Anda di halaman 1dari 3

BAB X

10.1 Sistem Jaringan Drainase

Penentuan sistem rencana jaringan drainase meliputi arah pengaliran air,


penentuan jalur geometrik termasuk hubungan antara saluran eksisting dengan prinsip
mengalirkan air secepatnya ke tempat pembuangan terdekat. Arah aliran dan kemiringan
lahan ditentukan berdasarkan pengukuran langsung dilapangan.Pelaksanaan penyusunan
sistem rencana drainase meliputi inventarisasi saluran eksisting dan desain sistem
jaringan kawasan perencanaan. Inventarisasi sistem jaringan drainase eksisting
diperlukan untuk mengetahui kondisi, kapasitas, dimensi, serta permasalahan yang ada
pada saluran termasuk dampak dari permasalahan tersebut. Hasil inventarisasi pada
saluran-saluran eksisting. Berdasarkan hasil inventarisasi saluran eksisting beserta
permasalahannya maka disusun sistem rencana jaringan baru sebagai solusi pemecahan
masalah dengan tetap memperhatikan syarat syarat teknis dan faktor ekonomis.

10.2 Perhitungan Intensitas Hujan

Data curah hujan yang diperlukan untuk perhitungan intensitas hujan diperoleh
dari stasion pengamat hujan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Rekaman
data curah hujan di seluruh stasion pengamat biasanya dapat dicari di buku ”Pemeriksaan
Hujan di Indonesia” yang diterbitkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika,
Departemen Perhubungan. Untuk suatu lokasi rencana jalan perlu dipilih sejumlah
stasion pengamat yang lokasinya paling mendekati trase jalan yang direncanakan.
Dengan demikian diharapkan bahwa pemilihan data curah hujan yang akan diolah adalah
yang paling mendekati kondisi lapangan, dalam arti dapat memberikan hasil extreme
rainfall yang paling teliti. Baru kemudian diambil harga rata-ratanya setelah dari setiap
stasion pengamat diketahui harga extreme rainfall-nya.

10.3 Analisa Frekwensi Untuk Nilai Extreme

Dari tiap stasion pengamat hujan dapat diperoleh besarnya curah hujan maximum dalam
setahun (disebut xi mm/24 jam) dalam N tahun pengamatan. Jadi harga i menyatakan
angka tahun ke 1 s/d tahun ke N. Angka-angka curah hujan tersebut adalah angka
kuantitatif yang dihasilkan dari penghitungan atau penjumlahan. Dalam bahasa statistik
angka-angka yang mewakili kuantitas disebut ”frekwensi”

sehingga dengan demikian analisa terhadap angka-angka tersebut disebut analisa


frekwensi. Tujuan dari pada analisa frekwensi adalah mendapatkan garis regresi yang
merupakan tempat kedudukan nilai extreme dari hujan harian. Rumus umum dari
persamaan regresi adalah :

X  U  (1/).Y

dimana X = rainfall depth

Y = reduced variate

U dan 1/ adalah koefisien yang diperhitungkan

10.4 Distribusi Peluang

Analisis hidrologi dari data curah hujan harus sesuai dengan salah satu tipe
distribusi yang memiliki sifat-sifat khas sehingga setiap data hidrologi harus di uji
kesesuaiannya dengan sifat masing-masing tipe distribusi tersebut. Tipe distribusi yang
sesuai dapat diketahui berdasarkan parameter-parameter statistik data pengamatandengan
melakukan tinjauan terhadap syarat batas parameter statistik tiap distribusi dengan
parameter data pengamatan (CS, CV dan CK). Kriteria pemilihan untuk tiap tipe
distribusi berdasarkan parameter statistik adalah: tipe distribusi Normal bila CS ≈ 0 atau
kecil sekali; tipe distribusi log-Normal CS ≈ 3 CV, tipe distribusi Gumbel CS ≈ 1,14 ; CS
≈ 5,40. Bila Kriteria ketiga sebaran diatas tidak memenuhi, kemungkinan tipe sebaran
yang cocok adalah tipe distribusi Pearson III atau tipe distribusi log-Pearson tipe III.
Apabila parameter-parameter statistik data pengamatan tidak memenuhi syarat-syarat
batas pada masing-masing tipe distribusi diatas, maka tinjauan kesesuaian suatu tipe
distribusi dilakukan secara grafis kemudian dilakukan uji kecocokan (the goodness of fit
test) untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Penentuan tipe distribusi secara grafis
dilakukan dengan melihat kesesuaian distribusi data pengamatan terhadap kurva
persamaan distribusi
10.5 Perhitungan Debit Aliran Dengan Analisa Hidrologi

Besarnya debit aliran yang ditampung dan dibuang oleh selokan samping dan
gorong-gorong dihitung berdasarkan analisa hidrologi. Oleh karena bangunan drainase
dibuat untuk menampung dan membuang air hujan, maka masukan data pokok yang
harus pertama-tama diolah adalah data curah hujan yang masih berupa data mentah. Data
mentah ini diolah dengan analisa hidrologi untuk menetapkan besarnya intensitas hujan.
Dengan diketahuinya intensitas hujan dapat dihitung besarnya debit aliran dengan
menggunakan Rumus Rational atau rumus-rumus lainnya tergantung dari luas
”catchment area”. Selanjutnya debit aliran yang diperoleh dari analisa hidrologi tersebut
dipakai sebagai bahan masukan untuk menghitung dimensi bangunan drainase dengan
menggunakan perhitungan-perhitungan hidrolika.

Anda mungkin juga menyukai