Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK CAHAYA 2

DESA CENNING KEC. MALANGKE BARAT


KABUPATEN LUWU UTARA
Cenning, 23 Desember 2020

Nomor       :  001/KNC-2/DSC/XII/2020   Kepada


Lampiran   : 1 (satu) berkas proposal   Yth. Bapak Kepala Dinas Perikanan dan 
   Permohonan Bantuan     Kelautan Kab. Luwu utara
Perahu Tangkap Nelayan   di
  Masamba

Dengan hormat,
Bersama ini kami  sampaikan bahwa kelompok Nelayan Cahaya 2 yang berkedudukan di Desa
Cenning, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara. dimana kehidupan kami sebagian
besar berada dalam lingkup kegiatan kelautan dan perikanan,  untuk itu kami dari
Kelompok Nelayan Cahaya 2 memohon kepada  Bapak Kepala Dinas kelautan perikanan
Kabupaten Luwu Utara agar kiranya dapat memberikan  bantuan  Perahu Nelayan Tangkap
sebagai alat mobilisasi bantu penangkapan ikan yang sudah lama  di kenal oleh nelayan Sulawesi
Adapun rencana kebutuhan sebagaimana terlampir.

Demikian atas segala perhatian dan direalisasikannya permohonan ini, kami haturkan bannyak
terima kasih.

Sekretaris Ketua,

ADAM BASO SYUKUR

Mengetahui,
Pjs Kepala Desa Cenning PPL Desa Cenning

RUSMI JUMIATI, SP
NIP. 196603042007011032

Menyutujui,
Camat Malangke Barat

SULPIADI, SH
NIP . 19800822 200502 1 002
KELOMPOK CAHAYA 2
DESA CENNING KEC. MALANGKE BARAT
KABUPATEN LUWU UTARA

A. Latar Belakang

Upaya untukmengembalikan peran pelayaran nasional selama kurang lebih 20 tahun senantiasa
mengalami kegagalan karena pelayaran, nelayan dan pelabuhan nasional dianggap sebagai penyebab
ekonomi biaya tinggi dan Pemerintah belum berpihak kepada pelayaran nasional. Pada perkembangan
berikutnya di era Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu dibawah kepemimpinan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Pemerintah baru menyadari betapa pentingnya peran industri pelayaran nasional
bagi pembangunan perekonomian bangsa dan negara sehingga dikeluarkanlah INPRES No. 5 tahun 2005
tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional yang kemudian diikuti dengan Peraturan Presiden No.
67 tahun 2005 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur. Untuk mengejawantahkan INPRES No. 5
tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional dan PERPRES No. 67 tahun 2005 tentang
Percepatan Pembangunan Infrastruktur sangat diperlukan adanya pengaturan hukum lebih lanjut melalui
undang-undang sehingga terobosan kebijakan tersebut diatas dapat terjamin keberlanjutannya khususnya
dalam bidang kepelabuhanan dan pelayaran.Mengacu pada amanat Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas
kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerahdalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.Prinsip otonomi daerah menggunakanprinsip otonomi seluas-luasnya dalam
arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang
menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Daerah memiliki kewenangan
membuat kebijakan daerah untukmemberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan prinsip
tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata
adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas,
wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan
berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi
setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan
tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

B. Tujuan

Mengacu pada Latar belakang,serta prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang seyogyanya harus
selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan
dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat Maka dengan itu kami dariKelompok Nelayan Lintas
BaharimengajukanProposalBantuan Satu Unit Kapal Tangkap guna untuk menunjang kerjakami, sebagai
wujud partisipasi dalam mendukung program Pemerintah baik daerah maupun pusat, dalam hal ini
mensejahterakan masyarakat nelayan.

C. Jenis Bantuan

Yang Di Butuhkan :

1. Satu unit Kapal Tangkap ;


2. Mesin MD 15/ 6 Silinder.IV.

D. Rincian Anggaran Dan Biaya 

RINCIAN ANGGARAN BIAYA


PENGADAAN KAPAL NELAYAN

Biaya
No Kegiatan Volume Harga Satuan Jumlah (Rp)
(Rp)

1. Kapal Tangkap Nelayan 1 unit 30.000.000 30.000.000

JUMLAH Rp.30.000.000
E. Susunan Pengurus
Untuk melaksanakan semua program pada kelompok, kami membentuk
kepengurusan yang terdiri dari :

1. Ketua

2. Sekretaris

3. Bendahara

4. Anggota (daftar terlampir)

F. Penutup

Demikian hasil pemikiran ini dibuat semoga mendapat perhatian dan partisipasi yang serius
darisemua kalangan, atas perhatian dan partisipasi dari semua pihak terhadap bantuannya, baik moril
maupun materil yang memungkinkan terlaksananya kegiatan yang dimaksud diatas kami ucapkan terima
kasih banyak.
DAFTAR ANGGOTA
KELOMPOK NELAYAN CAHAYA 2

NO NAMA JABATAN ALAMAT

1 BASO SYUKUR KETUA DUSUN TO’KATAPI

2 ADAM SEKRETARIS DUSUN TO’KATAPI

3 RATIS BENDAHARA DUSUN TO’KATAPI

4 ABDUL MUIN WAGA ANGGOTA DUSUN TO’KATAPI

5 SYARIFUDDIN ANGGOTA DUSUN TO’KATAPI

6 SANGGARIA ANGGOTA DUSUN TO’KATAPI

7 AMIR ANGGOTA DUSUN TO’KATAPI

Ketua

BASO SYUKUR
PROPOSAL
PERMOHONAN PERAHU TANGKAP
NELAYAN

KELOMPOK NELAYAN CAHAYA 2


DESA CENNING

DESA CENNING KECAMATAN


MALANGKE BARAT KABUPATEN
LUWU UTARA 2020

Anda mungkin juga menyukai