Mujahidah.
***
Entahlah, ana belum begitu faham. Untuk apa Allah Ta’ala menghadirkan
antum ke dalam kehidupan ana, setelah kurang lebih satu tahun silam
ana bertemu antum di munaqasyah FL.
Tapi, apapun rencana Allah Ta’ala disebalik itu semua, ana wajib menjadi
hamba Allah Ta’ala yang bersyukur. Bahkan ana harus punya pabrik
syukur. Saking banyaknya nikmat Allah Ta’ala yang terus dilimpahkan ke
dalam hidup ana.
Ana juga sangat berterimakasih sama antum karena telah menjadi jalan
ana mendapatkan cahaya dari-Nya. Bisa jadi kehadiran antum
dikehidupan ana hanya untuk itu. Sejak antum menyapa kehidupan ana
beberapa bulan yang lalu, ana mendapatkan banyak pelajaran-pelajaran
berharga. Semoga antum senantiasa berda dalam penjagaan Allah Ta’ala.
Kemaren ba’da isya, ana sama umi sudah banyak berbincang mengenai
masalah ini. Dan pada akhirnya ana cerita deh ke umi tentang apa yg
selama ini ana sembunyikan dari beliau. Alhamdulillah umi banyak
memberikan nasihat-nasihat ke ana.
***
Awalnya ana begitu yakin bahwa ini benar. Meskipun sebenarnya ketika
ana masih duduk di bangku SMA, sempat terlintas keraguan mengenai apa
yang ana yakini. Tapi, ana tak begitu menghiraukannya.
Sertelah lulus SMA ana beberapa kali bertanya ke kakak ana yang anak ke
lima. Ana menanyakan dari sisi syahadatnya. Kakak ana sempat juga
sebenarnya bertanya-tanya tentang itu. Tapi kami berfikir mungkin karena
kami belum faham aja.
Nah, pas ana ta’aruf sama antum dan ana merasa kalau antum adalah
orang yang in syaa a Allah amanah, barulah ana bisa sedikit terbuka. Ana
minta bantuan kakak ana karena ana berfikir mungkin kalau sama kakak
ana antum bakal faham. Semoga aja antum bisa satu pemahaman sama
ana.
***
Hari bergilir musim bergulir. Setelah antum bertemu kakak ana dan
memutuskan untuk tidak melanjutkan proses ta’aruf, ana sedih karena
antum tidak menerima ajakan kakak ana. Mungkin karena belum
mendapat hidayah. Fikir ana kala itu.
***
Tidak lama setelah itu, kakak ana menawarkan ikhwan kepada ana. Tapi
ana tidak bisa menerima begitu saja. Pokonya ana gamau. Soalnya susah
banget ada ikhwan yang satu keyakinan dengan ana yang pas dengan
kriteria. Seorang penghafal qur’an aja langka banget. Kan membingungkan.
Jadi kenapa orang-orang yang menurut ana baik agama dan akhlak nya,
tidak satu pemahaman sama ana. Apa yang salah? Apa mereka yang belum
dapat hidayah atau… jangan-jangan…
***
Ooo , ana harus mempelajari tentang ini. Pokonya harus. Apa yang ragu
harus segera menjadi yakin. Apa yang samar harus menjadi jelas.
***
***
Kang az, ana ingin mengajak kembali keluarga ana-terutama ke dua orang
tua- agar kembali ke jalan yang benar, kembali kepada pemahaman yang
diajarkan Rasul. Ana berharap keluarga ana bisa menerima. Tapi ana
tidak tahu apakah ana akan menemukan ujung dari perjuangan ini atau
tidak. Mohon do’akan ana, juga keluarga ana. Dan ana mohon do’anya juga
semoga orang-orang yang menganggap dirinya berada dalam kebenaran
padahal tidak, Allah tunjukkan mereka ke jalan yang lurus.
Jadi kang az, ketika antum menemukan seorang akhwat yang shalihah,
yang antum ridhoi agama dan akhlak nya. Antum harus langsung maju.
Kalau belum ada, carilah ia. Karena pendamping hidup adalah ia yang
akan setiap hari kau lihat. Ia yang akan menjadi teman diskusimu. Ia yang
akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anakmu. Ketika kau
menemukannya, pegang eratlah ia dan jangan pernah kau lepaskan.
Dan…
Do’ain aku juga ya biar segera dipertemukan dengan suami yang shaleh.
Semoga Allah Ta’ala menguatkan ana di jalan ini. Jalan yang panjang
tempuhannya. Sedikit kawanannya. Dan banyak timpaannya.
Jika tak mampu, semoga ana tetap maju meski merangkak nyalang.
Yang penting ana tidak boleh berbalik ke belakang apapu yang terjadi.
***
Alhamdulillah