Anda di halaman 1dari 34

TERPENOID

TIM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PROF. DR. HAMKA
2021
TERPENOID

Terpenes - class of >20,000 compounds containing


carbon atoms in multiples of five
Terpenoids - oxygen-containing terpenes (alcohols,
ketones, aldehydes)
PENDAHULUAN

• Senyawa terpenoid berasal dari molekul isoprena,


CH2=C(CH3)-CH=CH2, dan kerangka karbonnya dibangun
oleh dua atau lebih satuan unit isoprena (C5).
• Unit isopren disambungkan dengan kaidah yang paling
umum adalah kepala ke ekor ( isoprene rule).
• Carbon 1 is called the ‘head’ and carbon 4 is the ‘tail’.
TERPENOID

• Terpenoid dapat ditemukan pada tumbuhan tingkat


tinggi, tumbuhan lumut, alga, juga pada serangga
dan mikroba
• Terpenoid umumnya terdapat di dalam sitoplasma
sel tumbuhan, dalam sel kelenjar khusus pada
permukaan daun (minyak atrisi), di dalam daun dan
di dalam daun bunga (karotenoid).
• Umumnya larut dalam lemak, sehingga dapat
diekstraksi dengan pelarut: eter dan kloroform
Terpenoid dibagi ke dalam beberapa golongan berdasarkan jumlah gugus isopren (C5H8)n -nya

Jumlah
Jumlah
unit Golongan Jenis utama dan sumbernya Sifat
karbon
isopren
1 C5 Isoprena/ Dideteksi dalam daun Hamamelis japonica Mudah
Hemiterpenoid menguap
2 C10 Monoterpenoid Monoterpenoid dalam minyak atsiri tumbuhan Mudah
(menthol pada Mentha, limonene pada kulit jeruk) menguap
Monoterpenoid lakton (nepetalakton) tropolon (
Gymnospermae)
3 C15 Seskuiterpenoid Seskuiterpenoid dalam minyak atsiri (Artemisinin) Mudah
Seskuiterpenoid lakton (terutama dalam Compositae) menguap
Absisin (misalnya asam abisat)
4 C20 Diterpenoid Asam diterpen dalam damar tumbuhan : giberelin (misalnya Lebih sukar
asam giberelat) menguap
6 C30 Triterpenoid Sterol (misalnya sitosterol) Tidak menguap
Triterpena (misalnya β-amirin)
Saponin (misalnya yamogenin)
Glikosida jantung
8 C40 Tetraterpenoid Karotenoid (misalnya β-karoten, likopen) Tidak menguap
n Cn Poliisoprena Karet, misalnya dalam Hevca brasiliensis Tidak menguap
1. Monoterpenoid (C10)

• komponen utama dari minyak atsiri


• Terdiri dari dua unit isoprene (C10)
• Bersifat mudah menguap dan termolabil (terurai dengan pemanasan)

Monoterpenoid berdasarkan jumlah cincin/siklik :


Monoterpen asiklik Monoterpen monosiklik Monoterpen
Bisiklik
2. Seskuiterpenoid (C15)

 Tersusun dari 3 unit isopren (C15)


 Seskuiterpenoid terdapat sebagai komponen minyak
atsiri (Memberi aroma pada buah dan bunga)
 Beberapa kasus bersifat antimikroba dan insektisida
sehingga berpengaruh pada sistem pertahanan kimia
organisme penghasil.
 Seskuiterpenoid yang penting dari sudut farmasetik
adalah produk anti malaria artemisinin dari Artemisia
annua (The Qianghao plant), Asteraceae.
Seskuiterpenoid berdasarkan
jumlah cincin/siklik

• Seskuiterpen asiklik • Seskuiterpen monosiklik


Contoh: Farnesol Contoh: -bisabolene & zingiberena

-bisabolena

• Seskuiterpen bisiklik, dibagi


menjadi 2 jenis kerangka :
- naftalena (contoh: -kadinena)
- azulena (contoh: karotol) -kadinena
Ekstraksi Mono &
Seskuiterpen

• Teknik ekstraksi:
a. Destilasi
b. Pengepresan (u/ yg MA-nya >>)
c. Pelarut organik (eter, kloroform, dsb)
d. Enfleurasi/Enfleurage
IDENTIFIKASI (1)
1. KROMATOGRAFI GAS (GC/GC-MS)
• GC : untuk analisis kualitatif (waktu
retensi puncak), analisis kuantitatif (luas
area puncak).

• GC-MS : setelah terpisah, analisis


dilanjutkan dengan membandingkan
spektrum massa senyawa yang dianalisis
dengan spektrum massa pusat data yang
tersimpan pada alat.
IDENTIFIKASI (2)
2. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
• Fase Diam yang biasa digunakan plat silika gel GF254
• Fase gerak
– petroleum eter:etil asetat (berbagai perbandingan),
– toluena-etil asetat (93:7),
– benzena-kloroform (1:1), dan
– benzena-etil asetat (19:1).
• pereaksi penampak bercak :
– vanilin-H2SO4 (110 C selama 10 menit),
– larutan KMnO4 2,5%,
– antimon klorida dalam kloroform,
– asam sulfat,
– asam fosfomolibdat.
• Bercak diamati perubahan warnanya secara visible,
dihitung nilai Rf-nya, lalu dibandingkan dengan Rf
referensi.
CONTOH PEMERIKSAAN
MINYAK ATSIRI SECARA KLT

• Fase diam : silica gel GF 254


• Fase gerak : heksana : etil asetat
(96:4 v/v) pengembangan 2 x 10
cm (waktu pengeringan 6 menit)
• Deteksi : sinar UV 254 dan
disemprot dengan pereaksi
semprot vanillin_asam sulfat Hasil KLT ekstrak etanol cengkeh dengan
• Larutan percobaan : larutan peraksi semprot vanillin sulfat
minyak atsiri 1% dalam P = Pembanding terpineol
D = Ekstrak etanol daun cengkeh
toluene,totolkan 5 mikroliter
B = Ekstrak etanol bunga cengkeh
Anas, dkk, 2013
Aktivitas Stimulansia Ekstrak Etanol Bunga Dan Daun Cengkeh (Syzygium
Aromaticum (L) Merr. & Perry.) Pada Mencit Jantan Galur Swiss Beserta
Identifikasi Golongan Senyawa Aktifnya
EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI
NUTMEG (Myristica Fragrans)

serbuk biji
Didestilasi dengan air
pada suhu 100C

Minyak atsiri
Ditambahkan Natrium
sulfat anhidrat
Ditimbang, disimpan
pada suhu 4C

UJI KLT
Sistem KLT :
Fase diam = silika gel
Fase gerak = etil asetat: toluen (7:93)
Deteksi : vanilin-H2SO4
ISOLASI MYRISTICIN DARI
NUTMEG (Myristica Fragrans)
50 g serbuk biji Direfluks dengan 350 mL metanol 70% selama 8
jam, lalu disaring

residu filtrat
dipekatkan
Ekstrak metanol

Dilarutkan dalam eter,


Difraksinasi 3x dengan air dalam corong pisah

Fraksi air Fraksi eter

Dilarutkan dalam n-heksana,


Diekstrasi dengan metanol

Fraksi metanol Fraksi n-heksana

Uji KLT
Lanjutan ...
Fraksi n-heksana Sumber : Essam F. Al-Jumaily and
Maytham H. A. Al-Amiry. 2012.
Dilakukan pemisahan menggunakan metode KK dgn sistem : Extraction and Purification of
Terpenes from Nutmeg (myristica
Kolom = 2,5 x 21 cm
fragrans). Journal of Al-Nahrain
Fase diam = silika gel University, Vol.15 (3), September,
Fase gerak = n-heksana:benzena:etil asetat:metanol (1:1:1:1) 2012, pp.151-160

Fraksi Fraksi Fraksi Fraksi Fraksi


I II III IV V

Di deteksi keberadaan senyawa myristicin dengan KLT :


Fase diam = plat silika gel 60 F254
Fase gerak = n-heksana : kloroform (3:2)
Senyawa pembanding = myristicin
Deteksi : pereaksi semprot vanilin-H2SO4,

Positif  Fraksi II
3. Diterpenoid (C20)

• memiliki kerangka karbon C20 (berasal dari 4 satuan


isoprena).
• Karena titik didihnya yang tinggi --> TIDAK MUDAH
MENGUAP,
• Diterpenoid mencakup beberapa senyawa golongan
hormon tumbuhan yang dikenal sebagai giberelin.
• Tiga kelompok diterpenoid:
1. diterpen damar (asam abietat dan asam agatat)
2. diterpen racun/toksik (grayanatoksin terdapat pada
daun Rhododendron dan Kalmia)
3. giberelin (golongan hormon yang merangsang
pertumbuhan secara umum, yang terkenal: asam
giberelat)
TEKNIK PEMISAHAN
DITERPENOID
1. Teknik GC
2. TEKNIK KLT
• Misal : untuk pemisahan fitol dari isofitol, geranil-
linalool, dan fitil asetat digunakan:
fase diam = silika gel
fase gerak = n-heksana-etil asetat (17:3)
ATAU
fase diam = silika gel-AgNO3 (10:1)
fase gerak = petroleum eter
• Deteksi : H2SO4 pekat, pereaksi antimoni klorida, dan
KMnO4 0,2%.
4. Triterpenoid (C30)

• Adalah senyawa yang kerangka


karbonnya berasal dari enam satuan
isopren dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon C30
asiklik, yaitu skualena
• Kebanyakan berupa alkohol, aldehid
atau asam karbolsilat.
• Berupa senyawa
tanwarna/kecoklatan berbentuk
kristal, bertitik leleh tinggi, dan aktif
optik
Golongan TRITERPENOID
1. Triterpen sebenarnya
2. Steroid
3. Saponin
4. Glikosida jantung
 Saponin & Glikosida Jantung merupakan bentuk
Glikosida dari Terpenoid atau Steroid

Astuti et al, 2012


The Triterpenoid Saponin Frombinahong
[Anredera Cordifolia (Ten) Steenis] To
Potential Using As Antidiabetic Activity In
Animal Laboratory
Steroid  triterpenoid yang
kehilangan tiga gugus metil pada C-4
(2 gugus) dan pada C-14 (1 gugus) STEROID
 lebih polar
• Sterol adalah triterpen yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana
perhidrofenantren.
• Semua steroid alam mempunyai gugus hidroksi (-OH) pada C-3
• Sterol tumbuhan yang biasa disebut sebagai fitosetrol : sitosetrol,
stigmasterol, α-spinasterol (isomer stigmasterol pada bayam) dan
kampesterol
• sterol hewan : estron & estradiol (estrogen hewan), kolesterol (komponen
membran sel dan batu empedu), ekdison, aldosteron, testosteron
• Estron juga terdapat dalam biji kurma dan tepung sari, biji delima (kadar
lemah 4μg estron/kg jaringan)
IDENTIFIKASI NON-SPESIFIK

Salkowski’s test
 2mL sampel + 2mL CHCl3 + 2mL H2SO4 (perlahan
melalui dinding tabung)  2 fase,
 Fase Kloroform/batas antar fase : warna merah
(sterol) atau kuning (sterol termetilasi)
 Fase Kloroform/batas antar fase : warna coklat
kemerahan  Terpenoid
 Biru  Karoten

 2mL Ekstrak + 2mL CHCl3  dipanaskan hingga kering  + 2mL


H2SO4 pekat  dipanaskan (±2 menit)  Warna Abu-Abu
(Terpenoid)
Lieberman Burchard Test
• 2mL sampel + 2mL CHCl3 + 2mL H2SO4 + 2mL Asam Asetat
atau Asetat Anhidrat
• Perubahan warna pada lapisan kloroform (±5-30 menit) :
 warna hijau (Steroid/Karotenoid)
 perubahan warna dari ungu ke biru/hijau 
(Steroid/Karotenoid)
 Pink/kemerahan  ungu (secara perlahan)  biru  hijau
 warna biru, hijau, merah, atau orange akan berubah 
steroid
 Kuning : Sterol dengan Gugus metil pada C-14 dan gugus
tidak jenuh pada C-7
 Sterol (steroid) berperan sebagai alkohol sehingga dapat membentuk
kompleks warna dengan asam pekat yang memperpanjang ikatan
rangkap terkonjugasi dari cincin siklik  berlaku juga pada Terpen,
Karoten, Vitamin A. Levine & Richman,(1934) Liebermann-Burchard Reaction with Compounds
Containing Five-Membered Monoheterocyclic Rings
Identifikasi Glikosida Jantung

Keller-Killani test Trease and Evans, 1989, Pharmacognosy

• 2mL sampel + (2mL asam asetat glasial + 1 tetes FeCl3 2%)


+ 1 mL H2SO4
 terbentuk cincin coklat pada batas 2 fase (Gula dioksi
 Kardenolida/glikosida jantung)
 Terbentuk cincin ungu di bawah cincin coklat &
 cincin kehijauan dapat terbentuk sangat tipis di lapisan
asetat

Siti-Syarifah & Nurhanan-Murni, 2018,


Therapeutic potential of cardiac glycosides against cancer
IDENTIFIKASI (Spesifik)
GOLONGAN TRITERPENOID

• Bentuk glikosidanya di-Hidrolisis dengan asam → untuk


membebaskan aglikon (jika ada glikosida).
• Metode KLT :
– fase diam = silika gel,
– fase gerak = heksana:etil asetat ( 1:1) dan
kloroform:metanol (10:1),
• Pereaksi Semprot Libermann-Burchard
 1 mL asam sulfat pekat + 20 mL asam asetat anhidrat +
50 mL kloroform
 Plat dipanaskan pada suhu 85-90C selama 15 menit
 Sejumlah warna akan terbentuk dengan GOLONGAN
triterpenoid yang berbeda
PEREAKSI SEMPROT KLT SENYAWA
TRITERPENOID DAN STEROID
1. p-Anisaldehyde/Sulfuric Acid:
 0.5 mL p-anisaldehyde dalam 50 mL asam asetat glasial dan 1 mL asam
sulfat 97%
 Plat dipanaskan 105oC.

Present In Ethanolic Extract Of Acokanthera schimperi Leaves By High-


Chromatographic Fingerprinting Analysis Of Secondary Metabolites
 Bercak Steroids berwarna violet, biru, merah, abu-abu, atau hijau.
2. Antimony (III) Chloride (Pereaksi Carr-Price)

performance Thin-layer Chromatography Technique


 25 g Antimon Klorida dalam 75 mL CHCl3
 Plat dipanaskan 100oC selama 10 menit.
 Bercak warna yang berbeda (UV 366nm)
 steroids, sapogenins, dan
(biru/hijau - merah) glikosida steroid

Chaithanya et al, 2018


3. Asam Sulfat 10%
 Plat dipanaskan 100oC selama 10 menit
 Bercak berwarna yang muncul  Ecdysteroids
PEREAKSI SEMPROT KLT SENYAWA
TRITERPENOID DAN STEROID

4. Asam fosfo-tungstat
 20% Asam fosfo-tungstat dalam etanol
 Plat dipanaskan 100oC selama 5-10 menit
 Bercak merah  cholesterol, cholesterol esters, sterols, and steroids
5. Asam Fosfat
 1:1 (v/v) 85% asam fosfat dan air
 Plat dipanaskan 120oC selama 10–15 menit
 Bercak yang nampak pada UV & visible  Sterols, steroids, dan
asam empedu
6. p-Phenylenediamine/Phthalic Acid:
 0.9 g p-phenylenediamine dan 1.6 g asam ftalat dalam 100 mL
butanol jenuh air
 Plat dipanaskan 100-110oC
 Bercak oranye/kuning  3-ketosteroids terkonjugasi
Identifikasi Glikosida Jantung

7. Tetranitrodiphenyl
 Semprot dengan Larutan 1 :
 2,3’,4,4’-tetranitrodiphenyl jenuh dalam toluene
 Plat dikeringkan pada suhu ruang
 Semprot dengan Larutan 2 :
 10% KOH dalam 50% metanol dalam air).
 Bercak biru  Glikosida jantung
8. Trichloroacetic Acid (TCA)
 25% TCA in CHCl3  steroids
 1% TCA in CHCl3  vitamin D
 3.3 g TCA dalam 10 mL CHCl3 + 1–2 tetes H2O2  glikosida jantung
 Plat dipanaskan 120oC selama 5-10 menit
 Bercak terlihat pada sinar tampak & UV
IDENTIFIKASI
FITOSTEROL

• Cara KLT dan KG fitosterol serupa dengan cara untuk


triterpenoid
• Sitosterol, kolesterol dan stigmasterol tidak mudah
dipisahkan bila berada bersama-sama,
dikromatografi sebagai asetat dengan pengembang
heksan:eter (97:3)selama 2 jam
• Untuk memisahkan sterol umum dari turunan
dihidronya (misalnya sitosterol dari sitostanol)
diperlukan KLT perak nitrat.
IDENTIFIKASI
ESTROGEN

• dalam jaringan tumbuhan digunakan kromatografi


kolom dengan alumina
• KLT dengan FG :
1. sikloheksan-etil asetat (1:1)
2. metilen diklorida-aseton (7:3)
disemprot dengan H2SO4 50% dan dipanaskan
estron menunjukkan warna jingga yang khas dan
dengan UV berfluoresensi hijau
5. Tetraterpenoid (C40)

• Anggota golongan ini kadang disebut dengan karoten atau


karotenoid.
• Karotenoid merupakan pigmen warna yang larut dalam lipid
• Pada tumbuhan karetenoid mempunyai dua fungsi :
1.Pigmen pembantu dalam fotosintesa
2.Pewarna dalam bunga dan buah
• Karotenoid yang terkenal adalah hidrokarbon tak jenuh turunan
likopena atau likopena teroksigenasi yang dikenal sebagai xanthofil.
– -karoten : memberi warna jingga pada wortel (Daucus carota)
– Likopen : warna merah terang pada tomat (Lycopersicon anuum)
– Kapsantin : warna merah pada cabai (Capsicum anuum)
Contoh Tetraterpenoid
Ekstraksi tetraterpenoid

• Ekstraksi karotenoid:
Jaringan tumbuhan segar + air
diekstraksi dengan heksan  terbentuk
2 lapisan
Ekstrak heksan diuapkan pada tekanan
dan suhu rendah dibawah 35 C.
• Identifikasi LIKOPEN
KLT dengan FG Eter:Dietil eter (1:1)
warna jingga  Likopen
Cahyani, 2018,
Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Tween 80 Dan Span 80 Terhadap Sifat Fisik Nanoemulsi Ekstrak Bercak Likopen Buah Semangka
Likopen Buah Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai)) (Rf 0,9)
6. Politerpenoid (C5)n

Contoh :
Fragmen yang terikat dengan kuinon dari jalur sikimat :
• Ubikuinon dengan rantai samping C40-C50
• Plastokuinon dengan rantai samping umumnya C45
• Menakuinon dengan rantai samping hingga C65

Poli-isoprene lebih Panjang ditemukan pada polimer alami :


• Karet (Hevea brasiliensis)
• Gutta percha (Palaqium gutta)

Anda mungkin juga menyukai