Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan ke-1

Matematika Peminatan Kelas X


SMA Negeri 1 Ciawigebang

EKSPONEN DASAR
A. DEFINISI
Dilihat dari asal katanya eksponen berasal dari dua suku kata yaitu “Expo” dan
“Ponere“. Expo berarti berasal atau dari dan ponere tempat dia sendiri.
Definisi dari eksponen adalah bentuk perkalian dengan bilangan yang sama yang di
ulang-ulang, atau dengan kata lain eksponen adalah perkalian yang diulang-ulang.
Sehingga dapat disebutkan bahwa bilangan eksponen adalah bilangan yang dikalikan
dengan bilangan itu sendiri secara berulang-ulang. Eksponen juga dikenal sebagai
pangkat yang menunjukkan nilai derajat kepangkatan.

B. BENTUK UMUM
Eksponen memiliki bentuk umum sebagai berikut :

Dimana a dikalikan sebanyak n


Keterangan :
= dibaca a pangkat n
a = bilangan pokok (basis)
n = besar pangkat
a dan n adalah anggota bilangan real
Dengan adanya eksponen, bentuk rumit dari matematika bisa ditulis dengan lebih
ringkas. Seperti perkalian 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 bisa ditulis secara lebih sederhana
menjadi 57 (dibaca lima pangkat tujuh). Tidak terbayang bukan jika ada bilangan
berpangkat besar harus ditulis secara biasa, seperti 99 pangkat 100. Dengan eksponen
bilangan 99 tidak perlu ditulis sebanyak 100 kali, melainkan cukup dengan 99100.
Basis dan Pangkat dalam Eksponen :
Dibagian bentuk umum ada keterangan bahwa a dan n adalah anggota bilangan real.
Artinya basis dan pangkat ini tidak harus bilangan positif saja, melainkan boleh
bilangan lain yang termasuk bilangan real.
1. Pangkat Bulat Positif
Pangkat merupakan bilangan bulat positif, seperti 1,2,3,4,... dan seterusnya.
Contoh :
a. =3x3=9
b. = (-3) x (-3) = 9
c. = 3 x 3 x 3 = 27
d. = (-3) x (-3) x (-3) = -27
e. = (-7) x (-7) x (-7) = -343
f. = (-7) x (-7) x (-7) x (-7) = 2.401
g. + 23 = (3 x 3) + (2 x 2 x 2 )
=9+8
= 17
h. + 23 = [(-3) x (-3)] + (2 x 2 x 2 )
=9+8
= 17
i. + (-2)3 = (3 x 3) + [(-2) x (-2) x (-2)]
= 9 + (-8)
=1
j. = (5 x 5 x 5) – (4 x 4)
= 125 - 16
= 109
k. = (5 x 5 x 5) – [(-4) x (-4)]
= 125 - 16
= 109
l. = [(-5) x (-5) x (-5)] – [(-4) x (-4)]
= (-125) – 16
= - 141
m. = (4 x 4 x 4) x (2 x 2)
= 64 x 4
= 256
n. = [(-4) x (-4) x (-4)] x (2 x 2)
= (-64) x 4
= - 256
o. = (4 x 4 x 4) : (2 x 2)
= 64 : 4
= 16
p. = [(-4) x (-4) x (-4)] : [(-2) x (-2)]
= (-64) : 4
= - 16

2. Pangkat Bulat Negatif


Pangkat merupakan bilangan bulat negatif, seperti -1, -2, -3, -4,... dan seterusnya.
Bilangan dengan pangkat bulat negatif dapat disajikan dalam bentuk :

( ) dengan syarat : a ≠ 0. Perhatikan ada syarat bahwa a tidak boleh nol,

hal ini dikarenakan jika a adalah nol maka biangan akan menjadi bilangan
imajiner.
Contoh :

a. ( )

b. ( )

c. ( )

d. ( )

e. ( ) ( )
f. * + * +

g. * + * +

( )

h. ( ) ( )
i. * + ( )

( )

j. ( ) * +

k. * + * +

( )

( )
3. Pangkat Nol
Sesuai dengan namanya, bilangan ini memiliki pangkat nol. Dapat dinyatakan
dengan bentuk :
a0 = 1, dengan a ≠ 0
Contoh :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Setiap bilangan yang dipangkatkan dengan nol, pasti hasilnya 1

4. Pangkat Pecahan / Rasional


Bilangan rasional adalah bilangan yang bisa disajikan dalam bentuk , dengan

kata lain bisa disajikan dalam bentuk pecahan. Bentuk pangkat rasional dapat
diartikan sebagai bentuk lain dari akar, berlaku :

√ dengan syarat n > 0 , n ≠ 1


Contoh :

a. √

b. √

c. √ √

d. √ √

e. √
f. √ √

g. √ √

h. √ √

i. √ √

j. √ √

Anda mungkin juga menyukai