D. PATOGENESIS
Virus ini merupakan mikroorganisme yang hanya dapat hidup dalam sel hidup
maka dalam kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia sebagai
pejamu (Host) terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat
tergantung pada daya tahan tubuh pejam, persaingan akan sembuh sempurna dan
timbul antibody atau perjalanan penyakit menjadi berat dan bahkan dapat menyebabkan
kematian
E. PATOFISIOLOGI
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor ke tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Setelah manusia terkontaminasi oleh virus
tersebut maka akan terjadi infeksi yang pertama kali yang dapat memberikan gejala
sebagai DBD. DBD dapat tejadi bila seorang yang telah terinfeksi pertama kali dapat
infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi dinodus limpatikus
regional dan menyebar kejaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan
kulit secara brobkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus
antibody dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang
berakibat dilepaskannya anafilaktoksin C3a dan Csa sehingga permeablitas dinding
pembuluh darah meningkat dan akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan
ADP, trombosit melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas
kapiler dan melepaskan trombosit. Faktor-faktor yang merangsang koagulasi
intravaskuler. Terjadinya aktivasi faktor homogen (faktor VII) akan menyebabkan
pembekuan intravaskuler yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding
pembuluh darah.
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia
yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, pegal-pegal
diseluruh tubuh, ruam dan bintik-bintik merah pada kulit (petechie) dan hal-hal yang
mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
(hepatomegali) dan pembesaran limpa. Peningkatan Permeabilitas dinding kapiler
mengakibatkan kurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokensentrasi
(peningkatan hematokrit 20%) menunjukkan adanya kebocoran (perembesan) plasma
sehingga hematokrin menjadi lebih penting untuk menjadi ukuran patokan pemberian
cairan intravena. Setelah pemberian cairan intravena peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena
harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan
gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan
mengalami kekurangan cairan yang akan mengakibatkan kondisi yang buruk
bahkan bisa mengakibatkan renjatan.
Jika renjatan dan hipovolemia berlangsung lama, maka akan timbul anoksia
jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.
F. MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi dari dengue antara 3-15 hari namun rata-rata 5-7 hari. Tanda
dini infeksi dengue, adalah:
1. Demam tinggi
2. Facial flushing
+ Hepatomegali
+ Syok : nadi kecil dan cepat dengan tekanan darah turun atau hipotensi
disertai gelisah dan akral dingin
Derajat I (Ringan) : terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala klinis
lain dengan manifestasi perdarahan ringan: uji Touniket +
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemakonsentrasi
-Laboratorium:
H. Penatalaksanaan / Terapi
Pada dasarnya penatalaksanaan DBD bersifat supportif yaitu mengatasi kehilangan cairan
plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan.
Untuk merawat Klien DBD dengan baik, diperlukan dokter dan perawat yang
terampil, sarana laboratorium yang memadai, serta bank darah yang senantiasa siap jika
diperlukan. (Demam Berdarah Dengue, FK, UI. Hal. 104).
Menurut WHO:
DBD derajat I
o Minm banyak (1,5-2 liter perhari)
o Kompres hangat
o Jika klien muntah-muntah infus RL / Asering.
· DBD derajat II
o Minum banyak (1,5-2 liter perhari) o
Infus RL / Asering
o Bila ada perdarahan, tes Hb, jika Hb < 10 berikan PRC(Pack Red
Cell/Eritrosit) sampai Hb lebih dari 10.
o Bila terdapat infeksi sekunder atau renjatan yang berulang-ulang berikan
antibiotik
I. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
k. Ansietas b/d kondisi Klien yang memburuk dan perdarahan yang dialami Klien
l. Gangguan proses keluarga b/d anggota keluarga yang dirawat dirumah sakit
kedinginan, peningkatan
suhu secara actual. Selain
itu alkohol dapat
mengeringkan kulit.
organisme dan
meningkatkan
autodestruksi dari sel-sel
yang terinfeksi.
Mengganti kehilangan
4. Anjurkan Klien minum banyak cairan akibat evaporasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Christanti Effendy, 1995. Perawatan Pasien DHF. Penerbit buku Kedokteran EGC,
Jakarta
3. H.M. Sjaeffollah Noer, dkk., 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi ketiga, balai
penerbit FKUI, Jakarta.
4. Sri Reseki H. Hadinegoro, dkk., 1999. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Kasus: klien demam selama 3 hari demam disertakan dengan sakit kepala. Mual dan
muntah 3Xsehari, nyeri tenggorokan, batuk pilek, pendarahan langsung, sering haus dan
bibir terasa kering selama klien masuk RS.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. M
DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI
“DBD/DHF” DI RSUD MAKASSAR
Tgl. 09 – 11 Mei 2019
I. Pengkajian
Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama : Tn M
2. Umur : 24 tahun
3. JK : Laki-laki
4. Alamat : Jl. Gunung Maliawan
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Status : belum menikah
8. Tgl. Masuk : 09 Mei 2006
9. Tgl. Pengkajian : 09 Mei 2006
10. Diagnosa Medik : DHF
Telinga : daun telinga simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik,
tidak massa dan nyeri
g. Sistem saraf
Fungsi serebral : orientasi baik, klien mampu mengenal waktu, tempat,
dan orang. Mampu mengingat kejadian yang lalu dan mampu berbahasa
dengan kata-kata yang jelas dengan kesadaran komposmentis
Fungsi Cranial :
Nervus I (olfaktorius) : fungsi penciuman baik, mampu membedakan
bau Nervus II (optikus) : fungsi penglihatan baik, mampu melihat
objek
b. Perawatan
> Memberikan kompres hangat
> Menganjurkan Klien banyak minum
> Observasi TTV
> Membantu Klien minum obat paracetamol dan cefotaxim masing-masing 1
tabl.
VII. Data Fokus
Resiko
2. DS: Kebocoran plasma terjadinya
- Permeabilitas kapiler
meningkat
DS:
- Klien mengatakan tidak Perubahan status kesehatan
mengerti akan penyakitnya
DS:
-
DO:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV