Nama : Nurul Hidayah

Nim : 2011102411155

Prodi : S1 Keperawatan Alih Jenjang

HUBUNGAN DIALEKTIKA AQAL DAN ALQURAN MEMBENTUK KESADARAN SINTETIK MENJADI

PEDOMAN HIDUP. WAHYU YANG KITA BAHAS YANG DITURUNKAN KEPADA NABINYA DALAM
HAL INI MUHAMMAD SAW. PERLUNYA PERADABAN MULIAMENGGUNAKAN AQAL DENGAN
HATI. TIDAK UNTUK MERUSAK KEHIDUPAN SEMESTA, KEADILAN DAN KEMAKMURAN
BERSAMA. PERADABAN MULIA ISLAM RAHMATAN LIL'ALAMIN

HUBUNGAN DIALEKTIKA FUNGSIONAL AQAL DAN WAHYU, AQAL DAN WAHYU BERHUBUNGAN
SECARA DIALEKTIK FUNGSIONAL BUKAN STRUKTURAL UNTUK MEMBENTUK PERADABAN
MULIA

PRASYARAT UNTUK MENJALANKAN AGAMA DAN SYARIATNYA ADALAH AQIL DAN BALIGH
TANPA AQAL GUGURLAH AGAMA DAN SYARIATNYA PENGGUNAAN AQAL UNTUK MEMAHAMI
KEBENARAN JIKA AQAL DIGUNAKAN DENGAN HATINYA, TANPA HATI AQAL BISA DIKUASAI
HAWA NAFSUNYA MAKA AQAL AKAN MELALUKAN PEMBENARAN UNTUK MELAMPIASKAN
NAFSUNYA. TANPA HATI AQAL BISA DIKUASAI HAWA NAFSUNYA MAKA AQAL AKAN
MELALUKAN PEMBENARAN UNTUK MELAMPIASKAN NAFSUNYA

PERANAN WAHYU SEBAGAI PEDOMAN HIDUP BAGI MANUSIA DAN PEMBEDA KEBENARAN DAN
KEBATILAN HANYA DIMUNGKIKAN JIKA ADA AQAL YANG MENGGUNAKAN AQALNYA DENGAN
BENAR. WAHYU YANG DIMAKSUDKAN ADALAH AL-QURAN, AL-QURAN SEBAGAI OBYEK, AQAL
YA'QILUN SEBAGAI SUBYEK, BAGI MANUSIA YANG BERAKAL, MENJADI HUDAN-PEDOMAN
HIDUP. WAHYU SEBAGAI FIRMAN TUHAN YAITU KITAB SUCI AL-QURAN. AQAL DAN WAHYU
BERHUBUNGAN SECARA DIALEKTIK FUNGSIONAL BUKAN STRUKTURAL UNTUK MEMBENTUK
PERADABAN MULIA.