Disusun oleh:
Clareen M.A.
Hasby F.M.
Intan P.
M. Nurhusaini R.
Naomi G. T.
Tashya R
XII-MIPA 4
SMAN 1 MARGAHAYU
2016
Kata Pengantar
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karunianya kami bisa menyelesaikan
laporan hasil kegiatan kami mengenai teori “Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan” pada pelajaran Biologi.
Maksud kami membuat laporan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
cahaya pada proses pertumbuhan tumbuhan. Maka kami harap dengan adanya laporan ini,
wawasan kita dapat bertambah.
Tentunya dalam makalah ini masih banyak kekurangannya, kami harap kekurangan
kami bisa dimaklumi karena ini semua adalah salah satu dari proses pembelajaran.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam
pembuatan laporan ini.Semoga usaha kami diridhai oleh Allah swt, aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin.Auksin adalah hormon tumbuh
yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Oleh karena
itu, tanaman akan lebih cepat tumbuh. Produksi auksin akan terhambat pada tanaman yang
sering terkena sinar matahari.
Itulah sebabnya, pertumbuhan tanaman etiolasi selalu lebih cepat, tapi batang tidak
tegar karena mengandung banyak air.Akibat tidak ada sinar matahari maka organ
perbanyakan pada tanaman lama-lama mengkerut lalu mati karena tidak mendapat sumber
makanan.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh cahaya pada pertumbuhan itulah
dilakukan percobaan, yaitu dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda
pada tanaman kacang hijau.
KAJIAN PUSTAKA
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah
sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah
perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk
hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak
kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang
penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya
semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor genetik dan
hormon, air dan nutrisi, cahaya, oksigen, suhu, kelembapan, dan pH.
1. Faktor Genetik
Faktor genetik terdapat dalam gen. Gen terdapat di kromosom dalam inti sel. Gen ini
mempengaruhi ukuran dan bentuk tubuh tumbuhan. Hal ini disebabkan karena gen berfungsi
mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Proses kimia dalam
sel ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh tumbuhan.
2. Faktor Hormon
a. Auksin
Auksin adalah hormon yang berasal dari titik tumbuh tumbuhan, seperti ujung tunas,
kambium, bunga, buah, dan ujung akar. Auksin berfungsi merangsang pertumbuhan sel ujung
batang, pertumbuhan akar lateral dan akar serabut, dan merangsang pembentukan bunga dan
buah. Selain itu, auksin berfungsi mempercepat aktivitas pembelahan sel titik tumbuh dan
menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem.
b. Sitokinin
Sitokinin adalah zat tumbuh yang pertama kali ditemukan pada batang tembakau.
Hormon ini memiliki beberapa fungsi, antara lain:
c. Giberelin
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat seperti auksin. Giberelin terdapat
di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki
beberapa fungsi, antara lain: 1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh. 2)
Mempengaruhi perkembangan bunga dan buah. 3) Mempengaruhi perkecambahan biji. 4)
Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Untuk tumbuhan yang kerdil, jika diberi
giberelin akan tumbuh secara normal.
d. Gas Etilen
Gas etilen dihasilkan oleh buah yang sudah tua, tetapi masih berwarna hijau yang
disimpan dalam kantung tertutup agar cepat masak. Gas etilen juga berfungsi memacu
perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, menunda pembungaan,
dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
e. Asam Absisat
Asam absisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tumbuhan. Hormon ini
sangat diperlukan tumbuhan pada saat kondisi lingkungan tidak baik. Contohnya, pada saat
musim kering atau musim dingin, tumbuhan menggugurkan daunnya untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan. Hal ini dilakukan dengan cara mengatur penutupan dan
pembukaan stomata, terutama pada saat kekurangan air.
Unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu zat-
zat organik dan anorganik. Zat organik, seperti C, H, O, dan N, sedangkan zat anorganik,
seperti Fe, Mg, K, dan Ca. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang
dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman
menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan
tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).
4. Faktor Cahaya
Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk
pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi
laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang.
C. Macam-Macam Pertumbuhan
Pertumbuhan epigeal : Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah
daun lembaga(hipokotil) sehingga daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas
tanah.
Pertumbuhan Hipogeal : Apabila terjadi pembentangan ruas batang ke atas
(epikotil) sehingga daun lembaga terangkat ke atas tanah, akan tetapi
kotiledonnya tetap berada di dalam tanah.
2.2 Hipotesis
Setiap makhluk hidup, terutama tumbuhan sangat membutuhkan cahaya dalam proses
melangsungi kehidupannya. Walaupun begitu, cahaya tidak terlalu mempercepat
pertumbuhan tumbuhan. Jadi, hipotesis kami adalah banyaknya cahaya akan menghambat
pertumbuhan tumbuhan kacang hijau dan pengaruh pertumbuhan kacang hijau apabila tidak
disinari cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat daripada kacang hijau yang disimpan
ditempat yang terkena sinar matahari.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3 Variabel
1. Variabel kontrol: kacang hijau, media tanam, gelas plastik.
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak terpengaruh oleh faktor
luar yang tidak teliti.
2. Variabel bebas: cahaya matahari.
Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Dapat dikatakan variabel
bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya.
3. Variabel terikat: hasil dari pengamatan kami, yaitu tinggi atau besarnya masing
masing tumbuhan kacang hijau.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel
bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh
variabel independen (variabel bebas).
Berikut adalah data yang kami peroleh saat mengerjakan praktikum selama 5 hari:
Keterangan pengamatan:
Tanaman di Jendela
Pada hari pertama belum menunjukkan adanya ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
Pada hari kedua testa sudah berkelupas menjadi dua dan keluarnya radikula yang berwarna
putih kehijauan yang berarti adanya proses perkecambahan namun tidak semua kecambah
mengalami pertumbuhan
Pada hari ketiga, semua kecambah terjadi pertumbuhan radikula
Pada hari keempat ada satu biji yang radikulanya membusuk
Pada hari kelima di ujung radikula berwarna kekuningan dan ada biji yang tetanya terkelupas
dan berwarna coklat tua
Untuk tanaman yang ditempatkan pada terang fisiknya baik, radikulanya gemuk, tampak
segar, walaupun ada biji yang mengalami pembusukan
Tanaman di Kardus
Pada hari pertama sampai akhir penelitian, testa tidak terkelupas apalagi terjadinya
pertumbuhan radikula
Keadaan biji sama seperti hari pertama penelitian
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum selama 5 hari menunjukkan bahwa
kecambah tidak dapat mengalami pertumbuhan secara optimal dan bertolak belakang dengan
hipotesis yang telah dirumuskan. Hal ini dikarenakan kapasitas cahaya untuk kecambah di
jendela berbeda dengan sebelumnya. Pada hari pertama sampai hari ketiga kecambah
disimpan di atas jendela kelas yang kapasitas cahayanya bagus dan pada hari keempat
kecambah dibawa kerumah untuk penelitian lebih lanjut, karena cara membawa kecambah
yang membuat kecambah bergerak-gerak dan kapasitas cahaya di jendela rumah lebih kecil
daripada di kelas. Hal lain yang dapat mempengaruhi ketidaksesuaian hasil dan hipotesis
adalah penyiraman air yang terlalu banyak dan suhu saat di rumah lebih rendah dibandingkan
dengan saat di kelas. Untuk kecambah yang berada di kardus pun pada saat hari keempat akan
mengalami pergerakan saat akan dibawa pulang ke rumah yang berbeda kapasitas kegelapan
yang terjadi dan kecambah. Karena pada saat di rumah kecambah tidak diletakkan di dalam
kardus namun di tempat terbuka yang gelap, tetapi tidak segelap saat di kardus.
Hasil yang seharusnya sesuai ini tidak berlangsung dengan baik karena didominasi oleh faktor
eksternal yang kurang sesuai. Hasil yang ditunjukkan, seharusnya tanaman kacang hijau akan
tumbuh lebih tinggi jika diletakkan di tempat yang gelap daripada diletakkan di tempat yang
terang. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang tumbuh lebih pendek
karena umumnya cahaya dapat menguraikan atau memecah auksin (hormon pertumbuhan)
pada batang yang terkena sinar matahari. Peristiwa ini terjadi karena pengaruh fitohormon,
terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran
sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi
tanaman tidak terlalu cepat. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan
hormon giberelin. Kecambah yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka
pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi
tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja
auksin tidak dihambat, sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Dan sebaliknya,
tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih tinggi karena
terjadi peristiwa pertumbuhan yang cepat di tempat gelap yang disebut etiolasi. Pada keadaan
yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan
batang.
Selain perbedaan pertumbuhan batang, keadaan tumbuhan yang terkena cahaya akan
mengalami kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk dan pendek, daun
terlihat segar, tebal dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil. Hal tersebut karena
kecambah mendapatkan sinar matahari yang cukup. Sedangkan keadaan tumbuhan yang
ditempatkan di tempat yang gelap memiliki kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar
yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta
kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi sama
seperti yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya, gejala etiolasi terjadi karena
ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar
etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Padahal hormon auksin
bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya. Kecambah kacang hijau termasuk
ke dalam tipe perkecambahan epigeal karena perkecambahan dimana hipokotil tumbuh
mengangkat kotiledon ke atas permukaan tanah.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Tanaman yang disimpan di dalam kardus akan mengalami pertumbuhan yang lebih
cepat dibandingkan tanaman yang disimpan di jendela karena tidak terjadinya
pemecahan hormon auksin yang disebabkan oleh tidak adanya cahaya. Tanaman
yang disimpan di dalam kardus juga akan memiliki kondisi fisik yang kurang
seperti kurus, kurang klorofil, dan pucat yang diebabkan oleh kurangnya cahaya
pula. Sementara itu, untuk tanaman yang disimpan di jendela akan mengalami hal
yang berlawanan dengan tanaman yang disimpan di dalam kardus yaitu, batangnya
lebih pendek karena ada penguraian hormon auksin sehingga mengalami
penghambatan pertumbuhan, namun kondisi fisiknya segar, batangnya kokoh dan
cukup klorofil yang dikarenakan cahaya. Menurut tipe pertumbuhan, kacang hijau
adalah tipe epigeal karena kotiledonnya ikut terangkat ke atas tanah. Dalam
penelitian, kita harus melakukan hal yang sesuai dengan langkah kerja yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat mempengaruhi dari
faktor eksternal kacang hijau sendiri.
5.2 Saran
Hendaknya melakukan percobaan dengan lingkungan yang mendukung dan
konsistensi dalam setiap tahapnya agar mendapatkan hasil yang maksimal
Hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan diamati
LAMPIRAN
Foto
o Tempat terang
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
o Tempat gelap
Hari ke-1
Hari ke-5
Grafik
0.5
0.4 Terang
Panjang (cm)
Gelap
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-pengetahuan-dianarahayu.blogspot.co.id/2013/11/laporan-
praktikum-biologi-perkecambahan.html
http://ziabazlinah.blogspot.co.id/2012/08/laporan-praktikum-pertumuhan-
biji.html
http://czillagoz.blogspot.co.id/2013/11/laporan-praktikum-pertumbuhan-
kacang.html
https://suwandibagus.wordpress.com/2012/02/08/kerangka-makalah/
http://kutukuliah.blogspot.co.id/2012/09/struktur-penulisan-makalah.html