Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUGAS KOMUNIKASI DATA

PENERAPAN ENCODING DAN MODULASI

DALAM DUNIA KOMUNIKASI DATA

DOSEN PENGAMPU: LIA ROSMALIA.S.T., M.Kom

DISUSUN OLEH:
AGUNG ROMADHON
2011060031
5SK-P1
SISTEM KOMPUTER

PRODI SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pelanggaran Hak
Asasi Tentang Pembajakan Film di Indonesia ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Lia
Rosmalia, S.T., M.Kom pada mata kuliah Komunikasi Data. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Penerapan Encoding dan Modulasi
Dalam Komunikasi Data bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Lia Rosmalia, S.T., M.Kom , selaku dosen
mata kuliah Komunikasi Data yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, 31 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR IS

I
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
BAB 1.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. ENCODING (PENGKODEAN)................................................................................5
B. MODULASI........................................................................................................12
BAB III..............................................................................................................................17
PENUTUP......................................................................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada sistem komunikasi (Komunikasi data), proses pengiriman
informasi dari sumber ke tujuan dapat dikatakan baik apabila informasi yang
dikirim sama dengan informasi yang diterima. Akan tetapi, pada
kenyataannya selama proses pengiriman informasi tersebut, mengalami
gangguan yang dapat menyebabkan kesalahan pada data. Beberapa studi
mengatakan, jika sistem komunikasi (Data) menggunakan pengkodean.
Kesalahan (error) merupakan masalah pada sistem komunikasi, sebab
dapat mengurangi kinerja dari sistem. Untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan suatu sistem yang dapat mengkoreksi error. Oleh karena itu pada
sistem komunikasi diperlukan sistem pengkodean. Untuk maksud tersebut,
banyak kode yang dapat digabungkan antara lain : Kode BCH, kode Reed
Salomon, kode Hamming, kode konvolusi dan lain-lain. Pemilihan kode
Konvolusi karena kemampuannya yang dapat mengkoreksi semua acak dari
“t” error dengan algoritma decoding yang sederhana. Pentingnya kode Reed
Salomon disebabkan kemampuannya untuk mengkoreksi kesalahan jamak
(multiple error). Kode Hamming mampu untuk mengkoreksi semua
kesalahan tunggal dalam satu blok. Kode Konvolusi memiliki algoritma
encoding yang efisien.

B. Rumusan Masalah
 Apakah yang dimaksud dengan encoding?
 Apakah yang dimaksud dengan modulasi?
 Apa contoh lain dari penerapan Teknik encoding dan modulasi dalam
dunia komunikasi data?
BAB II

PEMBAHASAN
A. ENCODING (PENGKODEAN)
1. Pengertian Encoding (Pengkodean)
Pengkodean (Encoding) adalah proses perubahan karakter data
yang akan dikirim dari suatu titik ke titik lain dengan kode yang
dikenal oleh setiap termianal yang ada, dan menjadikan setiap
karakter data dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner
agar dapat ditransmisikan. Suatu terminal yang berbeda
menggunakan kode biner yang berbeda untuk mewakili setiap
karakter.
2. Tujuan Pengkodean (Encoding)
Tujuan dari Pengkodean (Encoding) adalah menjadikan setiap
karakter data dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner
agar dapat
ditransmisikan dan bisa melakukan komunikasi data. Kode-kode
yang
digunakan dalam komunikasi data pada system computer memiliki
perbedaan dari generasi ke generasinya, karena semakin besar dan
kompleksnya data yang akan dikirim / digunakan. Dalam penyaluran
data antar komputer, data yang disalurkan harus dimengerti oleh
masing-masing perangkat baik oleh pengirim maupun penerima.
Untuk itu digunakan system sandi sesuai standard. Suatu karakter
didefinisikan sebagai huruf, angka, tanda aritmetik dan tanda
khusus lainnya.
3. Macam-macam kode yang digunkan dalam Komunikasi data:
1. Kode Baudot
Berawal dari kode morse. Ada kode 4-an, 5-an, 6-an, dan 8-an
yang
digunakan untuk pengiriman telegraph yang disimpan di pita
berupa
lubang tutup. Untuk lubang sebanyak 6x berturut-turut disebut
sebagai kode 6-an. Begitu juga yang lainya. Kode ini juga
digunakan sebagai satuan kecepatan pengiriman data. Kode
baudot ini ada sejak 1838 ditemukan oleh Frenchman Emile
Baudot sebagai bapak komunikasi data. Terdiri dari 5 bit
perkarakter (sehingga dapat dibuat 32 karakter) dan untuk
membedakan huruf dengan gambar dipakai kode khusus, yakni
111111 untuk letter dan 11011 untuKode ASCII.
Gambar 1.0
2. KODE ASCII (American Standard Code for Information
Interchange)·
Kode ASCII memiliki 128 bit kombinasi yang selalu digunakan. ·
Dari
128 kombinasi tersebut 32 kode diantaranya digunakan untuk
fungsifungsi kendali seperti SYN, STX. · Sisa karakter lain
digunakan
untuk karakter-karakter alphanumerik dan sejumlah karakter
khusus
seperti =, / . ? · Pada dasarnya kode ASCII merupakan kode
alfanumerik yang paling popular dalam teknik komunikasi data. ·
Kode ini menggunakan tujuh bit untuk posisi pengecekan bit
secara even atau odd parity · adalah 4 bit “1” dan 4 bit “0”
sehingga dapat dibuat kombinasi 70 karakter.
Berikut Tabel Kode ASCII :

Gambar 1.1
3. KODE BCD (BINARY CODE DECIMAL)
BCD merupakan kode biner yang digunakan untuk hanya
mewakili nilai digit decimal dari 0-9. · BCD menggunakan
kombinasi 4 bit, sehingga ada 16 kombinasi yang bisa diperoleh
dan hanya 10 kombinasi yang bisa digunakan. · BCD tidak dapat
mewakili huruf atau symbol karakter khusus, sehingga jarang
digunakan untuk komputer dan transmisi data sekarang. Karena
BDC hanya digunakan pada komputer generasi pertama.
Gambar 1.2

4. KODE EBCID (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)


EBCDID adalah kode 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili
karakter 256 kombinasi karakter. · Pada EBCDID, high order bits
atau
4 bit pertama disebut Zone bits dan low order bits atau 4 bit
kedua
disebut dengan numeric bit.
Gambar 1.3
4. PENGKODEAN DATA/ DATA ENCODING
Dalam proses kerja komputer mengolah data secara digital,
melalui
sinyal listrik yang diterima atau dikirimkan, pada prinsipnya
komputer hanya mengenal dua arus, yaitu on atau off, atau
istilah dalam angkanya sering juga dikenal dengan 1 (satu) atau 0
(nol).
Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu
membuat
komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan
huruf, gambar, suara, bahkan film menarik yang anda tonton
dalam format digital. Sistem yang merubah sinyal analog
menjadi sinyal digital disebut Sistem Akuisisi Data. Dalam Sistem
Akuisisi data ada 4 komponen yang penting yaitu :
• Input analog yaitu mengubah sinyal input analog dari sensor
menjadi
bentuk bit.
• Output analog yaitu mengubah data digital yang tersimpan
dalam
komputer menjadi sinyal digital.
• Input / output digital yaitu untuk masukan dan keluaran nilai
digital
(tingkat logika) kedua dari perangkat keras.
• Counter / timer dignakan pada saat perhitungan, pengukuran
frekwensi dan perioda, pembangkit pulsa.
5. TEKNIK ENCODING
Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal
carrier
dengan frekuensi. Empat kombinasi yang muncul dari komunikasi
adalah:
• Data digital, sinyal digital
• Data analog, sinyal digital
• Data digital, sinyal analog
• Data analog, sinyal analog
Sinyal digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus
yang
berlainan dan masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri, Setiap
pulsa
merupakan sebuah elemen sinyal. Elemen sinyal merupakan data
yang
ditranmisikan melalui pengkodean bit data, dimana biner 0 = level
voltase
lebih rendah dan biner 1 = level voltase yang lebih tinggi. Sinyal
digital ini
memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat
ditemukan pada teknologi analog, yaitu:
o Mampu mengirikan informasi dengan kecepatan cahaya yang
dapat
membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
o Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak
mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.
o Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke
dalam
berbagai bentuk.
o Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar
dan
mengirimnya secara interaktif.

B. MODULASI
A. Pengertian Modulasi
Modulasi adalah babak perubahan (varying) suatu gelombang
periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu
informasi. Dengan babak modulasi, suatu informasi (biasanya
berfrekeunsi rendah) bisa dibawa masuk ke dalam suatu gelombang
pembawa, kebanyakan berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi.
Telah tersedia tiga parameter kunci pada suatu gelombang
sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter
tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi
(berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi.
Peralatan untuk menerapkan babak modulasi disebut modulator,
sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal
(kebalikan dari dari babak modulasi) disebut demodulator dan
peralatan yang menerapkan kedua babak tersebut disebut modem.

Gambar 1.4
B. Jenis Jenis Modulasi
 Modulasi analog
Sinyal analog adalah sinyal data dalam wujud gelombang yang
kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah
karakteristik gelombangnya. Sinyal analog memperagakan
pekerjaan dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam
wujud gelombang kontinu (continous varying). Dua
parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat
analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog
kebanyakan dirundingkan dengan gelombang sinus, mengingat
gelombang sinus merupakan dasar untuk seluruh wujud isyarat
analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis
fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan
sebanyak gelombang sinus. Dengan memakai sinyal analog,
karenanya jangkauan transmisi data dapat sampai jarak yang
jauh, tetapi sinyal ini remeh terpengaruh oleh noise.
Gelombang pada sinyal analog yang umumnya mempunyai
wujud gelombang sinus mempunyai tiga variable dasar, yaitu
amplitudo, frekuensi dan phase.
 Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan
dari sinyal analog.
 Frekuensi adalah banyak gelombang sinyal analog dalam
satuan detik.
 Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada masa
tertentu.
 Modulasi Digital
Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah
signal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan
biner), sehingga tak remeh terpengaruh oleh derau, babak
informasinya pun remeh, cepat dan akurat, tetapi transmisi
dengan sinyal digital hanya sampai jarak jangkau pengiriman
data yang relatif tidak jauh. Kebanyakan sinyal ini juga dikenal
dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua
mempunyainya ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan
istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0)
atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah
(2^1). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (2^2),
berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, banyak kemungkinan
nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2^n
buah.
System digital merupakan wujud sampling dari sytem analog.
digital pada dasarnya di code-kan dalam wujud biner (atau
Hexa). besarnya nilai suatu system digital dibatasi oleh luasnya /
banyak bit (bandwidth). banyak bit juga sangat mempengaruhi
nilai akurasi system digital.
Signal digital ini mempunyai berbagai keistimewaan yang unik
yang tak dapat ditemukan pada teknologi analog yaitu :
 Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan
cahaya yang dapat membikin informasi dapat dikirim
dengan kecepatan tinggi.
 Penggunaan yang berulang – ulang terhadap informasi
tak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informsi itu
sendiri.
 Informasi dapat dengan remeh diproses dan dimodifikasi
ke dalam berbagai wujud.
 Dapat memproses informasi dalam banyak yang sangat
besar dan mengirimnya secara interaktif.(wikipedia)
C. Contoh penerapan Teknik Encoding dan Modulasi dalam dunia
Komunikasi Data
 Video dan Audio
Digital transmisi data : Istilah ini dapat disamakan dengan
digital diskrit. Dengan demikian, data digital adalah data yang
memiliki deretan nilai yang berbeda dan memiliki ciri khas
tersendiri. Data digital juga dapat dilakukan melalui sinyal
analog menggunakan modem (modulator/demodulator).
Untuk mencapai jarak jauh menggunakan repeater yang
menghasilkan sinyal sebagai ‘1’ atau ‘0’ sehingga tidak ada
distorsi.
Alasan menggunakan teknik pensinyalan digital adalah :
1. Teknologi digital LSI dan teknologi VLSI menyebabkan
penurunan biaya dan ukuran sirkuit digital.
2. Penggunaan Kapasitas untuk lebih efektif menggunakan
teknik multiplexing yang lebih mudah dan lebih murah
dengan teknik digital teknik analog.
3. Keuntungan Data lebih aman karena menggunakan repeater
dibandingkan dengan amplifier sehingga jarak transmisi
tidak menyebabkan banyak kesalahan.
4. Integrasi, karena semua sinyal (analog dan data digital) yang
diperlukan seecara digital kemudian memiliki bentuk yang
sama. Dengan demikian dapat diintegrasikan denngan
ekonomis (voice), video dan data digital.
5. Keamanan dan teknik enkripsi privasi dapat diterapkan pada
data digital dank e data analog yang telah mengalami
digitalisasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam sistem komunikasi (Komunikasi Data) agar tidak terjadi kesalahan
atau error maka perlu adanya pengkodean data. Macam pengkodean data
diantaranya Kode Baudot, Kode ASCII, Kode BCD, Kode EBCID. Dan juga
duperlukan Teknik dalam pengkodean data agar dapat mempermudah,
Teknik
tersebut diantaranya: nonreturn to zero-level (nrz-l), nonreturn to zero
inverted
(nrzi), bipolar –ami, pseudoternary, Manchester, differential Manchester.
2. Dalam komunikasi data terdapat istilah modulasi, dan pengertian dari
modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik
sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi.
Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekuensi rendah)
bisa dimasukkan kedalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa
gelombang sinus berfrekuensi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/NEvNEv3/makalah-mengenal-modulasi/ (diakses 31
oktober 2021)

https://docplayer.info/196640945-Encoding-dan-decoding-audio.html/ (diakses 31
oktober 2021)

https://www.dosenpendidikan.co.id/encoding-adalah/ (diakses 31 oktober 2021)

http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Modulasi_28989_p2k-unhamzah.html/
(diakses 31 oktober 2021)

https://www.academia.edu/44440909/TEKNIK_ENCODING_KOMUNIKASI_DATA
(diakses 31 oktober 2021)

Gambar 1.0 Kode Baudot


https://www.academia.edu/44440909/TEKNIK_ENCODING_KOMUNIKASI_DATA

Gambar 1.1 Kode ASCII


https://www.academia.edu/44440909/TEKNIK_ENCODING_KOMUNIKASI_DATA
Gambar 1.2 Kode BSD
https://www.academia.edu/44440909/TEKNIK_ENCODING_KOMUNIKASI_DATA

Gambar 1.3 Kode EBCID


https://www.academia.edu/44440909/TEKNIK_ENCODING_KOMUNIKASI_DATA

Gambar 1.4 Modulasi


https://students.darmajaya.ac.id//client/materi/JadwalwaktuID_225659/FileTugas/TU
GAS_2__KOMDAT.pdf

Anda mungkin juga menyukai