Anda di halaman 1dari 4

TP DIURETIK

SOAL
1. Jelaskan pada pasien dengan kondisi seperti apa yang tepat
diberikan untuk setiap golongan obat diuretik ( contoh golongan
loop diuretik lebih tepat untuk pasien) beserta alasanya
2. Mekanisme obat diuretik dalam menurunkan edema (2 lit)
3. Interaksi antara obat diabetes dengan obat diuretik dan efek
samping yang terjadi jika digunakan bersama (2 lit)
4. Jelaskan hubungan obat diuretik dengan hipertensi dan jelaskan
mekanisme yang terjadi
jawaban
1. Diuretika golongan tiazid digunakan untuk mengurangi edema
akibat gagal jantung dan dengan dosis yang lebih rendah, untuk
menurunkan tekanan darah.

Diuretika kuat digunakan untuk edema paru akibat gagal jantung


ventrikel kiri dan pada pasien dengan gagal jantung kronik.

Kombinasi diuretika dapat efektif untuk edema yang resisten


terhadap pengobatan dengan diuretika tunggal . Misalnya,
diuretika kuat dapat dikombinasi dengan diuretika hemat kalium.
Diuresis yang hebat terutama oleh diuretika kuat dapat
menyebabkan hipotensi akut; oleh karena itu, harus dihindari
berkurangnya volume plasma yang terlalu cepat.

Pasien lanjut usia. Diuretika sering kali diresepkan secara


berlebihan. Sebaiknya digunakan dosis awal yang rendah pada
pasien lansia karena rentan terhadap efek samping golongan obat
ini. Dosis harus disesuaikan menurut fungsi ginjal. Diuretika
sebaiknya tidak digunakan terus-menerus dalam jangka panjang
untuk mengobati edema kaki yang ringan (yang biasanya akan
memberikan respon terhadap bertambahnya gerakan, mengangkat
kaki atau dengan memakai kaos kaki pendukung).

Kehilangan kalium. Hipokalemia dapat terjadi pada penggunaan


diuretika golongan tiazid maupun diuretika kuat. Risiko
hipokalemia lebih bergantung pada lamanya kerja juga potensinya
sehingga efek hipokalemia tiazid lebih besar daripada diuretika
kuat dengan potensi yang sama. Hipokalemia akan berbahaya pada
penyakit arteri koroner yang berat dan pada pasien yang juga
sedang diobati dengan glikosida jantung. Seringkali penggunaan
diuretika hemat kalium tidak boleh disertai suplemen kalium.

Pada gagal hati, hipokalemia yang disebabkan oleh diuretika dapat


mencetuskan ensefalopati, terutama pada sirosis alkoholik.
Diuretika mungkin juga meningkatkan risiko hipomagnesemia
pada sirosis alkoholik, dan menimbulkan aritmia.

2. - Mekanisme kerja diuretik dalam menurunkan tekanan darah


dengan mengekskresi cairan dan elektrolit melalui ginjal sehingga
menyebabka penurunan volume darah yang berefek pada
penurunan cardiac output. Penurunan cardiac output akan
menyebabkan penurunan tekanan darah. Penggunaan bersama
dengan NSAID (Non Steroid Anti Inflamasi Drug) dapat
menurunkan efek dari diuretik (Rudnick, 2001).
- Obat diuretik digolongkan menjadi tiga, yaitudiuretik thiazide
(hidroclorthiazide/HCT), diuretik kuat (furosemide), dan diuretik
hemat kalium (spironolakton). Diuretik thiazid, misalnya
bendrofluazid banyak digunakan untuk pasien gagal jantung
ringan atau sedang dan digunakan untuk hipertensi dalam bentuk
tunggal untuk pengobatan hipertensi ringan ataudikombinasi
dengan obat lain untuk pengobatan hipertensi berat. Diberikan
dengan dosis 2,5 mg pada pagi hari (BPOM, 2008)
- Furosemide bekerja pada bagian segmen tebal pars asendens
lengkung henle dengan menghambat kotransporter Na+/K+/Cl-
(disebut NKCC2) pada membran luminal tubulus. Kerja NKCC2
mereabsorpsi ketiga elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Paska
reabsorpsi via NKCC2, kadar ion K+ berlebihan di dalam sel
sehingga ion kalium berdifusi kembali ke lumen tubular. Hal ini
memicu reabsorpsi kation (Mg2+, Ca2+) ke dalam cairan
interstisial via jalur paraselular. Akibatnya pemberian furosemide
akan menghambat reabsorpsi natrium, kalium, dan klorida.
3. - Interaksi selanjutnya antara metformin dengan furosemid.
Interaksi yang terjadi ialah interaksi farmakokinetik. Furosemid
merupakan suatu diuretik yang dapat mengobati hipertensi. Ketika
digunakan secara bersamaan, furosemid akan meningkatkan kadar
metformin di dalam darah sehingga menyebabkan hipoglikemia,
sedangkan metformin dapat menurunkan kada furosemid.
Furosemid dan metformiD diekskresi di tubular ginjal sehingga
bersaing di sistem transportasi umum tubular yang menyebabkan
kadar dari metformin meningkat (Tatro, 2014)
- Interaksi selanjutnya antara metformin dengan furosemid.
Interaksi yang terjadi ialah interaksi farmakokinetik. Furosemid
merupakan suatu diuretik yang dapat mengobati hipertensi.
Ketika digunakan secara bersamaan, furosemid akan
meningkatkan kadar metformin di dalam darah sehingga
menyebabkan hipoglikemia, sedangkan metformin dapat
menurunkan kadar furosemid. Furosemid dan metformin
diekskresi di tubular ginjal sehingga bersaing di sistem
transportasi umum tubular yang menyebabkan kadar dari
metformin meningkat Dan Interaksiyang terjadi masuk dalam
tingkat keparahan moderat. Artinya, efek dari interaksi obat dapat
memperburuk kondisi pasien sehingga sangat perlu monitoring
kadar gula darah secara teratur dan pemberian obat secara
berjarak antara metformin dengan furosemid agar meminimalisir
terjadinya hipoglikemia. (Nurlaelah, 2015)
4. Diuretik dapat digunakan dalam terapi obat lini pertama untuk
hipertensi, kecuali jika terdapat alasan yang memaksa pemilihan
agen lain. Di antaranya ada beberapa klasifikasi dari diuretik yaitu
: diuretik tiazid,loop diuretik, dan diuretik hemat kalium. Diuretik
lebih unggul dibandingkan penghambat-β untuk mengobati
hipertensi
Dengan mekanisme Kerja dari diuretik tiazid seperti
hydrochlorothiazide, awalnya menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan asupan natrium dan ekskresi air. Terapi jangka-
lama, volume plasma mendekati nilai normal, tetapi resisten perifer
menurun. Diuretik hemat-kalium sering kali dikombinasikan
dengan tiazid (Finkel et al., 2013

DAPUS
Sam R, Pearce D, Ives HE. Diuretic agents. In : Katzung BG,
Trevor AJ. Basic and Clinical Pharmacology, 13th ed. 2015.
McGraw Hill. p, 252-4.

Pionas. 2015. diuretika. Pusat Informasi Obat Nasional, Badan


POM RI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai