Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB 2.........................................................................................................................................2
BAB 3.........................................................................................................................................4
BAB 4.........................................................................................................................................6
BAB 5.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB 2

1. Buatlah analisis dan evaluasi atas rumusan misi perusahaan yang menjadi studi kasus Anda
dengan berdasarkan konsep karakteristik sebuah rumusan misi yang dipelajari dalam
perkuliahan ini. Bagaimana kesesuaian rumusan misi ditinjau dari setiap aspeknya?

Misi Perusahaan Pertamina Persero


Misi : “Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi,
berdasarkan prinsip – prinsip komersial yang kuat”.
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati sertkegiatan
pengembangan, eksplorasi, produksi serta niaga energi baru dan terbarukan (new and
renewble energy) secara terintegrasi.
Misi yang telah terdapat pada PT Pertamina belum memenuhi komponen misi, tidak ada
komponen Customers, Concern for employee, dan Concern for Public

2. Apakah diperlukan perbaikan atau penyempurnaan atas misi perusahaan berdasarkan hasil
analisis dan evaluasi pada poin nomor 1? Jika va, apa rumusan misi yanq Anda ajukan?
Jelaskan kesesuaian misi yang Anda rekomendasikan!
Perlu adanya perbaikan terkait misi yang telah dimiliki PT Pertamina. Lebih baik PT
Pertamina dapat membuat misi menjadi poin yang dapat diidentifikasi dengan jelas
berdasarkan komponen.
1. Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi,
berdasarkan prinsip – prinsip komersial yang kuat (Self Concept)
2. Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi dengan memperhatikan lingkungan
(Concern for Public Image)
3. Mengelola usaha dengan memperhatikan laba dan menjaga tingkat kestabilan sumber
daya alam yang digunakan (Concern Of Employee)
4. Pelayanan dan menjaga kualitas agar tetap menghasilkan produk berkualitas yang
terjangkau bagi segala kalangan (Customers)

3. Buatlah analisis dan evaluasi atas rumusan visi perusahaan yang menjadi studi kasus And
berdasarkan 8 kriteria visi yang baik?
Visi Perusahaan Pertamina Persero
Visi : “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai Perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai
Perusahaan milik Negara (100% saham dimiliki Negara) turut melaksanakan serta menunjang
kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi,
energi baru dan terbarukan baik di dalam maupun di luar negri. Pengembangan optimalisasi
sumber daya yang dimiliki Perseroan harus menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu
tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan
dengan menerapkan prinsip – prinsip Perseroan Terbatas.
No Visi Komponen visi Hasil
1 2 3 4 5 Analisis
1 Menjadi v v v v x Visi yang
Perusahaan ditetapkan
Energi belum
Nasional memenuhi
Kelas komponen
Dunia Measurable
yang jelas,
baik untuk
ukuran
waktu,
maupun
segmen
pasar

4. Apakah diperlukan perbaikan atau penyempurnaan atas visi perusahaan berdasarkan hasil
analisis dan evaluasi pada poin nomor 3? Jika ya, apa rumusan visi yang Anda ajukan?
Jelaskan kesesuaian visi yang Anda rekomendasikan!
Hal yang perlu diperhatikan adalah penetapan komponen measurabel atau unsur utama dari
suatu proses yang memiliki arti mudah dipantau. Hasilnya, tujuan yang SMART dapat
membantu Anda mengetahui kapan target tidak tercapai. Dengan demikian Anda dapat
bereaksi lebih cepat dan segera membuat perubahan yang perlu jika suatu tujuan berpotensi
tidak akan tercapai.
Menjadi Perusahaan Bereputasi Internasional dengan mengedepankan sistem ramah
lingkungan dan menjaga kualitas.

5. Buatlah analisis dan evaluasi atas nilai-nilai perusahaan yang menjadi studi kasus Ana.
Bagaimana konsistensi dari nilai-nilai terhadap misi perusahaan?
Budaya Perusahaan dibangun melalui Tata Nilai 6C yang merupakan nilai-nilai penting yang
harus dimiliki Insan Pertamina. Pemahaman dan pelaksanaan Tata Nilai 6C ini akan
membentuk budaya yang menjadi ciri khas Perusahaan di antara perusahaan-perusahaan lain.
Insan Pertamina yang bertindak mewakili Perusahaan harus memastikan dirinya berperilaku
sesuai dengan Tata Nilai 6C Perusahaan.Tata Nilai 6C Perusahaan sebagaimana dimaksud
adalah sebagai berikut:
CLEAN (BERSIH) Dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas
tata kelola korporasi yang baik.
COMPETITIVE (KOMPETITIF) Mampu berkompetisi dalam skala, baik regional maupun
internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya,
dan menghargai kinerja. CONFIDENT (PERCAYA DIRI) Berperan dalam pembangunan
ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan
bangsa.
CUSTOMER FOCUSED (FOKUS PADA PELANGGAN) Berorientasi pada kepentingan
pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
COMMERCIAL (KOMERSIAL) Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial dan
mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
CAPABLE (BERKEMAMPUAN) Dikelola oleh pemimpin dan pekerja profesional yang
memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, serta berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.
Pertamina sudah konsisten dalam penerapan misi dan nilai perusahaan.

6. Apakah diperlukan penyempurnaan atas nilai-nilai perusahaan berdasarkan analisis dan


evaluasi pada poin nomor 5? Jika ya, kemukakan rekomendasi Anda, dan jelaskan mengapa
hal demikian diperlukan dalam rangka strategi bersaing perusahaan?
Tidak perlu penyempurnaan atas nilai-nilai perusahaan, karena PT Pertamina telah
menerapkan nilai perusahaan berdasarkan Komponen 6C. PT Pertamina juga telah
menerapkan GCG sebagai hasil dan wujud meningkatkan citra dan kinerja perusahaan. serta
meningkatkan nilai perusahaan, khususnya bagi pemegang saham.
Tujuan penerapan GCG adalah:
1. memaksimalkan nilai Perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan prinsip-
prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran
dalam pelaksanaan kegiatan Perusahaan;
2. terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri;
3. terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh Organ Perusahaan yang didasarkan
pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
4. terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap Stakeholders; dan
5. meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang energi dan
petrokimia.

BAB 3
Perusahaan harus melakukan perubahan untuk dapat menyesuaikan dengan
lingkungaanya yang kompetitif. Perubahan bersangkut-paut dengan perihal membuat sesuatu
dengan lain. Lingkungan operasional perusahaan meliputi pesaing, pemberi kredit,
pelanggan, pemasok dan pegawai. Untuk mengidentifikasi pesaing, perusahaan dapat
menggunakan matriks profil persaingan (Competitive Profile Matrix / CPM). Dalam matriks
tersebut menggunakan faktor sukses kritis yang terdiri dari periklanan, kualitas produk, daya
saing harga, manajemen, posisi keuangan, loyalitas pelanggan, ekspansi global dan pangsa
pasar. Masing-masing faktor sukses kritis tersebut diberi bobot dan level. Bila level
mempunyai kekuatan besar. Analisis yang paling penting dalam lingkungan operasional
adalah memahami pelanggan perusahaan. Pelanggan dapat dikelompokkan menjadi
konsumen dan industri. Profil pelanggan konsumen dapat disusun menurut informasi
geografis, demografis, psikografis, perilaku dan manfaat. Sedangkan informasi industri
mencakup variabel operasional, pendekatan pembelian, faktor situasional dan karakteristik
pribadi. Profil pelanggan internet dapat dikelompokkan berdasarkan komunitas minat,
komunitas relasi, komunitas transaksi, komunitas fantasi dan komunitas profesional.
Perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan pemasoknya untuk
menjagakeberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Pemasok
dapat memberi dukungan berupa bahan baku, peralatan, layanan, bahkan dukungan
keuangan. Seringkali pemasok juga dapat membantu dengan harga yang wajar, kualitas yang
diperbaiki, penyerahan barang tepat waktu dan mengurangi biaya persediaan, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang bagi perusahaan.
Silain pemasok, pemberi kredit merupakan partner perusahaan yang penting, karena
dapat memberikan evaluasi terhadap lingkungan operasional perusahaan. Disamping pemberi
kredit juga dapat mendukung perusahaan dalam bidang keuangan atau sumberdaya lain guna
mengimplentasikan dan mempertahankan strategi bersaing perusahaan.
Dalam industri manapun, apakah industri domistik atau internasional, apakah
menghasilkan barang atau jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima faktor persaingan,
yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya tawar-menawar pembeli,
daya tawar-menawar pemasok dan persaingan di antara para pesaing yang ada.
Perintang masuk meliputi skala ekonomi, diferensiasi produk, identitas merek, biaya
beralih pemasok, kebutuhan modal, akses ke jaringan distribusi, keunggulan biaya mutlak,
kebijakan pemerintah dan perlawanan dari perusahaan yang ada. Kekuatan pemasok
ditentukan oleh deferensiasi masukan, biaya beralih pemasok dari pemasok dan perusahaan
dalam industri, adanya masukan substitusi, konsentrasi pemasok, pentingnya volume
penjualan bagi pemasok, biaya relatif terhadap pembelian total dalam industri, dampak
masukan terhadap biaya atau dferensiasi dan ancaman integrasi ke depan relatif terhadap
ancaman integrasi ke belakang oleh perusahaan dalam industri. Faktor penentu ancaman
produk substitusi terdiri dari harga dan kinerja produk substitusi, biaya beralih pemasok dan
kecenderungan pembeli terhadap produk substitusi. Faktor penentu kekuatan pembeli
mencakup konsentrasi pembeli dibandingkan dengan konsentrasi perusahaan, volume
pembelian, biaya beralih pemasok dari pembeli relatif terhadap biaya beralih pemasok dari
perusahaan, informasi pembeli, kemampuan melakukan integrasi balik, produk substitusi,
harga pembelian, diferensiasi produk, identitas merek, dampak atas kualitas, laba pembeli
dan insentif pengambil keputusan. Sedangkan faktor penentu persaingan di antara perusahaan
yang ada adalah pertumbuhan industri, biaya tetap, kelebihan kapasitas, diferensiasi produk,
identitas merek, biaya beralih pemasok, konsentrasi dan keseimbangan, ragam pesaing,
taruhan korporasi dan hambatan keluar.
Jika kelima kekuatan dan factor penentu mereka semata-mata hanya fungsi dari
karakteristik industri instrinsik, strategi bersaing tentunya akan sangat tergantung pada
pemilihan indistri yang tepat dan pemahaman tentang kelima factor ini secara lebih baik
daripada para pesaing. Dengan demikian keunggulan bersaing tidak dapat difahami jika kita
tidak melihat suatu perusahaan sebagai suatu keseluruhan. Keunggulan bersaing bersumber
dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam merancang, membuat,
mendistribusikan, mendukung dan memasarkan produknya. Pada setiap kegiatan tersebut
dapat mempengaruhi posisi biaya relatif perusahaan dan menciptakan landasan diferensiasi.
Strategi keunggulan biaya dan strategi diferensiasi mencari keunggulan bersaing dalam
beragam industri yang luas, sedangkan strategi fokus mengejar keunggulan biaya (fokus
biaya) atau diferensiasi (fokus diferensiasi) dalam segmen yang sempit.
Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber dari luar operasional
perusahaan. Analisis lingkungan jauh digunanakan perusahaan untuk mampu menjawab baik
dengan menyerang maupun bertahan terhadap faktor-faktor lingkungan jauh tersebut dengan
merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang atau meminimalkan ancaman. Perubahan
dalam lingkungan jauh dapat mempengaruhi perubahan dalam permintaan konsumen untuk
produk industri serta jasa konsumen. Mengenali dan mengevaluasi peluang dan ancaman
lingkungan jauh membuat organisasi mampu mengembangkan vis dan misi yang jelas serta
mampu merancang strategi untuk mencapai sasaran jangka panjang dan mengembangkan
kebijakan untuk mencapai sasaran tahunan. Lingkungan jauh tersebut meliputi lingkungan
ekonomi, sosial, politik, teknologi, ekologi dan global. Faktor ekonomi berdampak langsung
secara nyata pada berbagai strategi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan
relatif berbagai segmen pasar, dalam perencanaan strategis setiap perusahaan harus
mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang mempengaruhi
industrinya. Misalnya, bila suku bunga naik, maka dana yang diperlukan untuk penambahan
modal lebih mahal atau tidak tersedia, penghasilan yang dibelanjakan menurun dan barang
yang dibeli menurun. Sebaliknya, suku bunga naik keinginan untuk menggunakan saham
sebagai sumber modal untuk pengembangan pasar bertambah. Dengan demikian variabel
ekonomi mencerminkan peluang dan ancaman perusahaan. Variabel ekonomi tersebut antara
lain ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta
kecenderungan belanja masyarakat, suku bunga primer, laju inflasi, tingkat pasar uang, defisit
anggaran pemerintah, produk domistik bruto, pola konsumsi, pengangguran, tingkat
produktivitas pekerja, nilai dolar di pasar dunia, kecenderungan pasar saham, kondisi
ekonomi luar negeri, faktor ekspor / impor, pergeseran permintaan barang dan jasa,
perbedaan pendatan antar negara, fluktuasi harga, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta
kebijakan organisasi-organisasi.

BAB 4
Pertamina mengalami perubahan pada status perusahaannya dari PN menjadi PT. Hal
ini membuat pertamina turut pula mengubah logo dan visi sehingga dapat bersaing di era
globalisasi. Setiap perubahan yang dialami oleh PT Pertamina berdampak positif bagi
kelangsungan perusahaan. Hal ini terbukti dengan kemajuan perusahaan yang telah
menciptakan kesuksesan dalam jangka waktu dekat misalnya saat memasuki akhir tahun
2007, tingkat produksi minyak pertamina sedikit mengalami peningkatan (7,2%). Selain itu,
karena sudah tidak berada di bawah naungan pemerintah, pertamina mengupayakan berbagai
strategi baru agar selalu menjadi perusahaan penghasil minyak dan gas bumi terbaik.
“Progress is impossible without change, and those who cannot change their minds cannot
change anything” (George Bernard Shaw). Perubahan yang terjadi pada PT Pertamina
berdampak positif karena adanya kerjasama yang baik. Tipe perubahan yang terjadi bukan
hanya perubahan rutin melainkan juga perubahan inovatif yang mencakup cara bagaimana
organisasi memberikan pelayanannya, dimana pertamina selalu mengutamakan kepuasan
pelanggan. Oleh karena itu, setiap perubahan dalam organisasi harus direncanakan dan
dikelola sebaik mungkin. Perubahan seperti ini disebut dengan istilah planned change yang
menjadi pokok bahasan dari manajemen perubahan.
Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi meliputi
minyak, gas serta energi baru lainnya. Awalnya Pertamina merupakan perusahaan milik
negara yang menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi
yang baik sehingga dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi. Tetapi pada
tahun 2001, pertamina berubah status perusahaannya menjadi Perseroan Terbatas (PT) sejak
diterbitkannya Undang-Undang No. 22/2001 oleh pemerintah. Mulai saat itu, pertamina
memiliki kedudukan yang sama dengan perusahaan minyak lainnya. Perubahan terdiri dari 3
tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi manajemen perubahan yang
berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
(1) Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi;
(2) Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai
organisasi;
(3) Perubahan Inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan
pelayanannya. Dari tiga tipe perubahan di atas, pertamina termasuk dalam tipe perubahan
rutin karena perubahan yang terjadi telah diatur oleh pemerintah saat melihat kondisi
dinamika perubahan di industri minyak dan gas nasional maupun global.
Perubahan status perusahaan yang terjadi pada pertamina membuat perusahaan
tersebut harus membuat berbagai strategi untuk dapat bersaing secara global. Hal ini
dilakukan pertamina agar setiap perubahan yang terjadi dapat berdampak postif bagi
kelangsungan perusahaan. Selain itu, Perubahan Pertamina menuju badan hukum perseroan
berdasarkan dorongan eksternal dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut,
menimbulkan suatu kepentingan da kesadaran bahwa Pertamina harus melakukan perubahan
pula dalam bidang kualitas jasa dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Dalam
menghadapi perubahan, PT. Pertamina harus membangun kerja sama dengan berbagai pihak
(seperti stakeholders, shareholders dan karyawan Pertamina), serta mengganti visi menjadi
perusahaan yang berkelas dunia dan membuat berbagai strategi baru. Strategi yang dilakukan
pertamina dalam menghadapi perubahan status perusahaan seperti :
1. Mengembangkan penguasaan pasar Gas, Power, dan NRE dengan mengamankan sisi
pasokan, serta meng-create dan memperluas pasar untuk mengembangkan skala bisnis
melalui optimalisasi bisnis eksisting dan penguasaan resources baru.
2. Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis Direktorat GEBT di bidang Gas, Power,
dan NRE
3. Mengembangkan resources dan bisnis baru sebagai new growth engine Strategi-strategi ini
dilakukan pertamina karena perusahaan ini menyadari bahwa mereka sudah tidak berada di
bawah naungan pemerintah lagi atau dengan kata lain berjuang sendiri. Pertamina
mengupayakan berbagai cara agar produk yang dihasilkannya selalu menjadi yang terbaik
dan menjadi prioritas bagi para konsumen. Menurut penulis, strategi yang tepat akan berhasil
apabila dijalankan oleh organisasi yang memiliki visi yang jelas bagi perusahaannya sehingga
goal dapat tercapai.
Clarke (1999) mengidentifikasi unsur-unsur dalam suatu proses perubahan yaitu
lingkungan, kapabilitas organisasi, aktor perubahan, strategi perubahan, proses perubahan,
budaya perubahan, tindakan perubahan, kepemimpinan visioner. Pada persaingan global,
setiap perusahaan pasti akan membuktikan bahwa produk yang dihasilkannya lebih baik dari
perusahaan yang lain. Setiap konsumen sebelum membeli sebuah produk pasti ingin
mengenal terlebih dahulu perusahaan apa yang memproduksinya sehingga dari situ terlihat
jelas kualitas perusahaan tersebut. Ciri khas perusahaan muncul dari logo perusahaan
tersebut. Hal ini membuat pertamina mengubah logonya dalam rangka melakukan tindakan
perubahan. Awalnya dari lambang kuda laut menjadi anak panah dengan tiga warna dasar
hijau-biru-merah yang menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan
lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan. Hal ini dilakukan pertamina
agar logonya bisa dengan mudah diingat dan dikenal masyarakat luas. Selain itu, perubahan
logo pada PT Pertamina dikarenakan upaya dalam menghadapi persaingan bisnis dan juga
menyesuaikan pada trend design saat ini.
BAB 5

Pada hasil yang ditunjukkan pada matriks di atas menunjukkan bahwa PT. PERTAMINA
(Persero) berada dalam posisi yang kuat. Adapun rekomendasi yang saya anjurkan kepada
PT. PERTAMINA (Persero) adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal perusahaan
berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya PT. PERTAMINA (Persero) strategi bertahan,
mengendalikan kinerja internal agar tidak tergeser oleh pesaing lain. Strategi ini
dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. Selain itu juga ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan oleh PT. PERTAMINA (Persero) sebagai berikut:
1. Kemampuan SDM yang handal sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan orang-orang yang sudah
profesional di bidangnya.. Pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan dunia
bisnis banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan karyawan.

2. Produk yang dihasilkan berkualitas baik sesuai dengan standar internasional.


Produk-produk yang dihasilkan PERTAMINA sudah melalui uji mutu yang sesuai
dengan standar internasional.

3. Penerapan teknologi informasi yang optimal untuk mendukung proses bisnis


perusahaan.
PERTAMINA telah menerapkan SAP pada proses bisnisnya, sehingga dapat
terintegrasi pada seluruh wilayah operasi yang juga didukung dengan jaringan yang
baik

Matriks IE

Matriks IE merupakan alat pencocokan yang digunakan untuk mendapatkan strategi yang
lebih tepat bagi perusahaan. Matriks IE dibuat berdasarkan total skor yang telah diperoleh
dari hasil total skor untuk matriks IFE pada sumbu x bernilai 3,740 dan total skor untuk
matriks EFE pada sumbu y bernilai 3,443. Berikut merupkan hasil analisis matriks IE.

Matriks GSM
Grand strategy matrix merupakan salah satu alat yang popular untuk perumusan strategi
alternative. grand strategy matrix terdiri dari empat kuadran dan didasarkan pada dua dimensi
evaluative, yaitu posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Berdasarkan matriks
IFE, jumlah skor bobt total sebesar 3,740. Hal ini menandakan bahwa organisasi. berada pada
posisi internal yang kuat, sehingga mampu mencapai posisi kompetetif yang kuat. Sedangkan
matriks EFE, jumlah skor bobot total sebesar 3,443 Hal ini menandakan bahwa organisasi
mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan mampu meminimalkan ancaman,
sehingga dapat mencapai tingkat pertumbuhan pasar.

Matriks QSPM

Dari hasil analisis dengan menggunakan matriks QSPM, dapat diketahui bahwa Total
Attractiveness Score (TAS) dari strategi pengembangan produk sebesar 4,934, strategi
pengembangan pasar sebesar 5,226, dan strategi penetrasi pasar sebesar 5,378. Berdasarkan
nilai TAS dapat diketahui bahwa strategi penetrasi pasar memiliki nilai yang tertinggi yaitu
seb Strategi penetrasi pasar merupakan upaya peningkatan pangsa pasar atau market share
untuk produk/jasa melalui kegiatan oemasaran yang lebih besar. Strategi penetrasi pasar yang
dapat dilakukan oleh Pertamina diantaranya
1. Dengan dukungan pemerintah untuk tetap memenuhi kebutuhan dan pasokan Elpiji
Bersubsidi 3 Kg
2. Meningkatkan promosi dengan cara menawarkan atau menitipkan tabung-tabung Elpiji
Bersubsidi
3. Kg di warung-warung terpencil agar lebih mudah di dapat oleh masyarakat sebesar 5,478.

DAFTAR PUSTAKA
ASRUL BAHAR, S. E. (2008). EVALUASI PERUBAHAN STRATEGI PT PERTAMINA
DANA VENTURA KARENA ADANYA PERUBAHAN KEGIATAN USAHA (Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Aswari, R. (2011). Kegiatan Internal Relations Di Pt Pertamina Tongkang Jakarta.
Daswan, L. (2021). ANALISIS STRATEGI BISNIS MENGGUNAKAN SWOT ANALYSE
PADA PT. PERTAMINA EP ASSET 5 BALIKPAPAN. Robust: Research of Business and
Economics Studies, 1(1), 53-61.
Freya, A. R. (2016). Analisis Fungsi Audit Internal PT. Pertamina (Persero) (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).
Janiah, S. (2019). STRATEGIC MANAGEMENT EFE-IFE MATRIX, SWOT ANALYSIS,
COMPETITIVE PROFIL MATRIX (CPM) DAN BCG MATRIX PADA PT
YAMAHA. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 1(2), 188-196.
Messila, J. (2012). Pengendalian Internal Terhadap Biaya Operasional Perusahaan Sebagai
Bentuk Pertanggungjawaban Kepada Negara Pada PT Pertamina Hulu Energi West Madura
Offshore. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(2), 74-79.
SILVIA, P. (2014). STRATEGI PUBLIC RELATIONS UNTUK MENINGKATKAN CITRA
POSITIF PERUSAHAAN PT. PERTAMINA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Public
Relations Untuk Meningkatkan Citra Positif Perusahaan Melalui Kegiatan Eksternal
Relations Pada PT. Pertamina UPms Region V Surabaya) (Doctoral dissertation, Faculty of
Social Sciences and Political Science).
Situmeang, Ilona V. Oisina. "Program Corporate Social Responsibility Sebagai Kegiatan
Eksternal Public Relations PT Pertamina Balongan." (2014).

Anda mungkin juga menyukai