Anda di halaman 1dari 17
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PREPARAT WHOLE MOUNTH HEWAN Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus) Disusun oleh: Niakhairani Putri Maretta 20151007031 1061 Biologi 6B LABORATORIUM BIOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018 1. JUDUL: Preparat Whole Mounth Hewan Semut Buah (Polyrhachis bolroni) Tl. TUJUAN: 1. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk keseluruhan hewan-hewan kecil atau organisme-organisme kecil lainnya 2. Mahasiswa dapat mengaitkan KI dan KD sebagai sumber belajar I. METODE 3.1 Alat dan Bahan : 3.11 Alat: 1. Botol flakon 2. Gelas arloji 3. Kaca penutup 4, Kaca benda 5. Mikroskop 6. Pipet tetes 7. Stopwatch 8. . Tissu 3.1.2 Bahan : 1. Semut Buah (Polyrhachis boltoni) 2. KOH 3. Asam Asetat 10% 4. Aquades 5. Alkohol 50%, 70%, 80%, 100% 6. Xylol 7. Minyak cengkeh 8. Enthelen 3.2 Prosedur Kerja 1. Menyiapkan Alat dan Bahan Memasukan Dolichoderus thoracicus ke dalam botol flakon Mefiksasi Dolichoderus thoracicus dengan KOH selama 24 jam Memindahkan Dolichoderus thoracicus di gelas arloji Menet ci dengan aquades selama 10 menit awe Menyerap aquades dengan menggunakan tissu 1 12, 13, 14, 15. 16. 17. 18. Menetesi asam asetat 10% selama 30 menit Menyerap asam asetat 10% det in menggunakan tissu Mendehidrasi alkohol 50%, 70%, 80%, 100% dan 100% masing- masing selama 10 menit |. Menyerap alkohol 50%, 70%, 80%, 100% dan 100% dengan menggunakan tissu . Menetesi minyak cengkeh selama 30 menit Menyerap minyak cengkeh dengan menggunakan tissu Menetesi xylol selama 30 menit Memindahkan ke kaca benda Menata Dolichoderus thoracicus dengan benar Mengamati preparat dengan menggunakan mikroskop Menetesi xylol sebelum kering . Menambahkan enthelen langsung ditutup dengan kaca preparat 3.3 Skema Prosedur Kerja Fou YF « — 3 Menyiapkan Alat |>>] — Dotichoderus >} thoracicus an Bahan thoracicus ke dengan KOH Mefiksasi Memasukan Dolichoderus dalam botol Jama 24 jam flakon 6 5 4 Mencuci dengan Mencueci dengan Memindahkan aquades selama |<) aquades selama KO} otichoderus 10 menit 10 menit thoracicus di gelas arloji vu ~ @% 4 selama 30 menit R menggunakan tissu 7 8 9 Menyerap asam ‘Mendehidrasi Menetesi —asam. asetat 10% alkohol 50%, asetat wo% |O>| dengan I>} 70%, 80%, 100% u dan 100% masing- masing selama 10 menit CS 10 Menyerap minyak cengkeh Menetesi minyak ‘Menyerap alkohol 50%, 70%, 80%, a, dengan a cengkeh selama 100% dan 100% menggunakan 30 menit dengan tissu menggunakan tissu 7 4 Is Menata Menevesi xylol Memindahkan ke Dolichoderus selama 30 menit |E5>) —kaca benda iharaateis & % dengan benar u ‘Menambahkan enthelen Jangsung ditutup dengan kaca preparat Menetesi_xylol sebelum kering KA) prepara dengan Mengamati menggunakan mikroskop IV.DATA PENGAMATAN 4.1 Foto Preparat Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus) Keterangan Cephal Thorax Abdomen Antena ‘Mandibularis Ape Femur Tibia Tarsus Tarsal craw Gambar 4.1 Preparat Whole Mounth Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus) Topik Preparat Whole Mount Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus) Sub Bab: Bagian Utuh Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus) Potret Oppo A37 8MP Perbesaran :4x 10 Tanggal Pengambilan : 16 Maret 2018 4.2 Gambar Literatur (Sumber : http:/Avww.antark.net/external-ant-anatomy.html) V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Klasifikasi Imiah Gambar |. Semut (http:/muarawangi.blogspot.co.id) Kingdom — : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo Hymenoptera Famili Formicidae Genus Dolichoderus thoracic Spesies __: Dolichoderus thoracicus (Slamet, 2009) 5.2 Preparat Whole Mounth Hewan a, Definisi Preparat Whole Mounth Hewan Whole mount merupakan penempatan organisme atau spesimen uth pada preparat untuk pemeriksaan mikroskop. Preparat Whole mount adalah preparat yang objeknya merupakan keseluruhan bagian 5.3 Analis objek secara utuh tanpa mengurangi atau melakukan pengirisan (Devi, 2015). b. Tujuan Preparat Whole Mounth Hewan Preparat Whole mount hewan bertujuan untuk mengetahui cara membuat sediaan organisme atau bagian hewan mikro secara utuh. ¢. Manfaat Preparat Whole Mounth Hewan Manfaat preparat whole mount yaitu dapat dapat mengetabui cara membuat sediaan organisme atau bagian hewan mikro secara utuh. is Hasil Pengamatan a. Hasil Praktikum Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada preparat whole mounth hewan pada Semut hitam (Dolichoderus thoracicus) di dapatkan bagian-bagian dari Semut _hitam (Dolichoderus thoracicus) yaitu chepal, thorax dan abdomen. Bagian cephal merupakan bagian kepala dimana bagian ini terdapat sepasang antena dan mandibles. Antena yang berfungsi sebagai merasakan getaran bunyi, menyentuh dan membau sedangkan mandibles berfungsi_ membawa makanan. Bagian thorax terdiri dari alat ekstremitas yaitu femur, tibia, tarsus dan tarsal craw. Menurut Kurniawan (2017), tubuh semut terdiri atas 3 bagian yaitu kepala, mesosoma (dada) dan metasoma, Antena semut digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain, Selain itu rahang atau mandibula yang terdapat pada semut berfungsi sebagai pembawa, manipulasi objek, membangun sarang dan untuk pertahanan dan juga minyak cengkeh menyebabkan sediaan utuh semut menjadi terwarnai cokelat. b. Hasil Pewarnaan Pembuatan preparat whole mounth hewan tidak menggunakan pewarnaan tetapi menggunakan minyak cengkeh. Minyak cengkeh sendiri berfungsi untuk menjernihkan bagian utuh tubuh dari supaya mudah diamati di bawah mikroskop. Menurut Gunarso (1989), kebaikan minyak cengkeh adalah karena hanya menyebabkan pengkerutan tisu yang relatif’ kecil, Zat ini « langsung digunakan setelah proses dehidrasi dengan alkohol 95%. Minyak cengkeh mudah berubah sejalan waktu dan warna, dapat segera berubah warna dari kuning menjadi kecoklatan, Cara Kerja Praktikum Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terdapat langkah- langkah dalam pembuatan yaitu Langkah pertama dalam pembuatan preparat_ Wholemount yang harus dilakukan adalah memasukan Dolichoderus thoracicus ke dalam botol flakon dan menetesi dengan KOH selama 24 jam. Setelah 24 jam Dolichoderus thoracicus dikeluarkan dan di taruh di dalam gelas arloji kemudian dicucinya dengan aquades. Setelah itu ditetesi dengan asam asetat 10% selama 30 menit dan dilakukan pencucian dengan menggunakan aquades 10 menit. Tahapan_ yang telah di lakukan dinamakan proses. Fiksasi ksasi berfungsi untuk mematikan atau menghentikan proses-proses metabolisme jaringan cepat sehingga keadaam sedikit banyak mendekati keadaan asli. Fiksatif yang digunakan pada whole mount hewan menggunakan asam asetat. Menurut Effendi (1997) dalam Pratama (2011), bahan-bahan lain yang dapat digunakan sebagai fiksatif antara lain asam asetat, asam pikrat, asam kromik, potassium dikromat, merkuri klorida, kadmium Klorida, kobalt nit Langkah kedua yaitu dengan menghidrasi alkohol 50%, 70%, 80%, at, osmium tetrasoksida, dan aseton, 100% dan 100% masing-masing selama 10 menit, Tahapan ini dinmakan dehidrasi. Dehidrasi dilakukan untuk mengeluarkan air yang ada di dalam jaringan dengan menggunakan alkohol. Dehidrasi merupakan merupakan proses mengeluarkan air dalam jaringan/ tisu dengan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Tujuan dehidrasi yaitu untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan yang telah difiksasi (Pratiwi, 2015). Langkah ketiga (Langkah terakhir) yaitu dengan menetesi minyak cengkeh selama 30 menit dan menetesi xylol selama 30 menit setelah itu memindahkan ke kaca benda untuk dilakukan pengamatan di mikroskop, sambil melakukan pengamatan ditetesi xylol agar preparat tidak kering dan ditambahkan enthelen dengan kaca penutup. Langkah ini disebut dengan penjernihan dan penempelan. Penjernihan memiliki arti mudah dilihat karena transparan media untuk menjernihkan jaringan, Penjenihan merupakan menggantikan tempat alkohol dalam tisu/jaringan. Penempelan dengan menggunakan enthelen berfungsi untuk mengawetkan’ menempelan prep: didalam kaca benda agar tidak bergeser jika diamati lain waktu lagi (Harijati, 2017) Menurut Sartiami (2008), metode whole mounth hewan dilakukan dengan langkah-langkah yaitu maserasi, dehidrasi, mounting, pelabelan, dan penyimpanan preparat. Maserasi. Pemilihan spesimen acuan, Kemudian dipindabkan kedalam cawan sirakus berisi akuades dan direndam selama satu jam. Selanjutnya dilakukan perendaman dalam larutan NaOH 2,5% 1OH selama 16 jam. Kemudian spesimen dipindahkan dari larutan Na ke dalam aquades dan direndam kem selama 2 jam. Spesimen ditekan secara perlahan dengan bantuan jarum inokulasi agar isi tubuhnya keluar dan menyisakan bagianbagian penting inilegumen kerangka tubuh guna keperluan identifik dan deterrninasi Sclanjutnya, dilakukan penyimpanan spesimen dalam alkohol 60% selama 16 jam Dehidrasi. Pada tahap spesimen dipindahkan dan direndam secara bertahap berturut turut ke dalam Jarutan alkohol 60%, 70%, 80%, 90%, dan alkohol 95% selama | jam, 1 jam 20 menit, 10 menit,dan 5 menit. Kemndian spesimen pindahkan ke dalam alkohol absolut barn, Tahap terakhir yaitu dilakukan perendaman spesimen ke dalam minyak cengkeh selama 30 menit sebelum mounting. Mounting. Tahapan mounting dilakukan dengan cara menata posisi tubuh dan embelan spesimen trip di atas penutup objek gelas berdiameter 13mm, yang telah ditetesi Jarutan balsam Kanada. Sp cengkeh dan diletakkan pada posisi terlentang diatas gelas tersebut s antena dan tungkai individu trips dilakukan perentangan dengan simen tips diambil dan dipindahkan dari rendaman_minyak Kemudian bagian tungkai, s 1p, dan antena direntang pada bagian bantuan jarum preparat. Selanjutnya tepat bagian tengah, gelas objek ditumpangkan diatas spesimen. secara perlahan dan dilakukan pembalikkan dengan segera, schingga posisi spesimen berubah menjadi tertelengkup diatas gelas objek. Gelas objek yang telah berisi whole mount wip dipanaskan diatas Hot-plate bersuhu 50°C m Kanada keri sampai media pengawet b a. Pelabelan preparat. Kertas stiker label berisi keterangan tanaman inang, lokasi, tanggal, dan nama kolektor (kode nomor) dilekatkan diatas gelas objek pada posisi disebelab kanan spesimen dan label berisi keterangan jenis kelamin, morfologi, genus, dan nama spesies yang disertai nama author dileketkan disehelah kiri spesimen. Penyimpanan preparat mikroskop. Gelas objek yang berisi preparat awetan whole mount trips disusun dan disimpan dalam boks preparat standar dengan kapasitas 1 00 preparat dan diletakkan di dalam lemari yang terletak di ruang ber AC. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan terdapat perbedaan langkah kerja praktikum dengan penelitian oleh Sartiami (2008), perbedaan ini tampak jelas di antara lain dalam praktikum yang telah di praktikum ada langkah fiksasi dalam metode whole mounth hewan tetapi dalam penelitian sebelumnya terdapat langkah maserasi, hal ini menjadi pembeda antara praktikum whole mounth hewan yang sudah di praktikumkan dengan metode dalam penelitian. Kesulitan dan Faktor Penyebab Kegagalan dalam Praktikum Kesulitan dan faktor penyebab kegagalan dalam praktikum yang ditemui saat praktikum pada metode whole mounth hewan yaitu hewan yang digunakan begitu lincah dan gemar berlari. Sebelum dimasukan ke botol flakon hewan tersebut lari-lari yang menyulitkan praktikan untuk dimasukan ke botol flakon. Kesulitan selai nya yaitu pada semut itu sendiri termasuk semut buah yang warnanya hitam. Hal ini menyulit dikarenakan proses penjernihan yang membutuhkan waktu Jama untuk memudarkan wama semut tersebut, Kesulitan berikutnya_yaitu meletakan bahan meletakan bahan ke kaca benda yaitu setiap bagian dari hewan tidak ada yang boleh cacat dan harus berbaring ke samping. Hal ini karena akan mempengaruhi hasil pengamatan di bawah mikroskop. Metode whole mounth mempunya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian hewan dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada hewan dengan ukuran yang keeil saja tidak bisa hewan yang besar VI. KESIMPULAN 1. Bentuk keseluruhan hewan-hewan kecil atau organisme-organisme kecil pada preparat whole mounth hewan Polyrhachis bolioni (Semut Buah) yang diamati yaitu chepal, thorax, dan abdomen, Bagian cephal merupakan bagian kepala dimana bagian ini terdapat sepasang antena dan mandibles. Bagian thorax memupakan bagian dada yang terdiri dari alat cekstremitas yaitu femur, tibia, tarsus dan tarsal craw. 2. Teknik praparat whole mount hewan ini berkaitan dengan KI dan KD yang berlaku yaitu KD 4.8 dan KI 4, Hal ini secara tidak langsung dapat melatih ketrampilan proses beajar siswa, memotivasi belajar_siswa, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi animalia invertebrata secara langsung dengan menggunakan preparat whole mounth secara visual VII. DAFTAR PUSTAKA. Devi, Erien Ravikah. 2015. Pengembangan Lks Materi Alga Dengan Memanfaatkan Media Preparat Whole Mount Mikroalga. Jurnal Bioedu Berkala limiah Pendidikan Biologi. Vol 3(1). Hal 949-956. ISSN: 2302- 9528 Gunarso, Wisnu. 1989. Mikroteknik. Bogor: ITB Harijati, Nunung; Samino, Setijono; dkk. 2017. Mikroteknik Dasar. Malang: UB Press Kurniawan, Aris. 2017. Keanekaragaman Semut (Subfamili : Mymicinae) di UIN Raden Inti Lampung dan Kehidupan Sosial Semut Serta Kajiannya di dalam Alqur’an, Skripsi: Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Pratama, Hariz rizky; Wati Nurizki. 2011. Laporan Praktikum Mikroteknik Sediaan Utuh (Whole Moun), Dapertamen Biologi Fakultas Matematika dan Hmu Alam Institut Pert an: Bogor. https://www.academia.edu diakses pada tanggal 13 April 2018 Pratiwi, Harini Citra dan Abdul Manan, 2015. Teknik Dasar Histologi Pada Tkan Gurami (Osphronemus gouramy) The Basic Histology Technique Of Gouramy Fish (Osphronemus gourami. Jurnal Imiah Perikanan dan Kelautan. Vol 7 (2). Hal 153- 159 Sertiami, D. 2008. Kunci Identifikasi Ordo Thysanoptera pada Tanaman Pangan Hortikultura, Jurnal HImu Pertanian Indonesia. Vol 13(2). Hal 103-110. ISSN 0853-4217 Slamet. 2009. Klaifikasi Semut. Diakses Online pada tanggal 13 April 2018. www.slametsuradi blogspot.co.id LAMPIRAN 8.1 Foto Prosedur Kerja 2 rat 0 aR 3508 4 a eg 8.2 Teknik Preparat Whole Mounth sebagai Media Pembelajaran Berdasarkan_ teknik preparat_ whole mounth sebagai_media pembelajaran yaitu Kelas KI (Kompetensi Inti) | KD (Kompotensi Dasar Kelas X | KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji | KD 4.8: Semester | dalam ranah konkret dan ranah abstrak | Menyajikan data tentang 2 terkait dengan pengembangan dari | perbandingan yang dipelajarinya di sekolah secara | kompleksitas jaringan mandiri, dan mampu menggunakan | penyusun tubuh hewan metoda sestai kaidah keilmuan. dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis, Materi pembelajaran animalia invertebrata merupakan kumpulan konsep yang dapat dipahami oleh peserta didik dengan cara melakukan pengamatan hewan utuh secara langsung dengan menggunakan preparat yang diamati di bawah mikroskop, misalnya pada preparat hewan Semut Buah (Polyrhachis boltoni) Hal ini secara tidak langsung dapat melatih ketrampilan proses siwa, memotivasi belajar siswa, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi animalia invertebratasecara_ langsung dengan menggunakan visual 8.3 Jurnal Asli dan Analisis Jurnal “Terlampir” ANALISIS JURNAL Nama ikhairani Putri Maretta NIM_ : 20151007031 1061 Kelas: Biologi 6B ANALISIS JURNAL WHOLE MOUNTH HEWAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK A, IDENTITAS JURNAL : Penulis : Dewi Sartiami Tahun/ Nomer : 2008/2 ISSN 20853-4217 Asal : Dapertemen Proteksi Tanaman, Fuktas Pertanian, IPB. JI. Kamper Lantai 5 Sayap 7 Kampus Dramaga, Bogor B. JUDUL Kunci Identifikasi Ordo Thysanoptera Pada Tanaman Pangan Dan Hortikultura C. TUJUAN PENELITIAN : Penelitian ini bertujuan menetapkan kunci identifikasi Ordo Thysanoptera pada tanaman pangan dan hortikultura, D. METODE PENELITIAN : Tahapan pembuatan preparat meliputi: maserasi, dehidrasi, mounting, pelabelan, dan penyimpanan preparat. Pembuatan preparat ini selalu dilakukan dengan bantuan mikrokop stereo yang. dilengkapi dengan penerangan dari lampu meja. 1. Maserasi, Pemilihan spesimen acuan, Kemudian dipindabkan kedalam cawan sirakus berisi akuades dan direndam selama satu jam. Selanjutnya dilakukan perendaman dalam larutan NaOH 2,5% selama 16 jam. Kemudian spesimen dipindahkan dari larutan NaOH ke dalam aquades dan direndam kembali selama 2 jam. Spesimen ditekan secara perlahan dengan bantuan jarum inokulasi agar isi wubuhnya keluar dan menyisakan bagianbagian penting inilegumen kerangka tubuh guna keperluan identifikasi dan deterrnina Selanjutnya, dilakukan penyimpanan spesimen dalam alkohol 60% selama 16 jam 2. Dehidrasi, Pada tahap spesimen dipindahkan dan direndam secara bertahap berturut turut ke dalam larutan alkohol 60%, 70%, 80%, 90%, dan alkohol 95% selama 1 jam, 1 jam 20 menit, 10 menitydan 5 menit. Kemudian spesimen pindahkan ke dalam alkohol absolut barn. Tahap terakhir yaitu dilakukan perendaman spesimen ke dalam minyak cengkeh selama 30 menit sebelum mounting. 3. Mounting. Tahapan mounting dilakukan dengan cara menata p tubuh dan embelan spesimen trip di atas penutup objek gelas berdiameter 13mm, yang telah ditetesi larutan balsam Kanada. Spesimen trips diambil dan dipindahkan dari rendaman minyak cengkeh dan diletakkan pada posisi terlentang diatas gelas tersebut, Kemudian bagian tungkai, sayap, dan antena direntang pada bagian antena dan tngkai individu tips dilakukan perentangan dengan bantuan jarum preparat, Selanjutnya tepat ng perlahan dan dilakukan pembalikkan dengan segera, sehingga posisi bagian tengah, gelas objek ditumpangkan diatas spesimen secara spesimen berubah menjadi tertelengkup diatas gelas objek. Gelas objek yang telah beris whole mount trip dipanaskan diatas Hot-plate bersubu 50°C sampai media pengawet balsam Kanada keri. 4. Pelabelan preparat, Kertas stiker label berisi keterangan tanaman inang, lokasi, tanggal, dan nama kolektor (kode nomor) dilekatkan diatas gelas objek pada posisi disebelab kanan spesimen dan label berisi keterangan jenis kelamin, morfologi, genus, dan nama spesies yang disertai nama author dileketkan disebelah kiti spesimen. 5. Penyimpanan preparat mikroskop. Ge!as objek yang berisi preparat awetan whole mount trips disusun dan disimpan dalam boks preparat stan dar dengan kapasitas 1 00 preparat dan diletakkan di dalam lemari yang terletak di ruang ber AC. E. KONSEP UTAMA PENELITIAN : Konsep utama penelitian ini adalah mengidentifikasi Ordo Thysanoptera pada tanaman pangan dan hortikultura yang berada di kota Bogor. Hasil dari penelitian ini ditemukan 16 spesies yang terdiri dari dua subordo, yaitu Tubulifera dan Terebrantia. Pada dua subordo it Phalaeothripide, Acolothri idae dan Thripidae Dari ke-16 spesies trips yang telah diidentifikasi dengan baik. Ordo Thysanoptera Segmen ujung abdomen tidak berbentuk Kerucut sayap memiliki venasi dan seta permukaan sayap depan memiliki microtrichia, Subordo Tubulifera Stilet maksila Iebar dan seperti pita, panjangnya lebih dari 5 mikron, Antena segmen IV memiliki sense cone, prosternum basantra tidak berkembang. F. KRITIK DAN SARAN: Kritik Saran Penjelasan mengenai hasil dari penelitian ini cukup membingungkan bagi pembaca dikarenakan tata letak yang berantakan dan gambar hasil penelitian yang tidak terlalu jelas menyulitkan pembaca untuk membaca. Metode dalam jumal ini sudah begitu jelas yang memudahkan pembaca untuk membaca. Scharusnya penulis menyertakan secara jelas hasil dari penelitiannya beserta tata letak yang harus rapi dan gambar hasil penelitian yang jelas supaya pembaca memahami isi junal ini,

Anda mungkin juga menyukai