Anda di halaman 1dari 44

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan negara

sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka diperlukan Aparatur

Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral dan

bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi

masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat

persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Maka, dalam rangka mewujudkan tujuan nasional tersebut,

dibutuhkan Aparatur Sipil Negara yang diserahi tugas untuk

melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas

pembangunan tertentu. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur

utama sumber daya manusia aparatur negara, memiliki peran penting

dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peran tersebut

adalah PNS yang memiliki kompetensi serta sikap dan perilakunya

dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan

bermental baik, profesional, sadar akan tanggung jawab sebagai

1
2

pelayan publik serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan

bangsa.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik

dibutuhkan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu

memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu

melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk

pelayanan publik yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat,

salah satunya adalah pelayanan kefarmasian. Puskesmas merupakan

pusat kesehatan masyarakat yang berfungsi sebagai tempat

pelayanan publik di bidang kesehatan.

Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan,

yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas

harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat

pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan

pelayanan kesehatan masyarakat.

Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi

dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan

farmasi klink meliputi : Pengkajian dan pelayanan resep, Pelayanan


3

Informasi Obat ( PIO), konseling, visite, Monitoring Efek Samping Obat

(MESO), Pemantauan Terapai Obat (PTO) dan Evaluasi penggunaan

obat. Pelayanan Informasi Obat merupakan bagian pelayanan yang di

lakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,

jelas dan terkini,kepada dokter, apoteker, perawat, profesi lainnya dan

pasien atau keluarga pasien.

Pelayanan Informasi Obat bertujuan untuk menyediakan

informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lainnya, di

lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat. Pelayanan Informasi

obat yang berorientasi pada tingkat kesempurnaan pelayanan dapat

menimbulkan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan

pada setiap pasien. Aparatur Sipil Negara dituntut memiliki kualifikasi,

kompetensi, dan kinerja agar mampu menyelenggarakan pelayanan

publik bagi masyarakat dan menjalankan peran sebagai unsur perekat

persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Saat ini palayanan informasi obat belum dilaksanakan secara

optimal. Maka dari itu, diperlukan optimalisasi pelayanan informasi

obat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas sehingga

dapat menjamin efektifitas, keamanan, dan efesiensi obat dan bahan

medis habis pakai. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan


4

mutu pelayanan kefarmasian sehingga dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Aktualisasi

a. Tujuan Umum

Tujuan kegiatan aktualisasi ini yaitu dapat menjalankan

nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi (ANEKA) serta

mengetahui kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Whole of

Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik)

sehingga hasil kegiatan dapat terlaksana secara optimal dan

diharapkan dapat menjadikan ASN yang profesional dan

mampu memberikan pelayanan Publik secara maksimal.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus aktualisasi pada kegiatan

pelatihan dasar CPNS golongan III adalah dengan

menstandarisasi pemberian pelayanan informasi obat yang

profesional dan mengoptimalkan pelayanan kepada pasien di

UPTD Puskesmas Pitumpanua, Kecamatan Pitumpanua

Kabupaten Wajo.
5

2. Manfaat Aktualisasi

a. Manfaat untuk Diri Sendiri

Terlaksananya kegiatan ini maka diharapkan dapat

memberi manfaat bagi peserta dalam mengaktualisasikan nilai-

nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta kedudukan dan peran

PNS dalam NKRI (Whole of Government, Managemen ASN,

dan Pelayanan Publik) yang mendasari kegiatan bermanfaat

bagi stake holder dan/atau pimpinan.

b. Manfaat untuk Organisasi

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat

memberi manfaat bagi organisasi, pencapaian visi, misi dan

tujuan organisasi, serta memperkuat nilai organisasi.

c. Manfaat untuk Masyarakat

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat

memberi manfaat bagi masyarakat dengan terwujudnya

pelayanan kefarmasian yang optimal, maka dapat

meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian sehingga turut

berperan dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Aktualisasi

Untuk agenda aktualisasi ini akan dilaksanakan di UPTD

Puskesmas Pitumpanua, Kecamatan Pitumpanua Kabupaten wajo

mulai tanggal 17 Juni sampai 15 Juli 2021.


6

BAB II

DESKRIPSI ORGANISASI

A. Profil Organisasi

Puskesmas Pitumpanua terletak di Ibu Kota Kecamatan

dengan jarak dari Ibu Kota Kabupaten ± 79 km. Puskesmas

Pitumpanua letaknya sangat strategis karena dijalan poros provinsi.

Kecamatan Pitumpanua berbatasan dengan :

1. Sebelah utara Kabupaten Luwu

2. Sebelah selatan Kecamatan Keera

3. Sebelah Timur Teluk Bone

4. Sebelah barat Kecamatan Dua Pitue Kab. Sidrap

Wilayah kerja Puskesmas Pitumpanua 4 kelurahan dan 23 desa

dengan luas wilayah 27,13 km2 . Kelurahan/Desa tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Kelurahan Siwa 15. Desa Tanrongi

2. Kelurahan Bulete 16. Desa Tangkoro

3. Kelurahan Benteng 17. Desa Alesilurung

4. Kelurahan Tobarakka 18. Desa Lauwa

5. Desa Marannu 19. Desa Lompoloang

6
7

6. Desa Tellesang 20. Desa Abonderang

7. Desa Batu 21. Desa Simpellu

8. Desa Jauh Pandang 22. Desa Kaluku

9. Desa Lacinde 23. Desa Mattirowalie

10. Desa Alelebbae 24. Desa Lompobulo

11. Desa Buriko 25. Desa Maccolliloloe

12. Desa Bau- Bau 26. Desa Kompong

13. Desa Bulu Siwa 27. Desa Padangloang

14. Desa Bottotengnga

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pitumpanua berjumlah

43.240 jiwa terdiri dari 20.695 jiwa laki-laki dan 22.545 jiwa

perempuan.

B. Visi , Misi dan Tujuan Puskesmas

a. Visi Puskesmas Pitumpanua

“ Menciptakan Masyarakat Pitumpanua Sehat Secara

Mandiri dan Berkualitas” dimana penduduknya hidup dalam

lingkungan sehat, mempraktekkan perilaku hidup bersih dan

sehat, mampu menyediakan dan memanfaatkan

(menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga

memiliki derajat kesehatan yang tinggi.


8

b. Misi Puskesmas Pitumpanua

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui

peningkatan mutu pelayanan.

2. Menurunkan Angka Stunting melalui Status Gizi

masyarakat.

3. Peningkatan partisipasi keluarga untuk hidup sehat

melalui program PIS-PK

4. Mendekatkan pelayanankesehatan primer melalui Pustu,

Poskesdes

5. Meningkatkan upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat melalui desa siaga prima aktif dan

peningkatan kerja sama lintas sector

c. Tujuan Puskesmas Pitumpanua

Tujuan pembangunan kesehatan yang

diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja

puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.


9
10

D. Nilai-nilai Organisasi

1. Kerja Tim

2. Inovatif

3. Profesional

4. Tanggung Jawab

5. Disiplin
11

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-Nilai Dasar ASN dan Peran dan Kedudukan ASN dalam

NKRI

1. Nilai-nilai Dasar ASN

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas atau ‘accountability’ berasal dari dua kata,

yaitu aacount’ (rekening, laporan, catatan) dan ‘ability’

(kemampuan). Akuntabilitas bisa diartikan sebagai kemampuan

menunjukkan laporan atau catatan yang dapat

dipertanggungjawabkan..

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban

yang harus dicapai. Akuntabilitas penting karena merupakan

prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit

organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan

pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.

Adapun Nilai-nilai yang terkandung dalam Akuntabilitas

adalah sebagai berikut:

a. Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah

dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam

menciptakan lingkungannya. Pimpinan mempromosikan

11
12

lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan

memberikan contoh pada orang lain (lead by example), adanya

komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga

memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen

pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan

kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan

sumber daya, sehingga dengan adanya saran dan penilaian

yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.

b. Transparansi

Tujuan dari adanya transparansi adalah:

1) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama

antara kelompok internal dan eksternal;

2) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak

seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan;

3) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;

4) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada

pimpinan secara keseluruhan.

c. Integritas

Dengan adanya integritas menjadikan suatu

kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua

hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan,

dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas


13

institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan

kepada publik dan/atau stakeholders.

d. Tanggungjawab (Responsibilitas)

Responsibilitas institusi dan responsibilitas

perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu

dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap

tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk

bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.

Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan

responsibilitas institusi.

e. Keadilan

Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.

Keadilan harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan

pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,

ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan

kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan

kinerja akan menjadi tidak optimal.

f. Kepercayaan

Rasa keadilan akan membawa pada sebuah

kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan

akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas

tidak akan lahirdari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.


14

g. Keseimbangan

Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,

maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas

dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap

individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat

menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja..

h. Kejelasan

Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk

menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar

individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan

tanggung jawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang

jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang

diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan

adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,

misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan

sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

i. Konsistensi

Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang

tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber

daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya

lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya

komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.


15

b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang

wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati

bangsa lain. Selain itu, Nasionalisme juga berarti paham

kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya

yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Adapun perwujudan sikap yang terkandung dalam nilai-

nilai Nasionalisme tidak lain merupakan nilai yang terkandung

dalam pancasila yang meliputi; Kerja Keras, Disiplin, Tidak

Diskriminasi, Taqwa, Gotong Royong, Demokrasi, Cinta Tanah

Air, Rela Berkorban.

c. Etika Publik

Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah

perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai

baik dan mana yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan

amal perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal

pikiran.

Adapun Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana

tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara

Pancasila.
16

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia 1945.

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada

publik.

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan

program pemerintah.

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,

cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan

santun.

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja

pegawai.

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang

demokratis sebagai perangkat sistem karir.


17

d. Komitmen Mutu

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa

layanan untuk kepentingan publik menjadi tanggung jawab

pemerintah. Masyarakat semakin menyadari haknya untuk

mendapatkan layanan terbaik dari aparatur pemerintah. Berikut ini

adalah ruang lingkup cakupan komitmen mutu yang meliputi aspek

efektifitas dan efisiensi, inovasi dan komitmen mutu.

a. Konsep Efektivitas dan Efiiensi

Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi

dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil

mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas

organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai

oleh pelanggan.” Sementara Efesiensi Organisasi adalah

jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan

Organisasional. Efesiensi organisasi ditentukan oleh berapa

banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk

menghasilkan jumlah keluaran tertentu..

b. Konsep Inovasi

Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan

organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan

perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu

antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan

dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan


18

kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi,

serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Konsep Dasar dan Pengertian Mutu

Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang

diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan

kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui

harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi

dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat

dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan

produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain

sebagai pesaing (competitors).

e. Anti Korupsi

Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio

atau corruptus yang disalin ke berbagai bahasa. Misalya di salin

ke dalam bahasa inggris menjadi corruption atau corrupt, dalam

bahasa prancis menjadi corruption dan dalam bahasa belanda

disalin menjadi corruptive (korruptie). Seperti yang dikatakan

Andi Hamzah sebagai kebusukan, keburukan, kejahatan,

ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari

kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau

memfitnah.

KPK bersama dengan para pakar telah melakukan

identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak


19

9 nilai anti korupsi, yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung

jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

2. Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI

a. Whole Of Goverment

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai

“Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang

digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit

dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau

keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi

dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan

publik adalah e-Government. E-government adalah tata kelola

pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara

terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-

hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat

dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif.

Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara

lain adalah:

a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance), efisien dan efektif

b. Hemat anggaran dan tepat waktu

c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan

(fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.


20

d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan

meningkat dan tingkat kesalahan berkurang

e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat

sehingga kepuasan publik juga meningkat

b. Pelayanan Publik

Pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui

hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang

menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga

perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990),

pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :

a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.

b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan

dengan jual beli barang dan jasa.

c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima

seseorang dalam hubungannya dengan pensegahan,

diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan

tertentu.

d. Publik berarti orang banyak (umum)

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan

publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk


21

atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Adapun

tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak,

tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak

yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik

yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan

dan korporasi yang baik;

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai

dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

c. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai

Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk

menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki

nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih

dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep

Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem


22

merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN

yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja

secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar

belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis

kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

B. Identifikasi Isu

1. Sumber-sumber Isu

Sumber isu diperoleh dari pengamatan kegiatan kefarmasian

di UPTD Puskesmas Pitumpanua, mengenai fakta-fakta yang

ada di lapangan terkait penerapan standar pelayanan

kefarmasian di UPTD Puskesmas Pitumpanua. Di khususkan

kepada Standar Pelayanan Informasi obat belum sesuai

Standar Operasional Prosedur.

2. Identifikasi Isu

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai pegawai

selama kurang lebih empat bulan di UPTD Puskesmas

Pitumpanua terdapat beberapa isu yang ditemukan di lapangan

antara lain :

1. Pelayanan Informasi Obat yang sesuai Standar Operasional

Prosedur (SOP) Belum Berjalan Optimal di UPTD Puskesmas

Pitumpanua
23

2. Minimnya Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terkait

Penggunaan Antibiotik yang rasional di UPTD Puskesmas

Pitumpanua

3. Adanya masalah terkait tingkat kepatuhan minum obat pasien

di UPTD Puskesmas Pitumpanua

4. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai belum optimal

dilakukan di UPTD Puskesmas Pitumpanua

5. Pelayanan Home pharmacy care belum bisa terlaksana

sepenuhnya di UPTD Puskesmas Pitumpanua

Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan

rancangan aktualisasi ini adalah alat analisis APKL (Aktual,

Problematika, Kekhalayakan, Layak). sedangkan penentuan

kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis USG

(Urgency, Seriousness, Growth).

3. Analisis Isu

Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan

rancangan aktualisasi ini adalah alat analisis APKL (Aktual,

Problematika, Kekhalayakan, Layak). sedangkan penentuan

kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis USG

(Urgency, Seriousness, Growth)


24

TABEL 3.1. METODE PENETAPAN ISU DENGAN APKL (A KTUAL ,

PROBLEMATIK , KEKHALAYAKAN , DAN KELAYAKAN )

NO. ISU/ MASALAH JUMLAH


A P K L
1. Pelayanan Informasi
Obat sesuai Standar
Operasional Prosedur
5 5 5 4 19
(SOP) Belum Berjalan
Optimal di UPTD
Puskesmas Pitumpanua
2. Minimnya Tingkat
Pengetahuan
Masyarakat Terkait
5 4 3 4 16
penggunaan antibiotik
yang rasional di UPTD
Puskesmas Pitumpanua
3. Adanya masalah terkait
tingkat
kepatuhan minum obat 5 3 3 3 14
pada pasien di UPTD
Puskesmas Pitumpanua
4 Pengelolaan obat dan
bahan medis habis pakai
belum optimal dilakukan 5 4 4 4 17
di UPTD Puskesmas
Pitumpanua
5. Pelayanan Home
pharmacy care belum
bisa terlaksana 4 4 4 3 15
sepenuhnya. di UPTD
Puskesmas Pitumpanua
Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis APKL tersebut

diatas lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:

1. Pelayanan Informasi Obat sesuai Standar Operasional Prosedur

(SOP) Belum Berjalan Optimal.

2. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai belum optimal

dilakukan
25

3. Minimnya Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terkait penggunaan

antibiotik yang rasional

Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut

kemudian dilkaukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan

alat analisis USG.

TABEL 3.2. METODA PENETAPAN ISU DENGAN USG ((URGENCY,

SERIOUSNESS , D AN GROWTH))

Kriteria
U S G
Penilaian Jm
(1-5) (1-5) (1-5)
No Peringkat
Masalah l

Pelayanan Informasi Obat


sesuai Standar Operasional
1 Prosedur (SOP) Belum 5 4 5 14 I
Berjalan Optimal di UPTD
Puskesmas Pitumpanua
Pengelolaan obat dan bahan
medis habis pakai belum
2 4 4 5 13 II
optimal dilakukan di UPTD
Puskesmas Pitumpanua
Minimnya Tingkat
Pengetahuan Masyarakat
3 Terkait penggunaan antibiotik 4 4 3 11 III
yang rasional di UPTD
Puskesmas Pitumanua.
Pelayanan Informasi Obat merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pengobatan. yang berperan penting dalam

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi

masyarakat.Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan

mutu pelayanan kefarmasian secara umum mengharuskan adanya


26

perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk

(drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada

pasien (patient oriented).

Dari hasil pengamatan selama ini di UPTD Puskesmas

Pitumpanua, pelayanan informasi obat sesuai dengan standar

pelayanan kefarmasian di puskesmas belum berjalan dengan

optimal. Hal tersebut terjadi dikarenakan belum terkoordinirnya

pelayanan kefarmasian secara optimal dimana Pelayanan

Informasi Obat (PIO) termasuk di dalamnya. Dari hasil pengamatan

tersebut, maka diangkatlah isu tentang “Pelayanan Informasi Obat

yang sesuai Standar Operasional Prosedur belum berjalan optimal

di UPTD Puskesmas Pitumpanua”.

6. Analisis Dampak Isu

Adapun dampak dari isu tersebut jika tidak diatasi yaitu:

a. Informasi tidak tersampaikan dengan baik.

b. Pasien gagal mengikuti petunjuk pengobatan.

c. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan

7. Gagasan

Gagasan pemecahan isu dari dampak yang dapat

ditimbulkan dari isu diatas sekaligus menjadi judul aktualisasi

yakni: “Pelayanan Informasi Obat Sesuai Standar Operasional

Prosedur (SOP) belum berjalan optimal dilakukan di UPTD


27

Puskesmas Pitumpanua”. Gagasan pemecahan isu ini akan

dilakukan dengan membuat SOP Pelayanan Informasi Obat,

membuat brosur dan banner, menyediakan majalah kesehatan,

serta membuat kuisioner kepuasan pelanggan.

8.
28

A.
29

C. Kegiatan/ Rancangan Aktualisasi

Nama : Pratiwi Rahim, S.Farm.,Apt

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Pitumpanua

Isu yang Diangkat : Pelayanan Informasi Obat sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) belum

berjalan optimal di UPTD Puskesmas Pitumpanua

Gagasan Pemecahan Isu : Mengoptimalkan pelayanan informasi obat di UPTD Puskesmas Pitumpanua sesuai

dengan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Tujuan Pemecahan Isu : Agar pasien mendapatkan obat yang rasional yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat

cara penggunaan obat, tepat lama pemakaian obat, mendapatkan informasi mengenai

obat yang diperoleh dan waspada terhadap efek samping obat

Kegiatan yang di lakukan : 1. Melakukan Konsultasi dan meminta persetujuan Pimpinan dalam rencana kegiatan

2. Membuat standar operasional prosedur (SOP) pelayanan informasi obat

3. Pembuatan Banner dan Brosur tentang informasi penggunaan obat.


30

4. Menyusun dan membuat pertanyaan-pertanyaan di kuesioner/ checklist

pemahaman pasien tentang informasi obat

5 .Melakukan pelayanan informasi obat secara langsung

6. Membuat laporan hasil aktualisasi

Mentor : dr. Susanni said, S.Ked

Coach : Dr. H. Abdul Haris Abbas, S.H., M.M


31

Tabel 3.3. Rancangan kegiatan aktualisasi


No PENGUAT
KONTRIBUSI AN NILAI-
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI NILAI
KEGIATAN DENGAN MATA
KEGIATAN KEGIATAN MISI DASAR
PELATIHAN
ORGANISASI ORGANISA
SI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan a. Menyiapkan a. Penyiapan bahn Memiliki keterkaitan Dengan Dalam
Konsultasi bahan untuk konsultasi terhadap agenda
dengan melakukan bekerja
dan meminta pelaksanaan pimpinan ketiga:
telah pertemuan seorang
persetujuan konsultasi dengn Manajemen ASN ASN
selesai dengan
Pimpinan pimpinan (Profesinalitas dan dituntut
dalam tanggung jawab) pimpinan untuk selalu
rencana b. Melakukan Bersifat profesional sesuai dengan bekerja tim
kegiatan pertemuan dengan b.Notulen pertemuan dan tanggung jawab misi ke 1 yaitu dan
Pimpinan dan dengan pimpinan merupakan asas “Meningkatka tanggung
Membahas kebijakan dan jawab
rencana kegiatan manajemen ASN n derajat
dimana ASN kesehatan
c. Meminta melakukan masyarakat
persetujuan c.Mendapat Surat konsultasi melalui
pimpinan terhadap persetujuan pimpinan mengenai rencana peningkatan
rencana kegiatan
pelaksanaan pelaksanaan mutu
aktualisasi aktualisaisi kepada pelayanan”
mentor secara
profesional dan
32

bertanggung jawab.

Memiliki keterkaitan
terhadap agenda
kedua:
a. Akuntabilitas
(Tanggung jawab)
Melakukan
koordinasi
merupakan salah
satu bentuk
tanggung jawab
dalam merancang
aktualisasi
b. Nasionalisme
(Demokrasi)
Mengutamakan
musyawarah
mufakat dalam
menentukan
rencana kegiatan
yang akan disetujui
bersama pimpinan
c. Etika publik
(Santun)
Meminta
persetujuan
pimpinan dengan
33

cara yang sopan


dan santun.
2. Membuat a. Menyusun a.Penyusunan SOP Memiliki keterkaitan Pembuatan Dalam
Standar Standar Pelayanan Informasi terhadap agenda Standar bekerja
Operasional Operasional obat telah di lakukan ketiga : Operasional seorang
Prosedur Prosedur (SOP) Prosedur Sesuai ASN
(SOP) Pelayanan Manajemen ASN dengan visi dituntut
Pelayanan (Profesionalitas dan Puskesmas yang untuk selalu
Informasi b. Konsultasi b.Konsultasi SOP tanggung jawab) ke-1 “Profesion
Obat (SOP) dengan dengan pimpinan Bersifat profesional “Meningkatkan al dan
pimpinan terlaksana dan tanggung jawab derajat kesehatan tanggung
tentang SOP merupakan asas masyarakat jawab”
Pelyanan kebijakan dan melalui
Informasi obat manajemen ASN peningkatan
C.SOP Pelayanan
c. SOP Pelayanan dimana ASN mutu pelayanan”
Informasi Obat di Informasi obat yang melakukan
setujui oleh di tandatangani oleh pembuatan standar
pimpinan pimpinan operasional
prosedur pelayanan
informasi obat dan
mendiskusikannya
dengan mentor
secara profesional
dan bertanggung
jawab.

Memiliki keterkaitan
terhadap agenda
34

kedua :
a. Akuntabilitas
(Tanggung Jawab)
Membuat SOP
pelayanan informasi
obat dengan penuh
tanggung jawab
b. Etika Publik
(Santun)
Meminta
persetujuan
pimpinan tentang
SOP pelayanan
Informasi Obat yang
telah di susun
dengan cara yang
sopan dan santun
c. Komitmen Mutu
( Inovasi)
Pembuatan SOP
pelayanan Informasi
obat merupakan
bentuk inovasi
dalam melakukan
perubahan
pelayanan

Pembuatan a. Kajian literatur a.Literatur tentang Memiliki keterkaitan Pembuatan Sesuai


35

3. Banner dan mengenai topik banner dan brosur terhadap agenda banner dan brosur dengan nilai
Brosur banner dan telah di kaji ketiga : Sesuai dengan visi organisasi
tentang brosur yang akan b. Konsultasi dengan ke 1 yaitu
informasi dibuat pimpinan tentang Pelayanan Publik “Meningkatkan “inovatif”
penggunaan (aksesible) derajat kesehatan
obat b. Konsultasi Dengan adanya masyarakat
dengan pimpinan c.Hasil cetakan banner dan brosur di melalui
tentang desain Banner dan Brosur Puskesmas peningkatan
Brosur dan d. Banner dan Brosur merupakan bentuk mutu pelayanan”
banner di letakkan di depan pelayanan kepada
ruang farmasi publik atau
masyarakat yang
c.Banner dan mudah di akses.
brosur di cetak Memiliki keterkaitan
terhadap agenda
kedua :
a. Akuntabilitas
d. Meletakkan (Tanggung Jawab)
banner dan brosur Pembuatan banner
pada tempat yang dan brosur
mudah di lihat oleh merupakan salah
pasien sebagai satu bentuk
sarana informasi tanggung jawab
obat dalam pelayanan
b. Komitmen Mutu
( Inovasi)
Pembuatan banner
dan brosur
36

merupakan bentuk
inovasi dalam
melakukan
pelayanan terhadap
masyarakat
c. Etika Publik
(Santun)
Melkukan konsultasi
dengan pimpinan
dengan desai
banner dan brosur
di lakukan dengan
sopan dan santun

4 Menyusun a.Menentukan a.Pertanyaan- Memiliki keterkaitan Sesuai dengan visi Sesuai


dan pertanyaan- pertanyaan terhadap agenda “Meningkatkan dengan nilai
membuat pertanyaan di kuisioner/form ketiga : derajat kesehatan organisasi
pertanyaan- kuesioner/ checklist masyarakat “inovatif”
pertanyaan checklist pemahaman Manajemen ASN melalui
di pemahaman pasien tentang
(Profesionalitas) peningkatan
kuesioner/ pasien tentang informasi obat Menyusun mutu pelayanan”
checklist informasi obat pertanyaan-
pemahaman pertnyaan di lembar
pasien b. Menentukan b.Kategori jawaban kuesioner pelayanan
tentang kategori informasi obat di
informasi jawaban c.Form checklist/ lakukan secara
obat c. Mencetak dan kuisioner profesional yang
memperbanyak pelayanan berdasarkan pada
37

form checklist informasi obat asas manajemen


pelayanan ASN
informasi obat
Memiliki keterkaitan
terhadap agenda
kedua :
a. Akuntabilitas
(Tanggung jawab)
Menyusun dan
menetukan jawaban
di lembar kuesioner
kuesioner yang
dilakukan dengan
penuh tanggung
jawab.
b. Komitmen Mutu
(Mutu)
Lembar kuesiner di
buat guna untuk
mengukur mutu
prelayanan di
puskesmas.
5 Melakukan a.Memberikan a. Pasien Memiliki keterkaitan Melakukan Sesuai
pelayanan pelayanan mendapatan terhadap agenda pelayanan dengan nilai
informasi informasi obat Informasi obat ketiga : informasi obat organisasi
obat kepada sesuai SOP sesuai standar a. Manajemen ASN secara langsung “Profesion
pasien operasional (Profesional) sesuai dengan visi al dan
secara prosedur (SOP) Dalam pelaksanaan “Meningkatkan Bertanggu
38

langsung pelayanan informasi derajat kesehatan ng Jawab”


b. Pasien obat secara masyarakat
mendapatkan langsung di lakukan melalui
obat sesuai resep berdasarkan peningkatan
b. Menyerahkan kompetensi dan mutu pelayanan”
c. Kuesioner keahlian secara
obat sesuai resep
pelayanan profesional yang
informasi obat di berdasarkan pada
bagikan asas Manajemen
ASN.
c. c.Membagikan b. Pelayanan Publik
kuesioner (Responsif)
pelayanan Memberikan
informasi obat dan d. Kuesioner yang pelayanan yang
membimbing diisi oleh pasien terbaik terhadap
pasien untuk terkumpul pasien sehingga
pengisian bisa memenuhi
kuesioner e. Hasil analisis data kebutuhan informasi
kuesioner obat melalui
d. Mengumpulkan pelayanan penyampaian
hasil kuesioner informasi obat secara langsung.
yang telah di isi
oleh pasien. Memiliki keterkaitan
terhadap agenda
kedua :
e.Melakukan a. Akuntabilitas
analisis data (Tanggung Jawab)
kuesioner Bertanggungjawab
39

terhadap setiap
pelayanan
pemberian
informasi obat.

b. Nasionalisme
(Tidak
Diskriminatif)
Memberikan
pelayanan tanpa
membedaan agama
ras dan golongan
dari pasien tersebut
c. Etika Publik
(Santun)
Bersikap sopan dan
santun ketika
melakukan
konsultasi dengan
bertemu dan
bertatap muka
langsung. Menyapa
pasien dengan
sopan dan santun
6 Membuat a. Menghimpun a. Bahan-bahan Memiliki keterkaitan Melakukan Sesuai
hasil pelaksanaan terhadap agenda pelayanan dengan nilai
laporan hasil bahan hasil
kegiatan aktualisasi ketiga : informasi obat organisasi
aktualisasi aktualisasi Pelayanan Publik secara langsung “Profesion
40

b. Laporan hasil (Responsif) sesuai dengan visi al dan


kegiatan Bentuk kegiatan “Meningkatkan Bertanggu
b. Menyusun aktualisasi telah di yang dilakukan derajat kesehatan ng Jawab”
Laporan hasil susun selama aktualisasi di masyarakat
kegiatan tujukan demi melalui
aktualisasi memberikan peningkatan
c. Laporan di pelayanan yang mutu pelayanan”
sampaikan kepada optimal dan untuk
c. Melaporkan pimpinan dan telah memenuhi
hasil kegiatan di setujui kebutuhan informasi
aktualisasi kepada pasien.
Memiliki keterkaitan
pimpinan untuk di
terhadap agenda
setujui
kedua :
a. Akuntabilitas
(Tanggung Jawab)
Laporan aktualisasi
yang di susun
sebagai bentuk
tanggung jawab
terhadap kegiatan
aktualisasi yang
telah dilakukan
b. Komitmen Mutu
(Mutu)
Kegiatan yang
dilakukan disusun
dalam suatu
41

laporan untuk
membuktikan hasil
yang didapatkan
dari pelaksanaan
kegiatan untuk
peningkatan mutu
pelayanan di
lingkungan Unit
Kerja

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal pada tanggal 17 Juni 2021 sampai dengan 15 Juli 2021, dengan skema
perencanaan waktu pelaksanaan sebagai berikut.

Tabel 3.4 : Jadwal Kegiatan Aktualisasi


42

N KEGIATAN JUNI JULI


O

1
1
2
2
2
2
4
2
2
2
2
3
1
2
5
6
7
8
9
1
1
1
1

1
1 Melakukan √
Konsultasi dan
meminta
persetujuan
Pimpinan dalam
rencana kegiatan

2 Membuat standar √ √
operasional
prosedur (SOP)
pelayanan
informasi obat
3 Pembuatan √ √ √ √ √
Banner dan
Brosur tentang
informasi
penggunaan obat
4 Menyusun dan √ √
membuat
pertanyaan-
pertanyaan di
kuesioner/
checklist
43

pemahaman
pasien tentang
informasi obat
5 Melakukan √ √ √ √ √ √
Pelayanan
Informasi Obat
secara langsung
6. Membuat laporan √ √ √ √
hasil aktualisasi
44

Anda mungkin juga menyukai