Kelas : RPL X
A. Pilihan ganda
1. Sebagai pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif maka Indonesia masuk kembali menjadi
anggota PBB pada tanggal ….
a. 8 Agustus 1966
b. 26 September 1966
c. 28 September 1966
d. 26 September 1967
e. 28 September 1967
Jawaban: c
5. Pada masa Orde Baru terjadi penyederhanaan partai peserta pemilu menjadi tiga peserta. Partai
Demokrasi Indonesia (PDI) merupakan penggabungan dari ….
a. PNI, IPKI, Perti, dan Permusi
b. PNI, IPKI, Murba, dan Partai Katolik
c. NU, PSII, Permusi, dan Perti
d. Permusi, Perti, Murba, dan NU
e. NU, PSII, PNI, dan IPKI
Jawaban: b
9. Berikut ini adalah mahasiswa yang dikenal sebagai Pahlawan Reformasi, kecuali ….
a. Elang Mulya Lesmana
b. Arif Rahman Hakim
c. Hafdin Royan
d. Hendriawan Sie
e. Heri Hartanto
Jawaban: b
10. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Suharto mengundang tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh
nasional untuk dimintai pertimbangan dalam membentuk ….
a. Dewan Nasional
b. Dewan Pertimbangan
c. Dewan Reformasi
d. Dewan Penyelamat Negara
e. Dewan Reformasi Bangsa
Jawaban: c
11. Lembaga yang melaksanakan pemilu pada tahun 1997 adalah ....
a. Lembaga Pemilihan Umum
b. Departement Dalam Negeri
c. Departement Luar Negeri
d. Komisi Pemilihan Umum
e. Panitia Pemilihan Indonesia
Jawaban: a
12. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang
digunakan dalam hal ini adalah ....
a. keputusan presiden
b. instruksi presiden
c. ketetapan MPR
d. pasal 18 UUD 1945
e. pasal 8 UUD 1945
Jawaban: e
13. Berikut yang bukan menjadi sebab tuntutan masyarakat terhadap perubahan kebijakan politik,
ekonomi, dan hukum adalah ....
a. keberadaan partai politik dianggap tidak mampu memenuhi aspirasi politik masyarakat
b. kebijakan ekonomi telah menimbulkan ketimpangan ekonomi
c. terjadinya monopoli terhadap kelompok tertentu
d. sering terjadi pelanggaran hukum dan hak asasi manusia oleh penguasa
e. kebebasan pers untuk mengkritisi pemerintah dibuka seluas-luasnya
Jawaban: e
14. Parpol yang ikut dalam pemilu tahun 1990 sebanyak ....
a. 28
b. 38
c. 48
d. 58
e. 68
Jawaban: c
15. Tekanan terhadap kepemimpinan Soeharto menjelang kejatuhan Orde Baru berasal dari ....
a. Ketua PBB
b. MA
c. mahasiswa dan kaum intelektual
d. DPR
e. kaum pemilik modal
Jawaban: c
B. Esssay
Jawaban:
Sidang Umum MPRS IV yang diadakan pada tanggal 20 Juni–5 Juli 1966 menghasilkan
beberapa ketetapan penting sebagai berikut.
a. Tap MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengukuhan Supersemar.
b. Tap MPRS No. XI/MPRS/1966 tentang Pemilihan Umum yang selambatlambatnya akan
diselanggarakan tanggal 5 Juli 1968.
c. Tap MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Penegasan Kembali Landasan Kebijaksanaan Politik
Luar Negeri RI.
d. Tap MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
e. Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Pernyataan bahwa PKI dan
Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia.
Jawaban:
Program kerja Kabinet Ampera atau Catur Karya Kabinet Ampera, yaitu
a. memperbaiki perikehidupan rakyat terutama sandang dan pangan;
b. melaksanakan pemilu selambat-lambatnya tanggal 5 Juli 1968;
c. melaksanakan politik luar negeri bebas aktif;
d. melanjutkan perjuangan anti-imperialisme dan kolonialisme.
Jawaban:
Pelita V (1 April 1989–31 Maret 1994), menitikberatkan pada sektor pertanian untuk
memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya dan
meningkatkan produksi, khususnya yang menghasilkan
barang-barang ekspor, banyak menyerap tenaga kerja, dan industri yang dapatmenghasilkan
mesin-mesin sendiri.
4. Sebutkan Trilogi Pembangunan yang menjadi dasar pelaksanaan pembangunan nasional pada
masa Orde Baru!
Jawaban:
Isi Trilogi Pembangunan, yaitu
a. pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia;
b. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi;
c. stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
5. Sebutkan Lima Paket Undang-Undang Politik yang dianggap sebagai penyebab terjadinya
ketidakadilan pada masa Orde Baru!
Jawaban:
Lima Paket UU Politik yang dianggap sebagai penyebab terjadinya ketidakadilan pada masa
Orde Baru, yaitu
a. UU No. 1/1985 tentang Pemilihan Umum;
b. UU No. 2/1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang DPR/MPR;
c. UU No. 3/1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya;
d. UU No. 5/1985 tentang Referendum;
e. UU No. 8/1985 tentang Organisasi Massa.