BAB II Mutram Efendi
BAB II Mutram Efendi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Atrial Septal Defeft (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek)
pada septum inter atrial yang terjadi karena kegagalan fusi septum interatrial
2.1.2. Klasifikasi
sekundum, bila lubang terletak pada daerah fosa ovalis, (2) ASD primum, bila
lubang terletak di daerah ostium primum, yang mana ini termasuk salah satu
bentuk Atrio Ventricular Septal Defeck (AVSD), dan (3) Sinus Venosus Defect
(SVD) bila lubang terletak di daerah sinus venosus dekat muara vena kaya
2.1.3. Patofisiologi
Karena tekanan atrium kiri lebih melebihi atrium kanan maka darah mengalir
dari atrium kiri ke kanan, sehingga terjadi peningkatan lairan darah yang kaya
akan oxygen ke dalam sisi kanan jantung. Volume darah ini ditoleransi baik oleh
ventrikel kanan karena dialirkan oleh tekanan yang lebih rendah dibandingkan
9
10
diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai
Ibu menderita infeksi rubella, Ibu alkoholis, Umur ibu pada saat kehamilan >
40tahun, Ibu dengan IDDM, Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu saat
kehamilan
Anak yang lahir sebelumnya menderita Penyakit Jantung Bawaan, Ayah dan ibu
Banyak anak-anak atau remaja dengan ASD tidak menunjukkan gejala apa-apa
2.1.6.1 Elektrokardiogram
Deviasi sumbu QRS kekanan, Right Bundle Branch Block (RBB), Hipertrofi
yang berkurang didaerah tepi pada Hipertensi Pulmonal yang sudah terjadi
2.1.6.3 Ekokardiogram
Lokasi celah ASD pada pandangan subsifoid: ASD primum, ASD sekundum dan
SVD superior atau inferior, Tentukan semua muara vena pulmonalis khususnya
(APVD).
12
dan kiri.
Bila tidak ada tanda-tanda hipertensi pulmonal operasi closure ASD dilakukan
secara elektif, pada anak dianjurkan usia pra sekolah. ASD closure adalah
penutupan dengan dakron pacth pada lubang defek Atrium. Bila pada
pemeriksaan echokardiografi lubang ASD sudah cukup jelas dengan flow rasio
lebih dari 1,5 mm, maka penutupan operasi ASD closure. Operasi dapat
yang terjadi pada pasien post operasi yaitu perdarahan, tamponade jantung,
jantung rendah, kegagalan ginjal, infeksi luka, sepsis, gangguan neorologi dll (
ASD juga dapat dilakukan penutupan menggunakan alat khusus melalui prosedur
2.2 Nyeri
Ada dua definisi nyeri popular yang akan dijelasakan dalam literatur ini. Nyeri
Association for the Study of pain). Nyeri merupakan sesuatu yang unik dan
subyektif dan bervariasi dari satu orang dengan orang lain. Dalam hal ini pasien
sendiri yang paling ahli dengan pengalaman nyerinya. Pada saat perawat, dokter
atau tenaga kesehatan lainnya tidak dapat merasakan pengalaman nyeri klien,
M. 2009).
Hasil penelitian ini Gill (1990 dalam Potter dan Perry, 2005) mengemukakan
yaitu pengaruh jenis kelamin terhadap nyeri belum dapat dijawab secara pasti.
merupakan hal unik pada setiap individu tanpa memperhatikan jenis kelamin.
Secara umum laki-laki dan perempuan tidak berbeda secara signifikan dalam
berespon terhadap nyeri. Berkley (1999) dalam jurnal yang berjudul sex
rendah, kemampuan untuk mendeskripsikan nyeri lebih tinggi, nilai skala nyeri
lebih tinggi dengan kurang toleransi terhadap rangsangan nyeri yang berat
Nyeri dapat meningkat pada berbagai waktu dengan aktifitas spesifik seperti
yang relatif stabil dan adekuat yang mengontrol nyeri pada level bagian bawah.
menyebabkan nyeri adalah napas dalam dan batuk efektif. Saat sternum dibuka
pada pembedahan, perpindahan tulang rusuk selama napas dalam dan batuk bisa
meningkatkan nyeri.
Klien dengan nyeri yang tidak putus-putusnya (unrelieved pain) kurang dapat
melakukan napas dalam, batuk atau berpindah di sekitar tempat tidur saat paska
relative lebih lambat. Nyeri yang terus menrus dan tidak putus-putusnya ini juga
pulmonal. Kondisi jantung yang kurang baik dihubungkan dengan nyeri yang
volume stroke dan kerja jantung yang bisa meningkatkan konsusmsi oksigen di
pembedahan. Nyeri yang terus menerus post ASD Closure dapat mengganggu
atelektasis, pneumonia, hipoksemia dan retensi secret. Nyeri yang tidak putus-
putusnya ini sejalan sebagai sumber yang negatif bagi hasil yang ingin dicapai
pasien yang menyebabkan peningkatan biaya dan lama rawat di RS. semakin
baik preoperatif maka lama hari rawat makin singkat dan pemberian terapi
a) Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku nyeri. Nyeri terjadi
mekanik, kimia, atau listrik menyebabkan pelepasan subtansi atau mediator yang
reseptor-resptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir, dan
c) Impuls saraf
yang yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar disepanjang serabut saraf
thalamus dan ke pusat nyeri di otak besar. Persepsi nyeri terjadi ketika
Impuls nyeri berjalan ke tanduk dorsal tulang belakang, kemudian terjadi sinapsis
dengan neuron tanduk dorsal disubstantia gelatinosa lalu ke otak. Sensasi dasr
nyeri terjadi di thalamus, dilanjutkan sistem limbik (pusat emosi) dan kortek
d) Teori
menghasilkan rangsangan nyeri. Sampai saat ini dikenal dengan berbagai teori
yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang
Seorang psikolog Ronald Melzack dan ahli anatomi Patrick Wall memperkenalkan teori
gate control. Menurut teori ini serabut saraf perifer membawa nyeri ke spinal cord dan
inputnya dimodifikasi pada tingkat spinal cord sebelum ditransmisikan ke otak. Melzack
dan Wall menjelaskan melalui gate control theory bahwa sensari nyeri akan dirasakan
bila impuls/rangsangan nyeri dari sumber nyeri berhasil dihantarkan oleh serabut saraf
ke pusat nyeri di sistem saraf pusat (otak) melalui gerbang nyeri (pain gate). Gerbang
17
nyeri dapat ditutup dengan cara mengaktifkan serabut saraf Aβ melalui rangsangan raba,
tekanan, sentuhan, atau getaran pada nyeri, sehingga impuls nyeri tidak diteruskan ke
medulla spinalis dan juga ke otak dan akhirnya seseorang tidak merasakan sensasi nyeri.
Saat gerbang nyeri terbuka, rangsangan nyeri dapat dihantarkan ke otak sehingga timbul
terdiri dari beberapa derivat dari opium seperti morfin dan kodein. Narkotik dapat
obat ini mengadakan ikatan dengan reseptor opiat (seperti delta dan alfa ) dan
Narkotik tidak hanya menekan rangsang nyeri, tetapi juga menekan pusat
pernafasan dan batuk di medullah batang otak. Dampak lain dari narkotik adalah
sedasi dan peningkatan toleransi obat sehingga kebutuhan dosis obat akan
Acetaminofen, dan ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek
anti inflamasi dan anti deman (antipiretik). Obat-obat golongan ini menyebabkan
18
penurunan nyeri yang bekerja pada ujung-ujung syaraf perifer di daerah yang
menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada hal-hal lain
sehingga klien lupa terhadap nyeri yang dialami klien. Tehnik distraksi pada anak,
sangat efektif digunakan untuk mengalihkan nyeri, hal ini disebabkan karena
distraksi merupakan suatu metode dalam upaya menurunkan nyeri pada anak dan
sering membuat klien lebih dapat menahan nyerinya (Potter, 2006). Selain
nyeri sudah disebutkan dalam literatur dari 50 tahun yang lalu. Terapi dingin
(cold therapy) digunakan untuk menurunkan nyeri post bedah dan masalah
medis yang menyebabkan nyeri. Terapi dingin (cold therapy) juga dapat
mendukung adanya persepsi nyeri akan lebih lambat dengan aplikasi terapi
dingin (cold therapy). Selain itu terapi dingin (cold therapy) juga menurunkan
spasme otot dari trauma musculoskeletal dan waktu penyembuhan dari cedera.
19
Terapi dingin (cold therapy) digunakan untuk menangani nyeri pada sejumlah
analgesik untuk nyeri post pembedahan dan prosedur tindakan. Pemberian terapi
Wirch, J.L. 2004). Penggunaan es sebelum prosedur yang membuat nyeri juga
menunjukkan ada penurunan nyeri yang dikaitkan dengan prosedur terapi dingin
selama 20-30 menit setiap 2 jam khususnya 12-72 jam setelah trauma, pada saat
Pelindung kulit adalah benda yang ditempatkan diantara kulit dan sumber dingin.
Benda ini dapat mengeringkan atau menguapkan bagian yang abash atau sebagai
kulit dan keefektifan terapi dingin (cold therapy). Penelitian Janwantanakul (2004)
menemukan tidak ada reaksi yang kurang ketika es diberikan tanpa pelindung kulit
kulit untuk gel packs. Balutan bedah (dressings) dapat digunakan sebagai
diidentifikasi bahwa analgesik diberikan ketika temperatur kulit sekitar 13,6 0C dan
pengaruh analgesic tidak tampak post perawatan sampai temperatur naik diatas
15,60C. Permukaan kulit lebih dingin daripada lapisan jaringan bagian dalam kulit
pada saat terapi dingin (cold therapy) diaplikasikan. Pada 1 cm kedalaman kulit,
tetapi pada kedalaman 2 cm, tidak ada perbedaan signifikan. Suhu tubuh diatur
masukan dari reseptor yang berada di pusat dan perifer. Jika terjadi perubahan
suhu set point yang konstan. Akan tetapi, selama infeksi substnsi pirogenik
menyebabkan peningkatan set point normal tubuh, suatu proses dimediasi oleh
therapy) pada luka akan merintangi proses penyembuhan. Terapi dingin (cold
setelah bedah mulut. Pada literatur disebutkan tidak ada pengaruh yang
diberikan diatas luka bedah dengan aplikasi penggunaan es lebih dri 30 menit.
injuri. Ruptur kapiler terjadi pada insisi pembedahan. Ketika terapi dingin
Ada dua teori tentang pengaruh terapi dingin (cold therapy)pada pembuluh
aplikasi terapi dingin (cold therapy), vasodilatasi pembuluh darah arah akan
22
penyembuhan.
peningkatan nyeri baik yang terus menerus atau yang dpat ditoleransi.
Selama terapi dingin (cold therapy) diberikan antara 2-7 menit, pasien merasa
terbakar, sensasi sakit, kaku area lokal dan rasa sakit berkurang dirasakan
pada menit ke 5-12. Pada beberapa menit pertama terapi dingin (cold therapy)
diberikan, rasa tidak nyaman karena dingin banyak disebutkan dalam literatur
sebagai rintangan dalam aplikasi. Terapi dingin (cold therapy) dapat diterima
jika sumber dingin disertai dengan pelindung kulit, sehingga sensasi awalnya
Meningkatnya pengalaman nyeri pada saat latihan napas dalam dan batuk harus
untuk napas dalam dan batuk karena hal ini merupakan aktifitas yang penting
untuk penyembuhan.
Usia Prasekolah (3-6 tahun) adalah suatu tahapan perkembangan, dimana anak
mulai mampu berfikir rasional tentang apa yang terjadi pada dirinya dan sudah
mulai mengungkapkan nyeri yang dirasakan secara verbal. Anak juga dapat
menggambarkan intensitas dan lokasi nyeri yang dialami secara lebih rinci.
jelas, seperti mengepalkan tinju dan mengatupkan mulut atau dia membisu (Betz
& Sowden, 2002). Menurut Wong (2004), anak usia prasekolah berada pada
tahap pikiran operasional yang konkret, dimana anak biasanya akan menyatakan
nyeri secara fisik, menerima nyeri psikologis, takut pada kerusakan tubuh dan
kematian.
24
Menurut Wong, (2004), macam-macam skala peringkat nyeri pada anak meliputi
Skala ini terdiri dari 6 wajah kartun yang direntangkan dari wajah tersenyum
untuk “tidak ada nyeri” sampai wajah menangis untuk anak “nyeri paling buruk”
(Hoekenberry, 2010). Digunakan untuk anak usia 3 tahun. Skala ini diatur secara
yang dirasakan.
sebagai “ tidak ada nyeri “ dan “ nyeri paling buruk” pembagian sepanjang
dengan mistar untuk menentukan tingkat nyeri anak. Untuk anak usia 4,5
tahun , skala Vertikal atau Horisontal dapat digunakan ( Walco & Ilowite