Anda di halaman 1dari 6

DIFUSI, OSMOSIS, DAN IMBIBISI

1. Zat-zat apakah yang mempunyai kecenderungan untuk berdifusi?

Zat-zat yang mempunyai kecenderungan untuk berdifusi antara lain zat cair, padat, dan
gas. Molekul-molekul ketiga zat tersebut mempunyai kecenderungan untuk menyebar ke
segala arah sampai terjadi kesetimbangan (konsentrasi yang sama di segenap tempat).

2. Faktor-faktor lingkungan apa saja yang mempengaruhi laju difusi dalam sel tanaman?

Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain:

a) Kelembaban udara -> Kelembaban udara yang rendah akan membuat perbedaan potensial
air antara isi sel dan  udara menjadi besar, sehingga mempercepat penyerapan dan difusi
uap air ke udara luar.
b) Temperatur -> Kenaikan temperatur mempercepat transpirasi karena mempercepat
evaporasi dari permukaan sel mesofil. Di sisi lain kenaikan temperatur akan menurunkan
kelembaban.
c) Kecepatan angin -> Angin dapat memindahkan uap air dari permukaan daun sehingga
menurunkan kelembaban, mempercepat penguapan. Bila angin kencang dan terus
menerus, transpirasi berkurang akibat stomata menutup.
d) Cahaya -> Cahaya dapat mempengaruhi membukanya stomata dan menaikkan
temperatur, sehingga transpirasi meningkat. Cahaya tidak berpengaruh langsung pada
transpirasi.
e) Penyediaan air -> Apabila air tanah sedikit, air pada sel menurun, stomata menutup,
transpirasi menurun.
f) Aktivitas vital -> Aktivitas vital adalah aktivitas suatu kehidupan antara lain metabolisme
yang menghasilkan energi, dapat mempercepat transpirasi.
Tabel faktor yang mempengaruhi laju difusi pada tumbuhan

NO KETERANGAN LAJU DIFUSI


INTENSITAS TINGGI INTENSITAS RENDAH
1 Kelembaban Udara Menurun Meningkat
2 Temperatur Meningkat Menurun
3 Kecepatan Angin Meningkat Menurun
4 Cahaya Meningkat Menurun
5 Penyediaan Air Meningkat Menurun
6 Aktivitas Vital Meningkat Menurun

3. Apakah arti osmosis sebenarnya?

Proses osmosis tidaklah berbeda dengan difusi. Difusi merupakan penyebaran molekul-
molekul suatu zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi. Suatu sifat penting proses difusi ialah partikel berbagai zat bebas berdifusi satu
sama lain. Apabila dua larutan yang berbeda konsentrasinya memiliki bahan terlarut yang
sama pada pelarut yang sama pula, diletakkan terpisah oleh berbagai macam selaput. Ternyata
pada sekat yang permeabel atau semipermeabel masih memungkinkan terjadinya proses difusi
(searah maupun dua arah). Maka proses terjadinya difusi melalui sekat berpori inilah yang
disebut dengan osmosis. Jadi, osmosis menyatakan proses difusi dari bahan pelarut melalui
sekat semi-permeabel yaitu sekat yang hanya dapat dilewati oleh molekul air saja, sedangkan
molekul zat terlarut tertahan olehnya. Pada peristiwa osmosis, molekul air/pelarut bergerak
menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi.

4. Bagaimana kondisi sel yang berada di lingkungan larutan hipertonik, isotonik maupun
hipotonik?

Pada kondisi lingkungan larutan hipertonik, konsentrasi larutan di luar sel lebih
tinggi dibandingkan konsentrasi di dalam sel, sehingga sel akan mengalami kehilangan air
melalui osmosis. Pada sel hewan terjadi krenasi yang menyebabkan sitoplasma berkurang
volumenya, sedangkan pada tumbuhan disebut plasmolisis.
Pada kondisi lingkungan larutan isotonik, konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel
sama tidak akan ada selisih perpindahan air melintasi sel. Air mengalir melintasi membran
sel, tetapi pada laju sama pada kedua arah, sehingga volume sel stabil.

Pada kondisi lingkungan larutan hipotonik, konsentrasi di luar sel lebih rendah
dibandingkan konsentrasi di dalam sel, sehingga air akan bergerak ke dalam sel melalui
osmosis yang menyebabkan sel menggembung/membengkak. Pada sel hewan apabila
melebihi batasnyadapat menyebabkan sel menjadi pecah (lisis), sedangkan pada sel tumbuhan
tidak sampai pecah karena memiliki dinding sel.

5. Apakah suhu berpengaruh pada difusi dan osmosis?

Suhu berpengaruh pada difusi dan osmosis. Kenaikan suhu akan mengakibatkan
molekul-molekul suatu zat lebih cepat bergerak sehingga laju difusi dan osmosisnya semakin
cepat.

6. Bagaimana rumus untuk menghitung nilai osmosis? Apakah itu mutlak bagi semua zat?

Untuk menghitung nilai osmosis, digunakan rumus:

pV = nRT

Rumus ini tidak mutlak untuk semua zat, hanya berlaku untuk zat cair/larutan. Karena
dalam zat cair/larutan terdiri atas zat pelarut maupun zat terlarut, yang mengalami proses
osmosis merupakan zat pelarut/molekul-molekul airnya. Pada zat padat bisa saja dihitung
nilai osmosisnya apabila sudah dilarutkan terlebih dahulu. Misalnya gula (zat padat) ketika
dilarutkan di dalam air akan menjadi larutan yang terdiri atas zat pelarut maupun zat terlarut,
sehingga dapat dihitung nilai osmosisnya dengan rumus tersebut.

7. Bagaimana plasmolisis dan bagaimana plasmotipsis terjadi?


Terjadinya plasmolisis dan plasmoptisis disebabkan karena sel berada dalam
lingkungan dengan tekanan osmosis lebih tinggi atau lebih rendah dari isi sel. Karena itu,
untuk mempertahankan kehidupan sel harus diciptakan tekanan osmosis yang seimbang
antara lingkungan dan isi sel (Irianto, 2006).

Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma


dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik (Meyer, 1952).

Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan
pada larutan hipertonik, sel tumbuhan akan kehilangan air dan tekanan turgor, yang
menyebabkan sel tumbuhan lemah. Kehilangan air lebih banyak lagi akan menyebabkan
terjadinya plasmolisis yaitu tekanan terus berkurang sampai di suatu titik dimana sitoplasma
mengerut dan menjauhi dinding sel.

Sedangkan plasmoptisis merupakan keadaan dimana sel berada pada lingkungan


hipotonik, konsentrasi di luar sel lebih rendah daripada di dalam sel. Molekul-molekul air dari
luar sel akan bergerak menuju ke dalam sel untuk mencapai keadaan seimbang, sehingga sel
akan mengembang, apabila melebihi batas, sel akan pecah.

8. Apakah yang dimaksud dengan imbibisi?

Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke dalam suatu zat melalui pori-pori dan
molekul-molekul air itu menetap di dalam zat tersebut. Air yang menyelundup itu disebut
sebagai imbibisi, sedangkan zat yang kemasukan air disebut imbiban. Imbibisi bukan hanya
suatu proses difusi belaka. Karena sel-sel biji mempunyai nilai osmosis tinggi, oleh karena itu
mempunyai defisit tekanan osmosis yang besar pula. Jadi molekul air berdifusi dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Imbibisi merupakan proses osmosis melalui dinding
sel-sel kulit maupun protoplas dari biji.

Imbibisi adalah penyerapan air (adsorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau
agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari bahan yang
berupa koloid (Suradinata, 1993).
 

9. Berilah tiga contoh peristiwa imbibisi!

a) Peristiwa penyerapan air dari dalam tanah menuju akar tanaman.


b) Peristiwa menerobosnya molekul-molekul air ke dalam kulit biji sehingga
mematahkan dormansi dan memicu perkecambahan biji.
c) Peristiwa penyerapan molekul-molekul air pada batang, sehingga dapat ditransport
dari akar menuju daun.

10.  Bagaimana peran difusi, osmosis, dan imbibisi dalam kehidupan tanaman?

Difusi berperan dalam proses transpirasi tanaman. Air, gas, dan molekul kecil
hidrofobik secara bebas dapat melewati membran sel secara difusi sederhana. Ion dan molekul
polar yang tidak bermuatan harus dibantu oleh protein permease spesifik untuk dapat diangkut
melalui membran dengan proses yang disebut difusi terbantu. Difusi berperan dalam transpor
pasif dan aktif.

Osmosis sangat berperan dalam proses transportasi air ke dalam dan ke luar sel
tanaman. Difusi dan osmosis berperan dalam pengangkutan air dan unsur hara dari akar
menuju daun.

Pada proses imbibisi, air yang masuk ke dalam biji membuat biji mengalami perubahan,
baik bentuk, warna, tekstur, maupun berat biji. Proses imbibisi berguna untuk mematahkan
dormansi dan memicu perkecambahan biji.
Sumber:

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. Bandung: CV.


Yrama Widya.

Meyer, B. S and Anderson, D. B. 1952. Plant Physiology. New York: D Van Nostrad


Company Inc.

Suradinata, Tatang. 1993. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

bemtadrisbiologi.blogspot.com/2010/06/fisiologi-hewan-difusi-osmosis-imbibisi.html?
m=1

noferilumbangaol.blogspot.com/2010/11/peristiwa-yang-terjadi-dalam-sel.html?m=1

zonabawah.blogspot.com/2011/04/faktor-yang-mempengaruhi-kecepatan.html?m=1

( http://siti-fatkhul-fst13.web.unair.ac.id/artikel_detail-134444-Fisiologi

%20Tumbuhan-Difusi,%20Osmosis,%20dan%20Imbibisi.html ) 15 – 01 – ‘’16

Anda mungkin juga menyukai