TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini
(Suriadi, 2001).
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberculosis
tanda lain positif )TB paru tersangka yang tidak dapat diobati (
(Prestasiherfen.blogspot.com/2009)
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks,
yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan
mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya
dua bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur
toraks kecuali paru-paru terletak diantara kedua lapisan pleura. Bagian terluar
paru-paru dilindungi oleh membran halus dan licin yang disebut pleura yang
kedua pleura ini terdapat ruang yang disebut spasium pleura yang
Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus
atas dan bawah. Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan
bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan
oleh fisurel yang merupakan perluasan pleura. Dalam setiap lobus paru
pada paru kanan dan pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus
segmental (sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri). Bronkus
segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfotik dan syaraf.
yang membentuk selimut tidak terputus untuk laposan bagian dalam jalan
dilapisi oleh silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing
antara kalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus
alveoli.
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel
alveolar, yaitu tipe I adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar
tipe II adalah sel-sel yang aktif secara metabolik, mensekresi sufraktan, suatu
fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak
kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagosit
besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai
dengan ukuran sampai 4 mycron dan bersifat anaerob. Sifat ini yang
tuberculosis. Kuman ini juga terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuat
kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia
nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi (Depkes RI, 2002).
D. Patofisiologi
yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
diinstalasi sebagai suatu basil yang cenderung tertahan di saluran hidung atau
paru-paru atau bagian atas lobus bawah basil tuberkel ini membangkitkan
pertama masa leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler
ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal
atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak, dalam sel basil juga menyebar melalui gestasi bening
oleh limfosit, nekrosis bagian sentral lesi yang memberikan gambaran yang
relatif padat dan seperti keju-lesi nekrosis kaseora dan jaringan granulasi di
sekitarnya terdiri dari sel epiteloid dan fibrosis menimbulkan respon berbeda,
komplet ghon dengan mengalami pengapuran. Respon lain yang dapat terjadi
pada daerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cairan lepas ke dalam
dapat terulang kembali di bagian lain dari paru-paru atau basil dapat terbawa
menimbulkan gejala dalam waktu lama dan membentuk lagi hubungan dengan
Organisme atau lobus dari kelenjar betah bening akan mencapai aliran darah
berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfo
hematogen yang biasanya sembuh sendiri, penyebaran ini terjadi apabila fokus
dalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh (Price & Wilson,
2005)
E. Manifestasi Klinik
1. Demam
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi
2. Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
3. Sesak nafas
Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak
4. Nyeri dada
Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura,
ditemukan.
5. Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin berat dan
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
siswi pesantren.
c. Vaksinasi BCG
kepada masyarakat.
(Muttaqin, 2008)
2. Pengobatan
G. Komplikasi
1. Meningitisas
2. Spondilitis
3. Pleuritis
4. Bronkopneumoni
5. Atelektasi
H. Pengkajian Fokus
2. Integritas EGO
3. Makanan/cairan
berat badan.
6. Keamanan
111V positif.
7. Interaksi sosial
akhir penyakit.
mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intra dermal
e. Foto thorak: dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas
tuberculosis,
g. Biopsi jarum pada jaringan paru: positif untuk granulana Tb, adanya
infeksi.
i. GDA: dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada
paru.
mati, peningkatan rasio udara dan kapasitas paru total dan penurunan
saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis,
kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas)
(Doengoes, 2000)
I. Pathway
Mycobacterium tuberculosis
I. Pathway
Airbone / inhalasi droplet
Saluran pernafasan
Alveolus
Peradangan bronkus
Alveolus
mengalami
konsolidasi Terjadi perdarahan
dan
Penumpukan sekret eksudasi
Penyebaran bakteri
secara limfa
Efektif Tidak efektif Gangguan hematogen
pertukara
n gas
Gangguan
Terhisap orang
pola nafas Bersihan jalan nafas
sehat
Resiko
penyebara
n infeksi
Gangguan
pola
istirahat Sumber : Price & Wilson (2005) dan Doengoes
tidur (2000)
J. Diagnosa Keperawatan
tebal
batuk
keterbatasan kognitif
inflamasi, malnutrisi
K. Fokus Intervensi dan Rasional
c. Intervensi
keperluan
sekret.
kontra indikasi
dikeluarkan.
aktif
pernafasan normal
c. Intervensi
sekret.
dan kelemahan.
sesuai keperluan
beratnya gejala.
oksigen
pengenceran sekret.
mencegah dehidrasi
pasien.
1). Catat status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat
muntah, diare.
Rasional : berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah
2). Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.
masukan diet.
pernafasan.
pusat muntah.
6). Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein.
6. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk.
menginginkan.
kelebihan, stress.
toleransi.
Rasional : mempertahankan pernafasan lambat, sedang dan latihan
fungsi pernafasan.
peningkatan aktivitas.
aktivitas.
beraktivitas.
paru.
tuberkulosis paru.
2). Berikan instruksi dan informasi tertulis pada pasien untuk rujukan
menguatkan belajar.
kondisi pasien..
pola hidup.
1). Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi ' melalui
sahabat karib/teman.
3). Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, missal: masker atau isolasi
pernafasan.
Rasional: dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
menular.
mengulangi demonstrasi.
TINJAUAN KASUS
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Tn. A L
Tempat/tgl lahir : 17 Febuari
Golongan darah :A
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : sunda
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Sindangjaya rt 01 rw 02
Diagnosa medik : TB paru, Anemia, disertai CHF
B. Status Kesehatan
b. Tanda (obyektif)
1) Suhu tubuh 380 C
2) Berat badan : 45 kg, tinggi badan 160 cm
Turgor kulit : jelek
3) Edema : tidak ada
4) Ascites : tidak ada
5) Distensi vena jugularis : tidak ada
6) Hernia/masa : tidak ada
7) Bau mulut/halitosis : tidak ada
8) Kondisi mulut gigi/gusi/mukosa mulut dan lidah :
Cukup bersih
b. Tanda (obyektif)
1) Tampak mengantuk/mata sayu : ada
2) Mata merah : tidak
3) Sering menguap : tidak ada
4) Kurang konsentrasi : tidak ada
7. Sirkulasi
a. Gejala (subyektif)
1) Riwayat hipertensi dan masalah jantung’
Riwayat edema kaki : ada
3) Rasa kesemutan : tidak ada
4) Palpitasi : tida ada
b. Tanda (obyektif)
1) Tekanan darah : 170/90 mmHg
2) Mean Arteri Pressure/ tekanan nadi : 90x/mnt
3) Bunyi jantung : auskultasi terdengar S1,S2,S3. Suara seperti murmur
Irama : regular
Warna : membran mukosa : bibir sianosis, konjungtiva anemis
8. Eliminasi
a. Gejala (subyektif)
1) Pola BAB : frekuensi : 1x dalam dua hari. konsistensi : kuning lunak
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu misal : terpasang
kolostomi/ileostomy) : tidak ada
3) Kesulitasn BAB konstipasi : tidak ada
Diare : tidak ada
4) Penggunaan laksatif : tidak ada
5) Riwayat perdarahan :
Hemoroid : tidak ada
6) Riwayat inkontinensia : tidak ada
7) Penggunaan alat-alat : misalnya pemasangan kateter : tidak ada
8) Riwayat penggunaan diuretik :
tidak ada
9) Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK :
tidak ada
10) Kesulitan BAK :
tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Abdomen
a) Inspeksi : bentuk abdomen datar
b) Auskultasi : bising usus hiperperistaltik
c) Perkusi
(1) Bunyi tympani ada. Kembung : tidak ada
(2) Bunyi abnormal : tidak ada
2) Palpasi :
a) Nyeri tekan : tidak ada
b) Konsistensi : lunak . Massa : tidak ada
c) Pola BAB : 1x dalam 2 hari konsistensi kuning dan lunak
d) Pola BAK : BAK 2x dalam sehari
e) Distensi kandung kemih : tidak
f) Karakteristik urin : kuning dan sedikit
g) Neurosensori dan kognitif
c. Gejala (subyektif)
1) Adanya nyeri
P = paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri) .........................
........................................................................................................................
Q = qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta deskripsi
sifat nyeri yang dirasakan ..............................................................................
R = region/tempat (lokasi sumber & penyebarannya) ..........................................
.........................................................................................................................
S = severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10) ...............................................
........................................................................................................................
T = time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya) ................................................
........................................................................................................................
2) Rasa ingin pingsan/pusing : tidak ada
3) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi) : tidak ada
4) Kejang : tidak ada
5) Mata : penurunan penglihatan : tidak ada
6) Pendengaran : penurunan pendengaran : tidak ada
7) Epistaksis : tidak ada
d. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : composmentis
2) Skala koma glasgow (gcs) : E4V5M6
3) Persepsi sensori : ilusi, halusinasi Delusi, afek : tidak ada
4) Memori : saat ini baik
5) Alat bantu penglihatan/pendengaran : tidak ada
9. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
2) Obat-obatan : tidak ada
3) Makanan : tidak ada
4) Faktor lingkungan
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : tidak ada
b) Riwayat transfusi darah: tidak ada
c) Kerusakan penglihatan, pendengaran : tidak ada
d) Riwayat cidera : tidak ada
e) Riwayat kejang : tidak ada
Data penunjang
Hematologi
Hematokrit* 33 40 %
-
5
2
140
-
4
4
Trombosit 297 0 x10˄3/ul
Fungsi ginjal
Urea 20 0-50 mg/dl
Elektrolit
Imuno-serologi
Vitamin B6 1x10 mg PO
Ambroxol 3x10 mg PO
Ceftriaxone 1x 2 gr IV
omeprazole 1x40 mg PO
A. Pengkajian
Analisa data
Data fokus Masalah (P) Etiologi (E)
Subyektif (S) & Obyektif (O)
DS: Bersihan Jalan Nafas Peradangan pada broncus
- Pasien mengatakan sesak 2 Tidak Efektif ↓
minggu sebelum masuk RS Pembuluh darah pecah
- pasien mengatakan sulit ↓
mengeluarkan dahak Batuk darah
- Keluarga juga mengatakan, ↓
pasien perokok aktif, Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Pasien mengatakan ada
riwayat batuk lama, kurang
lebih 6 bulan
- Keluarga pasien mengatakan
memiliki riwayat sering batuk
berdarah sekitar 3 bulan
terakhir
D0:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d benda asing dalam jalan napas
2. Pola nafas tidak efektif b.d pola nafas abnormal d.d penggunaan otot
bantu napas abdomen
3. Defisit nutrsi b.d faktor psikologis d.d bising usus perilsatltik dan
kurangnya nafsu makan
B. Perencanaan
2. Pola nafas tidakefektip Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen jalan napas :
b.d pola nafas abnormal 2x24 jam maka : Definisi
d.d penggunaan otot Pola napas dengan kriteria Hasil : 1. Monitor pola
bantu napas abdomen 1. Penggunaan otot bantu napas napas( frekuensi,kedalaman,u
(saat ini: 2 cukup menurun),(tsrget: 5 saha napas)
meningkat) 2. Monitor bunyi napas
2. Frekuensi napas ( saat ini: 2 cukup tambahan(mis.gurging,mengi
menurun),(target:4 cukup meningkat) ,wheezing,ronkhi kering)
3. Kedalaman napas(saat ini: 2 cukup 3. Monitor
menurun),(target 4 cukup meningkat) spuntum(jumlah,warna,arom
a)
Tingkat nyeri Terapeutik
dengan kriteria hasil : 1. Posisikan semi-fowler atau
1. Kemampuan menuntaskan aktivitas (saat fowler
ini :2 cukup menurun),(target: 4 cukup 2. Berikan minum hangat
meningkat) 3. Lakukan fisioterapi dada ,jika
2. Keluhan nyeri (saat ini : 2 cukup menurun), perlu
(target : 5 meningkat) 4. Lakukan penghisapan lendir
3. Gelisah (saat ini: 2 cukup menurun)(target: kurang dari 15 detik
5 meningkat) 5. Lakukan hiperoksigenasi
4. Kesulitan tidur (saat ini :2 cukup sebelum penghisapan
menurun),(target: 3 sedang) endoktrakeal
5. Pola nafas (saat ini: 2 cukup memburuk), 6. Keluarkan sunbatan benda
(target: 5 membaik) padat dengan foreep McGill
7. Berikan oksigen ,jika perlu
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk
efektif
2. Beri nebulisasi
Pemantauan respirasi :
Tindakan
1. monitor frekuensi
,irama,kedalam dan upaya
napas
2. Monitor kemampuan batuk
efektif
3. Monitor kemampuan
spuntum
4. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
5. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
1. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan.
3. Defisit nutrsi b.d faktor Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nutrisi :
psikologis d.d bising 3x24 jam maka : Identifikasi status nutrisi
usus perilsatltik dan 1. identifikasi makanan yang
Status Nutrisi meningkat dengan kriteria Hasil : disukai
kurangnya nafsu makan
1. Keinginan untuk meningkatkan nutrisi 2. monitor asupan makanan
2. Nafsu makan 3. monitor berat badan
3. bising usus 4. sajikan makanan secara
Definisi : Asupan menarik dan suhu yang
nutrisi tidak cukup Nafsu Makan meningkat dengan kriteria hasil : sesuai
1. keinginan untuk makan 5. berikan makanan tinggi
untuk memenuhi
2. asupan makanan kalori dan tinggi protein
kebutuhan metabolisme 3. asupan cairan 6. kolaborasi dengan ahli gizi
4. kemampuan untuk menikmati makanan untuk menentukan jumlah
5. asupan nutrisi kalori dan jenis nutrien yang
Kondisi klinis terkait : dibutuhkan.
Perilaku meningkatkan berat badan meningkat
1. Anemia dengan kriteria hasil : Pemantauan Nutrisi :
1. mengidentifikasi makanan yang disukai 1. identifikasi perubahan berat
dan tidak disukai badan
2. memilih makanan dan minuman yang 2. identifikasi pola makan
berprotein dan berkalori tinggi 3. monitor mual dan muntah
3. mempertahankan asupan makanan dan 4. monitor warna konjungtiva
minuman 5. jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
A:
- Bersihan jalan napas teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi