Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGAN MASALAH

RESIKO DEFISIT NUTRISI


(suatu studi di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang)

Rosi Fitriana Lathifah, Wibowo, S.Kep, Ns, M. Biomed, Sr. Felisitas A. Sri S. Misc, MAN
Prodi D-III Keperawatan STIkes Panti Waluya Malang
Email : rosifitriana23@gmail.com
ABSTRAK
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal,
dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual,
dan muntah, sehingga pada klien Gastritis akan mengalami resiko defisit nutrisi. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis dengan Masalah Resiko defisit
nutrisi. Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus terhadap 2 klien Gastritis yang
mengalami resiko defisit nutrisi. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 06-08 Juli 2019 diruang
Placida Paviliun dan pada klien kedua dilakukan pada tanggal 10-13 Juli 2019 diruang Santa Anna
Bawah di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang dengan lama perawatan 3 hari untuk setiap
klien. Pada hasil pengkajian didapatkan data pada kedua klien yang mengalami penurunan nafsu
makan, mual, nyeri epigastrium, tonus otot lunak, hingga terjadi penurunan berat badan pada kedua
klien. Pada kedua klien dilakukan tindakan keperawatan farmakologi dan nonfarmakologi salah
satunya melakukan oral hygiene untuk meningkatkan nafsu makan klien. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari, masalah Resiko defisit nutrisi teratasi ditandai dengan asupan nutrisi pada
kedua klien adekuat. Perlu dilakukan tindakan oral hygiene pada kedua klien karena salah satu
tujuannya membuat mulut lebih segar dan lembab yang dapat meningkatkan nafsu makan pada klien.

Kata kunci : Gastritis, Resiko Defisit Nutrisi

ABSTRACT
Gastritis is an inflammation of the gastric mucosa that is acute, diffuse or localized chronic, with
characteristics of anorexia, a feeling of fullness in the stomach (begah), discomfort in the epigastrium,
nausea, and vomiting, so that the client Gastritis will experience a risk of nutritional deficit. This study
aims to conduct Nursing Care for Gastritis Clients with Risk Problems of nutritional deficits. The
design of this study uses the case study method of 2 gastritis clients who are at risk of nutritional
deficits. When the study was carried out on July 6 to 2019 in the Placida Pavilion room and the second
client was carried out on July 10-13, 2019 in the Lower Santa Anna Room at the Panti Waluya
Hospital in Malang with a length of 3 days for each client. In the assessment results obtained data on
both clients who experienced decreased appetite, nausea, epigastric pain, soft muscle tone, until there
was a decrease in body weight in both clients. In both clients, pharmacological and non-
pharmacological nursing actions are carried out, one of them is oral hygiene to increase the client's
appetite. After 3 days of nursing care, the problem of overcoming nutritional deficit is marked by
adequate nutrition for both clients. Oral hygiene is necessary for both clients because one of the goals
is to make the mouth fresher and more moist which can increase appetite for the client.
Keyword : Gastritis, resk of nutritional deficit

1
Pendahuluan
Gastritis adalah peradangan pada mukosa gastritis di kota Surabaya sebesar 10.260
lambung yang terbagi menjadi gastritis akut (Kemenkes RI, 2017). Di Rumah Sakit Panti
maupun gastritis kronis. Gastritis akut WaluyaMalang terdapat sejumlah 206 kasus
sering di akibatkan oleh diet yang kurang gastritis di tahun 2017 (RM RSPW, 2018).
tepat, makan tidak teratur, stress, makan
terlalu cepat, makan makanan yang terlalu Fenomena yang ditemui oleh peneliti, pada
berbumbu serta makanan yang mengandung bulan Agustus 2018 di Ruang PP Rumah Sakit
mikroorganisme penyebab penyakit. Panti Waluya Malang terdapat seorang klien
Penyebab lain dari penyakit gastritis akut yang menderita gastritis. Saat penulis bertanya
mencakup alcohol, aspirin, refluks empedu, kepada klien “apa yang dirasakan klien saat
atau terapi radiasi. Sedangkan gastritis ini?”, klien menjawab bahwa nafsu makannya
kronis merupakan inflamasi lambung yang menurun dikarenakan perutnya sakit. Klien
lama yang dapat di sebabkan oleh ulkus mendapatkan makanan yang lunak saat dirawat
benigna atau maligna dari lambung, atau dirumah sakit tetapi hanya habis 2-3 sendok
oleh bakteri Helicobacter pylory ( Brunner saja. Hal tersebut membuat klien lemas
& Suddarth, 2015). dan.klien mengatakan jika BB nya sudah turun
2 kg semenjak sakit selama 1 minggu ini.
Menurut WHO (World Health Organization)
kejadian gastritis di dunia sekitar 1.8-2.1 juta Peningkatan asam lambung akan menimbulkan
dari penduduk setiap tahunnya. Di Asia peradangan pada lambung. Peradangan pada
Tenggara Sekitar 583.635 penduduk setiap lambung dapat mengakibatkan nyeri
tahunnya. Menurut WHO di Indonesia epigastrium. Nyeri epigastrium menyebabkan
persentase angka kejadian gastritis adalah penurunan nafsu makan. Apabila nafsu makan
40,8%(WHO, 2016). Angka kejadian gastritis di seseorang menurun akan mengakibatkan energi
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi seseorang menurun, terjadi penurunan pada
dengan prevalensi 274.396 kasus dari tingkat konsentrasi, penurunan berat badan dan
238.452.952 jiwa penduduk. Prevalensi lemas. Dari kasus tersebut klien dapat
gastritis di jawa timur pada tahun 2017 mengalami gangguan pada pemenuhan
mencapai 44,5% yaitui dengan jumlah 58.116 kebutuhan nutrisinya, hal ini bisa beresiko
kejadian. Berdasarkan data dari Dinas terjadinya defisit nutrisi. Jika tidak tertangani
Kesehatan pada tahun 2017 jumlah penderita akan timbul komplikasi seperti perdarahan

1
saluran cerna bagian atas, berupa hematemesis c) Nafsu makan menurun
yang menyebabkan syok hemoragik dan d) Rasa terbakar pada lambung
berakhir dengan kematian (Ali, 2011). e) Muntah
f) Bising usus hiperaktif
Asuhan keperawatan merupakan hal yang dapat g) Perut kembung
kita berikan sebagai pertolongan kesehatan. h) Lambung terasa sangat penuh ketika
Peran perawat dalam hal penanganan masalah habis makan
gastritis ini mencakup 4 peranan yaitu upaya i) Sering sendawa bila keadaan lapar
pencegahan (preventif), promosi kesehatan, j) Membrane mukosa pucat
penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Hal-hal Pada penelitian ini yang menjadi partisipan
yang bisa dilakukan seperti prilaku pola makan yaitu Klien 1 Nn. Y yang berusia 23 tahun
yang baik dan tepat bagi penderita gastritis dirawat inap dengan diagnosa gastriris akut
(Syaiful, 2015). Berdasarkan uraian diatas, pada 05 Juni 2019 di ruang Placida Pavilliun
maka peneliti tertarik untuk melakukan studi serta Klien 2 Nn. L dengan usia 19 tahun,
kasus tentang “Asuhan keperawatan pada dirawat inap pula dengan diagnosa gastritis
gastritis dengan masalah resiko defisit nutrisi” akut pada 09 Juni 2019 klien kedua dirawat
diruang Santa Anna Bawah Rumah Sakit Panti
Metode Penelitian Waluya Sawahan Malang.

Metode yang digunakan pada penelitian ini 1) Penelitian dilakukan selama 3 hari terhadap
adalah studi kasus untuk mengeksplorasi kedua klien dengan menggunakan teknik
masalah Asuhan Keperawatan pada Klien yang pengumpulan data berupa observasi,
mengalami GASTRITIS dengan masalah wawancara, pemeriksaan fisik, studi data
Defisit Nutrisi di Rumah Sakit Panti Waluya intervensi, implementasi, serta evaluasi.
Sawahan Malang. Kriteria pada penderita Disematkan pula etika yang menjadi dasar
adalah : penyusunan karya tulis ilmiah, terdiri dari
Informed Consent, Anonimity,
1) Klien yang telah didiagnosis medis
Confidentiality.
gastritis
2) Klien yang mengalami masalah resiko
defisit nutrisi yang ditandai minimal 3 dari Hasil
tanda dan gejala dibawah ini :
Pada studi kasus ini diperoleh hasil sebagai
a) Mual
berikut:
b) Nyeri abdomen

2
1. Pengkajian tonus otot lunak, hasil pengukuran tanda –
Data yang didapatkan pada klien 1 berusia tanda vital TD : 120/80 mmHg, N : 90x/m,
23 tahun. Saat dilakukan pengkajian klien RR : 20x/m, S : 36’40C, klien hanya
mengatakan mual, makan sedikit terasa menghabiskan porsi makan hanya 2 sendok
penuh pada perut, tidak nafsu makan dan dari porsi dari porsi yang disediakan.
nyeri pada ulu hati seperti ditusuk- tusuk 2. Diagnosa Keperawatan
dengan skala nyeri 2 saat dibuat untuk Berdasarkan dari hasil pengkajian, pada
bergerak. Klien mengatakan stress akibat Klien 1 maupun Klien 2 ditegakkan
tugas kuliahnya. Setelah dilakukan diagnosa keperawatan yang sama yaitu
pengkajian didapatkan hasil keadaan umum Resiko Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan
lemah, membrane mukosa pucat, keringat mengabsorbsi nutrien
dingin dan tonus otot lunak. Dengan tanda- 3. Intervensi Keperawatan
tanda vital TD : 100/70 mmHg, N : 90x/m, Pada Klien 1 dan Klien 2 telah ditetapkan
RR : 19x/m, S : 36’10C. Klien tidak rencana keperawatan yang telah disesusaikan
menghabiskan porsi makan, hanya dengan tinjauan pustaka berupa Identifikasi
menghabiskan 1 sendok dari porsi yang status nutrisi, identifikasi alergi dan intoleransi
disediakan. Data yang didapatkan pada klien makanan, indentifikasi makanan yang disukai,
2 berusia 19 tahun. Saat dilakukan identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
pengkajian klien mengatakan mual disertai nutrient, identifikasi perlunya penggunaan
rasa ingin muntah, nafsu makan menurun, selang nasogastrik, monitor asupan makan,
nyeri perut terasa seperti ditusuk- tusuk di monitor berat badan, lakukan oral hygiene
bagian ulu hati dengan skala nyeri 3 pada sebelum makan, jika perlu, sajikan makanan
saat klien bergerak, klien mengatakan sangat secara menarik dan suhu yang sesuai, berikan
menyukai makanan pedas. Klien makanan tinggi serat, berikan makan tinggi
mengatakan pada tanggal 07 juni klien protein dan tinggi kalori, hentikan pemberian
menghabiskan makanan pedas yaitu mie makanan melalui selang nasogastrik jika
setan dengan level paling tinggi dan tidak asupan oral dapat ditoleransi, anjurkan posisi
lama setelahnya perut klien terasa sakit duduk (jika mampu), ajarkan diet yang di
disertai mual muntah dan perut bagian programkan, ajarkan cara mengelola stress
uluhati seperti terbakar. Klien mengatakan dengan tekik relaksasi nafas dalam, kolaborasi
klien hanya menahannya dan tidak diberi pemberian medikasi sebelum makan (jika
apa – apa karena klien merasa sepele dengan perlu), kolaborasi dengan ahli gizi untuk
hal itu. Setelah dilakukan pengkajian menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
didapatkan hasil keadaan umum lemah, yang dibutuhkan (jika perlu).
membrane mukosa pucat dan kering disertai

3
4. Implementasi rasa terbakar di lambung dan akan menjadi
Pada Klien 1 telah dilakukan 14 semakin parah ketika sedang makan, disusul
implementasi keperawatan dari 17 intervensi dengan nyeri ulu hati, mual dan sering
keperawatan yang telah ditetapkan. Pada muntah, tekanan darah menurun, pusing,
Klien 2 telah dilakukan 13 implementasi keringat dingin, nadi cepat, kadang berat
keperawatan dari 17 intervensi keperawatan badan menurun , disertai dengan nasfu
yang telah ditetapkan. makan menurun secara drastis, wajah pucat,
suhu badan naik, keluar keringat dingin.
5. Evaluasi Selain itu perut akan terasa nyeri, pedih
Pada Klien 1, Masalah Resiko Defisit (kembung dan sesak) di bagian atas perut
Nutrisi teratasi karena telah tercapai 7 (ulu hati), merasa lambung sangat penuh
kriteria hasil yang sudah tetapkan dan pada ketika sehabis makan, sering sendawa bila
Klien 2, Masalah Resiko Defisit Nutrisi keadaan lapar, sulit untuk tidur karena
teratasi karena 7 dari 7 kriteria hasil yang gangguan rasa sakit pada daerah perut.
sudah tetapkan tercapai. Menurut Doengoes (2014) yaitu keadaaan
dimana individu yang beresiko mengalami
Pembahasan
kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi
1. Pengkajian kebutuhan metabolik disebut juga resiko
Berdasarkan hasil pengkajian, kedua pasien defisit nutrisi.
mempunyai masalah defisit nutrisi yang 2. Diagnosa Keperawatan
berkaitan dengan penurunan berat badan, hal pada klien 1 dan 2 dapat ditegakkan
ini dikarenakan berdasarkan data pada klien diagnosa keperawatan resiko defisit nutrisi
1 dan klien 2 dalam pengkajian dijelaskan b.d ketidakmampuan mengasorbsi nutrien.
bahwa kedua klien mengalami masalah Berdasarkan hasil pengkajian klien 1
resiko defisit nutrisi yang ditandai dengan mengalami keluhan mual, penurunan nafsu
klien mengalami mual, muntah, klien tidak makan, membran mukosa bibir kering, tonus
nafsu makan, nyeri pada epigastrium, maka otot lunak dan terjadi penurunan berat
sedikit terasa penuh, perut terasa seperti badan. Sedangkan pada klien 2 mengalami
terbakar, hal itu mengakibatkan tonus otot keluhan mual setiap akan makan, penurunan
menurun dan lunak, membran mukosa nafsu makan, membran mukosa bibir kering
kering dan pucat, klien tidak mampu ,tonus otot menurun dan terjadi penurunan
menghabiskan 1 porsi makannya pada setiap berat badan. Kondisi ini mengakibatkan
kali makan dan terjadi penurunan berat klien memiliki masalah resiko defisit nutrisi
badan. Hal tersebut sesuai dengan teori b.d ketidakmampuan mengasorbsi nutrient.
Menurut Brunner & Suddarth (2015) yaitu Hal ini sesuai dengan teori SDKI (2017) .

4
3. Intervensi Keperawatan keperawatan yang telah ditetapkan. Pada
Pada Klien 1 dan Klien 2 telah ditetapkan Klien 2 telah dilakukan 13 implementasi
rencana keperawatan yang telah keperawatan dari 17 intervensi keperawatan
disesusaikan dengan tinjauan pustaka yang telah ditetapkan. Implementasi
berupa Identifikasi status nutrisi, keperawatan merupakan tindakan yang
identifikasi alergi dan intoleransi makanan, sesuai dengan yang telah direncanakan
indentifikasi makanan yang disukai, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
identifikasi kebutuhan kalori dan jenis Implementasi juga sesuai dengan kondisi
nutrient, identifikasi perlunya penggunaan penderita Gastritis serta kebutuhan klien
selang nasogastrik, monitor asupan makan, untuk mengatasi resiko defisit nutrisi (SDKI,
monitor berat badan, lakukan oral hygiene 2017).
sebelum makan, jika perlu, sajikan makanan 5. Evaluasi
secara menarik dan suhu yang sesuai, Pada Klien 1 dan Klien 2 setelah 3 hari
berikan makanan tinggi serat, berikan dilakukan asuhan keperawatan, masalah
makan tinggi protein dan tinggi kalori, Resiko Defisit Nutrisi yang dialami klien
hentikan pemberian makanan melalui selang dapat teratasi hal ini karena kedua klien
nasogastrik jika asupan oral dapat mampu menigkatkan prosi makan, mual
ditoleransi, anjurkan posisi duduk (jika berkurang, nafsu makan meningkat, berat
mampu), ajarkan diet yang di programkan, badan meningkat, nyeri berkurang, perasaan
ajarkan cara mengelola stress dengan tekik cepat kenyang berkurang, serta bising usus
relaksasi nafas dalam, kolaborasi pemberian dalam batas normal. Hal ini sesuai teori
medikasi sebelum makan (jika perlu), Menurut Ali (2011) yaitu Peningkatan asam
kolaborasi dengan ahli gizi untuk lambung akan menimbulkan peradangan
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien pada lambung. Peradangan pada lambung
yang dibutuhkan (jika perlu). Hal tersebut dapat mengakibatkan nyeri epigastrium.
sesuai juga dengan kondisi klien yang Nyeri epigastrium menyebabkan penurunan
mengalami diagnosa keperawatan yang nafsu makan. Apabila nafsu makan
sama yaitu Resiko Defisit Nutrisi. Selain itu seseorang menurun akan mengakibatkan
tujuan serta kriteria hasil pada kedua pasien energi seseorang menurun, terjadi
juga ditetapkan sama. Hal tersebut sesuai penurunan pada tingkat konsentrasi,
dengan teori menurut Wilkinson (2015), penurunan berat badan dan lemas. Dari
Tarwoto dan Wartonoh (2015). kasus tersebut klien dapat mengalami
gangguan pada pemenuhan kebutuhan
4. Implementasi
nutrisinya, hal ini bisa beresiko terjadinya
Pada Klien 1 telah dilakukan 14
defisit nutrisi. Jika tidak tertangani akan
implementasi keperawatan dari 17 intervensi
5
timbul komplikasi seperti perdarahan Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia:
saluran cerna bagian atas, berupa
Definisi Indikator Diagnostik. Jakarta
hematemesis yang menyebabkan syok Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
hemoragik dan berakhir dengan kematian.
Smeltzer, Suzanne C. Dan Bare, Brenda G.
Kesimpulan
2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Asuhan keperawatan pada 2 klien Gastritis Bedah Brunner dan Suddart. Ed 8. Alih
bahasa oleh Agung Wahyono dkk. Jakarta:
dengan masalah Resiko Defisit Nutrisi di EGC
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
WHO. 2016. World Health Statistics. Diakses
Malang dapat dilaksanakan pada klien 1 dan Tanggal 5 Juli 2018.
2 selama 3 hari, setelah dilakukan
Wilkinson, J, M. 2015. Buku Saku: Diagnosa
pengkajian sampai dengan evaluasi klien 1 Keperawatam dengan Intervensi NIC dan
dan 2 mengalami resiko defisit nutrisi. Pada Kriteria Hasil NOC. Jakarta:
klien 1 dan 2 dapat mencapai 7 dari 7
kriteria hasil yang sudah ditetapkan sesuai
teori, sehingga masalah keperawatan pada
klien 1 dan 2 adalah masalah resiko defisit
nutrisi teratasi.

Daftar Pustaka
Ali. 2011. Gastritis. EGC : Jakarta.
Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. EGC : Jakarta.

Doengoes. 2014. Rencana Asuhan


Keperawatan. EGC : Jakarta.
Doenges, Marilynn. 2014. Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien, ed. 3. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2017. Laporan Data Angka
Kasus Gastritis.Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Dinas: Jakarta.
Rekam Medik Rumah Sakit Panti Waluya
Malang. 2017.

Tarwoto & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar


Manusia dan Proses Keperawatan Ed 4.
Salemba Medika: Jakarta

6
7
8
9

Anda mungkin juga menyukai