Proposal
Proposal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mutu pendidikan pengetahuan sosial. Kesejahteraan bangsa saat ini tidak hanya
bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber
pada modal intelektual, sosial dan kepercayaan. Dengan demikian tuntutan, untuk
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesesuaian
program pembelajaran IPS dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi IPS
menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal, dan bermoral semenjak
dini. Untuk itu IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang mulai diajarkan dari
(SMP). pembelajaran IPS yang merupakan salah satu mata pelajaran pada jenjang
pendidikan dasar memfokuskan kajiannya pada hubungan antar manusia dan proses
1
2
Mata pelajaran IPS SD tidak hanya bersifat hafalan saja tetapi dapat
dimengerti dan dipahami oleh peserta didik, serta dapat menerapkan atau
Berarti di samping memberi peserta didik dengan pengetahuan, guru juga membantu
misi untuk menjadikan peserta didik mempunyai sikap dan tingkah laku yang sesuai
dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Apabila peserta didik telah
memiliki sikap yang sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat maka
setiap pribadi yang demikian akan memancarkan sinarnya dalam kehidupan baik
terhadap alam sekitar, terhadap Sang Khalik maupun terhadap dirinya sendiri sebagai
manusia yang hidup di alam sekitarnya. Berkenaan dengan itu terasalah betapa
sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada dalam masyarakat, karena itu
para guru sangat dibutuhkan dalam menyajikan mata pelajaran IPS sebagai pelaksana
11-13 April 2017 dalam pembelajaran IPS di sekolah Khususnya di SD Negeri 117
sehingga tujuan pembelajaran IPS belum tercapai secara maksimal. Selain itu dalam
kurang menarik perhatian, minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran, hal
ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan pasif dalam pembelajaran, 2) guru
(tingkat akademik, jenis kelamin, ras, dan etnis) peserta didik sehingga ada dalam
satu kelompok itu peserta didik yang tingkat akademiknya tinggi saja, dan yang
keterampilan bersosial belum begitu nampak dalam praktek keseharian peserta didik,
tercapai. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu mencari metode pembelajaran yang
kelompok tersebut peserta didik dilatih untuk saling bekerja sama dalam
kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-
tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.
4
Tipe Model pembelajaran kooperatif sangat banyak, salah satunya tipe Student
Team Achievement Division (STAD). Sebagai salah satu tipe dari kooperatif, tipe
STAD tidak jauh berbeda dengan tipe lainnya yaitu mengutamakan kerja sama dalam
menuntaskan materi pembelajaran, kemudian saling membantu satu sama lain untuk
memahami bahan pembelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan atau
melakukan diskusi.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari
didik akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang untuk
menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Slavin (2009:12) gagasan
utama dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi
peserta didik supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain
ditempatkan dalam kelompok belajar yang terdiri dari tingkat akademik dan tingkat
sosial yang berbeda. Namun perbedaan tersebut bukan merupakan penghalang bagi
peserta didik untuk melakukan kerja sama dalam kelompoknya. Dengan perbedaan
5
tujuan bersama dengan cara bekerja sama, misalnya peserta didik yang
(tutorial) karena dalam kelompok tersebut semua anggota kelompok harus menguasai
materi yang diberikan. Dengan demikian mereka dilatih untuk menjunjung tinggi
kelompok biasa, yaitu nilai kelompok diambil dari kemajuan nilai individu yang
kemajuan kelompoknya, dan bagi kelompok yang terbaik diberi penghargaan (pujian
atau hadiah). Dengan demikian seluruh peserta didik akan aktif dan termotivasi
Lubuk Landai ”.
6
B. Identifikasi Masalah
sehingga kurang menarik perhatian, minat dan motivasi peserta didik dalam
pembelajaran, hal ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan pasif dalam
pembelajaran.
didik.
kelamin, ras, dan etnis) peserta didik sehingga ada dalam satu kelompok itu
peserta didik yang tingkat akademiknya tinggi saja, dan yang rendah saja.
sehingga kurang menarik perhatian, minat dan motivasi peserta didik dalam
pembelajaran, hal ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan pasif dalam
pembelajaran.
7
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
untuk proses pembelajaran IPS di SD. Secara khusus, hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi:
diterapkan.
2. Bagi guru, sebagai masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran IPS dengan
A. Kajian Teori
a. Pengertian IPS
dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
pendidikan dari pada transfer konsep, karena dalam pembelajaran IPS peserta didik
serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah
dimilikinya.
salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS
memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Masa-masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh
9
10
sikap, nilai, moral, serta keterampilan bagi peserta didik, sehingga peserta didik dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta
b. Tujuan IPS
peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mengenal
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi
kehidupan di masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan tujuan mata pelajaran IPS
adalah untuk mendidik , memberi bekal dan kemampuan dasar kepada peserta didik
lingkungannya, serta berbagai bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
sekitarnya. Ini disebabkan karena manusia tumbuh dan kembang pada lingkungan
yang memiliki sistem sosial dan budaya yang berbeda. Menurut Ischak (2010:1.37)
ruang lingkup IPS adalah hal-hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya
Depdiknas (2009:575) menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-
dan perubahan, 3) Sistem sosial dan budaya, 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
pelajaran IPS adalah mengkaji manusia dan segala aspek yang berhubungan dengan
kehidupannya.
12
dirumuskan. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik dituntut bekerja sama
dalam kelompoknya.
antar peserta didik dalam sebuah kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Senada
salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok-
tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok dan dapat bertanggung jawab atas hasil
keterampilan sosial.
pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan kinerja dan hasil belajar peserta
didik serta mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, yang nantinya sangat
dianut yaitu sesuai dengan yang dinyatakan oleh Nurasma (2008:6) adalah sebagai
berikut :
1)Belajar peserta didik aktif, model pembelajaran kooperatif berpusat pada peserta
didik, aktivitas belajar dominan dilakukan peserta didik, dan pengetahuan yang
menciptakan strategi yang tepat agar seluruh peserta didik mempunyai motivasi
yang menyenangkan, tidak ada lagi suasana yang menakutkan dan suasana
kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepaada setiap anggota
membelajarkan.
kooperatif melatih peserta didik untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan
dan mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kerjasama dalam diri peserta
didik.
komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok. Pendapat Anita di atas dapat
anggotanya. Oleh sebab itu semua anggota kelompok harus merasa terikat dan
3) Tatap Muka
kelompok.
kelompok.
sepenanggungan bersama.
4) Peserta didik haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya
kelompok yang terdiri dari beberapa orang peserta didik yang memiliki kemampuan
Intruction (TAI), Group Investigation (GI), Co-op Co-op, dan Jig Saw II. Penjelasan
kooperatif terdiri atas 7 tipe yaitu: Student Team Achievement Division (STAD),
(CIRC), Team Accelerated Intruction (TAI), Group Investigation (GI), Jig Saw II dan
Co-op Co-op.
STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,
empat atau lima orang peserta didik yang merupakan campuran dari kemampuan
akademik yang berbeda. lebih dulu menyajikan materi, kemudian anggota tim
mempelajari materi dan memastikan semua anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut.
oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada peserta
menulis untuk kelas tinggi di SD. Mereka terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan
bersama, saling membacakan satu sama lain, membuat prediksi, membuat ikhtisar,
19
6) Jigsaw
Model jigsaw dapat digunakan bilamana materi yang harus dikaji berbentuk
narasi tertulis. Dalam model pemebelajaran ini peserta didik bekerja dalam tim-tim
yang bersifat heterogen sebagaimana dalam STAD dan TGT. Pada model Jigsaw
peserta didik dibagi atas kelompok ahli dan pakar, yang kemudian diberi bab-bab
atau unit-unit lain untuk dibaca, dan diberi lembar pakar yang berisi topik-topik yang
berbeda bagi masing-masing anggota tim untuk dijadikan fokus ketika membaca.
menempatkan kelompok-kelompok dalam kerja sama satu dengan yang lain untuk
mengkaji topik kelas. Dalam model ini memungkinkan siswa untuk bekerja sama
mereka untuk saling tukar pemahaman yang baru dengan teman-teman sebaya.
dengan model kooperatif. Menurut Nurasma (2008:21) keunggulan yang paling besar
20
kooperatif adalah:
guru.
3) Dapat membantu peserta didik untuk respek pada orang lain dan menyadari
menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya, serta tidak memiliki rasa
dendam.
STAD adalah salah tipe pembelajaran kelompok yang paling sederhana, yang
belajar yang beranggotakan empat atau lima orang peserta didik yang merupakan
dengan empat orang anggota, anggota tersebut campuran yang ditinjau dari tingkat
baik secara individu maupun secara kelompok untuk mencapai tujuan bersama,
walaupun di dalam kelompok terdapat perbedaan akademik, jenis kelamin dan ras,
Nurasma (2008:51) tahap-tahap model kooperatif tipe STAD adalah: (1) penyajian
materi, (2) kegiatan belajar kelompok, (3) pemeriksaan terhadap hasil kegiatan
kelompok, (4) peserta didik mengerjakan soal-soal tes secara individual, (5)
menjelaskan, model kooperatif tipe STAD terdiri atas lima komponen utama:
penyajian materi oleh guru di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung
seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru.
atau materi lainnya. Dalam kerja kelompok setiap anggota tim harus melakukan
yang terbaik untuk timnya, oleh karena itu setiap anggota tim harus bekerja sama.
membacakan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan kelompok yang lain
23
Setelah akhir satu atau dua periode setelah guru memberikan prensentasi dan
sekitar satu atau dua periode praktek tim, para peserta didik akan mengerjakan
kuis/tes. Para peserta didik tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, dengan cara membuat daftar skor
Penggunaan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS akan lebih
menarik bagi peserta didik, karena dengan menggunakan model ini peserta didik
akan ikut aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih
bermakna. Dan juga bisa melatih peserta didik untuk bekerja sama, menerima
telah diuraikan sebelumnya maka tahap-tahap model kooperatif tipe STAD dalam
berikut:
a. Tahap persiapan
dilaksanakan.
kelompok.
4) Menentukan skor dasar awal, skor dasar merupakan skor pada kuis
sebelumnya.
b. Tahap pelaksanaan
sangat dibutuhkan penjelasan dan arahan dari guru, secara operasional. Kegiatan
1) Penyajian materi
Pada tahap ini pertama sekali guru memberikan dua rangkap LKS pada
setiap kelompok, setelah itu guru menjelaskan ketentuan yang berlaku di dalam
dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah dan pertanyaan yang terdapat pada
b) menugasi kelompok lain memberikan tanggapan atas hasil kerja kelompok yang
terdapat kesalahan-kesalahan.
individu. Dalam menjawab soal-soal tersebut peserta didik tidak boleh bekerja
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, dengan cara membuat daftar
kelompok.
6) Penghargaan kelompok
individual berdasarkan selisih perolehan skor kuis terdahulu (skor dasar) dengan
skor kuis terakhir. Maka kelompok yang memperoleh skor yang tertinggi akan
4. Hasil Belajar
pembelajaran. Menurut Oemar (2008:20) Hasil belajar adalah tingkah laku yang
timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan
sosial, emosial, dan pertumbuhan jasmani. Sedangkan menurut Sumiati dan Asra
Selanjutnya hasil belajar peserta didik dapat ditinjau dari beberapa hasil
Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan, hasil belajar dapat dilihat dari
proses pembelajaran dan bagaimana peserta didik tersebut bisa menerapkannya serta
27
mampu memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan apa yang telah
dipelajarinya. Dalam KTSP hasil belajar yang dituntut bukan kognitif saja tetapi
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakuo kegiatan mental atau otak.
Menurut Anas (2009:49) dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir,
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap atau nilai. Menurut
Anas (2009:54) ada lima jenjang yang terdapat dalam ranah afektif yaitu: a)
mengatur (organization), dan e) karakterisasi dengan suatu nilai atau kelompok nilai
belajar yang diharapkan adalah ranah kognitif dan ranah afektif. Karena pada
Hasil belajar yang diharapkan dalam pembelajaran IPS yang ideal adalah
75%. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2008: 149) yang menyatakan bahwa
28
mencapai ketuntasan ideal. Merujuk dari pendapat para ahli tersebut, maka hasil
belajar yang peneliti inginkan melalui penggunaan model kooperatif tipe STAD
B. Penelitia Relevan
dapat meningkatkan hasil dan proses pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri
27 Kota Semarang.
C. KERANGKA TEORI
mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran, dengan model ini peserta didik
Semakin aktif peserta didik dalam pembelajaran maka pemahaman peserta didik
maka hasil belajar akan meningkat. Disamping itu juga bisa melatih peserta didik
untuk bekerja sama, menerima keberagaman, dan memupuk serta membina sikap
sebagai berikut: tahap pertama diawali dengan penyajian materi kepada peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, kedua memberi tugas
atau permasalahan yang akan didiskusi atau yang akan dikerjakan pada masing-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu proses yang di
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
penelitian tindakan kelas merupakan proses daur ulang yang diawali dengan
dan hasil tindakan, dan melakukan refleksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 117 Lubuk Landai. Pemilihan lokasi ini
pembelajaran.
31
32
2. Waktu Penelitian
Lubuk Landai. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan terdiri dari beberapa siklus
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 117 Lubuk
Landai tahun ajaran 2016/2017. Jumlah peserta didiknya 27 orang, yang terdiri dari
subjek penelitian ini karena materi yang diajarkan saat peneliti mengadakan
penelitian cocok dengan model pembelajaran yang peneliti pilih yaitu model
kooperatif tipe STAD, serta peserta didik kelas V telah memeliki kemampuan untuk
C. Prosedur Penelitian
dan refleksi. Berikut Berikut rancangan penelitian tindakkan kelas pembelajaran IPS
( STAD ) dalam Meningkatkan Pembelajaran IPS di Kelas V SDN 117 Lubuk Landai.
33
Refleksi I
Belum berhasil
SIKLUS II
Landai. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru
dan peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran IPS di kelas V SDN
mewawancarai guru dan peserta didik tentang proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan selama ini. Dari hasil studi pendahuluan diidentifikasi masalah yang ada
dalam proses pembelajaran IPS di kelas V SDN 117 Lubuk Landai. Setelah
diidentifikasi, diadakan diskusi antara peneliti dengan guru kelas berkaitan dengan
dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 117 Lubuk Landai
1. Perencanaan
Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti bersama guru
membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan ini dimulai dengan
yang sesuai dengan tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD, yang meliputi:
evaluasi.
pengamatan.
d. Mendiskusikan dengan guru kelas tentang tata cara pengumpulan data dalam
dalam pengambilan data. Waktu yang digunakan untuk berdiskusi adalah waktu
yang ada bagi guru misalnya pada jam istirahat, pada waktu pelajaran agama dan
2. Pelaksanaan
model kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 117 Lubuk Landai sesuai dengan
dalam beberapa siklus penelitian. Siklus pertama terdiri atas dua kali pertemuan
Sedangkan siklus kedua dilakukan dua kali pertemuan. Kegiatan dilakukan oleh
peneliti sebagai praktisi dan guru kelas sebagai observer. Praktisi melaksanakan
peserta didik, dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Kegiatan yang
penyajian materi oleh guru di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung
seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh
guru.
atau materi lainnya. Dalam kerja kelompok setiap anggota tim harus melakukan
yang terbaik untuk timnya, oleh karena itu setiap anggota tim harus bekerja
sama.
didik.
Setelah akhir satu atau dua periode setelah guru memberikan prensentasi
37
dan sekitar satu atau dua periode praktek tim, para peserta didik akan
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, dengan cara membuat daftar
kelompok.
3. Pengamatan
dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan
sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas selaku observer pada waktu peneliti
Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) dan guru kelas (observer) berusaha
mengenal, dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang
telah terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak
lembar pengamatan.
38
Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai siklus II.
4. Refleksi
Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini peneliti dan
telah dilakukan.
itu, hasil kegiatan refleksi setiap tindakan digunakan untuk menyusun simpulan
1. Data Penelitian
model kooperatif tipe STAD pada peserta didik kelas V SDN 117 Lubuk Landai.
Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan
didik yang meliputi interaksi proses pembelajaran antara guru dengan peserta
didik, dan antara peserta didik dengan peserta didik dengan menggunakan model
2. Sumber data
model kooperatif tipe STAD melalui enam tahap. Data diperoleh dari subjek yang
diteliti yakni guru dan peserta didik kelas V SDN 117 Lubuk Landai.
sebagai berikut:
a. Observasi
dilakukan oleh teman sejawat untuk mengamati apa yang terjadi selama proses
pembelajaran ditandai dengan memberi ceklis pada kolom yang ada pada lembaran
observasi.
b. Pencatatan lapangan
observasi. Pencatatan dilakukan terhadap segala sesuatu yang tampak dalam peroses
pembelajaran dan langsung ditulis dalam bentuk catatan lapangan, yang digunakan
IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 117 Lubuk
Landai.
c. Tes
Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam kelas,
d. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto-foto dan vidio pada saat penelitian sabagai data
visual untuk memperkuat data baik dari peneliti maupun dari peserta didik.
F. Instrument Penelitian
Unsur-unsur yang diamati dalam pelaksanaan mengacu pada apa yang tertera pada
mengamati apa yang terjadi selama proses pembelajaran. Unsur-unsur yang menjadi
butir sasaran pengamatan bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan
memberikan ceklist di kolom yang ada pada lembar penilaian. Peneliti disini berperan
sebagai praktisi yang melaksanakan kegiatan yang ada di dalam perencanaan dan
guru kelas serta teman sejawat yang berperan sebagai observer yakni sebagai
pengamat yang berada di luar aktivitas tetapi masih berada dalam setting penelitian.
guru dan peserta didik telah menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan rencana yang ditetapkan, 2) hasil soal latihan telah menunjukkan
bahwa dua pertiga dari peserta didik yanga ada telah menjawab pertanyaan dengan
42
baik, 3) hasil tes akhir dari semua subjek telah memperoleh skor rata-rata lebih dari
atau sama dengan 75%, 4) hasil wawancara telah memberikan informasi bahwa
A. Analisis Data
interaktif ini terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain
yaitu dimulai dengan reduksi data, pembeberan data sampai pada penarikan
kesimpulan.
Analisis data kualitatif dilakukan terhadap data data yang berupa informasi,
uraian yang berupa penjelasan-penjelasan yang tersaji dalam lembar pengamatan dan
transkrip wawancara. Sedangkan terhadap data kuantitatif yaitu data dalam bentuk
penyajian data dan terakhir penyimpulan atau verifikasi .Tahap analisis yang
tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis data dapat diuraikan
sebagai berikut:
dan pemilihan data. Seperti pengelompokan data pada siklus pertama dan siklus
Data yang telah dipisah-pisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan
mana yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan yang tidak dibuang.
permasalahan yang diteliti, disajikan dalam bentuk teks maupun tabel sehingga
lapangan, dan bertukar pikiran dengan ahli, teman sejawat, guru serta kepala
sekolah.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data
perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan evaluasi. Analisis data dilakukan dengan cara
terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi yang
pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada
F
x100 %
P= N
Keterangan
P = Persentase
F = Frekwensi
N = Jumlah responden
observasi guru dan peserta didik telah menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan rencana yang ditetapkan, 2) hasil soal latihan telah
menunjukkan bahwa dua pertiga dari peserta didik yanga ada telah menjawab
pertanyaan dengan baik, 3) hasil tes akhir dari semua subjek telah memperoleh skor
rata-rata lebih dari atau sama dengan 75%, 4) hasil wawancara telah memberikan
DAFTAR RUJUKAN
Ischak SU, dkk.2010. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kunandar. 2009. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Suharsimi, Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.