Anda di halaman 1dari 16

Penuntutan dan Beban

Pembuktian TPPU
9. Jefita Putri Sendeng 195010100111051

10. Muhammad Ghazi Ihtifazuddin 195010100111095

11. Indah Deividentia Simorangkir 195010100111148


12. Joel Kane Wuilsan 195010100111168

13. Adam Adi Prawira 195010100111194


14. Diky Riansyah 195010100111195
15. Jasmine Theresa Hoo 195010100111225
16. Muhammad Fadhil Abrar 195010100111229




Pa sa l 7 6 UU PPT PPU

(1)Penuntut umum wajib menyerahkan berkas perkara tindak pidana


Pencucian Uang kepada pengadilan negeri paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak tanggal diterimanya berkas perkara yang telah
dinyatakan lengkap.

(2)Dalam hal penuntut umum telah menyerahkan berkas perkara kepada


pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ketua pengadilan
negeri wajib membentuk majelis hakim perkara tersebut paling lama 3 (tiga)
hari kerja sejak diterimanya berkas perkara tersebut.



Penunt ut an dalam Tindak Pidana Asal Kor upsi

Pasal 74 U U PPT PPU dalam penjelasannya memberikan


kew enangan kepada KPK untuk melakukan penyidikan T PPU
yang tindak pidana asalnya adalah tindak pidana k Orupsi.

Pasal 75 U U PPT PPU memberikan kew enangan kepada


penyidik, dalam hal ini KPK, untuk menggabungkan
penyidikan perkara k Orupsi dan T PPU sekaligus.





P e n u n t u t a n dalam Tindak Pidana Asal Terorisme

Khusus u n t u k pidana terorisme, punya perbedaan mendasar dari


predicate crime pada prinsip double criminality pencucian uang.

Dalam tindak pidana terorisme, uang yang diduga akan digunakan


secara langsung atau tidak langsung u n t u k kegiatan terorisme
da pa t dik en ak an pidan a pen cu cian u an g, wa l a upun u an g
tersebut tidak diperoleh dari suatu tindak pidana.











































Perbedaan khusus ini diatur dalam Pasal 2 ayat (2) UU TPPU :

(2) Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan dan/atau
digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme,
organisasi teroris, atau teroris perseorangan disamakan sebagai hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n.

Selanjutnya yang berhak menyelidiki hal ini yaitu penyidik yang diatur dalam
Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

PE M E R IK S A A N
SIDANG
DI P E N G A D I L A N

Pasal 69 UU PPTPPU
untuk dapat dilakukan penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di
s idang pengadilan terhadapt indak
pidana pencucian uang t idak wajib
dibuktikan terlebih dahulu t indak
pidana asalnya.

















Pasal 77 UU PPTPPU
untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan terdakwa
wajib membuktikan bahwa harta kekayaannya bukan merupakan
hasil dari tindak pidana.

Pasal 78 UU PPTPPU
dalam pemeriksaan disidang pengadilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 77, hakim memerintahkan terdakwa agar mem-
buktikan bahwa harta kekayaan yang terkait dengan perkara
bukan berasal atau terkait dengan tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1).

Pada dasarnya beban pembuktian sepenuhnya


terletak pada jaksa penuntut umum.

Terdakwa wajib membuktikan asal usul harta


kekayaan yang bukan merupakan hasil dari tindak
pidana, misalnya bukan dari k Orupsi, nark Otika
serta perbuatan haram lainnya. Sifatnya terbatas
pada sidang di pengadilan saja.

Namun tidak serta merta bila terdakwa tidak dapat


membuktikan akan langsung membuat terdakwa
terbukti melakukan tindak pidana

P E M B U K T IAN
Beban pembuktian adalah kewajiban dari sebuah pihak pada
satu sisi dalam perselisihan atau masalah untuk memberikan
bukti yang cukup untuk mendukung posisi mereka.

Eksistensi pengaturan sistem pembalikan beban pembuktian


pada Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia tidak lepas
dari proses adopsi pengaturan sistem pembuktian terbalik
dari UU Tindak Pidana Korupsi, yang mana juga mengadopsi
dari ketentuan pembuktian terbalik dari negara sistem
hukum common law.

Pengaturan Sistem Pembalikan Beban Pembuktian pada Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,
merupakan salah satu upaya anti kejahatan pencucian uang yang
dikhususkan pada tahap pembuktian di persidangan, dengan
upaya untuk mengakomodir kesulitan pada tahap pembuktian
tindak pidana pencucian uang.
Urgensi pengaturan sistem pembuktian terbalik pada UU 8/2010
selain perihal tingkat kompleksitas pembuktian yang tinggi juga
didasarkan pada dampak tindak pidana pencucian uang yang
sangat merugikan masyarakat secara luas.

Mekanisme pembalikan beban pembuktian (omkering van


bewijslast atau shifting the burden of proof) yang dilakukan oleh
terdakwa hanya dilakukan dalam pemeriksaan di pengadilan
dengan mengajukan alat bukti yang cukup.
Apabila terdakwa tidak dapat membuktikan bahwa harta
kekayaannya bukan berasal dari tindak pidana, maka
pembuktian tersebut hanya berlaku untuk harta kekayaannya
saja sehingga, unsur-unsur perbuatan seperti menempatkan,
mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan,
menyumbangkan dan menitipkan harta kekayaan harus dapat
dibuktikan oleh jaksa penuntut umum.


























TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai