemajuan. atau Romawi Timur di Konstantinopel
Antroposentrisme menjadi pandangan membangkitkan semangat Eropa.
hidup dengan humanisme sebagai arus Sebelumnya mereka hampir putus asa
utama pemikiran filosofi. Selain itu adanya setelah mengalami serangan bangsa Mongol
dukungan dari keluarga saudagar kaya atas Konstantinopel, menelan pahitnya
semakin menggelorakan semangat kekalahan mereka dengan dikuasainya
Renaissance menjadi menyebar ke seluruh Spanyol dan Portugal oleh umat Islam, lalu
Italia dan Eropa. menyusul penaklukan kaum Muslimin atas
Renaissance lahir sekitar abad ke 15-16 negeri-negeri Bulgaria, Yugoslavia, Rumania
M, tatkala kaum intelektual, politik, dan dan seluruh Balkan oleh kekhalifahan
seniman di daratan Eropa serentak bertekad Islam.5
untuk mengadakan suatu gerakan Melalui renaissance seluruh kebudayaan
pembaharuan yang menginginkan Barat seolah dibangunkan dari tidur nyenyak
kebebasan berpikir untuk merubah doktrin abad pertengahan. Manusia mulai
agama yang dirasakan sangat mengekang mempelajari hakikat diri dan alam semesta
kemerdekaan batin. sebagai pusat kenyataan. Pada periode yang
Perkembangan pertama renaissans berkisar antara abad 14 dan 16 ini, manusia
terjadi di kota Firenze. Keluarga Medici yang menganggap dirinya tidak lagi sebagai Victor
memiliki masalah dengan sistem Mundi (orang yang berziarah didunia ini),
pemerintahan kepausan menjadi penyokong melainkan sebagai Faber Mundi (orang yang
keuangan dengan usaha perdagangan di menciptakan dunianya). Tiga faktor yang
wilayah Mediterania. Hal ini membuat para mempercepat perkembangan baru Pada
intelektual dan seniman memiliki kebebasan masa renaissance adalah tiga penemuan :
dan mendapatkan perlindungan dari mesiu, seni cetak dan kompas. Mesiu berarti
serangan gereja. Keleluasaan ini didukung runtuhnya kekuasaan feudal dimana senjata
oleh tidak adanya kekuasaan dominan di dapat dimiliki oleh kaum proletar. Seni cetak
Firenze. Kota ini dipengaruhi oleh berarti pengetahuan tidak lagi milik ekslusif
bangsawan dan pedagang. Dari sini, suatu elite, melainkan terbuka untuk semua
kemudian renaissance menjalar ke daratan orang. Kompas berarti navigasi telah aman
Eropa lainnya. dan memungkinkan orang-orang Eropa
Adapun sebab utama lahirnya untuk berlayar dan memperluas horison
renaissance adalah karena keterkejutan Barat kearah dunia yang baru di Timur .
orang-orang Eropa menyaksikan Pada masa renaissance manusia
ambruknya imperium Romawi Timur oleh menemukan kesadaran akan dua hal, yaitu:
kaum Muslimin, terutama dengan peristiwa dunia dan dirinya sendiri. Pengenalan diri
jatuhnya Konstantinopel yang menghasilkan berarti sadar akan nilai pribadi dan kekuatan
penaklukan Kerajaan Turki atas Romawi individual. Ahli waris gerakan renaissance

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014 135


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

adalah Humanisme, Istilah humanisme Eropa. menemukan kesadaran untuk


berasal dari kata human yang berarti manusia. bangkit lewat cara penggalian terhadap
Aliran pemikiran ini menekankan Value nilai-nilai rasional filsafat Yunani.
(nilai) dan Dignity (martabat) manusia diatas Mereka berusaha menemukan seni
segala-galanya, serta menjadikan berfikir dan bertindak lewat penalaran
kepentingan manusia. sebagai ukuran Aristoteles dan dukungan metodologi
kebenaran mutlak. Nicola Abagnano sains modern untuk rekayasa masa
mendefenisikannya : depan.
Humanism is the philosophical and literary 4. Pengagungan terhadap Sains : Bahwa
movement which originated in Italy in the second kesulitan manusia lebih banyak
half of fourteenth century and diffused into ditimbulkan oleh kelemahan dalam
other countries of Europe, coming to constitute memahami dan menaklukkan alam,
one of the actors of modern culture. make. explorasi dan experimentasi sains
Humanism is also any philosophy which ilmiah dan penemuan yang
recognizes the value or dignity of man and dihasilkannya dianggap lebih utama
makes him the measure of all things or daripada doktrip Gerejani yang tidak
somehow takes human nature, its limits, or its humanistik dan rasional.7
interests as its themes.6
II. Kesadaran Baru
Berikut ini adalah beberapa thema-
thema dari Humanisme: Penemuan kesadaran Humanisme Barat
1. Freedom : Institusi-institusi Pada abad mengakibatkan manusia merasa bebas dari
pertengahan seperti gereja, feudalisme, doktrin agama dan tradisi. Kebenaran harus
dan kekaisaran telah merekayasa dicapai dengan kekuatan sendiri. Perlahan-
pandangan masyarakat kepada satu lahan kaum humanis telah melepaskan
cosmic yang merendahkan dan tujuan keakhiratan dan menerima hidup
memasung kebebasan berfikir. Gerakan dalam batas-batas dunia yang dihadapi.
Humanisme adalah usaha untuk Lambat-laun filsafat Eropa mengalami
menumbangkan otonomi dari alienasi terhadap agama yang defenitif.
kekuasaan-kekuasaan tersebut. Filsafat menjadi bersifat individualis,
2. Naturalisme : Pandangan bahwa manusia sehingga sejarahnya mewujudkan konsepsi
adalah bagian terpenting dari alam dari kepribadian tokoh-tokoh filsafat. Titik
semesta. Meskipun thesis Humanisme tekannya adalah kebebasan mutlak bagi
mengangkat jiwa manusia sebagai pemikiran dan penelitian, bebas dari wibawa
kekuatan untuk pembebasan (the power wahyu dan tradisi. Pengetahuan hakiki
of freedom), namun pendukungnya tidak bukan didapat dari pewarisan, melainkan
pernah melupakan badan dan dari apa yang diperoleh manusia sendiri
kesenangan lahiriah lewat penaklukan karena kekuatannya lewat penelitian dan
terhadap alam sebagai objek dari penemuan-penemuan .
proyek-proyek manusia, dengan - untuk Filsafat Humanisme di rumuskan
sementara - menangguhkan perhatian sebagai bentuk filsafat ‘eksistensialisme yang
terhadap hal-hal yang bersifat meta- kolektif ’. Dimana kesadaran akan diri yang
alam. merupakan bagian dari kolektif dan
3. Perspektif Sejarah : Kaum humanis keputusan untuk turut menjadi bagian dari

136 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

gerakan kolektif. Filsafat Humanisme dalam ditandai oleh pendekatan rasional mereka
rupa ideologi tersebar secara psikologis terhadap manusia yang tidak terburu-buru
kepada orang-orang di zaman Renaissance. melakukan ‘hubungan singkat’ dengan
Kesadaran yang muncul bukan ‘aku adalah otoritas wahyu illahi, melainkan lebih dahulu
manusia’, melainkan ‘kita adalah lewat penelitian yang cermat atas ciri
manusia’.Yang timbul adalah kesadaran keduniawian dan alamiah manusia.
bahwa ‘kita’ adalah ‘manusia’, dan ‘kita’ Kebudayaan tampil ke depan menggeser
adalah yang ‘utama’. ‘Lupakan organisasi itu agama. Manusia terutama dimengerti dari
(gereja), buat apa kita mengabdi kepadanya’. kemampuan-kemampuan alamiahnya,
‘Ternyata kita pun juga sangat penting’. seperti minat intelektualnya, pembentukan
‘Cukup sudah dibatasi oleh gereja lagi’.8 karakternya, apresiasi estetisnya. Perhatian
Dari pemikiran Humanisme kemajuan- lalu ditumpahkan pada toleransi, vitalitas
kemajuan yang terjadi diberbagai bidang jiwa, keelokan raga, persahabatan dst. Semua
sangat pesat, karena orang-orang tidak itu dicakup dalam kata humanus. Upaya
dibatasi kemampuannya oleh aturan-aturan seperti itu dimulai dengan pendamaian
gereja pada abad pertengahan. Muncullah antara filsafat (khususnya Aristoteles dan
para Renaissance Man yang membawa Eropa Plato) dan Kitab Suci, kesusastraan Yunani
dan sekitarnya kedalam kemajuan. Namun, kuno dan ajaran-ajaran wahyu, sebagaimana
tidak semua sejarawan berpendapat bahwa dapat kita temukan pada Giovanni Pico della
kemajuan dan kemunculan raksasa-raksasa Mirandolla (1463-94) atau kadang juga
seni dan ilmu pengetahuan sepenuhnya dengan mendukung sistem heliosentrisme
disebabkan oleh Filosofi Humanisme. yang ditentang otoritas religius waktu itu,
Filsafat Humanisme telah membawa sebagaimana dilakukan oleh Giordano
perubahan yang sangat baik pada zamannya. Bruno (1548-1600) yang lalu dikejar-kejar
Ideologinya berhasil membawa Renaissance sebagai bid’ah dan dibakar di Roma.
menjadi era yang diutopiakan oleh zaman- Gerakan humanis ini mulai di Italia, lalu
zaman sesudahnya. Meskipun Humanisme merambat dengan cepat ke Jerman, Prancis,
membuang jauh gereja dari falsafahnya, hasil Belanda, dan negara Eropa lainnya.
yang diberikan baik. Secara empiris bisa kita Sulit dipastikan mana yang lebih dahulu
katakan berhasil. Dalam sudut pandang berperan dalam modernisasi Barat,
pragmatis Humanisme sudah sukses. humanisme atau ilmu pengetahuan modern,
Humanisme membuka pemikiran- namun kita tidak perlu meragukan bahwa
pemikiran hebat yang selama terkungkung keduanya saling bahu membahu dalam
oleh gereja. Humanisme membuka dan mengokohkan suatu cara berpikir rasional
merestorasi talenta-talenta yang selama ini yang menempatkan manusia dan
terminimalisasikan. Humanisme membuka rasionalitasnya sebagai pusat segala sesuatu.
mutiara-mutiara yang sangat cemerlang dari René Descartes meletakkan dasar filosofis
kotak besarnya yang gelap.9 untuk tendensi baru ini lewat penemuan
Humanisme modern yang mengambil subyektivitas manusia dalam tesisnya je pense
sikap kritis terhadap monopoli tafsir donc je suis (aku berpikir, maka aku ada). Ciri
kebenaran yang dipegang oleh persekutuan ini lalu disebut ‘antroposentrisme’, untuk
ajaib negara dan agama telah berkembang menegaskan sikap kritisnya terhadap
seiring dengan perkembangan filsafat dan teosentrisme Abad Pertengahan. Salah satu
ilmu pengetahuan modern. Kaum humanis hal penting yang kerap luput dari perhatian

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014 137


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

adalah hubungan khas antara perkembangan empirisme Inggris sampai abad ke-19 dalam
ilmu-ilmu alam modern dan humanisme romantisme Prancis, gerakan ini
modern yang semakin skeptis terhadap menyuburkan penelitian-penelitian atas apa
agama. Isaac Newton (1643-1727) dengan yang disebut ‘manusia alamiah’. Manusia
fisikanya memberi suatu keyakinan rasional alamiah bukanlah makhluk berdosa asal yang
bahwa alam bekerja secara mekanistis seperti diusir dari firdaus yang lalu membutuhkan
sebuah arloji, dan akal budi manusia dapat rahmat Tuhan untuk keselamatannya,
menyingkap hukum-hukum yang bekerja di melainkan suatu makhluk yang memiliki
belakang proses-proses alamiah. 10 kebebasan dan akal, sekaligus juga – seperti
Rasionalisme dan empirisme abad ke- binatang – didorong oleh naluri-nalurinya.
17 bahkan sampai pada suatu tilikan yang Para teoretikus kontrak dari Hobbes sampai
mencerahkan bahwa hukum-hukum alam Rousseau ingin menjelaskan ‘mekanisme
itu tidak lain daripada hukum-hukum akal sosial’ dengan mekanisme kepentingan-diri
budi itu sendiri, sehingga semakin dalam kita atau kepentingan sosial yang pada akhirnya
menyingkap proses kerja akal kita, semakin dapat dikembalikan pada kecenderungan
luas pula pengetahuan kita tentang cara kerja naluriah untuk mencari kenikmatan dan
semesta. Kaitannya dengan humanisme menghindari rasa sakit. Dalam biologi abad
yang kritis terhadap otoritas wahyu juga jelas ke-18, klasifikasi makhluk hidup yang
karena pencerahan mengenai korelasi antara dilakukan oleh Carl von Linné hanyalah awal
hukum alam dan hukum akal budi itu juga dari upaya melihat manusia sebagai salah
ditemukan oleh para pemikir abad ke-18 di satu spesies hewan, sebelum Charles Darwin
wilayah moralitas. Kaum agnotis, the deists di abad ke-19 lewat teori evolusinya sama
atau atheis pada masa itu yang banyak sekali meruntuhkan gambaran sakral tentang
menulis buku-buku kontroversial mencoba manusia yang berabad-abad diimani dalam
meyakinkan para pembaca mereka bahwa agama. Humanisme seakan berkata bahwa
kekuasaan Tuhan tidak lagi dapat dilacaki manusia berasal dari dunia-sini dan bukan
pada mukjizat-mukjizatNya, melainkan pada roh dunia-sana yang terperangkap dalam
arloji semesta yang mencerminkan suatu daging.11
desain illahi. Karena itu juga moralitas tidak
harus diturunkan dari wahyuNya, melainkan III. Tokoh-tokoh Renaissance
cukup disimpulkan dari asas-asas di dalam
akal budi sendiri dan mekanisme alam. Lalu Berikut ini adalah sejumlah ilmuan yang
tidak perlu dijelaskan panjang lebar bahwa menjadi pioner gerakan renaissance di
sesuatu seperti hukum alam juga bekerja di Eropa:
dalam transaksi pasar, sebagaimana a. Roger Bacon
ditemukan oleh Adam Smith dan kaum Beliau berpendapat bahwa pengalaman
fisiokrat. (empiris) menjadi landasan utama bagi
Ditinjau dari sisi tertentu, humanisme awal dan ujian akhir bagi semua ilmu
seperti berupaya untuk merebut manusia pengetahuan. Matematika merupakan
dari alienasi yang disebabkan obsesi syarat mutlak untuk mengolah semua
masyarakat pada dunia-sana dan pengetahuan.
mengakarkannya kembali ke dunia-sini. b. Copernicus
Lewat ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu Beliau mengatakan bahwa bumi dan
kemanusiaan, sejak abad ke-17, dalam planet semuanya mengelilingi matahari,

138 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

sehing ga matahari menjadi pusat Kopernikus (1473-1543), Johannes Keppler


(heliosentrisme). Pendapat ini (1571- 1630), Galileo Galilei (1564-1642),
berlawanan dengan pendapat umum Hugo De Groot (1583-1645), Niccolas
yang berasal dari Hipparchus dan Machiavelli (1467-1525) dan Thomas More
Ptolomeus yang menganggap bahwa (1480-1535), serta lahirnya filosof kaliber
bumi sebagai pusat alam semesta besar Francis Bacon (1561-1626),
(geosentrisme). menegaskan bahwa filsafat harus dipisahkan
c. Johannes Keppler dari Theologi. Bacon adalah orang yang
Beliau menemukan tiga buah hukum meletakkan dasar-dasar bagi metode induksi
yang melengkapi penyelidikan Brahe modern, sekaligus pelopor dalam usaha
sebelumnya, yaitu : mensistematisasikan secara logis prosedur
1) Bahwa gerak benda angkasa itu ilmiah. Ilmu pengetahuan hanya dapat
ternyata bukan bergerak mengikuti diusahakan lewat pengamatan, percobaan
lintasan circle, namun gerak itu dan penyusunan fakta. Lewat ilmuan-ilmuan
mengikuti lintasan elips. Orbit inilah lahirnya filsafat Barat yang bersifat
semua planet berbentuk elips. sintetis, yang pada giliranya melahirkan pula
2) Dalam waktu yang sama, garis aliran-aliran modern di dunia filsafat yang
penghubung antara planet dan secara metodis mengalami perkembangan
matahari selalu melintasi bidang baru yang amat berbeda dengan aliran-aliran
yang luasnya sama. filsafat klasik sebelumnya.
3) Dalam perhitungan matematika
terbukti bahwa bila jarak rata-rata IV. Pergeseran Ide Tentang Agama
dua planet A dan B dengan matahari
adalah X dan Y, sedangkan waktu Dalam perkembangan berikutnya
untuk melintasi orbit masing- terdapat kelompok humanis yang tetap
masing adalah P dan Q, maka P2 : memakai kata religion akan tetapi dengan arti
Q2 = X3 : Y3. yang baru; namun sebahagian besar aliran-
d. Galileo Galilei aliran filsafat yang berkedok humanis lebih
Beliau membuat sebuah teropong suka menanggalkan kata “agama.” dan
bintang yang terbesar pada masa itu dan menggantinya, dengan “Cara hidup yang
mengamati beberapa peristiwa angkasa humanis” (the humanist way of life). Dalam
secara langsung. Ia menemukan kedua penafsiran tersebut konsep ortodok
beberapa peristiwa penting dalam dan tradisonal tentang agama ditinggalkan.
bidang Astronomi. Ia melihat bahwa Agama kelompok humanis adalah hasil
planet Venus dan Mercurius masyarakat; ini berarti setia dengan nilai-nilai
menunjukkan perubahan-perubahan hidup dan usaha bersama untuk mencapai
seperti halnya bulan, sehing ga ia kehidupan yang lebih baik. Kehidupan
menyimpulkan bahwa planet-planet spritual bukanlah ha1 yang asing bagi
tidaklah memancarkan cahaya sendiri, manusia atau dipaksakan dari luar, tetapi
melainkan hanya memantulkan cahaya merupakan kualitas kehidupan manusia yang
dari matahari. terdapat didalam aktivitas kemanusiaannya.
Segi spritual dari manusia adalah manusia
Penemuan yang dihasilkan oleh ilmuan- itu sendiri, ia berjuang dengan setia dan
ilmuan masa renaissance seperti Nikolaus berani untuk nilai-nilai kehidupan

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014 139


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

membentuk ideal dan bekerja. keras untuk Dengan semakin kuatnya Renaissance,
mencapainya, ini berarti memberi tempat sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini
untuk simpati dan cinta. John Dewey menyebabkan agama semakin diremehkan
berkata, “Aktivitas apasaja bila dilakukan bahkan kadang digunakan untuk
untuk suatu ideal, dengan menghadapi kepentingan sekulerisasi itu sendiri.
rintangan-rintangan atau kerugian pribadi, Semboyan mereka “religion was not highest
oleh karena keyakinan terhadap nilai yang expression of human values”. Bahkan salah
umum dan lestari, semua itu bersifat seorang yang dilukiskan sebagai manusia
keagamaan.” 12 Esensi dari agama dalam ideal renaissance, Leon Batista Alberti
pandangan mereka adalah integrasi (1404-1472), secara tegas berani mengatakan
kepribadian manusia, yang meliputi loyalitas “Man can do all things if they will”. Renaissance
terhadap ideal yang tinggi. Ini adalah agama mengajarkan kepada manusia untuk
tanpa Tuhan : kaum humanis mengatakan memanfaatkan kemampuan dan
bahwa filsafat mereka memenuhi pengetahuannya bagi pelayanan kepada
kebutuhan-kebutuhan agama, yakni sesama. Manusia hendaknya menjalani
mempersatukan manusia untuk mengabdi kehidupan secara aktif memikirkan
kepada kepentingan-kepentingan manusia kepentingan umum bukan hidup bersenang-
dan nilai-nilai. Kelompok humanis senang dalam belenggu moral dan ilmu
mengharap untuk mempersatukan fikiran pengetahuan di menara gading. Manusia
ilmiah, sosial dan keagamaan dalam suatu harus berperan aktif dalam kehidupan,
filsafat terpadu yang diarahkan untuk bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir.
mencapai kebahagiann manusia 13. Namun, manusia menjadi pusat segala hal
Renaissance merupakan titik awal dari dalam kehidupan atau Antoposentrisme.
sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi Manusia renaissance harus berani
dari semangat Renaissance salah satunya memuji dirinya sendiri, mengutamakan
adalah pandangan manusia bukan hanya kemampuannya dalam berfikir dan
memikirkan nasib di akhirat seperti bertindak secara bertang gung jawab,
semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus menghasilkan karya seni dan mengarahkan
memikirkan hidupnya di dunia ini. nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia
Renaissance menjadikan manusia lahir ke untuk menonjolkan diri baik dari keindahan
dunia untuk mengolah, menyempurnakan jasmani maupun kemampuan intelektual-
dan menikmati dunia ini baru setelah itu intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan
menengadah ke surga. Nasib manusia di dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis,
tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi
dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah daya kemampuan manusia terus
melainkan suatu keadaan yang dapat berkembang sampai saat ini sehingga di
diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia zaman modern ini pun tidak ada lagi segi
dengan akal budi, otonomi dan bakat- kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.14
bakatnya. Manusia bukan budak melainkan Humanisme kerap disejajarkan dengan
majikan atas dirinya. Inilah semangat atheisme, sekularisme atau bahkan filsafat
humanis, semangat manusia baru yang oleh Barat itu sendiri. Anggapan seperti itu tidak
Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui seluruhnya tepat, karena humanisme
bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan memiliki cakupan yang lebih luas dan dalam
hukum. daripada sekedar humanisme atheistis. Di

140 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

sini dapat didaftar, misalnya, humanisme semakin kompleks.


Kristiani, humanisme Islam, humanisme Sumbangan kedua humanisme ateistis
kultural, humanisme eksistensial-theistis dan adalah kritik agama itu sendiri sebagai suatu
lain-lain. yang memaknai pentingnya pendekatan rasional untuk memurnikan
kemanusiaan dan kehidupan di dunia-sini iman religius. Ateisme adalah satu hal, tetapi
tanpa mengesampingkan kepercayaan akan kritik agama adalah hal lain. Orang yang
Tuhan. Kiranya justru kalangan agamalah percaya pada Tuhan dapat memanfaatkan
yang paling getol memberi pengertian kritik agama tanpa harus mengambil sikap
sempit itu karena mereka berangkat dari ateistis. Kritik agama membantunya untuk
suatu kecurigaan terhadap pendekatan- memeriksanya untuk mengambil jarak kritis
pendekatan rasionalistis sebagai ancaman terhadap penghayatannya. Sebagai
bagi iman akan wahyu illahi. Penggunaan pandangan dunia total, agama mengklaim
akal dalam beragama dianggap dapat kebenaran absolutnya sehingga tak
menerjang batas-batas doktriner dan bahkan seorangpun berani mempersoalkannya.
dapat menggiring pada kesangsian terhadap Akalpun dikebiri demi iman yang buta yang
otoritas sakral dan tradisi religius yang dijaga pada gilirannya menginduk pada otoritas
selama berabad-abad. Anggapan bahwa yang disakralkan. Keadaan itu tidak bisa
humanisme yang mereproduksi kecurigaan disebut manusiawi, karena bakat-bakat
terhadap agama berbalas kecurigaan rasional manusia ditindas. Bagaikan bubuk
terhadapnya yang pada gilirannya mesiu yang meletus dan mengganggu
menyempitkan pengertiannya pada ateisme telinga, kritik agama menggugah orang
dan sekularisme. beragama untuk – meminjam istilah Kant –
Radikalisasi ‘moral rasional’ adalah “terjaga dari tidur dogmatis”nya.15
sumbangan pertama kaum humanis ateistis. Betapapun sucinya, agama melibatkan
Moral rasional adalah moral yang tidak banyak hal yang bersifat manusiawi dan
diturunkan dari wahyu dan tradisi religius, duniawi, seperti: imajinasi sosial manusia,
melainkan dari akal belaka. Moral yang kepentingan kelasnya, sistem
immanen pada kemanusiaan kita ini menjadi pengetahuannya, tradisi kulturalnya. Dengan
proyek lama sejak Kant dan the deists di hanya percaya saja, yaitu tanpa juga berpikir,
abad ke-18. Para humanis Pencerahan ini gambaran tentang Tuhan lama kelamaan
masih menerima eksistensi Tuhan, dipercaya sebagai Tuhan itu sendiri, padahal
meskipun perananNya sangat minimal gambaran tentangNya dibangun oleh
dalam sejarah, jika tidak ingin mengatakan sejarah, kekuasaan dan kebudayaan manusia.
tidak ada sama sekali. Bisa dikatakan bahwa Feuerbach, Marx, Comte, Nietzsche dan
humanisme ateistis membawa moral rasional Sartre benar bahwa sesuatu yang dihasilkan
itu sampai ke tepian akhir imanensi manusia oleh pikiran telah mengasingkan manusia
untuk menemukan prinsip-prinsip kebaikan dan memasung kebebasannya. Mereka
yang murni manusiawi tanpa transendensi. menyebut itu “Tuhan”, tetapi kita
Moral rasional seperti ini dapat memberi menyebutnya dengan lebih tepat, yaitu:
platform bersama suatu masyarakat yang gambaran tentang Tuhan. Jika yang
ditandai oleh persaingan berbagai doktrin dipersoalkan adalah gambaran Tuhan, kritik
religius. Moral rasional itu tidak dikhususkan agama mereka akan sangat menolong umat
pada iman religius tertentu, maka membantu beragama untuk membersihkan imannya
toleransi di dalam masyarakat modern yang dari delusi-delusi. Dalam arti ini humanisme

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014 141


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

ateistis justru dapat menjadi jalan untuk transformatif dan toleran.


mengakui transendensi dan kemutlakan
Tuhan yang berada di luar gambaran- V. Penutup
gambaran manusia. Bukan Tuhan,
melainkan gambaran Tuhan yang kelirulah Humanisme dapat dipandang sebagai
yang sesungguhnya telah mereka bunuh. Jika suatu upaya intelektual yang gigih untuk
berhala-berhala pikiran disembah sebagai memaknai kemanusiaan dan keterlibatan
theos, untuk menjadi seorang theis sejati, manusia di dalam dunianya. Upaya ini
diperlukan sikap atheis, yakni menolak dilakukan dengan menggali tradisi kultural,
meyakini theos palsu itu. seperti yang terjadi dalam humanisme
Berkembangnya ilmu-ilmu empiris yang Renaisans, untuk mengimbangi obsesi pada
meneliti agama kiranya merupakan aspek-aspek adikodrati manusia sebagaimana
sumbangan ketiga yang bersifat pragmatis banyak ditekankan oleh agama. Untuk lepas
dari humanisme atheistis. Jauh sebelum dari dogmatisme agama, tidak jarang
munculnya para atheis itu, apa yang disebut humanisme memilih strategi yang lebih
ilmu agama tidak kurang daripada suatu tegas, yaitu mendekati gejala-gejala manusia
teologi yang menjelaskan, membenarkan dengan ilmu-ilmu empiris yang berujung
dan membela iman sendiri. Dewasa ini dunia pada penjelasan-penjelasan naturalistis tentang
ilmu dan pendidikan tinggi telah memiliki manusia, sebagaimana banyak dijumpai pada
dan mengembangkan berbagai ilmu empiris para fisiokrat, the deists, dan kaum materialis
dan percabangan mereka, seperti psikologi di abad ke-18. 17 Dalam upayanya untuk
agama, sosiologi agama, antropologi agama, merebut manusia dari tafsiran-tafsiran
sejarah agama-agama dan lain-lain. yang teosentris agama, humanisme bahkan juga
memperlakukan gejala-gejala agama, seperti mengambil strategi yang ekstrem dengan
mistik, trance, bahasa roh, penyembuhan menolak keyakinan religius dan peranannya
lewat iman dan kemartiran, sebagai gejala- dalam kesadaran manusia, sebagaimana
gejala manusiawi yang dijelaskan secara dilakukan oleh para humanis.
rasional dan empiris. 16
Humanisme atheistis banyak mendorong
peralihan sudut pandang dari ‘perspektif Catatan Akhir
penghayat’ ke ‘perspektif pengamat’ yang
1
banyak membantu mengembangkan etos Harry Hamersma, Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern,
riset ilmiah tentang agama yang hari ini Gramedia, 1986, Jakarta, hal. 3.
2
Harun Hadiwiyono, Sari Sejarah Filsafat Barat II,
dimiliki dunia ilmu. Bersama dengan moral Kanisius Yogyakarta, 1989, hal. 12-13.
rasional dan kritik agama, ilmu-ilmu empiris 3
Milton K Munitz, The Way of Philosophy, Mac Millan
tentang agama banyak membantu umat Publishing Co, New York, USA, 1972, p. 212.
4
beragama sendiri dalam menghayati imannya John Hale, The Civilization of Europe in the
Renaissance, New York Press (1994). P. 648.
secara dewasa tanpa mengesampingkan 5
I b i d, hal. 232.
peranan akal. Ini terjadi dalam banyak studi 6
Nicola Abagnano, Humanism, Ensyclopaedia of
baik di kalangan Katholik maupun Protestan Philosophy, Mac Millan, USA, Reprint Edition 1972,
di Barat untuk merekonstruksi suatu V.3, Paul Edward Editor of Chief, New York, p.70.
7
theologi yang sesuai dengan kompleksitas I b i d, hal. 76.
8
Paul F Grendler, “The Future of Sixteenth Century
dunia modern kita dan karenanya juga Studies: Renaissance and Reformation Scholarship
menolong penghayatan iman yang lebih in the Next Forty Years,” Sixteenth Century Journal

142 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

Spring 2009, Vol. 40 Issue 1, 182.


9
Damang, Humanisme dan Para Kritikusnya, http:/
Tentang Penulis
/www.hanafimohan.com/2013/02/lahirnya-humanisme-
di-barat.html. hal.5. Syaifullah adalah Dosen Fakultas Ushuluddin
10
Campbell, Gordon. The Oxford Dictionary of the UIN Riau pada Matakuliah Filsafat Barat,
Renaissance. (2003). P. 862 . menyelesaikan Studi S1 pada Jurusan Aqidah
11
Damang, Op Cit, hal. 7.
12 Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Susqa
Titus, Smith, Nolan, Op Cit, hal. 78.
13
I b i d, hal, 81. Pekanbaru Tahun 1990 dan S2 dengan
14
Grendler, Paul F, Op Cit, p. 23. Kosentrasi pemikiran Islam pada UM Kuala
15
Damang, Op Cit, hal. 9. Lumpur Tahun 2002.
16
I b i d, hal. 8.
17
I b i d. 9.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014 143


Saifullah: Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Campbell, Gordon. The Oxford Dictionary of the Renaissance. (2003).


Damang, Humanisme dan Para Kritikusnya, http://www.hanafimohan.com/2013/02/lahirnya-
humanisme-di-barat.html
Grendler, Paul F. “The Future of Sixteenth Century Studies: Renaissance and Reformation
Scholarship in the Next Forty Years,” Sixteenth Century Journal Spring 2009, Vol. 40
Issue 1.
Hale, John. The Civilization of Europe in the Renaissance. (1994).
Hay, Denys. The Significance of Renaissance Europe dalam The Age of Renaissance. Disunting oleh
Denys Hay. Thames and Hudson Ltd. London:1986.
Harry Hamersma, Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern, Gramedia, 1986, Jakarta.
Harun Hadiwiyono, Sari Sejarah Filsafat Barat II, Kanisius Yogyakarta, 1989.
Milton K Munitz, The Way of Philosophy, Mac Millan Publishing Co, New York, USA, 1972,
Nicola Abagnano, Humanism, Ensyclopaedia of Philosophy, Mac Millan, USA, Reprint
Edition 1972, V.3, Paul Edward Editor of Chief, New York.
Robert Audi.1995.The Cambridge Dictionary Of Philosophy.Cambridge University
Press:United Kingdom.

144 JURNAL USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai