Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Domestikasi Anjing

Ni Luh Putu Diah Septianingsih


NIM.2182311006

Melihat sejarah hubungan antara anjing dan manusia, diketahui bahwa


anjing adalah spesies pertama yang dijinakkan manusia. Kedekatan anjing dan
manusia tidak terjadi begitu saja. Hal ini terbentuk melalui sebuah proses panjang
yang berlangsung selama ribuan tahun. Sebuah dokumentasi “The Ultimate
Guide, Dogs” (Discovery channel, 1999), manggambarkan dimulainya hubungan
antara manusia dengan anjing atau yang dikenal dengan ‟teori awal proses
domestikasi anjing‟. Seperti mahkluk hidup lainnya di jaman perburuan purba,
semula manusia dan serigala abu-abu (nenek moyang anjing) adalah kompetitor di
dalam perburuan makanan. Keberhasilan manusia di dalam perburuan,
membangun komunitas dan pemukiman membuat kelompok serigala mendekati
pemukiman manusia untuk mendapatkan sisa-sisa buruan manusia. Seiring waktu,
kondisi ini berkembang menjadi kondisi ketergantungan dari kelompok serigala
terhadap kelompok manusia. Manusia pun memanfaatkan kemampuan serigala di
dalam membaca tanda-tanda alam dan melacak keberadaan hewan buruan.
Sebaliknya, manusia memberikan perlindungan dan makanan bagi kelompok
serigala abu-abu. Proses ini adalah awal dari „penjinakan yang tidak disengaja‟
atau domestikasi. Proses domestikasi ini berlangsung berulang-ulang dan dalam
kurun waktu yang sangat lama. Inilah awal kedekatan manusia dengan serigala
abu-abu yang kemudian kita kenal dengan anjing.
Seiring perkembangan waktu, peradaban manusia terus berubah dan
berkembang. Masyarakat nomaden mulai menetap dan berkembang menjadi
masyarakat agraris (agrikultur). Pada peradaban agraris berkembang fungsi-fungsi
khas anjing, antara lain berkembang fungsi-fungsi anjing gembala
(sheepdog/herding dog), anjing penjaga ternak (guard dog/livestock dog), anjing
penangkap hama (terrier) dan berbagai peran khusus anjing bagi manusia dalam
peradaban agrikultur. Masyarakat agraris secara perlahan berkembang menjadi
masyarakat industri yang dikenal dengan „peradaban modern‟. Perkembangan
teknologi dan industri membawa manusia pada pola hidup yang semakin dinamis
dan kompleks. Pertumbuhan desa menjadi kota, tumbuhnya kawasan pemukiman
dan industri membawa manusia pada keberagaman mata pencaharian. Hal ini
membawa perubahan pada peran anjing didalam kehidupan manusia. Fungsi-
fungsi sosial anjing semakin berkurang. Peran anjing di dalam masyarakat agraris
semakin berkurang dan tergantikan dengan cara hidup baru yang berorientasi pada
pemanfaatan teknologi dan mesin-mesin modern. Namun demikian, kemampuan
anjing masih terus dimanfaatkan di dalam bidang-bidang tertentu seperti
kedokteran, militer, sains dan kemanusiaan. Selain dari itu, sebagian besar
populasi anjing saat ini juga berperan sebagai hewan peliharaan.
Proses domestikasi anjing yang kini dijumpai disebut anjing modern atau
dalam nama ilmiah Canis familiaris. Hewan ini sudah berbeda dengan nenek
moyangnya yang liar, sekarang berubah menjadi sosok binatang dengan berbagai
keistimewaan pada penglihatan, pendengaran, dan penciumannya. Ciri fisik anjing
(Canis lupus familiaris) anjing ras sangat bervariasi dalam ukuran, penampilan
dan tingkah laku dibandingkan dengan hewan peliharaan yang lain. Sebagian
besar anjing masih mempunyai ciri-ciri fisik yang diturunkan dari serigala. Ciri-
ciri khas dari moyang serigala masih bertahan pada anjing, walaupun penangkaran
secara selektif telah berhasil mengubah bentuk fisik berbagai jenis anjing ras.
Anjing memiliki otot 15 yang kuat, tulang pergelangan kaki yang bersatu, sistem
kardiovaskuler yang mendukung ketahanan fisik serta kecepatan berlari, dan gigi
untuk menangkap dan mencabik mangsa. Bila dibandingkan dengan struktur
tulang kaki manusia, secara teknis anjing berjalan berjingkat dengan jari-jari kaki.

DAFTAR PUSTAKA

Druzhkova, A.S., Thalmann, O., Trifonov, V.A., Leonard, J.A.,


Vorobieva, N.V., Ovodov, N.D., et al., 2013. Ancient DNA analysis
affirms the canid from Altai as a primitive dog. PloS One 8 (3),
e57754.
Fogle, Bruce, DVM (2000). The New Encyclopedia of the Dog. Doring
Kindersley (DK). ISBN 0-7894-6130-7.

Freedman, A.H., Gronau, I., Schweizer, R.M., Ortega-Del Vecchyo, D., Han,
E., Silva, P.M., et al., 2014. Genome sequencing highlights the dynamic
early history of dogs.

Germonpré, M., Sablin, M.V., Stevens, R.E., Hedges, R.E., Hofreiter, M.,
Stiller, M., et al., 2009. Fossil dogs and wolves from Palaeolithic sites
in Belgium, the Ukraine and Russia: osteometry, ancient DNA and
stable isotopes. J. Archaeol. Sci. 36 (2), 473–490.

Ovodov, N.D., Crockford, S.J., Kuzmin, Y.V., Higham, T.F., Hodgins,


G.W., van der Plicht, J., (2011). A 33,000-year-old incipient dog
from the Altai Mountains of Siberia: evidence of the earliest
domestication disrupted by the Last Glacial Maximum. Plos One, 6
(7), e22821.

Thalmann, O., Shapiro, B., Cui, P., Shhuenemann, V.J., Sawyer, S.K.,
Greenfield, D.L., 2013. Complete mitochondrial genomes of ancient
canids suggest a European origin of domestic dogs. Science 342
(6160), 871–874.

Anda mungkin juga menyukai