Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TUTORIAL WEBINAR 3

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

OLEH
NIKMAH OKTAVIANI
856984937
BI KELAS B
SEMESTER 2

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
2021
KUIS KE – 3
MODUL 4, 5 DAN 6

SOAL :

1. Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa!


Jawab:
Faktor yang mempengaruhi orang dewasa adalah :
a. Kekuatan fisik : kekuatan fisik merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan orang
dewasa. Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua
puluhan. Kekuatan fisik dapat mengatasi atau memecahkan persoalan-persoalan yang
timbul pada masa orang dewasa. Kekuatan fisik dapat dipelihara dengan menjaga kesehatan
setiap individu itu sendiri. Ada 7 Kebiasaan hidup sehat yang bisa dilakukan : 1) sarapan
pagi, 2) makan secara teratur, 3) makan secukupnya untuk memelihara berat badan yang
normal, 4) tidak merokok, 5) tidak meminum minuman yang mengandung alkohol, 6)
olahraga secukupnya, 7) tidur secara teratur. Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa
memungkinkan mereka optimal dalam bekerja, berkeluarga, memperoleh keturunan dan
mengelola kehidupan keluarganya. Dan sebaliknya kekuatan fisik yang prima menghambat
orang dewasa untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan dan dapat menggagalkan
sebagian atau secara total tugas-tugas perkembangan orang dewasa.orang dewasa yang
mempunyai hambatan fisik karena kesehatannya buruk tidak dapat mencapai keberhasilan
maksimum dalam pekerjaan atau pergaulan.
b. Kemampuan motorik kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya
antara usia dua puluhan dan tiga puluhan. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia
20 tahun dan 25 tahun dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang kuat
dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-
keterampilannya secara lebih baik. disamping itu, orang dewasa yang mempunyai
kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapat menyelesaikan dengan baik pekerjaan
yang menuntut kemampuan fisik. Dengan bekal kemampuan motorik yang sangat baik,
orang dewasa dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-
tugas perkembangannya. Orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik
akan dengan cepat menguasai keterampilan-keterampilan dalam berolahraga dan berkarya.
Ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik dilingkungan masyarakat
maupun di lingkungan pekerjaan.
c. Kemampuan mental
Kemampuan mental diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru adalah
mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipeajari, penalaran analogis dan berpikir
kretif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia dua puluhan kemudian
sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini snagat penting kedudukannya dalam
menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya
kemampuan motorik. Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi,
mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat
diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan-keterampilan
dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas-tugas perkembangan orang dewasa. Pria
maupun wanita pada umumnya memiliki kemampuan berfikir yang sama dalam usaha-
usaha mereka memilih teman-teman bergaul sebagai calon suami atau istri.
Mereka mempunyai kemampuan sama baiknya dalam belajar hidup bersama dengan istri
atau suami mereka mereka dapat belajar berlatih untuk menguasai tugas-tugas
perkembangannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
d. Motivasi untuk berkembang
Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk
dianggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Pada
masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar
hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mangasuh anak, mengelola rumah
tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial
yang menyenangkan. Sehingga mereka terdorong untuk melaksanakan tanggung jawabnya
secara sosial. Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam
perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk menguasai
tugas-tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan perilakunya ke arah
terkuasainya tugas-tugas perkembangan orang dewasa sebaliknya individu yang tidak
memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa individu tersebut cenderung
mengabaikan tugas-tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.
e. Model peran
faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan
orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai
model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mereka
memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
dianut oleh masyarakat orang dewasa. Sebaliknya orang dewasa yang masih berinteraksi
dengan remaja dan mengikuti garis-garis perilku remaja akan tetap berperilaku seperti
remaja dan bukan pola perilaku orang dewasa. Masa remaja sangat berpengaruh terhadap
perkembangan orang dewasa dalam masa remaja seseorang yang normal membentuk
kelompok-kelompok teman sebaya. Dalam kelompok tersebut para remaja saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi. Kelompok tersebut mempunyai nilai-nilai tersendiri
yang diakui dan dipatuhi oleh pra anggotanya para anggotanya sangat takut untuk ditolak
oleh kelompok dan takut memiliki nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilaikelompok.
Para anggotanya sangat loyal terhadap nilai-nilai kelompoknya. Pada saat perkembangan
orang dewasa tahun pertama banyak orang dewasa yang terpaksa memperpanjang masa
remajanya. Jika perkembangan masa remaja dan perkembangan masa dewasa adalah sama,
maka adanya perpanjangan pengaruh bukanlah menjadi penghambat. Akan tetapi
perkembangan antara dua masa kehidupan itu cukup jauh berbeda.
2. Kebutuhan orang dewasa menurut ahli!
Jawab:
Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan orang dewasa dapat digolongkan ke dalam lima tingkatan yaitu :
a) Kebutuhan yang bersifat biologis
b) Kebutuhan rasa aman
c) Kebutuhan-kebutuhan sosial
d) Kebutuhan akan harga diri
e) Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik

Menurut morgan orang dewasa memiliki 4 kebutuhan yaitu :


a) Kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas. Hal ini sangat penting bagi orang dewasa karena suatu
aktivitas mengandung suatu kegembiraan baginya.
b) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang dewasa yang dalam kehidupannya
memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang
dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Hal ini sudah
barang tentu merupakan kepuasan merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang
yang melakukan kegiatan tersebut.
c) Kebutuhan untuk mencapai hasil. Suatu pekerjaan itu akan berhasil baik, kalau hasilnya mendapat
“pujian”. Aspek pujian ini merupakan dorongan bagi orang dewasa untuk bekerja dengan giat.
Apabila hasil pekerjaan itu tidak dihiraukan orang lain, motivasi orang dewasa untuk melakukan
pekerjaan tersebut akan berkurang. Oleh karena itu orang dewasa harus diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang optimal sehingga memiliki rasa sukses.
d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin menimbulkan rasa
rendah diri pada orang dewasa, tetapi hal ini dapat menjadi dorongan untuk mencari kompensasi
dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam
bidang tertentu.

Murray dan Edwards mengungkapkan ada lima belas aspek kebutuhan orang dewasa yaitu sebagai
berikut :
a. Kebutuhan berprestasi
Kebutuhan berprestasi menggacu pada dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin,
melaksanakan tugas yang menuntut keterampilan dan usaha, mengerjakan tugas yang sangat
berarti, mengerjakan pekerjaan yang sulit sebaik mungkin, menyelesaikan masalah yang rumit dan
mengerjakan sesuatu lebih dari yang lain.
b. Kebutuhan rasa hormat
Kebutuhan rasa hormat mengacu pada dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain,
menemukan apa yang diharapkan oleh orang lain, mengikuti perintah dan apa yang diharapkan
orang lain, memberikan hadiah kepada orang lain, memuji hasil pekerjaan orang lain, menerima
kepemimpinan orang lain
c. Kebutuhan keteraturan
Mengacu pada dorongan untuk melakukan pekerjaan secara rapid an teratur, membuat rencana
sebelum memulai tugas yang sulit, menunjukkan keteraturan dalam berbagai hal, serta memelihara
segala sesuatu agar tetap rapi dan teratur
d. Kebutuhan memperlihatkan diri
Mengacu pada dorongan untuk memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian orang,
menceritakan keberhasilan diri, menggunakan kata-kata yang tidak dipahami orang lain, bertanya
yang tidak akan terjawab orang lain, membicarakan pengalaman diri yang membahayakan, dan
menceritakan hal-hal yang menggelikan.
e. Kebutuhan otonomi
Mengacu pada dorongan untuk menyatakan kebebasan diri dalam berbuat atau mengatakan apapun,
bebas mengambil keputusan, melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan orang lain, serta
menghindari pendapat orang lain.
f. Kebutuhan afiliasi
Mengacu pada dorongan untuk setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok kawan, mengerjakan
sesuatu untuk kawan, membentuk persahabatan baru, membuat kawan sebanyak mungkin, serta
mengerjakan pekerjaan bersama-sama, akrab dengan kawan.
g. Kebutuhan intrasepsi
Mengacu pada dorongan untuk menganalisis motif dan perasaan sendiri, emgamati orang lain dan
memahami perasaan orang lain, menempatkan diri ditempat orang lain, menilai orang lain dengan
mencoba memahami latar belakang tingkah lakunya dan apa yang dilakukannya, menganalisis
perilaku orang lain, menganalisis motif-motif perilaku orang lain, dan menafsirkan apa yang bakal
dilakukan orang lain.
h. Kebutuhan berlindung
Mengacu pada dorongan untuk memperoleh bantuan orang lain apabila mendapat kesulitan, mencari
dukungan dari orang lain, mengharapkan orang lain berbaik hati, mengharapkan simpati dari orang
lain, memahami masalah pribadinya, menerima belaian kasih sayang orang lain, mengharapkan
bantuan orang lain saat tertekan, dan mengharapkan maaf dari orang lain apabila sakit.
i. Kebutuhan dominan
Mengacu pada dorongan untuk membantah pendapat orang lain, ingin menjadi pemimpin kelompok,
mengambil keputusan atas nama kelompok, menetapkan persetujuan secara sepihak, membujuk
dan mempengaruhi orang lain agar mau mengerjakan yang ia inginkan, mengawasi dan
mengarahkan kegiatan yang lain, dan mendiktekan apa yang harus dikerjakan orang lain.
j. Kebutuhan merendah
Mengacu pada dorongan untuk mengakui berdosa apabila berbuat keliru, menerima cercaan atau
celaan orang lain, merasa perlu mendapat hukuman apabila berbuat keliru, menghindar dari
perkelahian, mengakui akan kekliruannya, dan merasa rendah diri dalam berhadapan dengan orang
lain.
k. Kebutuhan member bantuan
Mengacu pada dorongan untuk menolong kawan yang kesulitan, membantu orang yang kurang
beruntung, memperlakukan orang lain dengan baik dan simpatik, memaafkan orang lain,
menyenangkan orang lain, dan lain-lain
l. Kebutuhan perubahan
Mengacu pada dorongan untuk menggarap hal-hal yang baru, berkelana, menemui kawan baru,
mengalami peristiwa baru dan berubah dari pekerjaan yang rutin, makan di temoat yang berbeda-
beda, mencoba berbagai jenis pekerjaan, senang berpindah-pindah tempat, serta berpartisipasi
dalam kebiasaan baru.
m. Kebutuhan ketekunan
Mengacu pada dorongan untuk bertahan pada satu pekerjaan hingga selesai, merampungkan
pekerjaan yang telah dipegangnya, bekerja keras pada suatu tugas tertentu, bertahan pada
penyelesaian masalah atau teka-teki, bertahan pada satu pekerjaan dan tidak akan beralih sebelum
selesai, tidur larut malam untuk menyelesaikan pekerjaan yang dihadapinya, tekun menghadapi
pekerjaan tanpa menyimpang, serta menghindari segala yang dapat menyimpangkannya dari tugas
lain.
n. Kebutuhan heteroseksualitas
Mengacu pada dorongan untuk bepergian dengan kelompok yang berlawanan jenis kelamin,
melibatkan diri dalam kegiatan sosial yang berlawana jenis kelamin, jatuh cinta pada jenis kelamin
lain, mengagumi bentuk tubuh jenis kelamin lain, berpartisipasi dalam diskusi tentang seks,
membaca buku dan bermain yang melibatkan masalah seks, serta mendengarkan atau
menyampaikan cerita lucu tentang seks.
o. Kebutuhan agresi
Mengacu pada dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda, menyampaikan
pandangannya tentang jalan pikiran orang lain, mengecam orang lain secara terbuka,
mempermainkan orang lain, serta melukai perasaan orang lain.
3. Menjelaskan perbedaan individual orang dewasa!
Perbedaan individual orang dewasa disebabkan karena perbedaan lingkungan dan atau
pembawaan. Jelasnya bahwa perbedaan antara orang deasa yang satu dengan orang dewasa
lainnya merupakan hasil kombinasi antara perbedaan lingkungan dan pembawaan.
Berikut ini dijelaskan unsur-unsur perbedaan individual orang dewasa yang disebabkan oleh
pembawaan dan lingkungan diantaranya adalah : perbedaan dalam minat, kecerdasan, dan
kepribadian.
1. Perbedaan Dalam Minat
Ragam minat orang dewasa sangat banyak dilihat dari jumlahnya.
1. Minat Pribadi
Minat pribadi orang dewasa selalu menyangkut kehidupan seseorang tertentu. Minat
pribadi yang kuat pada masa remaja masih terbawa sampai pada masa dewasa. Namun
dengan bertambahnya tugas dan tanggung jawab di tempat kerja, dirumah, atau pada masa
orang tua, minat egosentris biasanya sedikit berkurang dan minat berkembang.
a. Penampilan
Minat terhadap penampilan sangat kuat bagi pria dan wanita dewasa pada umumnya.
Banyak hal yang dipelajari oleh pria dan wanita dewasa untuk memperoleh penampilan
yang memuaskannya dan untuk memperoleh manfaat yang lebih besar daripadannya.
Salah satu keuntungan yang sering diperoleh ialah kemudahan dalam berteman.
b. Pakaian dan perhiasan
Perhatian terhadap pakaian dan perhiasan tetap berperan kuat dalam masa dewasa.
Orang-orang dewasa sangat sadar bahwa keberhasilannya dalam hubungan sosial dan
berbagai bidang kegiatan, banyak banyak dipengaruhi oleh penampilan pakaian dan
perhiasannya. Karena itu tidak heran kalau banyak waktu digunakan banyak uang yang
disalurkan untuk kepentingan pakaian dan perhiasan bagi orang dewasa.
Peranan pakaian bagi masing-masing orang dewasa berbeda, bergantung pada keadaan
fisik, status perkawinannya, lingkungan kerja, lingkungan sosial dan sebagainya.
Secara umum memang diakui oleh para ahi bahwa peranan pakaian bagi orang dewasa,
sangat berpengaruh besar. Pakain membawa kesan yang sangat menyeluruh bagi
pribadi yang memakainya.
Misalnya seorang yang berpakian rapi akan tampil dimuka umum dengan penuh rasa
percaya diri. Sedangkan mereka yang berpakaian sebaliknya, akan cendrung untuk
merasa rendah diri.
c. Uang
Orang dewasa lebih tertarik pada uang karena uang dapat memenuhi kebutuhannya.
Orang dewasa sangat berminat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan
keluarganya. Mereka berminat memperhatikan dan mempelajari anggaran rumah
tangga atua berminat mengelola pendapatan dan pengeluaran keluarga.
d. Agama
Orang dewasa umumnya menaruh cukup perhatian pada agama, orang tua sering
merasa bahwa mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut kepada anak-anak
merupakan tanggung jawab moral sebagai orang tua, dan kewajiban untuk memberi
teladan kepada anak- anaknya.
Banyak faktor yang ikut menentukan kuat tidaknya rasa keagamaan orang dewasa.
Faktor-faktor umum tersebut adalah :
1. Jenis kelamin
2. Kelas sosial
3. Lokasi tempat tinggal
4. Latar belakang keluarga
5. Minat religius teman-teman
6. Pasangan dari imam yang berbeda
7. Kecemasan akan kematian
8. Pola kepribadian
2. Minat rekreasi
Istilah rekreasi diartikan sebagai kegiatan yang memberikan kesegaran atau
mengembalikan kekuatan dan kesegaran psikologil sesudah lelah bekerja atau sesuadah
mengalami kereasahan psikologis. Fungsi rekreasi sama dengan fungsi bermain pada
masa kanak- kanak. Ada beberapa sebab utama mengapa rekreasi menjadi masalah
penyesuaian besar. Pertama , sewaktu mereka msih sekolah berbagai bentuk rekreasi
disediakan bagi mereka, dengan biaya sangat rendah. Kedua, orang tua maupun guru-guru
mereka mendesak mereka agar mengikuti berbagai bentuk rekreasi itu sebagai bagian
yang penting dari kehidupan sekolah. Ketiga, sekolah memberikan bimbingan dan
prtunjuk-petunjuk serta mengawasi kegiatan-kegiatan rekreasi itu sehingga anak-anak
memperoleh kepuasan dari kegiatan-kegiatan yang menyenangkan itu.
Banyak faktor yang mempengaruhi pola rekreasi orang dewasa. Beberapa faktor tersebut
adalah :a). Kesehatan, b) Waktu, c) Status perkawinan, d) Status sosial ekonomi, d) Jenis
kelamin , e) Penerimaan sosial
3. Minat sosial
Semua orang dewasa mesti memiliki posisi dalam kehidupan sosial, entah itu dalam
lingkungan sosial secara luas, atau lingkungan sekolah atau perguruan tinggi, ataupun
lingkungan keluargannya. Orang dewasa yang normal memiliki minat dan keinginan –
keinginan untuk lebih berarti, lebih berdaya guna bagi lingkungan masyarakat. Bebrapa
faktor yang mempengaruhi minat dan aktifitas sosial orang dewasa adalah sebagai berikut:
a) Mobilitas Sosial, b) Status sosial ekonomi, c) Lamanya tinggal dalam suatu kelompok
masyarakat, d) Kelas sosial, e) Lingkungan, f) Jenis kelamin, g) Umur kematangan
seksual, h) Urutan kelahiran, i) Keanggotaan dari tempat beribadah
2. Kepribadian
Kepribadian orang dewasa disini mengacu pada kualitas total perilaku orang dewasa yang
tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Ciri-ciri
kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksi dengan lingkungannya, antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Karakter yang mengacu pada konsekuen tidaknya dalam melakukan aturan etika perilaku,
atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, atau konsisten tidaknya
tindakan dalam menghadapi situasi lingkungan yang serupa atau berbeda-beda.
2. Tempramen yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-
rangsangan yang datang dari lingkungannya
3. Sikap yang mengacu pada positif atau negatif atau ambivalensinya sambutanya terhadap
objek-objek (orang, benda,peristiwa, norma atau nilai etis, estesis, dan sebagainya).
4. Stabilitas emosional, yang mengacu pada mudah tidaknya tersinggung, marah, menangis,
atau putus asa.
5. Tanggung jawab, yang mengacu pada menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari
resiko atas tindakan dan perbuatannya.
6. Sosiabilitas, yang mengacu pada keterbukaan atau ketertutupan dirinya serta
kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain.
3. Kecakapan
Kecakapan orang dewasa yang satu dengan orang dewasa lainnya berbeda. Orang dewasa
yang tampak dapat bertindak secara cepat (waktunya singkat), tepat (hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan) dan dengan mudah (tanpa menghadapi hambatan dan kesulitan yang
berarti), lazim yang dikenal orang yang cakap. Dalam istilah psikologis orang tersebut
disebut sebagai orang yang berperilaku inteligen. Memang individu dianugerahi potensi
dasar atau kapasitas untuk berperilaku inteligen kecakapan sering juga disebut abilitas, yang
dibedakan dalam dua kategori sebagai berikut :
1. Kecakapan nyata atau aktual, yang mengacu pada aspek kecakapan yang segera dapat
didemonstrasikan dan diuji sekarang juga.
2. Kecakapan potensial, yang mengacu pada aspek kecakapan yang masih terkandung
dalam diri yang bersangkutan yang diperolehnya secara herediter (pembawaan
kelahirannya), yang dapat berupa abilitas dasar umum (intekegensi) dan abilitas dasar
khusus.
Witherington menunjukkan lebih terperinci manifestasi dari indikator-indikator perilaku
intelegen itu sebagai berikut :
1) Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2) Efisien dalam berbahasa
3) Kecepatan dalam pengamatan
4) Kemudahan dalam mengingat
5) Kemudahan dalam memahami hubungan
6) Imajinasi
Berdasarkan data dan informasi hasil pengukuran intelegensi, para ahli telah mengadakan
pengelompokkan orang-orang sebagai berikut :
1. Kelompok superior atau genius yaitu mereka yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya.
2. Kelompok normal yaitu mereka yang rata-rata atau pada umumnya dapat bertindak biasa
dalam kecepatan, ketepatan dan kemudahan biasa seperti nampak pada sebagian besar
anggota kelompokknya menurut batasan-batasan waktu dan tingkat kesukaran yang telah
ditetapkan.
3. Kelompok sub Normal, yaitu mereka yang bertindak jauh lebih lambat kecepatannya,
dan jauh lebih banyak ketidaktepatannya dan kesulitannya, dibandingkan dengan
anggota kelompokknya yang lain.
Dalam hal kecakapan dasar khusus, orang dewasa dapat dikelompokkan kedalam kategori
yang memiliki kemampuan dasar khusus dalam bidang :
1. Bilangan (Numerical abilities)
2. Bahasa (Verbal Abilities)
3. Tilikan ruang (Spatial Abilities)
4. Tilikan hubungan ( social abilities)
5. Gerak motoris (motorical abilities)
Selain faktor lingkungan dan pembawaan, ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya
perbedaan individual pada orang dewasa yaitu faktor pengalaman. Pengalaman disini
dimaksudkan adalah penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh dari lingkungan tersebut.
Dalam proses pembentukan pengalaman yang dimiliki orang dewasa, sesungguhnya orang
dewasa menilai diri dari lingkungannya, bahkanmembandingkannya. Dirinnya dengan
lingkungannya. Orang dewasa memiliki pengalaman diri yang yang berbeda , yang berakar
pada pengalaman masa sebelumnya.
Menurut Alferd Adler perbedaan individual orang dewasa yang satu dengan orang dewasa
yang lainnya dalam bereaksi bergantung pada perbedaan cita-cita dan hasrat.
Menurut Kunkel perbedaan individual orang dewasa yang satu dengan orang dewasa yang
lainnya ditentukan oleh kadar rasa harga diri. Rasa harga diri ini juga menyebabkan adanya
perbedaan dengan hubungan sosial atau bertingkah laku orang dewasa.
Tokoh lain yang menyoroti perbedaan individual orang dewasa adalah Watson, Lewin, dan
Rotter.
Watson berpendapat bahwa perbedaan individual orang dewasa disebabkan oleh perbedaan
pendidikan dan pengalaman. Pendidikan dan pengalaman menjadi faktor penentu terhadap
pola perbuatan, pola reaksi dan kecepatan reaksi orang dewasa terhadap rangsangan.
Lewin menyatakan bahwa tingkah laku orang dewasa ditentukan oleh pengalamannya dalam
membaca situasi medan sesaat dan setempat. Cara membaca itu berbeda antara orang dewasa
yang satu dengan orang dewasa yang lainnya.
Rotter berpendapat bahwa perbedaan individual orang dewasa itu disebabkan karena adannya
perbedaan pengalaman orang dewasa dalam hubungan sosialnya di masa lalu.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sullivan yang menyatakan bahwa adanya perbedaan
individual orang dewasa itu dalam mereaksi terhadap lingkungannya disebabkan oleh
adannya perbedaan pengalaman masing-masing individu orang dewasa.

4. Menjelaskan karakteristik dan kebutuhan peserta didik yang berkelainan fisik dan psikis
yang anda ketahui.
Jawab:
 Karakteristik dan kebutuhan peserta didik yang berkelainan fisik
Karakteristik umum kesulitan yang dialami oleh anak anak yang berkelainan fisik dapat
dijelaskan atas hal-hal berikut:
1) Kesulitan memproses, terjadi bila gangguan syaraf menghambat diterimanya informasi
atau untuk mengungkap sesuatu secara memadai.
2) Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi berinteraksi dengan
image diri dan percaya diri, yang berakibat pada berbagai tingkat motivasi.
3) Kesulitan berpartisipasi terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan anak
untuk bergabung dalam kegiatan kelas.

Beberapa kelainan fisik dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Cerebral Palsy
The world commission on cerebral palsy mendefinisikan cerebral palsy sebagai
ketidaknormalan gerakan dan postur karena gangguan atau ketidakmatangan otak
(Denhoff, 1966). Sulit untuk menentukan dengan pasti tentang kapan terjadinya
perkembangan otak dan bagian-bagian sistem syaraf pusat. Sistem saraf tumbuh pesat
selama dalam kandungan yang berlanjut setelah lahir kadang-kadang sampai umur 2 atau
3 tahun. Tanda-tanda dan gejala gangguan intelektual sensori perseptual dan perilaku
dapat muncul sendiri atau gabungan dari padanya dalam berbagai tingkat yang bervariasi
pada anak yang mengalami Cerebral Palsy.
2. Spina Bifida
Spina bifida ini adalah gangguan saraf pengobatan yang sangat kontras dengan Cerebral
Palsy. Gangguan saraf pada spina bifida terpusat, sedangkan pada cerebral palsy
gangguannya menyebar. Spina bifida terjadi kebanyakan pada waktu kelahiran yang
menyebabkan kelainan pada balita dan masa anak, antara lain mencakup kelumpuhan
kaki dan kekurangmampuan mengontrol buang air kecil. Fisioterapi diperlukan untuk
melatih anak berjalan. Gangguan lain yang terjadi pada spina bifida dan sering
memerlukan bantuan operasi adalah hydrocephalus. Gangguan ini terjadi karena
bertambahnya cairan di otak berakibat tekanan dan membesarnya tulang kepala.
3. Epilepsi
Epilepsi adalah salah satu gangguan saraf yang mempengaruhi pendidikan anak.
Seringkali tidak nampak adanya kelainan fisik walaupun epilepsi menyertai banyak
gangguan saraf seperti Cerebral Palsy dan hydrocephalus. Convulsion adalah istilah
yang digunakan untuk menerangkan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang, bila
gangguan pada bagian otak tertentu menyebabkan kehilangan kendali atas satu atau lebih
aspek-aspek dari kegiatan tubuh.
 Karakteristik dan kebutuhan peserta didik yang berkelainan psikis
Keterbelakangan mental adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan orang-orang
yang mempunyai kesulitan-kesulitan dalam mengatasi masalah, memahami pemikiran
pemikiran dan konsep-konsep dan dalam mempelajari keterampilan keterampilan
akademi seperti membaca, menulis, dan berhitung. Ketidakmampuan intelektual
mengidentifikasikan sekelompok orang yang mempunyai karakteristik khusus.
Permasalahan-permasalahan di bidang akademik seringkali dihubungkan dengan
kesulitan-kesulitan dalam membangun interaksi sosial, dalam mempelajari keterampilan-
keterampilan dasar untuk membantu dirinya sendiri dan dalam mencari pekerjaan. Sejak
dekade pertama abad ke 20 sampai awal tahun 1960, penyebutan kemampuan intelektual
didasarkan pada rendahnya angka yang diperoleh dari tes inteligensi.
Menurut Bower (1981) siswa yang emosinya terganggu mempunyai karakteristik berikut:
1. Ketidakmampuan belajar yang tidak dapat diterangkan dengan faktor kesehatan intelektual
dan sensorik.
2. Ketidakmampuan membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal dengan teman
dan guru nya.
3. Bentuk perilaku dan perasaan yang tidak memadai tapi berada di bawah normal.
4. Menunjukkan ketidakbahagiaan dan berada dalam suasana depresi
Peserta Didik Autis
Faktor penyebab terjadinya autis yang dominan menyebutkan autis merupakan dampak dari
perlakuan ibu yang dingin dan tidak peduli atau dikenal dengan istilah refrigator mother.
Namun pandangan ini mulai ditinggalkan. Selain faktor genetik dan lingkungan yang tercemar
populasi, pandangan yang lebih mendapat dukungan ilmuwan mengungkapkan bahwa
kelainan sistem kerja otak terutama pada lapisan korteks serebral, cerebellum dan sistem
limbik merupakan penyebab autistik pada anak.

1. Karakteristik anak autis


Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa referensi dapat dikemukakan bahwa
karakteristik pada perilaku anak autis adalah:
a. Anak tampak seperti tuli sulit berbicara atau pernah berbicara tetapi kemudian sirna.
b. Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain dan tidak mempunyai empati dan
tidak tahu apa reaksi orang lain atas perbuatannya. Akibatnya anak suka bersosialisasi
dengan lingkungannya.
c. pemahaman anak sangat kurang sehingga apa yang dia baca sukar dipahami. Dalam
belajar mereka lebih mudah memahami lewat gambar-gambar.
d. Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat seperti perkalian, kalender
dan lagu-lagu.
e. Anak mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya seperti suka marah
mudah frustrasi bila tidak dimengerti dan dapat menimbulkan tantrum.
f. Memperhatikan perilaku simulasi diri seperti bergoyang-goyang mengepalkan tangan
seperti burung berputar-putar mendekatkan mata ke pesawat TV.
2. Strategi pembelajaran anak autis
Dalam uji coba dan penerapannya strategi yang kerap digunakan untuk anak autis mengacu
pada teori ABC yang diperkenalkan psikolog Loovas atau juga dikenal dengan Applied
Behavior Analysis (ABA). Rangkaian strategi ini dimulai dengan pemberian instruksi atau
anteseden atau pra kejadian yakni pemberian instruksi kepada anak baik berupa perintah
meniru pertanyaan atau visual dan memberi kesempatan kepada anak untuk memberikan
respon. Instruksi diberikan ketika anak sudah siap yang diberikan dengan suara yang jelas.
Setelah 3-4 anak diharapkan akan memberikan perilaku atau respon sesuai dengan
instruksi. Untuk membuat respon anak bertahan maka diperlukan urutan baik berupa
penguatan atau bantuan kepada anak-anak untuk memberikan jawaban yang benar
5. Berikan kriteria apa saja yang anda ketahui di dalam proses dan hasil belajar yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik
Jawab:
Berikut adalah kriteria yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dalam proses dan hasil
belajar :
1. Penilaian Bagi Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka bagi usia sekolah dasar (SD) penilainnya
harus mencakup hal-hal yang berkaitan dengan program dan materi yang disampaikan dalam
proses belajar dan pembelajaran. Unsur yang perlu diperhatikan dalam penilaian ini,
mencakup :

1) Keterampilan fisik yang mencakup : menangkap, melempar, menendang, berguling,


berenang serta mempergunakan alat-alat permainan yang sederhana.
2) Bagi kelas rendah membaca, menulis, dan berhitung merupakan materi khusus untuk
bekal pada kelas-kelas berikutnya.
3) Nilai-nilai yang berkaitan dengan moral, budu pekerti, etika, dan estetika.
4) Kemampuan mengendalikan diri dan melakukan tenggang rasa, dan kemandirian.
5) Penguasan materi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran sebagai mana tercantum
dalam Struktur Kurikulum Sekolah Dasar.
2. Penilaian Bagi Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Pada usia sekolah menengah peserta didik sudah dapat membaca dan menangkap apa yang
tertulis lebih baik daripada anak SD. Alat evaluasinya dapat berbentuk tes maupun nontes,
baik lisan maupun tertulis, ataupun tes perbuatan.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan fdalam penilaian mencakup :
1) Keterampilan fisik yang sesuai dengan tahap perkmbangannya, misalnya dalam salah
satu cabang olah raga.
2) Nilai-nilai yang berkaitan dengan miral, budi pekerti, etika, dan estetika.
3) Kemampuan bekerja/belajar mandiri, kemampuan mengendalikan diri dan bekerja sama
dengan teman-temannya serta berkomunikasi baik dngan teman- teman maupun guru dan
staf sekolah.
3. Penilaian Bagi Orang Usia Dewasa
Dalam penilaian terhadap orang desawa perlu diperhatikan :
1) Berkaitan dngan masalah nyata untuk ditemukan pemecahannya
2) Tidal lagi recall yang mengulang kembali apa yang dipelajari, tetapi lebih kearah
aplikasi teori
3) Pengkajian konsep dan mencari keterkaitan antara suatu konsep dengan konsep lainnya
dalam suatu situasi atau kondisi tertentu
4) Penilaian mengarah kepada kerja sama antara pendidik dan peserta didik untuk
menujuketercapaian tujuan program.
4. Penilaian Bagi Peserta Didik Berkelainan
Evaluasi keberhasilan peserta didik adalah melihat terjadinya perubahan perilaku pada diri
peserta didik itu sendiri sebelum dan setelah diberikan perlakuan, dan bukan
membandingkan keberhasilan tingkat pencapaian tujuan belajar yang dicapai dengan
peserta didik lain yang ada dikelas. Teknik evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk, melalui tes tertulis, lisan atau bersifat perbuataan yang ditampilkan dan dicatat
melalui observasi guru. Evaluasi memiliki dua sisi yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses dilakukan dan terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan
evaluasi hasil dilakukan setelah pemberian materi tuntas diselesaikan. Evaluasi proses
penting dalam kaitannya melakukan berbagai perubahan atau dalam perbaikan strategi
pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil penting untuk melihat tingkat pencapaian
keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Program pembelajran hendaknya
diperbaiki secara terus menerus. Perubahan hendaknya merujuk kepada pencapaian tujuan
yang telah dan sedang diselesaikan serta temuan-temuan yang diperoleh berdasarkan
observasi selama pross pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran siswa berkebutuhan khusus tidak bersifat baku dan kaku, melainkan lentur
dan sangat fleksibel. Jika perubahan itu memerlukan modifikasi yang relatif besar, maka
modifikasi hendaknya dikomunikasikan kepada orang tua. Penting untuk memperoleh
persetujuan dan mengakomodasi harapan baru, sekaligus mengkomunikasikan tugas-tugas
yang harus dilakukan orang tua di dalam membantu keberhasilan belajar anaknya.

5. Penilaian Bagi Anak Berkesulitan Belajar


Anak yang mengalami kesulitan belajar bisa dalam bentuk kesulitan membaca, kesulitan
mengungkap pendapat dalam tulisan dan kesulitan dalam matematik. Assesmen yang
dilakukan di kelas mencoba mendapat informasi tentang latar belakang siswa, sejarah
kesehatannya, prestasi akademik dan perkembangan emosional dan sosial. Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data hendaknya dapat merefleksikan kebutuhan anak dan
kurikulum yang sesuai sehingga dapat mengarahkan pendidikan yang akan dilaksanakan.
Observasi yang cermat tentang situasi belajar mengajar merupakan teknik terbaik
mengawali assesmen di kelas.
Penilaian bagi anak berkesulitan belajar dilakukan bersama oleh guru kelas dan guru
pendamping, dan bergantung kepada kesulitan yang dialami anak. Dalam evaluasi ynag
terpenting ialah anak mendapat kemajuan dalam belajarnya walau tidak sepesat teman-
teman lainnya dikelas.

PETUNJUK ;

1. Silahkan saudara mahasiswa semua untuk menjelaskan dengan menulis jawaban


soal dlm bentuk Pdf/Word
2. Kirimkan hasil jawaban saudara sesuai waktu yang tersedia
3. Tidak ada perbaiakan atau susulan
4. Manfaatkan waktu dengan maksimal
5. Semua yang berkaitan dengan perkuliahan di bahas di Group WA (GWA)

Anda mungkin juga menyukai