Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Wisata


Pariwisata merupakan salah satu bidang yang perlu dikembangkan, dikelola
dalam pembangunan karena pariwisata merupakan salah satu sumber devisa Negara
yang sangat potensial dalam membangun perekonomian Negara. Selain itu pariwisata
juga dapat membuka lapangan kerja, meningkatkan taraf kehidupan, bahkan
mempererat persaudaraan antar bangsa dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia
kepada Negara lain. Menurut Wahab (2003:5) Pariwisata adalah salah satu dari
industri gaya baru, yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat
dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor
produksi lain di dalam Negara penerima wisatawan. Kegiatan-kegiatan ini dapat
menambah pendapatan masyarakat dan menekannya tingkat pengangguran. Upaya
pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwistaan nasional untuk
meningkatkan lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan Kabupaten dan
pendapatan negara serta penerimaan devisa. Mengingat luasnya kegiatan yang harus
dilakukan untuk mengembangkan kepariwisataan, maka perlu dukungan dan peran
serta yang aktif dari Pemerintah dan masyarakat.
Pariwisata hingga saat ini masih menjadi sektor prioritas pemerintah karena
dinilai mampu menjadi lokomotif pergerakan perekonomian bangsa. Sektor pariwisata
bahkan menjadi salah satu penyumbang devisa nasional terbesar ketiga setelah ekspor
minyak kelapa sawit (CPO) dan batubara. Pengelolaan sektor pariwisata pun terus
dikembangkan oleh pemerintah, melalui berbagai kebijakan dilakukan pemerintah
untuk membuat pariwisata Indonesia lebih maju dan dikenal di mata dunia. Pada
tahun 2015 tercatat 10,23 juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia dan pada
tahun 2019 jumlahnya meningkat menjadi 16,11 juta. Sektor pariwisata Indonesia
pada tahun 2018 berhasil tercatat sebagai sektor dengan pertumbuhan tertinggi yaitu
ke 9 di dunia, peringkat 3 di Asia, dan nomor 1 di kawasan Asia Tenggara menurut
The World Travel & Tourism Council (WTTC). Selain itu, berdasarkan Laporan The
Travel & Tourism Competitiveness Report, pada World Economic Forum, pada tahun
2019 peringkat indeks daya saing pariwisata Indonesia di dunia naik dari 42 di tahun
2017 menjadi 40 di tahun 2019 dari 140 negara.
Peranan sektor pariwisata nasional semakin penting sejalan dengan
perkembangan dan kontribusi yang diberikan sektor pariwisata melalui penerimaan
devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan
investasi dan tenaga kerja serta pengembangan usaha yang tersebar di berbagai
pelosok wilayah di Indonesia. Melalui mekanisme tarikan dan dorongan terhadap
sektor ekonomi lain yang terkait dengan sektor pariwisata, seperti hotel dan restoran,
angkutan, industri kerajinan dan lain-lain

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Objek Wisata

Pulau Kanawa awalnya dibina oleh seorang warga Labuan Bajo, pulau ini
diserahkan pengelolaannya pada orang Italia yang mengembangkan 14 bunga low di
kaki bukit batu yang menerawang ke arah pantai. Sebuah dermaga kayu cukup untuk
melabuhkan beberapa perahu kecil menjulurkan sambutannya hingga tepi karang dan
tebing bawah laut. Biru bercampur hijau tepat mengulas kaki gazebo di ujung dermaga.
Tak salah lagi, terumbu karang seluas areal yang melingkari pulau itu tumbuh subur,
berbinar mengundang mereka yang mendekat.

Pulau Kanawa memiliki luas 32 hektar menyajikan menyajikan


pemwisatawanngan alam yang sangat menawan sehingga terlihat seperti pulau pribadi.
Pasir putih yang sangat putih dan halus, air laut yang sangat bening, dan bukit kecil
dengan rerumputan berwarna cokelat membuat siapapun yang melihatnya akan sangat
jatuh cinta. Keindahan lautan yang biru, pasirnya yang putih, dan terumbu karang yang
indah, membuat Pulau Kanawa sering dijuluki sebagai 'surga kecil

Setelah menyinggahi Pulau Rinca dan Komodo yang membuka cakrawala


pengetahuan fauna Indonesia, setengah lingkaran jam tak perlu dihabiskan terlalu cepat
hingga terbenam Matahari di Labuan Bajo. Pulau Kanawa dengan kemewahan langit,
pantai, dan terumbu karangnya adalah perhiasan sebelum pergi pulang. Bersoleklah
dengan pengalaman satu lagi di jernihnya air dan warna-warni ikan yang bermain di
antara bunga laut, terumbu karang, dan bukit pasir di bawah laut.
2.2 Profil Objek Wisata

Pulau kanawa adalah pulau sabana yang menghijau saat musim hujan dan
kuning emas saat musim panas. Perpaduan alam perbukitan hamparan pantai berpasir
putih, padang rumput, serta gradasi warna air laut yang membentang, menjadikan
alam pulau kanawa begitu indah dan mengesankan sehingga mempunyai peluang
unggulan sebagai destinasi wisata alami diindonesia.

Ketika wisatawan berkunjung ke Labuan Bajo. Selain adanya pulau Komodo,


terdapat juga Pulau Kanawa. Pulau dengan pasir putih ini berada di gugusan
Kepulauan Komodo. Pulau ini merupakan sebuah pulau kecil dengan yang
menawarkan keindahan bawah laut yang menakjubkan. Terdapat berbagai macam
terumbu karang yang bisa dilihat dari beningnya air laut di pulau ini. Pantai di
sekelilingnya pun tak kalah cantik dengan pasir putih yang lembut. Untuk kamu yang
menginginkan tempat yang private, jauh dari keramaian, pulau ini cocok untuk kamu
sambangi.

Di tengah pulau, ada bukit yang bisa kamu pakai untuk mendaki dan mencari
objek untuk berfoto. Jalan menuju puncak bukit itu tak terlalu sulit karena tidak ada
pohon tinggi di sana. Dari ketinggian pulau itu, kamu bisa melihat pemwisatawanngan
sekeliling pulau yang menakjubkan.

2.3 Fasilitas Pulau Kanawa

Selain menawarkan penyewaan alat-alat diving, bagi wisatawan yang ingin


menginap di Pulau Kanawa terdapat cottage yang dapat wisatawan sewa. Meskipun
sangat sederhana, namun menawarkan suasana yang tenang dan nyaman. Harga
sewanya pun mulai dari Rp.300.000 semalam. Jika wisatawan ingin mencari yang
lebih murah, wisatawan dapat menyewa penginapan lain berupa tenda home.

Fasilitas tenda home yang diberikan cukup lengkap dari matras, bantal, dan
selimut. Wisatawan juga dapat serasa menikmati camping di sebuah pulau. Apalagi
jika malam ketika listrik sudah dipadamkan, wisatawan akan disuguhi oleh langit
yang bertabur banyak bintang.

Pulau Kanawa Flores sangat direkomendasikan untuk wisatawan yang ingin


melepas penat dari suasana perkotaan. Sekedar saran, untuk penginapan booking 1- 2
bulan sebelum jadwal kedatangan, karena banyaknya wisatawan yang berlibur disini.
Nah apabila wisatawan tertarik, wisatawan dapat merencanakan agenda liburan
wisatawan mulai dari sekarang.

Selain itu, tersedia bale-bale di tepi pantai yang berbentuk mirip seperti


gazebo. Kamu bisa istirahat sambil tetap memwisatawanngi keindahan alam di Pulau
Kanawa ini. Kamu juga bisa memilih cottage, resort, ataupun bungalow yang tersebar
di area ini. Keberadaan Pulau Kanawa di tepi Flores ini mungkin belum banyak
dikenal oleh masyarakat luas, namun ternyata selain wisatawan lokal, ada banyak pula
turis asing yang berkunjung ke tempat tempat menakjubkan ini.

2.4 Target Pasar Pulau Kanawa

Segmentasi pasar bersumber geografis di bidang pariwisata mengidentifikasi


dan menggambarkan wisatawan berdasarkan tempat tinggal. Segmentasi pasar
bersumber geografis sangat populer dalam pemasaran pariwisata karena sederhana
untuk diterapkan, dan wilayah geografis memiliki definisi yang jelas dan diterima
secara luas. Pengukuran pasar ini sangat mudah dan pasar telah dikaitkan dengan
statistik demografi, sosial ekonomi, dan pariwisata. Segmentasi pasar terbagi
menjadi wisatawan domestic dan wisatawan luar negeri.

Karena keunggulan Pulau Kanawa pada wisata air atau snorkling, maka dapat
ditentukan target pasar nya yaitu minat yang tinggi dalam kegiatan dan keindahan
bawah air untuk melakukan olahraga menantang, menjelajahi alam dan budaya,
melakukan hal-hal baru & petualangan. Mencari lokasi untuk kesenangan,
kegembiraan, integrasi sosial dan kepemilikan Mudah bergaul. Pecinta alam untuk
penyelam domestik juga mencari kegiatan non-menyelam untuk keluarga mereka.

2.5 Strategi Pemasaran Objek Wisata


Penerapan strategi pemasaran wisata ditekankan pada konsep yang
berwawasan pemasaran strategis dan sosial (Bermasyarakat) secara bersamaan.
Konsep berwawasan pemasaran societal ini menghindarkan konflik yang mungkin
terjadi antara keinginan pengusaha dan kepentingan konsumen, dan kesejahteraan
jangka panjang. Konsep ini untuk mengantisipasi terjadinya perusakan lingkungan,
kelangkaan sumberdaya, meledaknya jumlah penduduk, kelaparan dan kemiskinan
di dunia serta pelayanan masyarakat yang terabaikan.

Strategi yang dilakukan oleh Pulau Kanawa adalah dengan membangun


identitas wisata, Strategi ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi,
misalnya tentang hal-hal yang akan ditawarkan kepada para wisatawan menggali
berbagai informasi menarik tentang hal-hal yang bisa menjadi pembeda antara
tempat wisata kamu dengan destinasi wisata lainnya.

Dalam proses pembuatan identitas wisata kamu membutuhkan berbagai


informasi detail  lainnya tentang sejarahnya mungkin, ataupun alasan-alasan kenapa
wisata tersebut ada. Pemasaran atau marketing adalah hal yang paling penting dalam
memasarkan pariwisata. Melalui media sosial seperti Instagram, maka wisatawan
dapat mengetahui mengenai Pulau Kanawa. Selain itu, melalui promo pada aplikasi
traveling yang akan membuat turis tertarik untung berkunjung.
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, S. (2018). ENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN


PEMILIHAN OBJEK WISATA KOTA LABUAN BAJO MENGGUNAKAN
METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW). JATI (Jurnal
Mahasiswa Teknik Informatika), 2(2), 270-274.

Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C.,
Chiroma, H., & Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A
Review of Recent Developmental Process and Future Research Direction.
Applied Sciences, 7(12), 1211.

Jeffry, L., & Tanamal, R. (2020). Rancang Bangun Sistem Pakar dengan Metode
Forward Chaining untuk Rekomendasi Pariwisata di Labuan Bajo
Menggunakan iOS Platform.

Sanjaya, L. R. (2019). Pulau Kanawa Sebagai Destinasi Utama Sumbawa Barat.

Suhendroyono, S., & Novitasari, R. (2016). Pengelolaan Wisata Alam Watu Payung
sebagai Ikon Wisata Berbasis Budaya di Gunungkidul Yogyakarta. Jurnal
Kepariwisataan, 10(1), 43-50

Wahyuni, S., & Khoirudin, R. (2016). ANALISIS OPTIMALISASI ASET PADA


TERMINAL MENGGALA DI KABUPATEN TULANG BAWANG
PROVINSI LAMPUNG. Jurnal Manajemen, 5(2).

PUSPAWIGATI, A. (2014). PEMASARAN PARIWISATA PULAU PRAMUKA OLEH


SUKU DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KEPULAUAN SERIBU
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN(Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN


GASTRONOMY AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial
Board, 45.
Retawimbi, A. Y. (2011). PENGARUH TRADISI TABOB TERHADAP PENYU
BELIMBING DI KEPULAUAN KEI, MALUKU TENGGARA. Sabda:
Jurnal Kajian Kebudayaan, 6(1), 40-46

WATI, I. IMPLEMENTATION OF VILLAGE FOUND ALLOCATION POLICIES


TO INCREASE DEVELOPMENT AND PREVENT SOCIAL INEQUALITY
AGAINST THE COMMUNITY.

Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT


(Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Rif'an, A. A. (2018). Daya Tarik Wisata Pantai Wediombo Sebagai Alternatif Wisata
Bahari Di Daerah Istimewa Yogyakarta. JURNAL GEOGRAFI, 10(1), 63-73.

Anda mungkin juga menyukai