Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SADAM

NIM : F1D218056

Judul Penulis Nama Jurnal Abstrak


(Volume dan
Tahun)
Aspek Teknis Akhmad Jurnal Ilmu Penerapan cara pembenihan ikan Kerapu Tikus
Penerapan Cara Romadlon dan Perikanan Volume (Cromileptes altivelis) yang baik diawali
Sholihin 4, No. 2, Agustus pengeringan bak selama 3 hari, pemberian disinfektan
Pembenihan
2013 berupa kaporit dengan dosis 150 ppm
Ikan Yang Baik selama 2 hari, setelah itu bak dicuci dengan detergen
(Cpib) dan dibilas air tawar. Sebelum digunakan air
Pada Ikan laut disaring dengan filterbag dan ditreatmen
Kerapu Tikus menggunakan becarbon 10 tablet/m3. Telur kerapu
(Cromileptes tikus bebas penyakit (Spesific Patogen Free) dipastikan
dengan analisa PCR di laboratorium
Altivelis)
Penyakit dan Lingkungan BBAP Situbondo. Dilakukan
pencatatan harian meliputi umur larva, kondisi
larva, penggunaan algae, kepadatan rotifer, kepadatan
artemia, penggunaan pakan buatan, ganti air,
siphon, kualitas air yang meliputi suhu, DO, pH dan
Nitrit. Sebelum masuk area tangan dicuci
detergen dan disinfektan menggunakan alkohol 70 %,
begitu juga saat keluar dari unit pembenihan.
Setelah kegiatan pagi lantai kerja disemprot air tawar,
dan seminggu sekali lantai kerja dikaporit.
Peralatan produksi (slang siphon, stick siphon, gayung,
ember, peralatan grading dan lainnya)
direndam dalam larutan kaporit 10 ppm selama 15
menit kemudian dicuci dengan detergen dan
dibilas air tawar. Hasil pengamatan dilapangan
menunjukkan peningkatan Survival Rate dari 7,5-10
% menjadi 17-20 % dengan kualitas ikan yang cacat
menurun dari 5 -7 % menjadi 1,5 - 2 %.
Pertumbuhan ikan lebih cepat dimana parameter
panjang total pada D-60 meningkat dari 2,5 – 3 cm
menjadi 2,8 – 3,7 cm.

Teknik I Made Kawan, Community Ikan Karper adalah salah satu jenis ikan air tawar
Pembenihan Ikan Dewa Gede Services Journal sudah dikenal oleh masyarakat, pengembangan ikan
Karper di Desa Semara Edi, Sang (CSJ), 2 (1) (2019), budidaya ini dapat dilakukan dalam dua tahap yaitu
Sulangai Ayu Made Putri 14-17 pembenihan dan pembesaran. Keberhasilan
Kecamatan Suryani dan pembesaran sangat tergantung dari kegiatan
Petang Badung Dewa Nyoman pembenihan. Desa Sulangai Kecamatan Petang
Bali Sadguna memiliki potensi untuk usaha budidaya ikan dan saat
ini ketersediaan benih ikan karper masih sangat
terbatas maka sangat perlu adanya teknologi untuk
memproduksi benih ikan karper yang dapat diterapkan
oleh kelompok pembudidaya ikan di Desa Sulangai.
Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan
pemahaman tentang teknik pembenihan ikan karper di
desa Sulangai kecamatan Petang Badung Bali. Metode
yang digunakan adalah memberikan penyuluhan dan
pelatihan yang dilanjutkan dengan praktek pemijahan
ikan. Hasil yang didapatkan dalam kegiatan ini peserta
dapat mengetahui dan memahami teknik untuk
memproduksi benih ikan karper yaitu mengetahui
perbedaan induk jantan & betina, mengetahui ikan
yang matang kelamin, dan dapat melakukan persiapan
kolam untuk mengawinkan ikan, serta kendala-kendala
yang terjadi dalam melakukan pembenihan ikan karper.
Teknik Dimas Galang Jurnal Ilmu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pengelola Budidaya
Pembenihan Ikan Prakosa dan Perikanan Air Tawar (UPBAT) Pasuruan, Jawa Timur,
Mas (Cyprinus Rizqi Ayu Volume 7, No. 2, pada Juli – September 2015. Tujuan dari penelitian ini
Carpio) Di Unit Ratnayu Oktober 2016 adalah untuk teknik pembenihan ikan Mas
Pengelola (Cyprinus carpio) di UPBAT Pasuruan. Kegiatan
Budidaya Air pembenihan ikan mas di UPBAT meliputi
Tawar (Upbat) pemeliharaan induk, persiapan bak pemijahan, seleksi
PASURUAN, induk, pemijahan, pemeliharaan benih dan
JAWA TIMUR pemberian pakan. Hasil yang didapat adalah pemijahan
ikan mas dilakukan secara alami dengan
sistem masal, menggunakan induk ikan mas yaitu 4
induk betina dan 8 induk jantan dari total induk di
UPBAT. Dalam sekali pemijahan dihasilkan ± 240.000
butir telur, sehingga dalam setahun dengan 3
kali pemijahan didapatkan jumlah telur ± 720.000 butir.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas 2-3
hari setelah proses pemijahan, sekali pemijahan
didapatkan ± 236.128 larva sehingga dalam setahun
± 708.384 larva sehingga HR = 98,38%. Sekali
pemijahan diperoleh sekitar 205.984 ekor benih
sehingga dalam satu tahun diperoleh sekitar 617.952
ekor benih yang berarti SR = 87,23 %.
Pemberian pakan alami berupa cacing sutera dilakukan
setelah kuning telur akan habis (±3-4 hari)
dengan dosis pemberian pakan sebanyak 3% dari berat
badan larva/hari sekitar 100 gram, untuk
236.128 ekor larva. Sedangkan untuk pakan induk
diberi pelet dengan dosis pemberian pakan 3%
dari berat badan induk/hari 2 kg untuk induk dan pakan
untuk benih dengan dosis pemberian pakan
3% dari berat badan benih/hari 800 gram untuk
205.984 ekor benih.

Anda mungkin juga menyukai