Data curah hujan yang diperlukan untuk perhitungan intensitas hujan diperoleh
dari stasion pengamat hujan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Rekaman
data curah hujan di seluruh stasion pengamat biasanya dapat dicari di buku ”Pemeriksaan
Hujan di Indonesia” yang diterbitkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika,
Departemen Perhubungan. Untuk suatu lokasi rencana jalan perlu dipilih sejumlah
stasion pengamat yang lokasinya paling mendekati trase jalan yang direncanakan.
Dengan demikian diharapkan bahwa pemilihan data curah hujan yang akan diolah adalah
yang paling mendekati kondisi lapangan, dalam arti dapat memberikan hasil extreme
rainfall yang paling teliti. Baru kemudian diambil harga rata-ratanya setelah dari setiap
stasion pengamat diketahui harga extreme rainfall-nya.
Dari tiap stasion pengamat hujan dapat diperoleh besarnya curah hujan maximum dalam
setahun (disebut xi mm/24 jam) dalam N tahun pengamatan. Jadi harga i menyatakan
angka tahun ke 1 s/d tahun ke N. Angka-angka curah hujan tersebut adalah angka
kuantitatif yang dihasilkan dari penghitungan atau penjumlahan. Dalam bahasa statistik
angka-angka yang mewakili kuantitas disebut ”frekwensi”
X U (1/).Y
Y = reduced variate
Analisis hidrologi dari data curah hujan harus sesuai dengan salah satu tipe
distribusi yang memiliki sifat-sifat khas sehingga setiap data hidrologi harus di uji
kesesuaiannya dengan sifat masing-masing tipe distribusi tersebut. Tipe distribusi yang
sesuai dapat diketahui berdasarkan parameter-parameter statistik data pengamatandengan
melakukan tinjauan terhadap syarat batas parameter statistik tiap distribusi dengan
parameter data pengamatan (CS, CV dan CK). Kriteria pemilihan untuk tiap tipe
distribusi berdasarkan parameter statistik adalah: tipe distribusi Normal bila CS ≈ 0 atau
kecil sekali; tipe distribusi log-Normal CS ≈ 3 CV, tipe distribusi Gumbel CS ≈ 1,14 ; CS
≈ 5,40. Bila Kriteria ketiga sebaran diatas tidak memenuhi, kemungkinan tipe sebaran
yang cocok adalah tipe distribusi Pearson III atau tipe distribusi log-Pearson tipe III.
Apabila parameter-parameter statistik data pengamatan tidak memenuhi syarat-syarat
batas pada masing-masing tipe distribusi diatas, maka tinjauan kesesuaian suatu tipe
distribusi dilakukan secara grafis kemudian dilakukan uji kecocokan (the goodness of fit
test) untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Penentuan tipe distribusi secara grafis
dilakukan dengan melihat kesesuaian distribusi data pengamatan terhadap kurva
persamaan distribusi
10.5 Perhitungan Debit Aliran Dengan Analisa Hidrologi
Besarnya debit aliran yang ditampung dan dibuang oleh selokan samping dan
gorong-gorong dihitung berdasarkan analisa hidrologi. Oleh karena bangunan drainase
dibuat untuk menampung dan membuang air hujan, maka masukan data pokok yang
harus pertama-tama diolah adalah data curah hujan yang masih berupa data mentah. Data
mentah ini diolah dengan analisa hidrologi untuk menetapkan besarnya intensitas hujan.
Dengan diketahuinya intensitas hujan dapat dihitung besarnya debit aliran dengan
menggunakan Rumus Rational atau rumus-rumus lainnya tergantung dari luas
”catchment area”. Selanjutnya debit aliran yang diperoleh dari analisa hidrologi tersebut
dipakai sebagai bahan masukan untuk menghitung dimensi bangunan drainase dengan
menggunakan perhitungan-perhitungan hidrolika.