Anda di halaman 1dari 5

KIAT PERAWATAN GIGI ANAK DENGAN AUTISME

Kesehatan gigi dan mulut pada anak memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak secara umum. Begitu juga dengan anak dengan autism. Ada cara-cara tertentu
yang harus orang tua pahami agar pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut sehari-hari pada anak
dengan autism dapat dilakukan dengan baik.

I. PENGERTIAN AUTISME

Autisme adalah gangguan perkembangan neurobiologis yang berat/luas (gangguan


syaraf). Kondisi ini mengenai seseorang sejak lahir ataupun pada masa balita, yang membuat
dirinya tidak dapat berkomunikasi dengan normal. Akibatnya anak akan terisolasi dari manusia
lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif (Baron, Cohen, 1993).
Anak dengan autism dapat tampak normal pada tahun pertama maupun tahun kedua
kehidupannya. Seringkali, orang tua baru menyadari setelah adanya keterlambatan kemampuan
berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda Ketika anak tersebut berinteraksi dengan anak
lain. Anak dengan autisme dapat menjadi lebih sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap
rangsangan dari kelima panca indera yang dimilikinya. Perilakunya dapat menjadi agresif
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain atau bahkan sangat pasif.
Beberapa hal lain yang tampak pada anak dengan autisme adalah respon-respon yang
tidak wajar terhadap informasi sensoris yang mereka terima seperti suara bising, cahaya,
permukaan atau tekstur dari suatu bahan tertentu dan pilihan terhadap rasa tertentu. Semua ini
harus diperhatikan dalam mengajarkan mereka dalam hal menjaga Kesehatan gigi dan mulut.

II. PENTINGNYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK

Kesehatan gigi dan mulut meliputi Kesehatan gigi dan jaringan lunak di dalam mulut,
yaitu gusi, lidah, bibir, langit-langit dan jaringan lunak pipi.
Penyakit yang paling sering ditemui adalah karies gigi (gigi berlubang) dan radang gusi. Jika ada
gigi yang berlubang dan radang gusi yang tidak dirawat maka dapat menimbulkan rasa sakit dan
infeksi sampai terjadi pembengkakan.
Jika anak tidak dapat makan dengan baik tentu asupan gizi menjadi kurang baik, anak
mudah sakit dan rewel, kadang-kadang terjadi infeksi disertai demam. Apabila tidak segera
ditangani, hal ini akan berbahaya, karena infeksi dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Kesehatan gigi dan mulut yang baik dapat diperoleh dengan menjaga kebersihan gigi dan
mulut pada anak sejak bayi, menjaga pola makan, serta kunjungan rutin ke dokter gigi setiap
enam bulan sekali. Hal ini tidaklah mudah, apalagi pada anak dengan autisme. Ada cara-cara
khusus untuk membiasakan anak dengan autisme untuk menyikat gigi dan membawa ke dokter
gigi.
Selain dengan sikat gigi, orang tua harus memberi contoh cara menyikat gigi dan
membersihkan gigi dengan benang (dental floss). Hal ini harus dilakukan berulang-ulang sejak
dini. Diperlukan cara-cara khusus dalam membiasakan anak dengan autisme untuk menggosok
gigi apalagi sampai mereka dapat menyikat giginya sendiri.

III. PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

a. Menyikat Gigi
Anak autisme sangat sensitive terhadap rasa. Untuk memulai sikat gigi bisa dengan cara
menyentuh bibir dengan kasa atau sikat gigi dahulu, lalu baru mengenai giginya. Pilihlah
pasta gigi yang rasanya disukai anak. Karena adanya gangguan motoric yang menyertai anak
dengan autisme, acara sikat gigi harus dibantu atau didampingi orang tua.
Pada anak usia sekolah, sikat gigi dapat diajarkan secara visual yaitu melalui gambar-
gambar urutan menyikat gigi, mulai dari mengambil sikat gigi, mengambil pasta gigi,
membuka pasta gigi, menutup pasta gigi kembali, menggosok gigi, berkumur, mencuci sikat
dan mengembalikannya. Walaupun anak dengan autisme ini sudah dapat menyikat giginya
sendiri, kontrol dari orang tua tetap diperlukan.
Buat langkah-langkah menyikat gigi menjadi enam urutan langkah singkat yang mudah
diingat, yaitu:
1. Sikat gigi depan atas dan bawah bagian luar.
2. Sikat gigi belakang kiri dan kanan atas bagian luar.
3. Sikat gigi atas bagian dalam.
4. Sikat gigi belakang atas kiri dan kanan bagian dalam.
5. Sikat gigi depan bawah bagian dalam.
6. Sikat gigi belakang bawah bagian dalam.
Hal yang penting diperhatikan adalah selalu berikan penghargaan kepada anak setiap
selesai menyikat gigi dan flossing untuk memotivasi anak untuk selalu melakukan hal
tersebut.
IV. KUNJUNGAN KE DOKTER GIGI

Berikut tips dalam melakukan kunjungan ke dokter gigi pada anak dengan autisme :
1. Pilihlah dokter gigi yang berpengalaman menghadapi anak berkebutuhan khusus.
2. Berikan informasi ke dokter gigi bahwa anak Anda berkebutuhan khusus (autisme).
3. Beritahukan kepada dokter gigi yang akan merawat anak Andajika anak sensitif terhadap
hal-hal tertentu (cahaya, bunyi, getaran, rasa pasta gigi, dan sebagainya).
4. Usahakan kunjungan ke dokter gigi dilakukan pada saat anak santai dan sebaiknya
dilakukan pagi hari.
5. Buatlah perjanjian seawal mungkin sehingga perhatian anak belum terpecah.
6. Pada kunjungan pertama, usahakan anak melakukan orientasi terlebih dahulu.
7. Bawalah barang favorit anak untuk menemaninya ke dokter gigi yang nantinya akan
membuat anak nyaman ke dokter gigi.
Lakukan kunjungan ini secara rutin dan teratur sehingga anak terbiasa untuk mencegah
terjadinya kerusakan gigi dan mencegah penyakit-penyakit di dalam mulut.
Kesehatan gigi anak berhubungan erat dengan fungsi dari rongga mulut, kemampuan
bicara dan komunikasi, makan serta penampilan mereka. Baik anak normal maupun
berkebutuhan khusus memerlukan perawatan yang hampir sama namun dengan penanganan
yang sedikit berbeda

V. PERAWATAN KHUSUS BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Ada kemungkinan berkebutuhan khusus tidak dapat berkomunikasi dengan baik atau
postur tubuh mereka tidak mendukung, contohnya pada anak dengan autisme/cerebral palsy.
Tubuh mereka akan bergerak terus sehingga perlu penanganan-penanagan khusus Ketika
merawat gigi mereka.
Anak dengan berkebutuhan khusus kini sudah banyak diekspos namun sayangnya pemerintah
belum melakukan penyuluhan bagi orang tuan dari anak berkebutuhan khusus sehingga orang
tua seringkali tidak tahu harus membawa kemana jika anaknya sakit gigi.
Anak berkebutuhan khusus harus sedini mungkin dibawa ke dokter gigi untuk
mengenalkan ke mereka suasana dalam ruangan pemeriksaan. Bentuk penolakannya akan lebih
keras Ketika anak sudah merasakan sakit sehingga dapat mempersulit perawatan dan Tindakan.

VI. PERAN DOKTER GIGI DAN ORANG TUA


Inti dari perawatan gigi pada anak berkebutuhan khusus adalah waktu dan kesabaran.
Orang tua harus sedini mungkin membawa anaknya ke dokter gigi sebelum merasakan sakit
gigi, dengan demikian dokter bisa memberi arahan untuk mengoptimalkan fungsi rongga mulut
anak untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.
Orang tua dianjurkan untuk membawa anak ke dokter gigi saat usianya mencapai 18
bulan atau saat sudah ada gigi susu yang tumbuh. Cukup dating untuk konsultasi, walau tidak
ada Tindakan yang diambil karena orang tua akan diajarkan cara membersihkan gigi dan rongga
mulut anak. Perawatan pasca kunjungan ke dokter gigi tidak kalah penting dalam perawatan gigi
anak berkebutuhan khusus. Orang tua dan pengasuh harus tetap tekun dan sabar mengajarkan
cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada mereka.

VII. OBSERVASI
Terkadang dokter gigi akan melakukan observasi apakah anak perlu bantuan terapi
wicara yang dilanjutkan dengan terapi okupasi agar kelak ia bisa menggosok gigi atau makan
sendiri. Untuk hal seperti ini maka penanganannya akan bersifat multidisipliner, bekerja sama
dengan dokter anak dan terapis terkait.
Banyak sekali kasus anak yang datang terlambat Ketika giginya sudah hancur akibat
susu botol atau pengobatan yang berkelanjutan. Untuk kasus seperti ini dokter gigi akan
menganjurkan kepada dokter anak agar pasien tidak diberikan obat-obatan atau antibiotika
yang mengandung pemanis.
Masalah yang paling umum terjadi jika anak datang terlambat ke dokter gigi adalah gigi
berlubang, radang gusi dan karang gigi. Pada anak yang memiliki kebiasaan mengeces (drooling)
saat hormone anak sudah aktif di usia 11 atau 12 tahun maka biasanya menimbulkan bau mulut
yang tidak menyenangkan (halitosis). Untuk drooling, dokter gigi bekerja sama dengan dokter
anak untuk mengurangi saliva (air liur) atau memberi obat-obatan tertentu yang bertujuan
untuk menurunkan produksi saliva.
Anak berkebutuhan khusus lebih rentan terhadap masalah gigi disbanding dengan anak-
anak lainnya karena alasan berikut :
1. Ketidakmampuan mereka untuk mandiri
2. Ketergantungan mereka kepada orang lain untuk membersihkan rongga mulut

VIII. PERAWATAN REHABILITATIF


Setiap anak mempunyai kebutuhan dan kondisi yang berbeda sehingga pendekatan dan
perawatan anak berkebutuhan khusus harus dibuat sesuai kondisi tiap anak tersebut. Hal ini
menyebabkan banyak modifikasi yang harus dilakukan dalam merawat mereka. Tahap
pendekatan yang dapat dilakukan Ketika melakukan perawatan pada anak berkebutuhan
khusus adalah :
1. Penatalaksanaan Perilaku (Behaviour Management)
Behaviour management dilakukan dengan menggunakan kata-kata sehingga anak bisa
mengerti. Selama anak masih dapat berkomunikasi maka pendekatan ini dapat diambil
walaupun harus harus sering diulang dan harus diawasi.
2. Restraint
Cara ini bisa dilakukan dengan bodily restraint, contohnya ibu menahan tangan atau kaki
anak dengan tubuhnya untuk membatasi pergerakan anak.
3. Pemberian Obat Penenang
Sedasi biasanya dilakukan tergantung dari hasil konsultasi dengan dokter yang merawat.
Pemberian obat penenang ada batasannya sehingga sedasi bersifat selektif dan tidak
absolut untuk semua anak.
4. Bius Umum
Bius umum adalah pendekatan yang diambil Ketika anak tidak kooperatif. Pendekatan ini
memiliki risiko dan biaya tinggi. Oleh karena itu merupakan pendekatan terakhir yang
diambil.

IX. TINDAKAN PREVENTIF


1. Orang tua datang dari awal untuk mengenalkan anak pada perawatan gigi
2. Perawatan gigi secara rutin diperlukan untuk menghindari karies. Pembersihan rongga
mulut secara professional oleh dokter gigi sangat penting bagi anak berkebutuhan khusus
dengan tujuan agar masalah dapat terdeteksi sedini mungkin
3. Penanganan multidisipliner dengan dokter anak agar diet dan obat-obatan yang manis dapat
dihindari
4. Penutupan pit dan fissure sealant. Sealant adalah bahan tambal cair yang mengisi alur-alur
permukaan gigi sehingga efektif mencegah partikel makanan masuk. Penutupan pit dan
fissure sealant akan efektif mencegah terjadinya karies

Anda mungkin juga menyukai