Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anjas Martha Sagita

NIM : D1A017034

PELUANG DAN TANTANGAN PERDAGANGAN


INTERNASIONAL DI INDONESIA PASCA WHO

Pada prinsipnya World Trade Organization (WTO) merupakan suatu sarana untuk
mendorong terjadinya suatu perdagangan bebas yang tertib dan adil di dunia ini. Dalam
menjalankan tugasnya, untuk mendorong terciptanya perdagangan bebas tersebut, World Trade
Organization (WTO) memberlakukan beberapa prinsip yang menjadi pilar-pilar World Trade
Organization (WTO). Dengan liberlisasi perdagangan yang digulirkan melalui aturan WTO mau
tidak mau mendorong negara- negra anggotanya mengikuti aturan WTO. WTO yang pada
kenyataannya merupakan kelanjutan dan pengembangan dari GATT yang memiliki tujuan utama
yakni menciptakan persaingan sehat dibidang perdagangan internasional bagi para anggotanya.

Prinsip-prinsip hukum dari perdagangan internasional yang diatur dalam GATT/WTO yaitu:
a. Prinsip Non-Diskriminasi
(Non-Discrimination Principle) Terdapat dua prinsip non diskriminasi dalam hukum
organisasi perdagangan dunia (WTO) yaitu kewajiban the Most-Favoured Nation (MFN) Treatment
dan kewajiban the National Treatment. Prinsip Most-Favoured Nation (MFN), diatur dalam Article
1 section (1) GATT 1947, yang mensyaratkan bahwa anggota-anggota WTO harus memberikan
perlakuan keuntungan yang sama terhadap semua anggota WTO.

b. Prinsip Resiprositas (Reciprocity Principle)


Prinsip Resiprositas ini diatur dalam Article II GATT 1947, mensyaratkan adanya perlakuan
timbal balik diantara sesama negara anggota WTO dalam kebijaksanaan perdagangan internasional.

c. Prinsip Penghapusan Hambatan Kuantitas (Prohibition of Quantitative Restriction).


Prinsip ini telah diatur dalam Article IX GATT 1947, menghendaki transparansi dan
penghapusan hambatan kuantitatif dalam perdagangan internasional. Hambatan kuantitatif dalam
persetujuan WTO adalah hambatan perdagangan yang bukan merupakan tarif atau bea masuk.

Keuntungan perdagangan internasional indonesia dalam sistem perdagangan WTO :

1. Sistem perdagangan multilateral WTO mendorong terciptanya perdamaian


2. Persengketaan antarnegara dapat ditangani secara konstruktif
3. Peraturan – peraturan yang sesuai dengan sistem multilateral akan memudahkan perdagangan
antarnegara
4. Sistem perdagangan multilateral mendorong pengurangan tarif dan hambatan non-tarif,
sehingga biaya hidup menjadi lebih murah. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5. Sistem perdagangan multilateral memberikan banyak pilihan atas produk dengan kualitas
berbeda kepada konsumen
6. Sistem perdagangan multilateral meningkatkan pendapatan
7. Sistem perdagangan multilateral mendorong pertumbuhan ekonomi
8. Prinsip – prinsip dasar sistem perdagangan WTO yang nondiskriminasi, bila secara konsisten
diterapkan akan mendorong perdagangan berjalan lebih efisien
9. Pemerintah negara – negara anggota akan terlindungi dari praktik – praktik persaingan dagang
antarnegara yang tidak sehat
10. Sistem pedagangan multilateral mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih
Indonesia mempunyai peluang cukup besar dengan tumbuhnya beberapa kekuatan ekonomi
baru. Pemasok kebutuhan (raw material, barang industri, tenaga kerja) untuk negara China dan
India adalah peluang paling utama. Keunggulan Indonesia mempunyai sumber-sumber yang
melimpah.

Dilihat dari penerapan prinsip – prinsip nondiskriminasi, yang menguntungkan bagi


Indonesia misalnya ketika negara kita hendak mengimpor sesuatu ke negara lain, maka berdasarkan
prinsip MFN bea masuk yang akan dikenakan terhadap komoditi dari Indonesia adalah sama
dengan yang diberlakukan terhadap komoditi dari negara lainnya, dan hal ini menguntungkan bagi
negara kita.

Sebaliknya, penerapan prinsip National Treatment bisa saja merugikan Indonesia, dimana
berdasarkan prinsip ini harus diberlakukan sama antara barang dalam negeri dengan barang dari
luar negeri. Apabila Indonesia tidak siap untuk bersaing dengan barang – barang import yang
masuk, maka barang produksi dalam negeri tentu saja akan kalah oleh barang – barang yang masuk
dari luar negeri tersebut. Selain itu, Pemerintah Indonesia berdasarkan prinsip ini tidak boleh
membedakan perlakuan terhadap pengusaha dalam negeri dengan perlakuan terhadap pengusaha
dari luar negeri. Meskipun ada pengecualian untuk negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia, dimana prinsip – prinsip nondiskriminasi dalam WTO ini boleh dikesampingkan hanya
dalam jangka waktu 10 tahun saja. Dalam jangka waktu itu negara – negara berkembang yang
mengesampingkan prinsip – prinsip WTO diberikan kesempatan untuk menata perekonomiannya
agar dapat bersaing dalam pasar bebas. Penerapan prinsip ini juga dapat menurunkan pendapatan
negara dari bea masuk barang import, karena tidak boleh ada pembedaan tarif bagi barang dari
negara manapun. Setelah jangka waktu 10 tahun itu, Pemerintah disuatu negara berkembang tidak
dapat lagi memberikan perlakuan khusus seperti pemberian subsidi bagi pengusaha dalam negeri,
karena dengan Masuknya Indonesia ke WTO berarti Indonesia harus patuh pada semua aturan –
aturannya.

Fungsi WTO bagi negara berkembang: Pertama, sebagai suatu perangkat ketentuan (aturan)
multilateral yang mengatur tindak tanduk perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dengan
memberikan suatu perangkat ketentuan perdagangan; Kedua, sebagai suatu forum (wadah)
perundingan perdagangan. Ketiga sebagai suatu “pengadilan” internasional dimana para anggotanya
menyelesaikan sengketa dagangnya dengan anggota-anggota GATT lainnya. Sedangkan manfaat
WTO bagi Negara berkembang adalah dapat meningkatkan kinerja, khususnya bagi Indonesia dapat
menjamin terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatkan produksi dan perdagangan dan
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya dunia. Sementara itu terdapat hambatan, antara lain
kurangnya komitmen pemerintah dalam meningkatkan dunia usaha akibat mengalami masalah
dalam pembangunan, ditambah dengan kurangnya kesiapan sumber daya manusia, baik pengusaha,
kalangan professional, maupun pejabat pemerintah.

Daftar Pustaka
Adolf, Huala. 2004. Hukum Perdagangan Internasional. Bandung : PT. Raja Grafindo Persada.

Jamilus Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum
dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, ANALISIS FUNGSI DAN
MANFAAT WTO BAGI NEGARA BERKEMBANG (KHUSUSNYA INDONESIA) (Analysis Of
The Function And Benefits Of WTO For Developing Countries (Especially
Indonesia)),,Kuningan,jakarta,13 Mei 2017

World Trade Organization, WTO Dispute Settlement: One Page Case-Summaries 1995-2014
(2015).

Anda mungkin juga menyukai