0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan standar profesional akuntan publik di Indonesia dan sepuluh standar auditing beserta penjelasannya. Dokumen tersebut juga membahas kode etik profesi akuntan publik yang terdiri atas prinsip dasar etika dan aturan etika.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan standar profesional akuntan publik di Indonesia dan sepuluh standar auditing beserta penjelasannya. Dokumen tersebut juga membahas kode etik profesi akuntan publik yang terdiri atas prinsip dasar etika dan aturan etika.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan standar profesional akuntan publik di Indonesia dan sepuluh standar auditing beserta penjelasannya. Dokumen tersebut juga membahas kode etik profesi akuntan publik yang terdiri atas prinsip dasar etika dan aturan etika.
A. PERKEMBANGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Tahun 1972, untuk pertama kalinya ikatan akuntan Indonesia berhasil menerbitkan norma pemeriksaan akuntan, yang di sahkan dalam kongres ke III ikatan akuntan Indonesia. Norma pemeriksaan akuntan tersebut mencakup: tanggung jawab akuntan publik, unsur unsur pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi: pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas pemeriksaan. Dalam kongres ke IV ikatan akuntan Indonesia tanggal 25-26 oktober 1982, komisi pemeriksaan akuntan mengusulkan agar segera dilakukan penyempurnaan atas buku norma pemeriksaan akuntan yang lama, dan melengkapinya dengan serangkaian suplemen yang merupakan penjabaran lebih lanjut norma tersebut. Pada tanggal 19 april 1986, norma pemeriksan akuntan yang telah di teliti dan disempurnakan oleh tim pengesahan, di sahkan oleh pengurus pusat ikatan akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima setelah tanggal 31 desember 1986. Dalam tahun 1992, ikatan akuntan Indonesia menerbitkan norma pemeriksaan akuntan, edisi revisi yang memasukan sumplemen no. 1 sampai dengan no. 12 dan interpretasi no. 1 sampai dengan no. 2. Dalam kongres ke VII ikatan akuntan Indonesia tahun 1994 disahkan standar professional akuntan publik yang secara garis besar berisi: Uraian mengenai standar profesional akuntan publik. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah di klasifikasikan. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah di klasifikasikan. Standar profesional akuntan publik per 1 januari 2001 terdiri atas lima standar, yaitu: Pernyataan standar auditing (PSA) yang dilengkapi dengan interpretasi pernyataan standar auditing (IPSA). Pernyataan standar akuntansi atestasi (PSAT) yang di lengkap interpretasi pernyataan standar atestasi (IPSAT). Pernyataan standar jasa akuntansi dan review (PSAR) yang dilengkapi dengan interpretasi pernyataan standar jasa akuntansi dan review (IPSAR). Pernyataan standar jasa konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan interpretasi pernyataan standar jasa konsultasi (IPSJK). Pernyataan standar pengendalian mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan interpretasi pernyataan standar pengendalian mutu (IPSM). B. SEPULUH STANDAR AUDITING Standar auditing yang telah di tetapkan dan disahkan oleh institut akuntan publik Indonesia (2011:150.1-150.2) terdiri atas sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu: 1. Standar umum Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus di pertahankan oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar pekerjaan lapangan Pekerjaan harus di kerjakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di audit. 3. Standar pelaporan Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. C. PENJELASAN MASING-MASING STANDAR AUDITING Standar umum a. Standar umum pertama berbunyi “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. b. Standar umum pertama berbunyi “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”.
c. Standar umum ketiga berbunyi “Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”.
Standar pekerjaan lapangan
a. Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi “Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya” b. Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”. c. Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi “Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebgai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan kauangan yang diaudit”. Standar pelaporan Standar pelaporan yang terdiri atas empat standar merupakan pedoman bagi auditor independen dalam menyusun laporan auditnya.
Standar pelaporan pertama berbunyi “Laporan audit harus menyatakan apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia” Standar pelaporan kedua (disebut sebagai standar konsistensi) berbunyi “Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya”.
Standar pelaporan ketiga berbunyi “Pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor”.
Standar pelaporan keempat berbunyi “Laporan auditor harus memuat suatu
pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor di kaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika tidak dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor”. D. KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK Sejak 1 januari 2011, IAPI memberlakukan kode etik profesi akuntan publik yang terdiri atas: 1. Bagian A prinsip dasar etika profesi dan bagian B aturan etika profesi. 2. Kode etik profesi akuntan publik selengkapnya bisa dilihat di SPAP 2011 atau buku yang diterbitkan IAPI. 3. Kode etik ini mengacu pada kode etik dari international federation of accountant (IFAC). 4. Kode etik IAPI yang baru disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: (IAPI 2008). Bagian A berisi prinsip dasar etika profesi yang terdiri atas:
Seksi 100 prinsip-prinsip dasar etika profesi
Seksi 110 prinsip integritas
Seksi 120 prinsip objektivitas
Seksi 130 prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional
Seksi 140 prinsip kerahasiaan
Seksi 150 prinsip perilaku profesional.
Bagian B aturan etika profesi yang terdiri atas:
Seksi 200 ancaman dan pencegahan
Seksi 210 penunjukan praktisi, KAP, atau jaringan KAP
Seksi 220 benturan kepentingan
Seksi 230 pendapat kedua
Seksi 240 imbalan jasa profesional dan bentuk remunerasi lainnya
Seksi 250 pemasaran jasa profesional
Seksi 260 penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya
Seksi 270 penyimpanan aset milik klien
Seksi 280 objektivitas semua jasa profesional
Seksi 290 independensi dalam perikatan asuransi.