Plato
Bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama
benda) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus
udara lewat mulut.
Ferdinand De Saussure
Bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap
kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang
lain.
Bill Adams
Definisi bahasa adalah suatu sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah
konteks inter-subyektif.
Wahyu Wibowo
Dalam bukunya Otonomi Bahasa 7 Strategi Tulis Pragmatik Bagi Praktisi Bisnis dan
Mahasiswa (2001), bahasa merupakan sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi yang bersifat arbitrer dan konvensional.
bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi.
Tentu terasa janggal ketika petugas pembawa bendera berkata, “Nih, benderanya.
Kibarin, gih!” kepada petugas pengibar bendera merah putih. Ragam nonformal tidak
cocok untuk digunakan dalam suasana yang takzim. Sebaliknya, saat sedang
bercengkerama bersama teman dekat di sebuah kedai kopi, sepertinya tidak mungkin
kita berkata, “Hai, apakah Anda sudah memesan secangkir kopi hitam dengan sedikit
gula?”
Sedangkan Bahasa yang benar adalah bahasa yang mematuhi kaidah atau aturan
Dalam tulisan, misalnya, kita perlu memperhatikan ejaan yang
baku: telanjur atau terlanjur? Selain itu, kalimat “Ibu saya makan, ya” tentu tidak
sama dengan “Ibu, saya makan, ya”. Tanpa tanda koma, sebuah kalimat dapat
memiliki pemaknaan yang berbeda.
Implikasi berbicara dalam kontek komunikasi pada dasarnya adalah hakikat berbicara
yang meliputi:
a. Berbicara merupakan ekspresi kreatif dan tingkah laku;
b. Berbicara dan menyimak merupakan komunikasi yang seiring;
c. Dalam kontek komunikasi dengan lawan berbicara, berbicara adalah komunikasi
resiprokal;
d. Berbicara adalah wujud individu berkomunikasi;
e. Berbicara adalah pancaran kepribadian dan tingkah laku intelektual;
f. Berbicara adalah keterampilan yang diperoleh melalui usaha belajar;
g. Berbicara menjadi media untuk memperluas ilmu pengetahuan.
Kegiatan resiprokal berbicara tentu mengarah pada tema berbicara yang sama, yang
membedakan adalah materi tuturan dari setiap pembicara yang berbeda. Pembicara
dan lawan bicara memiliki pemikiran tersendiri untuk menyampaikan informasi,
demikian pula lawan bicara akan bereaksi terhadap informasi yang diterima.
Pembicaraan akan berakhir ketika keduanya memiliki pemahaman yang sama.
Pemahaman yang berbeda dapat menciptakan perbedaan persepsi yang berbeda pula.
Perbedaan ini melahirkan miscommunication, di antara pembicara dan lawan bicara.
Keduanya saling berkeyakinan terhadap persepsi yang dianggapnya benar. Bentuk
pembicaraan ini terlihat jelas ketika terjadi pada peristiwa berbicara yang disebut
berdebat.